• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PENGELOLA DI PERPUSTAKAAN MADRASAH ALIYAH NEGER BINAMU JENEPONTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PENGELOLA DI PERPUSTAKAAN MADRASAH ALIYAH NEGER BINAMU JENEPONTO"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PENGELOLA DI PERPUSTAKAAN MADRASAH ALIYAH NEGER

BINAMU JENEPONTO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Jurusan Ilmu Perpustakaan Pada Fakultas Adab dan

Humaniora Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

OLEH: SRI RAHAYU NIM: 40400115012

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2020

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin. Tiada kata yang pantas terucap dari bibir penulis kecuali puji syukur yang tak henti-hentinya kepada Allah azza wa jalla,

yang telah memberikan kekuatan, petunjuk dan hidayahnya kepada penulis

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Allah Swt., telah

memberikan begitu banyak nikmat kepada penulis, jika seandainya nikmat itu

hendak dihitung-hitung, maka niscaya kita tidak akan pernah mampu untuk

menghitungnya hingga hari kiamat. Sholawat dan salam, senantiasa penulis

persembahkan kepada Nabi Besar Muhammad sallallahu alaihi wa sallam sang

Nabi akhir zaman yang diutus oleh azza wa jalla untuk membawa risalah

islam, dan menyempurnakannya akhlak manusia sebagai rahmatan lil alamin,

sekaligus penutup para Nabi.

Syukur Alhamdulillah, sebuah karya yang sederhana ini penulis

susun atas kehendak Allah Swt., dengan bantuan dan dukungan moral maupun

materi dari beberapa pihak. Terkhusus Ucapan terima kasih penulis sampaikan

kepada Ibunda tercinta Rostina yang senantiasa berdoa untuk

keberhasilan dan kebahagian hidup penulis. Ayahanda Syamsuddin, yang tiada

hentinya mendidik, mengajarkan, arti kehidupan dan kedewasaan. Dan segenap

saudara dan keluarga besarku, terima kasih atas doa dan dukungannya sampai

terselesainya skripsi ini.

Pada kesempatan ini khusus penulis menyampaikan ucapan terima

(8)

6

1. Prof. H. Hamdan Juannis, M.A., Ph.D. selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Alauddin Makassar, Prof. Dr. Mardan, M.Ag selaku Wakil

Rektor I, Dr. Wahyudin, M.Hum selaku Wakil Rektor II, Prof. Dr.

Darussalam, M.Ag selaku Wakil Rektor III, Dr. Kamaluddin Abu

Nawas, M. Ag.selaku Wakil Rektor IV, dan seluruh staf Universitas Islam

Negeri Alauddin Makassar.

2. Dr. Hasyim Haddade, S.Ag., M. Ag. Selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora beserta Wakil Dekan I Bidang Akademik Dr. Andi Ibrahim,

S.Ag., S.S., M.Pd., Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum dan

Perencanaan Keuangan Dr. Firdaus, M.Ag., dan Wakil Dekan III Bidang

Kemahasiswaan dan Kerja Sama H. Muhammad Nur Akbar Rasyid,

M.Ed., Ph.D Fakultas adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri

Alauddin Makassar .

3. Irvan Muliyadi, S.Ag., S.S., M.Ag. Selaku Ketua Jurusan Ilmu

Perpustakaan dan dan Touku Umar, S.Hum., M. IP sebagai

Sekertaris Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

4. Muh. Quraisy Mathar S.Sos., M.Hum sebagai pembimbing I dan

Saenal Abidin, S.IP., M.Hum Sebagai pembimbing II yang sudah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, petunjuk, nasehat

dan motivasi hingga selesainya penulisan skripsi ini.

5. Irvan Muliyadi, S.Ag., S.S., M.Ag sebagai penguji I dan Touku

(9)

terima kasih atas masukan dan nasehat yang diberikan hingga

terselesaikannya penulisan skripsi ini

6. Para dosen dan seluruh staf/pegawai Fakultas Adab dan Humaniora,

terkhusus kepada staf Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Islam

Negeri Alauddin Makassar atas segala jerih payah dan ketulusan,

membimbing dan memandu perkuliahan serta membantu penulis dalam

penyelesaian administrasi selama perkuliahan dan penyelesaian skripsi

ini.

7. Kepala Perpustakaan Pusat dan Perpustakaan Fakultas Adab

dan Humaniora UIN Alauddin Makassar dan segenap stafnya yang telah

menyiapkan literatur dan memberikan kemudahan untuk dapat

memanfaatkan perpustakaan secara maksimal sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

8. Sahabat-sahabat penulis khususnya Fitria nurcitra Handayani,

Hardianti Numa, Nirmawati, Rahmawati Liwa, Hasmei. terimakasih telah

menjadi bagian hidup dari penulis dan telah menemani selama masa

kuliah dan melewati manis pahitnya kehidupan yang jauh dari orang tua.

Kelak, kenangan yang pernah penulis lalui bersama mereka akan

penulis ceritakan kembali kepada anak-anak penulis.

9. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora Universitas

(10)

8

10. Teman-teman Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Kelompok AP.1-

2 dan AP.3-4 yang tidak dapat disebut satu persatu yang telah

memberikan perhatian dan dukungan.

11. Teman-teman KKN angkatan 60, Di Desa romanglasa, Kec.

Bontonompo Kab. Gowa yang telah banyak melukis kenangan indah selama KKN.

12. Semua informan dalam penelitian ini dan semua pihak yang

telah membantu dalam proses penulisan skripsi ini.

Serta semua pihak yang telah memberikan motivasi dan bantuan dalam

menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu. Semoga

kebaikan, jasa dan rasa yang telah diberikan dibalas oleh Allah Swt.

Makassar, Maret 2020 Penulis,

Sri Rahayu

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iv KATA PENGANTAR ... v DAFTAR ISI ... ABSTRAK ... BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah... 3

C. Fokus Penelitian Dan Deskripsi Fokus ... 3

D. Kajian Pustaka ... 4

E. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN TEORETIS ... 7

A. Literasi Kemampuan Informasi ... 7

B. PengelolaPerpustakaan ... 26

C. Perpustakaan ... 28

D. Integrasi Keislaman ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...37

A. Jenis Penelitian ... 37

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

C. Sumber Data ... 44

D. Metode Pengumpulan Data ... 45

(12)

10

F. Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Hasil Penelitian ...49 B. Pembahasan ... 55 BAB V PENUTUP ... 59 A. Kesimpulan ... 5 9 B. Saran ... 59 DATAR PUSTAKA ... 60 LAMPIRAN

(13)

ABSTRAK

Nama :Sri Rahayu

Nim 40400115012

Jurusan :Ilmu Perpustakaan

Judul Skripsi:Kemampuan Literasi Informasi Pengelola di Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Binamu Jeneponto

Skripsi ini membahas tentang Kemampuan Literasi Informasi Pengelola Perpustakaan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Binamu Jeneponto. permasalahan dalam penelitian ini adalah kemampuan literasi informasi pengelola dan apa saja kendala yang dihadapi pengelola dalam berliterasi informasi di perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri Binamu Jeneponto.

Tujuan dari penelitian untuk mengetahui bagaimana kemampuan literasi informasi pengelola dan apa saja kendala yang dihadapi dalam berliterasi informasi di perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri Binamu Jeneponto.

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan di perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Binamu Jeneponto dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah kepala perpustakaan, pegawai dan pemustaka yang ada di perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri Binamu Jeneponto.

Berdasarkan hasil dari penelitian tentang “Kemampuan Literasi Informasi pengelolah yang dilakukan di perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Binamu Jeneponto menunjukan bahwa literasi informasi pengelola perpustakaan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Binamu Jeneponto sudah bagus karena rata- rata semua kebutuhan pemustaka sudah di penuhi hanya saja perlu ditambah media informasinya. Literasi informasi di Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri Binamu Jeneponto sebagian sudah paham dan sebagiannya lagi pemustaka belum memahami strategi pencarian melalui media informasi. Adapun kendala yang dihadapi pengelola yaitu kurangnya dana yang disediakan pihaak sekolah sehingga berdampak pada kurangnya bahan pustaka yang tidak seimbang dengan jumlah siswa.

(14)

12

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Informasi merupakan bentuk ekspresi manusia yang berupa fakta

maupun ide yang dapat digunakan, dan merupakan sesuatu yang dapat

mengurangi ketidakpastian, bahkan informasi tertentu dapat digunakan untuk

pengambilan keputusan (lasa, 2005: 335).

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ragam

informasi dan pengetahuan juga turut berkembang pesat informasi hampir setiap

saat diproduksi oleh setiap orang dan lembaga. Perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi juga turut memudahkan setiap orang untuk

menghasilkan informasi. Hal tersebut yang mengakibatkan terjadinya ledakan

informasi dan masalah dalam mengelolanya. Termasuk dalam hal proses

penemuan kembali pada saat diperlukan. Masalah yang sama juga dialami oleh

hampir setiap perpustakaan. Sehingga sistem pengelolaan perpustakaan kini

banyak memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

mengatasinya. Karena itu semakin banyak pula perpustakaan yang memiliki

informasi yang lebih beragam dengan sistem pengelolaan yang semakin baik.

(sukaesih, 2013:61).

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang didukung

oleh teknologi yang berbasis komputer dan komunikasi bedampak terjadinya

ledakan informasi (information axplosion). Teknologi informasi (TI) telah

(15)

dimanfaatkan untuk mencipta, memproses, mengolah, menyimpan dan

menyebarluaskan informasi.

Informasi adalah kandungan yang terdapat dalam berbagai bentuk bahan

pustaka tersebut. Pada hakikatnya perngembangan koleksi (collection

develoment) tidak didasarkan pada bentuk fisik, tetapi oleh kandungan

informasinya (contents). Perpustakaan buku atau bahan pustaka, tetapi

menyimpan informasi. (Zen, 2010:2).

Penelitian terdahulu terkait literasi informasi dilakukan oleh Mirazita

dan Rohmawati (2015) tentang literasi informasi mahasiswa ko-asisten fakultas

kedokteran Universitas Diponegoro menggunakan model the empowering eight .

Metode penelitian tersebut menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis

eksplorasi. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa mahasiswa ko-asisten

fakultas kedokteran telah memenuhi delapan elemen sesuai teori. Sedangkan,

Antasari (2017) melakukan penelitian tentang literasi informasi pemustaka di

perpustakaan IAIN Purwokerto berdasarkan model the sevenpillars .Hasil

penelitian tersebut menunjukan bahwa nilai rata-rata keseluruhan ariabel sebesar

2,81 yang tergolong pada kategori baik

Berdasarkan observasi awal di perpustakaan Perpustakaan Madrasah

Aliyah Negeri Binamu Jeneponto penulis menemukan bahwa literasi informasi

pengelola dalam mengakses informasi masih kurang bisa dikatakan masih minim

begitu juga dengan pemustakanya karena menurut salah satu pegawai

(16)

14

dikarenakan masih kurangnya media informasi yang menjadi salah satu tolak

ukur suksesnya literasi informasi di perpustakaan.

Dengan demikian penulis merasa penting untuk melakukan penelitian

ini dengan judul “Kemampuan Literasi Informasi Pengelola di Perpustakaan

Madrasah Aliyah Negeri Binamu Jeneponto”

B. Rumusan masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan diatas maka

rumusan masalah yang akan dijadikan fokus penelitian yaitu:

1. Bagaimana kemampuan Literasi Informasi Pengelola di Perpustakaan

Madrasah Aliyah Negeri Binamu Jeneponto?

2. Apa saja kendala yang dihadapi pengelola dalam berliterasi informasi di

perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri Binamu Jeneponto?

C. Fokus Penelitian Dan Deskripsi Fokus

1. Fokus penelitian

Fokus dalam penelitian ini adalah kemampuan literasi informasi

pengelola di perpustakaan MAN Binamu Jeneponto dan kendala yang

dihadapi pengelola dalam berliterasi informasi di perpustakaan Madrasah Aliyah

Negeri Binamu Jeneponto.

2. Deskripsi fokus

Memberikan gambaran kepada pembaca dengan tujuan untuk

(17)

penulis menganggap perlu mengemukakan definisi operasional kandungan

penelitian ini, literasi adalah kemelekan atau keberaksaraan informasi yaitu

kemampuan menulis dan membaca informasi atau kemampuan membaca dan

informasi adalah informasi. Jadi literasi informasi adalah kemelekan terhadap

informasi (Pattah, 2004:118).

D. Kajian Pustaka

1. Sukaesih dan Asep Saeful Rohman (2013) Literasi informasi

pustakawan: Studi kasus di universitas padjajaran menjelaskan untuk

mengetahui sejauhmana literasi informasi para pustakawan khusususnya

di lingkungan universitas Padjajaran . Penelitian ini menyimpulkan bahwa

kompetensi literasi informasi dapat menunjang profesionalisme dan

aktivitas informan sebagai pustakawan.

2. Vivit Wardah Rufaidah (2013) Literasi informasi

pustakawan/pengelola perpustakan lingkup kementrian pertanian.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa literasi informasi

pustakawan/pengelola perpustakaan lingkup kementrian pertanian

dituntut untuk memiliki kompetensi literasi informasi, karena

pustakawan/pengelola perpustakaan mempunyai peran penting dalam

memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

3. Iskandar (2016) Literasi informasi: persfektif pustakawan. Penelitian

ini menyimpulkan bahwa Literasi informasi yang diterapkan oleh

(18)

16

Perpustakaan berperan dalam menyediaan informasi, dan pemustaka

dapat memanfaatkan sumber sumber informasi untuk keberhasilan

studi, kemajuan pembelajaran, pengambilan keputusan, sampai

kepada penyelesaian masalah, dengan memanfaatkan perpustakaan.

4. Harmayani H (2018) Strategi pustakawan dalam meningkatkan literasi

informasi mahasiswa di perpustakaan B.J. Habibi apoliteknik Negeri

Ujung Pandang. ini menyimpulkan bahwa strategi pustakawan dalam

meningkatkan literasi informasi mahasiswa ditinjau dari program

pendidikan pemustaka sudah berjalan tapi blum optimal. Hal

tersebut dapat dilihat dari program pendidikan pemustaka yang hanya

dilakukan hanya sekali setahun, kemungkinan akan membuat seseorang

cepat lupa, dan ketika teknologi atau sumber informasi yang baru yang

ada di perpustakaan maka pemustaka tidak dapat menggunakannya

secara optimal.

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

a. Untuk mendeskripsikan dan memberikan gambaran tentang informasi

yang yang menyeluruh mengenai kemampuan literasi informasi pengelola

(19)

b. Untuk mengetahui kemampuan pengelola dalam mengakses informasi

dengan memanfaatkan media media perpustakaan di perpustakaan MAN

Binamu Jeneponto.

b. Manfaat secara teoritis yaitu :

a. Bagi ilmu perpustakaan dan informasi, dapat memperkaya

khazanah penelitian terutama dalam bidang literasi informasi di

perpustakaan MAN Binamu jeneponto dan bahan rujukan untuk

penelitian yang ada kaitannya dengan literasi informasi.

b. Mampu memberikan kajian atau konsep konsep yang berkaitan

dengan literasi informasi di perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri

(MAN) Binamu Jeneponto.

c. Manfaat secara praktisnya

a. Sebagai masukan bagi perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN)

Binamu Jeneponto dalam meningkatkan kemampuan literasi

informasi yang dimiliki pengelola serta dapat dijadikan bahan

pertimbangan dalam penyusunan program penyelanggaraan layanaan

pada umumnya.

b. Bagi Pembaca, dapat memberikan manfaat bagi peneliti selanjutnya

yang berkaitan dengan penelitian ini dan juga menambah wawasan.,

c. Bagi Penulis, sebagai pengalaman dalam meneliti dengan judul

“Kemampuan Literasi Informasi Pengelola Di Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Binamu Jeneponto”.

(20)

7

BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Kemampuan Literasi Informasi

1. Pengertian Kemampuan Literasi

Isu tentang literasi informasi ini menjadi sangat penting seiring

dengan perkembangan teknologi informasi, teknologi komunikasi, dan perpaduan

dua teknologi tersebut atau teknologi informasi dan komunikasi. Bagi masyarakat

modern, perkembangan dan kemajuan teknologi menjadi daya tarik sendiri

terutama dalam akses terhadap informasi. Beragam perangkat teknologi yang

canggih dan modern seperti laptops, tablet, telefon genggam dengan sistem

operasi seperti android menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat dan

mereka dituntut untuk beradaptasi dengan beragam fitur aplikasi teknologi

yang telah disediakan oleh perangkat TIK tersebut (Halim, 2015:1)

Kemampuan yaitu sikap seseorang yang berdasarkan ciri khas tertentu

yang dianggap sebagai suatu hasil usaha yang mengkoefisienkan berdasarkan

pada perasaan dan kebebasan dalam kehidupan.

Literasi yaitu suatu kemampuan individu dalam mengolah dan memahami

informasi ketika melakukan kegiatan membaca dan menulis. Dengan kata lain

seperangkat keterampilan dan kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

(21)

Secara umum literasi informasi diartikan sebagai kemelekan atau

keberaksaraan informasi. Menurut kamus bahasa Inggris, literacy adalah

kemelekan huruf atau kemampuan membaca dan information adalah

informasi. Jadi literasi informasi adalah kemelekan terhadap informasi. Istilah ini

sangat asing ditengah masyarakat, meskipun demikian istilah ini biasanya

dihubungkan dengan kemampuan dalam penggunaan perpustakaan dan

penggunaan teknologi informasi. (pattah, 2014:118)

Literasi adalah kemampuan membaca dan menulis. Berdasarkan

istilah itu, orang yang tidak bisa membaca disebut orang yang literat atau biasa

diterjemahkan buta aksara. Karena literasi pada dasarnya berkenaan dengan

keaksaraan, orang yang memiliki kemampuan membaca dan menulis disebut

orang yang melek aksara atau melek huruf. (Iriantara, 2009:3).

Menurut pandangan kellner dan share (2003: 369), literasi disebut sebagai

“sesuatu yang berkaitan dengan perolehan keterampilan dan pengetahuan untuk membaca, menafsirkan dan menyusun jenis-jenis teks dan artifak tertentu, serta

untuk mendapatkan perangkat dan kapasitas dan intelektual sehingga bisa

berpartisipasi secara penuh dalam masyarakat dan kebudayaannya. Dengan

demikian, wajar bila kemudian antara literasi dan pendidikan saling terkait.

Pendidikan antara lain mengajarkan kemampuan membaca, menulis dan

berhitung atau literasi sehingga peserta didik meningkat kapasitas

intelektualnya dan memiliki perangkat befikir yang memadai untuk menjalankan

(22)

9

Literasi berasal dari bahasa inggris literacy yang artinya kemampuan

membaca dan menulis. Literacy berasal dari kata latin littera yang berarti letter

atau huruf, sehingga literacy diterjemahkan sebagai melek-huruf dan literacy

sebagai buta-huruf. (Reality, 2008:124)

Literasi informasi atau information literacy di kenal sebagai istilah

tersebut adalah orientasi perpustakaan (library orientation), intruksi

bibliografi (bibliographic instruction)., pendidikan pengguna (user udecation),

intruksi perpustakaan (librarian insstraction), keterampilan belajar (study

skill), keterampilan penelitian (research skill), dan pendidkan literasi informasi

(information literacy education). Istilah-istilah tersebut digunakan dalam konteks

pendidikan. Oleh karena itu, literasi informasi merupakan bagian yang tidak

dapat dipisahkan dari kegiatan pendidikan atau pembelajaran (muin, 2013:10).

Menurut american library association (2000 ‡LQIRUPDWLRQ OLWHUDF\ LV

aset abilities requiiring individuals to recognize when information is needed and

have the ability to locate, evaluate, and use effective needed

LQIRUPDWLRQ·. Artinya literasi informasi diartikan sebagai kemampuan seseorang

untuk mengidentifikasikan informasi yang dibutuhkannya, mengakses dan

menemukan informasi, mengevaluasi informasi, dan menggunakan informasi

secara efektif (suherman, 2013:175).

Literasi informasi merupakan kemampuan dalam menemukan informasi

yang dibutuhkan, mengerti bagaimana perpustakaan diorganisir, familiar, dengan

(23)

sarana penelusuran digital pengetahuan dan teknik yang biasa digunakan dalam

pencarian informasi. Termasuk pula didalamnya kemampuan dalam

mengevaluasi informasi dan menggunakannya secara efektif serta

pemahaman infrakstruktur teknologi dalam transfer informasi kepada orang lain,

termasuk konteks sosial, politik, budaya, aspek ekonomi, aspek hukum dan

dampaknya. (Pattah, 2014:3)

Menurut Romdhani (2013:90) Menyatakan bahwa literasi merupakan

peristiwa sosial yang melibatkan keterampilan keterampilan tertentu, yang

diperlukan untuk menyampaikan dan mendapatkan informasi dalam bentuk

tulisan.

Kemampuan literasi juga berbanding lurus dengan kemampuan daya

nalar. Prof.Dr.Sartono Kartodirdjo, sejarawan UGM menyatakan bahwa

kemacetan seminar-seminar internasional yang dilakukan oleh mahasiswa

pascasarjana bukan karena mahasiswa tidak mempunyai data, namun

mereka kesulitan menyampaikan gagasan pemikiran secara logis, analitis,

dan kritis. Artinya, kemampuan seseorang dalam berbahasa tulis juga

dipengaruhi kemampuan bernalarnya (Suroso, 2007:23).

Selain itu, bentuk pendangkalan berpikir juga terjadi dalam bentuk

aksi-aksi mahasiswa yang cenderung anarkis. Aksi tersebut pada akhirnya malah

menciptakan stigma buruk di kalangan masyarakat. Dengan kata lain, mahasiswa

saat ini membutuhkan inovasi gerakan yang segar, bertanggungjawab, dan

(24)

11

identitas lokal. Berkenaan dengan pentingnya faktor buku teks dalam

pembelajaran yang di gunakan dalam pembelajaran timbul pertanyaan apakah

buku teks yang tersedia di perpustakaan dapat dimanfaatkan secara

maksimal. Maka dari itu diperlukan komitmen dan kesungguhan perpustakaan

khususnya pustakawan sebagai pelaku dalam distribusi informasi serta dukungan

dari institusi lembaga yang menaunginya (Dramayanti, 2016:97-98)

Menurut Muin (2013:5) Seorang pekerja memerlukan kemampuan khusus

menggunakan beraneka ragam sumber informasi dalam melaksanakan tugasnya.

Orang yang memiliki kemampuan inilah yang disebut sebagai orang yang

information literate. pendapat itu menjadikan pengelola dan pendidik mulai sadar

akan pentingnya literasi informasi bagi kalangan masyarakat umum dalam

menunjang media pendidikan yang lebih baik dalam menghadapi perpustakaan

era digitalisasi.

Selain masalah-masalah tersebut terdapat juga kendala yang sering terjadi

dalam literasi informasi yang biasa muncul dari karena:

a. pengetahuan literasi informasi dari pembelajar dewasa sangat

bervariasi

b. keterbasan p e n ge t a h u a n komputer pembelajar dewasa sering kali

menimbulkan keraguan secara teknologi

c. saat ini k a p a b i l i t a s teknologi mensyaratkan untuk melakukan riset

(25)

d. perbedaan dan inkonsisten kerap kali muncul antara harapan pengajar

dengan apa yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan tugas- tugasnya

(Delo, 2009: 438-444).

Literasi informasi harus memperhatikan empat aspek:

a. penetapan garis besar tujuan dan hasil yang diharapkan harus jelas

b. struktur susunan literasi informasi ditampilkan jelas yang

merefleksikan tujuan.

c. Menggunakan topik dan bahasa yang umum, ringkas dan tidak kaku

d. bila sudah representasi literasi informasi diterapkan, dapat dikaitkan

dengan tugas- tugas (Smith, 2006).

Standar kemampuan literasi informasi ALA (American Library

Association) merumuskan Association of College and Research Libraries

(ACRL) Information Literacy for Higher Education dalam Boeriswati (2012)

yang dikutip oleh (Suwanto, 2015:3-4) terdapat empat kompetensi agar seseorang

dikatakan literet.

a. Menentukan sejauh mana informasi yang dibutuhkan.

b. Mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien.

c. Mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis.

d. Memasukkan informasi yang dipilih ke dalam satu basis

pengetahuan serta menggunakan informasi secara efektif untuk mencapai

(26)

13

Literasi informasi atau Information literacy dikenal dalam berbagai istilah

diantaranya :

a. Orientasi perpustakaan (library orientation)

b. Pendidikan pengguna (user education)

c. Keterampilan belajar (study skiil)

d. Keterampilan peneliti (research skill)

Istilah-istilah tersebut meskipun berbeda, namun memiliki esensi yang

sama dan cenderung digunakan dalam konteks pendidikan, oleh karena itu,

literasi informasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan

pendidikan atau pembelajaran. (Muin, 2013:10)

Kemampuan literasi informasi yaitu kemampuan seseorang untuk

mengenali informasi yang dibutuhkan, dan kemampuan untuk menemukan letak

informasi tersebut, kemudian mengevaluasi dan juga mampu membangun

informasi secara efektif. Atau kemampuan seseorang yang memiliki rasa ingin

tahu yang berdampak positif bagi dirinya dan orang lain

Kemampuan literasi informasi dan penguasaan teknologi informasi dan

komunikasi sangat penting di perpustakaan. Kemampuan literasi informasi dalam

layanan perpustakaan tidak hanya dibutuhkan untuk mengoptimalkan penggunaan

sumber daya perpustakaan dalam pengajaran, pembelajaran dan penelitian, tapi

juga untuk melatih pengguna untuk mengenal sumber-sumber informasi dan

menemukamn informasi yang sebenarnya dari berbagai sumber elektronik yang

(27)

Cheung memberikan penjelasan bahwa literasi informasi memiliki

lima tahap yaitu:

a. Mendefinisikan dan memelihara Kebutuhan informasi. b. Mencari

lokasi dan akses informasi.

b. Menentukan etika pengguna .

c. Mengkomunikasikan informasi.

d. Menggunakan TIK untuk memperoleh informasi (Cheung, 2011: 123).

Catts dan Lau dalam (Hasan, 2015: 316) menjelaskan bahwa tujuan

literasi informasi pada hakikatnya adalah untuk menghubungkan seseorang

dengan tujuan personal, sosial, pekerjaan maupun tujuan pendidikannya. Dalam

kaitannya dengan aktivitas sosial, review. Dengan kata lain, seseorang dengan

kemampuan literasi informasi akan menunjukkan kepahaman serta

kemampuannya dalam menyampaikan, menggunakan, mengelola, mensintesis

dan menghasilkan informasi dan data yang beretika dan akan memiliki

keterampilan untuk melakukannya kemampuannya tersebut dengan efektif serta

dapat menjadi individu yang memiliki peran dalam masyarakat.

2. Pengertian informasi

Informasi bisa jadi hanya berupa kesan pikiran seseorang atau

mungkin juga berupa data yang tersusun rapi dan telah terolah. Dilihat dari

asal pelahirannya, informasi adalah suatu rekaman fenomena yang diamati,

atau bisa juga berupa putusan putusan yang dibuat. Menurut (Estabrook,

(28)

15

Menurut Wiji Suwarno (2015:72) Informasi adalah sesuatu yang dapat

dikatakan tidak memiliki batas. Dalam arti, informasi dapat dicari atau didapatkan

dimana saja. Apalagi dengan adanya jaringan internet yang telah berkembang

dengan cepat. Jaringan internet ini sarat dengan informasi yang sedang mutakhir,

yang dengan mudah untuk didapatkan oleh penggunanya.

Menurut (Sutabri, 2005:15) yang dikutip oleh (Suwarno, 2015:42)

Informasi adalah data yang telah diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai

arti bagi sipenerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat itu

dan keputusan mendatang..

Informasi yaitu perpustakaan menyediakan informasi yang diperlukan

oleh pengguna jasa layanan perpustakaan. Dan, hal ini dilakukan baik diminta

maupun tidak diminta. (Prastowo, 2013:43).

Proses komunikasi akan berlangsung apabila memenuhi empat komponen

yaitu: a. Komunikator b. Komunikan c. Gagasan d. Salur e. pesan (Arivin, 2013: 425)

(29)

3. Model-Model Literasi Informasi

Berikut adalah bebebrapa model yang refresentatif atau sudah dikenal dan

dapat diterapkan untuk meningkatkan keterampilan literasi informasi.

a. The Big6

The Big6 adalah model literasi informasi yang dikembangkan oleh

Michael B. Einsenberg dan Robert E Berkowitz pada tahun 1987. Model The

Big6 ini merupakan model pemecahan masalah informasi melalui pendekatan

terhadap perpustakaan dan pengajaran berbagai keterampilan informasi. Model

ini telah diterima secara luas dan banyak diterapkan di sekolah-sekolah.

Literasi informasi terdiri dari enam keterampilan dan dua belas langkah

(Setiap keterampilan terdiri atas dua langkah) seperti disajikan dalam tabel

berikut:

Tabel Literasi Informasi menurut Einsenberg dan Berkowitz (1987)

Keterampilan Langkah Perumusan

Masalah

9 Merumuskan Masalah

9 Mengidentifikasi informasi yang diperlukan

Srategi Pencarian

9 Menentukan Sumber 9 Memilih Sumber Terbaik Alokasi Dan 9 Mengalokasi Sumber Secara

(30)

17

Akses Intelektual dan fisik

9 Menemukan Informasi di dalam sumber tersebut.

Pemanfaatan Informasi

9 Membaca, Mendengar, Meraba dan sebagainya

9 Mengekstraksi informasi yang relevan Sintesis 9 Mengorganisasikan informasi

dari berbagai sumber

9 Mempresentasikan informasi tersebut Evaluasi 9 Mengevaluasi hasil

(Efektivitas) 9 Mengevaluasi

Proses(Efisiensi)

b. Pathways To Knowledge Model

Para pustakawan melalui model ini berupaya mengembangkan suatu

perencanaan untuk mengintegrasikan keterampilan literasi informasinke dalam

kurikulum sekolah.

Dasar dari model information literacy ini terdiri dari langkah

langkah umum berikut ini:

1) Appreciation and anjoyment (Apresisasi dan menikmati)

2) Presearch(Persiapan pencarian)

3) Search(Pencarian)

c. Infohio dialogue model (Ohio)

Model Information literacy Skills ini banyak diperkenalkan berbagai

Workshop yang kemudian hasilnya didistribusikan secara luas kepada para

(31)

kemudian membimbing secara keseluruhan literasi informasi DIALOGUE ini

kepada para siswa-siswa sekolah.

d. Model DIALOGUE Memiliki komponen-komponen berikut:

1) Mendefinisikan(Define)

2) Memprakarsai(Initiate)

3) Menilai(Asess)

e. From Library Skills To Information Literacy (California School Library association)

From Library Skills To Information Literacy mencakup banyak contoh-

contoh penerapannya mulai dari rencana pengajaran skenario di dalam kelas,

saran-saran untuk penerapan hingga bagaimana memberikan penilaian

terhadap program keterampilan literasi informasi. (Ibrahim, 2014:47-52)

Terdapat beragam jenis teori dan metode dalam pembelajaran literasi

informasi, diantaranya metode Super3 (Plan, do and review) yang sering

diterapkan pada perpustakaan tingkat sekolah.

1) Plan (Perencanaan)

2) Do (Melakukan atau mencari)

3) Review (Evaluasi) (Lestari, 2018:169-170).

4. Kriteria Literasi Informasi.

Literasi informasi berarti kemelekan informasi atau kebraksaraan

informasi.Secara sederhanah literasi informasi dapat dipahami sebagai

kemampuan seseorang dalam membaca dan menyikapi berbagai informasi yang

(32)

19

Menurut Ahmad (2007:12) Informasi dapat dikatakan baik jika

memiliki krikteria atau krakteristik sebagai berikut:

1) Akurat, informasi yang diperoleh harus benar sesuai dengan fakta yang

sebenarnya.

2) Tepat waktu, informasi harus tersedia pada saat dibutuhkan

3) Relevan, informasi yang disediakan harus memiliki hubungan yang

terkait dengan kebutuhan pengguna.

4) Lengkap dan memadai, informasi yang diterima harus lengkap dan

memadai dalam kuantitas dan kualitas.

5) Up to date, informasi yang tersedia di perpustakaan harus memiliki

informasi yang baru dengan tujuan untuk menggordinir perubahan

sumber informasi yang tersedia .

Berdasarkan definisi literasi tersebut dibutuhkan teknik dan kemampuan

sumber primer tentunya hal ini akan dapat diperoleh dari kegiatan pendidikan

pemakai, maka dari itu seharusnya pustakawan/pengelola dalam hal ini perlu

mengajarkan juga bagaimana teknik mencari informasi di dunia maya dan tidak

terbatas hanya pada sumber informasi yang dimiliki perpustakaan saja. (Ganggi,

2017:125)

Adapun model panduan literasi informasi colorado menawarkan saran-

saran dan rekomendasi khusus dan mendalam pada lima kategori sebagai berikut

1) Siswa sebagai pencari pengetahuan

2) Siswa sebagai penghasil informasi yang berkualitas

(33)

Literasi informasi merupakan kemampuan yang sangat diperlukan dalam

memenuhi kebutuhan seseorang. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut terdapat

beberapa kriteria dalam literasi informasi (Ibrahim, 2014: 151)

5. Tujuan Literasi Informasi

Tujuan literasi informasi merupakan kemampuan yang sangat penting

untuk dimiliki seseorang terutama dalam dunia akademis. Pada saat ini semua

orang dihadapkan dengan berbagai jenis sumber informasi yang berkembang

sangat cepat, akan tetapi belum tentu semua informasi itu dapat dipercaya dan

sesuai dengan kebutuhan para pencari informasi. Literasi informasi akan membuat

orang dapat belajar secara mendiri dan dapat berinteraksi dengan berbagai

informasi. Menurut doyle dalam wijetunge (2005) dengan memiliki keterampilan

literasi informasi maka seorang individu mampu:

Sedangkan (pendit, 2003) dalam jurnal berkala ilmu perpustakaan dan

informasi menyatakan bahwa tugas fungsi pustakawan antara lain adalah

mendukung dan memastikan kelancaran proses pembentukan pengetahuan lewat

layanan-layanan informasi yang diberikannya. Oleh karena itu, pustakawan harus

mampu menentukan jenis-jenis informasi yang sesuai dengan.Penggunanya.

Dengan kata lain, peran pustakawan adalah sebagai penyaji informasi

yang relevan dan berkualitas. Pustakawan harus mampu menyediakan

fasilitas, suasana, dan sistem yang memungkinkan pencarian pencarian dan

penemuan informasi yang relevan dan berkualitas di tengah banjir informasi yang

semakin deras melanda para pengguna perpustakaan dan para pencari informasi

(34)

21

Menurut yudistira (Yudistira, 2017:101-102) dalam jurnalnya menerangkan

beberapa kemampuan pustakawan dengan menguasai literasi informasi,

kemampuan pustakawan akan berkembang sehingga diharapkan bisa

Menggabungkan minat, keterampilan, dan kepercayaan diri dalam menulis

mengenai pekerjaan dan pengetahuan dibidang kepustakawanan dan informasi.

1) Menghasilkan karya tulis dalam berbagai bentuk, terutama yang dapat

meningkatkan profesionalisme pustakawan.

2) Mengidentifikasi dan mengumpulkan tulisan yang dapat

dikembangkan lebih lanjut dan disebar luaskan melalui berbagai

media (blog, majalah internal, jurnal, dan sebagainya)

6. Manfaat Penerapan Literasi Informasi

Adapun manfaat literasi informasi di perpustakaan sebagai berikut

1) Memberikan keterampilan yaitu memanfaatkan sumber referensi, apa

ketentuan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam

perpustakaan

2) Memberikan pengetahuan untuk bekal awal yang diberikan

terhadap pemustaka untuk mengenal jenis-jenis, sumber informasi

yang tersedia maupun pengetahuan terhadap layanan dan fasilitas

perpustakaan temasuk pengetahuan terhadap basis data, OPAC

(Online Public Access Catalog), penelusuran online seperti E- Book,

(35)

3) Memberikan pemahaman yaitu paham tentang cara menemukan

sumber informasi yang tersedia, cara penyusunan, dan pemahaman

dalam pengaturan sumber informasi dan menggunakan media

penelusuran yang ada.

4) Memberikan kreatifitas yaitu kemampuan mengidentifikasi

informasi secara tepat sesuai dengan kebutuhan dalam

memecahkan masalah (Said, 2016, hal. 13)

7. Faktor pendukung literasi informasi

Menurut (Mulyadi, 2014:8 ) ada beberapa faktor yang dapat

mendukung program literasi informasi di perpustakaan. Yaitu :

1) Literasi Perpustakaan (Library Literacy), Literasi perpustakaan

membantu seseorang menjadi pemustaka yang mandiri dan

mampu untuk menerapkan, menetapkan, menempatkan, mengambil,

dan menemukan kembali informasi sesuai dengan kebutuhannya.

2) Literasi Visual (Visual Literacy), diartikan sebagai kemampuan untuk

memahami dan menggunakan gambar, termasuk kemampuan untuk

berpikir, belajar, dan menjelaskan istilah yang digambarkan.

3) Literasi Media (Media Literacy), didefinisikan sebagai

kemampuan untuk memperoleh, menganalisis, dan menghasilkan

informasi untuk hasil yang spesifik. Literasi media merupakan solusi

(36)

23

4) Literasi Komputer (Computer Literacy), secara umum diartikan akrab

dengan perangkat komputer dan mampu menciptakan dan

memanipulasi dokumen, serta akrab dengan email dan internet.

Literasi informasi menjadi sebuah keterampilan pustakawan yang penting

di era global saat ini, sehingga literasi informasi bagi pustakawan tidak hanya

ditandai sekedar melek huruf maupun hanya sekedar bisa membaca saja. Namun

sebenarnya aplikasinya lebih dari itu, karena sudah seharusnya penguasaan literasi

informasi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pustakawan. Pustakawan

harus menjadi manajer ilmu pengetahuan, karena setiap harinya bergelut dengan

berbagai sumber informasi. Menyikapi hal ini, maka mau tidak mau pustakawan

harus bisa menelusuri informasi di perpustakaan baik secara manual maupun

online. Untuk mengajari mahasiswa mendapatkan informasi, mengevaluasinya

secara kritis dan menggunakan serta mengkomunikasikannya pihak pustakawan

harus benar-benar siap untuk bekerja di kelas dengan dosen dalam memngajar

mahasiswa menggunakan teknologi untuk mengakses informasi dan

memanfaatkan pemikiran kritis dalam memilih informasi (Bara, 2014:15-16)

Beberapa langkah yang perlu dilakukan terkait dengan program

tersebut, antara lain sebagai berikut :

1) Perpustakaan harus meningkatkan kinerja setiap pustakwan atau

pengelolah perpustakaan dengan memberikan pelatihan yang relevan

(37)

2) Perpustakaan mengadakan program bedah buku rutin dengan

mengundang pakar dan seluruh pemustaka untuk ikut membahasnya

dihari-hari tertentu.

3) Perpustakaan perguruan tinggi dapat bekerjasama dengan lembaga

induk, yakni dengan pihak universitas untuk ikut berpartisipasi serta

memberikan masukan terkait dengan kegiatan pengembangan

kurikulum berbasis active learning inquir (Aziz,

2014: 130-131)

8. Tujuan Penerapan Literasi Informasi untuk perpustakaan Sekolah

Penerapan literasi informasi di perpustakaan sekolah bertujuan

untuk:

1) Mengetahui apa, mengapa, dimana, bagaimana, dan kapan

informasi itu dibutuhkan.

2) Pustakawan perlu memperjelas dan memberi informasi terkait

dengan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan, sehingga ketika hal ini

dapat diketahui maka pemustaka dapat memanfaatkannya dengan baik

dan benar. informasi yang dibutuhkan agar mereka mampu

menemukan informasi yang dibutuhkan dengan cepat, tepat, dan sesuai

dengan keinginannya.

3) Mengakses sumber informasi secara efektif dan efisien.

Pustakawan juga perlu membekali pemustaka dan masyarakat untuk

(38)

25

Sumber informasi ini tentunya mengarah pada rujukan koleksi yang ada

di perpustakaan baik secara manual, maupun online.

4) Mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis. Pengetahuan dalam

mengevaluasi informasi adalah salah satu keterampilan yang perlu

diberikan kepada pemustaka dan masyarakat agar mereka dapat menarik

kesimpulan tentang informasi yang sesuai dengan kebutuhannya.

5) Mengorganisasikan dan mengintegrasikan informasi sesuai

pengetahuan yang ada, hal ini artinya bahwa pemustaka perlu diberi

pengetahuan cara-cara memanfaatkan informasi yang ada sesuai dengan

peran dan fungsi informasi untuk dimanfaatkan sesuai dengan bidang

ilmu, profesi, dan keahlian masing masing.

6) Menggunakan informasi secara etis, legal, dan cerdas. Pemustaka dan

masyarakat perlu memahami cara menggunakan informasi secara etis,

legal, dan cerdas agar memberi manfaat yang sesuai dengan keperluan

secara bertanggung jawab.

7) Mengomunikasikan informasi. Pustakawan perlu memberi

pemahaman tentang tata cara mengkomunikasikan informasi sehingga

tidak salah kaprah atau salah persepsi dalam berkomunikasi, serta

menghindari hambatan dalam komunikasi

8) Mengidentifikasi informasi sesuai dengan kebutuhan. Pustakawan perlu

(39)

B. Pengelola Perpustakaan

1. Pengertian Pengelola Perpustakaan

Pengelola perpustakaan adalah orang yang beranggung jawab dalam

mengatur perpustakan mulai dari pengadaan, pendayagunaan dan

pemeliharaan. Pengelola perpustakaan biasanya ditunjuk langsung oleh kepala

sekolah yang yang dianggap mampu mengelola perpustakaan dan berlatar

pendidikan ilmu perpustakaan. (Usman, 2015:12)

Selain pengelola perpustakaan atau pustakawan yang juga sangat esensial

keberadaanya dalam perpustakaan adalah pengunjung perpustakaan atau

pemustaka. Oleh sebab itu, ada pepatah yang mengatakan bahwa perpustakaan

itu ada karna pemustakanya atau pengunjungnya. Pengembangan

perpustakaan dan segala aktifitas harus selalu diarahkan untuk kepentingan

pemustaka. Pemustaka merupakan anak bangsa yang wajib dididik sepanjang

masa sehingga posisi pemustaka sangat penting di dalam perpustakaan. (Achmad,

2012:35)

2. Tugas Pengelola Perpustakaan

Tugas pengelola perpustakaan adalah memproses atau mengelola

bahan-bahan pustaka secara sistematis sesuai dengan aturan yang berlaku.

Kegiatan-kegiatan unit ini antara lain berupa pengadaan bahan-bahan pustaka,

Inventarisasi, Klasifikasi, Katalogisasi, membuat perlengkapan-perlengkapan

(40)

27

akhirnya menyusun buku-buku yang telah diproses tersebut di lemari atau rak

buku yang telah tersedia. (Bafadal, 2006:10)

3. Penunjuk tenaga pengelola

Tenaga-tenaga tersebut terdiri dari:

a. Kepala perpustakaan/guru pustakawan

Kepala perpustakaan sekolah sebaiknya dipegang oleh

salah seorang guru sehingga penyelenggaraan perpustakaan sekolah

benar-benar diintegrasikan dengan proses belajar mengajar di sekolah.

Guru yang ditunjuk menjadi kepala perpustakaan sekolah harus

mempunyai keahlian dan keterampilan dibidang perpustakaa sekolah.

b. Petugas perpustakaan sekolah

Untuk membantu kepala perpustakaan sekolah atau guru

perpustakaan perlu ditunjuk beberapa petugas yang jumlahnya

disesuaikan dengan kepentingannya yang antara lain sebagai berikut:

1) Petugas pelayanan tekniks, yang bertugas dibidang layanan

teknis atau “ processing”

2) Petugas pelayanan pembaca, yang bertugas dibidang pelayanan

terhadap pembaca.

3) Petugas tata usaha, yang bertugas dibidang pembukuan,

(41)

C. Perpustakaan

1. Pengertian Perpustakaan

Perpustakaan berasal dari kata pustaka, yang berarti buku. Setelah

mendapat awalan per dan akhiran an menjadi perpustakaan, yang berarti kitab,

kitab primbon atau kumpulan buku-buku, yang kemudian disebut koleksi

bahan pustaka. (Sutarno, 2006:11).

Perpustakaan adalah kumpulan bahan informasi yang terdiri dari bahan

buku/book materials dan bahan non buku, non buku materials yang disusun

dengan sistem tertentu dipersiapakan untuk diambil manfaatnya atau

pengertiannya, tidak untuk dimiliki sebagian maupun keseluruhan.

(Lasa,1994:1).

Perpustakaan adalah institusi yang menyediakan koleksi bahan

pustakan tertulis, tercetak dan terekam sebagai pusat sumber informasi yang

diatur menurut sistem aturan dan didayagunakan untuk keperluan pendidikan,

penelitian serta rekreasi intelektual bagi masyarakat. (Muhsin, 2008:15)

Menurut sulistyo Basuki , Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian

sebuah gedung, ataupun gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan

terbitan lainnya. Biasanya buku tersebut disimpan menurut menurut tata susunan

tertentu untuk digunakan oleh pembaca, bukan untuk dijual. (prastowo, 2013:41)

2. Pergertian perpustakaan sekolah

Perpustakaan sekolah adalah sarana penunjang pendidikan di sekolah yang

(42)

29

Kumpulan bahan pustaka tersebut diorganisasi secara sistematis dalam satu ruang

sehingga dapat membantu murid-murid dan para guru dalam proses pembelajaran.

Sehingga, dengan demikian, perpustakaan trut serta dalam menyukseskan

pencapaiantujuan lembaga pendidikan yang menaunginya. (prastowo, 2012:45)

3. Tujuan perpustakaan sekolah

Yaitu untuk memberikan bekal kemampuan dasar (siswa atau murid), serta

mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan menengah. (Yusuf, 2005:4)

4. Jenis perpustakaan

a. Perpustakaan umum

Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang

diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani masyarakat

umum.

b. Perpustakaan khusus

Perpustakaan khusus dapat merupakan perpustakaan sebuah

dapartemen, lembaga negara, lembaga penelitian, organisasi massa,

militer, industri, maupun perusahaan swasta.

c. Perpustakaan sekolah

Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana dan

fasilitas penyelenggara pendidikan, sehingga setiap sekolah

(43)

d. Perpustakaan perguruan tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang

tergabung dalam ligkungan lembaga perguruan tinggi.

e. Perpustakaan nasional

Perpustakaan nasional merupakan perpustakaan utama dan

paling komprehensif yang melayani keperluan informasi dari

penduduk suatu negara. (Almah, 2012:9-13)

5. Fungsi perpustakaan sekolah

Adapun tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:

1) Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca

para siswa.

2) Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan

pelaksanaan kurikulum.

3) Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar

para siswa dengan membaca buku dengan koleksi lain yang

mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi yang disediakan oleh

prerpustakaan. (prastowo, 2012:50)

6. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah

Tugas utama dari perpustakaan sekolah ialah kegiatan

(44)

31

kepada siswa dan guru. Penjelasan tiga tugas utama kegiatan perpustakaan

sekolah yaiu:

Menghimpun atau mengumpulkan, mendayagunakan, memelihara,

dan membina secara terus-menerus bahan koleksi atau sumber informasi

(bahan pustaka) dalam bentuk apa saja, misalnya buku, majalah,

surat kabar.

Menyebarluaskan sumber informasi atau bahan-bahan pustaka

kepada segenap anggota yang membutuhkannya sesuai dengan

kepentingannya yang berbeda satu dengan lainnya, termasuk kegiatan ini

adalah pelayanan referens dan informasi, pelayanan peminjaman koleksi,

pelayanan promosi, pelayanan bimbingan kepada pembaca,

termasuk pelayanan kepada para siswa dan guru dalam rangka mencari

informasi yang berkaitan dengan bidang minatnya (Yusuf, 2007: 1)

7. Layanan Perpustakaan Sekolah

Layanan yang diberikan di perpustakaan sekolah pada umumnya

tidak sama dengan layanan di perpustakaan perguruan tinggi atau

perputakaan umum lainya. Jenis layanan biasanya juga dipengaruhi oleh

jenis perpustakaan, koleksi dan juga kebutuhan masyarakat. Jenis-jenis

layanan tersebut sebagai berikut:

8. Layanan peminjaman bahan pustaka

Layanan peminjaman bahan pustaka adalah layanan

(45)

dimiliki perpustakaan. Dalam layanan ini biasanya digunakan sistem

tertentu, dengan aturan peminjaman yang disesuaikan dengan kondisi

perpustakaan.

Layanan Ruang Baca Layanan ruang baca adalah layanan

yang diberikan oleh perpustakaan berupa tempat untuk melakukan

kegiatan membaca di perpustakaan. Layanan ini diberikan untuk

mengantisipasi pengguna perpustakaan yang tidak ingin meminjam untuk

dibawa pulang, akan tetapi mereka cukup memanfaatkannya di

perpustakaan

Layanan Referensi Layanan referensi adalah layanan yang

diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi khusus seperti kamus,

ensiklopedi, almanak, direktori, buku tahunan, yang berisi informasi

teknis dan singkat. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh

pengunjung perpustakaan dan hanya untuk dibaca di tempat (Darmono,

2007:12)

9. Fasilitas (Facilitating) di Perpustakaan

Fasilitas (Facilitating) di perpustakan diperlukan agar

menyenangkan bagi pemustaka sehingga mereka dapat memanfaatkan

perpustakaan dengan baik, sedangkan fasilitas bagi pustakawan

adalah dapat melaksanakan pekerjaan kepustakawanan dengan baik

(46)

33

Fasilitas di perpustakaan biasanya :

1) Perabot

Aperabot yaitu semua kelengkapan barang-barang yang

menunjang tugas-tugas dalam perpustakaan misalnya, meja, kersi, rak

buku, papan pengumuman, dan lain-lain.

2) Peralatan

Peralatan yaitu semua perangkat peralatan yang menunjang

tugas-tugas perpustakaan misalnya, komputer, printer, LCD, alatvtulis,

telepon, fax, dan lain-lain.

3) Koleksi

Koleksi yaitu semua koleksi atau bahan pustaka baik yang

berbentuk cetak, maupun non cetak, berbentuk buku ataupun non buku

misalnya, bentuk buku yaitu Majalah, buku teks, surat kabar,

jurnal, dan sebagainya; bentuk non buku misalnya, book, jurnal,

e-atikel, CD, DVD, termasuk koleksi digital, dan lain-lain.

4) SDP(Sumber Daya Perpustakaan)

SDP adalah keseluruhan sumber daya perpustakaan termasuk

pengelola yang bertugas dalam perpustakaan, dan staf

administrasi yang mendukung terlaksananya proses kerja

(47)

Pengelola memiliki tanggung jawab untuk memberikan layanan

yang terbaik. Layanan perpustakaan hanya bisa terlaksana

jika didukung oleh fasilitas yang terbaik pula. Karena itu, pengelola

perlu mengusahakan, menjaga, merawat segala fasilitasbmilik

perpustakaan. Perlu dipahami bahwa fasilitas perpustakaan

doperuntukkan untuk memudahkan kerja pengelola, menciptakan

suasana yang nyaman bagi pengunjung perpustakaan (pemustaka),

dan hasil akhirnya adalah tercapai tujuan perpustakaan, visi dan

misinperpustakaan. (Iskandar,

2016:38-39)

10. Perpustakaan Sebagai Sistem informasi

Perpustakaan merupakan suatu sistem informasi yang berfungsi untuk

menyimpan pengetahuan dan kebudayaan umat manusia yang telah direkam

dalam berbagai bentuk dokumen, serta mengaturnya sedemikian rupa sehingga

informasi yang diperlukan dapat ditemukan kembali dengan cepat dan tepat.

Sistem informasi sebagai suatu konsep mengandung pengertian bahwa semua

sistem informasi, tanpa melihat tingkatan mekanisme kegiatannya, juga tanpa

memperlihatkan tipe atau bentuk informasi yang dikelolanya, ada kesamaan

dalam mekanismenya. (Puwono, 2009:14)

D. Integrasi Keislaman

Secara sederhana literasi yaitu kemampuan Membaca dan Menulis atau

(48)

35

pun telah Menganjurkan kita Untuk Membaca Sebagaimana Yang

terkandung dalam Q.S. Al-Alaq/96:1-5:

fi

J

ß

fi

Æ

ß

·

ª

¸

}

ß

{

§

{

œ

}

æ

§

fi

·

}

{

¸

ß

·

ª

{

}

{

æ

¸

Terjemahnya:

(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu yang menciptakan, (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, (3) Bacalah, dan Tuhan- mulah Yang Maha Pemurah, (4) Yang mengejar (manusia) dengan perantaraan kalam, (5) Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Departemen Agama, 2009)

Ayat-ayat tersebut diatas merupakan rahmat pertama yang dengannya

Allah menyayangi hamba-hambaNya sekaligus sebagai nikmat pertama yang

diberikan kepada mereka, dan bahwasanya diantara kemuliaan Allah Ta’ala adalah Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Dengan

demikian Dia telah memuliakannya dengan ilmu. (Syeikh, 2017).

(Shihab, 2013) beliau memberikan pemahaman tentang kata iqra’,

merupakan salah satu kata (perintah), yang (khitbah) audien-nya ketika itu

adalah Nabi Muhammad swt. Dari kata tersebut Nabi Muhammad swt

diperintahkan untuk membaca guna lebih memantapkan lagi hati beliau. Kata

tersebut seakan menyatakan: bahwa wahyu-wahyu ilahi yang sebentar lagi akan

banyak engkau terima, dan baca juga alam dan masyarakatmu. Bacalah agar

(49)

tetapi dengan syarat hal tersebut engkau lakukan dengan hal atau demi tuhan

yang selalu memelihara dan membimbingmu setiap detik jantung dan detik

waktu (Indonesia, 2009)

Dalam Q,S Al-Alaq ayat 1-5 merupakan ayat yang pertama turun, hal ini

membuktikan bahwa betapa pentingnya membaca untuk mendapatkan ilmu dan

menambah wawasan perlu adanya literasi informasi. Kita ketahui bahwa ini

informasi itu sangat penting bagi perpustakaan dalam menyediakan informasi di

perpustakaan.

Di era sekarang ini informasi sangat dibutuhkan karena informasi itu

sangat penting bagi semua orang. Oleh karena itu, sebagai sarana penyedia

informasi, perpustakaan dituntut untuk menyediakan berbagai macam informasi

yang sesuai dengan kebutuhan informasi pemakai dan sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan. Perpustakaan akan dapat menjalankan

tugas pokok dan fungsinya dengan baik jika memiliki koleksi yang lengkap dan

baru. Oleh sebab itu, perpustakaan semestinya harus menyediakan koleksi yang

(50)

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu

menggunakan jenis penelitian kualitatif. Metode Penelitian kualitatif

didefinisikan sebagai metode penelitian ilmu-ilmu sosial yang mengumpulkan

dan menganalisis data berupa kata-kata (lisan maupun tulisan) dan perbuatan-

perbuatan manusia serta peneliti tidak berusaha menghitung atau

mengkuatifikasikan data kualitatif yang telah diperoleh dan demikian tidak

menganalisis angka-angka. (Afrizal, 2015:13)

Adapun menurut Arikunto (2006:209) menjelaskan bahwa “pendekatan

kualitatif adalah penelitian dengan cara memandang objek kajian sebagai suatu

sistem, artinya objek kajian dilihat sebagai satuan terdiri dari unsur yang saling

terkait dan mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada”.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri

(MAN) Binamu jeneponto yang bertempat di Jl. Lanto Dg Pasewang No.

351 Desa Balang Kec. Binamu, Kab. Jeneponto.

(51)

a. Sejarah singkat perpustakaan sekolah Madrasah Aliyah Negeri

(MAN) Binamu Jeneponto.

Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Binamu Jeneponto yang

terletak di JL. Lanto Dg. pasewang No. 351 berdiri sejak tahun 1993. Sejak

menjadi Negeri yang dikelola oleh ibu Nurbaeti. Namun ruangannya masih

menginduk pada ruangan guru. Kemudian pada tahun 2005 perpustakaan

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Binamu Jeneponto telah menempati ruangan

khusus dari ruangan belajar yang belum digunakan dan telah dikelola oleh kepala

perpustakaan bernama Herman hingga 2008. Pada tahun 2010 Madrasah

Aliyah Negeri Binamu (MAN) Jeneponto mendapatkan gedung bantuan

perpustakaan seluas 6 x 11 meter yang digunakan sampai sekarang yang

dikepalai oleh ibu mawar.

b. Visi dan Misi Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN)

Binamu Jeneponto

Visi

Terwujudnya perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Binamu

sebagai penyedia informasi, keagamaan, Ilmu pengetahuan dan teknologi

Misi

1) Menyediakan sumber belajar dan sumber informasi melalui buku

buku dan media elektronik.

2) Menjadikan perpustakaan MAN Binamu sebagai media jendela.

(52)

39

4) Menjadikan perpustakaan MAN Binamu menjadi ruangan yang aman,

nyaman, dan menyejukkan.

5) Menjadikan ruangan MAN Binamu menjadi ruangan yang bersih,

indah, dan menyenangkan.

c. Masa Jabatan kepala Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri

(MAN) Binamu Jeneponto.

Adapun yang pernah menjabat sebagai kepala perpustakaan Madrasah

Aliyah Negeri (MAN) Binamu Jeneponto.

1) Herman S.Pd Masa Jabatan 2010-2013

1) Hj Muliati, S.Ag Masa Jabatan 2013-2015

2) Mawar S.Ag Masa Jabatan 2015-2020

d. Tata Tertib Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (Man) Binamu

Jeneponto

1) Peminjam harus menggunakan kartu anggota perpustakaan

2) Proses pemimjaman harus dilakukan di meja sirkulasi

3) Waktu peminjaman sesuai dengan jam pelayanan

4) Di dalam perpustakaan tidak diperkenankan:

5) Membawa tas dalam bentuk apapun

6) Memakai sepatu, jacket, dan topi.

7) Makan, minum serta membuang bungkus makanan atau minuman

(53)

8) Pengungjung harus berlaku sopan dalam berbicara, bertingkah

laku, berpakaian, dan hal-hal lain yang sejenis

9) Pengunjung harus saling menjaga ketenangan,

ketertiban,keamanan dan kebersihan.

10) Pemakaian ruang baca dalam kelompok besar wajib harus ada izin

dari petugas.

11) Apabila terjadi keterlambatan dalam pengambilan buku, maka

akan dikenakan denda yang telah ditetapkan oleh front office.

12) Peminjam yang menghilangkan buku maka akan dikenakan denda

mengganti sesusai harga buku tersebut

13) Peminjam yang telah sengaja merusak buku maka akan

dikenakan .denda perbaikan atau mengganti yang baru.

e. Program Kerja Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN)

Binamu Jeneponto

1) Menyediakan dan menghimpun bahan pustaka

2) Menyedian dan melengkapi fasilitas perpustakaan

3) Mengolah dan mengorganisasikan bahan pustaka

4) Melaksanakan layanan yang sederhana, mudah dan menarik.

5) Meningkatkan minat baca.

6) Menambah koleksi bahan pustaka

7) Memelihara dan merawat bahan pustaka dan fasilitas

(54)

41

8) Menerbitkan label buku, Kartu perpustakaan, Surat tanda bebas

pustaka (STBP).

9) Menciptakan ruang perpustakaan yang memadai, kondusif dan

menyenangkan.

10) Penerapan sistem layanan perpustakaan berbasis ICT.

f. Jadwal Peminjaman dan pengembalian buku perpustakaan SiswaMAN

Binamu Jeneponto.

No Kelas Hari Peminjaman Hari

Pengembalian

1 X Mia/Iis Senin Kamis

2 XI Mia/Iis Selasa Jumat

(55)

Penanggung jawab Kepala Madrasah Bagian pelayanan Kep. Perpustakaan Mawar, S. Ag Bagian Administrasi

Nur Hidayat S.Ip

OSIM

Alfiah Ramadhan S. Pd

Gambar. 3.1

Struktur Organisasi Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Binamu Jeneponto

(56)

43

2. Fasilitas Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Binamu Jeneponto

Pengelola perpustakaan memiliki tanggung jawab untuk memberikan

layanan yang baik bagi pemustaka, dalam hal ini didukung dengan fasilitas yang

baik. Fasilitas perpustakaan diperlukan untuk memberikan kesenangan atau

kepuasan bagi pemustaka sehingga mereka dapat memanfaatkan perpustakaan

sesuai dengan kubutuhan mereka.

Berikut ini sarana prasarana dan juga perlengkapan di

perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Binamu Jeneponto.

No Nama Barang Tahun

Pembuatan/Pembelian

Jumlah

1 Ac 2017 2 Buah

2 Kursi 2011 12 Buah

3 Meja 2009 15 Buah

4 Papan Data 2010 1 Buah

5 Lemari 2010 9 Buah

6 Rak Koran 2011 1 Buah

7 Komputer 2010 2 Buah

(57)

9 Radio 2011 1 Buah

10 Lemari Katalog 2010 1 Buah

11 Jam Dinding 2010 1 Buah

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksananan pada tanggal 06 januari sampai 06 februari

2020 yang berlokasi di perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Binamu

Jeneponto Jl. Lanto Dg. Pasewang No.351, Desa Balang. Kec. Binamu, kab.

Jeneponto.

C. Sumber data

1. Data Primer adalah data yang diperoleh dari informan melalui

wawancara.

Adapun beberapa informan yang penulis wawancarai adalah:

No Tanggal wawancara

Nama Informan Jabatan

1 20 Januari Putri Ayu Ningsih Pemustaka 2 20 Januari Fatimah Pemustaka

3 20 Januari Sri Asriani Pemustaka

4 20 Januari Dian Pemustaka

5 20 Januari Dani Pemustaka

6 21 Januari Darningsih Pemustaka

(58)

45

8 22 Januari Gebi Pemustaka

9 22 Januari Dewi Pemustaka

10 24 Januari Nia Pemustaka

11 27 Januari Umar Pemustaka

2. Data Sekunder adalah data yang di peroleh untuk melengkapi data

primer yang bersumber dari penelitian kepustakaan atauberupa

dokumen- dokumen yang dapat mendukung pembahasan yang berkaitan

dengan penelitian.

D. Metode pengumpulan data

Teknik pengambilan data kualitatif pada dasarnya bersifat tentatif karena

penggunaanya di tentukan oleh konteks permasalahan dan gambaran data yang

ingin di peroleh. (Maryaeni, 2005:66)

1. Observasi

Observasi adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang

ingin di capai. Perilaku yang tampak dapat berupa perilaku yang dapat di lihat

secara langsung oleh mata, dapat didengar, dapat dihitung, dan dapat diukur.

Karena mensyaratkan perilaku yang tampak, maka potensi perilaku seperti sikap

dan minat yang masih dalam bentuk kognisi, afeksi atau intensi/kecenderungan

perilaku menjadi sulit untuk di observasi. Selain itu, observasi haruslah

mempunyai tujuan tertentu. Pengamatan yang tanpa tujuan, bukan merupakan

observasi. Pada dasarnya tujuan observasi adalah untuk mendeskripsikan

Gambar

Tabel Literasi Informasi menurut Einsenberg dan Berkowitz (1987)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pengembangan lapangan minyak, simulasi reservoir memegang peranan penting. Dengan memodelkan reservoir yang mewakilkan karakteristik reservoir dapat diketahui

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa kaum perempuan telah diberikan hak-hak politik yang mencerminkan status mereka yang bermartabat, terhormat dan mulia

Sistem tata pamong yang berlaku pada FEB UNIKI terdiri atas: Dekan, Senat Fakultas, Program Studi sebagai pelaksana kegiatan akademik, pelaksana administrasi

Demikian halnya temuan penelitian Mowday, Porter, dan Steers (1982) juga menjelaskan bahwa karyawan yang memiliki komitmen organisasional yang tinggi akan

bahwa pola pengelolaan Tanah Adat Jurang Koak di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani Desa Bebidas Kecamatan Wanasaba dikelola dengan pola secara kolektif dan

Pada bagian yang ternaungi jumlah kolo- ninya lebih banyak hal ini karena pada habitat lumut berada di tempat yang lembap dan teduh namun tetap dapat hidup dalam kondisi yang

students comprehension by using Chunking strategy.. The Components of

Selain terkait masalah perhitungan bagi hasil mudharabah , penulis juga menganalisis dari segi rukun dan syaratnya, baik itu terkait dengan orang yang berakad (Aqidain) yaitu