Tesis ini Telah Diuji pada Tanggal 31 Maret 2017
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, Nomor : 138/UN 14.2.6/PD/2017,
Tanggal 13 Maret 2017
Ketua : Prof. Dr. Ir. Dwi Putra Darmawan, MP. Anggota : Dr. Ni Wayan Sri Astiti, MP.
Dr. Ir. Ketut Suamba, MP.
Dr. Ir. I Gusti Ayu Oka Surayawardani, M.Mgt., Ph.D Dr. Ir. I Dewa Putu Oka Suardi, M.Si.
UCAPAN TERIMA KASIH
Om Swastyastu, puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya tesis yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adopsi Inovasi Menggunakan Sistem Tanam Jajar Legowo 2 : 1 di Subak Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten jembrana dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimaksih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Prof. Dr. I Nyoman Rai, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Udayana, serta staf yang telah memberikan kemudahan dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
2. Dr. Ir. Ni Wayan Sri Astiti, MP., selaku Ketua Jurusan Program Studi Magister Agribisnis Universitas Udayana atas segala dukungan dan bimbingan yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
3. Prof. Dr. Ir. Dwi Putra Darmawan, MP., sebagai pembimbing I yang dengan penuh perhatian dan kesabaran memberikan semangat, dorongan, dan bimbingan penuh kasih selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
4. Ucapan yang sama juga penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Ni Wayan Sri Astiti, MP., sebagai pembimbing II yang penuh kesabaran memberikan semangat, dorongan, dan bimbingan penuh kasih sayang kepada penulis.
5. Para penguji skripsi, Dr. Ir. I Ketut Suamba, SP., Dr. Ir. I Gusti Ayu Oka Suryawardani, M. Mgt., Ph.D., dan Dr. Ir. I Dewa Putu Oka Suardi, M. Si. yang telah memberikan saran serta masukan yang bermanfaat selama ujian skripsi. 6. Bapak Kepala BPP dan PPL Kecamatan Mendoyo serta Bapak Gede Sumarwen
selaku Kelian Subak Penyaringan serta seluruh petani anggota Subak penyaringan yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. 7. Mama serta adik tercinta, Rio, Niang, Bunik, Paklek, Paknik, Gek Ulan, Sak
Ade, Ode Gander yang senantiasa mendoakan, memberikan semangat, dorongan, dan kasih sayang sehingga penulis bersemangat untuk menyelesaikan skripsi.
8. Kepada sahabat Astuti, dan Somplak Crew (Ajunk, Atuk, Nusha, Om Wahyu, Dyah Tokek, Aurora, Krista dan Dewi) yang selalu menemani, menghibur, dan memberikan semangat kepada penulis.
9. Teman-teman Angkatan XVIII Magister Agribisnis Tahun 2015 atas segala support dan dukungannya.
10. Dragonforce, Muse, Saosin, Bring Me The Horizon, Sleeping With Sirens, Slipknot, Avenged Sevenfold, Pierce The Veil, Tacking Back Sunday, Martin Garrix dan Alan Walker yang selalu berusaha menenangkan dan menghibur dalam penyelesaian penelitian ini.
11. Seluruh Dosen dan seluruh staf Fakultas Pertanian yang telah memberikan segala fasilitas kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan siapa saja yang membutuhkannya. Semoga Tuhan yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Denpasar, 24 Maret 2017
ABSTRAK
I Gede Bagus Dera Setiawan. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi Inovasi Sistem Tanam Jajar Legowo 2 : 1 di Subak Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana. Komisi Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Dwi Putra Darmawan, MP., dan Dr. Ir. Ni Wayan Sri Astiti, MP.
Penelitian ini bertujuan untuk menilai bagaimana pengaruh pengetahuan petani terhadap motivasi petani, serta pengaruh motivasi petani dan peluang usaha terhadap tingkat adopsi sistem tanam Jajar Legowo 2 : 1 di Subak Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Jumlah sampel sebanyak 50 petani di Subak Penyaringan diambil secara purposive sampling dengan ketentuan belum menerapkan sistem tanam Jajar Legowo 2 : 1. Teknik analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial (Sem PLS).
Hasil penelitian menyatakan bahwa pengetahuan petani berpengaruh secara positif dan sangat signifikan terhadap motivasi petani. Motivasi petani berpengaruh positif dan sangat signifikan terhadap tingkat adopsi menggunakan sistem tanam Jajar Legowo. Peluang usaha berpengaruh positif dan sangat signifikan terhadap tingkat adopsi menggunakan sistem tanam Jajar Legowo 2 : 1. Saran yang bisa diberikan penulis adalah (a) Pemerintah melalui Dinas Pertanian Daerah dan Balai Penyuluh Pertanian hendaknya memberikan bantuan berupa alat bantu tanam Jajar Legowo, subsidi pupuk, dan benih bersertifikat secara merata kepada seluruh subak di Kabupaten Jembrana, serta diharapkan juga memberikan lebih banyak bimbingan teknis maupun melakukan praktik lapangan (pembuatan demplot) serta selalu memberikan pendampingan pada tiap musim tanam dimulai.
Kata Kunci: Motivasi Petani, Pengetahuan Petani, Peluang Usaha, dan Adopsi Inovasi.
ABSTRACT
I Gede Bagus Dera Setiawan. Factors That Influence Adoption of Innovation Using 2 : 1 Legowo Row Planting System in Subak Penyaringan, Sub-District Mendoyo, Jembrana Regency. Supervisor Commission : Prof. Dr. Ir. Dwi Putra Darmawan, MP. and Dr. Ir. Ni Wayan Sri Astiti, MP.
Aims for this research are to count the effects of farmers knowledge to farmers motivation, farmers motivation and chance for industrialist to level adoption of inovation using 2 : 1 Legowo Row planting system in Subak Penyaringan, Sub-District Mendoyo, Jembrana Regency. The research method used descriptive qualitative and quantitative method. Sample used are as many as 50 farmers member of Subak Penyaringan with purposive taken according to not using 2 : 1 Legowo Row planting system. Data were analyzed using descriptive statistical analysis and inferential statistics (Sem PLS).
The result showed that farmers knowledge influent positively and has very significant effect to farmers motivation. Farmers motivation influent positively and had very significant efffect to level adoption of inovation using 2 : 1 Legowo Row planting system. Chance of industialist influent positively and had very significant effect to level adoption of inovation using 2 : 1 Legowo Row planting system. Suggestion that the writers can give are the local goverment and its line should give cropping tools for Legowo Row planting system, frtilizer subsidy, and certified seeds evenly to all Subak in Jembrana Regency, give more technical guidance and practice field (demonstration plot) and always mentoring when planting season has begun.
Keywords: Farmers Motivation, Farmers Knowledge, Chance For Industrialist, and Adoption Of Inovation
RINGKASAN
Padi merupakan sumber pangan utama penduduk Indonesia, yang sebagian besar dibudidayakan sebagai padi sawah. Kegiatan dalam bercocok tanam padi secara umum meliputi pembibitan, persiapan lahan, pemindahan bibit atau tanam, pemupukan, pemeliharaan (pengairan, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit) dan panen.
Sebagai salah satu pilar ekonomi negara, sektor pertanian diharapkan dapat meningkatkan pendapatan terutama dari penduduk pedesaan yang masih di bawah garis kemiskinan. Untuk itu, berbagai investasi dan kebijakan telah dilakukan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan di sektor pertanian. Isu ketahanan pangan menjadi topik penting karena pangan merupakan kebutuhan paling hakiki yang menentukan kualitas sumber daya manusia dan stabilitas sosial politik sebagai prasyarat untuk melaksanakan pembangunan. Program peningkatan ketahanan pangan diarahkan untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di dalam negeri dari produksi pangan nasional. Sehubungan dengan program peningkatan ketahanan pangan, saat ini telah diperkenalkan berbagai teknologi budidaya padi, antara lain budidaya sistem tanam benih langsung (Tabela), sistem tanam tanpa olah tanah (TOT), maupun sistem tanam Jajar Legowo (Legowo).
Adapun tujuan dari penulisan penelitian ini adalah (1) Mengetahui pengaruh motivasi petani terhadap tingkat adopsi sistem tanam Jajar Legowo Subak Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, (2) Mengetahui pengaruh peluang usaha terhadap tingkat adopsi sistem tanam Jajar Legowo Subak Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, dan (3) Mengetahui pengaruh pengetahuan petani terhadap motivasi
petani dalam tingkat adopsi sistem tanam Jajar Legowo Subak Penyaringan, Kecamatan Mendoyo.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Jumlah sampel terhadap populasi dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Sampel diambil dengan pertimbangan tertentu sebanyak 50 responden dari petani anggota subak. Teknik analisis data menggunakan analisis Statistik Deskriptif dan Statistik Inferensial (Sem PLS). Analisis Statistik Inferensial (Sem PLS) yang dilakukan dalam penelitian dapat dilihat dalam Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model) menunjukkan bahwa convergent validity semua indikator yang digunakan untuk mengukur motivasi petani (X1), pengetahuan petani (X2),
peluang usaha (X3) dan tingkat adopsi menggunakan sistem tanam Jajar Legowo 2 :
1 (Y) memiliki nilai outer loading > 0,7 dan t-statistik > 1,96, sehingga sudah memenuhi kriteria uji validitas convergen. Discriminant validity menunjukkan keempat variabel yaitu motivasi petani (X1), pengetahuan petani (X2), peluang usaha
(X3) dan tingkat adopsi menggunakan sistem tanam Jajar Legowo 2 : 1 (Y) memiliki
nilai Cross Loading berada diatas 0,70 dan nilai akar AVE lebih tinggi dari koefisien korelasi variabel laten. Hal ini berarti pengujian discriminant validity akar AVE menunjukkan bahwa seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini atas dikatakan baik/valid.
Uji reliabilitas (convergent validity dan discriminant validity) menunjukkan bahwa keempat variabel yaitu motivasi petani (X1), pengetahuan petani (X2), peluang
usaha (X3) dan tingkat adopsi menggunakan sistem tanam Jajar Legowo 2 : 1 (Y)
bahwa semua indikator dinyatakan reliabel atau handal untuk mengukur variabel-variabel penelitian.
Pengujian model struktural untuk menilai efek dari setiap arah hubungan (causal path) dan pengujian hipotesis yang telah ditetapkan, digunakan teknik khusus SmartPLS yaitu teknik bootstrapping. Berdasarkan hasil analisis teknik tersebut, semua arah hubungan variabel signifikan pada tingkat signifikan (p value) 5% dan dengan nilai t-statistik > 1,96. Semua hipotesis yang diajukan dapat diterima.
Pada tahap akhir, dilakukan analisis kesesuaian model (model fit) menggunakan pendekatan statistik kesesuaian model (model fit statistics) yang meliputi Construct Crossvalidated Redundancy untuk inner model dan Construct Crossvalidated Communality untuk outer model. Berdasarkan data hasil analisis dan memperhatikan kriteria kesesuaian model, maka model analisa tingkat adopsi sistem tanam Jajar Legowo 2 : 1 menunjukkan kesesuaian yang dapat diterima dan memiliki predictive relevance yang tinggi. Hal tersebut dibuktikan dari semua kriteria penilaian berupa nilai Q2lebih dari 0 atau bernilai positif, serta Goodness of Fit untuk PLS-SEM yaitu SRMR (Sandardize Root Mean square Residual) < P Value 0,08, dimana model ini sudah memiliki kesesuaian untuk menggambarkan kondisi sebenarnya di lapangan dengan nilai SRMR sebesar 0,077.
Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis masing-masing jalur yang terbentuk dalam model yang dipaparkan pada uraian berikut (1) Hubungan motivasi petani terhadap tingkat adopsi menggunakan sistem tanam Jajar Legowo. Motivasi petani (X1) terbukti memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap tingkat adopsi
t-statistik sebesar 2,605 (t-t-statistik > 1,69). Sehingga hipotesis 1 (H1) : motivasi petani memiliki hubungan positif terhadap tingkat adopsi menggunakan sistem tanam Jajar Legowo dapat diterima, (2) Hubungan peluang usaha terhadap tingkat adopsi menggunakan sistem tanam Jajar Legowo. Peluang usaha (X3) terbukti memiliki
hubungan yang positif dan signifikan terhadap tingkat adopsi menggunakan sistem tanam Jajar Legowo (Y). Hal ini ditunjukkan oleh dengan t-statistik sebesar 5,576, sehingga hipotesis 2 (H2) : peluang usaha memiliki hubungan positif terhadap tingkat adopsi menggunakan sistem tanam Jajar Legowo dapat diterima, dan (3) Hubungan pengetahuan petani terhadap motivasi petani. Hal ini ditunjukkan oleh t-statistik sebesar 9,482, sehingga hipotesis 3 (H3): pengetahuan petani memiliki hubungan positif terhadap motivasi petani dapat diterima.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut, pemerintah melalui Dinas Pertanian Daerah dan Balai Penyuluh Pertanian hendaknya memberikan bantuan berupa alat bantu tanam Jajar Legowo, subsidi pupuk, dan benih bersertifikat secara merata kepada seluruh subak di Kabupaten Jembrana agar proses adopsi inovasi sistem tanam Jajar Legowo dapat berjalan dengan lebih optimal lagi, dan diharapkan juga memberikan lebih banyak bimbingan teknis maupun melakukan praktik lapangan (pembuatan demplot) serta selalu memberikan pendampingan pada tiap musim tanam dimulai sehingga petani yang awalnya hanya tahu menjadi mengerti, ketika sudah mengerti lalu dapat mempraktikkannya dengan baik dan benar di lapangan sehingga hasil yang dicapai dapat sesuai dengan harapan semua pihak.
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ... i
PRASYARAT GELAR ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
ABSTRAK ………... vii
ABSTRACT... viii
RINGKASAN ... ix
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 7 1.3 Tujuan Penelitian ... 7 1.4 Manfaat Penelitian ... 8 1.4.1 Manfaat teoritis... 8 1.4.2 Manfaat praktis ... 8
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi ... 9
2.1.1 Dasar-Dasar Pokok Motivasi... 9
2.1.2 Motivasi Bersifat Positif ... 14
2.1.3 Berbagai Pandangan Motivasi Dalam Organisasi ... 15
2.2 Adopsi ... 15
2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Adopsi .... 17
2.3 Inovasi ... 18
2.3.1 Definisi Inovasi ... 18
2.3.2 Sifat dan Karakteristik Inovasi... 19
2.4 Adopsi Inovasi ... 21
2.5 Sistem Tanam Jajar Legowo ... 24
2.5.1 Prinsip Tanam Jajar Legowo ... 25
2.5.2 Keuntungan Sistem Jajar Legowo ... 27
2.5.3 Cara Ubinan Sistem Jajar Legowo ... 28
2.6 Pengertian Padi ... 29
2.6.1 Klasifikasi Tanaman Padi ... 30
2.6.2 Morfologi Tanaman Padi ... 31
2.6.3 Syarat Tumbuh Tanaman Padi ... 33
2.6.4 Pengendalian Hama dan Penyakit Padi ... 36
2.7 Partial Least Square (PLS) ... 39
2.7.1 Statistik Deskriptif ... 40
2.7.2 Analisis Statistik Inferensial ... 41
2.7.3 Analisis Structural Equation Modelling (SEM) ... 42
2.8 Penelitian Terdahulu ... 44
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir ... 47
3.2 Konsep ... 49
3.3 Hipotesis Penelitian ... 50
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan penelitian ... 51
4.2 Lokasi dan waktu penelitian ... 51
4.3 Penentuan Sumber Data ... 52
5.5.1 Populasi penelitian ... 52
4.4 Variabel Penelitian ... 53
4.6.1 Identifikasi variabel penelitian ... 53
4.6.2 Definisi operasional variabel ... 55
4.5 Instrumen Penelitian ... 56
4.6 Prosedur Penelitian ... 57
4.8.1 Uji validitas instrumen penelitian ... 57
4.8.1 Uji reliabilitas instrumen penelitian ... 58
4.7 Analisis Data ... 58
4.9.1 Analisis deskriptif ... 58
4.9.4 Analisis SEM dengan PLS. ... 60
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 63
5.1.1 Letak Geografis, Luas Wilayah, dan Topografi Kabupaten Jembrana ... 63
5.1.2 Kepadatan Penduduk Kabupaten Jembrana ... 64
5.2 Motivasi Petani ... 65 5.2.1 Status ... 66 5.2.2 Umur ... 67 5.2.3 Pendidikan . ... 67 5.3 Pengetahuan Petani ... 69 5.4 Peluang Usaha ... 70
5.5 Tingkat Adopsi Menggunakan Sistem Tanam Jajar Legowo .... 71
5.6 Hubungan Motivasi, Pengetahuan Petani, dan Peluang Usaha Terhadap Tingkat Adopsi Menggunakan Sistem tanam Jajar Legowo 2 : 1 ... 74
5.6.1 Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model) ... 74
5.6.2 Pengukuran Model Struktural (Inner Model) ... 74
5.6.3 Kesesuaian Model (Model Fit) ... 80
5.7 Analisis Model Tingkat Adopsi Sistem Tanam Jajar Legowo 2 : 1 ... 81
5.7.1 Motivasi Petani ... 81
5.7.2 Pengetahuan Petani ... 82
5.7.3 Peluang Usaha ... 83
5.7.4 Tingkat Adopsi Sistem Tanam Jajar Legowo 2 : 1 ... 85
5.7.5 Peran Motivasi, Pengetahuan Petani, dan Peluang Usaha Pada Tingkat Adopsi Menggunakan Sistem Tanam Jajar Legowo 2 : 1 ... 86 BAB VI PENUTUP 6.1 Simpulan ... 88 6.2 Saran ... 88 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman 1.1 Luas Lahan Pertanian, Lahan Sawah, dan Alokasi Tanam Jajar
Legowo per Kota/Kabupaten Tahun 2015 ... 3
1.2 Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas per Kota/Kabupaten Tahun 2015 ... 4
4.1 Pengukuran Variabel ... 60
5.1 Rasio Jenis Kelamin di Kabupaten jembrana ... 64
5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pelatihan Pembuatan Demplot yang Diikuti ... 67
5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Indikator Pendapatan ... 68
5.4 Pengetahuan Petani Terhadap Motivasi Petani ... 69
5.5 Peluang Usaha Terhadap Tingkat Adopsi Menggunakan Sistem tanam Jajar Legowo 2 : 1 ... 71
5.6 Tingkat Adopsi Menggunakan Sistem tanam jajar Legowo 2 : 1 ... 73
5.7 Variabel Skor Tingkat Adopsi Menggunakan Sistem Tanam Jajar Legowo 2 : 1 dan Indikatornya ... 74
5.8 Pengujian Outer Model ... 76
5.9 Pemeriksaan Discriminant Validity ... 77
5.10 Nilai Composite Reliability dan Cronbach Alpha ... 78
5.11 Path Coefficient ... 79
5.12 Statistik Kesesuaian Model Construct Crossvalidated Redudancy ... 80
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Hirearki Kebutuhan Maslow ... 10
3.1 Kerangka Berpikir ... 48
3.2 Kerangka Konsep Penelitian ... 50
5.1 Peta Kabupaten Jembrana ... 65
5.2 Model Struktural ... 75
5.3 Rancangan Model Tingkat Adopsi Menggunakan Sistem Jajar Legow 2 : 1 Dengan Seluruh Indikator yang Valid ... 78
5.4 Model Struktural Tingkat Adopsi Menggunakan Sistem tanam Jajar Legowo 2 : 1 yang diestimasi dengan bootstrapping alogarithm ... 79
5.5 Unsur-Unsur Reflektif Variabel Motivasi Petani ... 81
5.6 Unsur-Unsur Reflektif Variabel Pengetahuan Petani ... 83
5.7 Unsur-Unsur Reflektif Variabel Peluang Usaha ... 84
5.8 Unsur-Unsur Reflektif Variabel Tingkat Adopsi Menggunakan Sistem Tanam Jajar Legowo ... 85
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Outer Loadings ... 93
2. Discriminant Validity (Fornell-Larcker Criteria) ... 93
3. Model Fit ... 94
4. Path Coefficient ... 94
5. Composite Reliability ... 94
6. Cronbach’s Alpha ... 94
7. Construct Crossvalidated Redundancy ... 94
8. Construct Crossvalidated Communality ... 94
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : I Gede Bagus Dera Setiawan
NIM : 1591161011
Program Studi : Magister Agribisnis
Judul Tesis : Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi Inovasi Sistem Tanam jajar Legowo 2 : 1 di Subak Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila dikemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas RI No.17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 31 Maret 2017 Yang Membuat Pernyataan
I Gede Bagus Dera Setiawan
Ni Wayan Purnami Rusadi NIM. 1391161002
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama I Gede Bagus Dera Setiawan, lahir pada tanggal 26 September 1991 di Malang, Kecamatan Klojen, Kotamadya Malang yang berada di Provinsi Jawa Timur. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan I Made Rai Sumardi dan Desak Made Suastini. Penulis memulai pendidikan di sekolah TK Taman Harapan di kota kelahirannya pada tahun 1997, kemudian dilanjutkan dengan pendidikan di SD Taman Harapan di kota yang sama pada tahun 1998 yang diselesaikan pada tahun 2004. Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 8 Malang sampai tamat pada tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis diterima di SMA Negeri 7 Denpasar dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Melalui jalur PMDK (Penelusuran Minat Dan Kemampuan) gelombang pertama di Universitas Udayana, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana yang selanjutnya pada tahun 2015 mendaftar dan diterima di Program Studi Magister Agribisnis. Selama berkuliah, Penulis pernah mengikuti kegiatan yang diselanggarakan oleh kerjasama antara Fakultas Pertanian Universitas Udayana dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali berupa kegiatan pendampingan penyuluh pertanian bernama UPSUS PAJALE yang diselenggarakan selama tiga bulan pada tahun 2016.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Padi merupakan sumber pangan utama penduduk Indonesia, yang sebagian besar dibudidayakan sebagai padi sawah. Kegiatan dalam bercocok tanam padi secara umum meliputi pembibitan, persiapan lahan, pemindahan bibit atau tanam, pemupukan, pemeliharaan (pengairan, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit) dan panen.
Sebagai salah satu pilar ekonomi negara, sektor pertanian diharapkan dapat meningkatkan pendapatan terutama dari penduduk pedesaan yang masih dibawah garis kemiskinan. Untuk itu, berbagai investasi dan kebijakan telah dilakukan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan disektor pertanian. Investasi disektor pertanian seringkali sangat mahal, ditambah lagi tingkat pengembaliannya sangat rendah dan waktu investasinya juga panjang sehingga tidak terlalu menarik swasta. Oleh sebab itu pembangunan irigasi, penyuluhan pertanian dan berbagai bentuk investasi dalam bentuk subsidi dan lainnya pada umumnya harus dilakukan oleh pemerintah.
Pembangunan pertanian penting dalam memaksimalkan pemanfaatan geografi dan kekayaan alam Indonesia, memadukannya dengan teknologi agar mampu memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Sektor pertanian berperan penting dalam menyediakan bahan pangan bagi seluruh penduduk maupun menyediakan bahan baku bagi industri, dan untuk perdagangan ekspor (Suparta, 2010). Hal ini diawali dengan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang
2
baik, dimana setiap individu dalam rumah tangga mendapatkan asupan pangan dalam jumlah yang cukup, aman, dan bergizi secara berkelanjutan yang pada gilirannya akan meningkatkan status kesehatan dan memberikan kesempatan agar setiap individu mencapai potensi maksimumnya. Dengan demikian ketahanan pangan merupakan komponen yang tak terpisahkan dari ketahanan nasional, dimana ketahanan nasional berkaitan erat dengan kualitas sumber daya manusia.
Isu ketahanan pangan menjadi topik penting karena pangan merupakan kebutuhan paling hakiki yang menentukan kualitas sumber daya manusia dan stabilitas sosial politik sebagai prasyarat untuk melaksanakan pembangunan (Ilham, dkk, 2006). Ketahanan pangan ini menjadi semakin penting karena pangan bukan hanya merupakan kebutuhan dasar (basic need) tetapi juga merupakan hak dasar (basic right) bagi setiap umat manusia yang wajib dipenuhi. Oleh karena pangan merupakan hak dasar itulah, maka negara berkewajiban untuk memastikanbahwa setiap individu warga negara telah mendapatkan haknya atas pangan (Hariyadi, dkk, 2009).
Program peningkatan ketahanan pangan diarahkan untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat didalam negeri dari produksi pangan nasional. Ketahanan pangan bagi suatu negara merupakan hal yang sangat penting, terutama bagi negara yang mempunyai jumlah penduduk sangat banyak seperti Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 220 juta jiwa pada tahun 2020 dan diproyeksikan 270 juta jiwa pada tahun 2025 (Hanafie, 2010).
Sehubungan dengan program peningkatan ketahanan pangan, saat ini telah diperkenalkan berbagai teknologi budidaya padi, antara lain budidaya sistem tanam
3
benih langsung (Tabela), sistem tanam tanpa olah tanah (TOT), maupun sistem tanam Jajar Legowo (Legowo). Pengenalan dan penggunaan sistem tanam tersebut disamping untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang optimal juga ditujukan untuk meningkatkan hasil dan pendapatan petani.
Tabel 1.1
Luas Lahan Pertanian, Luas Lahan Sawah, Luas Alokasi Tanam Jajar Legowo per Kabupaten/Kota Tahun 2015
No Kabupaten/Kota Luas Lahan Pertanian (Ha) Lahan Sawah (Ha) Luas Alokasi Tanam Jajar Legowo (Ha) Persentase (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jembrana Tabanan Badung Gianyar Klungkung Bangli Karangasem Buleleng Denpasar 32.356 62.271 28.132 26.962 23.174 36.327 60.202 81.219 2.989 6.775 21.714 10.006 14.420 3.843 2.886 7.151 10.789 2.479 3.000 5.000 3.000 -1.500 1.000 1.500 7.000 -44% 23% 30% -39% 35% 21% 65% -Sumber : Badan Pusat Statistik, Bali Dalam Angka, 2016, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali, 2016
Pada Tabel 1.1 diatas dapat dijelaskan bahwa Kabupaten Buleleng mempunyai lahan pertanian dan alokasi tanam Jajar Legowo terluas dengan masing-masing luas lahannya adalah 81.219 ha (lahan pertanian) dan 7.000 ha (alokasi tanam Jajar Legowo) dengan persentase sebesar 65%. Kabupaten Tabanan mempunyai lahan sawah terluas dengan luas lahan sawah sebesar 21.714 ha dan 5.000 ha alokasi tanam Jajar Legowo dengn persentase sebesar 44%. Berbanding terbalik dengan kedua kabupaten diatas, Kota Denpasar memiliki luas lahan pertanian, luas lahan sawah terkecil (2.989 ha dan 2.479 ha) dan tidak memiliki alokasi tanam Jajar Legowo.
4
Tabel 1.2 dapat dijelaskan bahwa produktivitas padi tertinggi terletak di Kabupaten Jembrana dengan produktivitas sebesar 6,67 ton/ha, dengan rincian luas panen sebesar 9.784 ha dan dan produksi per hektar sebesar 65.295 ton. Disamping itu, produktivitas padi terendah berada di Kabupaten Bangli dengan produktivitas sebesar 5,86 ton/ha dengan rincian luas panen sebesar 4.882 ha dan produksi per hektar mencapai 28.235 ton.
Tabel 1.2
Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi per Kabupaten/Kota Tahun 2015
No Kabupaten/Kota Luas Panen
(Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jembrana Tabanan Badung Gianyar Klungkung Bangli Karangasem Buleleng Denpasar 9.784 32.374 16.807 30.990 5.761 4.822 11.082 21.135 4.499 65.295 194.122 105.951 192.518 38.070 28.235 71.078 128.029 19.916 6,67 6,00 6,30 6,21 6,61 5,86 6,41 6,07 6,65 Sumber : Badan Pusat Statistik, Bali Dalam Angka, 2016
Dari data diatas dapat dilihat bahwa hampir seluruh kabupaten/kota di Provinsi Bali melakukan sistem tanam Jajar Legowo, dimana hal tersebut memang sudah menjadi suatu kewajiban untuk melakukan tanam Jajar Legowo. Selain karena memang rekomendasi dari pemerintah terkait, sistem Jajar Legowo memang diharapkan menjadi sebuah solusi untuk menaikkan jumlah produksi beras petani. Naiknya jumlah produksi beras per hektar menggunakan sistem Jajar Legowo sudah terjadi di beberapa daerah di Indonesia, salah satunya adalah di Provinsi Jambi. Setelah dilakukannya penerapan sistem Jajar Legowo, produksi padinya
5
mencapai 7,3 ton per ha, padahal biasanya hasil yang dicapai hanya sebesar 3-5 ton per ha (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2014).
Ada beberapa keuntungan dalam penggunaan sistem Jajar Legowo dalam hal untuk meningkatkan produksi padi. Beberapa keuntungan itu adalah :
a. Memanfaatkan sinar matahari bagi tanaman yang berada pada bagian pinggir barisan. Semakin banyak sinar matahari yang mengenai tanaman, maka proses fotosintesis oleh daun tanaman akan semakin tinggi sehingga akan mendapatkan bobot buah yang lebih berat.
b. Mengurangi kemungkinan serangan hama, terutama tikus. Pada lahan yang relatif terbuka, hama tikus kurang suka tinggal di dalamnya.
c. Menekan serangan penyakit. Pada lahan yang relatif terbuka, kelembaban akan semakin berkurang, sehingga serangan penyakit juga akan berkurang. Mempermudah pelaksanaan pemupukan dan pengendalian hama/penyakit. Posisi orang yang melaksanakan pemupukan dan pengendalian hama/penyakit bisa leluasa pada barisan kosong di antara 2 barisan legowo.
d. Menambah populasi tanaman. Misal pada legowo 2 : 1, populasi tanaman akan bertambah sekitar 30 %. Bertambahnya populasi tanaman akan memberikan harapan peningkatan produktivitas hasil.
e. Meningkatkan produktivitas padi 12-22%.
f. Sistem tanam berbaris ini juga berpeluang bagi pengembangan sistem produksi padi-ikan (mina padi) atau prabelek (kombinasi padi, ikan dan bebek).
Besarnya nilai produktivitas merupakan salah satu acuan untuk menilai tingkat ketahanan pangan yang sudah dicapai oleh suatu Negara. Sistem tanam Jajar
6
Legowo diharapkan mampu untuk meningkatkan jumlah produksi padi di tengah semakin semakin menyusutnya luas lahan pertanian pada umumnya dan luas sawah pada khususnya. Berdasarkan deskripsi data yang telah dikemukakan sebelumnya, Kabupaten Jembrana memiliki produktivitas padi tertinggi dibandingkan dengan kabupaten lainnya. Di dalam ruang lingkup Kabupaten Jembrana yang terdiri dari lima kecamatan, Kecamatan Mendoyo memiliki lahan sawah terluas dengan luas lahan sebesar 2.205 ha (32,55%) dan yang terkecil adalah Kecamatan Pekutatan dengan luas lahan sebesar 541 ha (7,99%). Sedangkan untuk nilai produktivitas padi di Kabupaten Jembrana, Kecamatan Pekutatan memiliki nilai tertinggi dengan 22,15 ton/ha dan yang memiliki nilai terendah adalah Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana dengan nilai sama yaitu 14,98%. Walaupun memiliki lahan sawah terluas, di Kecamatan Mendoyo, Subak Penyaringan di Desa Penyaringan memiliki luas tanam Jajar Legowo terkecil (15 ha). Sebagian besar petani di Subak Penyaringan sudah pernah mendapatkan pelatihan menanam menggunakan sistem Jajar Legowo yang dilakukan secara bergiliran di tiap lahan di Subak Penyaringan, namun masih banyak petani yang belum menerapkan sistem Jajar Legowo dikarenakan berbagai alasan, contohnya adalah biaya penanaman yang lebih mahal, belum meratanya sebaran alat bantu tanam Jajar Legowo, sistem penjualan hasil pertanian yang menggunakan sistem tebasan, dll.
Berdasarkan permasalahan serta kendala yang telah dijelaskan sebelumnya, penulis tertarik untuk meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi inovasi sistem tanam Jajar Legowo di Subak Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana.
7
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh motivasi petani terhadap tingkat adopsi sistem tanam Jajar Legowo di Subak Penyaringan, Kecamatan Mendoyo ?
2. Bagaimana pengaruh peluang usaha terhadap tingkat adopsi sistem tanam Jajar Legowo di Subak Penyaringan, Kecamatan Mendoyo ?
3. Bagaimana pengaruh pengetahuan petani terhadap motivasi petani dalam tingkat adopsi sistem tanam Jajar Legowo di Subak Penyaringan, Kecamatan Mendoyo ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh motivasi petani terhadap tingkat adopsi sistem tanam Jajar Legowo Subak Penyaringan, Kecamatan Mendoyo.
2. Mengetahui pengaruh peluang usaha terhadap tingkat adopsi sistem tanam Jajar Legowo Subak Penyaringan, Kecamatan Mendoyo.
3. Mengetahui pengaruh pengetahuan petani terhadap motivasi petani dalam tingkat adopsi sistem tanam Jajar Legowo Subak Penyaringan, Kecamatan Mendoyo.
8
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini akan diperoleh manfaat antara lain : 1. Manfaat Praktis
a. Sebagai masukan dan informasi bagi institusi yang memegang kebijakan dalam pelaksanaan sistem tanam Jajar Legowo 2 : 1 secara menyeluruh sehingga bisa dipertanggungjawabkan.
b. Sebagai bahan penyempurnaan kebijakan dalam pembinaan dan pengembangan sistem tanam Jajar Legowo 2 : 1 yang sesuai dengan kebijakan pemerintah.
2. Manfaat Akademis
a. Memperbanyak dan memperluas kaidah ilmiah keilmuan sistem tanam Jajar Legowo yang akan dijadikan acuan pengambilan kebijakan di bidang sumberdaya pertanian khususnya padi.
b. Sebagai bahan acuan bagi peneliti lain untuk mengembangkan model pengembangan sistem tanam Jajar Legowo dalam cakupan yang lebih luas.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini memiliki ruang lingkup tentang adopsi inovasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi petani dalam mengadopsi sistem tanam Jajar Legowo.