BAB II
KERANGKA KONSEP
2.1.Tinjauan Karya Sejenis
Berdasarkan jenis podcast yang hendak dibuat oleh penulis yaitu podcast yang membahas seputar dunia teknologi, penulis melakukan riset terhadap podcast dan program radio lainnya yang memiliki kesamaan bahasan yaitu mengenai dunia teknologi. Dalam melakukan riset, peneliti menemukan beberapa program sejenis yang telah diproduksi oleh pihak lain yaitu diantaranya sebagai berikut.
2.1.1. Corbuzier Podcast
Corbuzier Podcast adalah sebuah video podcast yang dibawakan oleh Deddy Corbuzier. Podcast ini lebih dominan mengangkat isu-isu sosial dan politik yang sedang ramai diperbincangkan di masyarakat. Corbuzier Podcast banyak mengundang tokoh masyarakat seperti artis dan politisi sebagai narasumber dalam podcast ini (Corbuzier Podcast, 2019).
Podcast ini tayang hampir setiap hari melalui kanal Youtube Deddy Corbuzier dan platform podcast seperti Spotify dan Apple
tayang rata-rata selama 30 menit hingga 1 jam yang dikemas dalam bentuk full talk show tanpa commercial break (Corbuzier Podcast, 2019).
Melalui kanal Youtube, podcast ini disajikan dengan menggunakan multi camera sebanyak 3 buah dengan angle tampak samping, dan menggunakan microphone serta audio mixer sebagai pengantar suaranya (Corbuzier Podcast, 2019).
Melalui peninjauan Corbuzier Podcast, menulis menemukan beberapa hal yang dapat diimplementasikan kedalam karya yang hendak penulis buat yaitu teknik pembawaan Deddy sebagai host dapat membuat jalannya sebuah podcast yang terkadang serius tetap santai dan menarik.
2.1.2. Podcast Tech Uncensored – Jagat Review
Podcast Tech Uncensored merupakan sebuah podcast video yang dibuat oleh media teknologi yaitu Jagat Review. Podcast ini memiliki tema bahasan khusus yaitu teknologi pada perangkat gadget seperti ponsel pintar, laptop, smart tv, dan lain sebagainya.
Podcast Video ini dipandu oleh Dedi Irvan. Pada umumnya, podcast Dedi Irwan akan ditemani satu orang lainnya yang merupakan anggota dari media Jagat Review untuk membantu
membahas serta membawakan Podcast Tech Uncensored ini (Jagat Review, 2020).
Podcast Tech Uncensored ditayangkan pada kanal Youtube Jagat Review dengan waktu penayangan yang tidak menentu. Podcast ini pertama kali dibuat pada tanggal 16 Mei 2020 (Jagat Review, 2020).
Proses produksi pada Podcast Tech Uncensored ini menyajikan visual announcer yang tengah berbicara melalui perekaman gambar single camera dengan angle eye level dari tampak depan, dan dua buah microphone yang langsung terhubung dengan satu buah laptop (Jagat Review, 2020).
Melalui tinjauan karya Podcast Tech Uncensored, penulis menemukan hal yang dapat diimplementasikan pada karya yang hendak penulis buat yaitu peralatan seperti mikrofon yang digunakan sangat mempengaruhi kualitas perekaman suara, sehingga penting untuk memilih mikrofon yang cocok untuk membuat sebuah podcast.
2.1.3. Kartini Teknologi
Podcast terakhir yang peneliti temukan merupakan podcast audio dengan nama “Kartini Teknologi” yang dapat didengarkan
podcast lainnya. Podcast tersebut tayang setiap bulan dengan jadwal tanggal penayangan yang berubah-ubah. Sesuai nama pada Podcast ini, podcast berikut ini memiliki keunikan yaitu membahas dunia teknologi dengan seluruh narasumber yang merupakan seorang wanita.
Mengutip (Kartini Teknologi, 2019) podcast ini dibawakan oleh dua orang pewara yaitu Kiki dan Galuh. Kiki merupakan seorang wanita yang memiliki profesi sebagai seorang programmer, dan Galuh merupakan seorang scientist.
Podcast Kartini Teknologi pertama kali tayang pada 13 April 2019. Seluruh episode pada podcast ini diproduksi secara virtual (jarak jauh) dengan narasumber. Podcast ini tayang dengan durasi rata-rata 45 menit hingga 1 jam. Fokus pada podcast ini yaitu membahas seputar teknologi pada komputer dan dunia pemrograman.
Episode ke-19 yang tayang pada 7 November 2020, menjadi episode terakhir dari keberlangsungan podcast Kartini Teknologi ini. Pasalnya, hingga naskah akademik ini dibuat, Podcast Kartini Teknologi tidak lagi memproduksi episode podcast terbaru mereka. Melalui tinjauan karya Podcast Kartini Teknologi, penulis menemukan hal penting untuk diimplementasikan dalam karya yang hendak penulis buat yaitu, pembahasan mengenai teknologi kurang sesuai bila disajikan hanya dalam bentuk podcast audio, pasalnya
beberapa teknologi terbaru memerlukan penggambaran dalam bentuk grafis gambar maupun video untuk dapat memberikan gambaran pada audience.
Berdasarkan beberapa referensi podcast yang telah penulis analisa sebelumnya, penulis mendapati beberapa hal yang dapat dipelajari dan diterapkan ke dalam podcast yang hendak penulis buat diantaranya, penggunaan microphone dengan kualitas yang baik sangat diperlukan untuk membuat sebuah podcast. Tak hanya itu, podcast video juga menyajikan video pembawa acara dan narasumber. Sehingga, penggunaan kamera ataupun webcam dengan kualitas baik sangat diperlukan untuk melengkapi sebuah produksi podcast video yang dibuat secara tatap muka ataupun secara daring.
Selain itu, pembawa acara podcast menjadi hal yang penting untuk diperhatikan dalam sebuah keberhasilan program podcast video berbentuk talk show. Menurut (Fachruddin, 2017) pembawa acara talk show sangat besar memberikan daya tarik terhadap program itu sendiri, Beberapa keahlian harus dikuasai pembawa acara talk show seperti menguasai berbagai topik, kaya perspektif termasuk kemampuan menyerap kata kunci yang berkaitan dengan topik tersebut.
2.1.Teori dan Konsep
Dalam melakukan perencanaan pembuatan podcast video berbentuk talk show dengan episode teknologi otomotif masa depan, penulis akan memaparkan beberapa teori serta konsep yang memiliki keterkaitan dengan karya yang hendak penulis buat diantaranya.
2.2.1. Definisi Teknologi
Menurut Djoyohadikusumo, teknologi didefinisikan sebagai sebuah bidang yang memiliki keterkaitan erat dengan bidang ilmu sains dan ilmu rekayasa atau engineering. Sehingga dengan kata lain, teknologi dapat dipisahkan menjadi dua dimensi pokok yaitu dimensi engineering dan dimensi sains (Djoyohadikusumo, 1994, p. 222).
Pada podcast video yang hendak penulis buat, definisi mengenai teknologi diatas menjadi acuan terpenting dalam pembahasan terhadap episode yang hendak penulis buat yaitu teknologi otomotif.
2.2.2. Definisi Podcast
Menurut (Adani, 2021) Podcast adalah hasil dari sebuah rekaman audio atau video yang dapat didengarkan oleh audience secara luas dengan memanfaatkan media internet, sehingga podcast
dapat didengarkan kapanpun melalui media elektronik yang ada. Pada dasarnya, podcast memiliki kesamaan dengan radio, namun radio hanya dapat dikonsumsi publik secara langsung dan menggunakan gelombang frekuensi tertentu.
2.2.3. Definisi Podcast Video
Menurut (Passaris, 2021) video podcast merupakan kombinasi dari audio podcast dan media visual. Elemen video dapat dibuat dengan hal yang sangat sederhana seperti penempatan gambar latar belakang dengan logo, hingga serumit rekaman video yang disunting. Podcast video dapat dibuat oleh siapapun untuk menyebarkan sebuah informasi mengenai berbagai jenis topik seperti olahraga, kasus kriminal, teknologi, komedi, lingkungan hidup, dan lain-lain.
Dengan lebih dari 30 juta episode berbeda hingga saat ini, podcast juga dapat menjadi alat penyebaran informasi secara luas yang lebih hemat biaya. Berdasarkan data, setiap bulan 43% pendengar podcast menggunakan media Youtube untuk mendengarkan podcast ketimbang Apple Podcast yang hanya sebesar 34% dan Spotify sebesar 23% (Passaris, 2021).
2.2.4. Definisi Talk Show
Menurut (Masduki, 2004, p. 80) talk show (perbincangan) merupakan gabungan dari seni berbicara dan seni mewawancarai narasumber. Sedangkan menurut (Sartono, 2008, p. 153) talk show merupakan kegiatan dialog wawancara interaktif secara langsung dengan narasumber baik di dalam studio ataupun melalui telepon (jarak jauh).
2.2.5. Teknik Produksi Podcast Video
Menurut (Dennis, 2020) untuk memproduksi sebuah podcast video dengan tipe wawancara, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya.
1. Mengkonversikan Audio menjadi Video
Untuk memproduksi podcast video, anda harus dapat mengkonversikan audio podcast menjadi format video. Video podcast juga dapat menggunakan gambar visual yang bersumber atas rekaman dari kamera, webcam, ataupun tangkapan layar ketika melakukan video conference bersama narasumber (Dennis, 2020).
2. Memanfaatkan Webcam sebagai alat perekam visual
Jika anda ingin memproduksi video podcast yang lebih baik, anda dapat memanfaatkan webcam pada komputer anda sebagai alat perekam saat memproduksi sebuah podcast. Metode produksi seperti ini dapat menyempurnakan podcast anda untuk diunggah ke dalam kanal Youtube. Hubungkan mikrofon kedalam komputer, dan mempergunakan webcam untuk merekam visual anda saat berbicara (Dennis, 2020).
Aplikasi pihak ketiga seperti Zoom Meeting, QuickTime, dan aplikasi perekam lainnya dapat merekam video anda saat memproduksi sebuah podcast video. Anda perlu memastikan mikrofon telah benar-benar terhubung dengan aplikasi perekam video tersebut (Dennis, 2020).
Setelah proses perekaman selesai, video dapat disunting menggunakan aplikasi editing video pasca produksi seperti Final Cut Pro, Adobe Premiere Pro, maupun aplikasi lainnya (Dennis, 2020).
3. Menggunakan Kamera Eksternal sebagai alat perekam
kamera ponsel hingga kamera profesional. Namun, untuk membuat sebuah podcast video di sebuah ruangan, perlu memperhatikan kerapihan latar belakang yang akan ikut disorot oleh kamera eksternal. Buat kamera eksternal menangkap badan anda dalam bingkai kamera tersebut selama produksi dimulai (Dennis, 2020).
4. Merekam Tangkapan Layar
Jika melakukan wawancara podcast video dari jarak jauh secara daring menggunakan aplikasi video conferences, selain anda perlu mempersiapkan merekam diri anda menggunakan kamera ataupun webcam, anda juga harus mempersiapkan untuk merekam tangkapan layar. video conference tersebut. Anda dapat memanfaatkan aplikasi perekam layar pihak ketiga, atau memanfaatkan fitur bawaan untuk merekam jika tersedia dalam aplikasi video conference tersebut. Nantinya, video tersebut akan digabungkan bersama video anda menggunakan aplikasi penyunting video (Dennis, 2020).
Menurut (Geoghegan & Klass, 2007.p. 130) untuk membuat sebuah podcast video, terdapat tiga tahapan yang perlu dilakukan diantaranya yaitu pra-produksi, produksi, dan pasca-produksi.
1. Pra-Produksi
Pada tahap ini, produser podcast video mempersiapkan tahapan awal seperti menentukan gambaran besar episode yang akan dibuat, menghubungi narasumber, menulis naskah dan mempersiapkan peralatan (Geoghegan & Klass, 2007. p.131).
a. Penemuan Ide
Pada tahap ini, produser podcast video melakukan riset untuk menemukan ide serta gagasan terhadap suatu topik yang hendak diangkat kedalam sebuah podcast video. Ketika topik tersebut telah ditemukan, maka langkah selanjutnya adalah menerjemahkan ide tersebut kedalam sebuah naskah kasar oleh penulis naskah (Geoghegan & Klass, 2007. p.131).
b. Menghubungi Narasumber
Pada tahap ini, anda perlu mempersiapkan daftar nama narasumber yang akan anda undang kedalam
meminta menjadi narasumber dalam podcast (Geoghegan & Klass, 2007. p.131).
c. Membuat Naskah Produksi
Dalam menyusun sebuah naskah produksi, yang terpenting ialah jangan terpaku pada naskah produksi yang dibuat. Yang terpenting adalah pastikan anda dapat memahami alur yang anda buat secara jelas (Geoghegan & Klass, 2007. p.131).
Pada beberapa kondisi lainnya, saat produksi podcast video secara langsung akan membutuhkan naskah yang ketat untuk memastikan fakta-fakta tertentu diterangi atau poin-poin plot tertentu berhasil dipahami. Jadi pastikan naskah yang dibuat mudah untuk dipahami (Geoghegan & Klass, 2007. p.131).
Menurut (Y.S. Daya, 2019), naskah produksi yang mudah untuk dipahami merupakan naskah dua kolom, dimana pada naskah produksi tersebut, terdapat gambaran berupa visual serta audio yang akan dimunculkan pada proses produksi.
d. Persiapan
Pada tahap persiapan meliputi beberapa hal seperti perjanjian kontrak, perizinan dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan perjanjian serta melengkapi peralatan yang diperlukan seperti properti pendukung produksi dan alat produksi itu sendiri (Geoghegan & Klass, 2007. p.131).
Selain itu, menurut (Y.S. Daya, 2019) pada proses pra-produksi penting juga untuk mempersiapkan pakaian (wardrobe) yang akan dipakai oleh host dan narasumber pada saat proses produksi program talk show berlangsung, agar host dan narasumber terlihat rapih dan menarik di depan kamera.
2. Produksi
Pada tahap ini waktunya untuk mengeksekusi semua ide dan memulai proses produksi. Periksa semua peralatan dan pastikan semuanya berfungsi dengan baik. Pastikan seseorang memonitori suara serta gambar benar-benar direkam dengan baik (Geoghegan & Klass, 2007. p.133).
konsep ad libitum dalam membawakan podcast video. Konsep ad libitum merupakan sebuah konsep pembawaan sebuah talk show tanpa terpaku pada naskah produksi, melainkan memahami garis besar produksi, sehingga host dapat leluasa membawakan talk show podcast dan mengembangkan pembahasan.
3. Pasca-Produksi
Tahapan pasca produksi merupakan hasil keseluruhan dari seluruh tahapan yang telah diproduksi. Pasca produksi lebih berorientasi pada program-program yang bersifat tidak langsung (recorded). Pada proses pasca-produksi, program yang telah direkam mengalami proses penyuntingan (editing). Dalam hal ini terdapat dua jenis editing yaitu editing dengan teknik analog atau linear dan editing dengan teknik digital atau non linear dengan menggunakan komputer (Fred Wibowo, 2007. p. 40).
Tahap pasca produksi memiliki tiga langkah utama yaitu offline editing, online editing dan mixing. Offline editing secara sederhana merupakan proses logging yang berupa pencatatan kembali oleh script writer terhadap hasil shooting yang telah dilakukan. Pengambilan setiap shot yang telah diambil, dicatat kembali. Berdasarkan hasil catatan tersebut,
sutradara akan membuat sebuah editing kasar. Setelah tahapan editing kasar selesai, selanjutnya adalah melengkapi dengan uraian narasi, timecode serta bagian-bagian harus perlu dilengkapi dengan ilustrasi musik (Fred Wibowo, 2007. p. 40).
Tahap selanjutnya adalah Online editing. Pada tahap ini, editor melakukan penyuntingan terhadap hasil shooting asli, menyambungkan setiap shot-shot adegan dab disesuaikan dengan timecode yang telah direncanakan serta memberikan transisi pada shot-shot yang sedang dibuat (Fred Wibowo, 2007. p. 40).
Tahapan terakhir ialah Mixing. Pada tahapan mixing, editor mencampurkan semua gambar dan suara (termasuk narasi dan ilustrasi musik yang telah direkam), disesuaikan dengan petunjuk yang terdapat pada naskah editing. Keseimbangan antara narasi, sound effect serta suara asli harus dijaga keseimbangannya agar tidak saling mengganggu dan dapat terdengar dengan jelas (Fred Wibowo, 2007. p. 40).
Selain itu pada tahap pasca-produksi dilakukan juga penayangan hasil editing serta evaluasi hasil produksi
Menurut (Y.S.Daya, 2019) pengemasan editing video dalam tahapan pasca produksi juga perlu diperhatikan, agar program tidak terlihat membosankan, Cara termudah untuk mengemas talk ‘show menjadi lebih menarik yaitu dengan memunculkan grafis pendukung (b-roll), sehingga pemisa mendapatkan visual yang lebih informatif. Selain itu penambahan backsound yang tidak terlalu keras dapat mencegah podcast talk show terlihat membosankan.
2.2.6. Teknik Pengambilan Gambar Pada Podcast Video
Menurut (Geoghegan & Klass, 2007. p.133), teknik pengambilan gambar amat penting dalam memproduksi sebuah podcast video. Pada bagian perekaman gambar, pastikan mengambil gambar yang sesuai dengan keadaan seperti rule of third, long shot, medium shot, close up, dan headroom
- Aturan Sepertiga
Aturan sepertiga (Rule of Third) adalah keyakinan bahwa bingkai jauh lebih menarik dan enak dipandang jika subjek bidikan tidak berada di tengah. Sebaliknya, jika bingkai Anda dibagi menjadi tiga, secara horizontal dan vertikal, tempat menarik dapat anda temukan jika meletakkan subyek pada
perpotongan garis-garis ini. Aturan sepertiga ini akan membuat hasil jepretan Anda terlihat lebih profesional (Geoghegan & Klass, 2007. p.133).
- Long Shot
Long Shot (atau wideshot) mencakup seluruh subjek bidikan dalam bingkai. Bidikan yang sangat jauh sering digunakan sebagai bidikan yang menentukan untuk mengorientasikan karakter dalam adegan atau ungkapkan lokasi aksi (Geoghegan & Klass, 2007. p.135).
- Medium Shot
Medium Shot bisa berupa bidikan yang lebih dekat dibandingkan long shot. Tetapi, bidikan ini tidak cukup dekat seperti close-up. Pengambilan gambar sedang dimulai di sekitar pinggang aktor atau lebih dan termasuk semua bagian atas kepala (Geoghegan & Klass, 2007. p.136).
- Close Up
Bidikan close-up dimaksudkan untuk efek dramatis, dengan memfokuskan pada ekspresi wajah dan gerakan tangan manusia
untuk menyorot sedikit aksi atau detail tertentu yang penting untuk cerita atau poin penting tetapi itu akan hilang dalam gambar yang lebih luas (Geoghegan & Klass, 2007. p.136).
- Headroom
Headroom merupakan sedikit ruang kosong yang harus disisakan saat memasukkan sebuah gambar subyek kedalam bingkai kamera. Dalam proses produksi, pastikan head oom tetap terjaga agar kepala subyek yang direkam tidak terpotong bingkai kamera (Geoghegan & Klass, 2007. p.137).