TINJAUAN ULANG PERENCANAAN BENDUNG KARET TALANG
KUNING KOTA PARIAMAN
Zelfi Amelia Putri, Mawardi Samah, Khadavi
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta Padang
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
ABSTRAK
Daerah Irigasi Talang Kuning Kota Pariaman seluas 700 Ha merupakan daerah irigasi yang memiliki potensi dibidang pertanian. Untuk itu dibutuhkan pembendungan pada Sungai Batang Manggung. Sungai ini pernah meluap sehingga banjir melanda rumah penduduk. Apabila dibangun bendung tetap dibutuhkan tanggul yang tinggi untuk mengantisipasi limpasan air sungai, untuk itu sebaiknya menggunakan bendung karet sebagai pengganti bendung tetap, keuntungan menggunakan bendung karet adalah bukaan debitnya jauh lebih besar dari pada bendung tetap,dengan pengempesan tubuh bendung karet, sehingga kondisi sungai pada saat debit puncak banjir sama dengan keadaan tanpa pembendungan. Pada perencanaan dilakukan perhitungan analisa hidrologi, perhitungan teknis dan perhitungan stabilitas,dari hasil perhitungan didapat catchment area seluas 21,13 km2, debit puncak banjir(Q100)107,732 m3/dtk, tinggi mercu
2 m, tipe bendung yang digunakan adalah bendung karet yang diisi udara tipe ITB (Insitut Teknologi Bandung) tebal bagian luar 10 mm, tebal total 15,66 mm dan berat 19,1 kg/m, lebar bendung 19 m dengan sistem pengempesan otomatis system pemberat ember,pintu intake dengan lebar 1 m dan tinggi bukaan 0,69 m, kontrol stabilitas terhadap kuat guling 10,83 besar dari 1,5, kuat geser 1,73 besar dari 1,5, eksentrisitas 0,74 kecil dari 2,33 dan tegangan tanah sebesar 0,73 kecil sama dari 72,25.
RUBBER DAM RE-DESIGN REVIEW
TALANG KUNING PARIAMAN CITY
Zelfi Amelia Putri, Mawardi Samah, Khadavi
Department of Civil Engineering, Faculty of Civil Engineering and Planning University of Bung Hatta Padang
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
ABSTRACT
Irrigation Area Talang Kuning Pariaman City area of 700 Ha is irrigated areas that have potential in agriculture. That requires the damming of the river Batang Manggung. This river never overflow so the flooding of houses. When the dam was built is still required to anticipate a high embankment of river water run off, for it should use rubber dam instead of fixed weir, the advantages of using a rubber dam is opening debit far greater than the fixed weir, with a flat rubber dam body, so that the condition of the river in flood peak discharge current is equal to the state without damming. In planning calculation hydrological analysis, technical calculations and stability calculations, calculation results obtained from the catchment area of 21.13 km2, flood peak discharge (Q100) 107.732 m3/sec, 2 m high lighthouse, weir type used is filled rubber dam
type air ITB (Bandung Institute of Technology) 10 mm thick outer portion, the total thickness of 15.66 mm and a weight of 19.1 kg / m, width 19 m weir system with automatic flat bucket ballast system, the intake door with a width of 1 m and height openings 0.69 m, strong stability control to bolster 10.83 greater than 1.5, 1.73 shear strength greater than 1.5, 0.74 small eccentricity of 2.33 and 0.73 for a small ground voltage equal of 72 , 25.
TINJAUAN ULANG PERENCANAAN BENDUNG KARET TALANG
KUNING KOTA PARIAMAN
Zelfi Amelia Putri, Mawardi Samah, Khadavi
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta Padang
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
ABSTRAK
Daerah Irigasi Talang Kuning Kota Pariaman seluas 700 Ha merupakan daerah irigasi yang memiliki potensi dibidang pertanian. Untuk itu dibutuhkan pembendungan pada Sungai Batang Manggung. Sungai ini pernah meluap sehingga banjir melanda rumah penduduk. Apabila dibangun bendung tetap dibutuhkan tanggul yang tinggi untuk mengantisipasi limpasan air sungai, untuk itu sebaiknya menggunakan bendung karet sebagai pengganti bendung tetap, keuntungan menggunakan bendung karet adalah bukaan debitnya jauh lebih besar dari pada bendung tetap,dengan pengempesan tubuh bendung karet, sehingga kondisi sungai pada saat debit puncak banjir sama dengan keadaan tanpa pembendungan. Pada perencanaan dilakukan perhitungan analisa hidrologi, perhitungan teknis dan perhitungan stabilitas,dari hasil perhitungan didapat catchment area seluas 21,13 km2, debit puncak banjir(Q100)107,732 m3/dtk, tinggi mercu
2 m, tipe bendung yang digunakan adalah bendung karet yang diisi udara tipe ITB (Insitut Teknologi Bandung) tebal bagian luar 10 mm, tebal total 15,66 mm dan berat 19,1 kg/m, lebar bendung 19 m dengan sistem pengempesan otomatis system pemberat ember,pintu intake dengan lebar 1 m dan tinggi bukaan 0,69 m, kontrol stabilitas terhadap kuat guling 10,83 besar dari 1,5, kuat geser 1,73 besar dari 1,5, eksentrisitas 0,74 kecil dari 2,33 dan tegangan tanah sebesar 0,73 kecil sama dari 72,25.
Kata kunci : bendung karet, cathcment area, sistem pemberat ember, stabilitas
PENDAHULUAN
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok yang diperlukan oleh manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan untuk kelangsungan hidup baik masa sekarang maupun masa yang akan datang (Sukmara, 2010).
Dalam rangka pemanfatan sumber-sumber air secara optimal maka Pemerintah
Daerah melalui Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Barat merencanakan pembangunan bendung karet Talang Kuning yang terletak di perbatasan antara kota Pariaman dengan kabupaten Padang Pariaman. Pembangunan ini bertujuan untuk meninggikan muka air di hulu Batang Manggung sehingga Daerah
Irigasi Talang Kuning seluas 700 ha di kota Pariaman dapat terairi sepenuhnya.
Daerah Irigasi Talang Kuning (700 ha) terletak di desa Talang Kuning kota Pariaman. Topografi areal adalah datar dengan ketinggian 3.00 – 11.45 meter dari permukaan laut (mdpl). Sumber untuk irigasi ini berasar dari sungai Batang Manggung dengan luas daerah tangkapan hujan (Catchment Area) 21.13 km2.
Pada awalnya daerah irigasi Talang Kuning yang terdiri dari 2 (dua) free intake (pengambilan bebas) dapat mengairi sawah seluas 700 ha. Namun kedua free intake pada saat ini tidak berfungsi secara optimal sehingga areal sawah yang dapat diairi hanya seluas 200 ha atau sekitar 30% dari luas total. Hal ini disebabkan oleh terjadinya degradasi dasar sungai. Untuk menanggulangi hal tersebut perlu dibuat konstruksi bendung sebagai pengganti free
intake yang ada pada saat ini.
Maka dari itu penulis memilih perencanaan bendung karet karena ingin memahami lebih mendalam tentang desain bendung karet, Dari motivasi tersebut maka penulis memilih judul “TINJAUAN ULANG PERENCANAAN BENDUNG KARET TALANG KUNING KOTA PARIAMAN”
BATAS MASALAH
Lingkup dalam penulisan Tugas Akhir (TA) “Tinjauan Ulang Perencanaan Bendung Karet Talang Kuning Kota Pariaman” terdiri dari :
1. Analisa hidrologi terdiri dari : analisa curah hujan rata-rata, analisa curah hujan rencana dari berbagai metode dan analisa debit banjir.
2. Perencanaan Teknis Bendung Karet yang terdiri dari : Pemilihan tipe bendung karet, perhitungan elevasi mercu bendung, perencanaan lebar bendung, perhitungan hidrolis bendung, perencanaan fondasi bendung karet, perencanaan lantai olak, perencanaan lantai di hulu bendung, dan intake. 3. Perhitungan stabilitas Bendung Karet
terdiri dari : perhitungan gaya-gaya yang bekerja pada bendung dan meninjau terhadap guling, geser, kapasitas dukung tanah, eksentrisitas, dan tegangan tanah.
METODOLOGI
Agar tujuan penulisan dapat tercapai, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Studi Literatur
Dalam studi literatur ini akan didapat teori-teori yang akan mendukung penulisan pada perencanaan bendung
2. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data ini menggunakan data yang didapat dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Barat
DATA
Adapun data-data yang dibutuhkan sebagai berikut :
a. Data Topografi, Yaitu peta yang
meliputi seluruh daerah aliran sungai (DAS) yang mengambarkan tentang keadaan medan
b. Data Hidrologi, Yaitu data curah hujan
di daerah aliran sungai yang masuk ke bendung karet Talang Kuning, data ini mencakup beberapa stasiun yang ada di sekitar daerah tangkapan hujan
(Catchment Area)
c. Data geologi, Yaitu data tentang kondisi permukaan tanah pada daerah lokasi bendung karet Talang Kuning, keadaan
geologi lapangan kedalaman lapisan keras dan kelulusan tanah.
d. Standar Untuk Perencanaan, Yaitu peraturan dan standar seperti, Kriteria Perencanaan dan spesifikasi lainnya
1. Lokasi Perencanaan
Bendung Karet Talang Kuning ini berada pada sungai Batang Manggung yang terletak pada 0º.13’.15” LS dan 99º.27’.30” BT dan mengalir disepanjang perbatasan antara kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman, dengan jarak tempuh ±60 km dari Kota Padang, ±10 km dari Kota Pariaman km dan ±0.30 km dari jalan aspal.
2. Kondisi Topografi
Data yang didapat adalah sebagai berikut : 1. Luas Catchment Area (A) =21,13 km2 2. Panjang sungai (L) = 10,82 km 3. Kemiringan sungai (I) = 0,0034 4. Elevasi sawah tertinggi = +11,45 mdpl 5. Elevasi dasar sungai di lokasi=11 mdpl 6. Elevasi dasar sungai di Hulu=+47,79 7. Elevasi Tanggul Sungai = +14,40 mdpl 8. Luas Daerah Irigasi= 700 Ha
9. Kebutuhan air disawah = 1,65 ltr/dt 10. Lebar dasar tanggul = 21 m 3. Geologi dan Tanah
Adapun parameter tanah daerah studi yang didapat adalah sebagai berikut: 1. Sudut geser dalam tanah () = 30 o
2. Kohesi tanah (C) = 0 3. Berat isi tanah (t) = 1.4 ton/m
3 Mulai Pengumpulan Data Perencanaan Teknis Bendung Stabilitas Bendung Gambar Rencana Mulai Selesai TIDAK YA A ALTERNATIF : - Perubahan dimensi - Mengganti Jenis Pasangan - Mengganti tipe konstruksi Keterangan : Tanda awal Jalur Data Proses Keputusan Alternatif proses Tanda akhir
4. Jenis Tanah = Granuler
( Sumber : Dinas PSDA Sumbar) 4. Hidrologi
Data curah hujan didapat dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Sumatera Barat, dengan jumlah data selama 10 tahun dari tahun 2003 sampai tahun 2012. Stasiun yang dekat dengan lokasi daerah pengaliran sungai Batang Manggung kota Pariaman ini adalah Stasiun Curah hujan Santok dan Stasiun curah hujan Paraman Talang
PENGOLAHAN DATA
Data Curah Hujan Harian Maksimum
Berikut ini adalah data curah hujan harian maksimum yang didapat :
Tabel 4. 1 Data Curah Hujan Harian Maksimum
No Tahun
Stasiun
Santok Paraman Talang
(mm) (mm) 1 2012 69 96 2 2011 100 102 3 2010 103 101 4 2009 96 108 5 2008 205 108 6 2007 171 115 7 2006 171 114 8 2005 162 106 9 2004 158 165 10 2003 125 97
Sumber : Dinas PSDA Sumbar Tahun 2013
Curah Hujan Wilayah
Karena hanya 2 (dua) stasiun hujan saja yang dapat mewakili pengaruh hujan pada
catchment area (daerah tangkapan hujan)
sungai Batang Manggung daerah Talang Kuning, maka untuk menentukan curah hujan wilayahnya digunakan metode rata-rata aljabar. n P n P P P P P n i i n
1 2 3... 1Tabel 4. 2 Data Curah Hujan Rata-rata Menggunakan Metode Aljabar
No Tahun Stasiun Santok Paraman Talang Rata-rata (mm) (mm) (mm) 1 2012 69 96 82,5 2 2011 100 102 101 3 2010 103 101 102 4 2009 96 108 102 5 2008 205 108 156,5 6 2007 171 115 143 7 2006 171 114 142,5 8 2005 162 106 134 9 2004 158 165 161,5 10 2003 125 97 111
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Analisa Curah Hujan Rencana
Analisa hujan rencana dapat diperhitungkan untuk periode ulang 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 20 tahun. 50 tahun dan 100 tahun dengan metode :
A. Distribusi NORMAL B. Distribusi LOG NORMAL C. Distribusi GUMBEL TIPE I
1. Distribusi Normal
Rumus :
XT XKS
Tabel 4. 3 Hasil Perhitungan Curah Hujan Distribusi Normal
No Periode Ulang, T (tahun) KT (Tabel 2.1) CH harian Max (mm/hari) 1 2 0.00 123,60 2 5 0.84 146,44 3 10 1.28 158,40 4 20 1.64 168,19 5 50 2.05 179,33 6 100 2.33 186,94
Sumber : Hasil Pengolahan Data
2. Distribusi Log Normal
Rumus yang digunakan : X S K X X log T log log
Tabel 4.5 Hasil perhitungan Curah Hujan Log Normal
No Periode Ulang, T (tahun) KT CH harian Max (mm/hari) 1 2 0.00 120,84 2 5 0.84 146,05 3 10 1.28 161,29 4 20 1.64 174,94 5 50 2.05 191,91 6 100 2.33 204,41 Sumber : Hasil Pengolahan Data
3. Distribusi Gumbel Tipe I
Adapun persamaan yang digunakan adalah :
S K X XT
Tabel 4. 6 Hasil Perhitungan Curah Hujan Distribusi Gumbel Tipe I
No Periode Ulang, T (tahun) Yt K CH harian Max (mm/hari) 1 2 0.3665 -0.15 119,52 2 5 1.9940 1.38 161,12 3 10 2.2504 1.62 167,64 4 20 2.9702 2.30 186,13 5 50 3.9019 3.18 210,05 6 100 4.6002 3.84 227,99 Sumber : Hasil Pengolahan Data
Analisisa Debit Banjir Rencana
Analisisa debit banjir yang dilakukan dengan periode ulang 2,5,10,20,50 dan 100 tahun. Untuk perhitungan debit banjir rencana dihitung dengan metode Hasper dan Rasional.
Metode Hasper
Pada perhitungan debit banjir rencana metode Hasper, tinggi hujan yang diperhitungkan adalah tinggi curah hujan pada titik pengamatan.
Rumus umum :
Q = α β f q ...(1.1) Metode rasional
Rumus umum untuk metode rasional adalh : Q = 0.278 C.i.A...(1.2)
Tabel 4.7 merupakan rekapitulasi debit
puncak banjir dari metode Hasper dan Rasional.Dari kedua metode tersebut untuk periode ulang 100 tahun debit puncak banjir yang paling maksimum adalah pada metode hasper
19.00 15.00
Tabel 4.7 Rekapitulasi Debit BanjiMaksimum
T (Tahun) Hasper (m³/dtk) Rasional (m³/dtk) 2 56,472 58,023 5 76,134 68,706 10 79,212 71,487 20 87,951 79,371 50 99,257 89,574 100 107,732 97,222 Sumber : Hasil Pengolahan Data
Grafik Rekapitulasi Debit BanjiMaksimum
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Pemilihan Lebar Bendung
Pada perencanaan ini lebar mercu bendung adalah 19 m. (sama dengan lebar ambang sungai)
Gambar Ambang lebar pada bendung karet
Pemilihan Tipe Bendung
Type bendung karet yang akan digunakan adalah Bendung karet diisi udara type ITB yang telah di produksi oleh Indonesia yang terdiri dari 3 (tiga) lapis. Tebal bagian luar adalah 10 mm, tebal total adalah 15.6 mm dan berat 19.1 kg/m.
Gambar Tipe Bendung Karet yang diisi udara
Penentuan Elevasi Mercu Bendung
Perhitungan mercu bendung adalah :
- Elevasi Muka Air disawah tertinggi = +11,45 m - Kehilangan tekanan akibat kemiringan saluran induk= 0,15 m
- Kehilangan tekanan akibat bangunan ukur = 0,4 m - Kehilangan tekanan dari sedimen trap ke intak= 0,25 m - Kehilangan tekanan pada intake = 0,2 m - Kehilangan tekanan akibat eksploitasi = 0,1 m
Elevasi Mercu Bendung = +12,55m ≈ +13.00 mdpl
Jadi :
- Elevasi mercu bendung = +13.00 mdpl
- Dasar sungai = +11.00 mdpl
- Tinggi mercu bendung(H) = 2.00 m
Perencanaan Hidrologis Bendung Karet 1. Tinggi Muka Air di Atas Mercu
Bendung
Level air di atas mercu bendung maksimum adalah 1.1 – 1.2 H
- Tinggi mercu bendung (H) = 2 m
- Tinggi air di atas mercu bendung (h) h = (1.1 H – H) s.d (1.2 H – H)
h = (1.1 x 2 – 2) s.d (1.2 x 2 – 2) h = 0.2 s.d 0.4 m
Direncanakan tinggi air di atas mercu bendung adalah 0.4 m.
Debit maksimum disaat bendung karet dikembungkan 100%
Q = 1.404 x 19 x 0.43/2 = 6.75 m3/dtk
2. Tinggi Air di Hilir Bendung
Untuk menghitung tinggi muka air dihilir bendung, maka debit yang dipakai adalah pada saat tinggi muka air maksimum diatas mercu pada saat bendung dikembungkan 100%. Q = V x A ...(1.3) Q = 6.75 m3/dtk b = 15 m 2 1 3 2 1 I R n V
y y
y y y Q 15 15 83 . 2 15 944 . 1 2 3 2 2
y y
y y y 15 15 83 . 2 15 944 . 1 75 . 6 2 3 2 2 Dengan trial n errors maka didapat y = 0.42 m
Perencanaan Meja Tempat Dudukan Bendung Karet
Meja tempat dudukan bendung karet terbuat dari beton bertulang. panjang meja (Lm)
direncanakan sebagai berikut : LBK = 3.48 H
LBK = 3.48 x 2 = 6.96 m
Lm = 0.5 x LBK + 1
Lm = 0.5 x 6.96 = 4.48
Gambar Panjang meja bendung karet
Pekerjaan meja, klem dan angker, serta instalasi pipa dilaksanakan serempak. Pemasangan klem dan angker, serta instalasi pipa dilaksanakan setelah pemasangan tulangan meja bendung selesai. Klem dan angker dipasang dengan rangka tersendiri, menggunakan besi siku dan dilas ke tulangan meja bendung karet. Angker bagian atas (drat) harus ditutup dengan penutup plastik supaya tidak kena tumpahan cor beton. Jarak masing-masing angker untuk type ini adalah 20 cm.
Konstruksi pemasangan angker dan pipa bendung karet pada meja ditunjukkan pada
gambar 4.5
Gambar Konstruksi pemasangan angker dan pipa pada fondasi
BK dalam keadaan kempes
Melintang Embeded Memanjang Embeded Lantai kerja Lantai beton bagian atas A nc ho r Las listri k Baja siku emb ede d Lanta ii kerja Lantai beton bagian atas An ch or B aj a si k u Satu batang embeded 1 0 1 0 2 0 2 0 2 0 2 0 Baja beton 15 mm Jaringan an pipa Lm = 4,48 m
1. Tipe Angker
Data-data angker :
Tipe Angker = The Bolt Clip Plate Type Plat Penjepit = ClempingPlate GGG 50 Plat Tanam = Embedded GGG 50 Baut Angker = Anchor Bolt C 50
2. Instalasi Pipa Bendung Karet
Jenis pipa yang digunakan adalah pipa tahan karat (galvaniz). Pipa yang dibutuhkan untuk bendung karet diisi udara adalah :
a. Pipa pemasukan udara
b. Pipa pembuang udara dan katup pengontrol tekanan lebih
c. Pipa pengontrol tekanan
d. Pipa pengukur temperatur bendung Pipa-pipa tersebut terhubung dengan ruang panel pengatur dan pengontrol bendung karet.
Adapun waktu pengembungan dan pengempesan bendung karet diisi udara adalah sebagai berikut :
a. Waktu Pengembungan t1 = V0 / (α.Q1) V0 = LBK x (9.4H – 1.8333) = 17 x (9.4x2 – 1.8333) = 288.434 m3 t1 = 288.434 / (0.9 x 0.2) = 1600 detik = 26.667 menit. b. Waktu pengempesan t2 = V0 / (60.S.v)
d L H g v 1 2 0
25.57 10 . 2 , 1 15 . 0 20 03 . 0 1 2 . 0 81 . 9 2 3 v t2 = 288.434 / (60 x 0.0177 x 25.57) jadi t2= 10.62 menit3. Perencanaan Lantai Olak
Berdasarkan buku Kriteria Perencanaan bagian 2 (KP-2), kolam olak (peredam energi) yang ideal digunakan adalah kolam loncat air karena tinggi bendung karet adalah 2 m dengan angkutan sedimen pasir.
Prosedur perhitungan :
a. menghitung debit desain persatuan lebar pelimpah (q)
q= Q/B = 6.75/19 = 0.355 m3/dtk/m b. menghitung kecepatan awal loncatan (v1)
h z
g v 2 1 2 1
m dtk v 0.4 1.98 6.54 / 2 1 81 . 9 2 1 c. menetukan kedalaman air di awal loncat air (y1) 1 2 1 1 2 2 4 1 2 1 y g v y y 1 2 1 81 . 9 54 . 6 2 4 1 2 1 42 . 0 y y
Dengan trial n error di dapat nilai y1 = 0.022 m
d. menentukan panjang loncat air (L) La = 5 s.d 7 (y2 – y1)
La = 1.99 s.d 2.786
e. Menentukan tinggi ambang akhir (a) a = 0.3 x y2 = 0.3 x 0.42 = 0.126 ≈0.15 m
f. Menentukan lebar ambang akhir (b) b = 2 x a = 2 x 0.15 = 0.3 m
Menentukan panjang lantai olak (L) L = La + b = 2.786 + 0.3 = 3.086 ≈ 4 m
Gambar Dimensi peredam energi (kolam olak)
4. Perencanaan Panjang Lantai di Hulu Bendung
Berdasarkan hasil pengujian tanah dari konsultan, Jenis tanah pada sungai Batang Manggung adalah pasir sedang. Berdasarkan
tabel 2.10 weight creep ratio untuk jenis
pasir sedang adalah 6 dan beda tinggi energi (∆H) adalah 2 m. Maka panjang rayapan (Lb) adalah :
Lb = C x ∆H
Lb = 6 x 2 = 12 m
Gambar 4.7 di bawah adalah gambar
fondasi pada bendung karet Talang Kuning kota Pariaman.
Gambar Panjang fondasi bendung karet
Dari gambar 4.7 diperoleh :
Lv = 2 + 1.2 + 1.2 + 1.2 + 1.2 + 1.2 + 1.2 + 2 = 11.2 m
Lh = 0.5 + 4.77 + 0.25 + 3.48 + 0.25 + 3.25 + 0.50 = 13 m
Lp = Lv + 1/3 Lh
= 11.2 + (1/3 x 13) = 15.53 m
Jadi Lp = 15.53 > Lb = 12, berarti panjang
lantai di hulu cukup memadai aman terhadap bahaya piping
5. Bangunan Pelengkap Pengambilan (Intake)
Fungsi dari pintu pengambilan adalah mengukur benyaknya air yang yang masuk kedalam saluran irigasi.
Rumus yang dipakai :
Q = μ b a (2 g z)0.5...(1.4)
Maka Q yang harus dialirkan lewat pintu pengambilan
Q = q.A = 700 Ha x 1.65 l/dt = 1155 l/dt = 1.155 m3/dt.
Pintu pengambilan didimensi dengan : Ukuran lebar pintu = 1 m Kehilangan energi bukaan = 0.2 m Maka :
Q = μ b a (2 g z)0.5
Q = 0.85 x 1 x a [(2 x 9.81 x 0.2)0.5] Q = 1.684 a
a = Q/1.684 = 0.69 m
Tinggi bukaan yang paling optimal = 0.69 m dengan Q = 1.155 m3/dt a = 0.15 m b = 0.3 m L = 4 m M. T
BK dalam keadaan kempes
0.50 0.50 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 3.25 3.48 4.77 + 9.00 mdpl + 11.00 mdpl + 11.00 mdpl + 10.20 mdpl
6. Stabilitas Bendung
Perhitungan stabilitas bendung dihitung berdasarkan tinggi air maksimum di atas mercu bendung pada saat bendung karet dikembungkan 100%. Sedangkan pada saat kempes tidak dihitung karena pada saat kempes kondisinya sama dengan keadaan tanpa pembendungan.
gaya-gaya yang bekerja pada bendung karet antara lain :
a. Gaya akibat berat sendiri fondasi. b. Gaya akibat gempa
c. Gaya akibat berat air di atas fondasi d. Gaya akibat tekanan air terhadap badan
bendung karet
e. Tekanan dalam pada tubuh bendung f. Gaya tarikan bendung karet
g. Gaya Angkat
Tabel 4.19 Rekapitulasi gaya-gaya yang bekerja pada bendung pada saat tinggi muka air maksimum di atas mercu bendung.
no Uraian
Gaya Momen Vertikal Horizontal Vertikal Horizontal
(t) (t) (t.m) (t.m) 1 Berat Sendiri -19,88 -123,42
2 Akibat Gempa 4,30 4,65
3 Berat air -15,32 -131,85 4 Tekanan air pada bendung 2,00 1,33 5 Tekanan dalam bendung karet -4,00 -25,92 6 Gaya tarikan bendung karet 2,36 2,36 18,09 3,53 7 Gaya Angkat 21,90 160,02
Jumlah -14,95 8,66 -103,08 9,52
Keterangan : tanda (+) menunjukkan gaya searah dengan arah jarum jam tanda (-) menunjukkan gaya berlawanan dengan arahjarum jam
Sumber : Hasil Pengolahan Data
7. Kontrol Stabilitas a. Kuat Guling 5 . 1 83 , 10 52 . 9 08 . 103
MH MV ...aman Kuat geser 5 . 1 73 , 1 66 . 8 95 . 14
H V ...aman.b. Kapasitas dukung tanah
maka : Nq B N Df qu . . 0,5. . . qu = 218.26 t/m2 c. Eksentrisitas
V M M B e V H 2
95 . 14 52 . 9 08 . 103 2 14 e = 0,74 m 1/6 B = 1/6 x 14 = 2.33 m 0,74 < 2.3...stabil d. Tegangan tanah
B e B V 6 1 2 , 1 14 74 , 0 6 1 14 95 . 14 2 , 1 σ1= 0.73 t/m2→tegangan maksimum σ2=1.41 t/m2 → tegangan minimum σ maks ≤ q izin q izin = qu/SF = 218.26/3 = 72.75 t/m2 0.73 ≤ 72.75...aman KESIMPULANBerdasarkan hasil perencanaan Bendung Karet Talang Kuning kota Pariaman, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dengan luas catchment area (A) sebesar
21,13 km2 didapat periode ulang 100 tahun debit puncak banjir yang paling
maksimum (Q max)adalah pada metode hasper yaitu 107,732 m3/detik
2. Untuk dapat mengairi sawah di daerah irigasi Talang Kuning seluas 700 ha, dibutuhkan bendung setinggi 2 m.
3. Bendung Karet yang akan digunakan adalah bendung karet diisi udara tipe ITB dengan tebal total 15,6 mm, dan berat 19,1 kg/m. Tinggi air maksimum yang diijinkan di atas mercu bendung pada waktu kembung 100 % adalah 0,4 m (0.2 dari tinggi bendung).
4. Untuk dapat mengalirkan air sebesar 1,155 m3/detik dari sungai Batang Manggung ke Daerah Irigasi Talang Kuning, dibutuhkan pintu pengambilan (Intake) dengan lebar 1 m dan tinggi 0,69 m.
5. Kontrol Stabilitas Bendung Karet yang diperoleh sudah aman terhadap kuat guling, kuat geser, eksentrisitas,tegangan tanah dan kapasitas daya dukung tanah.
SARAN
Dalam perencanaan bangunan bendung ada beberapa faktor yang mempengaruhi agar hasil yang didapatkan benar-benar maksimal. Untuk itu perlu dipertimbangkan saran-saran sebagai berikut :
1. Ada beberapa keuntungan menggunakan bendung karet dibandingkan menggunakan bendung tetap yaitu:
- Struktur fondasi yang lebih sederhana karena beban bendung lebih ringan, lebih efektif lagi apabila kondisi tanah dasar yang mempunyai daya dukung tanah lemah.
- Bangunan tahan gempa karena strukturnya ringan.
- Penampang banjir lebih besar karena bendung bisa dikempeskan.
- Pekerjaan pembuatan bendung karet bisa lebih ringan dan cepat
Dan kerugian menggunakan bendung karet dibandingkan menggunakan bendung tetap yaitu:
- Mudah untuk robeknya kantung bendung karet dilapangan
- Masyarakat yang engan memelihara bendung karet tersebut, Karena faktor-faktor itulah sebaiknya dibutuhkan peran pemerintah dan masyarakat untuk sama-sama menjaga bendung karet.
2. Dengan digantinya bendung tetap dengan bendung karet maka bantaran sungai menjadi jarang sekali terluap air.
UCAPAN TERIMA KASIH
1. Orang Tua tercinta Ayahanda
Yusnifa dan Ibunda Elimar yang
selalu memberikan do’a dan motivasi serta rela korbankan
segalanya demi terwujudnya cita-cita ini.
2. Kepala Dinas Pengelolaan Sumber
Daya Air Provinsi Sumatera Barat
Beserta Jajarannya
3. Bapak Namnunc Sukmara,ST,MT, Staff Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Barat. 4. Bapak Ir. Mawardi Samah,Dipl HE
sebagai pembimbing I.
5. Bapak Khadavi, ST , MT sebagai pembimbing II.
6. Ibu Lusi Utama. MT, Selaku Dosen
dan Koordinator Kelas Mandiri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
7. Bapak Ir. Hendri Warman, MSCE sebagai Dekan Fakultas TeknikSipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta.
8. Bapak Ir. Taufik, MT,.sebagai Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas Bung Hatta.
9. Bapak Rahmat, ST, MT, sebagai Sekretaris Jurusan Teknik Sipil Universitas Bung Hatta.
10. Semua Rekan-rekan Mahasiswa Sipil Mandiri angkatan VII tahun 2013
DAFTAR PUSTAKA
Asiyanto, 2011, Metode Konstruksi Bendungan,Universitas Indonesia
Dedi, Tjahyadi.2008, Pusat Informasi dan Pengembangan Sumber Daya Air,
Bendung Karet dan Pintu Apung Buatan Indonesia, Lab. Mekanika
Fluida dan Hidraulika Departemen Teknik Sipil FTSP-ITB, Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum.1986, Standar
Perencanaan Irigasi Kriteria
Perencanaan Bagian Bangunan
Utama KP-02, penerbit CV. Galang
Persada, Bandung
Departemen Pekerjaan Umum.1986, Standar
Perencanaan Irigasi Kriteria
Perencanaan Bagian Bangunan KP-04, penerbit CV. Galang Persada,
Bandung
Departemen Pekerjaan Umum,1986, Standar
Perencanaan Irigasi Kriteria
Perencanaan Bagian Parameter
Bangunan KP-06, penerbit CV.
Galang Persada, Bandung
Hary Christady Hardiyatmo,2002, Teknik
Fondasi 1, Beta Offset, Yogyakarta.
Hary Christady Hardiyatmo,2008, Teknik
Fondasi 2, Beta Offset, Yogyakarta.
Kamiana, I Made,2010, Teknik Perhitungan
Debit Rencana Bangunan Air,
Mawardi,Erman.2002,DesainHidraulik
Bangunan Irigasi, Alfabeta, Bandung
Suripin,2003,Sistem Drainase Perkotaan
yang Berkelanjutan, Andi,
Yogyakarta
Soewarno,1995, Aplikasi Metode Statistik
Untuk Analisa Data Hidrologi, Nova,
Bandung.
Sumarto,C.D,1986, Hidrologi Teknik, Usaha Nasional, Surabaya
Sosrodarsono,Suyono,1976, Hidrologi
Untuk Pengairan, PT Pradnya
Paramita, Jakarta
Triatmodjo,Bambang.2008,Hidraulika II, Beta Offset, Yogyakarta