PERATURAN
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 98/M-IND/PER/8/2010
TENTANG
PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI GORONTALO
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 3 ayat (1) huruf a Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, Pemerintah Provinsi Gorontalo telah menyusun Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Industri Unggulan Provinsi Gorontalo Tahun 2010 – 2014; b. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 3
ayat (2) Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, perlu menetapkan Peta Panduan (Road Map)
Pengembangan Industri Unggulan Provinsi sebagaimana dimaksud dalam huruf a;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf b perlu dikeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478);
Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 98/M-IND/PER/8/2010
2
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang
Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3330); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 98/M-IND/PER/8/2010
3
10. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4987); 11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional; 12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47
Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;
13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara; 14. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P
Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II Periode Tahun 2009-2014;
15. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/PER/3/ 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perindustrian;
16. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 120/M-IND/PER/10/2009 tentang Peta Panduan Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Ikan; 17. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
137/M-IND/PER/10/2009 tentang Peta Panduan Pengembangan Klaster Industri Makanan Ringan; 18. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
52/M-IND/PER/4/2010 tentang Kedudukan dan Tugas Pejabat Kementerian Perindustrian Dalam Masa Peralihan Struktur Organisasi;
Memperhatikan : Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 57 Tahun 2009 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI GORONTALO.
Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 98/M-IND/PER/8/2010
4
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Industri
Unggulan Provinsi Gorontalo Tahun 2010-2014 selanjutnya disebut Peta Panduan adalah dokumen perencanaan pengembangan industri Provinsi Gorontalo yang memuat sasaran, strategi dan rencana aksi pengembangan industri unggulan Provinsi Gorontalo untuk periode 5 (lima) tahun. 2. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia yang
selanjutnya disebut KBLI adalah pengelompokan kegiatan ekonomi ke dalam klasifikasi usaha.
3. Pemangku Kepentingan adalah Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, swasta, perguruan tinggi dan lembaga penelitian dan pengembangan serta lembaga kemasyarakatan lain.
4. Menteri adalah Menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang perindustrian.
Pasal 2
(1) Industri Unggulan Provinsi Gorontalo sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 terdiri dari:
a. Industri Pengolahan Jagung yang meliputi:
1. Industri Pangan berupa kue basah, emping jagung, popcorn, marning (KBLI 10794 dan KBLI 10792);
2. Industri Ransum Makanan Hewan (KBLI 10801); dan
3. Industri Penggilingan dan Pembersihan Jagung (KBLI 10632).
b. Industri Pengolahan Hasil Laut, yang meliputi : 1. Industri pengalengan ikan dan biota air (KBLI
Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 98/M-IND/PER/8/2010
5
2. Industri pengalengan udang (KBLI 10222); 3. Industri penggaraman/pengeringan ikan (KBLI
10211);
4. Industri penggaraman/pengeringan biota air lainnya (KBLI 10291);
5. Industri pengasapan ikan (KBLI 10212);
6. Industri pengasapan biota air lainnya (KBLI 10292);
7. Industri pembekuan ikan (KBLI 10213);
8. Industri pembekuan biota air lainnya (KBLI 10293);
9. Industri pemindangan ikan (KBLI 10214); 10. Industri pemindangan biota air lainnya (KBLI
10294);
11. Industri pengolahan dan pengawetan lainnya untuk ikan (KBLI 10219); dan
12. Industri pengolahan dan pengawetan lainnya untuk biota air lainnya (KBLI 10299).
(2) Peta Panduan Industri Unggulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.
(3) Peta Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan:
a. pedoman operasional bagi Aparatur Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam menunjang pelaksanaan program pengembangan industri unggulan provinsi secara komplementer dan sinergik;
b. pedoman pengembangan industri unggulan provinsi bagi pelaku industri pengolahan jagung, dan hasil laut oleh pengusaha dan atau institusi terkait;
Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 98/M-IND/PER/8/2010
6
c. pedoman dalam mengkoordinasikan perencanaan kegiatan pengembangan industri unggulan provinsi, antar sektor, antar instansi terkait di pusat dan daerah (provinsi dan kabupaten/kota); d. acuan dalam penyusunan Rencana Strategis dan
Rencana Kerja Tahunan Provinsi dalam periode 2010-2014; dan
e. informasi dalam menggalang dukungan sosial – politis dan kontrol sosial atas pelaksanaan kebijakan pengembangan industri unggulan provinsi.
Pasal 3
(1) Rencana aksi pengembangan industri unggulan Provinsi Gorontalo dilaksanakan sesuai dengan Peta Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2).
(2) Pelaksanaan rencana aksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemangku Kepentingan.
Pasal 4
Pemerintah Provinsi Gorontalo harus membuat laporan kinerja semesteran kepada Menteri atas pelaksanaan rencana aksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2), dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri dan menteri terkait.
Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 98/M-IND/PER/8/2010
7
Pasal 5
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Agustus 2010 MENTERI PERINDUSTRIAN RI
MOHAMAD S. HIDAYAT
TEMBUSAN Peraturan Menteri ini disampaikan kepada : 1. Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II;
2. Eselon I di lingkungan Kementerian Perindustrian;
3. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Gorontalo; 4. Gubernur Provinsi Gorontalo;
5. Bupati/Walikota Di Wilayah Provinsi Gorontalo;
6. Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Perindustrian; 7. Pertinggal.
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 98/M-IND/PER/8/2010
TANGGAL : 30 Agustus 2010
PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN
PROVINSI GORONTALO
BAB I PENDAHULUAN
BAB II INDUSTRI PENGOLAHAN JAGUNG 1. Sasaran Pengembangan
2. Strategi Pengembangan 3. Kerangka Pengembangan 4. Rencana Aksi
BAB III INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT 1. Sasaran Pengembangan 2. Strategi Pengembangan 3. Kerangka Pengembangan 4. Rencana Aksi MENTERI PERINDUSTRIAN RI MOHAMAD S. HIDAYAT
PETA PANDUAN
PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN
PROVINSI GORONTALO
I. PENDAHULUAN
Provinsi Gorontalo menentukan produk pengolahan jagung dan hasil laut sebagai industri unggulannya didasarkan atas pertimbangan hasil analisa terhadap kondisi dan potensi ekonomi daerah dan potensi pengembangan lima tahun ke depan serta keterkaitannya dengan industri penunjang, industri terkait dan industri di provinsi lain.
Dalam rangka mengembangkan industri unggulan tersebut, disusun Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Industri Unggulan Provinsi tahun 2010-2014, yang memaparkan sasaran pengembangan yang ingin dicapai, strategi pengembangan serta rencana aksinya.
II. INDUSTRI PENGOLAHAN JAGUNG 1. Sasaran Pengembangan
Sasaran Jangka Menengah (2010 – 2014 )
a. Meningkatnya produktivitas, dan kualitas komoditi jagung;
b. Berkembangnya diversifikasi produk industri berbasis jagung yang didukung oleh Kawasan Industri Agro Terpadu (KIAT) sebagai pilot project pengolahan industri agro;
c. Meningkatnya industri pakan ternak dan industri pangan berbasis jagung; dan
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 98/M-IND/PER/8/2010
2 Sasaran Jangka Panjang (2015 – 2025)
a. Tersedianya pasokan bahan baku industri pengolahan jagung secara berkelanjutan;
b. Meningkatnya jumlah industri dan keanekaragaman produk hasil pengolahan jagung seperti pakan ternak, makanan, minuman, tepung jagung, gula jagung, minyak jagung, dan lain-lain;
c. Berkembangnya industri berbasis jagung non pangan (ethanol); dan d. Tumbuhnya industri pendukung produksi dan pengolahan jagung seperti
industri benih, pupuk, alsintan, dan mesin industri.
2. Strategi Pengembangan
a. Peningkatan kualitas SDM, kelembagaan dan kemitraan petani dalam mendorong peningkatan produktivitas dan kualitas produk jagung;
b. Pengembangan teknik produksi serta penyediaan mesin dan peralatan industri pengolahan jagung yang efisien dan ramah lingkungan; dan c. Pengembangan manajemen usaha dan akses permodalan IKM
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 98/M-IND/PER/8/2010
3
3. Kerangka Pengembangan
KERANGKA PENGEMBANGAN INDUSTRI JAGUNG
Industri Inti Industri Penunjang Industri Terkait
Pengolahan Jagung Industri Agro, Industri Budidaya Jagung, Industri Mesin & Peralatan,
Industri Kemasan
Makanan dan Minuman Ringan, Pakan Ternak
Sasaran Jangka Menengah (Tahun 2010-2014 )
a. Meningkatnya produktivitas dan kualitas komoditi jagung;
b. Berkembangnya diversifikasi produk industri berbasis jagung yang didukung oleh Kawasan Industri Agro Terpadu (KIAT) sebagai pilot project pengolahan industri agro;
c. Meningkatnya industri pakan ternak dan industri pangan berbasis jagung, dan
d. Penerapan standar mutu produk olahan jagung (SNI).
Sasaran Jangka Panjang ( 2015 - 2025 )
a. Tersedianya pasokan bahan baku industri pengolahan jagung secara berkelanjutan; b. Meningkatnya jumlah industri dan
keanekaragaman produk hasil pengolahan jagung (pakan ternak, makanan, minuman, tepung jagung, gula jagung, minyak jagung, dan lain-lain);
c. Berkembangnya industri berbasis jagung non pangan (ethanol), dan
d. Tumbuhnya industri pendukung produksi dan pengolahan jagung (industri benih, pupuk, alsintan, dan industri mesin pengolahan jagung).
Strategi
a. Peningkatan kualitas SDM, kelembagaan dan kemitraan petani dalam mendorong peningkatan produktivitas dan kualitas produk Jagung;
b. Pengembangan teknik produksi serta penyediaan mesin dan peralatan industri pengolahan jagung, dan
c. Pengembangan manajemen usaha dan akses permodalan IKM pengolahan jagung.
Pokok Pokok Rencana Tindak Jangka Menengah ( 2010 – 2014)
a. Peningkatan SDM petani jagung;
b. Perluasan areal tanam yang didukung oleh revitalisasi pertanahan;
c. Peningkatan produktivitas jagung melalui penyediaan peralatan dan mesin pertanian (alsintan), lahan, bibit unggul, pupuk serta permodalan;
d. Optimalisasi peran Badan Pusat Informasi Jagung (BPIJ) Provinsi Gorontalo sebagai pusat riset dan pengembangan varietas Jagung;
e. Pengkajian teknis dan ekonomis
pengembangan kluster industri pengolahan jagung;
f. Peningkatan kualitas SDM dan bantuan peralatan bagi IKM pengolahan jagung; g. Fasilitasi permodalan bagi IKM pengolahan
jagung;
h. Pengembangan KIAT sebagai pilot project industri pengolahan jagung;
Pokok-Pokok Rencana Tindak Jangka Panjang ( 2015 - 2025 )
a. Pengembangan pertanian Jagung berbasis teknologi modern;
b. Pengembangan kluster industri pengolahan jagung;
c. Diversifikasi produk industri pengolahan Jagung (tepung maizena, gula jagung, minyak jagung, bioethanol, dan lain-lain), dan d. Perluasan pasar komoditi hasil pengolahan
jagung melalui promosi dan misi dagang internasional.
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 98/M-IND/PER/8/2010
4 i. Pembangunan sarana prasarana penunjang
produksi, distribusi/ transportasi, dan pemasaran komoditi jagung serta produk olahan jagung, termasuk supplai listrik dan jaringan telekomunikasi, dan
j. Peningkatan promosi dan perluasan pasar produk olahan jagung.
Unsur Penunjang Periodisasi Peningkatan Teknologi
a. Tahun 2010 – 2014 : Penerapan teknologi proses industri pengolahan jagung;
b. Tahun 2015 – 2020 : Diversifikasi produk pengolahan industri pengolahan jagung dengan teknologi proses, dan
c. Tahun 2021 – 2025 : Penguasaan teknologi proses, pra dan pasca dengan mengadopsi Good Agriculture Practices (GAP), dan Pengembangan Biogenetika.
Pasar
a. Peningkatan pasar lokal tradisional; b. Peningkatan pasar konvensional (semi
permanen);
c. Peningkatan pasar dalam negeri dengan akses pasar modern; dan
d. Peningkatan pasar luar negeri dengan penerapan ISO 9000 : 2000.
SDM
a. Diklat teknis bagi petani dan penerapan teknologi budidaya jagung;
b. Pelatihan manajemen mutu, Good
Agriculture Practices (GAP) dan ISO 9001 : 2000 bagi IKM pengolahan jagung; dan c. Magang dan bantuan tenaga ahli.
Infrastruktur
a. Peningkatan jalan akses agropolitan ke sentra produksi jagung serta pelabuhan laut dan udara;
b. Peningkatan sarana irigasi, Pompa Air Tanpa Mesin (PATM), gudang penampung, lantai jemur, serta prasarana dan sarana Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB);
c. Prasarana dan sarana Gedung Promosi Industri Agro; dan
d. Peningkatan peranan Penelitian dan Pengembangan (Litbang).
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 98/M-IND/PER/8/2010
5
4. Rencana Aksi
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN JAGUNG 2010 – 2014
NO RENCANA AKSI PEMANGKU KEPENTINGAN TAHUN
PUSAT DAERAH SWASTA LAIN-LAIN 2010 2011 2012 2013 2014
1. Peningkatan SDM petani jagung
• Kementan Dinas Pertanian, Dinas Koperindag • BUMD • Asosiasi (HKTI) Perguruan Tinggi
2. Perluasan areal tanam yang didukung oleh revitalisasi pertanahan. • Kementan • BPN • Kemen KUKM • Dinas Pertanian • Dinas Koperindag 3. Peningkatan produktivitas jagung melalui penyediaan peralatan dan mesin pertanian (alsintan), lahan, bibit unggul, pupuk serta permodalan. • Kementan • Kemenperin • BPPT • Dinas Pertanian • Dinas Koperindag • Balihristi • KADIN • MAJ • BUMD • Pupuk Kaltim • UPJA • Perguruan Tinggi • Lembaga Penelitian • GAPOKTAN
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 98/M-IND/PER/8/2010
6
NO RENCANA AKSI PEMANGKU KEPENTINGAN TAHUN
PUSAT DAERAH SWASTA LAIN-LAIN 2010 2011 2012 2013 2014
4 Optimalisasi peran Badan Pusat Informasi Jagung (BPIJ) Provinsi Gorontalo sebagai pusat riset dan
pengembangan varietas jagung. • Kementan • BPPT • LIPI • Dinas Pertanian • BAPPEDA • KADIN • Industri Benih Perguruan Tinggi
5. Pengkajian teknis dan ekonomis pengembangan kluster industri pengolahan jagung. • Kemenperin • Dinas Koperindag • Balihristi Konsultan • Perguruan Tinggi 6. Peningkatan kualitas SDM dan bantuan peralatan bagi IKM pengolahan jagung. • Kemenperin • Kementan • BPPT • Dinas Koperindag • Dinas Pertanian • Balihristi • Dinas Naker • Industri Permesinan • Perguruan Tinggi 7 Fasilitasi permodalan bagi IKM pengolahan jagung • Kemenperin • Kemen KUKM Dinas Koperindag, Dinas Pertanian, Dinas Tenaga Kerja • Perbankan • Askrindo • Lembaga Keuangan Lainnya • Lembaga Donor
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 98/M-IND/PER/8/2010
7
NO RENCANA AKSI PEMANGKU KEPENTINGAN TAHUN
PUSAT DAERAH SWASTA LAIN-LAIN 2010 2011 2012 2013 2014
8 Pengembangan KIAT sebagai pilot project industri pengolahan jagung. • Kemenperin • Kement KUKM • BPPT • LIPI • Dinas Koperindag • Dinas Pertanian • BPIJ • Balihristi • Swalayan/ Supermarke t lokal • UMKM • Canada Indonesia Private Sector Enterprises Development (CIPSED) • Perguruan Tinggi 9 Pembangunan sarana prasarana penunjang produksi, distribusi/ transportasi, dan pemasaran komoditi jagung serta produk olahan jagung,
termasuk supplai listrik dan jaringan telekomunikasi. • Kemenperin • Kementan • Kemendag • Kemen PU • Kemenhub • Kemenkom Info • PLN • TELKOM • Dinas Koperindag • BAPPEDA • BID • Dinas Pertanian • Dinas PU • Dinas Perhubungan • KADIN • Konsultan perencana • Kontraktor • Jasa Angkutan • Jasa Pengiriman • Warnet • Industri Seluler • WARMIK • Komisi Informasi Daerah • RRI / TVRI 10 Peningkatan promosi dan perluasan pasar produk olahan jagung.
• Kemenperin • Kemendag • Kemen KUKM • BPEN • Dinas Koperindag • Dinas Pertanian • KADIN • Eksportir • RRI / Radio Swasta • TVRI / TV Swasta
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 98/M-IND/PER/8/2010
8
III. INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT
1. Sasaran Pengembangan
Sasaran Jangka Menengah (2010-2014)
a. Meningkatnya produktifitas dan kualitas komoditi hasil laut seperti ikan
tangkap dan budidaya serta rumput laut;
b. Meningkatnya:
1) Usaha pengolahan perikanan menjadi 232 unit usaha yang meliputi
229 unit usaha pengolahan ikan dan 3 unit usaha pengolahan
rumput laut;
2) industri pengolahan rumput laut (CHIP, Semi Refined
Carrageenan/SRC & Alginat); serta
c. Meningkatnya produksi dan diversifikasi produk industri hasil laut
berbasis ekspor, khususnya Rumput Laut (CHIP, SRC dan Alginat).
Sasaran Jangka Panjang (2015-2025)
a. Berkembangnya klaster industri dan keterkaitan industri hulu dan hilir
dalam rantai nilai produk olahan hasil laut;
b. Meningkatnya ekspor hasil laut olahan ke berbagai negara; dan
c. Meningkatnya keterkaitan industri hulu dan hilir dalam rangka
penciptaan nilai tambah sepanjang rantai nilai komoditi hasil laut.
2. Strategi Pengembangan
a. Peningkatan kualitas SDM, kelembagaan dan kemitraan petani/
nelayan dengan berbagai pihak dalam mendorong peningkatan
produktivitas dan kualitas produk hasil laut;
b. Pengembangan teknik produksi serta penyediaan mesin dan peralatan
industri pengolahan hasil laut yang efisien dan ramah lingkungan; dan
c. Pengembangan manajemen usaha dan akses permodalan IKM
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 98/M-IND/PER/8/2010
9
3. Kerangka Pengembangan
KERANGKA PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT
Industri Inti Industri Penunjang Industri Terkait
Pengolahan Hasil Laut Ind. Mesin Peralatan, Ind.
Kemasan dan Jasa Transportasi Makanan dan Minuman; Farmasi Sasaran Jangka Menengah
(Tahun 2010-2014) :
a. Meningkatnya produktifitas dan kualitas komoditi hasil laut (ikan tangkap dan budidaya serta rumput laut);
b. Meningkatnya usaha perikanan menjadi 232 unit usaha meliputi 229 unit usaha pengolahan Perikanan dan 3 unit usaha pengolahan rumput laut serta industri pengolahan Rumput Laut (CHIP, SRC & Alginat) dan
c. Meningkatnya produksi dan diversifikasi produk industri hasil laut berbasis ekspor, khususnya rumput laut (CHIP, SRC dan Alginat).
Sasaran Jangka Panjang (2015 - 2025) :
a. Berkembangnya klaster industri dan keterkaitan industri hulu dan hilir dalam rantai nilai produk olahan hasil laut;
b. Meningkatnya ekspor hasil laut olahan ke berbagai negara; dan c. Meningkatnya keterkaitan industri
hulu dan hilir dalam rangka penciptaan nilai tambah sepanjang rantai nilai komoditi hasil laut.
Strategi
a. Peningkatan kualitas SDM, kelembagaan dan kemitraan petani/ nelayan dengan berbagai pihak dalam mendorong peningkatan produktivitas dan kualitas produk hasil laut;
b. Pengembangan teknik produksi serta penyediaan mesin dan peralatan industri pengolahan hasil laut yang efisien dan ramah lingkungan; dan
c. Pengembangan manajemen usaha dan akses permodalan IKM pengolahan hasil laut
Pokok Pokok Rencana Tindak Jangka Menengah (2010 – 2014)
a. Peningkatan produktivitas dan kualitas hasil laut dan hasil laut olahan melalui:
Diklat, bimtek dan magang bagi petani/nelayan dan pelaku IKM pengolahan hasil laut;
Penyediaan dan penerapan teknologi produksi yang efisien dan ramah lingkungan;
Penyediaan prasarana dan sarana pasca panen rumput laut (gudang, para-para, mesin press, lantai jemur dan sebagainya); Optimalisasi peran Taksi Mina Bahari (TMB)
dalam mendorong peningkatan produksi perikanan tangkap; dan
Penerapan SNI pada seluruh produk olahan hasil laut;
Pokok-Pokok Rencana Tindak Jangka Panjang (2015 - 2025 )
a. Pengembangan infrastruktur yang mendukung pengembangan produksi, produktivitas dan kualitas hasil laut;
b. Mendorong pertumbuhan industri dan investasi pengolahan hasil laut; dan c. Mengembangkan riset dan teknologi
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 98/M-IND/PER/8/2010
10
b. Peningkatan kerjasama dan kemitraan antara petani/nelayan dengan pengusaha industri dan perbankan serta kemitraan dengan wilayah penghasil rumput laut dan perikanan di Sulawesi dan Maluku.
c. Mendorong investasi Industri Pengolahan Hasil Laut melalui :
Promosi investasi;
Menumbuh-kembangkan Unit Usaha Karagenan dan Rumput Laut Olahan;dan Menciptakan iklim usaha yang kondusif
(insentif, perizinan dan fiskal).
d. Peningkatan kapasitas sarana pendukung berupa pelabuhan laut, pelabuhan perikanan, bandara, listrik dan jaringan telekomunikasi.
Unsur Penunjang Periodisasi Peningkatan Teknologi
a. Tahap Inisiasi ( 2010 – 2014 ), Adopsi Good Agriculture Practices (GAP), dan
Pengembangan Biogenetika;
b. Tahap Pengembangan cepat ( 2015 – 2025 ) Modifikasi & Pengembangan teknologi pengolahan hasil laut; dan
c. Tahap Matang ( 2025 – 2030 ) industry up grading.
Pasar
a. Mengembangkan merek dan meningkatkan kualitas rumput laut;
b. Meningkatkan kemampuan pemasaran dan market intelligence;
c. Meningkatkan akses dan kemampuan penetrasi pasar ekspor; dan
d. Promosi dan fasilitasi perdagangan.
SDM
a. Pelatihan Manajemen Mutu, GMP dan ISO 9000;
b. Peningkatan pengetahuan teknologi; c. Peningkatan keahlian dan
kemampuan SDM di bidang pengolahan hasil laut;
d. Pendampingan melalui UPL (Unit Pendampingan Langsung);
e. Bantuan tenaga Ahli & Quality Assesment; dan
f. Magang ke daerah yang lebih maju Infrastruktur
a. Meningkatkan peran Litbang dan akademisi;
b. Membangun fasilitas pengering rumput laut di tingkat petani;
c. Membangun industri pengolahan rumput laut (percontohan); dan
d. Pembangunan infrastruktur lainnya. Lokasi: Kab. Gorontalo Utara, Kab. Bone Bolango, Kab. Pohuwato, Kab. Boalemo
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 98/M-IND/PER/8/2010
11
4. Rencana Aksi
RENCANA AKSI PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT 2010 – 2014
NO RENCANA AKSI PEMANGKU KEPENTINGAN TAHUN
PUSAT DAERAH SWASTA LAIN-LAIN 2010 2011 2012 2013 2014
1. Diklat, bimtek dan magang bagi petani/nelayan dan pelaku IKM pengolahan hasil laut
• Kemen KP
• Kemenperin • Dinas Perikanan dan Kelautan • Dinas Koperindag Assosiasi Pengusaha Rumput Laut Perguruan Tinggi
2. Penyediaan dan penerapan teknologi produksi hasil laut yang efisien dan ramah lingkungan • Kemenperin • Kemen KP • BPPT • Balai Besar Industri • Dinas Koperindag • Dinas Perik dan Kelautan • Balihristi •Industri Permesinan •Industri Perkapalan Perguruan Tinggi
3. Penyediaan prasarana dan sarana pasca panen rumput laut (gudang, para-para, mesin press, lantai jemur dan sebagainya) • Kemenperin • Kemen KP • Kemendag • BPPT • BPPI • Dinas Koperindag • Dinas Perik dan Kelautan • Balihristi •Assosiasi Pengusaha Rumput Laut •Industri Permesinan • Perguruan Tinggi • Lembaga Penelitian
4. Optimalisasi peran Taksi Mina Bahari (TMB) dalam mendorong peningkatan produksi perikanan tangkap
• Kemen KP • Kemenperin • Kemen KUKM • Dinas Koperindag • BAPPEDA • Dinas Perik. dan Kelautan Lembaga penelitian / Perguruan Tinggi
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 98/M-IND/PER/8/2010
12
NO RENCANA AKSI PEMANGKU KEPENTINGAN TAHUN
PUSAT DAERAH SWASTA LAIN-LAIN 2010 2011 2012 2013 2014
5. Penerapan SNI pada seluruh
produk olahan hasil laut • Kemenperin• Kemen KP • Kemendag • Dinas Koperindag • Dinas Perik dan Kelautan Assosiasi Pengusaha Rumput Laut Perguruan Tinggi
6. Pilot project Ind. pengolahan
rumput laut dan perikanan • Depperin• Dep. KP • Dinas Koperindag • Dinas Perik. dan Kelautan • BAPPEDA Assosiasi Pengusaha Rumput Laut Perguruan Tinggi 7. Bantuan mesin/peralatan pengolahan rumput laut dan hasil perikanan • Depperin • Dep. KP • Kement Kop dan KUKM • LIPI • Dinas Koperindag • Dinas Perik. dan Kelautan Ind.
Permesinan • Perguruan Tinggi • Balai
Industri 8. Peningkatan kerjasama dan
kemitraan antara petani/nelayan dengan pengusaha industri dan perbankan serta kemitraan dengan wilayah penghasil rumput laut dan perikanan di Sulawesi dan Maluku.
• Kemenperin • Kemen KP • Kemendag • Dinas Koperindag • Dinas Perik. dan Kelautan • BAPPEDA • KADIN • Perbankan • Askrindo • Lembaga Keuangan Lainnya • Pemda Se Sulawesi & Maluku 9. Menumbuh-kembangkan unit usaha karagenan dan rumput laut olahan di sentra produksi hasil laut • Kemenperin • Kemen KUKM • Kemen KP • BPPT • Dinas Koperindag • Dinas Perik. dan Kelautan • Balihristi • Industri Rumput Laut • Industri Perikanan • Perguruan Tinggi
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 98/M-IND/PER/8/2010
13
NO RENCANA AKSI PEMANGKU KEPENTINGAN TAHUN
PUSAT DAERAH SWASTA LAIN-LAIN 2010 2011 2012 2013 2014
10 Promosi investasi dan misi dagang produk olahan hasil laut • Kemenperin • Kemendag • Kemen KP • BPEN • Dinas Koperindag • Dinas Perik. dan Kelautan •Assosiasi Pengusaha Rumput Laut •Eksportir • RRI / Radio swasta • TVRI/TV Swasta 11 Menciptakan iklim usaha
yang kondusif (insentif, perizinan dan fiskal)
• Kemenperin • Kemendag • Kemen KUKM • Kemen KP • Kemenkeu • Dinas Koperindag • Dinas Perik. dan Kelautan •Assosiasi Pengusaha Rumput Laut •KADIN 12 Peningkatan kapasitas sarana pendukung berupa pelabuhan laut, pelabuhan perikanan, bandara, listrik dan jaringan telekomunikasi
• Kemenhub • Kemenkom Info • PLN • TELKOM • Dinas Koperindag • Dinas Perhubungan • Industri Seluler