• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pustakawan yang berperan sebagai kataloger dalam pembuatan katalog

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pustakawan yang berperan sebagai kataloger dalam pembuatan katalog"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

Pedoman Observasi

1. Melakukan pengamatan terhadap pengatalokan naskah kuno dilihat dari pengatalogan naskah kuno yang berbentuk buku katalog naskah kuno

No. Kegiatan Ya Tidak Keterangan

1

Perpustakaan Umum BPAD memiliki katalog naskah dalam bentuk buku katalog

Perpustakaan Perpustakaan Umum BPAD memiliki katalog naskah dalam bentuk buku katalog terdiri dari 73 judul dan dalam bentuk katalog judul,pengarang dan subjek.

2 Perpustakaan Umum BPAD memiliki pedoman dalam pembuatan katalog naskah

Perpustakaan Umum BPAD memiliki pedoman AACR 2 dalam pembuatan katalog naskah, pedoman ini digunakan agar dapat naskah kuno di BPAD dapat diakses oleh Perpusnas.

3

Pustakawan yang berperan sebagai kataloger dalam pembuatan katalog

Pustakawan BPAD tidak berperan langsung dalam pembuatan katalog melainkan hanya sebagai pengawas saat pembuatan katalog yang disusun oleh mahasiswa IAIN.

(2)

Lampiran 2

Pedoman Wawancara Informan I Kasubbid, Pengamatan dan Pelestarian Bahan Pustaka

1. Bagaimana kebijakan pelestarian naskah kuno di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat? Apakah sudah ada atau belum?

2. Dalam melakukan pelestarian naskah kuno yakni pengatalogan, pedoman apa yang digunakan?

3. Apa yang menjadi tujuan dari kegiatan pengatalogan naskah kuno?

4. Apakah ada tujuan jangka pangjang dari pengatalogan naskah kuno ini pak? Misalnya pembuatan katalog naskah kuno secara online

5. Ada berapa jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang menangani naskah kuno pak terutama dalam kegitan katalogisasi naskah?

6. Naskah kuno yang tersimpan di sini kan ada yang sudah dibuat katalognya pak. Berapa banyak jumlah naskah kuno yang telah adakatalognya pak? 7. Kendala apa yang dihadapi dalam pembuatan katalog naskah kuno?

Lampiran 3

Pedoman Wawancara Informan II Staf Pelestarian Bahan Pustaka

1. Dalam melakukan pelestarian naskah kuno terutama dalam proses pengatalogan, pedoman apa yang digunakan? Bisa ibu jelaskan pedomannya seperti apa?

2. Apa yang menjadi tujuan untuk melakukan pengatalogan naskah ?

3. Ada berapa orang yang bertugas untuk melakukan kegiatan pembuatan katalog naskah kuno?

4. Sudah berapa banyak naskah kuno yang telah dibuatkan katalognya? 5. Dari hasil observasi yang saya lakukan, hampir setengah dari jumlah

(3)

keadaan naskah kuno yang tidak ada katalognya masih dalam bentuk utuh atau lengkap dan masih dapat digunakan?

6. Apabila ada yang rusak, apakah naskah kuno tersebut diperbaiki atau dibiarkan saja tanpa katalog naskah?

7. Jenis naskah apa sajakah yang tidak dapat dibuatkan katalognya? nama naskahnya apa bu?

8. Naskah kuno yang di simpan di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat ini disusun berdasarkan apa bu? dan untuk yang sudah dibuatkan katalognya apakah sama penyusunannya?

Lampiran 4

Pedoman Wawancara Informan IV Mahasiswa IAIN Imam Bonjol

1. Bagaimanakah alur kerja dalam melakukan pembuatan katalog naskah kuno?

2. Apa ada pedoman digunakan dalam pembuatannya?

3. Berapa orang yang menangani proses katalogisasi naskah kuno?

4. Kendala apa yang dihadapi dalam melakukan kegiatan pengalogan naskah kuno?

(4)

Lampiran 4

Transkrip Wawancara dengan Informan I

Nama Informan : Benny Rozaldy, S.E., M.Si.

Jabatan : Kasubbid Pelestarian Bahan Pustaka

Tempat : Ruang Kasubbid Pelestarian Bahan Pustaka Tanggal Wawancara : Rabu, 4 November 2015

Pukul : 12.30 WIB.

1. Pertanyaan:

Saya ingin bertanya pak, bagaimana kebijakan pelestarian naskah kuno di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat? Apakah sudah ada atau belum?

Jawab:

Kalau kebijakan sudah ada, dengan adanya kebijakan bahwa naskah kuno harus dilestarikan dan pemerintah daerah tentunya mendukung anggaran untuk pelestarian naskah kuno. Hanya saja anggaran khusus untuk katalogisasi berasal dari kebijakan kepala Kasubbid pelestarian naskah kuno di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat.

2. Pertanyaan:

Dalam melakukan pelestarian naskah kuno pedoman apa yang digunakan pak terutama dalam pengatalogan?

Jawab:

Oo, itu ada pedomannya dek dari perpustakaan nasional ada. Ada acuan dari perpustakaan nasional, kita kan di provinsi masih mengacu ke perpustakaan nasional selaku yang membawahi perpustakaan provinsi secara teknis masih perpustakaan nasional tapi secara organisasi tidak, masing-masing kan sudah di bawah pemerintah daerahnya. Di tambah referensi lain, misalnya seperti ada tenaga staf yang di tugaskan ke Jepang bulan Februari kemarin itu kita jadikan referensi. Kalau masalah

(5)

pengatalogan kemarin yang disusun oleh mahasiswa IAIN menggunakan AACR 2, karena belum ada standar yang harus ditetapkan juga dalam pengatalogan tergantung BPAD masing-masing saja.

3. Pertanyaan:

Apa yang menjadi tujuan dari kegiatan pengatalogan naskah kuno pak ? Jawab: Katalogisasi bisa dikatakan salah satu bentuk pelestarian naskah kuno

dalam bidang preservasinya, tujuannya untuk memudahkan pemustaka baik mahasiswa atau siapapun yang membutuhkan naskah kuno contohnya dalam segi pencariannya, dalam segi nilai-nilai informasi naskah kuno dari informasi awal yang terdapat pada katalog tersebut.

4. Pertanyaan:

Apakah ada tujuan jangka panjang dari kegiatan pengatalogan naskah kuno pak ?

Misalnya pembuatan katalog online naskah kuno

Jawab: Untuk hal itu kami sedang merencanakan, tetapi karena ada beberapa kendala seperti masalah dana dan hal lainnya dan belumbisa dilakukan secepatnya.

5. Pertanyaan:

Ada berapa jumlah sumber daya manusia yang menangani naskah kuno pak terutama yang melakukan pengatalogan?

Jawab:

Ada 5 orang staf termasuk kepala bidangnya, bapak sendiri juga termasuk untuk menanganani, berarti ada 6 orang. Kalau pengatalogan itu 2 staff BPAD hanya mengawasi saja yang menyusun nya mahasiswa IAIN sekitar 4 orang lah.

(6)

Naskah kuno yang tersimpan di sini kan ada yang sudah dibuat katalognya pak. Berapa banyak jumlah naskah kuno yang telah adakatalognya pak?

Jawab:

Oo, dari yang disusun mahasiswa IAIN kemarin sih ada 150 naskah kuno dan itu hanya 73 naskah kuno yang dapat dibuat katalognya.

7. Pertanyaan:

Kendala apa yang dihadapi dalam melakukan katalogisasi pak? Jawab:

Kalau kita dari BPAD sumber daya manusia masih kurang, tapi masih bisa berjalan pekerjaan tersebut karena penyusunannya dibantu oleh mahasiswa IAIN.

Lampiran 5

Transkrip Wawancara dengan Informan II

Nama Informan : Linda Evia A.Md

Jabatan : Staf Pelestarian Bahan Pustaka

Tempat : Ruang Kasubid Pelestarian Bahan Pustaka Tanggal Wawancara : Rabu, 4 November 2015

Pukul : 14.00 WIB

1. Pertanyaan:

Dalam melakukan pelestarian naskah kuno pedoman apa yang digunakan? Jawab:

Kalau pedomannya kita merujuk kepada Perpusnas, kita menggunakan kertas tisu Jepang yang kadar asamnya lebih rendah. Kita mempergunakan kadar asam yang lebih rendah supaya lebih tahan sebab naskah kuno itu sudah beratus tahun umurnya ada yang 150 tahun ada yang 300 tahun. Yang biasa kertas sebelumnya dipergunakan dari kertas

(7)

concorde. Jadi dari kertas concorde lebih tahan daripada kertas-kertas yang sekarang. Jadi untuk melestarikannya, untuk menjaganya supaya tidak rusak lagi kita harus mempergunakan kertas tisu Jepang tadi. Kemudian untuk lemnya menggunakan lem CMC. Kalau pengatalogan sebenarnya kita punya rujukan ke Perpusnas yaitu Manansa tapi pedoman tersebut belum di SNI, boleh dipake boleh tidak. Jadi pas penyusunan katalog naskah kuno kemarin itu menggunakan AACR 2 tidak menggunakan Manansa sebenarnya itu tergantung dari BPAD masing-masing mau menggunakan yang mana karena belum ada ketetapannya sampai sekarang.

2. Pertanyaan:

Apa yang menjadi tujuan untuk melakukan pelestarian naskah kuno dalam bentuk digital?

Jawab:

Supaya naskah kuno yang ada di BPAD dapat di distribusikan informasinya kepada masyarakat, membantu pemustaka dalam menemukan naskah serta sebagai rujukan awal dalam melihat dan menila naskah kuno.

3. Pertanyaan:

Ada berapa orang yang bertugas untuk melakukan katalogisasi naskah kuno bu?

Jawab:

Ada 2 orang dari bidang pelestarian dan dua orang dari mahasiswa IAIN sebgai penyusun katalog.

4. Pertanyaan:

Sudah berapa banyak naskah kuno yang dialihmediakan dalam bentuk digital bu?

(8)

Jawab:

Naskah kuno yang sudah dikatalogisasi sekitar 73 judul.

5. Pertanyaan:

Dari hasil observasi yang saya lakukan, hampir setengah dari jumlah naskah kuno tidak dapat dibuatkan katalognya, apabila seperti itu apakah kondisi naskah kuno yang tidak dibuat katalognya masih utuh atau masih dapat digunakan?

Jawab:

Kalau kondisi naskah yang tidak dibuatkan katalognya sebagian sudah tidak utuh lagi ya sudah rusak, terus ada beberapa bentuk fotokopi tapi tidak jelas fotokopi nya sehingga informasi yang terdapat didalamnya pun tidak jela. Ada beberapa yang masih bisa digunkan dan ada beberapa yang memang tidak dapat digunkan lagi karena benar-benar sudah rusak.

6. Pertanyaan:

Apabila naskah ada dalam keadaan rusak, apakah naskah tersebut diperbaiki atau dibiarkan saja buk tanpa perawatan.

Jawab:

Naskah yang rusak biasanya terpotong, berlubang itukan mengakibatkan informasinya ikut terpotong juga, kalau informasinya telah terpotong dan tidak utuh lagi naskah itu dibiarkan saja ditarok dilemari penyimpanan dengan koleksi keterangan sudah rusak. Tetap kami rawat kok naskah nya meskipun sudah rusak seperti pembersihan debu dll.

7. Pertanyaan:

Jenis naskah apa saja bu yang tidak dapat dibuatkan katalognya ? nama naskah nya apa saja?

Jawab:

Kalau itu kita belum mekukan pendataan jenis naskahnya apa saja ya karena naskah yang rusak itu udah campuran ada yang dari tafsir, fiqih,

(9)

tasauf, pengobatan tradisional, tambo, azimat bahkan ada yang tidak memiliki judul.

8. Pertanyaan:

Naskah kuno yang di simpan di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat ini disusun berdasarkan apa bu? dan untuk yang sudah di buat katalognya apakah sama penyusunannya?

Jawab:

Kita belum punya standar untuk menyusun tapi kita kan berpedoman ada standar secara internasional atau secara nasional. Nasional pun belum punya standar jadi kita kategorikan seperti kita menyusun misalnya ini tauhid, ini ilmu tubuh, ini ilmu perbintangan atau ini tentang silat seperti kategori itu saja penyusunannya. Belum ada standarnya. Kalau untuk yang katalogisasi naskah penyusunannya menurut judul naskah juga, pengarang naskah dan subjek naskah nya.

Lampiran 6

Transkrip Wawancara dengan Informan III

Nama Informan : Ariska Oktafia Jabatan : Mahasiwa IAIN Tempat : Rumah Ariska Oktafia Tanggal Wawancara : 2015

Pukul : 10.00 WIB

1. Pertanyaan:

Bagaimana alur kerja untuk melakukan katalogisasi naskah kuno? Jawab:

(10)

Awalnya mereka memberikan data primer tentang naskah-naskah apa saja yang terdapat disana. Setelah data itu saya terima saya langsung ke tempat penyimpanan naskah untuk mencheck keadaan naskah, setelah mencheck langsung naskah dan data primer yang diberikan tahap selanjutnya saya dibantu rekan saya dari jurusan bahasa arab IAIN untuk menterjemahkan (translitrasi) naskah tersebut, biasanya 1 hari sampai 20 lebih naskah yang kami terjemahkan dan itu hanya mencatat data-data identifikasi naskah yang kami butuhkan dalam katalogisasi. Setelah kami identifikasi naskah tersebut mulai dari judul,pengarangnya, bahasa apa yang digunakan, deskripisi fisik dan informasi lainnya itu kami masukkan kedalam table deskripsi katalog koleksi yang terdiri dari judul koleksi, penanggung jawab, data khusus kalau, deskripsi fisik, catatan yang memuat informasi apakah naskah tersebut dalam bentuk asli atau fotokopi. Nah setelah dideskripsikan barulah dibuatkan katalognya berdasarkan data-data deskripsi tersebut. Pada pembuatan katalog saya menyusunkan dalam bentuk 3 katalog yaitu: katalog judul, katalog pengarang dan katalog subjek.

2. Pertanyaan:

Apa pedoman yang digunakan dalam pembuatan katalog naskah kuno? Jawab:

Pedoman yang digunkan adalam pengatalogan naskh kuno AACR 2. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah telah menerapkan sistem automasi perpustakaan, yaitu InLIS. Sistem automasi ini mengadopsi peraturan pengatalogan baku yang digunakan oleh Perpustakaan Nasional R.I., yaitu Anglo American Cataloguing Rules 2nd Edition (AACR2nd ed.). Dengan demikian, berdasarkan hasil wawancara saya dengan pustakawan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah, ternyata mereka ingin mengintegrasikan sistem temu balik naskah kuno tersebut ke dalam InLIS. Alasan yang mendasari perlunya naskah kuno tersebut tersedia dalam pangkalan data InlIS adalah agar semua perpustakaan umum kabupaten/ kota bisa

(11)

memanfaatkan naskah kuno tersebut, selain terintegrasi dengan Perpustakaan Nasional R.I. Dengan demikian, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah membutuhkan katalog naskah kuno yang terintegrasi dengan InLIS yang menggunakan peraturan pengatalogan AACR2nd ed.

3. Pertanyaan:

Berapa orang yang menangani proses pengatalogan naskah kuno?

Jawab:

Kalau di badan perpustakaan tidak secara khusus, sebenarnya yang mendapat amanah Gubernur sebagai instansi pemerintah provinsi adalah bagian deposit dan pemeliharaan, stafnya sampai sekarang belum ada yang khusus untuk menangani masalah katalogisasi. Katanya sih karena dalam katalogisasi membutuhkan terjemahan naskah dan itu membutuhkan dana besar juga. Jadi untuk pengerjaan saya membantu penyusunan katalog nya yang pada terjemahan dibantu teman saya dari jurusan bahsa arab dan diawasai oleh orang 2 staff BPAD. Naskah yang dibuatkan katalognya untuk mudah diakses atau dapat dijadikan rujukan sebagai informasi awal dalam melakukan penilaian naskah. Fisiknya juga perlu diselamatkan badan perpustakaan punya staf yang menangani secara khusus, tapi untuk katalogisasi tidak punya

4. Pertanyaan:

Apa-apa saja kendala yang dihadapi dalam melakukan pengatalogan naskah kuno?

Jawab:

Kendalanya ya karena naskah sebagian ada yang tidak utuh dan rusak jadi informasi yang terdapat didalam nya terpotong apalagi yang fotokopian itu kadang fotokopinya jelek mengakibatkan tulisan yang tidak jelas dan kabur menyulitkan dalam translitrasi sehingga sulit juga untuk di identifikasi nask

Referensi

Dokumen terkait

Indikator Pembelajaran Aspek Pengetahuan 3.11.15 Menyebutkan pengertian volume molar standar. 3.11.16 Menjelaskan hubungan volume molar dengan

Berdasrakan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah : “Bagaimana Peranan Sistem Informasi

Stenosis katup aorta adalah penyempitan lumen antara ventrikel kiridan aorta.Pada orang dewasa stenosis bisa merupakan kelainanbawaan atau dapat sebagai akibat dari

dengan kehamilan ektopik terganggu adalah ruptur tuba, perdarahan,.

http://www.seamolec.org.. dengan sasaran SDM pada jenjang Pendidikan Dasar. Sebagai salah satu contoh di Jawa Barat melalui penyelenggara PJJPGSD UPI 2 hingga kini telah

Target pasar produk ini adalah masyarakat umum baik yang tergolong menengah kebawah maupun menengah keatas, karena harga yang ditawarkan relative terjangkau dan memberikan

Metode reasuransi secara kontrak (treaty) : adalah perjanjian antara pihak penangung pertama dan para penanggung lain atau para pengnggung ulang profesional yang

Dibawah kondisi normal untuk penggunaan yang dimaksud, bahan ini diharapkan tidak berbahaya bagi