• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Umum Tentang Taman Kota

Taman kota merupakan lahan terbuka yang berfungsi sosial dan estetik sebagai kegiatan rekreatif, edukasi atau kegiatan lain pada tingkat lingkungan untuk melakukan berbagai macam aktivitas rekreasi, olahraga maupun aktivitas yang bersifat pasif. Dengan semakin berkurangnya area lahan terbuka akibat beralih fungsi menjadi permukiman maupun pemanfaatan lain yang menjadikan kebutuhan ruang terbuka hijau sangat tinggi. Perkembangan tersebut sungguh menjadikan taman kota sebagai bagian penting penduduk perkotaan, namun menjadi tidak bermanfaat saat penggunaan taman kota dibatasi. (Faisal Herdian, 2014)

2.1.1 Pengertian Ruang Terbuka Hijau

Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan ruang yang direncanakan karena kebutuhan tempat-tempat pertemuan dan aktivitas bersama di udara terbuka. Ruang terbuka, RTH, Ruang publik mempunyai pengertian yang sama. Secara teoritis yang dimaksud dengan ruang terbuka adalah ruang yang berfungsi sebagai wadah untuk kehidupan manusia, baik secara individu maupun berkelompok, serta wadah makhluk lainnya untuk hidup dan berkembang secara berkelanjutan. (UUPR No.24 Tahun 1992)

Ruang Terbuka Hijau adalah bagian dari ruang-ruang terbuka suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman dan vegetasi guna mendukung manfaat langsung atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan tersebut. (Departemen Pekerjaan Umum, 2008)

(2)

commit to user

6 2.1.2 Klasifikasi Ruang Terbuka Hijau

Klasifikasi RTH menurut Inmendagri No.14 tahun 1988, yaitu meliputi taman kota, lapangan olahraga, kawsan hutan kota, jalur hijau kota, perkuburan, pekarangan, dan RTH produktif.

Bentuk RTH yang memiliki fungsi paling penting bagi perkotaan saat ini adalah kawasan hijau taman kota dan kawasan hijau lapangan olahraga. Taman kota dibutuhkan karena memiliki hampir semua fungsi RTH, sedangkan lapangan olahraga hijau memiliki fungsi sebagai sarana untuk menciptakan kesehatan masyarakat selain itu bisa difungsikan sebagian dari fungsi RTH lainnya.

Sementara klasifikasi RTH menurut Dinas Pertamanan berdasarkan pada kepentingan pengelolanya adalah sebagai berikut : (Benny Irawan, 2014)

a. Kawasan Hijau Pertamanan Kota, berupa sebidang tanah yang sekelilingnya ditata secara teratur dan artistic, ditanami pohon pelindung, semak/perdu, tanaman penutup tanah serta memiliki fungsi relaksasi.

b. Kawasan Hijau Hutan Kota, yaitu ruang terbuka hijau dengan fungsi utama sebagai hutan raya.

c. Kawsan Hijau Rekreasi Kota, sebagai sarana rekreasi dalam kota yang memanfaatkan ruang terbuka hijau.

d. Kawasan Hijau Kegiatan Olahraga, tergolong ruang terbuka hijau area lapangan, yaitu lapangan, lahan datar atau pelataran yang cukup luas. Bentuk dari ruang terbuka hijau ini yaitu lapanga olahraga, stadion, lintasan lari atau lapangan golf.

e. Kawasan Hijau Pemakaman.

f. Kawasan Hijau Pertanian, tergolong ruang terbuka hijau areal produktif, yaitu lahan sawah dan tegalan yang masih ada dikota yang menghasilkan padi, sayuran, palawija, tanaman hias dan buah-buahan.

g. Kawasan Jalur Hijau, yang terdiri dari jalur hijau sepanjang jalan, taman di persimpangan jalan, taman pulau jalan dan sejenisnya.

h. Kawasan Hijau Pekarangan, yaitu halaman rumah di kawasan perumahan, perkantoran, perdagangan dan kawasan industri.

(3)

commit to user

7

2.1.3 Tujuan Penyelenggaraan Ruang Terbuka Hijau

Tujuan penyelenggaraan RTH berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor ; 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan adalah sebagai berikut: (Benny Irawan, 2014)

a. Menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air;

b. Menciptakan aspek planologis perkotaan melalui kesimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat;

c. Meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih.

2.1.4 Fungsi Ruang Terbuka Hijau

Kegiatan-kegiatan manusia yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan hijau mengakibatkan perubahan pada lingkungan yang akhirnya akan menurunkan kualitas lingkungan perkotaan. Kesadaran menjaga kelestarian lingkungan hijau pasti akan lebih baik jika setiap orang mengetahui fungsi RTH bagi lingkungan perkotaan. Fungsi dari RTH bagi kota yaitu: untuk meningkatkan kualitas kehidupan da lingkungan dalam kota dengan sasaran untuk memaksimumkan tingkat kesejahteraan warga kota dengan menciptakan lingkungan yang lebih baik dan sehat.

Berdasarkan fungsinya menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan ruang terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan adalah sebagai berikut: (Benny Irawan,2014)

a. Fungsi Utama yaitu fungsi ekologis:

1) RTH menjadi bagian dari sistem sirkulasi udara (paru-paru kota);

2) Pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air secara alami dapat berlangsung lancar;

3) Sebagai peneduh;

4) Sebagai produsen oksigen; 5) Penyerap air hujan;

(4)

commit to user

8

7) Penyerap polutan media udara, air dan tanah, serta; 8) Penahan angina.

b. Fungsi tambahan yaitu: 1) Fungsi sosial dan budaya:

a) Menggambarkan ekspresi budaya lokal; b) Merupakan media komunikasi warga kota; c) Sebagai tempat rekreasi;

d) Wadah dan objek pendidikan, penelitian, dan pelatihan dalam mempelajari alam.

2) Fungsi ekonomi:

a) Sumber produk yang bisa dijual, seperti tanaman bunga, buah, daun, dan sayur mayur;

b) Dapat menjadi bagian dari usaha pertanian, perkebunan, kehutanan dan lain-lain.

3) Fungsi estetika :

a) Meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota baik dari skala mikro : halaman rumah, lingkungan permukiman, maupun skala makro: lansekap kota secara keseluruhan;

b) Menstimulasi kreativitas dan produktivitas warga kota; c) Pembentuk factor keindahan arsitektural;

d) Menciptakan suasana serasi dan seimbang antara area terbangun dan tidak terbangun.

Sedangkan fungsi RTH berdasarkan Inmendagri No. 14/1998 yaitu sebagai : a. Areal perlindungan berlangsungnya fungsi ekosistem dan penyangga

kehidupan;

b. Sarana untuk menciptakan kebersihan, kesehatan, keserasian dan keindahan lingkungan;

c. Sarana rekreasi;

d. Pengamanan lingkungan hidup perkotaan terhadap berbagai macam pencemaran baik darat, perairan maupun udara;

(5)

commit to user

9

e. Sarana penelitian dan pendidikan serta penyuluhan bagi masyarakat untuk membentuk kesadaran lingkungan;

f. Tempat perlindungan plasma nutfah;

g. Sarana untuk mempengaruhi dan memperbaiki iklim mikro; h. Pengatur tata air.

Dalam suatu wilayah perkotaan, empat fungsi utama ini dapat dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan, kepentingan, dan keberlanjutan kota seperti perlindungan tata air, keseimbangan ekologi dan konservasi hayati.

2.1.5 Manfaat Ruang Terbuka Hijau

Manfaat RTH menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan adalah sebagai berikut : (Benny Irawan,2014)

a. Manfaat langsung yaitu membentuk keindahan dan kenyaman (teduh, segar, sejuk) dan mendapatkan bahan-bahan untuk dijual (kayu, daun, bunga, buah); b. Manfaat tidak langsung yaitu pembersih udara yang efektif, pemeliharaan

akan kelangsungan persediaan air tanah, pelestarian fungsi lingkungan beserta segala isi flora dan fauna yang ada.

RTH pada lingkungan dapat dioptimalkan sebagai berikut : 2.1.5.1 RTH Taman Rukun Tetangga

Taman Rukun Tetangga (RT) dapat dimanfaatkan penduduk sebagai tempat melakukan berbagai kegiatan social dilingkungan RT tersebut. Untuk mendukung aktivitas penduduk di lingkungan tersebut, fasilitas yang harus disediakan minimal bangku taman dan fasilitas aminan anak-anak. Selain sebagai tempat untuk melakukan aktivitas social, RTH Taman Rukun Tetangga dapat pula dimanfaatkan sebagai suatu community garden dengan menanam tanaman obat keluarga/apotik hidup, sayur, dan buah-buahan yang dapat dimanfaatkan oleh warga. Berikut adalah contoh taman RT dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini.

(6)

commit to user

10

Gambar 2.1 Contoh Desain Taman Rukun Tetangga

(https://ruangterbukahijaudepok.files.wordpress.com)

2.1.5.2 RTH Taman Rukun Warga

RTH Rukun Warga (RW) dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan remaja, kegiatan olahraga masyarakat, serta kegiatan sosial lainnya dilingkungan RW tersebut. Pada taman ini selain ditanami dengan berbagai tanaman, juga terdapat minimal 10 (sepuluh) pohon pelindung dari jenis pohon kecil atau sedang. Fasilitas yang disediakan berupa lapangan untuk berbagai kegiatan, baik olahraga maupun aktivitas lainnya, beberapa unit bangku taman yang dipasang secara berkelompok sebagai sarana berkomunikasi dan bersosialisasi antar warga, dan beberapa jenis bangunan permainan anak yang tahan dan aman untuk dipakai. Berikut adalah contoh taman RW dapat dilihat pada fambar 2.2 dibawah ini.

(7)

commit to user

11

Gambar 2.2 Contoh Desain Taman Rukun Warga

(https://ruangterbukahijaudepok.files.wordpress.com)

2.1.5.3 RTH Kelurahan

RTH kelurahan dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kegiatan penduduk dalam satu kelurahan. Taman ini dapat berupa taman aktif, dengan fasilitas utama lapangan olahraga (serbaguna), dengan jalur trek lari diseputarnya atau dapat berupa taman pasif, dimana aktivitas utamanya adalah kegiatan yang lebih bersifat pasif, misalnya duduk untuk bersantai, sehingga lebih didominasi oleh ruang terbuka hijau dengan pohon-pohon tahunan.

(8)

commit to user

12

Tabel 2.1 Tabel Contoh Kelengkapan Fasilitas pada RTH Kelurahan Jenis Taman Koefisien Daerah

Hijau (KDH) Fasilitas Vegetasi

Aktif 70-80%

1. Lapangan Terbuka 2. Trek lari, lebar 5 m,

panjang 325 m; 3. WC umum; 4. 1 unit kios (jika

diperlukan); 5. Kursi-kursi taman. 1. Minimal 25 pohon (pohon sedang dan kecil); 2. Semak; 3. Perdu; 4. Penutup tanah. Pasif 80-90% 1. Sirkulasi jalur pejalan kaki; 2. WC umum; 3. 1 unit kios (jika

diperlukan); 4. Kursi-kursi tanam 1. Minimal 50 pohon (sedang dan kecil); 2. Semak; 3. Perdu; 4. Penutup tanah.

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.

(9)

commit to user

13

Berikut adalah contoh desain taman kelurahan dapat dilihat pada gambar 2.3 dibawah ini.

Gambar 2.3 Contoh Desain Taman Kelurahan

(https://ruangterbukahijaudepok.files.wordpress.com)

2.1.5.4 RTH Kecamatan

RTH kecamatan dapat dimanfaatkan oleh penduduk untuk melakukan berbagai aktivitas di dalam satu kecamatan. Taman ini dapat berupa taman aktif dengan fasilitas lapangan olahraga, dengan jalur trek lari di seputarnya, atau berupa taman pasif untuk kegiatan yang lebih bersifat pasif, sehingga lebih didominasi oleh ruang terbuka hijau. Kelengkapan taman ini adalah sebagai berikut:

(10)

commit to user

14

Tabel 2.2 Contoh Kelengkapan Fasilitas pada Taman Kecamatan Jenis

Taman

Koefisien Daerah

Hijau (KDH) Fasilitas Vegetasi

Aktif 70-80%

1. Lapangan terbuka; 2. Lapangan basket; 3. Lapangan volley; 4. Trek lari, lebar 5m

panjang 325 m; 5. WC umum; 6. Parkir kendaraan; 7. Termasuk sarana kios

(jika diperlukan); 8. Kursi-kursi taman. 1. Minimal 50 pohon (sedang dan kecil) 2. Semak; 3. Perdu; 4. Penutup tanah Pasif 80-90%

1. Sirkulasi jalur pejalan kaki, lebar 1,5-2 m; 2. WC umum;

3. Parkir kendaraan termasuk sarana kios (jika diperlukan); 4. Kursi-kursi taman. 1. Lebih dari 100 pohon tahunan (pohon sedang dan kecil); 2. Semak; 3. Perdu; 4. Penutup tanah.

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.

(11)

commit to user

15

Berikut adalah contoh taman kelurahan dapat dilihat pada Gambar 2.6 dibawah ini.

Gambar 2.4 Contoh Desain Taman Kecamatan

(https://ruangterbukahijaudepok.files.wordpress.com)

2.2 Perencanaan Penataan Taman

Untuk membuat taman yang menarik, diperlukan beberapa persiapan yang matang untuk merencanakan dan mendesain taman tersebut agar terlihat menarik dan nyaman untuk dikunjungi. Persiapan tersebut antara lain :

2.2.1 Menentukan Gaya Taman

Taman pada perkotaan dapat ditata dengan berbagai gaya yang menarik untuk menarik perhatian konsumen. Gaya yang dapat ditampilkan antara lain : (Don WS, dkk. 2004

(12)

commit to user

16 2.2.1.1 Gaya Minimalis

Gaya minimalis merupakan gaya konteporer yang dapat dijadikan pilihan. Taman gaya minimalis tidak dipenuhi aneka ragam jenis tanaman. Pilihan tanaman hanya sebagai elemen dekorasi karena gaya ini lebih menitikberatkan pada kekuatan perencanaan desain secara keseluruhan. Komponen ruang pandang merupakan focus dari gaya minimalis, yaitu keselarasan segala unsur yang tercakup didalamnya. Dengan jenis tanaman yang seminimal mungkin, gaya minimalis lebih menonjolkan keunikan suatu desain taman seperti mengaplikasikan pot yang dekoratif, kursi taman, patung, relief (dinding), dan lampu-lampu sebagai penerangan. Berikut adalah contoh Gaya Taman Minimalis dapat dilihat pada Gambar 2.5 dibawah ini.

Gambar 2.5 Contoh Gaya Taman Minimalis 2.2.1.2 Gaya Taman Campursari

Campursari artinya terdiri beragam jenis. Taman campurasari terdiri dari beragam jenis tanaman, mulai dari pohon pelindung, perdu tinggi, pohon buah, perdu rendah, pisang-pisangan, groundcover, hingga tanaman merambat. Taman campurasari membutuhkan penataan yang tepat agar tidak terkesan seperti hutan yang dipenuhi tanaman. Cara menata taman campursari bisa menggunakan gradasi dari perdu yang rendah dibagian depan, perdu yang tinggi dibagian belakang, hingga pohon pelindung yang melatarbelakangi pemandangan taman.

(13)

commit to user

17

Berikut adalah Contoh Gaya Taman Campursari dapat dilihat pada Gambar 2.6 dibawah ini.

Gambar 2.6 Contoh Gaya Taman Campursari 2.2.1.3 Gaya Taman Bunga

Berbagai aneka bunga membuat taman jenis ini terasa hangat. Beragam tanaman yang kaya warna dapat ditata dalam bidang-bidang yang berbeda sekaligus dengan pola yang beragam seperti bulat, persegi, atau oval. Gaya taman bunga ini lebih tepat bila diterapkan di lingkungan yang berudara sejuk dan mendapatkan sinar matahari penuh. Taman ini membutuhkan pergantian tanaman secara berkala, karena tanaman berbunga cenderung berusia pendek, usianya bekisar antar 3 – 6 bulan. Berikut adalah contoh Gaya Taman Bunga seperti pada Gambar 2.7 di bawah ini.

(14)

commit to user

18 2.2.1.4 Gaya Taman Apik Resik

Gaya taman apik resik ini terkesan bersih, rapi, hijau dan teratur. Setiap area dibatasi oleh tanaman perdu rendah dengan pembagian yang jelas. Taman jenis ini hamper tidak menyertai tanaman bunga. Taman ini membutuhkan perawatan yang khusus agar tanaman tetap terjaga bentuknya. Tanaman yang cocok untuk gaya taman ini yaitu tanaman yang bersifat slow grown yakni yang pertumbuhannya lamban. Berikut adalah contoh Gaya Taman Apik Resik seperti pada Gambar 2.8 di bawah ini.

Gambar 2.8 Contoh Gaya Taman Apik Resik 2.2.1.5 Gaya Taman Mediterania

Taman yang diadaptasi dari daerah Laut tengah ini memiliki karakteristik yang kasar dan kuat. Di daerah aslinya, banyak area yang ditutupi dengan pengerasan semen atau batu-batuan karena tanah disana tidak terlalu subur. Tanaman pun banyak ditanam dalam pot-pot besaryang terbuat dari batu-batu alam. Taman gaya ini merupakan pilihan yang tepat untuk daerah tropis yang sinah mataharinya melimpah. Berikut adalah contoh Gaya Taman Mediterania seperti pada Gambar 2.9 di bawah ini.

(15)

commit to user

19

Gambar 2.9 Gaya Taman Mediterania 2.2.1.6 Gaya Taman Sari

Gaya taman ini dipenuhi oleh kolam-kolam yang dihiasi tanaman air serta tanaman-tanaman air dalam pot. Bentuk taman sari cukup beragam, ada yang berbentuk kolam hias dengan aneka tanaman airnya, ada yang terdiri dari berbagai gentong atau tempayan yang tersusun sedemikian rupa membentuk rawa-rawa mini, ada pula kolam kecil dengan air terjun mini atau pancuran, atau kolam lengkap dengan mata airnya. (Don WS, dkk, 2004). Berikut ini adalah contoh Gaya Taman Sari dapat dilihat pada Gambar 2.10 di bawah ini.

(16)

commit to user

20 2.2.2 Rehabilitasi Taman

Dalam mendesain tama nada beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu sebagai berikut:

a. Membuat Denah

Dalam pembuatan denah, hal yang perlu diperhatikan adalah membentuk pola. Tahap pertama yang dilakukan untuk membuat denah adalah membuat pola. Ada beberapa jenis pola yang bisa digunakan untuk membuat taman. Pola tersebut antara lain:

1. Pola geometris yaitu garis-garis pembagian bidang yang ditanami terlihat tegas dan formal.

2. Pola geometris alami yaitu garis-garis bidang lebih luwes dengan lengkungan dimana-mana.

3. Pola natural yaitu pola ini mengadaptasi lahan kebun yaitu mengikuti kontur tanah yang ada dan besar kecilnya bidang yang tersedia.

b. Membuat Perspektif Taman

Setelah denah dua dimensi jadi, langkah selanjutnya adalah membuat sketsa perspektif rencana taman. Gambar perspektif berfungsi membuat tampilan tiga dimensi dari rencana dua dimensi denah, sehingga dapat dibayangkan wujud taman yang kita inginkan setelah jadi. Pada gambar perspektif, perencanaan warna juga dapat dilakukan sehingga pemilihan tanaman dapat lebih terarah. Proporsi gradasi tanaman dari semak, perdu, hingga pohon dapat terlihat semua. Dengan perspektif, unsur taman lain seperti gazebo, air mancur, dan yang lain dapat direncanakan wujudnya.

c. Penyempurnaan Warna dan Terang

Warna dari suatu tanaman dapat menimbulkan efek visual tergantung pada refleksi cahaya yang jatuh pada tanaman tersebut. Warna tanaman dapat menarik perhatian manusia, binatang dan mempengaruhi emosi yang melihatnya. Efek Psikologi yang ditimbulkan oleh warna antara lain :

(17)

commit to user

21

2. Warna lembut : memberi rasa tenang, sejuk dan kesan jauh. (Rustman Hakim, 1993)

Sedangkan tekstur pada tanaman ditentukan oleh cabang batang, ranting, daun, tunas dan jarak pandang terhadap tanaman tersebut. Tekstur juga mempengaruhi psikis dan fisik yang memandang.

Pemahaman warna menyangkut segi sifat, gradasi dan kombinasi. Pada dasarnya terdapat dua kelompok warna, yaitu warna-warna sejuk seperti hijau dan biru, dan warna hangat seperti merah dan jingga. (Don WS, dkk, 2004)

2.2.3 Mengerjakan Konstruksi Taman

Dalam mengerjakan konstruksi tama nada beberapa hal yang perlu dilakukan antara lain sebagai berikut :

1. Utilitas Taman

Utilitas taman adalah hal-hal teknis yang berkenan dengan tapak agar system taman dapat berfungsi dengan baik sesuai rancangan yang diinginkan. Pada system utilitas taman dapat dibagi menjadi beberapa bagian dasar yaitu sebagai berikut:

a. Drainase Taman

Drainase merupakan salah satu pondasi yang penting dalam pembuatan taman. Drainse yang berfungsi baik merupakan awal dari kesuburan tanaman-tanaman taman. Tanah yang selalu basah menyebabkan akar-akar tanaman cepat membusuk. Sedangkan tanah yang terlalu kering kurang memiliki unsur hara sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik. (Don WS, dkk, 2004).

b. Instalasi Listrik dan Tata Cahaya

Fungsi listrik pada taman umumnya adalah sebagai sumber energy untuk pompa sirkulasi, sumber listrik untuk kegiatan outdoor ditamna, dan untuk lampu. Sebagai sumber listrik, stop kontak harus berada ditempat yang terlindung dari hujan danmudah dijangkau. Listrik untuk lampu taman dapat didesain berhubungan denganinstalasi bangunan dan terlindungi. Pencahayaan adlah

(18)

commit to user

22

elemen estetika agar keindahan taman juga bisa dinikmati pada malam hari. Lampu taman bisa ditempatkan di sepanjang kolam, disekitar gazebo, dan di sekitar tanaman. Dengan demikian, kita lebih mempunyai bayangan pencahayaan yang diinginkan, objek yang akan diterangi, serta sifat pencahayaan yang dapat diterapkan. (Benny Irawan,2014)

c. Pembuatan Sumur Resapan

Sumur resapan adalah sumur atau lubang di dalam tanah yang dibuat untuk menampung dan meresapkan kembali air kedalam tanah. Masuknya air hujan melalui peresapan inilah yang menjaga cadangan air tanah agar tetap bisa dicapai dengan mudah. Ini karena permukaan air tanah memang bisa berubah-ubah, tergantung dari suplay dan eksploitasinya. Dengan teralirkan ke dalam sumur resapan, air hujan yang jatuh di areal taman tidak terbuang percuma ke selokan lalu mengalir ke sungai.

Adapun persyaratan umum yang dapat dipenuhi untuk membuat sumur resapan yaitu sebagai berikut:

1) Sumur resapan air hujan dibuat pada lahan yang lurus air dan tanah longsor; 2) Sumur resapan air hujan harus bebas dari kontaminasi atau pencemaran

lingkungan;

3) Air yang masuk ke dalam sumur resapan adalah air hujan;

4) Untuk daerah sanitasi lingkungan buruk, sumur resapan air hujan hanya menampung dari atap dan disalurkan melaluui talang;

5) Mempertimbangkan aspek hidrogeologi, geologi, dan hidrologi. Adapun bentuk dan ukuran sumur resapan adalah sebagai berikut: 1) Bentuk sumur resapan dapat dibuat persegi empat atau lingkaran;

2) Ukuran bujur sangkar atau ukuran lingkaran minimum dengan diameter 0,8 meter dan maksimum 1,4 meter;

3) Ukuran pipa air hujan masuk minimum diameter 110 mm atau 3 inchi

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Bandung tentang Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan

(19)

commit to user

23 2. Aksesoris Taman

Aksesoris taman bersifat fungsional dan memperkuat desain dan karakter taman. Aksesoris taman terdiri dari bermacam-macam bangunan yaitu sebagai berikut: a. Gazebo

Gazebo adalah bangunan peneduh atau rumah kecil ditaman yang berfungsi sebagai tempat beristirahat menikmati taman. Gazebo bisa terbuat dari kayu, bambu, besi atau bahan lain. Atapnya dapat bermacam-macam, mulai dari genteng, asbes, ijuk, alang-alang dan bahan lain yang terkesan tahan dan sederhana. (Doni Fierza, 2007). Berikut adalah Contoh Gazebo Taman dapat dilihat pada Gambar 2.11 di bawah ini.

Gambar 2.11 Gazebo Taman (https://encrypted-tbn2.gstatic.com)

(20)

commit to user

24 b. Air Mancur atau Fountain

Air mancur adalah struktur yang terdiri dari wadah air berbentuk mangkok atau kolam kecil dengan nozzle di tengahnya untuk memuncratkan air yang menjadi elemen estetika taman. Air yang dimuncratkan ke udara oleh nozzle dibuat halus dengan semburan yang tidak terlalu keras. Fountain biasanya berbentuk bintang 8 sudut, baik segi delapan atau mangkok lebar yang rendah dengan permukaan berlekuk seperti kerang. (Doni Fierza, 2007). Berikut adalah Contoh air macur atau Fountain dapat dilihat pada Gambar 2.12 di bawah ini.

Gambar 2.12 Contoh Fountain atau Air Mancur (https://encrypted-tbn2.gstatic.com) c. Planter Box atau Bak Tanaman

Planter box atau bak tanaman dibuat untuk wadah tanaman semak yang umumnya ditanam berderet. Planter box biasanya berbentuk persegi atau persegi panjang. Terkadang planter box dapat dibuat sama bentuknya dengan kolam, agar dapat ditempatkan sejajar dengan kolam tersebut (Doni Fireza,2007). Berikut adalah Contoh Planter Box dapat dilihat pada Gambar 2.13 di bawah ini.

(21)

commit to user

25

Gambar 2.13 Contoh Planter Box ( http://devierkeien.nl/webshop/winschoten/) d. Perkerasan

Perkerasan pad ataman dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam bahan seperti tegel, paving, aspal, batu bata, dan bahkan lainny. Tujuannya perkerasan adalah untuk para pejalan kaki (pedestrian) atau sebagai pembatas. (Faisal herdian,2014)

2.2.4 Pemilihan Tanaman

Pemilihan tanaman ditekankan pada pertimbangan. Untuk kawasan tropis seperti Indonesia, pemilihan tanaman sebaiknya disesuaikan dengan iklim lokal agar dapat tumbuh sempurna. Dalam pemilihan tanaman ada beberapa langkah yang perlu dilakukan antara lain sebagai berikut:

1. Seni memilih Tanaman

Yang perlu diperhatikan dalam seni memilih tanaman adalah bentuk dasar tajuk, pohon buah, warna dan aroma. Bentuk dasar tajuk digunakan sebagai dasar pemilihan pohon pelindung. Pohon pelindung yang perlu ditanam adalah cemara lilin yang mirip dengan pohon cypress. Pohon ini mempunyai tajuk kerucut, sehingga dapat ditanam rapat sebagai penyaring debu dan melembutkan angin kencang.

Pohon buah dipilih sebaiknya lebih rendah dari pohon pelindung., tetapi sudah mulai menghasilkan buah. Kendalanya adalah kehadiran ulat pada musim-musim

(22)

commit to user

26

tertentu. Oleh karena itu, perlu pemilihan tanaman yang cermat untuk menerapkannya pada taman yang kita bangun.

Warna bunga menjadi kriteria pemilihan tanaman atas dasar estetika. Untuk mendapatkan keragaman warna, perlu dikombinasikan beberapa tanaman bunga yang bermacam-macam. (Benny Irawan,2014)

2. Komposisi Penanaman

Komposisi penanaman pada taman sebaiknya bergradasi dari ground cover yang rendah menuju ke pohon pelindung. Tanaman yang lebih rendah ditanam lebih dekat ke kolam atau ke perkerasan, semakin jauh dari kolam atau jalur perkerasan semakin tinggi. Tanaman yang lebih tinggi, yaitu perdu tinggi dapat ditanam langsung rapat dengan deretan tanaman sebelumnya atau diberi jarak terlebih dahulu. Pohon pelindung sebagai pagar luar taman sifatnya sebagai penyaring debu, suara, dan kecepatan angin menuntut pohon harus lebih tinggi dari semua tanaman sebelumnya. Pohon ditanam dalam bentuk deretan rapat, serta dibiarkan tumbuh secara alami (Doni Fireza,2007). Berikut adalah contoh gambar Potongan Skematik Komposisi Tanaman yang dapat dilihat pada Gambar 2.14 di bawah ini.

Gambar 2.14 Potongan Skematik Komposisi Tanaman (https://encrypted-tbn2.gstatic.com)

(23)

commit to user

27 3. Tanaman yang Dapat Dipakai

Berikut adalah tanaman yang dapat diaplikasikan pada taman sesuai iklim tropis Indonesia antara lain : (Benny Irawan,2014)

a. Ground Cover :

1) Rumput-rumputan: Rumput gajah, rumput gajah mini, rumput manila, rumput golf, kucai mini, dan sebagainya;

2) Tanaman penutup dengan bunga: kacang-kacangan, seruni jalar, blue eyes, dan sebagainya.

b. Semak :

1) Semak berdaun cantik: Bayam-bayaman, simbang darah, pangkas kuning dan sebagainya.

2) Semak berbunga: Tapak dara, lantana, lollipop. c. Perdu:

Melati, maawar, kembang sepatu, soka, azalea, dan sebagainya. d. Pohon Buah:

Mangga, jeruk, sawo, srikaya, dan sebagainya. e. Pohon pelindung:

Cemara, glodokan tiang, sikat botol, kenanga, palem raja, palem ekor tupai, dan sebgainya.

Adapun kriteria pemilihan vegetasi untuk taman lingkungan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan yaitu : a. Tidak beracun, tidak berduri, dan tidak mudah patah, perakaran tidak

mengganggu pondasi;

b. Tajuk cukup rindang dan kompak tetapi tidak terlalu gelap;

c. Ketinggian tanaman bervariasi, warna hijau dengan variasi warna lain seimbang;

d. Perawakan dan bentuk tajuk cukup indah; e. Kecepatan tumbuh sedang;

f. Berupa habitat tanaman lokal dan musiman;

g. Jarak tanam setempat rapat sehingga menghasilkan keteduhan yang optimal; h. Tahan terhadap hama penyakit tanaman;

(24)

commit to user

28 i. Mampu menyerap udara yang tercemar;

j. Sedapat mungkin merupakan tanaman yang mengundang burung-burung. 2.2.5 Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan taman dimaksudkan untuk menjaga dan merawat areal taman dengan segala fasilitas yang ada didalamnya sehingga kondisinya tetap baik dan dapat dipertahankan sesuai dengan tujuan rencana atau desain semula. Manajemen dan pelaksana pemeliharaan taman dapat dilakukan sendiri oleh pemilik atau diserahkan pada jasa pengelola taman. Untuk taman yang terbuka untuk umum biasanya ditangani oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota.

Umumnya, pengelola taman akan melaksanakan program pemeliharaan taman dalam bentuk organisasi yang berpedoman pada aturan dan teknik pemeliharaan yang baik. Tujuannya untuk mewujudkan taman dengan persyaratan pemanfaatan area dan fasilitas secara optimal.

Pemeliharaan taman merupakan kunci kebersihan suatu pembuatan taman. Olehkarena itu, dalam mendesain taman hendaknya yang mudah dibangun dan dirawat. Adu dua tipe pemeliharaan taman yaitu pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik yang keduanya saling berhubungan erat satu sama lain.

1. Pemeliharaan Ideal

Pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan yang mengacu pada ide dan tujuan desain awal. Oleh karena itu, pada periode tertentu perlu untuk dilakukan evaluasi agar kondisi taman tetap sama dengan desain semula sehingga fungsi fisik dan estetika taman tetap terjaga. Bila salah satu fungsi terganggu atau tidak terawat baik, maka secara ideal tanaman tersebut tidak cocok lagi seperti fungsi semula. Sebagai contoh pada taman yang mempunyai pola simetris dan formal seperti pada taman perkantoran, secara ideal harus diperhatikan. Bila pola tersebut berubah dan tidak simetris lagi, maka tidak lagi terkesan simetris dan formal. Ada beberapa faktor yang mendukung berjalannya pemeliharaan ideal yaitu sebagai berikut:

(25)

commit to user

29

a. Merencanakan dan merancang taman dengan pola yang sederhana sehingga memudahkan dilakukan pemeliharaan fisik;

b. Dalam penggunaan elemen taman, baik elemen keras maupun elemen lunak hendaknya menggunkan komponen yang tidak sulit dicari agar tidak sulit dalam penggantian dan perawatan;

c. Pemilihan struktur yang kuat dan awet serta pemilihan bahan perkerasan yang sesuai;

d. Pembuatan pola sirkulasi harus jelas dan rasional sehingga alur di dalam taman selalu lancar;

e. Perlengkapan taman yang memadahi meliputi penerangan lampu pada malam hari dan jaringan utilitas yang ada di bawah tanah (drainase, instalasi air, dan listrik) agar direncanakan dengan baik sehingga tidak terjadi bongkar pasang pada pemeliharaan taman.

2. Pemeliharaan Fisik

Pemeliharaan fisik merupakan pemeliharaan yang dilakukan untuk mengimbangi pemeliharaan ideal. Pemeliharaan fisik meliputi pemeliharaan elemen keras dan elemen lunak. Sedangkan pemeliharaan tanaman meliputi pembersihan area, penyiraman, pemupukan, pemangkasan, penyiangan, penggemburan, pengendalian hama penyakit, dan lai-lain. Pada intinya pemeliharaan fisik tanaman meliputi pekerjaan menjaga keindahan, keasrian, dan keamanan taman. a. Pembersihan Area

Pembersihan area dilakukan dengan menyapu areal perkerasan dan areal rumput., juga daun-daun yang jatuh di atas tajuk tanaman penutup tanah, serta menyingkirkan daun-daun yang sudah kering. Sumber kotoran taman dapat berasal dari daun-daun yang rontok, bungkus plastik bekas yang dibuang pengunjung sembarangan di sekitar taman. Kotoran tersebut dapat menurunkan kualitas taman, bahkan dapat menjadi tempat berkembangnya hama dan penyakit tanaman. Adakalanya kotoran berupa serasah daun yang kecil-kecil dan mudah terurai sengaja disembunyikan di bawah tajuk dengan tujuan mempertahankan kesuburan dan keremahan tanah. (Benny Irawan,2014)

(26)

commit to user

30 b. Penyiraman

Tanaman butuh untuk disiram agar tetap lembab sehingga akar-akar tanaman dapat melakukan fungsinya yaitu menyerap zat unsur hara dalam tanah. Secara alami, setelah penyiraman pasti diimbangi dengan adanya evaporasi atau penguapan air dalam tanah. Oleh karena itu perlu diperhatikan waktu dan frekuensi penyiramannya. Penyiraman secara efektif dilakukan pada pagi dan sore hari.

Selain menjaga kelembaban tanah, penyiraman dibutuhkan tanaman untuk meluruhkan kotoran debu dan daun-daun. Dan jika tanaman memiliki aneka jenis tanaman dengan kebutuhan air yang berbeda-beda, penyiraman harus dilakukan dengan lebih cermat. Tanaman tidak membutuhkan banyak air, akar-akarnya mudah membusuk karena kelebihan air disekitarnya. (Faisal Herdian,2014)

c. Pemupukan

Tanaman memerlukan hara untuk pertumbuhannya yang berasal dari dalam tanah. Meskipun sebenarnya hara tersebut sudah tersedia dalam tanah, tetapi adakalanya kesuburan tanah tersebut sudah tidak dapat mengimbangi kebutuhan pertumbuhan tanaman, oleh karena itu perlu dilakukan pemupukan.

Tanaman yang ditanam di tempat yang terbatas misalnya dalam pot atau bak tanaman harus lebih diperhatikan. Pada umumnya, pupuk yang digunakan yaitu pupuk organik, pupuk NPK, serta pupuk urea.

d. Pemangkasan

Pemangkasan (pruning) sangat berpengaruh terhadap kualitas pertumbuhan tanaman. Pemangkasan ini bertujuan untuk:

1) Memperbaiki lingkungan pertumbuhan tanaman, yaitu mengatur penerimaan sinar matahari, temperatur dan kelembaban;

2) Memelihara atau mengurangi ukuran tanaman sebagai upaya mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak teratur;

3) Merangsang pertumbuhan tunas, bung, atau buah;

4) Membuang percabangan atau ranting yang mengganggu aktivitas manusia; 5) Membuang cabang dan ranting yang rusak atau mati.

(27)

commit to user

31 e. Penyiangan

Penyiangan bertujuan untuk menghilangkan tanaman pengganggu (gulma) di sekitar tanaman yang dipelihara. Jenis tanaman pengganggu tersebut misalnya rumput liar atau bayam-bayaman yang tidak dikehendaki. Tanaman pengganggu tersebut bersifat merugikan tanaman utama yang dipelihara. Penyiangan bisa dilakukan secara manual dengan jalan mencabutnya dengan tangan satu per satu. Selain secara manual, tersedia juga obat-obatan untuk menanggulanginya yaitu yang disebut herbisida, tetapi efektif dipakai untuk keperluan yang besar. (Benny Irawan,2014)

f. Penggemburan

Penggemburan merupakan cara untuk memperbaiki keadaan tanah sehingga keadaan granulasi, udara tanah, dan air tanah tetap baik. Pekerjaan ini biasanya dikerjakan bersamaan waktunya dengan penyiangan. Tanah yang gembur sangat diperlukan agar pertumbuhan tanaman optimum.(Benny Irawan,2014)

Gambar

Gambar 2.1 Contoh Desain Taman Rukun Tetangga  (https://ruangterbukahijaudepok.files.wordpress.com)  2.1.5.2 RTH Taman Rukun Warga
Gambar 2.2 Contoh Desain Taman Rukun Warga  (https://ruangterbukahijaudepok.files.wordpress.com)  2.1.5.3 RTH Kelurahan
Tabel 2.1 Tabel Contoh Kelengkapan Fasilitas pada RTH Kelurahan  Jenis Taman  Koefisien Daerah
Gambar 2.3 Contoh Desain Taman Kelurahan  (https://ruangterbukahijaudepok.files.wordpress.com)  2.1.5.4 RTH Kecamatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kedua pendekatan terapi spesialis yang diberikan yaitu assertiveness training dan kombinasi assertiveness training dengan terapi kelompok suportif sama-sama

Tujuan dari penelitian ini adalah Mempelajari pengaruh temperatur terhadap pengurangan konsentrasi kalsium hidroksida pada sintesis hidroksiapatit dengan metode

Namun pada umumnya penggunaan istilah Sistem Informasi Akuntansi lebih merujuk pada Sistem Informasi Akuntansi yang berbasis komputer atau lebih dikenal dengan nama Sistem

 Manajer supervisor memberikan instruksi-instruksi yang spesifik kepada para karyawan baru yang direkrut untuk mencapai tingkat produksi yang lebih

yang diperoleh adalah sebesar 17 persen atau sebanyak 76 residual dengan nilai absolute di atas 0,05 (Lampiran 8). Ini berarti model memiliki ketepatan sebesar 83,00 persen

Harapan dari pembuatan karya tulis ini agar masyarakat mengetahui bahwa susu kedelai sebagai alternatif susu bagi penderita laktosa intolerans dapat memiliki kadar kalsium

Masing-masing rencana aksi mitigasi emisi GRK akan dilaksanakan oleh masing-masing lembaga/instansi yang terkait seperti yang dijabarkan pada Bab III dan Bab V. Sementara,

belum mematuhi standar operasional prosedur (SOP) yang dibuat untuk memperlancar penyelesaian pelayanan. selain itu badan Lingkungan Hidup Kota Semarang belum dalam