• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Lamandau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Lamandau"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN/KOTA

III-1

BAB

3.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah

Dalam struktur tata ruang Kabupaten Lamandau dalam RTRW Provinsi Kalimantan

Tengah termasuk dalam Orde II dengan fungsi dan pelayanan sebagai daerah belakang

(hinterland) dan Kota Palangka Raya dan juga berperan sebagai pusat pemerintahan, pusat

kegiatan ekonomi dengan tingkat skala sub-regional.

Konsep pengembangan tata ruang suatu wilayah dirumuskan berdasarkan kondisi

eksisting potensi yang dimiliki oleh wilayah itu sendiri. Dalam konteks makro di wilayah

Propinsi Kalimantan Tengah sendiri berdasarkan RTRW Propinsi Kalimantan Tengah

terdapat rencana sistem kota-kota dan rencana pengembangan pelabuhan/bandara. Untuk

itu konsepsi pengembangan dalam konteks makro wilayah Propinsi Kalimantan Tengah

diarahkan sebagai berikut :

1. Pengembangan wilayah-wilayah yang mempunyai potensi sumberdaya alam yang

strategis untuk di ekspor, memiliki pangsa pasar yang luas serta memiliki nilai

ekonomi tinggi.

2. Pengembangan pelabuhan-pelabuhan yang merupakan inlet dan outlet bagi komoditi

atau produk-produk ekspor atau impor Kalimantan Tengah yang dapat di ekspor.

3. Pengembangan kegiatan industri yang berorientasi ekspor yang mengolah

sumberdaya alam untuk menigkatkan nilai tambah bagi Propinsi Kalimantan Tengah

dan Kabupaten Lamandau khususnya.

4. Pola pemanfatan ruang untuk memantapkan fungsi lindung baik berupa hutan

lindung maupun kawasan suaka alam.

5. Pola pemanfaatan ruang untuk mengembangkan kawasan budidaya secara optimal

terutama kawasan hutan produksi dan kawasan pertanian tanaman pangan,

perikanan dan perkebunan.

6. Pola pemanfaatan ruang untuk pengembangan sumberdaya mineral terutama

pertambangan di beberapa wilayah di Kalimantan Tengah.

7. Pola pengembangan pusat-pusat permukiman yang dapat berfungsi sebagai pusat

pertumbuhan bagi wilayah belakangnya.

III

(2)

ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN/KOTA

III-2

8. Pola pengembangan kota-kota untuk memperkuat struktur ekonomi wilayah

Kalimantan Tengah, termasuk diantaranya memperbaiki sistem kota-kota dalam

setiap wilayah pembangunan.

9. Pola pengembangan prasarana transportasi, terutama jaringan jalan untuk

meningkatkan aksesibilitas antara pusat-pusat permukiman/kota-kota dengan

wilayah belakangnya serta aksesibilitas antar pusat-pusat permukiman/kota-kota.

Pusat pertumbuhan di Kabupaten Lamandau pada saat sekarang kecenderungannya

banyak dipengaruhi oleh pembangunan jalan trans kalimantan, dimana tarikan dari jalan

tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan moda sungai. Oleh karena itu pusat

pertum-buhan akan banyak terdapat di jalan trans kalimantan.

3.2 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamandau

Tujuan pengembangan Wilayah Kabupaten Lamandau yang dirumuskan dalam Draft

Rencana Umum Tata Ruang Kabupaten Lamandau (RTRW Kabupaten Lamandau) yaitu :  Mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang maksimal tanpa merusak

lingkungan.

 Mengembangkan sistem Agroindustri yang kuat dan terpadu.

Dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial – budaya dan lingkungan, maka

prioritas penggunaan lahan di kawasan budidaya adalah kawasan permukiman, kawasan

perkebunan, kawasan tanaman pangan lahan kering, hutan produksi, hutan konversi, hutan

produksi tetap, hutan produksi terbatas, kawasan persawahan, kawasan perindustrian dan

pariwisata. Penyusunan struktur tata ruang berkaitan erat dengan dua hal :  Ortogonalitas

 Fungsi dan peranan kota – kota di kabupaten itu sendiri.

Selain ortogonalitas transportasi, fungsi dan peran kota–kota di Kabupaten

Laman-dau merupakan cermin dari kegiatan-kegiatan yang terdapat di kabupaten tersebut yang

disesuaikan dengan potensi yang dimiliki. Sedangkan peranannya harus dapat memberikan

pelayanan terhadap penduduk daerah tersebut dan wilayah di sekitarnya, dan harus

didukung oleh keberadaan fasilitas di kabupaten tersebut. Selain itu, penyusunan tata ruang

berkaitan erat dengan aspek-aspek politik, sosial-budaya, ekonomi, pertahanan dan

keamanan, dan lingkungan. Peran dari masing masing kota-kota di Kabupaten Lamandau

(3)

ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN/KOTA

III-3

Tabel 3.1 Fungsi dan Peran Kota di Kabupaten Lamandau

Kota Fungsi/Peran Status

Nanga Bulik Distributor barang dan jasa Ibukota Kabupaten Tapin Bini Pengumpul hasil bumi dan Distributor barang

dan jasa Ibukota Kecamatan Lamandau Kudangan Pengumpul hasil bumi dan Distributor barang

dan jasa Ibukota kecamatan Delang Kinipan Pengumpul hasil bumi Ibukota kecamatan Batang Kawa Bayat Pengumpul hasil bumi Ibukota kecamatan Belantikan Raya Marambang Pengumpul hasil bumi Ibukota kecamatan Bulik Timur Malata Pengumpul hasil bumi Ibukota kecamatan Menthobi Raya Purwerejo Pengumpul hasil bumi dan Distributor barang

dan Jasa Ibukota Kecamatan Sematu Jaya

Sumber: Kabupaten Lamandau Dalam Angka Tahun 2012

Pengaturan persebaran dan kepadatan penduduk pada prinsipnya disesuaikan

dengan kapasitas/daya tampung suatu wilayah. Untuk itu, pengaturan persebaran dan

kepadatan penduduk dilakukan sedemikian rupa agar tidak menimpulkan dampak negatif

dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh penduduk baik terhadap lingkungan dan atau

terhadap kepentingan lansung penduduk. Selain itu, penentuan daya tampung dan

kepadatan penduduk suatu kota dilakukan dilakukan berdasarkan arahan fungsi kabupaten

yang bersangkutan dan penyebarannya disesuaikan dengan rencana peruntukan masing

masing unit lingkungan kabupaten tersebut. Dengan demikian pendistribusian penduduk

secara optimal dan proposional ke seluruh bagian wilayah kabupaten merupakan hal yang

penting.

Tingkat persebaran/distribusi penduduk di Kabupaten Lamandau yang tidak merata,

cenderung mengelompok di pusat pemerintahan yaitu kota Nanga Bulik. Untuk itu dalam

upaya menciptakan tingkat perkembangan kota yang lebih merata dan seimbang, maka

distribusi penduduk diarahkan lebih merata diseluruh bagian wilayah kabupaten menurut

kesesuaiannya.

Dalam konteks mikro di wilayah Kabupaten Lamandau terdapat potensi hasil

perkebunan-pertanian, peternakan dan pertambangan sementara beberapa kawasan

potensial tersebut berada pada kawasan lindung yang harus dikonservasi. Untuk itu

konsepsi pengembangan dalam konteks makro wilayah Kabupaten Lamandau diarahkan

(4)

ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN/KOTA

III-4

1. Pola pemanfatan ruang untuk memantapkan fungsi lindung pada kawasan-kawasan

yang secara fisik mempunyai limitasi untuk dikembangkan atau perlu dilestarikan,

baik berupa hutan lindung maupun kawasan suaka alam.

2. Pola pemanfaatan ruang untuk mengembangkan kawasan budidaya secara optimal

terutama kawasan hutan produksi dan kawasan pertanian tanaman pangan,

perikanan dan perkebunan berdasarkan aspek kesesuaian lahan.

3. Pola pemanfaatan ruang untuk pengembangan sumberdaya mineral terutama

pertambangan yang tersebar di beberapa wilayah di Kabupaten Lamandau.

4. Pola pengembangan pusat-pusat permukiman yang dapat berfungsi sebagai pusat

pertumbuhan bagi wilayah belakangnya.

5. Pola pengembangan kota-kota untuk memperkuat struktur ekonomi wilayah

Kabupaten Lamandau, termasuk diantaranya memperbaiki sistem kota-kota dalam

setiap wilayah pembangunan.

Pola pengembangan prasarana transportasi, terutama jaringan jalan untuk

meningkatkan aksesibilitas antara pusat-pusat permukiman/kota-kota dengan wilayah

belakangnya serta aksesibilitas antar pusat-pusat permukiman/kota-kota tersebut sehingga

dapat diciptakan jalan yang menghubungkan pusat-pusat pengembangan.

3.3 Rencana Penggunaan Lahan

Rencana pola pemanfaatan ruang meliputi batas – batas kawasan lindung dan

kawasan budidaya, letak, ukuran dan fungsi kawasan lindung dan budidaya.

3.3.1 Kawasan Non Budidaya

Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi

kelestarian kemampuan lingkungan hidup mencakup sumberdaya alam, sumberdaya

buatan guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Pengelolaan kawasan lindung

adalah upaya penetapan, pelestarian dan pengendalian pemanfaatan kawasan lindung.

Pengelolaan kawasan lindung di Kabupaten Lamandau secara umum ditunjukkan

untuk mencegah kemungkinan timbulnya berbagai kerusakan fungsi lingkungan hidup dan

permasalahan kelestariannya. Dalam kebijaksanaan pengelolaan kawasan lindung

diper-lukan pendekatan yang terintregasi antara kepentingan pemanfaatan sumberdaya alam

(5)

ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN/KOTA

III-5

a) Kawasan Perlindungan Setempat

Kawasan Perlindungan setempat yang diprioritaskan disini adalah kawasan sekitar

sungai atau sempadan sungai. Berdasarkan Keppres No. 32 Tahun 1990, Sempadan

sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai termasuk sungai

buatan/kanal/saluran/irigasi primer yang mempunyai manfaat penting untuk

mempertahankan kelestarian fungsi sungai.

- Sekurang-kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai besasr dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar kawasan permukiman.

- Untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10-15 meter.

Kebijakan pemanfaatan ruang pada kawasan perlindungan setempat di Kabupaten

Lamandau ditunjukan untuk melindungi kawasan sempadan sungai dari kemungkinan

gangguan kegiatan budidaya yang dapat menggangu kelestariannya. Untuk

meman-tapkan fungsinya, kebijaksanaan pemanfaatan ruang pada kawasan perlindungan

setempat di arahkan untuk melindungi sungai dari kegiatan penduduk yang dapat

menggangu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik dan dasar sungai serta

mengamankan aliran sungai.

b) Kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan di bawahnya, terdiri dari :

Kawasan Hutan Lindung

Sesuai dengan Keppres No. 32 Tahun 1990 dan SK Menteri Pertanian No.

837/KPTS/Um/11/1980 maka lahan-lahan yang memiliki kemiringan di atas 40% atau

memiliki kemiringan 15%-40% pada tanah-tanah yang sangat peka erosi diarahkan

fungsinya sebagai kawasan hutan lindung. Insensitas pengarahan ini semakin tinggi,

karena pada beberapa lokasi lahan-lahan tersebut diatas ada yang berupa tanah pasir

atau berbatu dan memiliki insensitas hujan diatas 27, 7 mm/hari.

Hasil padu serasi RTRW Propinsi Kalteng tahun 199 (yang telah disahkan dengan SK

Gubernur No. 008/965/IV/Bapp. Tanggal 14 Mei Tahun 1999) kawasan hutan lindung di

Kabupaten Lamandau seluas 45.467 Ha atau 7,35% dari luas Kabupaten. Namun

berdasarkan rencana pemanfaatan ruang tahun 2004, luas hutan lindung yang

dialokasikan yaitu sebesar 42.995,41 Ha atau 6,86% dari total luas Kabupaten dimana

(6)

ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN/KOTA

III-6

Kawasan Bergambut

Berdasarkan Keppres No. 32 Tahun 1990, Kawasan Bergambut adalah kawasan yang

unsur pembentuk tanahnya sebagian berupa sisa-sisa bahan organik yang tertimbun

dalam jangka waktu yang lama. Kawasan bergambut yang menjadi kawasan

perlindungan bawahannya adalah tanah bergambut dengan ketebalan 3 meter atau

lebih yang terdapat di bagian hulu sungai dan rawa. Berdasarkan peta sistem lahan

diketahui bahwa kawasan bergambut Kabupaten Lamandau terdapat disebelah selatan

Kecamatan Nanga Bulik seluas 379,55 Ha.

Kawasan Konservasi dan resapan air

Kawasan resapan air di wilayah Kabupaten Lamandau adalah bagian punggung

perbukitan yang merupakan kawasan hulu sungai-sungai yang ada di wilayah

Kabupaten Lamandau. Sungai besar Lamandau merupakan muara sungai-sungai kecil

seperti Sungai Delang, Sungai Batang Kawa, Sungai Belantikan, Sungai Bulik dan

Sungai Mentabi, hulu sungai-sungai kecil tersebut.

Kawasan Pelestarian alam

Dari data yang diperoleh dari Sekertariat Daerah Pemerintah Kabupaten Lamandau,

lokasi obyek wisata alam dan wisata sejarah yang diarahkan pembinaan dan

pengembangannya adalah :

- Wisata alam Bukit Sampuraga berlokasi di Desa Karang Besi Kecamatan Lamandau. - Wisata alam Batu Bendinding di desa Sekoban Kecamatan Lamandau.

- Wisata alam Bukit Balou di Tapin Bini Kecamatan Lamandau. - Wisata alam air terjun di Desa Sungai Tuat Kecamatan Lamandau. - Wisata Sejarah Dayang Ilung di desa petarikan kecamatan Lamandau. - Wisata alam Bukit Kubau berlokasi di Desa Lubuk Hijau Kecamatan Bulik. - Wisata alam Bahu Burung di desa Naga Kemujan kecamatan Bulik.

- Wisata alam air terjun tiga puluh berlokasi di Desa Panyombaan Kecamatan Delang. - Wisata Alam Riam Keladu di Benakitan Kecamatan Delang.

- Wisata Alam Bukit Sebayan di Kudangan Kecamatan Delang. - Wisata Alam Riam Tinggi di Riam Tinggi Kecamtan Delang. - Wisata Alam Sungai Sesongah di Kudangan Kecamtan Delang.

(7)

ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN/KOTA

III-7

3.3.2 Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk

dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi SDA SDM dan sumber daya buatan.

Kawasan ini perlu dimanfaatkan secara terencdana dan terarah sehingga dapat berdaya

guna dan berhasil guna bagi hidup dan kehidupan manusia. Kawasan yang akan diarahkan

pengembangannya di Kabupaten Lamandau sesuai dengan potensi yang ada yaitu :

- Kawasan hutan produksi tetap - Kawsan hutan produksi terbatas - Kawasan pertanian lahan basah - Kawasan pertanian lahan kering - Kawasan Perkebunan

- Kawasan Permukiman Kota - Kawasan Perdesaan

a) Kawasan Hutan Produksi

Kawasan Hutan Produksi terdiri dari Hutan Produksi Tetap (HP) dan Hutan Produksi

Terbatas (HPT). Pembudidayaan sumberdaya alam pada kawasan hutan produksi

bersifat terbatas. Kawasan hutan produksi terbatas ditentukan berdasarkan kriteria

faktor kelerengan, curah hujan dan jenis tanahmempunyai nilai skor 125 -174 di luar

hutan suaka dan hutan wisata.

b) Kawasan Pertanian

Rencana Pola pemanfaatan ruang kawasan pertanian meliputi antara lain kawasan

pertanian lahan basah dan pertanian lahan kering.

Kawasan Pertanian Lahan Basah

Pada wilayah Kabupaten Lamandau belum terdapat irigasi teknis. Oleh karenanya

kawasan pertanian lahan basah dialokasikan pada daerah rawa yang cukup luas di

sebelah selatan Kecamatan Nanga Bulik yang memiliki karakteristik lahan yang

didominasi oleh lahan gambut.

Tanaman Padi Sawah

Untuk kecamatan yang dapat dijadikan sebagai sentra pengembangan pertanian

(8)

ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN/KOTA

III-8

besar (>25%) dan produksi tanaman padi cukup besar (potensi produksi) adalah

kecamatan Nanga Bulik.

Tanaman Padi Ladang

Untuk kecamatan yang dapat dijadikan sebagai sentra pengembangan pertanian

tanaman pangan padi lahan gogo adalah Kecamatan Lamandau dan Delang.

Kawasan Pertanian Lahan Kering

Perubahan tata guna lahan tiap tahunnya masih sulit untuk dimonitor, sehingga

inventarisasi data lahan yang baik perlu dilakukan segera oleh BPN perwakilan

Kabupaten Lamandau. Sedangkan berdasarkan jenis tanamannya, meliputi lahan untuk

tanaman pangan lahan kering, perkebunan dan lahan untuk tanaman tahunan.

Tanaman Pangan Lahan Kering

Untuk tanaman pangan lahan kering didasarkan kriteria pada luas lahan dan potensi

produksinya, maka sentra-sentra pengembangan tanaman pangan dapat ditentukan

sebagai berikut :

- Sentra tanaman pangan jagung, kacang tanah, kedele dan kacang hijau berada di Kecamantan Bulik.

- Sentra tanaman pangan ubi kayu berada di Kecamatan Bulik. - Sentra tanaman pangan ubi jalar berada di Kecamatan Bulik.

Tanaman Perkebunan

Tanaman perkebunan yang bersifat tahunan, didasarkan pada tingkat potensi produksi

dan luas lahan yang ada, maka dapat ditentukan sentra –sentra pengembangan

sebagai berikut :

- Sentra tanaman Kelapa sawit berasda di Kecamatan Bulik dan Lamandau. - Sentra tanaman Kelapa berada di Kecamatan Lamandau dan Delang. - Sentra tanaman Kopi berada di Kecamatan Lamandau dan Delang. - Sentra tanaman lada berada di Kecamatan Lamandau dan Delang. - Sentra tanaman Karet berada di Kecamatan Delang.

Sentra pengembangan tanaman pertanian tersebut, merupakan kawasan

pengembangan dengan semua metode mutakhir untuk tanaman pertanian yang dapat

(9)

ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN/KOTA

III-9

diandalkan. Kawasan sentra pertanian tanaman pangan tersebut harus didukung oleh

sarana dan prasarana yang mendukung untuk peningkatan produksi dan kualitas,

seperti pengairan, metode penanaman, pengelolaan dan pengolahan paska panen.

Sedangkan untuk peningkatan perekonomian mikro maupun makro wilayah dapat

dilakukan dengan meningkatkan daya saing produksi, wadah perekonomian yang

berorientasi publik dan juga sistem perekonomian wilayah yang mendukung potensi

produksi pertanian. Usaha-usaha yang dapat dilakukan adalah bisa dengan pola tanam

yang terpadu, baik dari pola pengairan, pola jenis tanaman yang diberdayakan maupun

pola cocok tanam yang diberlakukan. Usaha-usaha pertanian yang dilakukan agar lebih

berorientasi penguatan pada basis perekonomian pertanian yang kuat. Sehingga

usaha-usaha pertanian yang berorientasi pada agrobisnis dan agroindustri lebih diberi

peluang, disamping sektor tanaman pangan pokok. Sehingga pertanian tidak lagi

menjadi beban masyarakat dan pemerintah, tetapi betul-betul sebagai penyangga

ekonomi masyarakat dan penyanga pangan masyarakat. Usaha-usaha agrobisnis bisa

dikembangkan dengan metode holtikura green house dan diversifikasi pada satu areal

yang produktif.

c) Kawasan peternakan

Lahan yang sesuai untuk pengembangan peternakan di Kabupaten Lamandau meliputi

sistem lahan MWN dan TWH sedangkan 10 (sepuluh) sistem lahan yang tidak sesuai

untuk pengembangan peternakan. Faktor pembatas pengembangan peternakan sangat

terkait dengan faktor pembatas pada pengembangan tanaman untuk makanan ternak

dan ketersediaan air minum. Lahan dengan ketersediaan air tanah payau dan air asin

tidak sesuai dengan dengan pengembangan peternakan. Demikian pula pada tanah

gambut dengan ketebalan lebih dari 10 cm, dimana rumput tidak dapat tumbuh dengan

baik, juga tidak sesuai untuk pengembangan peternakan. Sentra-sentra pengembangan

peternakan dapat ditentukan sebagai berikut :

 Sentra ternak sapi potong berada di kecamatan Bulik, Lamandau dan Delang.  Sentra ternak ayam kampung berada di Kecamatan Lamandau dan Delang.  Sentra ternak ayam petelur berada di Kecamatan Dusun Tengah.

 Sentra ternak kambing berada di kecamatan Bulik.

 Sentra ternak ayam ras pedaging berada di Kecamatan Bulik.  Sentra ternak itik berada di Kecamatan Lamandau.

(10)

ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN/KOTA

III-10

d) Kawasan Perikanan

Tidak ada sistem lahan yang sesuai di Kabupaten Lamandau untuk dikembangkan

budidaya perikanan. Namun berdasarkan data yang diperoleh, budidaya perikanan

mulai dikembangkan di areal lokasi pertanian lahan kering selain di sungai dengan

sistem keramba. Faktor pembatas kesesuaian lahan untuk perikanan adalah kedalaman

efektif tanah, drainase tanah, kemiringan lahan dan ketebalan gambut. Lahan yang

sesuai untuk perikanan adalah lahan dengan tekstur halus sampai sedang, drainase

sangat terhambat dengan kedalaman efektif tanah di atas 150 cm. Budidaya perikanan

sangat tidak sesui dilakukan pada lahan bergambut.

e) Kawasan Permukiman

Kawasan permukiman yang akan dikembangkan menurut karakteristik, yaitu

permukiman perkotaaan dan permukiman perdesaan. Kawasan Permukiman kota

delineasinya mencakup batas wilayah kota atau wilayah Lamandau yaitu kota Nanga

Bulik. Delineasi permukiman perdesaan menyatu dengan lokasi pusat-pusat

permukiman/sistem kota-kota mengingat luasannya yang tidak memungkinkan untuk di

delineasi, begitu pula dengan permukiman perdesaan kecuali untuk permukiman

transmigrasi yang umumnya arealnya cukup besar karena menyatunya antara tempat

tinggal dengan lahan bercocok tanam/pertanian.

Fasilitas umum

Fasilitas umum yang menjadi fasilitas penunjang permukiman seperti fasilitas

kesehatan, fasilitas beribadatan, fasilitas pendidikan, perniagaan, sarana olah raga dan

daerah terbuka, serta sarana kebudayaan seperti balai desa atau gedung serba guna

berdasarkan tingkatan pelayanan (skala pelayanan). Skala pelayanan yang di maksud

dan Rukun Warga (RW). Skala pelayanannya tergantung pada kebutuhan fasilitas yang

didukung oleh jumlah penduduk pendukung fasilitas tersebut.

Fasilitas pendidikan

Untuk failitas pendidikan, seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Lamandau dilayani

oleh fasilitas pendidikan seperti TK, SD, SLTP dan SLTA dengan skala pelayanan

kecamatan atau hirarki II dalam sarana dan prasarana penunjuang permukiman.

(11)

ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN/KOTA

III-11

Fasilitas Peribadatan

Fasilitas peribadatan di antaranya masjid dan gereja merupakan hirarki II dengan skala

pelayanan kecamatan. Sedangkan langgar/mushola merupakan hirarki II dalam

pra-sarana peribadatan dengan skala pelayanan lingkungan.

Fasilitas Kesehatan

Fasilitas Rumah Sakit Wilayah sebagai hirarki I dalam Pelayanan fasilitas kesehatan

berada di kota Nanga Bulik dengan skala pelayanan kabupaten. Sedangkan

puskesmas-puskesmas pembantu dan tempat praktek dokter merupakan hirarki II

dengan skala pelayanan kecamatan terdapat pada masing-masing kecamatan di

Kabupaten Lamandau. Hirarki III dalam fasilitas kesehatan yaitu posyandu, pondok

bersalin desa dan apotek dengan skala pelayanan lingkungan terdapat pada semua

kecamatan.

Sarana Ruang Terbuka Hijau dan Kebudayaan

Untuk prasarana olahraga dan daerah terbuka terdapat taman dan lapangan olahraga

dengan hirarki I yaitu skala pelayanan kabupaten yang terdapat di kota Nanga Bulik.

Sedangkan untuk sarana budaya terdapat gedung serba guna untuk mendukung

kegiatan permukiman dengan masing-masing hirarki yaitu II dan III dengan skala

Gambar

Tabel 3.1 Fungsi dan Peran Kota di Kabupaten Lamandau

Referensi

Dokumen terkait

Grosir Xuping Asli, Supplier Xuping Termurah. GROSIR XUPING

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENINGKATAN ANALISIS KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KELILING KELAS BERBASIS EKSPERIMEN PADA

217 Al-Nawawi menyatakan bahawa sepakat jumhur umat Islam dalam kalangan para sahabat, tabicin dan selepas mereka antaranya ulama hadis, ulama fikah dan ulama

Kebutuhan air konsumtif adalah jumlah air yang secara potensial diperlukan untuk memenuhi evapotranspirasi suatuareal tanaman agar dapat tumbuh secara normal.Pemakaian konsumtif

Segala puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala kasih, rahmat dan anugerahNya penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan judul PENGGAMBARAN

reconstruction, and the original text), and the writing reconstruction. 8 This statement, shows that dictogloss technique is not only for writing skill, but also for other skills.

Saya mengesahkan bahawa satu Jawatankuasa Peperiksaan Tesis telah berjumpa pada 8 Ogos 2012 untuk menjalankan peperiksaan akhir bagi Nurul Nadia Binti Ibrahim bagi menilai tesis

Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja guru SMKN 1 Banyumas, (2)