BUTIR-BUTIR EVALUASI DAN INVENTARISASI
PERMASALAHAN REHABILITASI DAN
REKONSTRUKSI NAD DAN NIAS
BULAN AGUSTUS-SEPTEMBER 2005
Bahan Rapat
Anggota Dewan Pengarah BRR NAD-Nias
September 2005
2
I.
Bidang Polhukam
•
Permasalahan
– Penanganan lembaga dan orang asing.
– Penyelesaian masalah hukum (pajak, tanah, perbankan dan perwalian).
•
Kesepakatan Rapat, Rekomendasi dan Arahan
– Percepatan penyelesaian Perpres tentang penanganan lembaga dan orang asing.
– Segera diselesaikan Perpu yang mengatur penyelesaian masalah hukum.
•
Status Tindak Lanjut Kesepakatan
– Penyelesaian Perpres saat ini masih menunggu proses di Setkab. – Telah diadakan pertemuan setingkat Menteri mengenai
penyelesaian Perpu dan diputuskan paling lambat akhir bulan September.
A. Evaluasi Kesepakatan Rapat Dewan Pengarah
Agustus 2005
3
II. Bidang Perekonomian • Permasalahan
– Pertanahan – Penataan ruang wilayah – Revisi Perda RTRWP/RTRWK
• Kesepakatan Rapat, Rekomendasi dan Arahan
– Pengadaan tanah bagi permukiman perlu didukung pendanaannya oleh Bapel;
– Pendekatan perencanaan partisipatif (village planning) tetap dilanjutkan dengan mengacu pada standarisasi pada revisi RTRW dan Blue Print. – Pemda difasilitasi oleh Departemen PU merivisi RTRWP dan RTRWK dengan mengacu pada Blue Print dengan memanfaatkan dana-dana dari Donor
• Tindak Lanjut Kesepakatan
– Wanrah telah mendiskusikan dengan Bapel tentang model pertanahan dan tataruang
– Dari DIPA yang ada belum disediakan anggaran untuk penyediaan dan pembebasan lahan.
– Bapel hanya menitikberatkan pada Village Planning yang hanya mengutamakan partisipatif planning.
– Pemda dan Dept. PU saat ini sedang melakukan revisi RTRWP dan RTRWK
Evaluasi Kesepakatan Rapat Dewan Pengarah Agustus 2005
4
II.
Bidang Kesejahteraan Rakyat
•
Permasalahan
–
Keterlibatan LSM asing yang ditengarai melakukan
penyebarluasan paham/agama tertentu.
•
Kesepakatan Rapat, Rekomendasi dan Arahan
–
Melakukan review terhadap LSM yang melakukan
penyebarluasan tersebut.
•
Status Tindak Lanjut Kesepakatan
–
Sudah dipanggilnya 12 LSM oleh MPU NAD yang
terindikasi melakukan penyebarluasan paham/agama
tertentu.
5
B. Inventarisasi Masalah untuk Pembahasan Rapat
Dewan Pengarah September 2005
• Isu dan Permasalahan
– Belum adanya jabaran koordinasi yang ditetapkan oleh Dewan Pengarah mengenai penyampaian hasil keputusan dan arahan Dewan
• Status
– Belum adanya kebijakan mengenai mekanisme koordinasi yang merupakan jabaran Perpu No 2 Thn 2005 pasal 11 dan 12
• Usulan Keputusan Dewan
– Adanya mekanisme koordinasi yang baku antar komponen dalam BRR.
– Adanya pertemuan terbatas setiap bulannya antara Sekretariat Dewan Pengarah, Sekretariat Dewan Pengawas dan Deputi-deputi Badan Pelaksana.
1. UMUM
1.1. Mekanisme Koordinasi Internal BRR
6
1.2. Pelaksanaan Perpu No.2/2005
• Isu dan Permasalahan
– Bapel belum melaksanakan ketentuan Perpu No 2/2005
Pasal 16 ayat 1 butir d, e dan f, yaitu sebagai Pelaksana
kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi.
• Status
– Bapel belum secara maksimal melaksanakan tugas
sesuai Perpu No. 2 tahun 2005 yaitu Bapel mempunyai
kewenangan untuk melaksanakan kegiatan operasional
program rehab & rekons di lapangan.
• Usulan Keputusan Dewan
– Untuk tahun 2006, Bapel diminta melaksanakan
(sebagai implementor) kegiatan rehabilitasi dan
rekonstruksi sesuai dengan pasal di Perpu tersebut.
7
• Isu dan Permasalahan
– Belum adanya kesepakatan antara Bapel dengan instansi terkait dalam pelimpahan kewenangan terhadap pelaksanaan APBN-P BRR TA 2005.
– Bapel telah menetapkan KPA/Ka. Satker berikut batas
kewenangan/tangung jawabnya (kecuali DIPA diubah menjadi DIPA Departemen/lembaga).
• Status
– Belum adanya payung hukum untuk pelimpahan wewenang pengguna anggaran sebagai landasan pelaksanaan anggaran oleh pihak lain di luar yang ditetapkan dalam DIPA (mengacu kepada UU
No. 1/2004 dan ditampung dalam perubahan Perppu 2 menjadi UU)
• Usulan Keputusan Dewan
– Meminta Bapel menyiapkan payung hukum pelimpahan kewenangan pelaksanaan anggaran kepada departemen/lembaga dan pemda berikut mekanisme & tata cara pertanggung jawabannya.
1.3. Pelimpahan Kewenangan Pelaksanaan
APBN-BRR TA 2005
8
1.4. Data base Rehabilitasi dan Rekonstruksi
•
Isu dan Permasalahan
– Pentingnya database ekonomi (mikro/makro) yang dapat mendukung kebijakan perekonomian
– Adanya dualisme dalam pengelolaan Manajemen Informasi Sistem (MIS) antara e-Aceh dan DAD (Donor Assistance Database)
•
Status
– Belum adan laporan kemajuan tentang database perekonomian Aceh dari Pemda dan Bapel.
– Saat ini pengelolaan e-Aceh sedang dalam proses transfer pengelolaan ke Bapel dan pada saat yang sama Bapel juga menyiapkan sistem DAD.
•
Usulan Keputusan Dewan
– Mendesak Pemda dan Bapel untuk menyusun database ekonomi. – Bapel diminta untuk dapat mengintegrasikan DAD ke dalam e-Aceh.
9
1.5. Koordinasi Pelaksanaan Program
• Isu dan Permasalahan
–
Terdapat kegiatan Bapel terkait rehab & rekons TA 2005
yang overlap dengan kegiatan kementerian/lembaga
• Status
–
Belum ada sinkronisasi antara program sektoral dan
program rehabilitasi dan rekonstruksi Bapel.
• Usulan Keputusan Dewan
–
Meminta Bapel untuk berkoordinasi dengan
kementerian/lembaga dalam pelaksanaan program
rehab & rekons.
–
Adanya sistem dan mekanisme koordinasi yang
disepakati antara kementerian/lembaga dan pemda
dengan Bapel.
10
1.6. Remunerasi
•
Isu dan Permasalahan
– Adanya perbedaan dalam penerimaan honor, seperti petugas khusus dari Departemen Kesehatan yang melaksanakan rehabilitasi dan rekonstruksi dengan pegawai lokal yang melaksanakan kegiatan reguler.
– Tingginya honor Satker yang besarnya antara Rp10 -20 juta/ bulan/ kegiatan, sementara di APBD dan APBN standarnya Rp 400 ribu /bulan/kegiatan.
•
Status
– Belum ada dasar hukum kebijakan mengenai besarnya honor yang diterima oleh petugas yang melaksanakan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi.
– Belum adanya dasar hukum mengatur tentang jumlah honor tersebut
•
Usulan Keputusan Dewan
– Bapel agar segera melakukan koordinasi dengan instansi/departemen terkait dalam membuat dasar hukum pemberian honor bagi petugas pelaksana rehabilitasi dan rekonstruksi.
11
1.7 Pelaksanaan 2005 & Perencanaan 2006
• Isu dan Permasalahan– Bapel telah menyelesaikan pendanaan TA 2005 yang bersumber dari moratorium dan menyerahkan kepada Pemda dan Kementerian/Lembaga terkait, namun belum ditindaklanjuti.
– Adanya perbedaan jumlah yang sangat besar antara DIPA yang diserahkan oleh Bapel dengan rencana aksi yang diusulkan Pemda Kabupaten/Kota. • Status
– Belum terbangunnya koordinasi Bapel dengan Kementerian/Lembaga – Belum ada klarifikasi dari Bapel kepada Pemda Kabupaten/Kota tentang
perbedaan tersebut • Usulan Keputusan Dewan
– Bapel segera melakukan koordinasi dan konsultasi dengan
kementerian/lembaga dan pemda dalam pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi.
– Diperlukan kepastian bahwa kegiatan dari daerah kab/kota yang tidak termasuk dalam kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi TA 2005 untuk dilaksnakan pada TA 2006
– Bappenas segera mempercepat pelaksanaan base line survey yang dilakukan dengan tetap berkoordinasi dengan BRR, terutama Badan Pengawas.
12
2. BIDANG POLHUKAM
2.1. Proses Re-Integrasi
• Isu dan Permasalahan– Belum adanya Inpres mengenai petunjuk pelaksanaan kegiatan re-integrasi eks-GAM. – Proses re-integrasi dan demobilisasi ± 3.000 anggota eks-GAM yang di hutan sudah
mulai dilaksanakan.
– Belum adanya program penanganan pengungsi korban konflik yang tersebar di luar wilayah Aceh.
– Masih adanya kontak senjata dan pelanggaran lainnya pasca MoU.
• Status
– Draft Inpres telah disiapkan dan saat ini telah berada di Setkab.
– Saat ini sudah ada beberapa pemerintah daerah kabupaten/kota yang telah menjanjikan pemberian lahan kepada eks-GAM.
– Belum ada kebijakan mengenai pemulangan pengungsi akibat konflik. – AMM telah melakukan investigasi terhadap pelanggaran-pelanggaran yang terjadi.
• Usulan Keputusan Dewan
– Wanrah meminta kepada Setkab untuk percepatan penerbitan Inpres Re-Integrasi eks-GAM.
– Perlu adanya koordinasi antar kementrian/lembaga dalam proses re-integrasi eks-GAM. – Memasukkan penanganan dan pemulangan kembali korban konflik eks-GAM ke dalam
13
2.2. Keikutsertaan mantan GAM pada BRR
• Isu dan PermasalahanRef. MOU RI-GAM Helsinki 15 Agustus 2005 butir 1.3.9 tentang keikutsertaan mantan GAM pada komisi-komisi di BRR.
– Apa implikasinya pada bunyi pasal-pasal pada Perpres No.34 dan Kepres No.63 Tahun 2005, serta peraturan perundang-undangan derivasinya ? – Pada kelembagaan apa saja dimungkinkan keikutsertaan tersebut ? (dalam
struktur Wanrah/ Wanwas/ Bapel ?) atau diikut sertakan pada mitra kerja ? (komisi-komisi/ Kontraktor/ Konsultan/ Perg. Tinggi/ LSM?)
• Status
– Belum diidentifikasi pasal-pasal mana yang mengalami perubahan, baik pada Perpres No.34 dan Kepres No.63 Tahun 2005
– Belum adanya pembahasan secara khusus untuk menetapkan rumusan yang paling tepat mengenai keterlibatan mantan GAM pada BRR
• Usulan Keputusan Dewan
– Pasal-pasal terkait pada Perpres No.34 dan Kepres No.63 Tahun 2005 perlu diusulkan untuk direvisi
– Diusulkan agar keikutsertaan mantan GAM dapat diterima di lembaga BRR
Aceh-Nias, secara proporsional dan profesional 14
2.3. Keberadaan Aceh Monitoring Mission
• Isu dan Permasalahan
– Masih minimnya pemahaman masyarakat terhadap
tugas, fungsi dan batasan yang dilakukan oleh
Aceh Monitoring Mission
• Status
– Belum tersosialisasinya tugas, fungsi dan batasan
personil Aceh Monitoring Mission (AMM) dalam
proses perdamaian di Aceh.
• Usulan Keputusan Dewan
– Adanya koordinasi BRR dan AMM guna sinergitas
kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi yang
mendukung proses perdamaian di Aceh
15
3. BIDANG PEREKONOMIAN
3.1. Pengembangan Ekonomi
• Isu dan Permasalahan
– Tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran paska bencana dan konflik di NAD
– Masih hancurnya sarana dan prasaran perekonomian (Pasar, TPI, Jalan)
– Peran pemda dalam mengembangkan sektor riel dinilai masih lamban
• Status
– Ada pembahasan perlu tidaknya membentuk Dewan Ekonomi Aceh (Seperti Dewan Ekonomi Nasional masa krisis Indonesia dulu). – Belum ada percepatan pembangunan dibidang sarana dan prasarana
perekonomian
• Usulan Keputusan Dewan
– Perlu dikaji urgensi dan kelayakan pembentukan tim pemberdayaan ekonomi tersebut
– Perlu dibuat langkah-langkah (Action Plan) pembangunan Perekonomian Aceh yang SMART (sustainable, measurable,
attainable, reasonable, dan Time-boundness. 16
3.2. Bantuan bagi eks-GAM
• Isu dan Permasalahan
– Kejelasan akan pemberian bantuan atau bentuk lainnya
dalam rangka MoU RI-GAM
• Status
– Sudah disusun Rencana re-integrasi GAM termasuk
pemberian bantuan oleh Kementrian/Lembaga yang
bertanggung jawab dalam proses re-integrasi eks-GAM
• Usulan Keputusan Dewan
– Bantuan yang berbentuk uang (cash) dapat disalurkan
melalui Perbankan dan atau lembaga resmi lainnya.
– Bantuan yang berbentuk lahan pertanian, diorganisir oleh
sebuah PMU (Project Management Unit).
– Diperlukan beberapa modifikasi bantuan dalam bentuk
inkind seperti kios, lapak usaha, toko, ternak, alat-alat
17
3.3. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
• Isu dan Permasalahan
– Minimnya program bantuan keuangan mikro dari pemerintah
dan donor bagi pemberdayaan UMKM
– Terbatasnya akses masyarakat terhadap kredit UMKM
• Status
– Program – program pemberdayaan masyarakat saat ini
masih belum dirasakan langsung oleh masyarakat
• Usulan Keputusan Dewan
– Perlu dilaksanakan program pemberian modal tanpa bunga
dan peningkatan kemudahan akses kredit UMKM
– Perlu pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui sistem
revolving fund pada UMKM
18
4. BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT
4.1. Kesehatan
• Isu dan Permasalahan
– Pembangunan dibidang kesehatan lebih di fokuskan kepada
pembangunan infrastruktur.
– Penanganan kebersihan dan sanitasi lingkungan paska
bencana.
• Status
– Pembangunan SDM bidang belum maksimal dilakukan.
– Belum adanya koordinasi antara instansi terkait dalam
penanganan kebersihan dan sanitasi lingkungan terutama
bagi masyarakat di huntara.
• Usulan Keputusan Dewan
– Bapel, Pemda dan Depkes mensinergikan pembangunan di
bidang kesehatan dengan mengacu kepada Blue Print.
– Pemda diminta dapat meningkatkan pelayanan dalam
penanganan kebersihan di huntara
19
4.2. Pendidikan
• Isu dan Permasalahan– Pembangunan dibidang Pendidikan lebih difokuskan pada infrastruktur dibandingkan peningkatan SDM terutama para Guru
– Masih sangat rendahnya honor/gaji yang diterima para Guru – Banyaknya jumlah guru dan pengajar yang hilang dalam bencana – Dibutuhkan evaluasi terhadap kurikulum dan silabus pendidikan di NAD
dengan diberlakukannya Otsus dan daerah pasca bencana. • Status
– Belum ada program pelatihan dan pemantapan SDM Guru – Belum ada kebijakan dalam peningkatan honor/gaji Guru
– Belum adanya percepatan proses pergantian Guru dan Pengajar yang hilang – Kurikulum yang dilaksanakan masih mengacu kepada kurikulum nasional • Usulan Keputusan Dewan
– Diharapkan Pemda melakukan program-program pelatihan dan pemantapan SDM guru di NAD.
– Perlu adanya kebijakan Pemda untuk meningkatkan honor/gaji Guru. – Pemda diharapkan segera melakukan rekruitmen Guru dan Pengajar untuk
mengisi kekosongan.
– Diperlukan perubahan dan penambahan materi kurikulum dan silabus pendidikan di NAD guna menunjang pelaksanaan Otsus dan proses rehabilitasi
dan rekonstruksi serta sistim peringatan dini terhadap bencana. 20
4.3. Agama, Sosial dan Budaya
• Isu dan Permasalahan– Terjadinya pergeseran nilai-nilai kehidupan bermasyarakat, agama, dan sosial budaya dikalangan masyarakat yang berada di hunian sementara
– Adanya indikasi penyebarluasan agama dalam program bantuan dari kelompok NGO dengan mengabaikan nilai keacehan yang Islami
– Rehabilitasi dan Rekonstruksi belum secara maksimal melibatkan partisipasi para ulama dan tokoh adat
• Status
– Belum adanya kebijakan yang tegas dari Pemerintah Daerah mengenai tata pergaulan yang kurang sesuai dengan nila-nilai agama dan norma adat di sebagian barak di NAD. – Majelis Permusyawatan Ulama (MPU) NAD telah memanggil 12 Lembaga Swadaya
Masyarakat yang terindikasi melakukan penyebaran idiologi keagamaan dalam aktivitasnya
– Belum secara maksimal dalam pelibatan tokoh masyarakat
• Usulan Keputusan Dewan
– Bapel dan Pemda serta instansi terkait lainnya untuk segera melakukan koordinasi mengenai perkembagan tatahubungan sosial kemasyarakatan
– Melanjutkan kembali program ceramah dengan menerjunkan para da’i-da’i ke barak-barak pengungsi.
– Bapel bersama Pemda memaksimalkan peran-peran tokoh ulama dan tokoh adat dalam percepatan dan pendekatan kepada masyarakat.
21
4.4. Pengungsi
• Isu dan Permasalahan– Masih belum adanya kepastian waktu dan tempat pembangunan kembali perumahan
– Masyarakat mengeluhkan kualitas dari huntara/barak yang tidak layak huni – Minimnya fasilitas dan pemenuhan kebutuhan masyarakat seperti jadup,
sanitasi dan perumahan serta ketersediaan air bersih bagi masyarakat yang telah kembali kerumah masing-masing
• Status
– Perpu tentang Masalah Hukum, Perda RTRWP/RTRWK dan pendanaan pengadaan lahan menjadi penghambat
– Belum ada perhatian oleh Pemda terhadap huntara/barak yang tidak layak huni
– Belum terkoordinir antar instansi terkait dalam hal pemenuhan kebutuhan dan fasilitas bagi masyarakat yang akan dan telah kembali kerumah masing-masing
• Usulan Keputusan Dewan
– Bapel segera menentukan waktu dan tempat pembangunan kembali perumahan bagi masyarakat
– Bapel dan Pemda berkoordinasi dengan pihak penanggung jawab masa tanggap darurat terhadap buruknya kualitas huntara/barak
– Bapel bersama Pemerintah Daerah segera berkoordinasi dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat di huntara dan mereka yang telah kembali ke desa masing-masing
22
5. Bidang Lainnya
5.1.Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nias (1)
• Isu dan Permasalahan– Blue Print khusus untuk Nias
– Aktivitas “Tanggap Darurat” Nias masih perlu diperhatikan – Bantuan Keamanan di Nias
• Status
– Rencana Induk yang ditetapkan dalam PP 30/2005 belum meng-cover bencana Nias dengan baik
– Aktivitas yang bersifat tanggap darurat seperti penyediaan air minum dan bantuan lembaga international, agar tetap diteruskan
– Tingginya tingkat kerawanan keamanan yang ditimbulkan oleh premanisme dan menjelang pelaksanaan Pilkada
• Usulan Keputusan Dewan
– Bapel diminta menyusun rencana pembangunan Nias bersama-sama masyarakat secara partisipatif dengan tetap menjadikan rencan induk sebagai pedoman
– Bapel dan Pemerintah Daerah untuk dapat berkoordinasi guna kelangsungan aktivitas yang bersifat tanggap darurat dapat dipertahankan di Nias – Bapel dan Pemerintah Daerah untuk dapat berkoordinasi dengan pihak
keamanan terutam kepolisian daerah menyangkut penambahan personil keamanan.
23
5.2.Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nias (2)
• Isu dan Permasalahan
– Peran lembaga masyarakat dalam rehabilitasi dan rekonstruksi di Nias – Sosialisasi dan Transparansi kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi
• Status
– Masih minimnya peran lembaga masyarakat, termasuk gereja – Masyarakat Nias umumny belum mengenal dan memahami kegiatan
rehabilitasi dan rekonstruksi di Nias.
• Usulan Keputusan Dewan
– Bapel dan Pemerintah Daerah diminta melibatkan lembaga dan tokoh masyarakat.
– Bapel diminta meningkatkan upaya sosialisasi dan transparansi kegiatan RR di Nias sekaligus membentuk pusat informasi perkembangan RR Nias.
24
5.4. Pemekaran Provinsi ALA
• Isu dan Permasalahan
– Adanya keinginan dari Pemda 5 Kabupaten di NAD (Kabupaten Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Aceh Singkil, Gayo Lues dan Bener Meriah) untuk membentuk dan melakukan pemekaran Provinsi Aceh Leuser Antara (ALA)
• Status
– Rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Selasa (28/9/04), telah menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU)
– Proses Pemekaran menunggu arahan dan rekomendasi dari Gubernur dan DPRD NAD (UU No. 32/2004)
• Usulan Keputusan Dewan
– Wanrah merekomendasikan kepaada Menteri Dalam Negeri untuk menunda proses pemekaran Provinsi NAD dengan pertimbangan proses rehabilitasi dan rekonstruksi dan re-integrasi eks GAM.