• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FRAUD PENGADAAN BARANG/JASA PADA LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAHAN KOTA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FRAUD PENGADAAN BARANG/JASA PADA LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAHAN KOTA MEDAN."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FRAUD PENGADAAN BARANG/JASAPADA LINGKUNGAN INSTANSI

PEMERINTAHAN KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan UntukMemenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

MUHAMMAD ABRORHARAHAP NIM. 709330036

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Muhammad Abror Harahap, NIM 709330036.Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fraud Pengadaan Barang/Jasa Pada Lingkungan Instansi Pemerintahan Kota Medan. Skripsi, Jurusan Akuntansi, Kekhususan Akuntansi Pemerintahan. Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan, 2013.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi fraud pengadaan barang/jasa pada lingkungan instansi pemerintahan kota Medan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui dan mendapatkan bukti empiris apakah pemahaman individu serta penerapan sistem prosedur pengendalian berpengaruh terhadap fraud pengadaan barang/jasa pada lingkungan instansi pemerintahan kota Medan.

Populasi penelitian ini adalah seluruh staf di bagian ULP (Unit Layanan Pengadaan) pada kantor pemerintahan kota Medan. Penentuan sampel penelitian ini dilakukan dengan metode sensus. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner pada sampel penelitian yang berjumlah 35 responden.Pengujian yang digunakan adalah uji kualitas data dan uji asumsi klasik. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi berganda, dan diuji dengan menentukan tingkatsignifikansi denganmengevaluasinilaiFpadapersamaan.

Hasil yang diperoleh dari analisis data menyatakan bahwa pemahaman individu berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraud pengadaan barang/jasa pemerintah dan hipotesis diterima, sedangkan penerapan sistem prosedur pengendalian berpengaruh negatif secara signifikan terhadap pengadaan barang/jasa dan secara parsial hipotesis ditolak, sedangkan secara simultan hipotesis diterima.

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian maka dapat diambil kesimpulan hasil uji F menunjukkan bahwa secara simultan pemahaman individu dan penerapan sistem prosedur pengendalian berpengaruh secara signifikan terhadap fraud pengadaan barang/jasa pemerintah. Nilai (Fhitung > Ftabel) 17,156 > 3,294 dan berdasarkan nilai signifikan (0,000 < 0,05) yangberarti menerima Ha. Hasil analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan R Squaresebesar 0.517yang berarti bahwa variabel pemahaman individu dan penerapan sistem prosedur pengendalian dapat menjelaskan variabelfraud pengadaan barang/jasapemerintah sebesar 51,7%, dan selebihnya sebesar 48,3% dipengaruhi oleh variabel lain.

(6)

ABSTRACT

Muhammad Abror Harahap, 709330036. Analisis of Factors Affecting the Fraud Goods Procurement / Service On Environmentally City Governance Institution of Medan. Accounting Departement of Governance Accounting specialty Studies Program.Economic faculty, State University of Medan, 2013.

Problem which is worked through deep observational it is factor that regards fraud goods procurement / service on environmentally city governance institution of Medan. To the effect of observational is subject to be know and get empiric prove if individual grasp and system implement procedure ascendant operation to fraud acquisition goods / service on environmentally city governance institution of Medan.

This observational population is all staff at sectioned ULP (Unit Services Procurement) on city governance office of Medan. Observational sample determination this was done by census method. Data that is utilized in research is acquired primary data through kuesioner's broadcast on observational sample that total 35 respondents. Examination that is utilized is data quality quiz and classic assumption quiz. Hypthosts testing did by analisis bifilar regression, and is tested by determining zoom signifikansi with evaluate point F on equation.

Acquired result from analisis data declares for that positive influential individual grasp and signifikan to fraud acquisition goods / government and hypothesis service is accepted, meanwhile system implement procedures negative ascendant operation signifikan's ala to acquisition goods / service and partially hypothesis is refused, meanwhile simultan's ala hypothesis is accepted.

Base observational study result therefore gets to be taken by result conclusion tests f point out that simultan's ala individual grasp and system implement procedures ala ascendant operation signifikan to fraud acquisition goods / government service. Point (F computing > F table ) 17,156> 3,294 and bases signifikan's points (0,000< 0,05) yangberarti accepts Ha. analisis's result regression wholly points out R Square as big as 0.517 one means that individuals understanding variable and system implement procedure operation can word variable fraud acquisition goods / service government as big as 51,7%, and as more as it as big as 48,3% regarded by other variables.

(7)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh,

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang

telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Fraud Pengadaan Barang/Jasa Pada Lingkungan Istansi Pemerintahan Di Kota Medan”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Jurusan Kekhususan Akuntansi Pemerintahan di Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Medan.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari tidak dapat berjalan

sendiri tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik dari segi materil

maupun spiritual.Dengan penuh rasa hormat penulis menyampaikan rasa terima

kasih yang sebesar- besarnya terutama kepada orang tua, Ayahanda (Alm.

Multazam Harahap) dan Ibunda tersayang (Nurhayani Siregar), abangda (Ahmad

Bengar Harahap S.Pd, M.Hum), kakanda (Syafrida Anita Harahap S.Ag), kakanda

(Siti Rahmadani Harahap S.Pd), serta kakanda (Nurhafizah Harahap SE) serta

keluarga yang senantiasa memberikan inspirasi dan doa kepada penulis dengan

tulus dan penuh kasih sayang.

Pada kesempatan ini ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada

pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini, adalah

sebagai berikut:

1. Bapak Prof. DR. Ibnu Hajar, M.Si. Sebagai Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Bapak Drs. Kustoro Budiarta, ME, Sebagai Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Drs. Thamrin, M.Si. Selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Drs. Surbakti Karo-Karo, M.Si, Ak, Selaku Pembantu Dekan III

(8)

pembanding utama yang telah memberikan kritik dan saran yang

membangun dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. La Ane, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Medan.

6. Bapak Drs. Jihen Ginting, M.Si Selaku Sekertaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan, sekaligus dosen

pembanding utama yang telah memberikan kritik dan saran yang

membangun dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak DR. Arfan Ikhsan, SE, M.Si, Selaku Dosen Pembimbing Skripsi

penulis yang selalu memberikan bimbingan dan arahan dalam

penyusunan skripsi ini

8. Bapak Muhammad Ishak, SE, M.Si, Ak, Selaku Dosen Pembanding

Utama yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun dalam

penyusunan skripsi ini.

9. BapakdanIbu Dosen yang selama ini telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan dan bimbingan kepada penulis dalam menjalankan

perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini.

10. Seluruh Pegawai dan Staff Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Medan yang telah memberikan bantuan dalam pengurusan

administrasi selama penulis menempuh sampai dengan selesai

melaksanakan perkuliahan di UniversitasNegeri Medan.

11. Untuk Ayah dan Ibu tersayang (alm. Multazam Harahap dan Nurhayani

Siregar) yang selalu mendoakan, mendukung dan menjadi penyemangat

peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.

12. Untuk abangda (Ahmad Bengar Harahap S.Pd, M.Hum) yang selalu

mendoakan, mendukung dan menjadi penyemangat peneliti dalam

penyelesaian skripsi ini.

13. Untuk kakanda (Syafrida Anita Harahap S.Ag) yang selalu mendoakan,

mendukung dan menjadi penyemangat peneliti dalam penyelesaian

(9)

14. Untuk kakanda (Siti Rahmadani Harahap S.Pd) yang selalu mendoakan,

mendukung dan menjadi penyemangat peneliti dalam penyelesaian

skripsi ini.

15. Untuk kakanda (Nurhafizah Harahap SE) yang selalu mendoakan,

mendukung dan menjadi penyemangat peneliti dalam penyelesaian

skripsi ini.

16. Untuk orang yang memotivasi dan menemani penulis beberapa tahun

terakhir ini Anawiyah Vitriany SE makasih yaw :*

17. Buat seluruh rekan-rekan se-AKP stambuk 07-10 Tak ada kata menyerah

dan tetaplah berjuang.Semangat !!!

18. Dan semua pihak yang memberikan dukungan dan doa baik langsung

maupun tak langsung kepada penulis yang tidak dapat disebutkan satu

per satu, Terimakasih.

Akhirnya penulis merasa bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna.

Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk

menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya.

Medan, Agustus 2013

Penulis

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

ABSTRAK ... ii

2.1.2.4 Landasan Hukum Pengadaan Barang/Jasa ...21

2.1.2.5 Sistem dan Metode Pengadaan Barang/Jasa...21

2.1.2.6 Pihak Terkait Pengadaan Barang/Jasa ...23

2.1.3 Faktor-faktor Pengadaan Barang/Jasa pemerintah ...25

(11)

3.2.2 Sampel...40

3.3 Teknik Pengumpulan Data...41

3.4 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ...41

3.4.1 Variabel Penelitian ...41

3.4.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel...42

3.5 Teknik Analisa Data ...44

3.5.1 Uji Kualitas Data ...44

3.5.2 Uji Asumsi Klasik...45

3.5.3 Pengujian Hipotesis ...47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Data ...48

4.2 Gambaran Data Sampel ...49

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ...49

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ...50

4.3 Uji Validitas dan Uji Realibilitas ...51

4.3.1 Uji Validitas ...51

4.7.1 Hasil Uji hipotesis I ...64

4.7.2 Hasl Uji Hipotesis II ...65

4.8 Pembahasan Hasil Hipotesis ...67

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I Kuesioner Penelitian, Tabulasi Jawaban Responden LAMPIRAN II Hasil Spss

(13)

DAFTAR GAMBAR

2.1Uniform Occupational Fraud Classification System... 16

2.2 Kerangka Berpikir ... 34

3.1 Daerah Menerima dan Menolak Ho ... 47

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fraud adalah sebuah perbuatan kecurangan yang melanggar hukum yang

dilakukan secara sengaja untuk mendapatkan keuntungan, baik pribadi maupun

kelompok dan sifatnya merugikan pihak lain bahkan merugikan keuangan

perusahaan / negara. Biasanya dilakukan oleh orang-orang dari dalam ataupun

dari luar yang tugas fungsionalnya menjalankan sistem pengendalian intern serta

mengoperasikan sistem operasi instansi atau perusahaan.

Kasus-kasus fraud atau biasa disebut dengan kecurangan dalam bidang

keuangan baik yang berasal dari Instansi Pemerintah (Dinas Pemerintahan Kota

ataupun Dinas Pemerintahan Provinsi) maupun Instansi Swasta (Bank dan

perusahaan-perusahaan swasta lainnya) selalu menjadi topik pembicaraan yang

hangat di setiap kalangan masyarakat. Secara tidak disadari hal ini muncul karena

sudah menjadi sebuah anggapan sebagai suatu kebiasaan yang lumrah dan wajar

oleh masyarakat umum. Kebiasaan itu dipandang lumrah dilakukan karena

sebagai bagian dari budaya ketimuran, misalnya budaya saling memberi yang

semula berlandaskan pada keikhlasan sebagai amal shaleh dan amal jariah

semata-mata untuk mendapatkan pahala diselewengkan menjadi budaya tahu sama tahu,

yaitu kewajiban memberi bagi setiap orang yang telah mendapatkan pelayanan

jasa untuk kelancaran prosedur administrasi ataupun kemudahan-kemudahan

lainnya. Kasus fraudsering terjadi dan bahkan terungkap dalam kenyataan

sehari-hari di setiap tingkatan dan aspek kehidupan masyarakat. Namun, seiring

(15)

berjalannya waktu kasus-kasus fraud tersebut tidak diproses berkelanjutan secara

hukum, hal ini mengindikasikan bahwa lemahnya sistem pengendalian internal

maupun eksternal yang telah dirancang sedemikian rupa oleh pemerintah untuk

mencegah adanya fraud, serta masih sangat kurangnya pemahaman masyarakat

mengenai defenisi dan resiko tindakan fraudyang sebenarnya (KPK, 2011).

Di lingkungan instansi pemerintah tindakan fraudsangat mudah ditemukan

bahkan menjadi lahan utama bagi para pelaku-pelaku fraud dan berlangsung

secara terus menerus hampir di setiap bidang, baik yang berupa korupsi

(Corruption), penyalahgunaan asset (Asset Missapropriation), maupun pernyataan

palsu atau salah pernyataan (Fraudulent Statements). Diantara berbagai macam

bidang yang bergerak di instansi pemerintah salah satu bidang yang paling

berpotensi kuat atau dapat juga dikatakan sebagai salah satu sumber kebocoran

keuangan yang paling besar adalah fraud dalam pengadaan barang/jasa. Menurut

penjelasan Soemitro yang berdasarkan pada Tuanakotta (2007), faktanya setiap

tahun BPK maupun KPK melaporkan adanya kasus pengadaan barang/jasa yang

mengandung unsur tindak pidana korupsi, tetapi tidak banyak yang masuk ke

persidangan pengadilan.

Selain itu, Mardiasmo (2000) juga menjelaskan bahwa terdapat beberapa

kelemahan audit pemerintahan di Indonesia. Yakni tidak tersedianya indikator

kinerja yang memadai sebagai dasar pengukuran kinerja pemerintah,

ketidakefektifan dan ketidakefisienan pelaksanaan pengauditannya.

Dapat diketahui dari beberapa resume artikel yang pernah di muat di media

(16)

sebuah artikel yang berjudul “Fleksibilitas Anggaran Buka Peluang Korupsi”.

Melalui artikel tersebut dapat diketahui ada indikasi bahwa Dewan Perwakilan

Rakyat (DPR) 2004-2009 dan pemerintah membuka terjadinya praktik dagang

pada anggaran pendapatan dan belanja negara ditahun berikutnya. Pengamat

ekonomi Indef Ikhsan Modjo dalam artikel ini juga mengungkapkan bahwa

potensi terjadinya praktik “kongkalikong” atau secara umum kita sebut dengan

praktik kolusi cukup besar, karena dalam waktu singkat harus mengambil

keputusan. Hal ini mengacu pada penyusunan dana stimulus yang harus segera

diselesaikan dalam jangka waktu yang sangat singkat (satu bulan).

Dari temuan GEBRAKSU (Gerakan Rakyat Berantas Korupsi Sumatera

Utara) pada tahun 2012, diketahui adanya kasus mark up sebesar Rp 4 M yang

dilaksanakan LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik) oleh panitia

pengadaan barang/jasa di DISTANLA (Dinas Pertanian dan Kelautan) kota

Medan. Dilanjut lagi oleh temuan KPK pada tahun 2011, yang menemukan

adanya konspirasi proses tender barang/jasa sebesar Rp 236 Miliar di BPPP (Balai

Pendidikan dan Pelatihan Perikanan) kota Medan. Bahkan setiap harinya di media

cetak dapat kita lihat semakin mengguritanya kasus mark up pada pengadaan

barang/jasa di kota Medan.

Lebih lanjut lagi, artikel berikutnya yang ditulis oleh Juwita (Media

Indonesia, 2010) yang berjudul “35% APBN 2010 Berpotensi Korupsi”.Dalam

artikel tersebut diketahui bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

mengungkapkan adanya potensi korupsi dalam penggunaan Anggaran Pendapatan

(17)

barang/jasa. Hal tersebut semakin diperkuat oleh data KPK yang menyatakan

bahwa selama periode 2005-2009, kerugian Negara berkaitan dengan perkara

pengadaan barang/jasa sebesar Rp 689,195 miliar atau sekitar 35% dari total nilai

proyek Rp 1,9 triliun.

Melalui Nurani (2011) dalam jurnalnya dijelaskan, Budi (Humas KPK)

mengatakan bahwa kerugian Negara di bidang pengadaan barang/jasa, biasanya

karena proses penunjukan langsung dan karena mark up atas harga pokok satuan

(HPS). Panggabean (Plt Ketua KPK, 2009-2010) juga menjelaskan hal

tersebutterjadi karena proses pengadaan barang/jasa tidak dikawal dengan

baik.Menurut Hermawan Kaeni dalam Sartono (2006) mengungkapkan faktor utama

penyebab merebaknya korupsi dalam kegiatan pengadaan barang/jasa adalah karena

buruknya mekanisme pengawasan.

Menurut Tuanakotta (2006; 439) dalam bukunya “Akuntansi dan Audit

Investigatif”, juga dijelaskan bahwa kerangka akuntabilitas untuk pengadaan publik

di Indonesia gagal karena kerangka hukum yang cacat, pemerintah tidak terorganisir,

dan insentif-insentif terdistorsi.

Hal ini dapat dilihat dari lambannya penanganan kasus-kasus korupsi di

daerah Sumatera Utara khususnya daerah tingkat II yakni kota Medan yang

membuat para oknum-oknum semakin leluasa untuk melakuka tindakan fraud

tersebut (Mapancas, 2011).

Melalui beberapa fakta dan resume dari artikel yang disebutkan diatas,

tentunya dapat diperkirakan seberapa besar resiko kebocoran keuangan yang harus

(18)

Transparency International dapat dilihat bahwa Indonesia dalam kurun waktu

2005-2010 merupakan salah satu negara yang memiliki skor IPK terburuk yaitu,

2.2 pada tahun 2005, 2.4 pada tahun 2006 dan tahun 2007, 2.6 pada tahun 2008,

2.8 pada tahun 2009 dan tahun 2010.Sekaligus menempatkan Indonesia sebagai

urutan pertama sebagai Negara terkorup di Asia (Nurani, 2011).

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis

fakto-faktor fraud pengadaan barang/jasa, sehingga dalam jangka waktu

selanjutnya tindakan fraud dapat diminimalkan serta secara perlahan sitem yang

digunakan dalam pengadaan barang/jasa akan menjadi lebih baik.Dalam

pembahasan ini fraud atau kecurangan yang dimaksudkan adalah praktik yang

dapat dilakukan oleh orang-orang dari dalam maupun dari luar untuk

mendapatkan keuntungan, baik pribadi maupun kelompok, yang mana secara

langsung maupun tidak langsung tindakan tersebut dapat merugikan pihak lain,

bahkan kecurangan yang dilakukan dapat merugikan keuangan perusahaan /

Negara.Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Nurani (2011) dengan

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi fraud pengadaan barang/jasa pada

lingkungan instansi pemerintah di wilayah Semarang.Penelitian ini berbeda

dengan penelitian sebelumnya, selain obyek penelitian yang berbeda yaitu di

bagian ULP (Unit Layanan Pengadaan) pada kantor pemerintah Kota Medan,

penelitian ini mengkaji pemahaman individu terhadap fraud pengadaan

barang/jasa dan penerapan sitem prosedur pengendalian terhadapfraud pengadaan

(19)

Alasan utama pengambilan setting di bagian ULP (Unit Layanan

Pengadaan) pada kantor pemerintah kota Medan, karena ULP (Unit Layanan

Pengadaan) adalah suatu unit kerja yang terdiri dari pegawai-pegawai yang telah

memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah, yang dibentuk

oleh Pengguna Anggaran/Gubernur/Bupati/Walikota/Dewan Gubernur Bank

Indonesia (BI)/Pimpinan Badan Hukum Milik Negara (BHMD)/Direksi Badan

Usaha Milik Negara (BUMN)/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang bertugas

secara khusus untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa dilingkungan

Departemen/Lembaga/Sekertariat Lembaga Tinggi Negara/Pemerintah

Daerah/Komisi/Bank Indonesia Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik

Daerah (data Biro Umum PEMKO Medan). Dengan kata lain Bagian ini

merupakan salah satu bagian di kantor pemerintah kota medan yang bertugas

melayani segala jenis pengadaan barang/jasa yang ada di kantor pemerintah kota

Medan.Hal ini juga dikarenakan ULP (Unit Layanan Pengadaan) adalah bagian

yang menjadi pusat bagi panitia pengadaan barang/jasa yang memiliki sertifikat

keahlian pengadaan barang/jasa dan seluruh pegawai terkait pengadaan

barang/jasa di lingkungan instansi pemerintahan kota Medan. Sehingga peneliti

tertarik untuk mengetahui apa saja yang mempengaruhi fraud pengadaan

barang/jasa di bagian ULP (Unit Layanan Pengadaan) pada kantor pemerintah

Kota Medan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman atas

defenisi tindakan fraudyang sebenarnya dan resiko yang terjadi akibat tindakan

(20)

pengadaan barang/jasa di bagian ULP (Unit Layanan Pengadaan) pada kantor

pemerintah Kota Medan semakin membaik.

Singkatnya penelitian ini ingin mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi fraud pengadaan barang/jasa di bagian ULP (Unit Layanan

Pengadaan) pada kantor pemerintah Kota Medan. Beberapa faktor yang ingin

diteliti meliputi : (1) pemahaman individu (pegawai)terhadapfraud pengadaan

barang/jasa pemerintah, (2) sistem prosedur pengendalian pengadaan terhadap

fraud pengadaan barang/jasa pemerintah.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penelitian

ini diberi judul :”ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

FRAUD PENGADAAN BARANG/JASA PADA LINGKUNGAN INSTANSI

(21)

1.2 Identifikasi Masalah

Melalui kasus-kasus fraud (kecurangan) yang sudah sering terjadi pada

pengadaan barang/jasa pemerintah dan masih kurangnya tindak lanjut dalam

proses tersebut, maka peneliti mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai

berikut :

a. Apakah pemahaman individu (pegawai) berpengaruh terhadap fraud

pengadaan barang/jasa di bagian ULP (Unit Layanan Pengadaan) pada

kantor pemerintah Kota Medan?

b. Apakah penerapan sistem prosedur pengendalian pengadaan barang/jasa

berpengaruh terhadap fraud pengadaan barang/jasa di bagian ULP (Unit

Layanan Pengadaan) pada kantor pemerintah Kota Medan?

1.3 Pembatasan Masalah

Permasalahan fraud(kecurangan) dapat terjadi dimana saja. Bahkan pada

instansi atau perusahaan yang telah memiliki sistem pengendalian yang baik

sekalipun. Tidak dapat dijamin bahwa suatu organisasi atau perusahaan di

maksud dapat terbebas dari kemungkinan fraud, maka peneliti hanyamembatasi

penelitian ini pada pengaruh pemahaman individu (pegawai), dan penerapan

sistem prosedur pengendalian terhadap fraud pengadaan barang/jasa di bagian

(22)

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkanlatar belakang dan identifikasi masalah yang sudah diuraikan

diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada pengaruh

(1) Pemahaman individu (pegawai), dan (2)Penerapan sistem prosedur

pengendalian pengadaan barang/jasa terhadap fraudpengadaan barang/jasadi

bagian ULP (Unit Layanan Pengadaan) pada kantor pemerintah Kota Medan ?

1.5 Tujuan Penelitian

Pada dasarnya perilaku tindakan fraud (kecurangan) sangat berbahaya jika

dibiarkan secara terus-menerus yang sangat berakibat terhadap kerugian negara,

maka yang menjadi tujuan penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui,

menganalisis dan mendapatkan bukti empiris tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi fraud pengadaan barang/jasa di bagian ULP (Unit Layanan

Pengadaan) pada kantor pemerintah Kota Medan yang dilihat dari pengaruh

pemahaman individu (pegawai) dan penerapan sistem prosedur pengendalian.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan memberikan manfaat antara lain :

1. Bagi Penulis

Untuk menambah wawasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

fraudpengadaan barang/jasa di bagian ULP (Unit Layanan Pengadaan) pada

(23)

satu pendorong guna meningkatkan rasa kepedulian terhadap keuangan

Negara sehingga dapat menjadi salah satu agen pengawas bagi pelaksanaan

penggunaan keuangan Negara dengan efektif, efisien, dan ekonomis.

2. Bagi Pemerintah / kalangan Pembuat Peraturan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat guna

memperbaiki sistem pengendalian dalam proses dan dapat menjadi salah

satu (sumbangan) bahan pertimbangan untuk meminimalkan terjadinya

tindakan fraud, terutama yang berkaitan dengan penyimpangan atau

kecurangan yang mengakibatkan kerugian Negara secara materiil.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi untuk penelitian

(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian inibertujuan untuk menguji dan menganalisisfaktor-faktor fraud

pengadaan barang/jasa pada bagian ULP (Unit Layanan Pengadaan) pada kantor

pemerintahan kota Medan. Adapun hipotesis penelitian ini, yaitu : Pemahaman

individu dan penerapan sistem prosedur pengendalian berpengaruh terhadap fraud

pengadaan barang/jasa pemerintah.

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah diuraikan

sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan, yaitu :

1. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa secara parsial pemahaman

individu berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraud pengadaan

barang/jasa pemerintah. Nilai(thitung >ttabel) adalah 5,776 > 2,034.

2. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa secara parsial penerapan

sistem prosedur pengendalian berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap fraud pengadaan barang/jasa pemerintah. Nilai(thitung <ttabel) adalah

0,157 < 2,034.

3. Hasil uji F menunjukkan bahwa secara simultan pemahaman individu dan

penerapan sistem prosedur pengendalian berpengaruh secara signifika

terhadap fraud pengadaan barang/jasa pemerintah. Nilai(Fhitung > Ftabel)

17,156> 3,294 dan berdasarkan nilai signifikan(0,000 < 0,05)yangberarti

(25)

4. Hasil analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan adjusted R

Squaresebesar 0.487yang berarti bahwa variabel pemahaman individu dan

penerapan sistem prosedur pengendalian dapat menjelaskan variabelfraud

pengadaan barang/jasapemerintah sebesar 51,7%, dan selebihnya sebesar

48,3% dipengaruhi oleh variabel lain.

5.2 Keterbatasan

Beberapa keterbatasan yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian ini

adalah pada pengumpulan data, kerangka sampel yang terbatas hanya pada aparat

di bagian ULP (Unit Layanan Pengadaan) pada kantor pemerintah kota Medan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey melalui kuesioner,

sehingga kesimpulan mengenai faktor-faktor fraud pengadaan barang/jasa pada

bagian ULP (Unit Layanan Pengadaan) pada kantor pemerintah kota Medan tidak

terpotret secara mendalam berdasarkan realitas yang ada dilapangan dan hasilnya

juga kemungkinan akan berbeda apabila dalam pengumpulan data dilakukan

dengan teknik wawancara secara langsung kepada responden yang dituju. Melalui

pendekatan wawancara (tatap muka langsung) dengan objek penelitian mungkin

akan terpotret kondis lain yang lebih rinci dari faktor-faktor fraud pengadaan

barang/jasa.

5.3 Saran

Ada beberapasaran yang dapat dijadikan sebagai rekomendasi untuk

penelitian ini adalah :

(26)

satu bagian pada kantor pemerintah kota Medan saja yang diteliti agar dapat

dilakukan pengeneralisasi hasil penelitian secara lebih luas. Hal ini penting

mengingat instansi pemerintah saat ini banyak menjadi sorotan karena kasus

penyelewengan (fraud) yang terjadi.Sehingga, secara perlahan kasus-kasus

terkait tindak pidana fraud semakin berkurang dan sistem pengadaan

barang/jasa diseluruh bagian yang ada di instansi pemerintahan di Indonesia

semakin lebih membaik.

2. Peneliti berikutnya dapat menguji penelitian serupa dengan menambah

variable independent yang belum dibahas oleh peneliti seperti tidak hanya

berfokus pada proses pengadaan saja, tetapi juga fokus kepada proses

pelaksanaannya.

3. Dalam mencegah tindak pidana fraud pengadaan barang/jasa, diharapkan ada

pelatihan khusus bagi para pegawai terkait dengan pemehaman tentang resiko

fraud, dan pegawai akan lebih paham tentang apa dan bagaimana seharusnya

tugas yang dilaksanakan. Sehingga kasus-kasus terkait tindak pidana fraud

semakin berkurang bahkan teratasi secara menyeluruh.

5.4 Implikasi

Walaupunkesimpulan,saran,danketerbatasanpenelitiantelahdiungkapkan

diatas,namunkitaperlumenilaiimplikasipenelitianataskejadian-kejadiansaatini

yangdapatmempengaruhipegawai pemerintah tentang penelitian fraud pengadaan

barang/jasa masa depan. Telaahdariberbagaistudifraud pengadaan

(27)

pemerintah, menunjukkan pentingnya pemahaman pegawai pemerintah untuk

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Association of Certified Fraud Examiners. Report to the Nation on Occupational Fraud Abuse. 2008.

Balinter, Utama, 2011. Pengertian Fraud, buku satu. Bali :http://balinter.net, (Desember 2012)

Bastian, Indra, 2007. Audit Sektor Publik, edisi 2. Jakarta : Salemba empat.

BPK, 2007. Audit Sektor Publik, edisi 2. Jakarta : Salemba Empat.

Bunga Rampai Refleksi Satu Tahun. Komisi Yudisial Republik Indonesia.Jakarta :www.komisiyudisial.go.id, (Desember 2012)

Buscaglia, E. dan J. V. Dijk. 2003. CONTROLLING ORGANIZED CRIME AND CORRUPTION IN THE PUBLIC SECTOR. Forum on Crime and Society, vol. 3, Nos. 1 and 2, December 2003.

Davoodi, and, Alonso, 1998.Tata Kelola Pemerintahan yang baik.

Donald, R. Cressey, 2010. Fraud (Corruption) By Need, By Greed, And By Opportunity

Eka,P, 2010. Analisis Pengaruh Komponen Keahlian Internal Auditor Terhadap Pendeteksian Dan Pencegahan Kecurangan.

Fakultas Ekonomi. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Program S1. Medan.

Hari, F, 2011. Analisis Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal, Persepsi Kesesuaian Kompensasi, Moralitas Manajemen Terhadap Perilaku Tidak Etis Dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi.

Hermiyetti, 2010.Pengaruh Penerapan Pengendalian Iternal Terhadap Fraud Pengadaan Barang.

(29)

Indonesia Corruption Watch (ICW), 2005. Hukum berhenti di kasus BLBI. Jakarta.

Juwita, N, 2009. 35% APBN 2010 Berpotensi Korupsi : Selain mafia hukum yang tengah ramai dibicarakan, ada juga mafia tender yang mengembosi anggaran Negara setiap tahun. Media Indonesia. (3 Desember 2009)

Kartasasmita, A.G, 2006 .Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah Menurut Pelaku Usaha.Jakarta : Seminar GAPENSI.

Keputusan Presiden NOMOR 80 Tahun 2003.Tentang Tujuan Dalam Sistem Pengadaan Barang/Jasa.

Klitgaard, R, R.M, Abaroa dan H, L.P, 2002. Penuntun Pemberantasan Korupsi KPK. 2008. INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK 2007. Jakarta : KPK.

KPK, 2008. INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK 2007. Jakarta : KPK.

KPK, 2011. MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI. Jakarta : KPK, 2006.

Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi.Edisi 3.Jakarta : Erlangga.

Mapancas, 2011.TUNTASKA KASUS-KASUS KORUPSI. Sumatera Utara. Marco Celentani, Juan Ganuza, 2001.Organized VS Competitive Corruption.

Universitat Pompeu Fabra.

Mardiasmo, 2002. Akuntansi Sektor Publik, Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Myint, U. CORRIPTION : CAUSES, CONSEQUENCES AND CURES. Asia-Pacific Development Journal. Vol. 7, No. 2, December 2000. (www.unescap.org).

Nurani, J, 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fraud Pengadaan Barang/Jasa Di Lingkungan Instansi. Semarang. (Mei 2011).

Integrity In Public Procurement : GOOD PRACTICE FROM A TO Z (2007). (www.OECD.org).

(30)

Rahmawati, N.K, 2010. Pengaruh Karakteristik Personal Auditor Terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku Dalam Audit. Jakarta : Universitas Trisakti.

Randy, C, 2010. Moderasi Pengendalian Internal Pada Hubungan Pengaruh Keadilan Organisasional Terhadap Tingkat Kecurangan (fraud). Semarang.

Ririn, 2010. Fleksibilitas Anggaran Buka Peluang Korupsi. Media Indonesia.

Rose-Ackerman, 2006. Korupi Pemerintahan : Sebab,Akibat, dan Reformasi. Jakarta.

Sartono, 2006.Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyimpangan Pada Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan Instansi Pemerintah.Tesis Tidak Diipublikasikan. Fakultas Ekonomi : Universitas Indonesia.

Sie Infokum, Ditama Binbangkum. FRAUD (KECURANGA) : APA DAN MENGAPA ?

Soreide, T, 2002. Corruption In Public Procurement : Causes, Consequences And Cures, www.cmi.no

Sinaga, N, S.B, 2008. Peranan keahlian internal auditor dalam mencegah dan mendeteksi kecurangan (fraud), Skripsi Tidak Diipublikasikan.Fakultas Ekonomi : Universitas Trisakti

Sunstein, C,R dan A, Vermeule, 2008. Conspiracy Theories, www.ssrn.com.

Thai, K.V, 2001. Public Procurement Re-examined. Journal Of Public Procurement, Volume 1, Issue 1, 9-50.

Transparency International, 2005.Transparency International Corruption Perceptions Index 2005, www.transparency.org.

Transparency International, 2006.Transparency International Corruption Perceptions Index 2006, www.transparency.org.

(31)

Transparency International, 2008.Transparency International Corruption Perceptions Index 2008, www.transparency.org.

Transparency International, 2009.Transparency International Corruption Perceptions Index 2009, www.transparency.org.

Tuanakotta, T.M, 2007. Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi.Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Wilopo, 2006. Analisis faktor-faktor yang berpengaruh Terhadap kecenderungan terjadinya kecurangan Akuntansi : Studi pada Perusahaan BUMN dan Publik di Indonesia. Jakarta : Media Riset Akuntansi, auditing, dan Informasi.

Referensi

Dokumen terkait

Model konseling kelompok melalui asertif training dalam penelitian ini merupakan upaya pemberian bantuan kepada individu dalam dinamika kelompok untuk

Dilihat dari fakta yang diperoleh dari hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa perilaku konformitas negatif yang ditunjukkan oleh siswa SMP N 8 Mojokerto

Peningkatan kompetensi peserta PEDAMBA: Kelas Pemanfaatan Software Tracker dalam pelajaran Fisika Tahap ke-I” dapat dilihat dari hasil evaluasi pelaksanaan

Dinas Komunikasi dan Informatika adalah Dinas yang mempunyai tugas melaksanakan kewenangan daerah di bidang pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta

Interaksi yang terjadi ketika guru atau teman sejawat mengkoreksi kesalahan ( error correction ) adalah salah satu bentuk interaksi sosial yang diyakini dapat membantu

Energi panas yang dilepaskan pada reaksi pembentukan Ca(OH) 2 ini dapat dimanfaatkan untuk menguapkan air yang terdapat di dalam bahan yang dikeringkan, sehingga semakin

Konsumsi kunyit dalam masyarakat sering kali tidak terkontrol penggunaannya terutama untuk kunyitdalam bentuk sediaan jamu tradisional atau jamu gendong

Tujuan hidup memiliki pengertian individu memiliki pemahaman yang jelas akan tujuan dan arah hidupnya, memegang keyakinan bahwa individu mampu mencapai tujuan dalam