ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FRAUD PENGADAAN BARANG/JASAPADA LINGKUNGAN INSTANSI
PEMERINTAHAN KOTA MEDAN
SKRIPSI
Diajukan UntukMemenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
MUHAMMAD ABRORHARAHAP NIM. 709330036
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Muhammad Abror Harahap, NIM 709330036.Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fraud Pengadaan Barang/Jasa Pada Lingkungan Instansi Pemerintahan Kota Medan. Skripsi, Jurusan Akuntansi, Kekhususan Akuntansi Pemerintahan. Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan, 2013.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi fraud pengadaan barang/jasa pada lingkungan instansi pemerintahan kota Medan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui dan mendapatkan bukti empiris apakah pemahaman individu serta penerapan sistem prosedur pengendalian berpengaruh terhadap fraud pengadaan barang/jasa pada lingkungan instansi pemerintahan kota Medan.
Populasi penelitian ini adalah seluruh staf di bagian ULP (Unit Layanan Pengadaan) pada kantor pemerintahan kota Medan. Penentuan sampel penelitian ini dilakukan dengan metode sensus. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner pada sampel penelitian yang berjumlah 35 responden.Pengujian yang digunakan adalah uji kualitas data dan uji asumsi klasik. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi berganda, dan diuji dengan menentukan tingkatsignifikansi denganmengevaluasinilaiFpadapersamaan.
Hasil yang diperoleh dari analisis data menyatakan bahwa pemahaman individu berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraud pengadaan barang/jasa pemerintah dan hipotesis diterima, sedangkan penerapan sistem prosedur pengendalian berpengaruh negatif secara signifikan terhadap pengadaan barang/jasa dan secara parsial hipotesis ditolak, sedangkan secara simultan hipotesis diterima.
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian maka dapat diambil kesimpulan hasil uji F menunjukkan bahwa secara simultan pemahaman individu dan penerapan sistem prosedur pengendalian berpengaruh secara signifikan terhadap fraud pengadaan barang/jasa pemerintah. Nilai (Fhitung > Ftabel) 17,156 > 3,294 dan berdasarkan nilai signifikan (0,000 < 0,05) yangberarti menerima Ha. Hasil analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan R Squaresebesar 0.517yang berarti bahwa variabel pemahaman individu dan penerapan sistem prosedur pengendalian dapat menjelaskan variabelfraud pengadaan barang/jasapemerintah sebesar 51,7%, dan selebihnya sebesar 48,3% dipengaruhi oleh variabel lain.
ABSTRACT
Muhammad Abror Harahap, 709330036. Analisis of Factors Affecting the Fraud Goods Procurement / Service On Environmentally City Governance Institution of Medan. Accounting Departement of Governance Accounting specialty Studies Program.Economic faculty, State University of Medan, 2013.
Problem which is worked through deep observational it is factor that regards fraud goods procurement / service on environmentally city governance institution of Medan. To the effect of observational is subject to be know and get empiric prove if individual grasp and system implement procedure ascendant operation to fraud acquisition goods / service on environmentally city governance institution of Medan.
This observational population is all staff at sectioned ULP (Unit Services Procurement) on city governance office of Medan. Observational sample determination this was done by census method. Data that is utilized in research is acquired primary data through kuesioner's broadcast on observational sample that total 35 respondents. Examination that is utilized is data quality quiz and classic assumption quiz. Hypthosts testing did by analisis bifilar regression, and is tested by determining zoom signifikansi with evaluate point F on equation.
Acquired result from analisis data declares for that positive influential individual grasp and signifikan to fraud acquisition goods / government and hypothesis service is accepted, meanwhile system implement procedures negative ascendant operation signifikan's ala to acquisition goods / service and partially hypothesis is refused, meanwhile simultan's ala hypothesis is accepted.
Base observational study result therefore gets to be taken by result conclusion tests f point out that simultan's ala individual grasp and system implement procedures ala ascendant operation signifikan to fraud acquisition goods / government service. Point (F computing > F table ) 17,156> 3,294 and bases signifikan's points (0,000< 0,05) yangberarti accepts Ha. analisis's result regression wholly points out R Square as big as 0.517 one means that individuals understanding variable and system implement procedure operation can word variable fraud acquisition goods / service government as big as 51,7%, and as more as it as big as 48,3% regarded by other variables.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh,
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Fraud Pengadaan Barang/Jasa Pada Lingkungan Istansi Pemerintahan Di Kota Medan”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Jurusan Kekhususan Akuntansi Pemerintahan di Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Medan.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari tidak dapat berjalan
sendiri tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik dari segi materil
maupun spiritual.Dengan penuh rasa hormat penulis menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar- besarnya terutama kepada orang tua, Ayahanda (Alm.
Multazam Harahap) dan Ibunda tersayang (Nurhayani Siregar), abangda (Ahmad
Bengar Harahap S.Pd, M.Hum), kakanda (Syafrida Anita Harahap S.Ag), kakanda
(Siti Rahmadani Harahap S.Pd), serta kakanda (Nurhafizah Harahap SE) serta
keluarga yang senantiasa memberikan inspirasi dan doa kepada penulis dengan
tulus dan penuh kasih sayang.
Pada kesempatan ini ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada
pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini, adalah
sebagai berikut:
1. Bapak Prof. DR. Ibnu Hajar, M.Si. Sebagai Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Bapak Drs. Kustoro Budiarta, ME, Sebagai Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Drs. Thamrin, M.Si. Selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Drs. Surbakti Karo-Karo, M.Si, Ak, Selaku Pembantu Dekan III
pembanding utama yang telah memberikan kritik dan saran yang
membangun dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Drs. La Ane, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Medan.
6. Bapak Drs. Jihen Ginting, M.Si Selaku Sekertaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan, sekaligus dosen
pembanding utama yang telah memberikan kritik dan saran yang
membangun dalam penyusunan skripsi ini.
7. Bapak DR. Arfan Ikhsan, SE, M.Si, Selaku Dosen Pembimbing Skripsi
penulis yang selalu memberikan bimbingan dan arahan dalam
penyusunan skripsi ini
8. Bapak Muhammad Ishak, SE, M.Si, Ak, Selaku Dosen Pembanding
Utama yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun dalam
penyusunan skripsi ini.
9. BapakdanIbu Dosen yang selama ini telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan dan bimbingan kepada penulis dalam menjalankan
perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini.
10. Seluruh Pegawai dan Staff Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Medan yang telah memberikan bantuan dalam pengurusan
administrasi selama penulis menempuh sampai dengan selesai
melaksanakan perkuliahan di UniversitasNegeri Medan.
11. Untuk Ayah dan Ibu tersayang (alm. Multazam Harahap dan Nurhayani
Siregar) yang selalu mendoakan, mendukung dan menjadi penyemangat
peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.
12. Untuk abangda (Ahmad Bengar Harahap S.Pd, M.Hum) yang selalu
mendoakan, mendukung dan menjadi penyemangat peneliti dalam
penyelesaian skripsi ini.
13. Untuk kakanda (Syafrida Anita Harahap S.Ag) yang selalu mendoakan,
mendukung dan menjadi penyemangat peneliti dalam penyelesaian
14. Untuk kakanda (Siti Rahmadani Harahap S.Pd) yang selalu mendoakan,
mendukung dan menjadi penyemangat peneliti dalam penyelesaian
skripsi ini.
15. Untuk kakanda (Nurhafizah Harahap SE) yang selalu mendoakan,
mendukung dan menjadi penyemangat peneliti dalam penyelesaian
skripsi ini.
16. Untuk orang yang memotivasi dan menemani penulis beberapa tahun
terakhir ini Anawiyah Vitriany SE makasih yaw :*
17. Buat seluruh rekan-rekan se-AKP stambuk 07-10 Tak ada kata menyerah
dan tetaplah berjuang.Semangat !!!
18. Dan semua pihak yang memberikan dukungan dan doa baik langsung
maupun tak langsung kepada penulis yang tidak dapat disebutkan satu
per satu, Terimakasih.
Akhirnya penulis merasa bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk
menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya.
Medan, Agustus 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
ABSTRAK ... ii
2.1.2.4 Landasan Hukum Pengadaan Barang/Jasa ...21
2.1.2.5 Sistem dan Metode Pengadaan Barang/Jasa...21
2.1.2.6 Pihak Terkait Pengadaan Barang/Jasa ...23
2.1.3 Faktor-faktor Pengadaan Barang/Jasa pemerintah ...25
3.2.2 Sampel...40
3.3 Teknik Pengumpulan Data...41
3.4 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ...41
3.4.1 Variabel Penelitian ...41
3.4.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel...42
3.5 Teknik Analisa Data ...44
3.5.1 Uji Kualitas Data ...44
3.5.2 Uji Asumsi Klasik...45
3.5.3 Pengujian Hipotesis ...47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Data ...48
4.2 Gambaran Data Sampel ...49
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ...49
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ...50
4.3 Uji Validitas dan Uji Realibilitas ...51
4.3.1 Uji Validitas ...51
4.7.1 Hasil Uji hipotesis I ...64
4.7.2 Hasl Uji Hipotesis II ...65
4.8 Pembahasan Hasil Hipotesis ...67
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I Kuesioner Penelitian, Tabulasi Jawaban Responden LAMPIRAN II Hasil Spss
DAFTAR GAMBAR
2.1Uniform Occupational Fraud Classification System... 16
2.2 Kerangka Berpikir ... 34
3.1 Daerah Menerima dan Menolak Ho ... 47
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fraud adalah sebuah perbuatan kecurangan yang melanggar hukum yang
dilakukan secara sengaja untuk mendapatkan keuntungan, baik pribadi maupun
kelompok dan sifatnya merugikan pihak lain bahkan merugikan keuangan
perusahaan / negara. Biasanya dilakukan oleh orang-orang dari dalam ataupun
dari luar yang tugas fungsionalnya menjalankan sistem pengendalian intern serta
mengoperasikan sistem operasi instansi atau perusahaan.
Kasus-kasus fraud atau biasa disebut dengan kecurangan dalam bidang
keuangan baik yang berasal dari Instansi Pemerintah (Dinas Pemerintahan Kota
ataupun Dinas Pemerintahan Provinsi) maupun Instansi Swasta (Bank dan
perusahaan-perusahaan swasta lainnya) selalu menjadi topik pembicaraan yang
hangat di setiap kalangan masyarakat. Secara tidak disadari hal ini muncul karena
sudah menjadi sebuah anggapan sebagai suatu kebiasaan yang lumrah dan wajar
oleh masyarakat umum. Kebiasaan itu dipandang lumrah dilakukan karena
sebagai bagian dari budaya ketimuran, misalnya budaya saling memberi yang
semula berlandaskan pada keikhlasan sebagai amal shaleh dan amal jariah
semata-mata untuk mendapatkan pahala diselewengkan menjadi budaya tahu sama tahu,
yaitu kewajiban memberi bagi setiap orang yang telah mendapatkan pelayanan
jasa untuk kelancaran prosedur administrasi ataupun kemudahan-kemudahan
lainnya. Kasus fraudsering terjadi dan bahkan terungkap dalam kenyataan
sehari-hari di setiap tingkatan dan aspek kehidupan masyarakat. Namun, seiring
berjalannya waktu kasus-kasus fraud tersebut tidak diproses berkelanjutan secara
hukum, hal ini mengindikasikan bahwa lemahnya sistem pengendalian internal
maupun eksternal yang telah dirancang sedemikian rupa oleh pemerintah untuk
mencegah adanya fraud, serta masih sangat kurangnya pemahaman masyarakat
mengenai defenisi dan resiko tindakan fraudyang sebenarnya (KPK, 2011).
Di lingkungan instansi pemerintah tindakan fraudsangat mudah ditemukan
bahkan menjadi lahan utama bagi para pelaku-pelaku fraud dan berlangsung
secara terus menerus hampir di setiap bidang, baik yang berupa korupsi
(Corruption), penyalahgunaan asset (Asset Missapropriation), maupun pernyataan
palsu atau salah pernyataan (Fraudulent Statements). Diantara berbagai macam
bidang yang bergerak di instansi pemerintah salah satu bidang yang paling
berpotensi kuat atau dapat juga dikatakan sebagai salah satu sumber kebocoran
keuangan yang paling besar adalah fraud dalam pengadaan barang/jasa. Menurut
penjelasan Soemitro yang berdasarkan pada Tuanakotta (2007), faktanya setiap
tahun BPK maupun KPK melaporkan adanya kasus pengadaan barang/jasa yang
mengandung unsur tindak pidana korupsi, tetapi tidak banyak yang masuk ke
persidangan pengadilan.
Selain itu, Mardiasmo (2000) juga menjelaskan bahwa terdapat beberapa
kelemahan audit pemerintahan di Indonesia. Yakni tidak tersedianya indikator
kinerja yang memadai sebagai dasar pengukuran kinerja pemerintah,
ketidakefektifan dan ketidakefisienan pelaksanaan pengauditannya.
Dapat diketahui dari beberapa resume artikel yang pernah di muat di media
sebuah artikel yang berjudul “Fleksibilitas Anggaran Buka Peluang Korupsi”.
Melalui artikel tersebut dapat diketahui ada indikasi bahwa Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) 2004-2009 dan pemerintah membuka terjadinya praktik dagang
pada anggaran pendapatan dan belanja negara ditahun berikutnya. Pengamat
ekonomi Indef Ikhsan Modjo dalam artikel ini juga mengungkapkan bahwa
potensi terjadinya praktik “kongkalikong” atau secara umum kita sebut dengan
praktik kolusi cukup besar, karena dalam waktu singkat harus mengambil
keputusan. Hal ini mengacu pada penyusunan dana stimulus yang harus segera
diselesaikan dalam jangka waktu yang sangat singkat (satu bulan).
Dari temuan GEBRAKSU (Gerakan Rakyat Berantas Korupsi Sumatera
Utara) pada tahun 2012, diketahui adanya kasus mark up sebesar Rp 4 M yang
dilaksanakan LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik) oleh panitia
pengadaan barang/jasa di DISTANLA (Dinas Pertanian dan Kelautan) kota
Medan. Dilanjut lagi oleh temuan KPK pada tahun 2011, yang menemukan
adanya konspirasi proses tender barang/jasa sebesar Rp 236 Miliar di BPPP (Balai
Pendidikan dan Pelatihan Perikanan) kota Medan. Bahkan setiap harinya di media
cetak dapat kita lihat semakin mengguritanya kasus mark up pada pengadaan
barang/jasa di kota Medan.
Lebih lanjut lagi, artikel berikutnya yang ditulis oleh Juwita (Media
Indonesia, 2010) yang berjudul “35% APBN 2010 Berpotensi Korupsi”.Dalam
artikel tersebut diketahui bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
mengungkapkan adanya potensi korupsi dalam penggunaan Anggaran Pendapatan
barang/jasa. Hal tersebut semakin diperkuat oleh data KPK yang menyatakan
bahwa selama periode 2005-2009, kerugian Negara berkaitan dengan perkara
pengadaan barang/jasa sebesar Rp 689,195 miliar atau sekitar 35% dari total nilai
proyek Rp 1,9 triliun.
Melalui Nurani (2011) dalam jurnalnya dijelaskan, Budi (Humas KPK)
mengatakan bahwa kerugian Negara di bidang pengadaan barang/jasa, biasanya
karena proses penunjukan langsung dan karena mark up atas harga pokok satuan
(HPS). Panggabean (Plt Ketua KPK, 2009-2010) juga menjelaskan hal
tersebutterjadi karena proses pengadaan barang/jasa tidak dikawal dengan
baik.Menurut Hermawan Kaeni dalam Sartono (2006) mengungkapkan faktor utama
penyebab merebaknya korupsi dalam kegiatan pengadaan barang/jasa adalah karena
buruknya mekanisme pengawasan.
Menurut Tuanakotta (2006; 439) dalam bukunya “Akuntansi dan Audit
Investigatif”, juga dijelaskan bahwa kerangka akuntabilitas untuk pengadaan publik
di Indonesia gagal karena kerangka hukum yang cacat, pemerintah tidak terorganisir,
dan insentif-insentif terdistorsi.
Hal ini dapat dilihat dari lambannya penanganan kasus-kasus korupsi di
daerah Sumatera Utara khususnya daerah tingkat II yakni kota Medan yang
membuat para oknum-oknum semakin leluasa untuk melakuka tindakan fraud
tersebut (Mapancas, 2011).
Melalui beberapa fakta dan resume dari artikel yang disebutkan diatas,
tentunya dapat diperkirakan seberapa besar resiko kebocoran keuangan yang harus
Transparency International dapat dilihat bahwa Indonesia dalam kurun waktu
2005-2010 merupakan salah satu negara yang memiliki skor IPK terburuk yaitu,
2.2 pada tahun 2005, 2.4 pada tahun 2006 dan tahun 2007, 2.6 pada tahun 2008,
2.8 pada tahun 2009 dan tahun 2010.Sekaligus menempatkan Indonesia sebagai
urutan pertama sebagai Negara terkorup di Asia (Nurani, 2011).
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis
fakto-faktor fraud pengadaan barang/jasa, sehingga dalam jangka waktu
selanjutnya tindakan fraud dapat diminimalkan serta secara perlahan sitem yang
digunakan dalam pengadaan barang/jasa akan menjadi lebih baik.Dalam
pembahasan ini fraud atau kecurangan yang dimaksudkan adalah praktik yang
dapat dilakukan oleh orang-orang dari dalam maupun dari luar untuk
mendapatkan keuntungan, baik pribadi maupun kelompok, yang mana secara
langsung maupun tidak langsung tindakan tersebut dapat merugikan pihak lain,
bahkan kecurangan yang dilakukan dapat merugikan keuangan perusahaan /
Negara.Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Nurani (2011) dengan
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi fraud pengadaan barang/jasa pada
lingkungan instansi pemerintah di wilayah Semarang.Penelitian ini berbeda
dengan penelitian sebelumnya, selain obyek penelitian yang berbeda yaitu di
bagian ULP (Unit Layanan Pengadaan) pada kantor pemerintah Kota Medan,
penelitian ini mengkaji pemahaman individu terhadap fraud pengadaan
barang/jasa dan penerapan sitem prosedur pengendalian terhadapfraud pengadaan
Alasan utama pengambilan setting di bagian ULP (Unit Layanan
Pengadaan) pada kantor pemerintah kota Medan, karena ULP (Unit Layanan
Pengadaan) adalah suatu unit kerja yang terdiri dari pegawai-pegawai yang telah
memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah, yang dibentuk
oleh Pengguna Anggaran/Gubernur/Bupati/Walikota/Dewan Gubernur Bank
Indonesia (BI)/Pimpinan Badan Hukum Milik Negara (BHMD)/Direksi Badan
Usaha Milik Negara (BUMN)/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang bertugas
secara khusus untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa dilingkungan
Departemen/Lembaga/Sekertariat Lembaga Tinggi Negara/Pemerintah
Daerah/Komisi/Bank Indonesia Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik
Daerah (data Biro Umum PEMKO Medan). Dengan kata lain Bagian ini
merupakan salah satu bagian di kantor pemerintah kota medan yang bertugas
melayani segala jenis pengadaan barang/jasa yang ada di kantor pemerintah kota
Medan.Hal ini juga dikarenakan ULP (Unit Layanan Pengadaan) adalah bagian
yang menjadi pusat bagi panitia pengadaan barang/jasa yang memiliki sertifikat
keahlian pengadaan barang/jasa dan seluruh pegawai terkait pengadaan
barang/jasa di lingkungan instansi pemerintahan kota Medan. Sehingga peneliti
tertarik untuk mengetahui apa saja yang mempengaruhi fraud pengadaan
barang/jasa di bagian ULP (Unit Layanan Pengadaan) pada kantor pemerintah
Kota Medan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman atas
defenisi tindakan fraudyang sebenarnya dan resiko yang terjadi akibat tindakan
pengadaan barang/jasa di bagian ULP (Unit Layanan Pengadaan) pada kantor
pemerintah Kota Medan semakin membaik.
Singkatnya penelitian ini ingin mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi fraud pengadaan barang/jasa di bagian ULP (Unit Layanan
Pengadaan) pada kantor pemerintah Kota Medan. Beberapa faktor yang ingin
diteliti meliputi : (1) pemahaman individu (pegawai)terhadapfraud pengadaan
barang/jasa pemerintah, (2) sistem prosedur pengendalian pengadaan terhadap
fraud pengadaan barang/jasa pemerintah.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penelitian
ini diberi judul :”ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
FRAUD PENGADAAN BARANG/JASA PADA LINGKUNGAN INSTANSI
1.2 Identifikasi Masalah
Melalui kasus-kasus fraud (kecurangan) yang sudah sering terjadi pada
pengadaan barang/jasa pemerintah dan masih kurangnya tindak lanjut dalam
proses tersebut, maka peneliti mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai
berikut :
a. Apakah pemahaman individu (pegawai) berpengaruh terhadap fraud
pengadaan barang/jasa di bagian ULP (Unit Layanan Pengadaan) pada
kantor pemerintah Kota Medan?
b. Apakah penerapan sistem prosedur pengendalian pengadaan barang/jasa
berpengaruh terhadap fraud pengadaan barang/jasa di bagian ULP (Unit
Layanan Pengadaan) pada kantor pemerintah Kota Medan?
1.3 Pembatasan Masalah
Permasalahan fraud(kecurangan) dapat terjadi dimana saja. Bahkan pada
instansi atau perusahaan yang telah memiliki sistem pengendalian yang baik
sekalipun. Tidak dapat dijamin bahwa suatu organisasi atau perusahaan di
maksud dapat terbebas dari kemungkinan fraud, maka peneliti hanyamembatasi
penelitian ini pada pengaruh pemahaman individu (pegawai), dan penerapan
sistem prosedur pengendalian terhadap fraud pengadaan barang/jasa di bagian
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkanlatar belakang dan identifikasi masalah yang sudah diuraikan
diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada pengaruh
(1) Pemahaman individu (pegawai), dan (2)Penerapan sistem prosedur
pengendalian pengadaan barang/jasa terhadap fraudpengadaan barang/jasadi
bagian ULP (Unit Layanan Pengadaan) pada kantor pemerintah Kota Medan ?
1.5 Tujuan Penelitian
Pada dasarnya perilaku tindakan fraud (kecurangan) sangat berbahaya jika
dibiarkan secara terus-menerus yang sangat berakibat terhadap kerugian negara,
maka yang menjadi tujuan penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui,
menganalisis dan mendapatkan bukti empiris tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi fraud pengadaan barang/jasa di bagian ULP (Unit Layanan
Pengadaan) pada kantor pemerintah Kota Medan yang dilihat dari pengaruh
pemahaman individu (pegawai) dan penerapan sistem prosedur pengendalian.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan memberikan manfaat antara lain :
1. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
fraudpengadaan barang/jasa di bagian ULP (Unit Layanan Pengadaan) pada
satu pendorong guna meningkatkan rasa kepedulian terhadap keuangan
Negara sehingga dapat menjadi salah satu agen pengawas bagi pelaksanaan
penggunaan keuangan Negara dengan efektif, efisien, dan ekonomis.
2. Bagi Pemerintah / kalangan Pembuat Peraturan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat guna
memperbaiki sistem pengendalian dalam proses dan dapat menjadi salah
satu (sumbangan) bahan pertimbangan untuk meminimalkan terjadinya
tindakan fraud, terutama yang berkaitan dengan penyimpangan atau
kecurangan yang mengakibatkan kerugian Negara secara materiil.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi untuk penelitian
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian inibertujuan untuk menguji dan menganalisisfaktor-faktor fraud
pengadaan barang/jasa pada bagian ULP (Unit Layanan Pengadaan) pada kantor
pemerintahan kota Medan. Adapun hipotesis penelitian ini, yaitu : Pemahaman
individu dan penerapan sistem prosedur pengendalian berpengaruh terhadap fraud
pengadaan barang/jasa pemerintah.
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan, yaitu :
1. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa secara parsial pemahaman
individu berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraud pengadaan
barang/jasa pemerintah. Nilai(thitung >ttabel) adalah 5,776 > 2,034.
2. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa secara parsial penerapan
sistem prosedur pengendalian berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap fraud pengadaan barang/jasa pemerintah. Nilai(thitung <ttabel) adalah
0,157 < 2,034.
3. Hasil uji F menunjukkan bahwa secara simultan pemahaman individu dan
penerapan sistem prosedur pengendalian berpengaruh secara signifika
terhadap fraud pengadaan barang/jasa pemerintah. Nilai(Fhitung > Ftabel)
17,156> 3,294 dan berdasarkan nilai signifikan(0,000 < 0,05)yangberarti
4. Hasil analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan adjusted R
Squaresebesar 0.487yang berarti bahwa variabel pemahaman individu dan
penerapan sistem prosedur pengendalian dapat menjelaskan variabelfraud
pengadaan barang/jasapemerintah sebesar 51,7%, dan selebihnya sebesar
48,3% dipengaruhi oleh variabel lain.
5.2 Keterbatasan
Beberapa keterbatasan yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian ini
adalah pada pengumpulan data, kerangka sampel yang terbatas hanya pada aparat
di bagian ULP (Unit Layanan Pengadaan) pada kantor pemerintah kota Medan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey melalui kuesioner,
sehingga kesimpulan mengenai faktor-faktor fraud pengadaan barang/jasa pada
bagian ULP (Unit Layanan Pengadaan) pada kantor pemerintah kota Medan tidak
terpotret secara mendalam berdasarkan realitas yang ada dilapangan dan hasilnya
juga kemungkinan akan berbeda apabila dalam pengumpulan data dilakukan
dengan teknik wawancara secara langsung kepada responden yang dituju. Melalui
pendekatan wawancara (tatap muka langsung) dengan objek penelitian mungkin
akan terpotret kondis lain yang lebih rinci dari faktor-faktor fraud pengadaan
barang/jasa.
5.3 Saran
Ada beberapasaran yang dapat dijadikan sebagai rekomendasi untuk
penelitian ini adalah :
satu bagian pada kantor pemerintah kota Medan saja yang diteliti agar dapat
dilakukan pengeneralisasi hasil penelitian secara lebih luas. Hal ini penting
mengingat instansi pemerintah saat ini banyak menjadi sorotan karena kasus
penyelewengan (fraud) yang terjadi.Sehingga, secara perlahan kasus-kasus
terkait tindak pidana fraud semakin berkurang dan sistem pengadaan
barang/jasa diseluruh bagian yang ada di instansi pemerintahan di Indonesia
semakin lebih membaik.
2. Peneliti berikutnya dapat menguji penelitian serupa dengan menambah
variable independent yang belum dibahas oleh peneliti seperti tidak hanya
berfokus pada proses pengadaan saja, tetapi juga fokus kepada proses
pelaksanaannya.
3. Dalam mencegah tindak pidana fraud pengadaan barang/jasa, diharapkan ada
pelatihan khusus bagi para pegawai terkait dengan pemehaman tentang resiko
fraud, dan pegawai akan lebih paham tentang apa dan bagaimana seharusnya
tugas yang dilaksanakan. Sehingga kasus-kasus terkait tindak pidana fraud
semakin berkurang bahkan teratasi secara menyeluruh.
5.4 Implikasi
Walaupunkesimpulan,saran,danketerbatasanpenelitiantelahdiungkapkan
diatas,namunkitaperlumenilaiimplikasipenelitianataskejadian-kejadiansaatini
yangdapatmempengaruhipegawai pemerintah tentang penelitian fraud pengadaan
barang/jasa masa depan. Telaahdariberbagaistudifraud pengadaan
pemerintah, menunjukkan pentingnya pemahaman pegawai pemerintah untuk
DAFTAR PUSTAKA
Association of Certified Fraud Examiners. Report to the Nation on Occupational Fraud Abuse. 2008.
Balinter, Utama, 2011. Pengertian Fraud, buku satu. Bali :http://balinter.net, (Desember 2012)
Bastian, Indra, 2007. Audit Sektor Publik, edisi 2. Jakarta : Salemba empat.
BPK, 2007. Audit Sektor Publik, edisi 2. Jakarta : Salemba Empat.
Bunga Rampai Refleksi Satu Tahun. Komisi Yudisial Republik Indonesia.Jakarta :www.komisiyudisial.go.id, (Desember 2012)
Buscaglia, E. dan J. V. Dijk. 2003. CONTROLLING ORGANIZED CRIME AND CORRUPTION IN THE PUBLIC SECTOR. Forum on Crime and Society, vol. 3, Nos. 1 and 2, December 2003.
Davoodi, and, Alonso, 1998.Tata Kelola Pemerintahan yang baik.
Donald, R. Cressey, 2010. Fraud (Corruption) By Need, By Greed, And By Opportunity
Eka,P, 2010. Analisis Pengaruh Komponen Keahlian Internal Auditor Terhadap Pendeteksian Dan Pencegahan Kecurangan.
Fakultas Ekonomi. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Program S1. Medan.
Hari, F, 2011. Analisis Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal, Persepsi Kesesuaian Kompensasi, Moralitas Manajemen Terhadap Perilaku Tidak Etis Dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi.
Hermiyetti, 2010.Pengaruh Penerapan Pengendalian Iternal Terhadap Fraud Pengadaan Barang.
Indonesia Corruption Watch (ICW), 2005. Hukum berhenti di kasus BLBI. Jakarta.
Juwita, N, 2009. 35% APBN 2010 Berpotensi Korupsi : Selain mafia hukum yang tengah ramai dibicarakan, ada juga mafia tender yang mengembosi anggaran Negara setiap tahun. Media Indonesia. (3 Desember 2009)
Kartasasmita, A.G, 2006 .Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah Menurut Pelaku Usaha.Jakarta : Seminar GAPENSI.
Keputusan Presiden NOMOR 80 Tahun 2003.Tentang Tujuan Dalam Sistem Pengadaan Barang/Jasa.
Klitgaard, R, R.M, Abaroa dan H, L.P, 2002. Penuntun Pemberantasan Korupsi KPK. 2008. INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK 2007. Jakarta : KPK.
KPK, 2008. INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK 2007. Jakarta : KPK.
KPK, 2011. MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI. Jakarta : KPK, 2006.
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi.Edisi 3.Jakarta : Erlangga.
Mapancas, 2011.TUNTASKA KASUS-KASUS KORUPSI. Sumatera Utara. Marco Celentani, Juan Ganuza, 2001.Organized VS Competitive Corruption.
Universitat Pompeu Fabra.
Mardiasmo, 2002. Akuntansi Sektor Publik, Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Myint, U. CORRIPTION : CAUSES, CONSEQUENCES AND CURES. Asia-Pacific Development Journal. Vol. 7, No. 2, December 2000. (www.unescap.org).
Nurani, J, 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fraud Pengadaan Barang/Jasa Di Lingkungan Instansi. Semarang. (Mei 2011).
Integrity In Public Procurement : GOOD PRACTICE FROM A TO Z (2007). (www.OECD.org).
Rahmawati, N.K, 2010. Pengaruh Karakteristik Personal Auditor Terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku Dalam Audit. Jakarta : Universitas Trisakti.
Randy, C, 2010. Moderasi Pengendalian Internal Pada Hubungan Pengaruh Keadilan Organisasional Terhadap Tingkat Kecurangan (fraud). Semarang.
Ririn, 2010. Fleksibilitas Anggaran Buka Peluang Korupsi. Media Indonesia.
Rose-Ackerman, 2006. Korupi Pemerintahan : Sebab,Akibat, dan Reformasi. Jakarta.
Sartono, 2006.Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyimpangan Pada Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan Instansi Pemerintah.Tesis Tidak Diipublikasikan. Fakultas Ekonomi : Universitas Indonesia.
Sie Infokum, Ditama Binbangkum. FRAUD (KECURANGA) : APA DAN MENGAPA ?
Soreide, T, 2002. Corruption In Public Procurement : Causes, Consequences And Cures, www.cmi.no
Sinaga, N, S.B, 2008. Peranan keahlian internal auditor dalam mencegah dan mendeteksi kecurangan (fraud), Skripsi Tidak Diipublikasikan.Fakultas Ekonomi : Universitas Trisakti
Sunstein, C,R dan A, Vermeule, 2008. Conspiracy Theories, www.ssrn.com.
Thai, K.V, 2001. Public Procurement Re-examined. Journal Of Public Procurement, Volume 1, Issue 1, 9-50.
Transparency International, 2005.Transparency International Corruption Perceptions Index 2005, www.transparency.org.
Transparency International, 2006.Transparency International Corruption Perceptions Index 2006, www.transparency.org.
Transparency International, 2008.Transparency International Corruption Perceptions Index 2008, www.transparency.org.
Transparency International, 2009.Transparency International Corruption Perceptions Index 2009, www.transparency.org.
Tuanakotta, T.M, 2007. Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi.Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Wilopo, 2006. Analisis faktor-faktor yang berpengaruh Terhadap kecenderungan terjadinya kecurangan Akuntansi : Studi pada Perusahaan BUMN dan Publik di Indonesia. Jakarta : Media Riset Akuntansi, auditing, dan Informasi.