• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRATEGI INKUIRI SOSIAL BERBANTUAN POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH STRATEGI INKUIRI SOSIAL BERBANTUAN POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRATEGI INKUIRI SOSIAL BERBANTUAN POWER

POINT TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD

Ni Luh Pt. Muri Adnyani

1

, I. B. Gd. Surya Abadi

2

, I Wyn. Darsana

3

1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail : muri.adnyani@gmail.com

1

, suryaabadi31@yahoo.co.id

2

,

w_darsana@ymail.com

3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang dibelajarkan melalui strategi pembelajaran inkuiri sosial berbantuan media power point dengan siswa yang dibelajarkan secara konvensional pada kelas V SD Gugus II Mengwi Badung tahun ajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu, dengan desain nonequevalent control group design. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas V SD gugus II Mengwi Badung tahun ajaran 2013/2014. Sampel penelitian ditentukan melalui teknik purposive random sampling untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas VB SD No. 1 Buduk yang berjumlah 37 siswa dan kelas kontrol adalah kelas V SD No. 2 Buduk yang berjumlah 43 siswa. Data hasil belajar IPS dikumpulkan menggunakan metode tes, kemudian dianalisis menggunakan uji-t. Hasil analisis data menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang dibelajarkan melalui strategi pembelajaran inkuiri sosial berbantuan media power point dengan siswa yang dibelajarkan secara konvensional pada kelas V SD Gugus II Mengwi Badung tahun ajaran 2013/2014. Hal tersebut dibuktikan dari = 3,35 > ttabel(α=0,05,78)= 2,000 dengan dk = 37 + 43– 2 = 78, serta taraf signifikansi 5%, sehingga H0

ditolak dan Ha diterima. Selain itu, nilai rata-rata kelas eksperimen = 81,07 > = 73,29 pada kelas kontrol. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran inkuiri sosial berbantuan media power point berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD gugus II Mengwi Badung tahun ajaran 2013/2014.

Kata-kata kunci: strategi pembelajaran, inkuiri sosial, media power point, hasil belajar IPS.

Abstract

This research aimed to determine a significant difference in social science learning’s outcomes between the students who learned through the social inquiry learning strategy assisted by power point media and the students who learned through the conventional teaching method in fifth grade of elementary school Cluster II Mengwi, Badung in 2013/2014 academic year. This research was a quasi experimental research that used none-equivalent control group design. The populations of this research were all the fifth grade students in elementary school Cluster II Mengwi, Badung in 2013/2014 academic year. The samples of this research were determined through the purposive random sampling technique to define the experimental class and the control class. The experimental class was the fifth grade B of elementary school number 1st Buduk which has 37 students and the control class was the fifth grade students of elementary school number 2nd Buduk which has 43 students. The students’ results in the social science subject in this research were collected through the test method and it would be analyzed through the t-test. The result of the data analysis shows that there are a significant difference in the social science learning’s outcomes between the students who learn through the social inquiry learning strategy assisted by power point media and the students who learn through the conventional teaching method in fifth grade of elementary school Cluster II Mengwi, Badung in 2013/2014 academic year. This result can be proved through = 3,35 > ttable(α=0,05,78) = 2,000 with df = 37 + 43 – 2 = 78, and also a

(2)

significant level up to 5 %. Therefore, H0 is rejected and Ha is accepted. In addition, the

mean value of the experimental class = 81,07 > = 73,29 for control class. So, it can be concluded that the implementation of the social inquiry learning strategy assisted by power point media has an effect on the social science learning’s outcomes of the fifth grade students in elementary school Cluster II Mengwi, Badung in 2013/2014 academic year. Key words: learning strategy, social inquiry, power point media, the social science learning outcomes.

PENDAHULUAN

Salah satu indikasi negara dikatakan maju apabila sebanding dengan pendidikan warganya yang maju pula. Pendidikan yang maju, akan berdampak pula pada bidang-bidang yang lain. Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang merupakan tiga negara dengan kualitas pendidikan yang maju (Prasetyo, 2010). Efeknya, bidang ekonomi, diplomasi, teknologi, hingga pertahanan dikuasai. Sehingga dapat dikatakan bahwa negara yang memiliki kualitas pendidikan yang tinggi maka akan mampu bersaing pada era globalisasi ini.

Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting dalam membangun bangsa, karena semakin berkualitas mutu pendidikan di suatu bangsa, maka semakin berkualitas pula sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam rangka untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya tersebut adalah dengan penyempurnaan kurikulum yang telah dilakukan hingga kini menjadi Kurikulum 2013.

Bali sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang dikenal dunia sebagai salah satu tujuan wisata yang ramai dikunjungi oleh wisatawan mancanegara maupun domestik tidak dapat terlepas dari sisi sumber daya manusia yang ditunjang oleh pendidikannya. Pendidikan adalah salah satu hal penting dalam membentuk sumber daya manuia yang handal dan berkualitas.

Dengan adanya penyempurnaan kurikulum oleh pemerintah pusat, diharapkan pula dalam kegiatan pembelajaran guru-guru dapat menyempurnakan pembelajarannya dengan menciptakan inovasi-inovasi sehingga pembelajaran berlangsung secara lebih menarik dan siswa memiliki pengalaman belajar yang menyenangkan,

sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran, terutama pada siswa usia sekolah dasar.

Dalam mewujudkan hal tersebut guru hendaknya dapat menerapkan berbagai strategi maupun model pembelajaran inovatif, sehingga dapat menarik minat siswa dalam belajar dan mampu memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi siswa. Dengan demikian apa yang menjadi tujuan pembelajaran akan dapat dicapai secara maksimal dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam setiap mata pelajaran, termasuk mata pelajaran IPS. IPS adalah salah satu mata pelajaran yang merupakan integrasi dari berbagai ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, dan antropologi. Sapriya (2009:20) menyatakan bahwa “IPS di sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora, sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan”. Materi IPS untuk jenjang sekolah dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena yang lebih dipentingkan adalah dimensi pedagogik dan psikologis serta karakteristik kemampuan berpikir peserta didik yang bersifat holistik.

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada hari Senin, 2 Desember 2013 sampai hari Sabtu, 7 Desember 2013, proses pembelajaran IPS di kelas V SD gugus II Mengwi Badung tahun ajaran 2013/2014 selama ini masih banyak menerapkan pembelajaran konvensional, yakni pembelajaran yang biasa dan terus menerus dilakukan guru setiap melakukan pembelajaran. Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Santyasa (2005:44) bahwa “metode pembelajaran konvensional

(3)

adalah metode pembelajaran yang lazim diterapkan seperti rutinitas kegiatan sehari-hari”. Hal tersebut tentunya kurang inovatif, sehingga tidak dapat menarik perhatian siswa dan siswa akan merasa cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran, bahkan dapat menyebabkan hasil belajar siswa kurang optimal.

Seiring dengan perkembangan di dunia pendidikan, pembelajaran inovatiflah yang saat ini dijadikan paradigma baru dalam merancang kegiatan pembelajaran. Salah satu strategi pembelajaran inovatif dalam pembelajaran IPS adalah strategi pembelajaran inkuiri sosial.

Strategi pembelajaran inkuiri sosial berasal dari strategi pembelajaran inkuiri. Menurut Sanjaya (2009:126) “strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Sementara itu, inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Pada awalnya strategi pembelajaran inkuiri banyak diterapkan dalam ilmu-ilmu alam. “Strategi inkuiri merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri” (Gulo, 2008:84). Dari strategi pembelajaran inkuiri inilah para ahli pendidikan ilmu sosial yaitu Massialas dan Cox mengadopsi dan mengembangkan strategi inkuiri yang dinamakan inkuiri sosial (Wena, 2012).

Strategi pembelajaran inkuiri sosial pada dasarnya tidak berbeda dengan strategi pembelajaran inkuiri, perbedaannya hanya terletak pada masalah yang dikaji yaitu masalah-masalah sosial atau masalah kehidupan masyarakat. Bruce Joice (dalam Sanjaya, 2009:205) mengemukakan “inkuiri sosial merupakan strategi pembelajaran dari kelompok sosial (social family) subkelompok konsep masyarakat (concept of society)”. Subkelompok ini didasarkan pada asumsi bahwa metode pendidikan bertujuan untuk mengembangkan anggota

masyarakat ideal yang dapat hidup dan dapat mempertinggi kualitas kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, siswa harus diberi pengalaman yang memadai bagaimana caranya memecahkan persoalan-persoalan yang muncul di masyarakat. Melalui pengalaman itulah setiap individu akan dapat membangun pengetahuan yang berguna bagi diri dan masyarakatnya.

Dari hakikat strategi pembelajaran inkuiri sosial tersebut, tentunya strategi pembelajaran inkuiri sosial sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS, seperti yang kemukakan oleh Trianto (2010:176) yang menyatakan bahwa tujuan utama ilmu pengetahuan sosial adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.

Strategi pembelajaran inkuiri sosial terdiri dari enam tahap pembelajaran, yaitu : (a) orientasi (orientation), (b) hipotesis (hypothesis), (c) definisi (definition), (d) eksplorasi (exploration), (e) pembuktian (evidencing), (f) generalisasi (generalization) (Wena, 2012).

Dalam penerapannya ada beberapa keunggulan strategi pembelajaran inkuiri sosial, yaitu: (a) Strategi pembelajaran inkuiri sosial merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajarannya dianggap lebih bermakna; (b) Strategi pembelajaran inkuiri sosial memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka; (c) Strategi pembelajaran inkuiri sosial dianggap sesuai dengan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. (d) Keuntungan lainnya adalah pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terlambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

(4)

Selain itu, dalam proses pembelajaran, strategi pembelajaran inkuiri sosial dibantu dengan media power point. menurut Arsyad (2008:4) “media adalah alat yang menyampaikan atau

menghantarkan pesan-pesan

pembelajaran”. Menurut Djamarah (2002:140) jenis media pembelajaran diklasifikasikan menjadi 3, yaitu: (a) Media auditif, yaitu media yang mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, kaset rekorder; (b) Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan karena hanya menampilkan gambar diam seperti film bingkai, foto, gambar, atau lukisan; (c) Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik.

Berdasarkan dari perkembangan teknologi, media diklasifikasikan atas empat kelompok : (a) Media hasil teknologi cetak; (b) Media hasil teknologi audio visual; (c) Media hasil teknologi berbasis komputer; (d) Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer, (Arsyad, 2008). Salah satu media pembelajaran berbasis komputer adalah microsoft power point. Sukiman (2012:213) mengemukakan “microsoft power point merupakan salah satu produk unggulan microsoft corporation dalam program aplikasi presentasi yang paling banyak digunakan saat ini”. Sementara itu, Herlanti (dalam Munadi, 2010:150) menyebutkan, keunggulan media power point dalam membantu menyampaikan informasi pembelajaran pada siswa berupa (a) mampu menampilkan objek-objek yang sebenarnya tidak ada secara fisik, (b) mampu mengembangkan materi pembelajaran terutama membaca dan mendengarkan secara mudah, (c) merupakan multimedia yang memiliki kemampuan dalam menggabungkan semua unsur media seperti teks, gambar, video, grafik, tabel, suara, dan animasi menjadi satu kesatuan penyajian yang terintegrasi, (d) dapat mengakomodasi tipe belajar siswa, yaitu terutama: visual dan auditif.

Strategi pembelajaran yang inovatif dan penggunaan media power point menyebabkan siswa tidak akan merasa bosan dalam belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa.

Menurut Sudjana (2009:22) “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor intern yang berasal dari diri siswa dan faktor ekstern yang berasal dari luar diri siswa. Faktor intern dapat meliputi jasmaniah, psikologis, dan kelelahan. Sementara faktor ekstern dapat meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat. Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS siswa pada ranah kognitif.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian pengaruh penerapan strategi pembelajaran inkuiri sosial berbantuan media power point terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD gugus II Mengwi Badung tahun ajaran 2013/2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang dibelajarkan melalui strategi pembelajaran inkuiri sosial berbantuan media power point dengan siswa yang dibelajarkan secara konvensional pada kelas V SD gugus II Mengwi Badung tahun ajaran 2013/2014.

METODE

Jenis penelitian pendidikan yang dilaksanakan ini adalah penelitian eksperimen, dengan membandingkan dua kelompok yang diberikan perlakukan yang berbeda, yang disebut dengan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V Gugus II Mengwi, Kabupaten Badung, pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.

Eksperimen yang digunakan adalah quasi experimental (eksperimen semu) dengan desain nonequivalent control group design. Digunakannya quasi experimental (eksperimen semu) dikarenakan kemampuan peneliti dalam mengamati perilaku objek penelitian sangat terbatas terutama ketika siswa berada di luar sekolah (rumah), peneliti juga tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui persepsi objek penelitian terhadap perlakuan secara pasti atau dapat dikatakan bahwa peneliti tidak bermaksud dan tidak memiliki kemampuan untuk mengubah kelas dan

(5)

kondisi yang sudah ada. Rancangan penelitian dapat dilihat pada gambar 1.

E

K

Gambar 1. Rancangan Penelitian (Sumber: Emzir, 2011:105) Keterangan :

O1 = Pre test

X = Perlakuan O2 = Post test

Dalam penelitian ini, kelas eksperimen dikenai perlakuan strategi pembelajaran inkuiri sosial berbantuan media power point, sementara kelas kontrol diberikan perlakuan dengan pembelajaran konvensional. Kelas eksperimen maupun kelas kontrol dikenai pengukuran yang sama, yaitu pre test untuk mengukur kesetaraan dan mengetahui kemampuan awal siswa serta post test untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan.

Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas V Gugus II Mengwi tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa secara keseluruhan 275 orang siswa. Dalam menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive random sampling. Purposive random sampling merupakan perpaduan antara teknik sampling purposive dengan random sampling. Sementara itu untuk menguji kesetaraan dilakukan dengan uji-t.

Sugiyono (2012:124) menyatakan bahwa “sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Dalam arti bahwa sampel yang diambil adalah kelas yang memenuhi persyaratan minimal 30 siswa dalam satu kelas. Random sampling dalam penelitian ini diambil menggunakan teknik undian. Dalam menentukan sampel, seluruh kelas dari anggota populasi diundi untuk menentukan dua kelas yang dijadikan sampel penelitian. Namun, kelas yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini hanya kelas yang memenuhi persyaratan

sampling purposive, yaitu minimal 30 siswa dalam satu kelas. Kelas yang memenuhi persyaratan sampling purposive, yaitu kelas VA SD No. 1 Buduk, kelas VB SD No. 1 Buduk, kelas V SD No. 2 Buduk, dan kelas V SD No. 2 Tumbak Bayuh. Setelah diperoleh dua kelas sebagai sampel yang jumlah siswanya minimal 30 siswa dalam satu kelas, kedua sampel tersebut kemudian diundi kembali untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Berdasarkan pengambilan sampel melalui teknik purposive random sampling, diperoleh kelas eksperimen, yaitu kelas VB SD No. 1 Buduk dengan jumlah siswa 37 orang, sementara kelas kontrol, yaitu kelas V SD No. 2 Buduk dengan jumlah siswa 43 orang. Kedua kelas tersebut kemudian diuji kesetaraannya dengan menggunakan uji-t melalui data hasil pre test yang diberikan kepada masing-masing kelas. Pada akhir eksperimen siswa diberikan tes untuk mendapatkan skor post test.

Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Agung (2010:44) “variabel bebas adalah satu atau lebih dari variabel-variabel yang sengaja dipelajari pengaruhnya terhadap variabel tergantung/terikat”. Variabel bebas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran inkuiri sosial berbantuan media power point yang dikenai pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional yang dikenai pada kelas kontrol.

Variabel terikat adalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul atau tidak muncul atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti itu (Setyosari, 2010). Variabel terikat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS yang berupa nilai kognitif siswa. Nilai kognitif siswa diperoleh dari post test yang diberikan setelah memberikan perlakuan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Dalam penelitian ini pengaruh treatment (perlakuan) dianalisis dengan uji beda mean (uji-t). Dalam penelitian ini, data yang diperlukan adalah data tentang hasil belajar IPS siswa. Untuk mengumpulkan data tersebut digunakan tes, yaitu tes untuk mengukur hasil belajar IPS siswa. Metode O1 X O2

(6)

tes digunakan dalam penelitian ini karena tes pada umumnya banyak digunakan untuk mengukur ranah kognitif (Agung, 2010). Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda biasa. Sudijono, (2011:118) menyatakan bahwa tes pilihan ganda biasa adalah salah satu bentuk tes obyektif yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan yang sifatnya belum selesai, dan untuk menyelesaikannya harus dipilih salah satu (atau lebih) dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan pada tiap-tiap butir soal yang bersangkutan.

Sebelum tes tersebut digunakan dan untuk menentukan suatu tes hasil belajar yang baik maka terlebih dahulu tes diuji, yang meliputi : (a) Uji validitas, yaitu validitas logis dan empiris, dimana validitas empiris dihitung dengan mencari koefisien korelasi point biserial; (b) Uji reliabilitas, dengan menggunakan rumus KR20; (c) Uji

daya beda, dengan mencari angka indeks diskriminansi item; (d) Uji tingkat kesukaran, dengan mencari angka indeks kesukaran item.

Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu data post test siswa diuji prasyarat berupa uji normalitas dan homogenitas. Uji normalitas menggunakan Chi kuadrat, kriteria pengujian adalah jika χ2

hit < χ2(α, k-1), maka H0 diterima (gagal

ditolak) yang berarti data berdistribusi normal. Sedangkan taraf signifikansinya adalah 5% dan derajat kebebasan (dk) = (k-1).

Uji homogenitas menggunakan uji F dengan kriteria pengujian homogenitas adalah bila Fhit < Ftabel = Fα (db pembilang-1,db penyebut-1), maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Pengujian dilakukan pada taraf signifikansi α = 0,05 atau 5% dengan dk untuk pembilang n1-1 dan dk untuk penyebut n2-1.

Data yang berdistribusi normal dan homogen dapat diuji lanjut dengan statistik paraetrik, yaitu menggunakan uji-t dengan rumus Polled Varian dengan kriteria jika thitung < ttabel (α = 0,05) maka H0 diterima (gagal

ditolak) dan Ha ditolak. Sedangkan jika thitung ≥ ttabel (α = 0,05) maka H0 ditolak dan Ha

diterima. Pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 5% atau taraf kepercayaan 95% dengan dk = n1+n2-2.

Data pre test dan post test kelas eksperimen maupun kelas kontrol yang telah diperoleh dianalisis menggunakan teknik gain skor. Gain skor dihitung untuk mengetahui peningkatan (gain) dari selisih nilai post test dengan nilai pre test masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol dan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu: (1) hasil belajar IPS siswa kelas eksperimen yang dibelajarkan melalui penerapan strategi pembelajaran inkuiri sosial berbantuan media power point dan (2) hasil belajar IPS siswa kelas kontrol yang dibelajarkan secara konvensional.

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar ranah kognitif adalah tes objektif berbentuk pilihan ganda biasa. Penyusunan tes berpedoman pada kisi-kisi tes hasil belajar yang disusun oleh peneliti dan bimbingan dari dosen expert (ahli). Sebelum tes digunakan, terlebih dahulu tes diuji validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran. Tes yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar IPS siswa baik dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol sebanyak 30 butir soal.

Setelah dilakukan post test terhadap kelas eksperimen, maka diperoleh data hasil belajar IPS siswa kelas eksperimen yang dibelajarkan melalui penerapan strategi pembelajaran inkuiri sosial berbantuan media power point dengan skor maksimum 93, skor minimum 57, rata-rata 81,07, median 82, modus 88,75, standar deviasi 9,43, dan varian 88,92.

Sementara data hasil belajar IPS siswa kelas kontrol yang dibelajarkan secara konvensional, memiliki skor maksimum 90, skor minimum 50, rata-rata 73,29, median 76,5, modus 65, standar deviasi 11,17, dan varian 124,03.

Berdasarkan data tersebut, maka kelas eksperimen yang dibelajarkan melalui penerapan strategi pembelajaran inkuiri sosial berbantuan media power point memiliki nilai rata-rata yang lebih dari kelas

(7)

kontrol yang dibelajarkan secara konvensional (81,07 > 73,29).

Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat (uji normalitas dan uji homogenitas varian). Hasil uji normalitas kelas eksperimen diperoleh X2hitung<X2tabel (8,81 < 12,592) maka H0 diterima atau Ha ditolak, sehingga

dapat dikatakan bahwa sebaran data kelas eksperimen berdistribusi normal. Sementara hasil uji normalitas kelas kontrol diperoleh X2hitung<X2tabel (9,27 < 12,592) maka H0 diterima atau Ha ditolak, sehingga

dapat dikatakan bahwa sebaran data kelas kontrol berdistribusi normal.

Setelah data dinyatakan normal, kemudian dilanjutkan dengan uji homogenitas varian. Dari hasil uji homogenitas varian, diperoleh Fhitung = 1,40

sedangkan pada taraf signifikansi 5% dengan dk = (42,36) adalah 1,72. Sehingga

Fhitung < Ftabel(α=0,05, 42, 36), maka H0 diterima

dan Ha ditolak. Ini berarti kedua kelompok

memiliki varian yang homogen.

Berdasarkan hasil uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas varian dapat diketahui bahwa data dari kedua kelompok berdistribusi normal dan memiliki varian yang homogen, maka dari itu uji hipotesis dilanjutkan dengan uji-t.

Pada penelitian ini, yang diuji adalah hipotesis nol (H0). Adapun hipotesis nol

yang diajukan adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang dibelajarkan melalui strategi pembelajaran inkuiri sosial berbantuan media power point dengan siswa yang dibelajarkan secara konvensional pada kelas V SD Gugus II Mengwi Badung tahun ajaran 2013/2014. Dari hasil perhitungan diperoleh data-data yang disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Rekapitulasi Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No. Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

1. Jumlah Sampel (n) 37 43

2. 81,07 73,29

3. S2 88,92 124,03

Data-data pada tabel tersebut kemudian digunakan untuk melakukan uji hipotesis. Dari perhitungan diperoleh

= 3,35. Sedangkan taraf signifikansi 5% dengan dk = 37 + 43 – 2 = 78 diperoleh harga ttabel = 2,000. Sehingga = 3,35

> ttabel(α=0,05, 78)= 2,000, maka H0 ditolak dan

Ha diterima.

Selain itu, data pre test dan post test siswa dianalisis menggunakan analisis gain skor untuk melihat kategori peningkatan nilai pre test ke post test yang dicapai siswa setelah mengikuti pembelajaran, baik itu pembelajaran pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Berdasarkan analisis data gain skor diperoleh rata-rata gain skor kelas eksperimen gain skor eksperimen

= 0,50 yang berarti efektivitas pembelajaran pada kelas eksperimen secara umum berada pada kategori tinggi, sementara rata-rata gain skor pada kelas kontrol gain skor kontrol = 0,35 yang berarti efektivitas

pembelajaran pada kelas kontrol secara

umum berada pada kategori sedang. Sehingga gain skor eksperimen = 0,50 > gain skor kontrol 0,35, maka dapat dikatakan bahwa

bahwa efektivitas pembelajaran pada kelas eksperimen lebih baik daripada efektivitas pembelajaran pada kelas kontrol.

Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang dibelajarkan melalui strategi pembelajaran inkuiri sosial berbantuan media power point dengan siswa yang dibelajarkan secara konvensional pada kelas V SD Gugus II Mengwi Badung tahun ajaran 2013/2014.

Setelah dilakukan post test terhadap kelas eksperimen, maka diperoleh data hasil belajar IPS siswa kelas eksperimen yang dibelajarkan melalui penerapan strategi pembelajaran inkuiri sosial berbantuan media power point dengan skor maksimum 93, skor minimum 57, rata-rata 81,07, median 82, modus 88,75, standar deviasi 9,43, dan varian 88,92.

(8)

Sementara data hasil belajar IPS siswa kelas kontrol yang dibelajarkan secara konvensional, memiliki skor maksimum 90, skor minimum 50, rata-rata 73,29, median 76,5, modus 65, standar deviasi 11,17, dan varian 124,03.

Berdasarkan data tersebut, maka kelas eksperimen yang dibelajarkan melalui penerapan strategi pembelajaran inkuiri sosial berbantuan media power point memiliki nilai rata-rata yang lebih besar dari kelas kontrol yang dibelajarkan secara konvensional.

Selain itu, ditinjau dari KKM yang ditentukan kedua sekolah yaitu 72, maka berdasarkan tabel distribusi frekuensi dan histogram, persentase siswa kelas eksperimen yang memperoleh nilai di atas KKM yaitu 78,38%, 10,81% memperoleh nilai di sekitar KKM, dan 10,82% memperoleh nilai di bawah KKM. Sementara persentase siswa kelas kontrol yang memperoleh nilai di atas KKM yaitu 51,16%, 11,63% memperoleh nilai di sekitar KKM, dan 37,21% memperoleh nilai di bawah KKM. Hal ini berarti persentase siswa kelas eksperimen yang memperoleh nilai di atas KKM lebih tinggi dari persentase siswa kelas kontrol.

Melalui uji hipotesis diperoleh thitung =

3,35 dengan taraf signifikasi 5% dan dk = 78 diperoleh harga ttabel = 2,000. Dengan

demikian, thitung = 3,35 > ttabel(α=0,05, 78)=

2,000, sehingga hipotesis nol (H0) ditolak

dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Ini

berarti terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang dibelajarkan melalui penerapan strategi pembelajaran inkuiri sosial berbantuan media power point dengan siswa yang dibelajarkan secara konvensional pada kelas V SD gugus II Mengwi Badung tahun ajaran 2013/2014.

Berdasarkan analisis gain skor diperoleh gain skor eksperimen = 0,50 > gain skor kontrol 0,35, maka dapat dikatakan bahwa

bahwa efektivitas pembelajaran pada kelas eksperimen lebih baik daripada efektivitas pembelajaran pada kelas kontrol.

Hal tersebut disebabkan karena dengan menerapkan strategi pembelajaran inkuiri sosial, siswa dapat memperoleh pengalaman belajar secara langsung melalui tahapan-tahapan pembelajaran

pada strategi pembelajaran inkuiri sosial, yaitu orientasi, hipotesis, definisi, eksplorasi, pembuktian, dan generalisasi (Wena, 2012). Tahapan pembelajaran tersebut dapat merangsang proses berpikir siswa dalam mengajukan hipotesis ataupun dalam mencari dan menemukan jawaban dari masalah yang diajukan oleh guru secara langsung berdasarkan pengalamannya sendiri, sehingga proses belajar siswa menjadi lebih bermakna.

Dalam proses pembelajaran, siswa juga belajar dalam kelompok. Hal tersebut dapat mengatasi kekurangan dari strategi pembelajaran inkuiri sosial dalam kesulitan mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa. Dengan berkelompok, dapat memudahkan mengontrol kegiatan belajar siswa, sehingga tidak harus terfokus pada masing-masing individu. Terlebih lagi, siswa yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata dapat terbantu oleh siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata dalam kelompoknya. Sehingga, siswa yang lemah dalam belajar tidak tertinggal oleh siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.

Selain itu, dalam penerapan strategi pembelajaran inkuiri sosial juga dibantu dengan media power point. Istiningsih (2012:213) memaparkan “manfaat microsoft power point dalam pembelajaran antara lain, yaitu: penyampaian pembelajaran lebih menarik, menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien, dan materi pembelajaran disampaikan secara utuh melalui pointer-pointer materi”.

Sementara itu, pada pembelajaran di kelas kontrol siswa dibelajarkan secara konvensional dengan metode pembelajaran yang biasa diterapkan oleh guru setiap kali guru mengajar. Hal tersebut dapat menyebabkan kebosanan pada siswa dalam belajar sehingga hasil belajar siswapun menjadi kurang optimal.

Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang memperkuat hasil dari penelitian ini, di antaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Khotimah (2009) dengan penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi inkuiri sosial pada pembelajaran IPS mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa, kemampuan berpikir, dan rasa senang siswa terhadap

(9)

mata pelajaran IPS pada siswa kelas VI SDN Manaruwi-I Bangil. Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh Asrofah (2012) dengan hasil penelitian menunjukkan strategi pembelajaran inkuiri sosial dapat meningkatkan: (1) keterampilan guru mengelola pembelajaran, (2) aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS, (3) hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas V SDN Gajahmungkur 02 Semarang.

PENUTUP

Hasil analisis data menunjukkan nilai rata-rata kelas eksperimen 1= 81,07

> 2 = 73,29 kelas kontrol. Sehingga

diperoleh thitung = 3,35 dengan taraf

signifikansi 5% dan dk = 37 + 43–2 = 78, maka diperoleh harga ttabel = 2,000. Jadi,

= 3,35 > ttabel(α=0,05, 78)= 2,000. Maka

dari itu, hipotesis nol (H0) yang diajukan

ditolak dan menerima hipotesis alternatif (Ha). Selain itu, diperoleh hasil analisis gain

skor bahwa efektivitas pembelajaran pada kelas eksperimen lebih baik daripada efektivitas pembelajaran pada kelas kontrol. Dengan demikian, dapat ditarik simpulan bahwa terdapat pengaruh strategi pembelajaran inkuiri sosial berbantuan media power point terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Gugus II Mengwi Badung tahun ajaran 2013/2014.

Adapun saran yang peneliti sampaikan adalah (1) Bagi siswa diharapkan menjadi lebih aktif, kreatif dan kritis dalam menanggapi suatu masalah dan mencari solusi pemecahan suatu masalah; (2) Bagi guru diharapkan dapat menerapkan strategi pembelajaran inovatif dalam kegiatan pembelajaran, khususnya strategi pembelajaran inkuiri sosial berbantuan media power point sehingga dapat memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa dan mengoptimalkan hasil belajar siswa; (3) Bagi sekolah diharapkan untuk mendukung guru-guru dalam menerapkan strategi pembelajaran inkuiri sosial berbantuan media power point dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan; (4) Bagi lembaga diharapkan dapat terus memotivasi calon peneliti lain untuk melalukan penelitian yang inovatif dalam

menambah khazanah ilmu pada dunia pendidikan; (5) Bagi peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian serupa sehingga dapat menyempurnakan hasil penelitian ini.

DAFTAR RUJUKAN

Agung, A.A Gede. 2010. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Ganesha.

Arsyad, Azhar. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Asrofah, Siti. 2012. “Peningkatan Kualitas

Pembelajaran IPS Melalui Srtategi Pembelajran Inkuiri Sosial Pada Siswa Kelas V SDN Gajahmungkur 02 Semarang”. Tesis. Universitas Negeri Semarang. Tersedia pada http://lib.unnes.ac.id/12771/ (diakses tanggal 4 Desember 2013).

Djamarah, S. B dan Azwan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Emzir. 2011. Metodelogi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Gulo, W. 2008. Strategi Belajar-Mengajar.

Jakara : Grasindo.

Istiningsih. 2012. Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran. Yogyakarta: Kripta Media Kreatif.

Khotimah, Siti. 2009. “Penerapan Strategi Inkuiri Sosial Pada Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar, Kemampuan Berpikir Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN Manaruwi-I Bangil”. Skripsi. Universitas Negeri Malang. Tersedia pada http://library.um.ac.id/ptk/indek. php?mod=detail&id=40809 (diakses tanggal 4 Desember 2013).

Munadi, Yudhi. 2010. “Media Pembelajaran”. Tersedia pada http://ekohoeruln.blogspot.com/2013/0 2/definisi-dan-keunggulan-multimedia.

(10)

html ?m=1 (diakses tanggal 10 desember 2013).

Prasetyo, Reza Eko. 2010. “Harapan Pendidikan Indonesia Membangun Kemajuan Bangsa”. Tersedia pada http://corejunior.blogspot.com/ 2010 /10/harapan-pendidikan-indonesia-membangun.html.?m=1 (diakses tanggal 1 Januari 2014).

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Santyasa, I.W. 2005. Buku Ajar Belajar dan Pembelajaran. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.

Sapriya. 2009. Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukiman, 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Wena, Made. 2012. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Suatu Tinjauan Konseptual Operasiaonal). Jakarta: Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Asal mula kata pendidikan arakter adalah mengambil dari dua kata yang tidak sama ataupun berbeda dikarenakan dua kata ini memiliki makna sendiri- sendiri yakni

Media dakwah merupakan salah satu unsur yang terdapat proses dakwah. Proses dakwah tidak ada bedanya dengan proses komunikasi karena dalam prosesnya dakwah juga

Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kinerja Dishubkominfo Kota Pontianak terutama dalam melakukan pemungutan retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum yaitu

Analisis hubungan Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Minahasa Selatan akan dilakukan dengan metode wawancara langsung dan pengambilan

Berdasarkan analisis dan pembahasan seperti yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kinerja guru dalam

Walaupun perairan Gresik bukan jalur utama Arus Lintas Indonesia (Arlindo), tetapi terhubung melalui arus lokal yang dipengaruhi oleh angin muson, sehingga

Kita saat ini tengah berada di penghujung bulan Dzulqa’dah. Kurang dari sepekan kita akan memasuki bulan Dzulhijjah 1430 H. Dengan demikian kita telah 2 bulan keluar dari

Dengan berkuasa, seseorang atau suatu kelompok akan dapat melakukan banyak hal yang dapat dilakukan oleh pihak yang tidak memiliki kekuasaan, seperti aktivitas