• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESALEHAN AYUB DALAM KITAB AYUB PROSA DAN TESTAMEN AYUB. Art S. Thomas. Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KESALEHAN AYUB DALAM KITAB AYUB PROSA DAN TESTAMEN AYUB. Art S. Thomas. Abstrak"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

KESALEHAN AYUB DALAM KITAB AYUB PROSA DAN TESTAMEN AYUB

Art S. Thomas

Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Manado

Abstrak

Di setiap kitab tentunya memiliki tema dalam tulisan tersebut, demikian juga dengan kitab Ayub.Yang menjadi tema utama dalam cerita tentang Ayub secara keseluruhan adalah berbicara tentang kesalehan Ayub.Sebagai kesatuan teks tersendiri, teks prosa ini ternyata dibangun dengan membentuk sebuah pola yanga sangat indah yang disebut pola khiastik-konsentris.Dari struktur khiastik-konsentris terbangun struktur yang disebut dalam istilah bahasa latincrux interpretum.Dari rangkaian cerita khiastik-konsentris ini disimpulkan, bahwa makna cerita tentang kesalehan ayub ini terletak pada 42:2-6. Melalui imannya yang menghasilkan integritas yang kuat Ayub terbebas dari segala malapetaka yang tiba-tiba muncul dan menyerang dirinya.

Jika pada kitab Ayub prosa penulis lebih menekankan kepada pribadi dari Ayub itu sendiri, maka pada kitab Testament Ayub, penulis lebih menekankan kepada konfrontasi antara setan dan Ayub.Penekanan ini sangat dipengaruhi oleh pemikiran dualistis-apokaliptis yang berkembang pada waktu atau masa penulisan kitab ini terjadi yaitu pada sekitar tahun 30 M. Terjadi sebuah konfrontasi antara setan dan Ayub.Konfrontasi antara setan dan Ayub dipahami sebagai konfrontasi antara kekuatan jahat dan baik. Kekuatan jahat diwakili oleh setan dalam hal ini yang memberikan penderitaan kepada Ayub, dan kekuatan baik adalah Ayub dalam hal ini yang mengalami penderitaan harus melawannya dengan selalu mengandalkan 1. Kesalehan Ayub dalam Kitab Ayub Prosa

1.1. Tema Utama: Kesalehan Ayub

Di setiap kitab tentunya memiliki tema dalam tulisan tersebut, demikian juga dengan kitab Ayub.Yang menjadi tema utama dalam cerita tentang Ayub secara keseluruhan adalah berbicara tentang kesalehan Ayub.Tema ini sudah langsung kita temukan dalam pasal-pasal awal dari kitab Ayub ini dan di akhir dari kitab ini yaitu pada Ayub 1-2; 42.Dan perlu menjadi catatan bagi kita bahwa bagian pasal-pasal ini adalah bagian yang tertua dari keseluruhan kitab Ayub. Selanjutnya ternyata bagian pasal-pasal yang tertua ini kemudian dipecah-pecah menjadi dua bagian, yaitu pasal 1-2 menjadi prolog dan pasal 42 menjadi epilog pada sebuah “dramatic story” (epic) tentang seorang yang saleh ini.Pembagian yang dilakukan dengan sengaja ini dengan jelas dapat kita lihat bahwa

(2)

bagian-bagian tersebut dijadikan sebagai pengantar dan penutup dari cerita drama besar yang berisi diskusi-diskusi yang sangat mendalam tentang keberadaan dari seorang manusia yang saleh ini yang kemudian tiba-tiba ditimpa dengan suatu kemalangan hidup yang semua orang tidak mau mengalaminya.

Sebenarnya dalam perencanaan peredaksian dari kitab Ayub pada bagian prosa ini, bagian ini awalnya berdiri sendiri.Bagian prosa ini awalnya merupakan cerita rakyat Arab yang berkembang pada waktu dan cerita ini tidak dalam bentuk tulisan hanya berkembang melalui tradisi lisan yang terjadi secara turun-temurun.Para ahli berusaha untuk mencari tahu kapan tradisi cerita lisan ini masuk dalam tradisi tertulis, namun sampai sekarang usaha tersebut belum menemukan titik terangnya.Sebagai penghiburannya adalah bahwa yang pasti bagian cerita ini telah memasuki tahap tradisi tertulis ketika cerita ini masuk dalam tradisi Israel pra pembuangan sebagaimana yang kita hadapi saat ini.

1.2. Struktur Khiastik-Konsentris

Sebagai kesatuan teks tersendiri yang seperti telah dijelaskan di atas bahwa teks ini merupakan bagian yang tertua, teks prosa ini ternyata dibangun dengan membentuk sebuah pola yanga sangat indah yang disebut pola khiastik.Secara khusus, bentuk khiastik bagian prosa ini adalah termasuk dalam jenis khiastik-konsentris atau bentuk khiastik yang terkonsentrasi pada satu titik makna.kemudianmakna atau kerygma dari cerita ini terkonsentrasi kepada satu titik makna semantis yang berada di tengah atau pusat cerita. Makna semantis yang berada di pusat tersebut mengendalikan cerita itu, sehingga kedudukan dari pusat konsentrasi itu sangat penting untuk memahami cerita tersebut.

Berikut adalah bentuk khiastik-konsentris dari bagian prosa kitab Ayub: 1Pendahuluan: Ayub hidup sebagai seorang yang saleh (1:1)

2Anak-anak Ayub: Tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan (1:2)

3Kekayaan Ayub: 7000 domba, 3000 unta, 500 pasang lembu, 500 keledai betina (1:3)

4Anggota Keluarga Ayub: berkumpul bersama mengadakan pesta (1:4) 5Ayub menguduskan anak-anaknya melalui korban (1:5)

(3)

7Tiga teman (nama didaftarkan) pergi kepada Ayub untuk menghibur dia (2:11)

8Tiga temantidak berbicara; tujuh hari dan tujuh malam (2:12-13) 9IMAN AYUB DAN KELEPASAN (42:1-6)

8'Tiga temansalah karena pembicaraan mereka; tujuh lembu dan tujuh domba (42:7-8a)

7'Tiga teman (nama didaftarkan) pergi kepada Ayub untuk meminta tolong (42:8b)

6'Integritas Ayub yang diungkapkan Allah (42:8b)

5'Ayub menguduskan teman-temannya melalui doa (42:9)

4'Anggota Keluarga Ayub: berkumpul bersama mengadakan pesta (42:11)

3'Kekayaan Ayub: 14000 domba, 6000 unta, 1000 pasang lembu, 1000 keledai betina (42:12)

2'Anak-anak Ayub: Tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan (42:13-15) 1'Penutup: Ayub mati sebagai karena sudah tua dan lanjut umur (42:16-17)

Dari struktur khiastik-konsentris kita dapat melihat struktur yang terbangun dengan konsentrasi di tengah (nomor 9). Struktur seperti ini disebut dalam istilah bahasa latincrux interpretum.

Berikut di bawah ini, Wikipedia menjelaskan tentang crux interpretum:

"The term chiastic derives from the mid-17th century term chiasmus, which refers to a crosswise arrangement of concepts or words that are repeated in reverse order. Chiasmus derives from the Greek word khiasmos, a word that is khiazein, marked with the letter khi. From khi comes chi.Chi is made up of two lines crossing each other as in the shape of an X. The line that starts leftmost on top, comes down, and is rightmost on the bottom, and vice versa. If one thinks of the lines as concepts, one sees that concept A, which comes first, is also last, and concept B, which comes after A, comes before A. If one adds in more lines representing other concepts, one gets a chiastic structure with more

(4)

concepts."Struktur seperti ini dapat juga dijumpai pada puisi epik Yunani Odyssey dan Iliad.

Tam yang berarti sempurna adalah kata kunci untuk memahami cerita tersebut secara keseluruhan.Struktur dibangun dengan mengutamakan tema "integritas Ayub dalam kesalehannya". Cerita tersebut dapat dijelaskan seperti demikian yaitu dimulai dengan satu pernyataan utama: "Ayub hidup sebagai orang saleh" (nomor 1) dan yang akan ditutup dengan kematian Ayub yang lanjut umur (nomor 1'). Kesalehan hidup dari Ayub yang sempurna ini dipertegas dalam kehidupannya dengan memiliki anak-anak yang jumlahnya sempurna, yang membentuk formulasi 7+3=10 (nomor 2) yang juga sama jumlahnya pada bagian nomor 2'. Semua angka tersebut menunjukkan kesempurnaan berkat yang dia peroleh sebagai akibat dari kesalehan hidupnya.Selain kesempurnaan hidup yang saleh diberkati dengan anak-anak, kesempurnaan tersebut juga dilengkapi dengan kekayaan harta yang sangat banyak yang digambarkan dengan angka secara sempurna juga, yaitu 7000+3000=10000; 500+500=1000 (nomor 3) yang kemudian dilipat-gandakan menjadi 14000+6000=20000; 1000+1000=2000 (nomor 3').Dan hebatnya lagi kita dapat lihat bagaimana sempurnanya kesalehan hidup dari Ayub yaitu pelipat-gandaan ini menandakan pelipat-gandaan dari yang sudah sempurna, ini memiliki arti bahwa ayub diberkati dengan kekayaan secara berlipat-lipat dalam kesempurnaan.Kesalehan dan kesempurnaan hidup ini terlihat dalam kehidupan keluarganya.Baik suka (nomor 4) maupun duka (nomor 4') mereka semua berkumpul untuk merasakan suka-duka bersama.Ayub pun dalam kehidupannya selalu menguduskan kehidupannya bersama keluarga dengan persembahan korban kepada Tuhan (nomor 5), dan itu tidak terbatas kepada anggota keluarga saja, melainkan kepada teman juga (nomor 5').Untuk itulah Allah sendiri memuji integritas yang ditunjukkan Ayub dalam kehidupannya (nomor 6 dan 6').Kehadiran tiga teman Ayub sebagai para pemeran pembantu menambah semakin hidupnya cerita. Ditambahkan di sini, oleh karena kebaikan hati Ayub, teman-temannya datang untuk menghibur (nomor 7 dan 8), dan waktu teman-teman Ayub melakukan kesalahan, atas kebaikan hati Ayub mereka

(5)

9), iman Ayub yang "berjumpa dengan Tuhan" (42:2-5) membawa kelepasan bagi dirinya ("Aku terlepaskan dan terhiburkan atas debu dan abu" 42:6).

1.3. Perjuangan Ayub dalam Kesalehan (Integritas) Menuju Kelepasan

Dari rangkaian cerita khiastik-konsentris di atas dapat disimpulkan, bahwa makna cerita tentang kesalehan ayub ini terletak pada 42:2-6. Melalui imannya yang menghasilkan integritas yang kuat Ayub terbebas dari segala malapetaka yang tiba-tiba muncul dan menyerang dirinya.Perjumpaannya dengan Allah (bandingkan dengan tradisi Henokh) merupakan titik tertinggi dalam perjuangan iman itu, sehingga kelepasan didapatkan.Titik sentral dalam alur cerita ini terletak pada perjuangan iman Ayub yang dihasilkan oleh integritasnya.

Tema pokok cerita ini akan berbeda jika dibandingkan dengan kitab Testamen Ayub. Hal ini disebabkan karena kitab Ayub prosa masih jauh dari pemikiran dualistis apokaliptis. Dalam bagian selanjutnya akan dibahas tema sentral dari kitab Testamen Ayub.

2. Kesalehan Ayub dalam Kitab Testamen Ayub

Seperti telah dibahas di atas, di mana kitab Ayub prosa dalam penekanan ceritanya lebih kepada reaksi Ayub yang saleh dalam menghadapi penderitaan yang tiba-tiba menimpadirinya dan penderitaan tersebut tidak ketahui olehnya alasan-alasan yang menjadi penyebabnya karena ia mengetahui bahwa ia hidup saleh di hadapan Allah.Penulis prosa ini lebih menekankan kepada bagaimana sikap Ayub dalam menghadapi situasi seperti itu.Sikap Ayub lebih kepada integritasnya yang tetap saleh. Guffey menyebutnya sebagai "mythic's solution".Lebih lanjut Guffey berkata, bahwa solusi yang ditawarkan oleh penulis kitab Testamen Ayub lebih kepada "mysthic's solution".

Jika pada kitab Ayub prosa penulis lebih menekankan kepada pribadi dari Ayub itu sendiri, maka pada kitab Testament Ayub, penulis lebih menekankan kepada konfrontasi antara setan dan Ayub.Penekanan ini sangat dipengaruhi oleh pemikiran dualistis-apokaliptis yang berkembang pada waktu atau masa penulisan kitab ini terjadi yaitu pada sekitar tahun 30 M. Terjadi sebuah konfrontasi antara setan dan Ayub.Digambarkan dalam kitab ini, bahwa yang menyebabkan penderitaan bagi

(6)

manusia semata-mata dari setan yang menyebabkan itu semua.Berdasarkan gambaran tersebut maka dapat kita katakana bahwa penderitaan terjadi bukanlah berasal dari Tuhan, karena Tuhan sama sekali tidak memberikan penderitaan kepada manusia. Penderitaan adalah sesuatu yang tidak suci, sehingga yang pasti bukan berasal dari Allah.Pemahaman di atas sangatlah bertolak belakang dengan kitab Ayub prosa di mana kitab Ayub prosa ini tidak memandang negatif kepada penderitaan.Bahkan Ayub memberi pernyataan, bahwa manusia sebaiknya juga mau menerima penderitaan dari Allah, dan tidak hanya mau menerima yang baik saja.

Konfrontasi antara setan dan Ayub dipahami sebagai konfrontasi antara kekuatan jahat dan baik.Kekuatan jahat diwakili oleh setan dalam hal ini yang memberikan penderitaan kepada Ayub, dan kekuatan baik adalah Ayub dalam hal ini yang mengalami penderitaan harus melawannya dengan selalu mengandalkan Tuhan dalam kehidupannya. Jika Tuhan senantiasa dilibatkan, maka Ia akan menolong orang yang telah setia dan memelihara kesalehan hidup.Inilah yang dilakukan oleh Ayub.Ayub melawan kekuatan jahat tersebut bukan dengan kekuatan yang jahat pula melainkan dengan "memuliakan Allah dan tidak menghujat-Nya" (T.Ayb 16:7).Kata-kata Ayub ini merupakan parafrasa dari Ayub 1:22. Secara pasti, kata-kata Ayub dalam kitab Testamen Ayub 16:7 ini memiliki kesamaan dengan terjemahan Septuaginta dari Ayub 1:22. Untuk itulah Rogers menyebut kitab Testamen Ayub merupakan adaptasi dari Ayub versi Septuaginta.

Lebih lanjut dijelaskan, setan dalam hal ini menempatkan dirinya sebagai raja Persia.Raja Persia sebagai kekuatan yang jahat ini menaklukkan negeri Ayub dan membunuh anak-anaknya (T.Ayb 17:1 - 18:4).Setelah menguasai negeri Ayub, raja Persia (sebagai wujud manusia dari setan) memberikan sakit penyakit kepada Ayub, sehingga lengkaplah sudah kejahatan yang diberikan setan kepada Ayub.Di dalam menghadapi penyakit dan penderitaan ini, istri Ayub yang bernama Sitidos setia mendampingi Ayub.Karena istri Ayub adalah seorang pembuat roti maka dijelaskan bahwadia dengan setia membuatkan roti bagi Ayub, sehingga Sitidos tampil sebagai pelayan diakoni (pelayan meja hidangan) bagi Ayub (T.Ayb 23:1-11). Dalam hal ini, kitab Testamen Ayub tidak memandang dan tidak menempatkan istri Ayub pada posisi yang negative atau tidak baik yaitu sebagai "perempuan bodoh" atau

(7)

"perempuan gila", melainkan dia diposisikan pada posisi yang terhormat yaitu seorang istri yang bijak. Bahkan Magdalene menyebutnya sebagai "pahlawan".

Selain istrinya yang membantu, Allah juga memberikan bantuan-Nya kepada Ayub dalam menghadapi "peperangan rohani" ini yaitu dengan cara Allah mengutus malaikat-Nya untuk membantu Ayub (T.Ayb 18:4-8).Pada tahap ini makaterjadilah sebuah peperangan dahsyat antara setan dan malaikat. Peperangan ini merupakan peperangan apokaliptis yang pasti akan dimenangkan oleh kekuatan malaikat yang merupakan utusan Allah. Di dalam teologi Testamen Ayub, ada pengharapan bagi orang saleh yang menderita. Terdapat dua pengharapan dalam teologi Testamen Ayub, yaitu :

1. 1) Peperangan kekuatan hitam dan putih, kekuatan setan dan malaikat, yang pasti akan dimenangkan oleh kekuatan malaikat, dan

2. 2) Orang saleh akan dibangkitkan dari kematian dan akan mengalami kebahagiaan dalam dunia yang baru, penderitaan tidak akan mempengaruhinya.

3. Kesimpulan

Intensi atau tujuan teologi antara kitab Ayub prosa dan kitab Testamen Ayub memiliki perbedaan yang sangat dalam.Kalau Intensi teologi pada kitab Ayub prosa lebih menekankan kepada suatu pribadi yang saleh dan memiliki integritas.Kemudian,solusi yang diberikan oleh penulis lebih kepada solusi mitik, yaitu dengan menjaga integritas dalam kesalehan.

Berbeda dengan itu, solusi yang diberikan oleh penulis kitab Testamen Ayub lebih kepada solusi mistis. Dengan suatu penjelasan bahwa Tuhan akanmenolong Ayub. Hal ini dikarenakan bahwa kitab ini menggambarkan bahwa yang menyebabkan terjadinya penderitaan adalah datangnya dari setan dan bukan dari Tuhan.Tema tentang penderitaan ini berhubungan dengan peperangan mistis antara kekuatan jahat dan baik. Pada akhirnya manusia pasti akan dibebaskan dari penderitaan ketika para malaikat telah memenangkan peperangan itu dan manusia telah dibangkitkan dari kematian.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Dorsey, D.A. The Literary Structural of the Old Testament. Grand Rapids: BakerAcademic, 1999.

Guffey, Andrew. "From Jewish Wisdom to Hellenistic Ethics and Internalized Apocalypticism: The Testament of Job as the 'Mystic's Solution' to Theodicy".SBL AM (2012).

Labuschagne, Casper J. “The Structural Design of Job Revisited: With Special Attention Paid to the Position of 42,1-6”, 2015, https://www.academia.edu/19911809/The_Structural_Design_of_Job_Revisite d_Revised_.

Lugt, Pieter van der. "Who Changes his Mind about Dust and Ashes?The Rhetorical Structure of Job 42:2-6".Vetus Testamentum 64 (2014).623-639.

_______.Rhetorical Criticism and the Poetry of the Book of Job. OT Studiën 32.Leiden: Brill, 1995.

Magdalene, F. Rachel. "Job's Wife as Hero: A Feminist-forensic Reading of the Book of Job". 2006.

https://www.academia.edu/1071737/2006_Jobs_Wife_as_Hero_A_Feminist-forensic_Reading_of_the_Book_of_Job.

Rogers, Jessie."The Testament of Job as an Adaptation of LXX Job".2012, https://www.academia.edu/4294610/The_Testament_of_Job_as_an_Adaptatio n_of_LXX_Job, 3.

Santoso, Agus. "Problem dalam Penerjemahan Ayub 42:6". Forum Biblika 26 (2012), 36-50.

Steinmann, Andrew E. "The Structure and Message of the Book of Job".Vetus Testamentum 46 (1996).85-100.

Referensi

Dokumen terkait

Fraksi pati yang berukuran kecil memiliki keteraturan struktur amilopektin yang cukup tinggi sehingga memiliki struktur kristal yang padat dan kristalinitas yang relatif

Tahap ini bertujuan untuk mengukur waste yang terjadi dengan langkah mengukur waktu standar setiap aktivitas proses menggunakan stopwatch time study, membuat value

Konsep pemanfaatan yang dapat dilakukan di Sanur adalah pembuatan daerah perlindungan, karena dapat menjaga populasi bulu babi dan juga biota lainnya.. Kata kunci: Tripneustes

(4) Informasi Publik yang dikecualikan bersifat rahasia sesuai dengan Undang- Undang, kepatutan, dan kepentingan umum didasarkan pada pengujian tentang konsekuensi yang timbul

Kesimpulan yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah : Pertama, Ada Hubungan yang positif dan signifikan antara pengaruh disiplin terhadap komitmen pencapaian

Fasilitas pendidikan meliputi semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan

Peruntukan Hutang Ragu – Hasil)  Dt Akaun Peruntukan Hutang Ragu , Kt Akaun Untung Rugi Belanja Belanja Hasil Mengurangkan Penghutang ASET SEMASA Penghutang Tolak