commit to user
HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN SKEMATA BACAAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI
SE-KOTA SURAKARTA
ARTIKEL ILMIAH
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Oleh
Saraswati Kartikasari S841502016
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2016
commit to user
HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN SKEMATA BACAAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI
SE-KOTA SURAKARTA ARTIKEL ILMIAH Oleh Saraswati Kartikasari S841502016 Komisi Pembimbing
Nama Tanda Tangan Tanggal
Pembimbing I Prof. Dr. St Y Slamet, M.Pd.
... Agustus 2016
NIP 194612081982031001 Pembimbing
II Dr. Budhi Setiawan, M.Pd. ... Agustus 2016
NIP 196105241989011001
Telah dinyatakan memenuhi syarat pada tanggal Agustus 2016
Mengetahui,
Kepala Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana FKIP UNS
Prof. Dr. Andayani, M.Pd. NIP 196010301986012001
commit to user
THE RELATIONSHIP BETWEEN MASTERY SKEMATA READING AND INDEPENDENCE LEARN BY ABILITY TO READ INTENSIVE TO
THEIR SUDENTS CLAS VIII JUNIOR HIGH SCHOOLS DERBY SURAKARTA SCIENTIFIC ARTICLE By Saraswati Kartikasari S841502016 Board of Consultants
Name Signature Date
Consultant I Prof. Dr. St Y Slamet, M.Pd.
... August 2016
NIP 194612081982031001
Consultant II Dr. Budhi Setiawan, M.Pd.
... August 2016
NIP 196105241989011001
Has been declared eligible On August 2016
The Head of Indonesian Education Departement of Graduate Program of Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University
Prof. Dr. Andayani, M.Pd. NIP 196010301986012001
commit to user
1 HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN SKEMATA BACAAN
DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI
SE-KOTA SURAKARTA
Saraswati Kartikasari1, St Y Slamet2, Budhi Setiawan3
Magister Pendidikan Bahasa Indonesia, FKIP Universitas Sebelas Maret Program
Email: sarazmoed@yahoo.com
ABSTRACT
This research have aims to know: (1) the whereabouts of the relationship between mastery skemata reading and ability to read intensive; (2) the whereabouts of the relationship between independence learning and ability to read intensive; and (3) the whereabouts of the relationship between mastery skemata reading and independence learn in together with ability to read intensive. Research methodology used in this research was survey to the study of correlational. The sample consists of six public schools with the sample of the 166 students taken to technique proportional random sampling. Technique data analysis in this research include test requirements and analysis of data research. Technique data collection use a test and chief. The validity of tests the ability of read intensive using formulas point biserial and reliability using formulas KR-20. Validity test mastery skemata reading use validity conceptual and reliability not be tried in empirical because it is a test the discussion showing mastery skemata reading students in learn about the background reading. Validity chief independence learn to use the formula correlation product moment and reliability using formulas Alpha Cronbach. Based on the results of research findings can be concluded as follows: (1) there is a positive relationship between mastery skemata reading and ability to read intensive with the results of regression
analysis simple of Ŷ = 16,20 + 0,24 X1, the correlation t1= 18,90 with tt= 1,645
then rx1y = 0,83 and results of the contribution of 68,89 %; (2) there is a positive
relationship between independence learning and ability to read intensive with the
results of regression analysis simple of Ŷ = 15,87 + 0,22 X2, the correlation t2=
29,07 with tt= 1,645 then rx2y = 0,92 and results of the contribution of 84,64 %;
and (3) there is a positive relationship between mastery skemata reading and independence learn in together with ability to read intensive with the results of
regression analysis double of Ŷ = 0,80 + 0,07 X1 + 0,17 X2, the correlation of F0=
3993,5 with Ft= 3,06 then Ry12 = 0,98 and results of the contribution of 96 %.
Keywords: mastery skemata reading, independence of learning, ability to read
intensive
1
Mahasiswa S2 Pendidikan Bahasa Indonesia
2
Dosen Universitas Sebelas Maret Surakarta
3
commit to user
2
Membaca intensif merupakan salah satu kemampuan membaca yang menjadi skala prioritas yang harus dikuasai siswa SMP kelas VIII. Pendapat Sanusi, Syamsuddin, dan Pratama (2014:48) hal itu disebabkan kemampuan membaca menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan. Dengan membaca siswa akan memperoleh berbagai informasi yang sebelumnya belum pernah didapatkan. Semakin banyak membaca semakin banyak pula informasi yang diperoleh.
Kemampuan mengungkapkan
dan menerima ide dengan baik sangat berhubungan dengan skemata bacaan. Penguasaan skemata bacaan dalam satu bahasa berhubungan dengan pengenalan kata yang harus
dikuasai agar seseorang dapat
menggunakan bahasa untuk
berkomunikasi dan pemilihan kata serta pemakaiannya sesuai dengan
konteks komunikasi. Penerapan
pengetahuan skemata dalam proses
pembelajaran bahasa tentunya
didasarkan atas kompetensi
komunikatif yang telah dimiliki
seseorang (Hanafiah, 2014:134). Untuk mampu memahami isi bacaan dengan baik, pembaca memerlukan
latar belakang pengetahuan
berkaitan dengan materi bacaan
yang dibaca. Dengan bantuan
tersebut, pembaca dapat
menginterpretasikan maksud
penulis.
Kegiatan membaca juga
merupakan aktivitas berbahasa yang bersifat aktif reseptif. Dikatakan aktif, karena di dalam kegiatan
membaca sesungguhnya terjadi
interaksi antara pembaca dan
penulisnya, dan dikatakan reseptif, karena si pembaca bertindak selaku penerima pesan dalam suatu korelasi komunikasi antara penulis dan pembaca yang bersifat langsung.
Kemampuan membaca intensif
dapat diperoleh dari membaca. Banyaknya bacaan yang dibaca
dipengaruhi oleh kemandirian
belajar siswa. Menurut Arora,
Erlamsyah, dan Syahniar (2013:304) kemandirian belajar lebih mengarah pada pembentukan tingkah laku
commit to user
3
kemandirian dalam melaksanakan kegiatan belajar.
Kemandirian belajar terhadap penguasaan skemata bacaan sangat diperlukan oleh setiap pemakai bahasa, selain terkait dengan bahasa, topik, maupun faktor lain diluar bahasa. Skemata pembaca sangat berperan bagi keberhasilan kegiatan membaca, keterampilan membaca tidak diperoleh secara mendadak, melainkan diperlukan waktu yang cukup lama dan latihan terus menerus. Oleh karena itu, siswa
harus terbiasa dahulu dengan
kegiatan membaca agar diperoleh
pengetahuan yang dapat
mempermudah dalam memahami penguasaan skemata bacaan dalam waktu yang singkat.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah survai dengan studi korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri kelas VIII se-Kota Surakarta yang terdiri dari 27 sekolah. Penarikan sampel dilakukan
dengan menggunakan teknik
proportional random sampling.
Teknik pengambilan data
menggunakan tes dan angket. Teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi: (1) uji persyaratan; dan (2)
analisis data penelitian. Uji
persyaratan menggunakan uji
normalitas dengan teknik Lilliefors. Analisis data penelitian meliputi; (a) uji keberartian dan (b) uji linieritas dengan anava dan regresi sederhana maupun ganda.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Data kemampuan membaca
intensif merupakan nilai yang
diperoleh melalui instrumen tes kemampuan membaca intensif. Data ini memiliki nilai tertinggi 35 dan nilai terendah 25. Mean (nilai
rata-rata)-nya 31,09; median (nilai
tengah) 31; modus (nilai yang sering muncul) 31. Sementara itu, varians
data ini adalah 6,56; dengan
simpangan baku sebesar 2,56.
Distribusi frekuensi nilai data ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel distribusi frekuensi,
histogram dan poligon frekuensi nilai kemampuan membaca intensif (Y) sebagai berikut;
commit to user
4 Tabel 1 Distribusi Frekuensi Nilai
Kemampuan Membaca Intensif (Y)
Histogram dan poligon frekuensi nilai Y dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 1. Histogram dan Poligon Frekuensi Nilai Kemampuan Membaca Intensif (Y)
Data penguasaan skemata bacaan ini merupakan nilai yang diperoleh melalui tes penguasaan skemata bacaan. Data ini memiliki nilai tertinggi 77 dan terendah
47.Mean 62,08; varians 78,10;
simpangan baku 8,84. Selain itu diketahui modus 47 dan median 63. Tabel distribusi frekuensi, histogram
dan poligon frekuensi nilai
penguasaan skemata bacaan (X1)
sebagai berikut;
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Penguasaan Skemata Bacaan (X1)
Interval fabsolut frelatif (%)
46-50 24 14,46 51-55 17 10,24 56-60 30 18,07 61-65 27 16,27 66-70 32 19,28 71-75 28 16,87 76-80 8 4,82 Jumlah 166 100,00
Histogram dan poligon frekuensi
nilai X1 dapat dilihat pada gambar
berikut.
Gambar 2 Histogram dan Poligon Frekuensi Nilai Penguasaan Skemata Bacaan (X1)
Interval fabsolut frelatif (%) 25-26 15 9.04 27-28 5 3.01 29-30 39 23.49 31-32 63 37.95 33-34 38 22.89 35-36 12 7.23 Jumlah 166 100.00 15 5 39 63 38 12 0 10 20 30 40 50 60 70 24,5 24.5 26.5 28.5 30.5 32.5 34.5 36.5 24 17 30 27 32 28 8 0 5 10 15 20 25 30 35 45,5 50,5 55,5 65,5 70,5 75,5 80,5 45.5 50.5 55.5 60.5 65.5 70.5 75.5 80.5
commit to user
5
Data kemandirian belajar ini merupakan nilai yang diperoleh melalui tes kemandirian belajar. Data ini memiliki nilai tertinggi 88 dan terendah 53. Mean 69,98; varians 116,08; simpangan baku 10,77. Selain itu diketahui modus 54 dan
median 70.
Tabel distribusi frekuensi,
histogram dan poligon frekuensi nilai
kemandirian belajar (X2) sebagai
berikut;
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Nilai Kemandirian Belajar (X2)
Interval fabsolut frelatif (%)
53-58 30 18.07 59-64 27 16.27 65-69 30 18.07 71-76 26 15.66 77-82 25 15.06 83-89 28 16.87 Jumlah 166 100.00
Histogram dan poligon frekuensi
nilai X2 dapat dilihat pada gambar
berikut.
Gambar 3. Histogram dan Poligon Frekuensi Nilai Kemandirian Belajar (X2)
Pengujian normalitas
terhadap data kemampuan membaca
intensif (Y) menghasilkan Lo
maksimum sebesar 0,0671. Dari daftar nilai kritis Lt untuk uji
Lilliefors dengan n = 166 dan taraf
nyata α = 0,05 diperoleh Lt = 0,0688. Dari perbandingan di atas tampak bahwa Lo lebih kecil dari Lt, sehingga dapat disimpulkan bahwa data kemampuan membaca intensif (Y) berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Pengujian normalitas
terhadap data penguasaan skemata
bacaan (X1) menghasilkan Lo
maksimum sebesar 0,0596. Dari daftar nilai kritis Lt untuk uji Lilliefors dengan n = 166 dan taraf nyata α = 0,05 diperoleh Lt = 0,0688. 30 27 30 26 25 28 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 52,5 60,5 70,5 80,5 52.5 58.5 64.5 70.5 76.5 82.5 88.5
commit to user
6
Dari perbandingan di atas tampak bahwa Lo lebih kecil daripada Lt, sehingga dapat disimpulkan bahwa data penguasaan skemata bacaan
(X1) berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
Pengujian normalitas terhadap data
kemandirian belajar (X2)
menghasilkan Lo maksimum sebesar 0,0663. Dari daftar nilai kritis Lt untuk uji Lilliefors dengan n = 150 dan taraf nyata α = 0,05 diperoleh Lt = 0,0688. Dari perbandingan di atas tampak bahwa Lo lebih kecil
daripada Lt, sehingga dapat
disimpulkan bahwa data kemandirian
belajar (X2) berasal dari populasi
yang berdistribusi normal.
Hasil analisis regresi
sederhana Y atas X1 diperoleh
persamaan Ŷ = 16,20 + 0,24X1. Tabel
anava untuk uji keberartian dan
linearitas regresi Ŷ = 16,20 + 0,24X1
masing-masing menghasilkan Fo sebesar 357,97 dan 1,38. Selanjutnya untuk mengetahui keberartian dan
kelinearitasan persamaan regresi
sederhana antara penguasaan
skemata bacaan dan kemampuan membaca intensif, maka dilakukan uji F seperti pada tabel berikut,
Tabel 4. Tabel Anava untuk Regresi Linear Ŷ = 16,20 + 0,24X1
Sumber Variasi dk JK KT Fo Ft Total 166 161539 161539 - Koefisien (a) 1 160457,36 160457,36 - - Regresi (b|a) 1 741,80 741,80 357,97 3,91 Sisa 164 339,85 2,07 - - Tuna Cocok 29 77,89 2,69 1,38 1,54 Galat 135 261,95 1,94 - -
Dari daftar distribusi F pada taraf nyata α = 0,05 dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 164 untuk hipotesis (i) bahwa regresi
berarti diperoleh Ft = 3,91; dan dengan dk pembilang 29 dan dk penyebut 135 untuk hipotesis (ii)
commit to user
7
diperoleh Ft sebesar 1,54. Tampak bahwa hipotesis nol (i) ditolak karena Fo lebih besar dari Ft. Dengan demikian koefisien arah regresi nyata sifatnya, sehingga dari segi ini regresi yang diperoleh berarti. Sebaliknya, hipotesis nol (ii) diterima karena Fo lebih kecil dari
Ft. Dengan demikian hipotesis
tersebut menyatakan bahwa regresi Ŷ
= 16,20 + 0,24X1 linear dapat
diterima.
Hasil analisis regresi
sederhana Y atas X2 diperoleh
persamaan Ŷ = 15,87 + 0,22X2. Tabel
anava untuk uji keberartian dan
linearitas regresi Ŷ = 15,87 + 0,22X2
masing-masing menghasilkan Fo sebesar 909,36 dan 1,14. Selanjutnya untuk mengetahui keberartian dan
kelinearitasan persamaan regresi
sederhana antara kemandirian belajar dan kemampuan membaca intensif, maka dilakukan uji F seperti pada tabel berikut,
Tabel 5 Tabel Anava untuk Regresi Linear Ŷ = 15,87+ 0,22X2
Sumber Variasi dk JK KT Fo Ft Total 166 161539 161539 - Koefisien (a) 1 160457,36 160457,36 - - Regresi (b|a) 1 916,38 916,38 909,36 3,91 Sisa 164 165,27 1,01 - - Tuna cocok 34 37,89 1,11 1,14 1,49 Galat 130 127,38 0,98 - -
Dari daftar distribusi F pada taraf nyata α = 0,05 dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 164 untuk hipotesis (i) bahwa regresi berarti diperoleh Ft = 3,91; dan dengan dk pembilang 34 dan dk penyebut 130 untuk hipotesis (ii)
bahwa regresi bersifat linear
diperoleh Ft sebesar 1,49. Tampak bahwa hipotesis nol (i) ditolak karena Fo lebih besar dari Ft. Dengan demikian koefisien arah regresi nyata sifatnya, sehingga dari segi ini regresi yang diperoleh
commit to user
8
berarti. Sebaliknya, hipotesis nol (ii) diterima karena Fo lebih kecil dari
Ft. Dengan demikian hipotesis
tersebut menyatakan bahwa regresi Ŷ
= 15,87 + 0,22X2 linear dapat
diterima.
Analisis korelasi sederhana antara penguasaan skemata bacaan dan kemampuan membaca intensif
diperoleh koefisien korelasi (rx1y)
sebesar 0,83. Lebih lanjut, untuk mengetahui keberartian koefisien korelasi tersebut, maka dilakukan uji t. Dari hasil pengujian ditunjukkan bahwa kekuatan hubungan antara penguasaan skemata bacaan dan
kemampuan membaca intensif
sebesar 18,90 yang lebih besar dari ttabel sebesar 1,645. Oleh karena itu,
berdasarkan hasil analisis tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara penguasaan skemata bacaan dan kemampuan membaca intensif. Berdasarkan hal tersebut hipotesis nol (Ho) yang berbunyi “tidak ada
hubungan antara penguasaan
skemata bacaan dan kemampuan
membaca intensif” ditolak.
Sebaliknya hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “ada hubungan positif
antara penguasaan skemata bacaan dan kemampuan membaca intensif” diterima.
Koefisien determinan antara penguasaan skemata bacaan dan
kemampuan membaca intensif
sebesar 68,89% (diperoleh dari harga
koefisien korelasi X1-Y dikuadratkan
lalu dikalikan seratus). Hal itu berarti variabel penguasaan skemata bacaan memberi kontribusi kepada variabel
kemampuan membaca intensif
sebesar 68,89%.
Analisis korelasi sederhana
antara kemandirian belajar dan
kemampuan membaca intensif
diperoleh koefisien korelasi (rx2y)
sebesar 0,92. Lebih lanjut, untuk mengetahui keberartian koefisien korelasi tersebut maka dilakukan uji t. Dari hasil pengujian ditunjukkan bahwa kekuatan hubungan antara kemandirian belajar dan kemampuan membaca intensif 29,07 yang lebih
besar dari ttabel sebesar 1,645. Oleh
karena itu, berdasarkan hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan
antara kemandirian belajar dan
kemampuan membaca intensif.
commit to user
9
nol (Ho) yang menyatakan “tidak ada hubungan positif antara kemandirian belajar dan kemampuan membaca
intensif” ditolak. Sebaliknya,
hipotesis alternatif (Ha) yang
berbunyi “ada hubungan positif
antara kemandirian belajar dan
kemampuan membaca intensif”
diterima.
Koefisien determinan antara kemandirian belajar sebesar 84,64 %
(diperoleh dari harga koefisien
korelasi X2-Y dikuadratkan lalu
dikali seratus). Hal tersebut
menunjukkan variabel kemandirian belajar memberi kontribusi sebesar 84,64 %.
Analisis regresi linear ganda antara penguasaan skemata bacaan dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan kemampuan
membaca intensif, menghasilkan
koefisien regresi b1 sebesar 0,07; b2 sebesar 0,17; dan konstanta b0
sebesar 0,80. Berdasarkan hal
tersebut, bentuk hubungan antara penguasaan skemata bacaan dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan kemampuan membaca intensif dapat digambarkan dengan persamaan garis regresi, yaitu;
Yˆ= 0,80 + 0,07X1 +0,17X2.
Untuk mengetahui derajat
keberartian persamaan regresi linear ganda antara penguasaan skemata bacaan dan kemandirian belajar
secara bersama-sama dengan
kemampuan membaca intensif maka dilakukan uji F.
Berdasarkan hasil pengujian Fo sebesar 1859,15 yang lebih besar
dari Ftabel dengan dk pembilang 2 dan
dk penyebut 163 pada α = 0,05
sebesar 3,06 sehingga dapat
disimpulkan bahwa persamaan
regresi linear antara penguasaan skemata bacaan dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan
kemampuan membaca intensif
adalah signifikan.
Selanjutnya, dari hasil
analisis korelasi ganda antara
penguasaan skemata bacaan dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan kemampuan membaca intensif diperoleh koefisien korelasi
(R2y12) sebesar 0,98. Lebih lanjut,
untuk mengetahui keberartian
koefisien korelasi ganda, maka dilakukan uji F. Dari hasil pengujian diperoleh Fo sebesar 3993,5 yang
commit to user
10
pembilang 2 dan dk penyebut 163 pada taraf nyata α = 0,05 sebesar
0,36. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara
penguasaan skemata bacaan dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan kemampuan membaca intensif.
Koefisien determinan kedua variabel tersebut secara bersama-sama dengan kemampuan membaca intensif sebesar 96% (diperoleh dari harga koefisiean korelasi ganda dikuadratkan lalu dikalikan seratus). Hal itu berarti sekitar 96% variansi kemampuan membaca intensif dapat dijelaskan oleh penguasaan skemata bacaan dan kemandirian belajar secara bersama.
Pembahasan
Hasil analisis dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ketiga hipotesis kerja yang dilakukan dalam penelitian ini semuanya diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa antara variabel tersebut saling berhubungan. Variabel yang paling berhubungan
dengan kemampuan membaca
intensif adalah kemandirian belajar.
Berdasarkan hasil korelasi
menunjukkan bahwa kemandirian
belajar lebih besar berkorelasi
dengan kemampuan membaca
intensif.
Hal tersebut disebabkan
karena kemandirian belajar yang
membangun sebuah kemampuan
membaca secara intensif Seperti yang dijelaskan oleh Seperti yang
dijelaskan oleh Broad (2006)
menunjukkan bahwa sebagian besar berkaitan dengan belajar mandiri di SMP dan pendidikan tinggi dengan
sedikit didasarkan pada sektor
pendidikan lebih lanjut. Jadi, apabila
dilihat dari penjelasan tersebut
kemandirian belajarlah yang
membentuk kemampuan siswa dalam membaca secara intensif.
Kemandirian belajar
menunjukkan kontribusi yang lebih besar dengan kemampuan membaca intensif dibandingkan penguasaan
skemata bacaan. Hal tersebut
dikarenakan dalam kemandirian
belajar terbentuk dengan adanya berbagai unsur kemandirian belajar yang menjadikan sebuah kemampuan membaca secara intensif. Menurut Mujiman (2006:7) Belajar mandiri
commit to user
11
adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh motif untuk menguasai sesuatu kompetensi dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki. Dengan demikian belajar mandiri lebih mengarah pada pembentukan kemandirian dalam cara-cara belajar.
Hasil analisis dan pengujian juga menunjukkan bahwa korelasi dan kontribusi secara bersama-sama lebih besar daripada korelasi dan kontribusi secara sendiri-sendiri.Hal tersebut dikarenakan dua variabel (penguasaan skemata bacaan dan
kemandirian belajar) saling
mendukung untuk membangun
sebuah kemampuan membaca
intensif. Penguasaan skemata bacaan yang baik dan kemandirian belajar yang baik akan menjadikan sebuah
kemampuan membaca intensif
menjadi lebih kaya bahasa, kosakata, dan makna. Penguasaan skemata bacaan seseorang akan menjadikan kemampuan membaca secara intensif menjadi lebih bervariasi pengetahuan atau wawasan bahasanya. Menurut
Toledo (2006) Penelitian ini
menunjukkan bahwa dalam teori skema pemahaman bacaan perbedaan
telah dibentuk antara linguistik, konseptual, dan formal skemata. Dari berbagai jenis telah membuktikan bahwa pemahaman disukai oleh jika pelajar menggunakan pengetahuan ini, ketika ditingkatkan melalui instruksi yang eksplisit. Banyak penelitian yang dilakukan terutama
terdiri dalam membandingkan
perilaku pembaca terhadap tipologi teks yang berbeda atau dalam
membandingkan reaksi terhadap
struktur teks yang berbeda oleh pembaca dari latar belakang bahasa yang berbeda.
Kemampuan membaca
intensif yang dihasilkan berdasarkan penguasaan skemata bacaan yang baik dan kemandirian belajar yang baikakan menghasilkan kemampuan membaca intensif yang baik.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang
telah dikemukakan sebelumnya,
dapat ditarik beberapa simpulan hasil
penelitian berikut ini. Pertama,
menunjukkan adanya hubungan
positif yang signifikan antara
commit to user
12
kemampan membaca intensif.
Kedua, menunjukkan adanya
hubungan positif yang signifikan
antara kemandirian belajar dan
kemampuan membaca intensif.
Ketiga, menunjukkan adanya
hubungan positif antara penguasaan skemata bacaan dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan kemampuan membaca intensif.
DAFTAR PUSTAKA
Arora, Wisma., Erlamsyah, dan Syahniar. 2013. Hubungan Antara Perlakuan Orangtua dengan Kemandirian Siswa Dalam Belajar. Jurnal Ilmiah
Konseling. Konselor, 2(1):304-309.
Broad, James. 2006. Interpretations of Independent Learning In Further Education. Journal of Further and Higher Education, 30( 2): 119–143. Hanafiah, Wardah. 2014. Hubungan Pengetahuan Skemata dan Keberanian
Mengambil Risiko dengan Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris. Jurnal
Epigram, 10(2):131-142.
Mujiman, Haris. 2006. Belajar Mandiri (Self- Motivated Learning). Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Sanusi, Ismail A., Syamsuddin, dan Pratama Bayu Santosa. 2014. Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Membaca Intensif melalui Metode Latihan Terbimbing di Kelas IV SDN Inpres Bentean Kabupaten Banggai Kepulauan. Jurnal Kreatif Tadulako Online, 2(3):47-55.
Toledo. 2006. Genre Analysis and Reading of English As a Foreign Language: Genre Schemata Beyond Text Typologies. Journal of Pragmatics. 37(7):1059-1079.