MATERI DAN METODE
1 Lokasi Penelitian
Kokap I1 mempunyai wilayah kerja dua desa dan 23 dusun, yaitu desa Hargotirto dan Hargowilis. Batas-batas wilayah kerjanya : bagian barat berbatasan dengan Desa Kalirejo (Puskesmas Kaligesing Purworejo) dan Desa Duren Sari (Kec. Bagelen Purworejo). Bagian utara Kec. Girimulyo, sebelah selatan dan timur Kec. Pengasih (Kulonprogo). Jumlah penduduk tahun 1999 adalah 15.40 1 jiwa, daerahnya merupakan pegunungan dengan ketinggian 300 meter sampai dengan 1000 meter dari permukaan air laut. Sebagian wilayah (bagian selatan) merupakan tepian waduk Sermo. Desa Hargotirto terdiri dari 14 dusun yang merupakan daerah High Case Incidence dan dilalui oleh sungai-sungai antara lain Sungai Serang, Sungai Menguri, Sungai Sungapan dan Sungai Crangah-tentunya pada kondisi curah hujan rendah disepanjang sungai tersebut banyak terdapat kubangan yang merupakan tempat perindukan potensial.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Hargotirto, merupakan daerah endemis malaria di Kabupaten Kulonprogo. Pemilihan lokasi daerah penelitian didasarkan atas pertimbangan antara lain : a) Merupakan daerah endemis malaria sampai saat ini kejadian kasus tinggi, b) Telah terjadi
KLB
malaria pada tahun 1999 pada desa-desa, c) Mempunyai permasalahan dalam pemberantasan malaria dan vektomya, d)' Mempunyai pencatatan dan pelaporan program P2 malaria cukup lengkap dan teratur sekurang-kurangnya selama empat tahun terakhir, yaitu tahun 1997 sarnpai dengan 2000 (Gambar 1,2, ).- - - - . , - +
-
: Batas Kecamatan- - -
- - -
= : Batas Desa: Batas Dusu~i
1
: Daeral: yang ditclitiI I
Garnbar 1 Peta desa Hargotirto Kecamatan KokapI1
Kabupaten Kulonprogo,Kab. Magelang A- - %-
.+-
-;+,-v- .-A?- > ,*--++
\'\
".
..,s14.
1',
\-'-
/ , * - f-- .*-.n t
D I., \ r ' \ \ . i A ' , - 7 ---
.
,. 'a
' 8 0 4. , D 6' i - - a * e - -.
':......;
8 Punverejo- -
1 ... " 2 ,.. ..-!, T . + - - . . ..
; 0 i b -.. \ x 'a
'.,
'! w . 4-- , ' b i 0 :---.
Z 4.
.
' 0 7 . s ..
i ..' I...)C'
P -1,' ,fl*'--l-.-....
: / \.'
\ ,A t / /'.
.
f i * Kab. Sleman rr D , 0 \A'\
\ 4 8 . , 0 1A
0 A . I'(
i
3 I X r/' 7 ,/-
F' 'P
'\ I' 0..
--.-.-..
f ,' ! %'-.
\L ''.
..-+
f--
4 , Jf v --.
*'.
i'
\ % *--
.
1..
t X "..
.-J Z 4. 2, Keterangan : .L 1. Puskesmas Samigaluh I1_
,.
+.
-+.
+ , +,+,
%I2. Puskesmas Giri Mulyo I1
3. Puskesmas Kokap I1 4. Puskesmas Kokap I 5. Puskesmas Loano I1 6 . Puskeinas Kaligesing 2 7. Puskesmas Bagalen I1 8. Puskesmas Kalibawang --. - -- - - -
An. acunif~~s C1
I
An. nnacnfatus7
An. balabaccnskI
I
Gambar 2 Penyebaran vektor malaria di wilayah Puskesmas perbatasan antaraPunvwjo dengan Kab. Kulonprogo
2 Metode Penelitian
Secara garis besar penelitian ini dilakukan dalam dua kegiatan yaitu :
1. Penangkapan nyamuk 2. Wawancara 2.1 Penangkapan Nyamuk
Penangkapan nyamuk dilakukan dengan tujuh belas kali ulangan, dan kegiatan penelitian dilakukan melalui penangkapan nyamuk umpan manusia, penangkapan nyamuk hinggap di dinding rumah pada malam hari, penangkapan nyamuk di sekitar kandang ternak pada malam hari, semua semua nyamuk yang tertangkap diidentifikasi dan di bedah untuk mengetahui ada tidaknya sporozoit, untuk n~engetahui ada tidaknya ookista dan untuk inengetahui nyamuk sudah bertelur atau belum pernah bertelur. Selama penelitian dilakukan pengukuran suhu dan pengukuran kelembaban. Metode kerja yang digunakan berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO 1975) dengan rincian kerja sebagai berikut :
2.1.1 Kepadatan Populasi Nyamuk a. Umpan manusia :
Penangkap berlaku sebagai pengumpan, dengan menggunakan aspirator dan senter. Bila ada nyamuk yang hinggap atau menggigit di kaki ditangkap dengan aspirator yang selanjutnya dimasukkan ke dalam gelas kertas yang bagian atasnya ditutup kain kasa yang diikat dengan karet gelang. Hasil penangkapan dipisahkan setiap jam penangkapan. Penangkapan dimulai pukul 18.00 sampai pukul 06.00, tiap jam aktif menangkap selama 40 menit. Jumlah umpdpenangkap
sebanyak enam orang, tiga orang menangkap didalam nunah dan tiga orang menangkap di luar rumah pada tiga nunah yang berbeda. Kegiatan dilakukan 17 kali, sekali tiap 10 hari. (Gambar 3).
2.1.2 Penangkapan Nyamuk Yang Hinggap Di Dinding Rumah Pada Malam Hari
Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui apakah nyamuk hinggap di dinding dalam rumah sewabu mencari darah.
Penangkapan dilakukan dengan menggunakan aspirator dan senter oleh enam orang di rumah yang berbeda, dimulai pukul 18.00 sampai puku106.00. Tiap jam aktif menangkap selama 10 menit. Nyamuk yang tertangkap dimasukkan ke dalam gelas kertas yang bagian atasnya ditutup kain kasa yang diikat dengan karet gelang dan selanjutnya dipisahkan sesuai kondisi perut (perut kosong, perut penuh darah, setengah penuh dengan telur dan penuh dengan telur). Kegiatan ini lakukan 17 kali, sekali tiap 10 hari (Gambar 4).
Gambar 3 Manusia sebagai umpan nyamuk ,-- Atzophrlrs
2.1.3 Penangkapan nyamuk disekitar kandang pada malam hari :
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui apakah nyamuk tertarik atau senang terhadap ternak yang terdapat di sekitar penduduk.
Penangkapan dilakukan dengan menggunakan aspirator dan senter, oleh tiga orang disekitar kandanglternak, climulai pukul 18.00 sampai pukul06.00. Tiap jam aktif menangkap selama 10 menit. Nyarnuk yang tertangkap dimasukkan ke dalam gelas kertas yang bagian atasnya ditutup kain kasa yang diikat dengan karet gelang dan selanjutnya dipisahkan sesuai kondisi perutnya. Kegiatan ini dilakukan 17 kali sekali tiap 10 hari (Gambar 5a, 5b).
Gambar 5. a Penangkapan nyamuk Anopheles di sekitar kandang sapi pada malam
hari
h
-
vGambar 5. b Penangalcapan nyaulun / ~ n u ~ n r l e s di sekitar kandang kambiig pada malam hari
2.1.4 Identifikasi Nyamuk
Seluruh nyamuk hasil penangkapan dengan masing-masing cara penangkapan dibunuh dengan kloroform yang diteteskan pada kapas.
Identifikasi dilakukan dengan menggunakan mikroskop stereo dan
berdasaskan kunci dari Reid (1%8), DEPKES (1984). O'Connm dan Soepanto (1 979) (Gambar 6).
Gambar6 Peneliti sedang
melakukan
idmtifikasidan
pembedahan nyamuk2.1.5 Pembedahan Nyamuk
Pembedahan dilakukan terhadap seluruh spesimen nyamuk
An. balabacensis dan An. maculatus tertangkap yang paling banyak atau
species nyamuk yang dominan.
Pembedahan dilakukan langsung setelah nyamuk dibunuh dengan kloroform dan diidentifikasi. Nyamuk yang akan di bedah diletakkan di atas setitik air pada kaca benda kemusian , pembedahan dilakukan dibawah mikroskop stereo dengan menggunakan jarum.
a. Pembedahan kelenjar ludah, dengan jarum ditangan kiri bagian dada nyamuk ditusuk sambil di tallan agar nyamuk tidak tergeser dari air. Dengan jarum di tangan kanan bagian kepala nyamuk di tusuk dan ditarik perlahan-lahan agar kepala terpisah dari dada dan kelenjar ludah nyamuk keluar. Setelah kelenjar ludah nyamuk keluar maka kelenjar ludah dipisahkan dari bagian-bagian lain dan dibiarkan tetap tinggal di atas kaca benda untuk diperiksa ada atau tidak adanya sporosoit. Bila ada sporosoitnya maka tiiawetkan dengan menggunakan pewarnaan giemsa, seperti pewarnm Giernsa 5%. b. Dengan jarum di tangan kiri bagian dada nyamuk ditusuk dan
ditahan, dengan jarum ditangan kanan unjung abdomen nyarnuk ditusuk dan ditarik perlahan-lahan sehingga ujmg abdomen nyamuk terbawa keluar untuk pemeriksaan adanya ookista dan pemeriksaan parous dan nulliparous.
2.1.6 Perhitungan Besarnya Populasi Nyamuk
Nyamuk dewasa yang tertangkap dihitung angka padat populasinya, angka kelimpahan nisbi, frekuensi tertangkap dan angka dominasinya.
Angka padat populasi adalah jurnlah individu tiap species yang tertangkap per malam dengan cara penangkapan tertentu. Untuk penangkapan dengan umpan manusia angka padat populasi dihitung dengan jumlah individu tiap species nyamuk yang tertangkap dibagi hasil perkalian jumlah jam penangkapan.
Untuk penangkapan di dinding angka padat populasi adalah jumlah individu tiap species yang tertangkap per penangkap per jam.
Kelimpahan nisbi adalah presentase jumlah individu tiap species nyamuk terhadap jumlah seluruh individu yang tertangkap selama penelitian dengan menggunakan cara penangkapan tertentu. Kelimpahan nisbi dzpat dibagi dalam
5
kategori yaitu : (1). Sangat rendah (kurang dari 1 , (2). Rendah (1% sarnpai lo%), (3). Sedang (diatas 10% sampai 20%), (4). Tinggi (diatas 20% sampai 30%). (5). Sangat tinggi (diatas 30%).Frekuensi tertangkap adalah proporsi penangkapan yang berisi species tertentu terhadap seluruh penangkapan. Angka dominasi adalah perkalian afitara fiekuensi dengan angka kelimpahan nisbi suatu species nyamuk tertentu.
2.1.7 Parameter yang Diukur
a. Angka kelimpahan nisbi, yaitu :
Jumlah nyamuk yang tertangkap tiap spesies dengan cara penangkapan tertentu
X 100%
Jumlah nyamuk yang tertangkap dengan cara penangkapan tertentu.
Untuk tiap spesies nyamuk b. Frekuensi tertangkap, yaitu :
Jumlah penangkapan yang berisi spesies tertentu
X
100%Jumlah seluruh penangkapan dengan cara yang sama untuk tiap spesies nyamuk.
c. Angka dominasi, yaitu :
Frekuensi tertangkap x angka kelimpahan nisbi untuk setiap spesies nyamuk.
d. Parity rate
Jumlah nyamuk paraous
X
100 % Jumlah nyamuk yang diperiksa ovariumnya(DEPKES 1986)
e. Angka gigitan nyamuk berumpan orang (man biting rate) yaitu:
a x b c x d x e
a = jumlah nyamuk yang tertangkap tiap spesies dengan umpan orang.
b = 60 menit dibagi dengan keaktifan menangkap setiap jam (menit).
c = jumlah pengumpan
d = jumlah jam penangkapan per hari e = jumlah hari penangkapan
f. Umur Nyamuk
Peluang hidup nyamuk setiap hari ( p ) ( DEPKES 1987 )
Keterangan p = Peluang hidup nyamuk setiap hari
A = Siklus gonotropik (mulai menghisap darah sampai bertelur) dalam hari
B = Proporsi parous nyamuk
Perkiraan umur nyamuk = 1
-
logeP Log e = bilangan tertentu2.2 Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner (dafiar pertanyaan) yang telah dipersiapkan sebelumnya (lampiran 12). Pembuatan kuesioner ditujukan untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survai (Gambar 7). Mengingat terbatasnya masalah yang dapat ditanyakan dalam kuseioner maka pertanyaan-pertanyaan diusahaka. langsung berkaitan dengan tujuan penelitian. Kuesioner dalam penelitian ini dibagi dalam iima kelompok pertanyaan yaitu :
a. Menyangkut identitas, pendidikan, kondisi rumah clan pekerjaan responden. b. Menyangkut pengetahuan responden tentang penyakit malaria.
c. Menyangkut persepsi responden tentang program pengendalian vaktor malaria.
e. Menyangkut sikap clan perilaku yang mendukung penularan malaria.
Responden yang diwawancarai hanyalah Bapak atau Ibu rumah tangga
saja, ha1 ini dilakukan dengan anggapan bahwa Bapak dan Ibu rumah tanggalah
yang paling berperan dalam memelihara kesehatan anggota keluarga. Wawancara
dilakukan dengan mendatangi m a h masing-masing pada waktu-waktu yang
tidak sibuk atau waktu istirahat. Pewancara adalah penulis dan dibantu oleh dua orang, satu orang petugas kesehatan dan satu orang lagi pemuka atau tokoh masyarakat setempat.
2.2.1 Populasi, Penarikan Sampel dan Ukuran Sampel
Populasi dalam penelitian ini meliputi semua kepala keluarga yang terdapat di Desa Hargotirto. Penarikan sampel dari populasi dilakukan secara sisternatik random. Desa Hargotirto dibagi menjadi 4 blok, pembagian blok ini berdasarkan endemisitas. Penarikan sampel dari setiap blok dilakukan dengan penarikan acak sederhana.
Ukuran sampel yang diambil 10% dari jumlah kepala keluarga dan hasilnya, untuk blok I yaitu 93 kepala keluarga, blok I1 yaitu 114 kepala keluarga dan blok I11 128 kepala keluarga. Blok
N
= 49 kepala keluarga. Jumlah semua responden adalah 384 kepala keluarga. (Sujana 199 1 Lampiran 1 1).Pengambilan sampel ini dianggap sudah mewakili semua populasi, karena ditinjau dari sudut epidemiologi malaria, masyarakat Desa Hargotirto termasuk homogen. Idealnya mernang semua kepala keluarga dijadikan sampel, tetapi mengingat dana, waktu
dan
tenaga yang terbatas maka penulis menentukan ukuran sampel seperti cara tersebut di atas.2.2.2 Variabel Penelitian
Variabel tidak bebas (dependent variabel) dalam penelitian ini adalah persepsi dan partisipasi masyarakat. Sedangkan variabel bebas (independen variabel) adalah pendidikan, pengetahuan dan status ekonomi masyarakat. Status ekonomi diukur dari kondisi rumah masyarakat.
2.2.3 Definisi Operasional, Penilaian dan Hipotesa a Persepsi masyarakat
Persepsi masyarakat adalah kesiapan mental masyarakat untuk menerima atau menolak program pengendalian vektor malaria. Persepsi masyarakat diukur dengan skala Likert, satu pernyataan dengan jawaban berjenjang tiga (setuju, ragu-ragu dan tidak setuju). Hal ini dilakukan mengingat responden adalah masyarakat pedesaan.
Pada penelitian ini, jawaban "setuju" diberi nilai 3, "ragu-ragu" diberi nilai 2 dan "tidak setuju" diberi nilai 1, untuk pertanyaan positif. Sedangkan untuk pertanyaan negaif, jawaban "setuju" diberi nilai 1. "rap-rap" diberi nilai 2 dan " tidak setuju" diberi nilai 3.
b Partisipasi masyarakat
Partisipasi masyarakat yaitu keikutsertzian atau usaha-usaha yang dilakukan masyarakat untuk mencegah penyakit malaria. Partisipasi masyarakat diukur dengan mengajukan 10 pertanyaan, pertanyaan disusun mengikuti pola penyusunan pertanyaan obyektif dengan dua jawaban, yaitu "yaw dan "tidak". Untuk jawaban "yam diberi nilai 1 dan "tidak" diberi nilai 0
untuk pertanyaan positif dan sebaliknya untuk pertmyaan positif dan sebaliknya untuk pertanyaan negatif.
_
..
c Pengetahuan mayarakat
Pengetahuan masyarakat yaitu sejauh mana masyarakat mengetahui tentang penyakit malaria dan penularannya. Pengetahuan masyarakat diukur dengan inelakukan pertanyaan sebanyak 13 soal. Pertanyaan pengetahuan
disusun mengikuti pola penyusunan pertanyaan tipe obyektif pilihan berganda (multiple choise). Untuk setiap pertayaan hanya ada satu jawaban yang benar, jawaban yang "benar" diberi nilai 1 dan jawaban yang "salah" diberi nilai 0.
d Pendidikan masyarakat
Penddikan masyarakat yaitu pendidikan formal yang pemah diikuti atau ditempuh masyarakat, seperti SD dan sederajat, SMP dan sederajat, SMA dan sederajat atau perguruan tinggi. Pendidikan diukur berdasarkan jurnlah tahun yang diperlukan secara normal sampai jenjang atau kelas yang dicapai oleh masyarakat, untuk "1 tahun" diberi nilai 1. sebagai contoh, seorang responden pemah mengikuti pendidikan sarnpai kelas 2 SMP maka nilai yang diberikan adalah 8.
e Status ekonomi masyarakat
Masyarakat Desa Hargotirto umumnya penduduk asli desa tersebut dan jarang pendatang yang berrnukiman. Kondisi nunah beragam dari nunah yang terbuat dari bilik, papan dan tembok. Penentuan status ekonomi diukur dari kondisi rumah di Desa Hargotirto dibagi menjadi lima kategori sebagai berikut :
1 Rumah sangat bagus diberi nilai 6. kategorinya yaitu :
Rumah terbuat dari tembok, mempunyai televisi dan radio, tiga kamar tidur atau lebih dan semua kamar tidur memiliki jendela.
2 Rumah bagus diberi nilai 5. kategorinya yaitu :
Rumah tersebut dari tembok, mempunyai televisi dan radio, dua karnar tidur dan masing-masing mempunyai jendela.
3 Rumah sedang diberi nilai 4. kategorinya yaitu :
Rumah setengah tembok, mempunyai televis atau radio, kamar tidur
clan hanya ada saja.
4 Rumah sederhana diberi nilai 3. kategorinya yaitu :
Rumah tersebut dari papan, mempunyai kamar tidur
dan
hanya adatelevisi atau radio saja (Gambar 8).
5 Rumah sangat sederhana diberi nilai
2
kategorinya yaitu :Rurnah terbuat dari bilik, tidak mempunyai kamar tidur dan juga tidak ada televisi ataupun radio.
6 Rumah Anyaman Bambu yaitu :
Rumah
terbuat dari anyaman bambu, tidak mempunyai kamar tidwdan juga tidak ada televisi ataupun radio (Gambar 9).
f Perilaku masyarakat yang mendukung penularan malaria
Perilaku masyarakat yang mendukung penularan malaria adalah suatu respon seseorang terhadap rangsangan (stimulus) yang bekrkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan (Notoatmojo 1 98 1). Mempelajari perilaku masyarakat yang mendukung penularan seperti misalnya : pola pengambilan air, kegiatan malam di luar rumah, cara pemeliharaan temak. Perilaku masyarakat diukur dengan memberikan pertanyaan tujuh macam.
g Hipotesa
Pada penelitian sikap masyarakat terhada program pengendalian vektor ini, dikemukakan hipotesa kerja bahwa terdapat korelasi antara :
1. Tingkat pendidikan dengan persepsi masyarakat tentang-program pengendalian vektor malaria.
2. Tingkat pendidikan dengan partisipasi masyarakat dalam pencegahan penyakit malaria.
3. Status ekonomi dengan persepsi masyarakat tentang program pengendalian vektor malaria.
4. Status ekonomi dengan partisipasi masyarakat dalam pencegahan penyakit malaria.
5. Tingkat pengetahuan tentang penyakit malaria dengan persepsi masyarakat tentang program pengendalian vektor malaria.
6. Tingkat pengetahuan tentang penyakit malaria dengan partisipasi masyarakat dalam pencegahan penyakit malaria.
Untuk memenuhi keabsahan kuesioner yang digunakan maka penulis menyesuaikan kuesioner dengan :
a Pedoman kegiatan kader dalam penyuluhan penyakit malaria. b Hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan penelitian terdahulu. c Pustaka-pustaka yang tersedia.
2.2.4 Analisis Data
Data yang diperoleh dari pengukuran variabel penelitian ini, baik dari variabel bebas maupun dari variabel tidak bebas, berskala ordinal atau urutan. Oleh karena itu, perhitungan kore1asin:ya dilakukan dengan menggunakan "koefisien korelasi peringkat Spea1:man" seperti yang dikemukakan oleh Siege1 (1992). Perhitungannya adalah sebagai b-erikut :
r, = Korelasi peringkat Spearman
N = Jumlah sampel
di = Beda peringkat setiap pasangan peubah (I = I., 2,3,
.
.
.
N).
Untuk sampel dengan angka yang sama digunakan rumus :r, = EX'
+
CY* -
Cdi' 2 4 3 3t = banyaknya observasi yang berangka sama pada suatu Peringkat. N = jumlah sampel
Untuk sampel yang berukuran lebih besar dari 10, dilakukan uji signifikansi dengan uji t, yaitu sebagai berikut :
'hit = rs
Jika : 'hit 2 'tabel : terima Ho t