KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PENGELOLA DI PERPUSTAKAAN MADRASAH ALIYAH NEGER
BINAMU JENEPONTO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Jurusan Ilmu Perpustakaan Pada Fakultas Adab dan
Humaniora Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
OLEH: SRI RAHAYU NIM: 40400115012
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin. Tiada kata yang pantas terucap dari bibir penulis kecuali puji syukur yang tak henti-hentinya kepada Allah azza wa jalla,
yang telah memberikan kekuatan, petunjuk dan hidayahnya kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Allah Swt., telah
memberikan begitu banyak nikmat kepada penulis, jika seandainya nikmat itu
hendak dihitung-hitung, maka niscaya kita tidak akan pernah mampu untuk
menghitungnya hingga hari kiamat. Sholawat dan salam, senantiasa penulis
persembahkan kepada Nabi Besar Muhammad sallallahu alaihi wa sallam sang
Nabi akhir zaman yang diutus oleh azza wa jalla untuk membawa risalah
islam, dan menyempurnakannya akhlak manusia sebagai rahmatan lil alamin,
sekaligus penutup para Nabi.
Syukur Alhamdulillah, sebuah karya yang sederhana ini penulis
susun atas kehendak Allah Swt., dengan bantuan dan dukungan moral maupun
materi dari beberapa pihak. Terkhusus Ucapan terima kasih penulis sampaikan
kepada Ibunda tercinta Rostina yang senantiasa berdoa untuk
keberhasilan dan kebahagian hidup penulis. Ayahanda Syamsuddin, yang tiada
hentinya mendidik, mengajarkan, arti kehidupan dan kedewasaan. Dan segenap
saudara dan keluarga besarku, terima kasih atas doa dan dukungannya sampai
terselesainya skripsi ini.
Pada kesempatan ini khusus penulis menyampaikan ucapan terima
6
1. Prof. H. Hamdan Juannis, M.A., Ph.D. selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar, Prof. Dr. Mardan, M.Ag selaku Wakil
Rektor I, Dr. Wahyudin, M.Hum selaku Wakil Rektor II, Prof. Dr.
Darussalam, M.Ag selaku Wakil Rektor III, Dr. Kamaluddin Abu
Nawas, M. Ag.selaku Wakil Rektor IV, dan seluruh staf Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar.
2. Dr. Hasyim Haddade, S.Ag., M. Ag. Selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora beserta Wakil Dekan I Bidang Akademik Dr. Andi Ibrahim,
S.Ag., S.S., M.Pd., Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum dan
Perencanaan Keuangan Dr. Firdaus, M.Ag., dan Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan dan Kerja Sama H. Muhammad Nur Akbar Rasyid,
M.Ed., Ph.D Fakultas adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar .
3. Irvan Muliyadi, S.Ag., S.S., M.Ag. Selaku Ketua Jurusan Ilmu
Perpustakaan dan dan Touku Umar, S.Hum., M. IP sebagai
Sekertaris Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
4. Muh. Quraisy Mathar S.Sos., M.Hum sebagai pembimbing I dan
Saenal Abidin, S.IP., M.Hum Sebagai pembimbing II yang sudah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, petunjuk, nasehat
dan motivasi hingga selesainya penulisan skripsi ini.
5. Irvan Muliyadi, S.Ag., S.S., M.Ag sebagai penguji I dan Touku
terima kasih atas masukan dan nasehat yang diberikan hingga
terselesaikannya penulisan skripsi ini
6. Para dosen dan seluruh staf/pegawai Fakultas Adab dan Humaniora,
terkhusus kepada staf Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar atas segala jerih payah dan ketulusan,
membimbing dan memandu perkuliahan serta membantu penulis dalam
penyelesaian administrasi selama perkuliahan dan penyelesaian skripsi
ini.
7. Kepala Perpustakaan Pusat dan Perpustakaan Fakultas Adab
dan Humaniora UIN Alauddin Makassar dan segenap stafnya yang telah
menyiapkan literatur dan memberikan kemudahan untuk dapat
memanfaatkan perpustakaan secara maksimal sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
8. Sahabat-sahabat penulis khususnya Fitria nurcitra Handayani,
Hardianti Numa, Nirmawati, Rahmawati Liwa, Hasmei. terimakasih telah
menjadi bagian hidup dari penulis dan telah menemani selama masa
kuliah dan melewati manis pahitnya kehidupan yang jauh dari orang tua.
Kelak, kenangan yang pernah penulis lalui bersama mereka akan
penulis ceritakan kembali kepada anak-anak penulis.
9. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora Universitas
8
10. Teman-teman Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Kelompok AP.1-
2 dan AP.3-4 yang tidak dapat disebut satu persatu yang telah
memberikan perhatian dan dukungan.
11. Teman-teman KKN angkatan 60, Di Desa romanglasa, Kec.
Bontonompo Kab. Gowa yang telah banyak melukis kenangan indah selama KKN.
12. Semua informan dalam penelitian ini dan semua pihak yang
telah membantu dalam proses penulisan skripsi ini.
Serta semua pihak yang telah memberikan motivasi dan bantuan dalam
menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu. Semoga
kebaikan, jasa dan rasa yang telah diberikan dibalas oleh Allah Swt.
Makassar, Maret 2020 Penulis,
Sri Rahayu
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAN SKRIPSI ... iv KATA PENGANTAR ... v DAFTAR ISI ... ABSTRAK ... BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah... 3
C. Fokus Penelitian Dan Deskripsi Fokus ... 3
D. Kajian Pustaka ... 4
E. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN TEORETIS ... 7
A. Literasi Kemampuan Informasi ... 7
B. PengelolaPerpustakaan ... 26
C. Perpustakaan ... 28
D. Integrasi Keislaman ... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...37
A. Jenis Penelitian ... 37
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37
C. Sumber Data ... 44
D. Metode Pengumpulan Data ... 45
10
F. Teknik Analisis Data ... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49
A. Hasil Penelitian ...49 B. Pembahasan ... 55 BAB V PENUTUP ... 59 A. Kesimpulan ... 5 9 B. Saran ... 59 DATAR PUSTAKA ... 60 LAMPIRAN
ABSTRAK
Nama :Sri Rahayu
Nim 40400115012
Jurusan :Ilmu Perpustakaan
Judul Skripsi:Kemampuan Literasi Informasi Pengelola di Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Binamu Jeneponto
Skripsi ini membahas tentang Kemampuan Literasi Informasi Pengelola Perpustakaan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Binamu Jeneponto. permasalahan dalam penelitian ini adalah kemampuan literasi informasi pengelola dan apa saja kendala yang dihadapi pengelola dalam berliterasi informasi di perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri Binamu Jeneponto.
Tujuan dari penelitian untuk mengetahui bagaimana kemampuan literasi informasi pengelola dan apa saja kendala yang dihadapi dalam berliterasi informasi di perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri Binamu Jeneponto.
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan di perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Binamu Jeneponto dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah kepala perpustakaan, pegawai dan pemustaka yang ada di perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri Binamu Jeneponto.
Berdasarkan hasil dari penelitian tentang “Kemampuan Literasi Informasi pengelolah yang dilakukan di perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Binamu Jeneponto menunjukan bahwa literasi informasi pengelola perpustakaan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Binamu Jeneponto sudah bagus karena rata- rata semua kebutuhan pemustaka sudah di penuhi hanya saja perlu ditambah media informasinya. Literasi informasi di Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri Binamu Jeneponto sebagian sudah paham dan sebagiannya lagi pemustaka belum memahami strategi pencarian melalui media informasi. Adapun kendala yang dihadapi pengelola yaitu kurangnya dana yang disediakan pihaak sekolah sehingga berdampak pada kurangnya bahan pustaka yang tidak seimbang dengan jumlah siswa.
12
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Informasi merupakan bentuk ekspresi manusia yang berupa fakta
maupun ide yang dapat digunakan, dan merupakan sesuatu yang dapat
mengurangi ketidakpastian, bahkan informasi tertentu dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan (lasa, 2005: 335).
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ragam
informasi dan pengetahuan juga turut berkembang pesat informasi hampir setiap
saat diproduksi oleh setiap orang dan lembaga. Perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi juga turut memudahkan setiap orang untuk
menghasilkan informasi. Hal tersebut yang mengakibatkan terjadinya ledakan
informasi dan masalah dalam mengelolanya. Termasuk dalam hal proses
penemuan kembali pada saat diperlukan. Masalah yang sama juga dialami oleh
hampir setiap perpustakaan. Sehingga sistem pengelolaan perpustakaan kini
banyak memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
mengatasinya. Karena itu semakin banyak pula perpustakaan yang memiliki
informasi yang lebih beragam dengan sistem pengelolaan yang semakin baik.
(sukaesih, 2013:61).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang didukung
oleh teknologi yang berbasis komputer dan komunikasi bedampak terjadinya
ledakan informasi (information axplosion). Teknologi informasi (TI) telah
dimanfaatkan untuk mencipta, memproses, mengolah, menyimpan dan
menyebarluaskan informasi.
Informasi adalah kandungan yang terdapat dalam berbagai bentuk bahan
pustaka tersebut. Pada hakikatnya perngembangan koleksi (collection
develoment) tidak didasarkan pada bentuk fisik, tetapi oleh kandungan
informasinya (contents). Perpustakaan buku atau bahan pustaka, tetapi
menyimpan informasi. (Zen, 2010:2).
Penelitian terdahulu terkait literasi informasi dilakukan oleh Mirazita
dan Rohmawati (2015) tentang literasi informasi mahasiswa ko-asisten fakultas
kedokteran Universitas Diponegoro menggunakan model the empowering eight .
Metode penelitian tersebut menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis
eksplorasi. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa mahasiswa ko-asisten
fakultas kedokteran telah memenuhi delapan elemen sesuai teori. Sedangkan,
Antasari (2017) melakukan penelitian tentang literasi informasi pemustaka di
perpustakaan IAIN Purwokerto berdasarkan model the sevenpillars .Hasil
penelitian tersebut menunjukan bahwa nilai rata-rata keseluruhan ariabel sebesar
2,81 yang tergolong pada kategori baik
Berdasarkan observasi awal di perpustakaan Perpustakaan Madrasah
Aliyah Negeri Binamu Jeneponto penulis menemukan bahwa literasi informasi
pengelola dalam mengakses informasi masih kurang bisa dikatakan masih minim
begitu juga dengan pemustakanya karena menurut salah satu pegawai
14
dikarenakan masih kurangnya media informasi yang menjadi salah satu tolak
ukur suksesnya literasi informasi di perpustakaan.
Dengan demikian penulis merasa penting untuk melakukan penelitian
ini dengan judul “Kemampuan Literasi Informasi Pengelola di Perpustakaan
Madrasah Aliyah Negeri Binamu Jeneponto”
B. Rumusan masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan diatas maka
rumusan masalah yang akan dijadikan fokus penelitian yaitu:
1. Bagaimana kemampuan Literasi Informasi Pengelola di Perpustakaan
Madrasah Aliyah Negeri Binamu Jeneponto?
2. Apa saja kendala yang dihadapi pengelola dalam berliterasi informasi di
perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri Binamu Jeneponto?
C. Fokus Penelitian Dan Deskripsi Fokus
1. Fokus penelitian
Fokus dalam penelitian ini adalah kemampuan literasi informasi
pengelola di perpustakaan MAN Binamu Jeneponto dan kendala yang
dihadapi pengelola dalam berliterasi informasi di perpustakaan Madrasah Aliyah
Negeri Binamu Jeneponto.
2. Deskripsi fokus
Memberikan gambaran kepada pembaca dengan tujuan untuk
penulis menganggap perlu mengemukakan definisi operasional kandungan
penelitian ini, literasi adalah kemelekan atau keberaksaraan informasi yaitu
kemampuan menulis dan membaca informasi atau kemampuan membaca dan
informasi adalah informasi. Jadi literasi informasi adalah kemelekan terhadap
informasi (Pattah, 2004:118).
D. Kajian Pustaka
1. Sukaesih dan Asep Saeful Rohman (2013) Literasi informasi
pustakawan: Studi kasus di universitas padjajaran menjelaskan untuk
mengetahui sejauhmana literasi informasi para pustakawan khusususnya
di lingkungan universitas Padjajaran . Penelitian ini menyimpulkan bahwa
kompetensi literasi informasi dapat menunjang profesionalisme dan
aktivitas informan sebagai pustakawan.
2. Vivit Wardah Rufaidah (2013) Literasi informasi
pustakawan/pengelola perpustakan lingkup kementrian pertanian.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa literasi informasi
pustakawan/pengelola perpustakaan lingkup kementrian pertanian
dituntut untuk memiliki kompetensi literasi informasi, karena
pustakawan/pengelola perpustakaan mempunyai peran penting dalam
memenuhi kebutuhan informasi pengguna.
3. Iskandar (2016) Literasi informasi: persfektif pustakawan. Penelitian
ini menyimpulkan bahwa Literasi informasi yang diterapkan oleh
16
Perpustakaan berperan dalam menyediaan informasi, dan pemustaka
dapat memanfaatkan sumber sumber informasi untuk keberhasilan
studi, kemajuan pembelajaran, pengambilan keputusan, sampai
kepada penyelesaian masalah, dengan memanfaatkan perpustakaan.
4. Harmayani H (2018) Strategi pustakawan dalam meningkatkan literasi
informasi mahasiswa di perpustakaan B.J. Habibi apoliteknik Negeri
Ujung Pandang. ini menyimpulkan bahwa strategi pustakawan dalam
meningkatkan literasi informasi mahasiswa ditinjau dari program
pendidikan pemustaka sudah berjalan tapi blum optimal. Hal
tersebut dapat dilihat dari program pendidikan pemustaka yang hanya
dilakukan hanya sekali setahun, kemungkinan akan membuat seseorang
cepat lupa, dan ketika teknologi atau sumber informasi yang baru yang
ada di perpustakaan maka pemustaka tidak dapat menggunakannya
secara optimal.
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
a. Untuk mendeskripsikan dan memberikan gambaran tentang informasi
yang yang menyeluruh mengenai kemampuan literasi informasi pengelola
b. Untuk mengetahui kemampuan pengelola dalam mengakses informasi
dengan memanfaatkan media media perpustakaan di perpustakaan MAN
Binamu Jeneponto.
b. Manfaat secara teoritis yaitu :
a. Bagi ilmu perpustakaan dan informasi, dapat memperkaya
khazanah penelitian terutama dalam bidang literasi informasi di
perpustakaan MAN Binamu jeneponto dan bahan rujukan untuk
penelitian yang ada kaitannya dengan literasi informasi.
b. Mampu memberikan kajian atau konsep konsep yang berkaitan
dengan literasi informasi di perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Binamu Jeneponto.
c. Manfaat secara praktisnya
a. Sebagai masukan bagi perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN)
Binamu Jeneponto dalam meningkatkan kemampuan literasi
informasi yang dimiliki pengelola serta dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam penyusunan program penyelanggaraan layanaan
pada umumnya.
b. Bagi Pembaca, dapat memberikan manfaat bagi peneliti selanjutnya
yang berkaitan dengan penelitian ini dan juga menambah wawasan.,
c. Bagi Penulis, sebagai pengalaman dalam meneliti dengan judul
“Kemampuan Literasi Informasi Pengelola Di Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Binamu Jeneponto”.
7
BAB II
TINJAUAN TEORETIS
A. Kemampuan Literasi Informasi
1. Pengertian Kemampuan Literasi
Isu tentang literasi informasi ini menjadi sangat penting seiring
dengan perkembangan teknologi informasi, teknologi komunikasi, dan perpaduan
dua teknologi tersebut atau teknologi informasi dan komunikasi. Bagi masyarakat
modern, perkembangan dan kemajuan teknologi menjadi daya tarik sendiri
terutama dalam akses terhadap informasi. Beragam perangkat teknologi yang
canggih dan modern seperti laptops, tablet, telefon genggam dengan sistem
operasi seperti android menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat dan
mereka dituntut untuk beradaptasi dengan beragam fitur aplikasi teknologi
yang telah disediakan oleh perangkat TIK tersebut (Halim, 2015:1)
Kemampuan yaitu sikap seseorang yang berdasarkan ciri khas tertentu
yang dianggap sebagai suatu hasil usaha yang mengkoefisienkan berdasarkan
pada perasaan dan kebebasan dalam kehidupan.
Literasi yaitu suatu kemampuan individu dalam mengolah dan memahami
informasi ketika melakukan kegiatan membaca dan menulis. Dengan kata lain
seperangkat keterampilan dan kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Secara umum literasi informasi diartikan sebagai kemelekan atau
keberaksaraan informasi. Menurut kamus bahasa Inggris, literacy adalah
kemelekan huruf atau kemampuan membaca dan information adalah
informasi. Jadi literasi informasi adalah kemelekan terhadap informasi. Istilah ini
sangat asing ditengah masyarakat, meskipun demikian istilah ini biasanya
dihubungkan dengan kemampuan dalam penggunaan perpustakaan dan
penggunaan teknologi informasi. (pattah, 2014:118)
Literasi adalah kemampuan membaca dan menulis. Berdasarkan
istilah itu, orang yang tidak bisa membaca disebut orang yang literat atau biasa
diterjemahkan buta aksara. Karena literasi pada dasarnya berkenaan dengan
keaksaraan, orang yang memiliki kemampuan membaca dan menulis disebut
orang yang melek aksara atau melek huruf. (Iriantara, 2009:3).
Menurut pandangan kellner dan share (2003: 369), literasi disebut sebagai
“sesuatu yang berkaitan dengan perolehan keterampilan dan pengetahuan untuk membaca, menafsirkan dan menyusun jenis-jenis teks dan artifak tertentu, serta
untuk mendapatkan perangkat dan kapasitas dan intelektual sehingga bisa
berpartisipasi secara penuh dalam masyarakat dan kebudayaannya. Dengan
demikian, wajar bila kemudian antara literasi dan pendidikan saling terkait.
Pendidikan antara lain mengajarkan kemampuan membaca, menulis dan
berhitung atau literasi sehingga peserta didik meningkat kapasitas
intelektualnya dan memiliki perangkat befikir yang memadai untuk menjalankan
9
Literasi berasal dari bahasa inggris literacy yang artinya kemampuan
membaca dan menulis. Literacy berasal dari kata latin littera yang berarti letter
atau huruf, sehingga literacy diterjemahkan sebagai melek-huruf dan literacy
sebagai buta-huruf. (Reality, 2008:124)
Literasi informasi atau information literacy di kenal sebagai istilah
tersebut adalah orientasi perpustakaan (library orientation), intruksi
bibliografi (bibliographic instruction)., pendidikan pengguna (user udecation),
intruksi perpustakaan (librarian insstraction), keterampilan belajar (study
skill), keterampilan penelitian (research skill), dan pendidkan literasi informasi
(information literacy education). Istilah-istilah tersebut digunakan dalam konteks
pendidikan. Oleh karena itu, literasi informasi merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari kegiatan pendidikan atau pembelajaran (muin, 2013:10).
Menurut american library association (2000 ‡LQIRUPDWLRQ OLWHUDF\ LV
aset abilities requiiring individuals to recognize when information is needed and
have the ability to locate, evaluate, and use effective needed
LQIRUPDWLRQ·. Artinya literasi informasi diartikan sebagai kemampuan seseorang
untuk mengidentifikasikan informasi yang dibutuhkannya, mengakses dan
menemukan informasi, mengevaluasi informasi, dan menggunakan informasi
secara efektif (suherman, 2013:175).
Literasi informasi merupakan kemampuan dalam menemukan informasi
yang dibutuhkan, mengerti bagaimana perpustakaan diorganisir, familiar, dengan
sarana penelusuran digital pengetahuan dan teknik yang biasa digunakan dalam
pencarian informasi. Termasuk pula didalamnya kemampuan dalam
mengevaluasi informasi dan menggunakannya secara efektif serta
pemahaman infrakstruktur teknologi dalam transfer informasi kepada orang lain,
termasuk konteks sosial, politik, budaya, aspek ekonomi, aspek hukum dan
dampaknya. (Pattah, 2014:3)
Menurut Romdhani (2013:90) Menyatakan bahwa literasi merupakan
peristiwa sosial yang melibatkan keterampilan keterampilan tertentu, yang
diperlukan untuk menyampaikan dan mendapatkan informasi dalam bentuk
tulisan.
Kemampuan literasi juga berbanding lurus dengan kemampuan daya
nalar. Prof.Dr.Sartono Kartodirdjo, sejarawan UGM menyatakan bahwa
kemacetan seminar-seminar internasional yang dilakukan oleh mahasiswa
pascasarjana bukan karena mahasiswa tidak mempunyai data, namun
mereka kesulitan menyampaikan gagasan pemikiran secara logis, analitis,
dan kritis. Artinya, kemampuan seseorang dalam berbahasa tulis juga
dipengaruhi kemampuan bernalarnya (Suroso, 2007:23).
Selain itu, bentuk pendangkalan berpikir juga terjadi dalam bentuk
aksi-aksi mahasiswa yang cenderung anarkis. Aksi tersebut pada akhirnya malah
menciptakan stigma buruk di kalangan masyarakat. Dengan kata lain, mahasiswa
saat ini membutuhkan inovasi gerakan yang segar, bertanggungjawab, dan
11
identitas lokal. Berkenaan dengan pentingnya faktor buku teks dalam
pembelajaran yang di gunakan dalam pembelajaran timbul pertanyaan apakah
buku teks yang tersedia di perpustakaan dapat dimanfaatkan secara
maksimal. Maka dari itu diperlukan komitmen dan kesungguhan perpustakaan
khususnya pustakawan sebagai pelaku dalam distribusi informasi serta dukungan
dari institusi lembaga yang menaunginya (Dramayanti, 2016:97-98)
Menurut Muin (2013:5) Seorang pekerja memerlukan kemampuan khusus
menggunakan beraneka ragam sumber informasi dalam melaksanakan tugasnya.
Orang yang memiliki kemampuan inilah yang disebut sebagai orang yang
information literate. pendapat itu menjadikan pengelola dan pendidik mulai sadar
akan pentingnya literasi informasi bagi kalangan masyarakat umum dalam
menunjang media pendidikan yang lebih baik dalam menghadapi perpustakaan
era digitalisasi.
Selain masalah-masalah tersebut terdapat juga kendala yang sering terjadi
dalam literasi informasi yang biasa muncul dari karena:
a. pengetahuan literasi informasi dari pembelajar dewasa sangat
bervariasi
b. keterbasan p e n ge t a h u a n komputer pembelajar dewasa sering kali
menimbulkan keraguan secara teknologi
c. saat ini k a p a b i l i t a s teknologi mensyaratkan untuk melakukan riset
d. perbedaan dan inkonsisten kerap kali muncul antara harapan pengajar
dengan apa yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan tugas- tugasnya
(Delo, 2009: 438-444).
Literasi informasi harus memperhatikan empat aspek:
a. penetapan garis besar tujuan dan hasil yang diharapkan harus jelas
b. struktur susunan literasi informasi ditampilkan jelas yang
merefleksikan tujuan.
c. Menggunakan topik dan bahasa yang umum, ringkas dan tidak kaku
d. bila sudah representasi literasi informasi diterapkan, dapat dikaitkan
dengan tugas- tugas (Smith, 2006).
Standar kemampuan literasi informasi ALA (American Library
Association) merumuskan Association of College and Research Libraries
(ACRL) Information Literacy for Higher Education dalam Boeriswati (2012)
yang dikutip oleh (Suwanto, 2015:3-4) terdapat empat kompetensi agar seseorang
dikatakan literet.
a. Menentukan sejauh mana informasi yang dibutuhkan.
b. Mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien.
c. Mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis.
d. Memasukkan informasi yang dipilih ke dalam satu basis
pengetahuan serta menggunakan informasi secara efektif untuk mencapai
13
Literasi informasi atau Information literacy dikenal dalam berbagai istilah
diantaranya :
a. Orientasi perpustakaan (library orientation)
b. Pendidikan pengguna (user education)
c. Keterampilan belajar (study skiil)
d. Keterampilan peneliti (research skill)
Istilah-istilah tersebut meskipun berbeda, namun memiliki esensi yang
sama dan cenderung digunakan dalam konteks pendidikan, oleh karena itu,
literasi informasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
pendidikan atau pembelajaran. (Muin, 2013:10)
Kemampuan literasi informasi yaitu kemampuan seseorang untuk
mengenali informasi yang dibutuhkan, dan kemampuan untuk menemukan letak
informasi tersebut, kemudian mengevaluasi dan juga mampu membangun
informasi secara efektif. Atau kemampuan seseorang yang memiliki rasa ingin
tahu yang berdampak positif bagi dirinya dan orang lain
Kemampuan literasi informasi dan penguasaan teknologi informasi dan
komunikasi sangat penting di perpustakaan. Kemampuan literasi informasi dalam
layanan perpustakaan tidak hanya dibutuhkan untuk mengoptimalkan penggunaan
sumber daya perpustakaan dalam pengajaran, pembelajaran dan penelitian, tapi
juga untuk melatih pengguna untuk mengenal sumber-sumber informasi dan
menemukamn informasi yang sebenarnya dari berbagai sumber elektronik yang
Cheung memberikan penjelasan bahwa literasi informasi memiliki
lima tahap yaitu:
a. Mendefinisikan dan memelihara Kebutuhan informasi. b. Mencari
lokasi dan akses informasi.
b. Menentukan etika pengguna .
c. Mengkomunikasikan informasi.
d. Menggunakan TIK untuk memperoleh informasi (Cheung, 2011: 123).
Catts dan Lau dalam (Hasan, 2015: 316) menjelaskan bahwa tujuan
literasi informasi pada hakikatnya adalah untuk menghubungkan seseorang
dengan tujuan personal, sosial, pekerjaan maupun tujuan pendidikannya. Dalam
kaitannya dengan aktivitas sosial, review. Dengan kata lain, seseorang dengan
kemampuan literasi informasi akan menunjukkan kepahaman serta
kemampuannya dalam menyampaikan, menggunakan, mengelola, mensintesis
dan menghasilkan informasi dan data yang beretika dan akan memiliki
keterampilan untuk melakukannya kemampuannya tersebut dengan efektif serta
dapat menjadi individu yang memiliki peran dalam masyarakat.
2. Pengertian informasi
Informasi bisa jadi hanya berupa kesan pikiran seseorang atau
mungkin juga berupa data yang tersusun rapi dan telah terolah. Dilihat dari
asal pelahirannya, informasi adalah suatu rekaman fenomena yang diamati,
atau bisa juga berupa putusan putusan yang dibuat. Menurut (Estabrook,
15
Menurut Wiji Suwarno (2015:72) Informasi adalah sesuatu yang dapat
dikatakan tidak memiliki batas. Dalam arti, informasi dapat dicari atau didapatkan
dimana saja. Apalagi dengan adanya jaringan internet yang telah berkembang
dengan cepat. Jaringan internet ini sarat dengan informasi yang sedang mutakhir,
yang dengan mudah untuk didapatkan oleh penggunanya.
Menurut (Sutabri, 2005:15) yang dikutip oleh (Suwarno, 2015:42)
Informasi adalah data yang telah diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai
arti bagi sipenerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat itu
dan keputusan mendatang..
Informasi yaitu perpustakaan menyediakan informasi yang diperlukan
oleh pengguna jasa layanan perpustakaan. Dan, hal ini dilakukan baik diminta
maupun tidak diminta. (Prastowo, 2013:43).
Proses komunikasi akan berlangsung apabila memenuhi empat komponen
yaitu: a. Komunikator b. Komunikan c. Gagasan d. Salur e. pesan (Arivin, 2013: 425)
3. Model-Model Literasi Informasi
Berikut adalah bebebrapa model yang refresentatif atau sudah dikenal dan
dapat diterapkan untuk meningkatkan keterampilan literasi informasi.
a. The Big6
The Big6 adalah model literasi informasi yang dikembangkan oleh
Michael B. Einsenberg dan Robert E Berkowitz pada tahun 1987. Model The
Big6 ini merupakan model pemecahan masalah informasi melalui pendekatan
terhadap perpustakaan dan pengajaran berbagai keterampilan informasi. Model
ini telah diterima secara luas dan banyak diterapkan di sekolah-sekolah.
Literasi informasi terdiri dari enam keterampilan dan dua belas langkah
(Setiap keterampilan terdiri atas dua langkah) seperti disajikan dalam tabel
berikut:
Tabel Literasi Informasi menurut Einsenberg dan Berkowitz (1987)
Keterampilan Langkah Perumusan
Masalah
9 Merumuskan Masalah
9 Mengidentifikasi informasi yang diperlukan
Srategi Pencarian
9 Menentukan Sumber 9 Memilih Sumber Terbaik Alokasi Dan 9 Mengalokasi Sumber Secara
17
Akses Intelektual dan fisik
9 Menemukan Informasi di dalam sumber tersebut.
Pemanfaatan Informasi
9 Membaca, Mendengar, Meraba dan sebagainya
9 Mengekstraksi informasi yang relevan Sintesis 9 Mengorganisasikan informasi
dari berbagai sumber
9 Mempresentasikan informasi tersebut Evaluasi 9 Mengevaluasi hasil
(Efektivitas) 9 Mengevaluasi
Proses(Efisiensi)
b. Pathways To Knowledge Model
Para pustakawan melalui model ini berupaya mengembangkan suatu
perencanaan untuk mengintegrasikan keterampilan literasi informasinke dalam
kurikulum sekolah.
Dasar dari model information literacy ini terdiri dari langkah
langkah umum berikut ini:
1) Appreciation and anjoyment (Apresisasi dan menikmati)
2) Presearch(Persiapan pencarian)
3) Search(Pencarian)
c. Infohio dialogue model (Ohio)
Model Information literacy Skills ini banyak diperkenalkan berbagai
Workshop yang kemudian hasilnya didistribusikan secara luas kepada para
kemudian membimbing secara keseluruhan literasi informasi DIALOGUE ini
kepada para siswa-siswa sekolah.
d. Model DIALOGUE Memiliki komponen-komponen berikut:
1) Mendefinisikan(Define)
2) Memprakarsai(Initiate)
3) Menilai(Asess)
e. From Library Skills To Information Literacy (California School Library association)
From Library Skills To Information Literacy mencakup banyak contoh-
contoh penerapannya mulai dari rencana pengajaran skenario di dalam kelas,
saran-saran untuk penerapan hingga bagaimana memberikan penilaian
terhadap program keterampilan literasi informasi. (Ibrahim, 2014:47-52)
Terdapat beragam jenis teori dan metode dalam pembelajaran literasi
informasi, diantaranya metode Super3 (Plan, do and review) yang sering
diterapkan pada perpustakaan tingkat sekolah.
1) Plan (Perencanaan)
2) Do (Melakukan atau mencari)
3) Review (Evaluasi) (Lestari, 2018:169-170).
4. Kriteria Literasi Informasi.
Literasi informasi berarti kemelekan informasi atau kebraksaraan
informasi.Secara sederhanah literasi informasi dapat dipahami sebagai
kemampuan seseorang dalam membaca dan menyikapi berbagai informasi yang
19
Menurut Ahmad (2007:12) Informasi dapat dikatakan baik jika
memiliki krikteria atau krakteristik sebagai berikut:
1) Akurat, informasi yang diperoleh harus benar sesuai dengan fakta yang
sebenarnya.
2) Tepat waktu, informasi harus tersedia pada saat dibutuhkan
3) Relevan, informasi yang disediakan harus memiliki hubungan yang
terkait dengan kebutuhan pengguna.
4) Lengkap dan memadai, informasi yang diterima harus lengkap dan
memadai dalam kuantitas dan kualitas.
5) Up to date, informasi yang tersedia di perpustakaan harus memiliki
informasi yang baru dengan tujuan untuk menggordinir perubahan
sumber informasi yang tersedia .
Berdasarkan definisi literasi tersebut dibutuhkan teknik dan kemampuan
sumber primer tentunya hal ini akan dapat diperoleh dari kegiatan pendidikan
pemakai, maka dari itu seharusnya pustakawan/pengelola dalam hal ini perlu
mengajarkan juga bagaimana teknik mencari informasi di dunia maya dan tidak
terbatas hanya pada sumber informasi yang dimiliki perpustakaan saja. (Ganggi,
2017:125)
Adapun model panduan literasi informasi colorado menawarkan saran-
saran dan rekomendasi khusus dan mendalam pada lima kategori sebagai berikut
1) Siswa sebagai pencari pengetahuan
2) Siswa sebagai penghasil informasi yang berkualitas
Literasi informasi merupakan kemampuan yang sangat diperlukan dalam
memenuhi kebutuhan seseorang. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut terdapat
beberapa kriteria dalam literasi informasi (Ibrahim, 2014: 151)
5. Tujuan Literasi Informasi
Tujuan literasi informasi merupakan kemampuan yang sangat penting
untuk dimiliki seseorang terutama dalam dunia akademis. Pada saat ini semua
orang dihadapkan dengan berbagai jenis sumber informasi yang berkembang
sangat cepat, akan tetapi belum tentu semua informasi itu dapat dipercaya dan
sesuai dengan kebutuhan para pencari informasi. Literasi informasi akan membuat
orang dapat belajar secara mendiri dan dapat berinteraksi dengan berbagai
informasi. Menurut doyle dalam wijetunge (2005) dengan memiliki keterampilan
literasi informasi maka seorang individu mampu:
Sedangkan (pendit, 2003) dalam jurnal berkala ilmu perpustakaan dan
informasi menyatakan bahwa tugas fungsi pustakawan antara lain adalah
mendukung dan memastikan kelancaran proses pembentukan pengetahuan lewat
layanan-layanan informasi yang diberikannya. Oleh karena itu, pustakawan harus
mampu menentukan jenis-jenis informasi yang sesuai dengan.Penggunanya.
Dengan kata lain, peran pustakawan adalah sebagai penyaji informasi
yang relevan dan berkualitas. Pustakawan harus mampu menyediakan
fasilitas, suasana, dan sistem yang memungkinkan pencarian pencarian dan
penemuan informasi yang relevan dan berkualitas di tengah banjir informasi yang
semakin deras melanda para pengguna perpustakaan dan para pencari informasi
21
Menurut yudistira (Yudistira, 2017:101-102) dalam jurnalnya menerangkan
beberapa kemampuan pustakawan dengan menguasai literasi informasi,
kemampuan pustakawan akan berkembang sehingga diharapkan bisa
Menggabungkan minat, keterampilan, dan kepercayaan diri dalam menulis
mengenai pekerjaan dan pengetahuan dibidang kepustakawanan dan informasi.
1) Menghasilkan karya tulis dalam berbagai bentuk, terutama yang dapat
meningkatkan profesionalisme pustakawan.
2) Mengidentifikasi dan mengumpulkan tulisan yang dapat
dikembangkan lebih lanjut dan disebar luaskan melalui berbagai
media (blog, majalah internal, jurnal, dan sebagainya)
6. Manfaat Penerapan Literasi Informasi
Adapun manfaat literasi informasi di perpustakaan sebagai berikut
1) Memberikan keterampilan yaitu memanfaatkan sumber referensi, apa
ketentuan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam
perpustakaan
2) Memberikan pengetahuan untuk bekal awal yang diberikan
terhadap pemustaka untuk mengenal jenis-jenis, sumber informasi
yang tersedia maupun pengetahuan terhadap layanan dan fasilitas
perpustakaan temasuk pengetahuan terhadap basis data, OPAC
(Online Public Access Catalog), penelusuran online seperti E- Book,
3) Memberikan pemahaman yaitu paham tentang cara menemukan
sumber informasi yang tersedia, cara penyusunan, dan pemahaman
dalam pengaturan sumber informasi dan menggunakan media
penelusuran yang ada.
4) Memberikan kreatifitas yaitu kemampuan mengidentifikasi
informasi secara tepat sesuai dengan kebutuhan dalam
memecahkan masalah (Said, 2016, hal. 13)
7. Faktor pendukung literasi informasi
Menurut (Mulyadi, 2014:8 ) ada beberapa faktor yang dapat
mendukung program literasi informasi di perpustakaan. Yaitu :
1) Literasi Perpustakaan (Library Literacy), Literasi perpustakaan
membantu seseorang menjadi pemustaka yang mandiri dan
mampu untuk menerapkan, menetapkan, menempatkan, mengambil,
dan menemukan kembali informasi sesuai dengan kebutuhannya.
2) Literasi Visual (Visual Literacy), diartikan sebagai kemampuan untuk
memahami dan menggunakan gambar, termasuk kemampuan untuk
berpikir, belajar, dan menjelaskan istilah yang digambarkan.
3) Literasi Media (Media Literacy), didefinisikan sebagai
kemampuan untuk memperoleh, menganalisis, dan menghasilkan
informasi untuk hasil yang spesifik. Literasi media merupakan solusi
23
4) Literasi Komputer (Computer Literacy), secara umum diartikan akrab
dengan perangkat komputer dan mampu menciptakan dan
memanipulasi dokumen, serta akrab dengan email dan internet.
Literasi informasi menjadi sebuah keterampilan pustakawan yang penting
di era global saat ini, sehingga literasi informasi bagi pustakawan tidak hanya
ditandai sekedar melek huruf maupun hanya sekedar bisa membaca saja. Namun
sebenarnya aplikasinya lebih dari itu, karena sudah seharusnya penguasaan literasi
informasi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pustakawan. Pustakawan
harus menjadi manajer ilmu pengetahuan, karena setiap harinya bergelut dengan
berbagai sumber informasi. Menyikapi hal ini, maka mau tidak mau pustakawan
harus bisa menelusuri informasi di perpustakaan baik secara manual maupun
online. Untuk mengajari mahasiswa mendapatkan informasi, mengevaluasinya
secara kritis dan menggunakan serta mengkomunikasikannya pihak pustakawan
harus benar-benar siap untuk bekerja di kelas dengan dosen dalam memngajar
mahasiswa menggunakan teknologi untuk mengakses informasi dan
memanfaatkan pemikiran kritis dalam memilih informasi (Bara, 2014:15-16)
Beberapa langkah yang perlu dilakukan terkait dengan program
tersebut, antara lain sebagai berikut :
1) Perpustakaan harus meningkatkan kinerja setiap pustakwan atau
pengelolah perpustakaan dengan memberikan pelatihan yang relevan
2) Perpustakaan mengadakan program bedah buku rutin dengan
mengundang pakar dan seluruh pemustaka untuk ikut membahasnya
dihari-hari tertentu.
3) Perpustakaan perguruan tinggi dapat bekerjasama dengan lembaga
induk, yakni dengan pihak universitas untuk ikut berpartisipasi serta
memberikan masukan terkait dengan kegiatan pengembangan
kurikulum berbasis active learning inquir (Aziz,
2014: 130-131)
8. Tujuan Penerapan Literasi Informasi untuk perpustakaan Sekolah
Penerapan literasi informasi di perpustakaan sekolah bertujuan
untuk:
1) Mengetahui apa, mengapa, dimana, bagaimana, dan kapan
informasi itu dibutuhkan.
2) Pustakawan perlu memperjelas dan memberi informasi terkait
dengan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan, sehingga ketika hal ini
dapat diketahui maka pemustaka dapat memanfaatkannya dengan baik
dan benar. informasi yang dibutuhkan agar mereka mampu
menemukan informasi yang dibutuhkan dengan cepat, tepat, dan sesuai
dengan keinginannya.
3) Mengakses sumber informasi secara efektif dan efisien.
Pustakawan juga perlu membekali pemustaka dan masyarakat untuk
25
Sumber informasi ini tentunya mengarah pada rujukan koleksi yang ada
di perpustakaan baik secara manual, maupun online.
4) Mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis. Pengetahuan dalam
mengevaluasi informasi adalah salah satu keterampilan yang perlu
diberikan kepada pemustaka dan masyarakat agar mereka dapat menarik
kesimpulan tentang informasi yang sesuai dengan kebutuhannya.
5) Mengorganisasikan dan mengintegrasikan informasi sesuai
pengetahuan yang ada, hal ini artinya bahwa pemustaka perlu diberi
pengetahuan cara-cara memanfaatkan informasi yang ada sesuai dengan
peran dan fungsi informasi untuk dimanfaatkan sesuai dengan bidang
ilmu, profesi, dan keahlian masing masing.
6) Menggunakan informasi secara etis, legal, dan cerdas. Pemustaka dan
masyarakat perlu memahami cara menggunakan informasi secara etis,
legal, dan cerdas agar memberi manfaat yang sesuai dengan keperluan
secara bertanggung jawab.
7) Mengomunikasikan informasi. Pustakawan perlu memberi
pemahaman tentang tata cara mengkomunikasikan informasi sehingga
tidak salah kaprah atau salah persepsi dalam berkomunikasi, serta
menghindari hambatan dalam komunikasi
8) Mengidentifikasi informasi sesuai dengan kebutuhan. Pustakawan perlu
B. Pengelola Perpustakaan
1. Pengertian Pengelola Perpustakaan
Pengelola perpustakaan adalah orang yang beranggung jawab dalam
mengatur perpustakan mulai dari pengadaan, pendayagunaan dan
pemeliharaan. Pengelola perpustakaan biasanya ditunjuk langsung oleh kepala
sekolah yang yang dianggap mampu mengelola perpustakaan dan berlatar
pendidikan ilmu perpustakaan. (Usman, 2015:12)
Selain pengelola perpustakaan atau pustakawan yang juga sangat esensial
keberadaanya dalam perpustakaan adalah pengunjung perpustakaan atau
pemustaka. Oleh sebab itu, ada pepatah yang mengatakan bahwa perpustakaan
itu ada karna pemustakanya atau pengunjungnya. Pengembangan
perpustakaan dan segala aktifitas harus selalu diarahkan untuk kepentingan
pemustaka. Pemustaka merupakan anak bangsa yang wajib dididik sepanjang
masa sehingga posisi pemustaka sangat penting di dalam perpustakaan. (Achmad,
2012:35)
2. Tugas Pengelola Perpustakaan
Tugas pengelola perpustakaan adalah memproses atau mengelola
bahan-bahan pustaka secara sistematis sesuai dengan aturan yang berlaku.
Kegiatan-kegiatan unit ini antara lain berupa pengadaan bahan-bahan pustaka,
Inventarisasi, Klasifikasi, Katalogisasi, membuat perlengkapan-perlengkapan
27
akhirnya menyusun buku-buku yang telah diproses tersebut di lemari atau rak
buku yang telah tersedia. (Bafadal, 2006:10)
3. Penunjuk tenaga pengelola
Tenaga-tenaga tersebut terdiri dari:
a. Kepala perpustakaan/guru pustakawan
Kepala perpustakaan sekolah sebaiknya dipegang oleh
salah seorang guru sehingga penyelenggaraan perpustakaan sekolah
benar-benar diintegrasikan dengan proses belajar mengajar di sekolah.
Guru yang ditunjuk menjadi kepala perpustakaan sekolah harus
mempunyai keahlian dan keterampilan dibidang perpustakaa sekolah.
b. Petugas perpustakaan sekolah
Untuk membantu kepala perpustakaan sekolah atau guru
perpustakaan perlu ditunjuk beberapa petugas yang jumlahnya
disesuaikan dengan kepentingannya yang antara lain sebagai berikut:
1) Petugas pelayanan tekniks, yang bertugas dibidang layanan
teknis atau “ processing”
2) Petugas pelayanan pembaca, yang bertugas dibidang pelayanan
terhadap pembaca.
3) Petugas tata usaha, yang bertugas dibidang pembukuan,
C. Perpustakaan
1. Pengertian Perpustakaan
Perpustakaan berasal dari kata pustaka, yang berarti buku. Setelah
mendapat awalan per dan akhiran an menjadi perpustakaan, yang berarti kitab,
kitab primbon atau kumpulan buku-buku, yang kemudian disebut koleksi
bahan pustaka. (Sutarno, 2006:11).
Perpustakaan adalah kumpulan bahan informasi yang terdiri dari bahan
buku/book materials dan bahan non buku, non buku materials yang disusun
dengan sistem tertentu dipersiapakan untuk diambil manfaatnya atau
pengertiannya, tidak untuk dimiliki sebagian maupun keseluruhan.
(Lasa,1994:1).
Perpustakaan adalah institusi yang menyediakan koleksi bahan
pustakan tertulis, tercetak dan terekam sebagai pusat sumber informasi yang
diatur menurut sistem aturan dan didayagunakan untuk keperluan pendidikan,
penelitian serta rekreasi intelektual bagi masyarakat. (Muhsin, 2008:15)
Menurut sulistyo Basuki , Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian
sebuah gedung, ataupun gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan
terbitan lainnya. Biasanya buku tersebut disimpan menurut menurut tata susunan
tertentu untuk digunakan oleh pembaca, bukan untuk dijual. (prastowo, 2013:41)
2. Pergertian perpustakaan sekolah
Perpustakaan sekolah adalah sarana penunjang pendidikan di sekolah yang
29
Kumpulan bahan pustaka tersebut diorganisasi secara sistematis dalam satu ruang
sehingga dapat membantu murid-murid dan para guru dalam proses pembelajaran.
Sehingga, dengan demikian, perpustakaan trut serta dalam menyukseskan
pencapaiantujuan lembaga pendidikan yang menaunginya. (prastowo, 2012:45)
3. Tujuan perpustakaan sekolah
Yaitu untuk memberikan bekal kemampuan dasar (siswa atau murid), serta
mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan menengah. (Yusuf, 2005:4)
4. Jenis perpustakaan
a. Perpustakaan umum
Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang
diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani masyarakat
umum.
b. Perpustakaan khusus
Perpustakaan khusus dapat merupakan perpustakaan sebuah
dapartemen, lembaga negara, lembaga penelitian, organisasi massa,
militer, industri, maupun perusahaan swasta.
c. Perpustakaan sekolah
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana dan
fasilitas penyelenggara pendidikan, sehingga setiap sekolah
d. Perpustakaan perguruan tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang
tergabung dalam ligkungan lembaga perguruan tinggi.
e. Perpustakaan nasional
Perpustakaan nasional merupakan perpustakaan utama dan
paling komprehensif yang melayani keperluan informasi dari
penduduk suatu negara. (Almah, 2012:9-13)
5. Fungsi perpustakaan sekolah
Adapun tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:
1) Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca
para siswa.
2) Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan
pelaksanaan kurikulum.
3) Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar
para siswa dengan membaca buku dengan koleksi lain yang
mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi yang disediakan oleh
prerpustakaan. (prastowo, 2012:50)
6. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah
Tugas utama dari perpustakaan sekolah ialah kegiatan
31
kepada siswa dan guru. Penjelasan tiga tugas utama kegiatan perpustakaan
sekolah yaiu:
Menghimpun atau mengumpulkan, mendayagunakan, memelihara,
dan membina secara terus-menerus bahan koleksi atau sumber informasi
(bahan pustaka) dalam bentuk apa saja, misalnya buku, majalah,
surat kabar.
Menyebarluaskan sumber informasi atau bahan-bahan pustaka
kepada segenap anggota yang membutuhkannya sesuai dengan
kepentingannya yang berbeda satu dengan lainnya, termasuk kegiatan ini
adalah pelayanan referens dan informasi, pelayanan peminjaman koleksi,
pelayanan promosi, pelayanan bimbingan kepada pembaca,
termasuk pelayanan kepada para siswa dan guru dalam rangka mencari
informasi yang berkaitan dengan bidang minatnya (Yusuf, 2007: 1)
7. Layanan Perpustakaan Sekolah
Layanan yang diberikan di perpustakaan sekolah pada umumnya
tidak sama dengan layanan di perpustakaan perguruan tinggi atau
perputakaan umum lainya. Jenis layanan biasanya juga dipengaruhi oleh
jenis perpustakaan, koleksi dan juga kebutuhan masyarakat. Jenis-jenis
layanan tersebut sebagai berikut:
8. Layanan peminjaman bahan pustaka
Layanan peminjaman bahan pustaka adalah layanan
dimiliki perpustakaan. Dalam layanan ini biasanya digunakan sistem
tertentu, dengan aturan peminjaman yang disesuaikan dengan kondisi
perpustakaan.
Layanan Ruang Baca Layanan ruang baca adalah layanan
yang diberikan oleh perpustakaan berupa tempat untuk melakukan
kegiatan membaca di perpustakaan. Layanan ini diberikan untuk
mengantisipasi pengguna perpustakaan yang tidak ingin meminjam untuk
dibawa pulang, akan tetapi mereka cukup memanfaatkannya di
perpustakaan
Layanan Referensi Layanan referensi adalah layanan yang
diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi khusus seperti kamus,
ensiklopedi, almanak, direktori, buku tahunan, yang berisi informasi
teknis dan singkat. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh
pengunjung perpustakaan dan hanya untuk dibaca di tempat (Darmono,
2007:12)
9. Fasilitas (Facilitating) di Perpustakaan
Fasilitas (Facilitating) di perpustakan diperlukan agar
menyenangkan bagi pemustaka sehingga mereka dapat memanfaatkan
perpustakaan dengan baik, sedangkan fasilitas bagi pustakawan
adalah dapat melaksanakan pekerjaan kepustakawanan dengan baik
33
Fasilitas di perpustakaan biasanya :
1) Perabot
Aperabot yaitu semua kelengkapan barang-barang yang
menunjang tugas-tugas dalam perpustakaan misalnya, meja, kersi, rak
buku, papan pengumuman, dan lain-lain.
2) Peralatan
Peralatan yaitu semua perangkat peralatan yang menunjang
tugas-tugas perpustakaan misalnya, komputer, printer, LCD, alatvtulis,
telepon, fax, dan lain-lain.
3) Koleksi
Koleksi yaitu semua koleksi atau bahan pustaka baik yang
berbentuk cetak, maupun non cetak, berbentuk buku ataupun non buku
misalnya, bentuk buku yaitu Majalah, buku teks, surat kabar,
jurnal, dan sebagainya; bentuk non buku misalnya, book, jurnal,
e-atikel, CD, DVD, termasuk koleksi digital, dan lain-lain.
4) SDP(Sumber Daya Perpustakaan)
SDP adalah keseluruhan sumber daya perpustakaan termasuk
pengelola yang bertugas dalam perpustakaan, dan staf
administrasi yang mendukung terlaksananya proses kerja
Pengelola memiliki tanggung jawab untuk memberikan layanan
yang terbaik. Layanan perpustakaan hanya bisa terlaksana
jika didukung oleh fasilitas yang terbaik pula. Karena itu, pengelola
perlu mengusahakan, menjaga, merawat segala fasilitasbmilik
perpustakaan. Perlu dipahami bahwa fasilitas perpustakaan
doperuntukkan untuk memudahkan kerja pengelola, menciptakan
suasana yang nyaman bagi pengunjung perpustakaan (pemustaka),
dan hasil akhirnya adalah tercapai tujuan perpustakaan, visi dan
misinperpustakaan. (Iskandar,
2016:38-39)
10. Perpustakaan Sebagai Sistem informasi
Perpustakaan merupakan suatu sistem informasi yang berfungsi untuk
menyimpan pengetahuan dan kebudayaan umat manusia yang telah direkam
dalam berbagai bentuk dokumen, serta mengaturnya sedemikian rupa sehingga
informasi yang diperlukan dapat ditemukan kembali dengan cepat dan tepat.
Sistem informasi sebagai suatu konsep mengandung pengertian bahwa semua
sistem informasi, tanpa melihat tingkatan mekanisme kegiatannya, juga tanpa
memperlihatkan tipe atau bentuk informasi yang dikelolanya, ada kesamaan
dalam mekanismenya. (Puwono, 2009:14)
D. Integrasi Keislaman
Secara sederhana literasi yaitu kemampuan Membaca dan Menulis atau
35
pun telah Menganjurkan kita Untuk Membaca Sebagaimana Yang
terkandung dalam Q.S. Al-Alaq/96:1-5:
fi
›
J
ß
fi
Æ
ß
·
ª
¸
}
ß
{
§
{
œ
}
›
‹
æ
§
fi
·
}
{
¸
ß
·
ª
{
}
{
‹
æ
¸
Terjemahnya:(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu yang menciptakan, (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, (3) Bacalah, dan Tuhan- mulah Yang Maha Pemurah, (4) Yang mengejar (manusia) dengan perantaraan kalam, (5) Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Departemen Agama, 2009)
Ayat-ayat tersebut diatas merupakan rahmat pertama yang dengannya
Allah menyayangi hamba-hambaNya sekaligus sebagai nikmat pertama yang
diberikan kepada mereka, dan bahwasanya diantara kemuliaan Allah Ta’ala adalah Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Dengan
demikian Dia telah memuliakannya dengan ilmu. (Syeikh, 2017).
(Shihab, 2013) beliau memberikan pemahaman tentang kata iqra’,
merupakan salah satu kata (perintah), yang (khitbah) audien-nya ketika itu
adalah Nabi Muhammad swt. Dari kata tersebut Nabi Muhammad swt
diperintahkan untuk membaca guna lebih memantapkan lagi hati beliau. Kata
tersebut seakan menyatakan: bahwa wahyu-wahyu ilahi yang sebentar lagi akan
banyak engkau terima, dan baca juga alam dan masyarakatmu. Bacalah agar
tetapi dengan syarat hal tersebut engkau lakukan dengan hal atau demi tuhan
yang selalu memelihara dan membimbingmu setiap detik jantung dan detik
waktu (Indonesia, 2009)
Dalam Q,S Al-Alaq ayat 1-5 merupakan ayat yang pertama turun, hal ini
membuktikan bahwa betapa pentingnya membaca untuk mendapatkan ilmu dan
menambah wawasan perlu adanya literasi informasi. Kita ketahui bahwa ini
informasi itu sangat penting bagi perpustakaan dalam menyediakan informasi di
perpustakaan.
Di era sekarang ini informasi sangat dibutuhkan karena informasi itu
sangat penting bagi semua orang. Oleh karena itu, sebagai sarana penyedia
informasi, perpustakaan dituntut untuk menyediakan berbagai macam informasi
yang sesuai dengan kebutuhan informasi pemakai dan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan. Perpustakaan akan dapat menjalankan
tugas pokok dan fungsinya dengan baik jika memiliki koleksi yang lengkap dan
baru. Oleh sebab itu, perpustakaan semestinya harus menyediakan koleksi yang
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu
menggunakan jenis penelitian kualitatif. Metode Penelitian kualitatif
didefinisikan sebagai metode penelitian ilmu-ilmu sosial yang mengumpulkan
dan menganalisis data berupa kata-kata (lisan maupun tulisan) dan perbuatan-
perbuatan manusia serta peneliti tidak berusaha menghitung atau
mengkuatifikasikan data kualitatif yang telah diperoleh dan demikian tidak
menganalisis angka-angka. (Afrizal, 2015:13)
Adapun menurut Arikunto (2006:209) menjelaskan bahwa “pendekatan
kualitatif adalah penelitian dengan cara memandang objek kajian sebagai suatu
sistem, artinya objek kajian dilihat sebagai satuan terdiri dari unsur yang saling
terkait dan mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada”.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Binamu jeneponto yang bertempat di Jl. Lanto Dg Pasewang No.
351 Desa Balang Kec. Binamu, Kab. Jeneponto.
a. Sejarah singkat perpustakaan sekolah Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Binamu Jeneponto.
Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Binamu Jeneponto yang
terletak di JL. Lanto Dg. pasewang No. 351 berdiri sejak tahun 1993. Sejak
menjadi Negeri yang dikelola oleh ibu Nurbaeti. Namun ruangannya masih
menginduk pada ruangan guru. Kemudian pada tahun 2005 perpustakaan
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Binamu Jeneponto telah menempati ruangan
khusus dari ruangan belajar yang belum digunakan dan telah dikelola oleh kepala
perpustakaan bernama Herman hingga 2008. Pada tahun 2010 Madrasah
Aliyah Negeri Binamu (MAN) Jeneponto mendapatkan gedung bantuan
perpustakaan seluas 6 x 11 meter yang digunakan sampai sekarang yang
dikepalai oleh ibu mawar.
b. Visi dan Misi Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN)
Binamu Jeneponto
Visi
Terwujudnya perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Binamu
sebagai penyedia informasi, keagamaan, Ilmu pengetahuan dan teknologi
Misi
1) Menyediakan sumber belajar dan sumber informasi melalui buku
buku dan media elektronik.
2) Menjadikan perpustakaan MAN Binamu sebagai media jendela.
39
4) Menjadikan perpustakaan MAN Binamu menjadi ruangan yang aman,
nyaman, dan menyejukkan.
5) Menjadikan ruangan MAN Binamu menjadi ruangan yang bersih,
indah, dan menyenangkan.
c. Masa Jabatan kepala Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Binamu Jeneponto.
Adapun yang pernah menjabat sebagai kepala perpustakaan Madrasah
Aliyah Negeri (MAN) Binamu Jeneponto.
1) Herman S.Pd Masa Jabatan 2010-2013
1) Hj Muliati, S.Ag Masa Jabatan 2013-2015
2) Mawar S.Ag Masa Jabatan 2015-2020
d. Tata Tertib Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (Man) Binamu
Jeneponto
1) Peminjam harus menggunakan kartu anggota perpustakaan
2) Proses pemimjaman harus dilakukan di meja sirkulasi
3) Waktu peminjaman sesuai dengan jam pelayanan
4) Di dalam perpustakaan tidak diperkenankan:
5) Membawa tas dalam bentuk apapun
6) Memakai sepatu, jacket, dan topi.
7) Makan, minum serta membuang bungkus makanan atau minuman
8) Pengungjung harus berlaku sopan dalam berbicara, bertingkah
laku, berpakaian, dan hal-hal lain yang sejenis
9) Pengunjung harus saling menjaga ketenangan,
ketertiban,keamanan dan kebersihan.
10) Pemakaian ruang baca dalam kelompok besar wajib harus ada izin
dari petugas.
11) Apabila terjadi keterlambatan dalam pengambilan buku, maka
akan dikenakan denda yang telah ditetapkan oleh front office.
12) Peminjam yang menghilangkan buku maka akan dikenakan denda
mengganti sesusai harga buku tersebut
13) Peminjam yang telah sengaja merusak buku maka akan
dikenakan .denda perbaikan atau mengganti yang baru.
e. Program Kerja Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN)
Binamu Jeneponto
1) Menyediakan dan menghimpun bahan pustaka
2) Menyedian dan melengkapi fasilitas perpustakaan
3) Mengolah dan mengorganisasikan bahan pustaka
4) Melaksanakan layanan yang sederhana, mudah dan menarik.
5) Meningkatkan minat baca.
6) Menambah koleksi bahan pustaka
7) Memelihara dan merawat bahan pustaka dan fasilitas
41
8) Menerbitkan label buku, Kartu perpustakaan, Surat tanda bebas
pustaka (STBP).
9) Menciptakan ruang perpustakaan yang memadai, kondusif dan
menyenangkan.
10) Penerapan sistem layanan perpustakaan berbasis ICT.
f. Jadwal Peminjaman dan pengembalian buku perpustakaan SiswaMAN
Binamu Jeneponto.
No Kelas Hari Peminjaman Hari
Pengembalian
1 X Mia/Iis Senin Kamis
2 XI Mia/Iis Selasa Jumat
Penanggung jawab Kepala Madrasah Bagian pelayanan Kep. Perpustakaan Mawar, S. Ag Bagian Administrasi
Nur Hidayat S.Ip
OSIM
Alfiah Ramadhan S. Pd
Gambar. 3.1
Struktur Organisasi Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Binamu Jeneponto
43
2. Fasilitas Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Binamu Jeneponto
Pengelola perpustakaan memiliki tanggung jawab untuk memberikan
layanan yang baik bagi pemustaka, dalam hal ini didukung dengan fasilitas yang
baik. Fasilitas perpustakaan diperlukan untuk memberikan kesenangan atau
kepuasan bagi pemustaka sehingga mereka dapat memanfaatkan perpustakaan
sesuai dengan kubutuhan mereka.
Berikut ini sarana prasarana dan juga perlengkapan di
perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Binamu Jeneponto.
No Nama Barang Tahun
Pembuatan/Pembelian
Jumlah
1 Ac 2017 2 Buah
2 Kursi 2011 12 Buah
3 Meja 2009 15 Buah
4 Papan Data 2010 1 Buah
5 Lemari 2010 9 Buah
6 Rak Koran 2011 1 Buah
7 Komputer 2010 2 Buah
9 Radio 2011 1 Buah
10 Lemari Katalog 2010 1 Buah
11 Jam Dinding 2010 1 Buah
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksananan pada tanggal 06 januari sampai 06 februari
2020 yang berlokasi di perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Binamu
Jeneponto Jl. Lanto Dg. Pasewang No.351, Desa Balang. Kec. Binamu, kab.
Jeneponto.
C. Sumber data
1. Data Primer adalah data yang diperoleh dari informan melalui
wawancara.
Adapun beberapa informan yang penulis wawancarai adalah:
No Tanggal wawancara
Nama Informan Jabatan
1 20 Januari Putri Ayu Ningsih Pemustaka 2 20 Januari Fatimah Pemustaka
3 20 Januari Sri Asriani Pemustaka
4 20 Januari Dian Pemustaka
5 20 Januari Dani Pemustaka
6 21 Januari Darningsih Pemustaka
45
8 22 Januari Gebi Pemustaka
9 22 Januari Dewi Pemustaka
10 24 Januari Nia Pemustaka
11 27 Januari Umar Pemustaka
2. Data Sekunder adalah data yang di peroleh untuk melengkapi data
primer yang bersumber dari penelitian kepustakaan atauberupa
dokumen- dokumen yang dapat mendukung pembahasan yang berkaitan
dengan penelitian.
D. Metode pengumpulan data
Teknik pengambilan data kualitatif pada dasarnya bersifat tentatif karena
penggunaanya di tentukan oleh konteks permasalahan dan gambaran data yang
ingin di peroleh. (Maryaeni, 2005:66)
1. Observasi
Observasi adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang
ingin di capai. Perilaku yang tampak dapat berupa perilaku yang dapat di lihat
secara langsung oleh mata, dapat didengar, dapat dihitung, dan dapat diukur.
Karena mensyaratkan perilaku yang tampak, maka potensi perilaku seperti sikap
dan minat yang masih dalam bentuk kognisi, afeksi atau intensi/kecenderungan
perilaku menjadi sulit untuk di observasi. Selain itu, observasi haruslah
mempunyai tujuan tertentu. Pengamatan yang tanpa tujuan, bukan merupakan
observasi. Pada dasarnya tujuan observasi adalah untuk mendeskripsikan