Seri Manajemen Sumberdaya Keluarga 8_Program
Keluarga Harapan (PKH), Menjaga Harapan
Keluarga Dikala Pandemi
PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH), MENJAGA
HARAPAN KELUARGA DIKALA PANDEMI
Pandemi virus Covid-19 melanda Indonesia sejak satu tahun lalu, tepatnya pada pertengahan Maret 2020. Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan yang dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernafasan ringan seperti flu, dan infeksi pernafasan berat seperti infeksi paru-paru (Pneumonia) yang pada beberapa kasus dapat menyebabkan kematian. Virus ini menyebar melalui cairan tubuh, kontak langsung dengan penderita atau menyentuh benda yang pernah disentuh
penderita. Penyebaran virus corona cukup masif, viru baru yang masih satu
golongan dari virus SARS dan MERS ini memiliki kemampuan penularan yang cepat dan hampir seluruh negara dunia mengkonfirmasi adanya kasus infeksi virus ini di negaranya. Berdasarkan data Word Meter per 15 maret 2021, jumlah kasus infeksi virus corona di Indonesia yang terkonfirmasi sebanyak 1.425.044 kasus dengan jumlah kematian 38.573 pasien dan terkonfirmasi sembuh 1.249.940 pasien. Angka tingkat kematian akibat infeksi virus corona relatif rendah, namun bukan berarti kita bisa menyepelekan virus baru ini. Untuk mengendalikan penyebaran virus pemerintah membuat kebijakan dan protokol kesehatan, seperti kebijakan Social Distancing atau yang kini disebut sebagai Physical Distancing.
Pandemi berdampak cukup signifikan pada semua sektor kehidupan, terutama sektor ekonomi yang mengalami perlambatan dikarenakan keterbatasan mobilitas masyarakat. Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat menjadi komponen yang rentan, terutama keluarga dengan golongan ekonomi menengah kebawah. Pembatasan mobilitas membuat kegiatan ekonomi terhambat dan berdampak pada keuangan keluarga serta ketahanan keluarga dalam memenuhi kebutuhan dasar. Terlebih dampak pandemi menyebabkan beberapa perusahaan melakukan
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan harga bahan pokok mengalami inflasi yang semakin memberatkan ekonomi keluarga. Pemerintah meluncurkan serangkaian program bantuan sosial untuk dapat membantu masyarakat salah satu dengan meningkatkan Program Keluarga Harapan (PKH), melalui program ini pemerintah diharapkan dapat memberikan harapan untuk mewujudkan ketahanan keluarga di
masa pandemi.
Strategi keluarga dalam menyelesaikan masalah
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang memiliki kewajiban dan tujuan, dalam menjaga keberlanjutan keluarga selama pandemi anggota keluarga harus mengatur strategi untuk bisa bertahan memenuhi kebutuhan material
maupun nonmaterial. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan enam
narasumber penerima manfaat Program Keluarga Harapan dengan domisili yang berbeda-beda, memaparkan bahwa pandemi sangat berdampak bagi kondisi sosial-ekonomi keluarga. Seluruh narasumber menyatakan bahwa mereka mengalami penurunan pendapatan selama masa pandemi, karena aktivitas ekonomi yang terhambat. Penurunan pendapatan ini paling dirasakan oleh narasumber yang berprofesi sebagai pengusaha UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) dikarenakan daya beli masyarakat yang rendah dan sulitnya akses pemasokan barang. Sedangkan Narasumber yang berprofesi sebagai petani merasa pandemi tidak berdampak signifikan kepada kebutuhan pangan keluarga
dikarenakan kebutuhan pangan masih mencukupi dari hasil panen. Hal tersebut membuktikan sektor pertanian salah satu sektor yang cukup stabil dan mampu bertahan pada masa pandemi. Dampak sosial dirasakan semua narasumber karena adanya peraturan dan protokol kesehatan yang berlaku sehingga berkurangnya intensitas interaksi sosial di masyarakat. Minimnya interaksi sosial di luar rumah menyebabkan tekanan psikis dalam keluarga, seperti mudah stress karena
kurangnya aktivitas, kondisi keuangan keluarga dan tidak menentu serta intensitas interaksi dalam keluarga yang meningkat dapat menyebabkan konflik dalam
keluarga. Stress juga terjadi pada anak, karena beban tugas sekolah yang lebih berat dari biasanya serta biasanya, dan di rumah tidak adanya guru yang
membimbing belajar, sedangkan orang tua memiliki keterbatasan waktu maupun pengetahuan dalam membimbing anak belajar di rumah. Hal tersebut meningkat tingkat stress pada anak karena merasa tidak dapat mengikuti pelajaran.
Pandemi memaksa setiap keluarga untuk menyusun strategi agar keluarga dapat bertahan di masa pandemi ini. Strategi yang digunakan keluarga pastinya
berbeda-beda menyesuaikan dengan kebutuhan keluarga itu sendiri. Berikut ada beberapa strategi yang dilakukan oleh keluarga yakni memanajemen ulang
melakukan kegiatan ekonomi lain untuk menambah pemasukan keluarga, dan meminjam dana untuk memenuhi kebutuhan keuangan keluarga.
Program Keluarga Harapan dan Ketahanan Keluarga
Respon pemerintah untuk menangani dampak pandemi dengan meningkat
pemberian bantuan sosial serta menambah anggaran dana bantuan sosial untuk dapat menjangkau lebih banyak masyarakat Indonesia yang membutuhkan.
Berdasarkan Kemenkeu (2020) besar dana yang digelontorkan pemerintah sebesar Rp 695,2 Triliun dan cenderung meningkat. Program Keluarga Harapan (PKH) salah program pemerintah untuk memberikan bantuan sosial kepada keluarga miskin untuk meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan keluarga serta mengentaskan kemiskinan. Pemerintah meningkatkan jumlah penerima PKH dari 9,2 juta keluarga menjadi 10 juta keluarga dengan nilai bantuan meningkat sebesar 25% dengan frekuensi pencairan setiap bulan ( Hastuti et. al 2020)
Dari wawancara yang telah dilakukan, bantuan PKH yang diterima memberikan manfaat pada perekonomian keluarga terutama di masa pandemi, meskipun sebagian besar narasumber memaparkan bahwa bantuan yang didapat belum mencukupi kebutuhan keluarga. Bantuan yang didapat berupa sembako dan uang tunai, untuk bantuan berupa sembako sangat membantu pangan keluarga
sedangkan untuk bantuan tunai masih digunakan untuk kebutuhan mendasar
seperti pangan dan pendidikan. Kebutuhan pendidikan seperti membeli kuota untuk kegiatan belajar anak dan peralatan sekolah yang lain.
Beberapa narasumber memaparkan bahwa bantuan yang dapat belum mencukupi kebutuhan keluarga. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan
kebutuhan setiap keluarga, faktor yang mempengaruhi perbedaan kebutuhan sebagai berikut; 1) Perbedaan tanggungan dalam keluarga semakin banyak beban tanggungan dalam keluarga, maka kebutuhan keluarga semakin besar; 2) Jenis pekerjaan yang berbeda-beda menyebabkan penghasilan yang berbeda; dan 3) domisili keluarga narasumber yang berbeda-beda, narasumber yang berdomisili di kota besar memiliki biaya hidup lebih tinggi dibandingkan narasumber yang
Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga
Ketahanan keluarga menjadi salah tolak ukur kesejahteraan keluarga yang dimana kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan dasar dan kemampuan keluarga untuk melakukan kegiatan yang produktif. Pandemi covid-19 memberikan banyak dampak kepada masyarakat, terlebih terhadap ketahanan keluarga. Program Keluarga Harapan menjadi salah satu kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan keluarga, terutama pada masa pandemi ini
pemerintah meningkat bantuan sehingga lebih banyak mencapai masyarakat yang membutuhkan. Program PKH sendiri memiliki harapan untuk dapat meningkatkan ketahanan keluarga selama pandemi, namun bantuan yang diberikan dirasa masih kurang untuk memenuhi kebutuhan selama pandemi. Hal ini dikarenakan
kebutuhan selama pandemi meningkat sedangkan pemasukan keuangan keluarga menurun, dan domisili keluarga yang berbeda-beda menyebabkan besaran
tanggungan setiap keluarga juga berbeda-beda. Masyarakat berharap pemerintah meningkatkan jumlah bantuan dan dapat lebih menjangkau masyarakat yang benar-benar membutuhkan, karena program PKH menjadi salah satu harapan keluarga untuk bertahan di masa pandemi yang sulit.
_____________________________________________________________________________________ __
THE HOPE FAMILY PROGRAM (PKH), KEEPING FAMILY HOPE IN PANDEMIC
The Covid-19 virus pandemic hit Indonesia one year ago, to be precise, in
mid-March 2020. Coronavirus or severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) is a virus that attacks the respiratory system which can cause mild respiratory infections such as flu. Furthermore, severe respiratory infections such as lung infections (pneumonia) which in some cases can cause death. This virus
spreads through body fluids, direct contact with sufferers or moving objects that the sufferer has touched. The spread of the coronavirus is quite massive, this new virus which is still one class of the SARS and MERS viruses can transmit rapidly, and almost all countries in the world have confirmed cases of this virus infection in their countries. Based on Word Meter data as of March 15, 2021, the number of
confirmed cases of coronavirus infection in Indonesia was 1,425,044 cases with a death toll of 38,573 patients and 1,249,940 confirmed patients. The death rate from coronavirus infection is relatively low, but that does not mean we can
underestimate this new virus. To control the spread of the virus, the government made health policies and protocols, such as the Social Distancing policy or what is now known as Physical Distancing.
The pandemic has a significant impact on all sectors of life, especially the economic sector, which is experiencing a slowdown due to people's limited mobility. The
family as the smallest unit in society is a vulnerable component, especially families with middle and lower economic groups. Mobility restrictions hamper economic activity and impact family finances and family resilience in meeting basic needs. Moreover, the impact of the pandemic has caused several companies to terminate their employment (PHK), and the prices of essential commodities have experienced inflation which has made the family economy even more burdensome. The
government launched a series of social assistance programs to help the community, one of which is by improving the Family of Hope Program (PKH); through this
program, the government is expected to provide hope for realizing family resilience during a pandemic.
Family strategy in Solving Problems
The family is the smallest unit in society that has obligations and goals; in
maintaining the sustainability of the family during a pandemic, family members must arrange strategies to survive meeting material and non-material needs. Based on the results of the author's interviews with six informants who are beneficiaries of the Family Hope Program with different domiciles, he explained that the pandemic has a profound impact on the socio-economic conditions of the family. All
informants stated that they experienced a decrease in income during the pandemic due to hampered economic activity. The decrease in income was felt most by the informants who work as MSMEs (Micro, Small and Medium Enterprises)
entrepreneurs due to the low purchasing power of the community and difficulty in accessing the supply of goods. Meanwhile, the resource person who works as a farmer felt that the pandemic did not significantly impact family food needs because food needs were still sufficient from the harvest. This proves that the
pandemic. All informants felt the social impact because of the existing health regulations and protocols, which reduced the intensity of social interactions in the community. The lack of social interaction outside the home causes psychological stress in the family, such as stress due to lack of activity, uncertain and uncertain family financial conditions, and the increasing intensity of interactions within the family that can cause conflict in the family. Stress also occurs in children because school workloads are heavier than usual and usually, and there are no teachers at home to guide learning, while parents have limited time and knowledge in guiding children to study at home. This increases the level of stress in children because they feel unable to attend lessons.
The pandemic forces every family to develop a strategy so that the family can
survive this pandemic. The strategies used by the family certainly vary according to the needs of the family itself. Here are some strategies carried out by families, namely re-managing family needs by giving priority to each need, carrying out other economic activities to increase family income, and borrowing funds to meet family financial needs.
Family Hope and Family Resilience Program
The government's response to dealing with the impact of the pandemic is by increasing the provision of social assistance and increasing the budget for social assistance funds to reach more Indonesians in need. Based on the Ministry of Finance (2020), the amount of funds disbursed by the government is IDR 695.2 trillion and tends to increase. The Family of Hope Program (PKH) is a government program to provide social assistance to low-income families to improve family
welfare and resilience and alleviate poverty. The government increased the number of PKH recipients from 9.2 million families to 10 million families, with the value of assistance increasing by 25% with the frequency of disbursement every month (Hastuti et al. 2020)
From the interviews that have been conducted, the PKH assistance received has benefited the family's economy, especially during the pandemic, although most informants explained that the assistance received was not sufficient for the family's needs. The assistance obtained was in the form of necessities and cash, assistance in basic foodstuffs that immensely helped the family's food, while cash assistance was still used for basic needs such as food and education—educational needs such as buying quotas for children's learning activities and other school equipment.
Several informants explained that the assistance provided was not sufficient for the family's needs. Several factors influence the differences in the needs of each family, the factors that influence different needs are as follows; 1) Differences of
dependents in the family the more dependable burdens in the family, the greater the family's needs; 2) Different types of work lead to additional income; and 3) different sources of family domicile, sources who are domiciled in big cities have a higher cost of living than informants who are domiciled in small cities/regencies.
Resilience and Family Welfare
Family resilience is one of the benchmarks for family welfare, where the ability of the family to meet basic needs and the ability of the family to carry out productive activities. The Covid-19 pandemic has had many impacts on society, especially on family resilience. The Family of Hope Program is one of the government's policies to improve the welfare and resilience of families; especially during this pandemic, the government has increased assistance so that more people are in need. The PKH program itself hopes to increase family resilience during the pandemic, but the assistance provided is deemed insufficient to meet the needs during the pandemic. This is because the need during the pandemic increases while the family's financial income decreases, and the family's domicile is different, causing the number of dependents for each family also to be different. The community hopes that the government will increase the amount of aid and better reach people who need it because the PKH program hopes for families to survive a problematic pandemic.
Sumber Sitasi :
Rohmah, J., Ulya, J., Salsabila, I., Yanti, I.L.S., Lubis, I.W.A., Wandoyo, R.F., Simanjuntak, M. (2021). Program Keluarga Harapan (PKH), Menjaga Harapan Keluarga Dikala Pandemi. Seri Kuliah Manajemen Sumberdaya Keluarga. Bogor : Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia IPB.