• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI SISKA FIRMADANI NPM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI SISKA FIRMADANI NPM"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

(Studi Kasus Istri Korban Kekerasan Fisik Dan Kekerasan Ekonomi Di Nagari Talang Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (SI)

SISKA FIRMADANI NPM. 11070126

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG 2015

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Siska Firmadani (NIM : 11070126), Profil Perempuan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangg ( Studi Kasus: Istri Korban Kekerasan Fisik dan Kekerasan Ekonomi di Nagari Talang Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok). Skripsi Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Padang, 2015.

Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga ( rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Rumah tangga bertujuan untuk membentuk keluarga yang harmonis namun kenyataanyaadanya kekerasan bahkan istri yang menjadi korban kekerasan fisik dan kekerasan ekonomi yang dilakukan oleh suami sendiri. Permasalahan penelitian ini di Nagari Talang Kecamatan Gunung Talang Kabupaten solok. Tujuan untuk mendeskripsikan profil kehidupan perempuan korban kekerasan fisik dan profil kehidupan perempuan korban kekerasan ekonomi di Nagari Talang Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan tipe deskriptif. Teknik yang digunakan dalam pemilihan informan adalah purposive sampling. Informan dalam penelitian ini berjumlah 26 informan diantaranya: Istri korban kekerasan fisik dan istri korban kekerasan ekonomi, orang tua, suami, niniak mamak serta pendukung lainnya di Nagari Talang Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok. Metode pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara : observasi, wawancara dan Studi dokumen. Analisis data yang digunakan model analisis data interaktif dari Miles and Huberman.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perempuan korban kekerasan fisik menderita luka dan depresi. Dan perempuan korban kekerasan ekonomi tidak diberikan haknya sebagai istri untuk dinafkahi. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

(6)

ABSTRACT

Siska Firmadani ( NIM : 11,070,126 ) , Profile of Women Victims of Domestic Violence Tangg (Case Study : Abused Wife Physical and Economic Violence in Nagari Talang Mount Talang District of Solok district ) . Thesis Sociology Study Program STKIP PGRI West Sumatra Padang , 2015 .

Marriage is a physically and mentally bond between man and woman as husband and wife with the intention of forming a family ( household ) are happy and everlasting based on God . Household aims to establish a harmonious family but kenyataanyaadanya violence even wives who are victims of physical violence and economic violence committed by the husband alone . This research problems in Nagari Gunung Talang Talang District solok . Aim to describe the life profile of women victims of physical abuse and profiles the lives of women victims of economic violence in Nagari Gunung Talang Talang in Solok regency .

The research is a qualitative descriptive study . Techniques used in the selection of informants is purposive sampling . Informants in this study was 26 informants include: Wife victims of physical violence and economic violence victim's wife , parents , husband , niniak Mamak and other support in Nagari Gunung Talang Talang in Solok regency . Methods of data collection is done in three ways : observation , interviews and document study . Analysis of the data used interactive data analysis model of Miles and Huberman .

These results indicate that women are victims of physical abuse suffered injuries and depression . Economic and abused women are not given rights as a wife for dinafkahi . To meet the daily needs

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti sampaikan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: Profil Perempuan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga Studi Kasus: Istri Korban Kekerasan Fisik Dan Kekerasan Ekonomi Di Nagari Talang Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok. Skipsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat.

Dalam penulisan skripsi ini, peneliti banyak mendapat bimbingan, arahan, dorongan, dan sumbangan pemikiran dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Surya Prahara, M.H selaku pembimbing I dan Ibu Erningsih

S.Sos.M.Pd selaku pembimbung II yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Tim penguji, Ibu Dra.Fachrina,M.Si. Faisal Yasin S.Sos.M.Pd dan Ariesta, M.Pd. yang telah banyak memberikan masukan guna melengkapi penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Maihasni,M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat, serta seluruh staf dosen dan admin Program Studi Pendidikan Sosiologi yang selama ini membimbing, mendidik dan memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

(8)

4. Ibu Dr. Zusmelia,M.Si selaku ketua STKIP PGRI Sumatera Barat dan Bapak Drs. Nurhadi,M.Si selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik, Bapak Drs. Dasrizal,M.P selaku Wakil Ketua II Bidang Administrasi umum dan Keuangan serta Ibu Hj. Mulyati,M.Si selaku Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan.

5. Wali Nagari Gunung Talang

6. Para informan yang telah memberikan informasi lisan dengan baik, jujur dan telah meluangkan waktunya.

7. Teristimewa buat kedua orang tua, Ayahanda Firdaus. Ibunda Heni Mardalis dan adik tersayang Reski kurnia, Serli Fatmawati Dan Helmi Kurnia, yang telah memberikan bantuan baik materil atau moril, semangat dan doa kepada penulis.

8. Para teman-teman saya sesi D, rekan-rekan PL serta sahabat-sahabat yang selalu mendukung dan memberikan ide-ide kepada saya dalam pembuatan skripsi ini.

9. Terkhusus buat sahabat-sahabat saya (Novira Anggaraini, Suci Nurul Hidayati, Winda Mayuti Eka Putri, Nora Anggra Geni, Elva Kurnia, Yelni Defita Gusri) yang telah memberikan banyak dukungan, semangat doa bantuan baik secara moril maupun secara materil dalam proses pendidikan dan penulisan skripsi ini.

10. Akhirnya peneliti mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan berlipat ganda atas apa yang

(9)

telah mereka berikan. Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan masih jauh kesempurnaan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pembaca. Padang, 29 September 2015 SISKA FIRMADANI 11070126 v

(10)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI... PERNYATAAN...

ABSTRAK ... ...i

ABSTRACT...ii

KATA PENGANTAR ... ...iii

DAFTAR ISI ... ...vi

DAFTAR TABEL... ....viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ...ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang. ... ... 1

1.2.Perumusan dan Batasan Masalah. ... ... 5

1.3.Tujuan Penelitian... 6

1.4.Manfaat Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pendekatan Teoritis. ... ... 7 2.2.Penjelasan konseptual...9 2.2.1. Profil...9 2.2.2. Keluarga...9 2.2.3. Rumah Tangga...10 2.2.4.Istri...11

2.2.5 Kekerasan Dalam Rumah Tangga...12

2.3.Penelitian yang Relevan...16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Tipe Penelitian. ... .... 18

3.2. Informan Penelitian ... ...19

3.3. Jenis Data. ... .... 19

3.4. Teknik pengumpulan data. ... .... 20

3.5. Unit Analisis... .... 23

3.6. Analisis Data. ... ....24

3.7. Lokasi penelitian. ... ....26

3.8. Jadwal Penelitian. ... .... 27

BAB VI DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1.Kondisi Geografis ... ...28

4.2.Kondisi Demografis ... ...32

4.3.Kondisi Sosial ... ...37

4.4.Sarana Dan Prasarana ... ...39 vi

(11)

BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN

5.1.Profil kehidupan perempuan korban kekerasan fisik ... ....43 5.2.Profil kehidupan perempuan korban kekerasan ekonomi ... ....57 BAB VI PENUTUP 6.1.Kesimpulan ... ....67 6.2.Saran ... ....67 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

(12)

DAFTAR TABEL

1. Data Tentang Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga...4

2. Data Jumlah Kekerasan Fisik Dalam Kartu Keluarga...5

3. Jadwal Penelitian...28

4. Peta Nagari Talang... ...29

5. Jumlah Luas Daerah Nagari Talang Menurut Jorong... ...30

6. Data Tentang Topografi Nagari Talang... ...31

7. Jarak Dari Jorong Kepusat Pemerintahan Nagari Talang...32

8. Jumlah Perduduk Per Jorong...33

9. Jumlah Penduduk Menurut Umur... ...33

10. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan...34

11. Jumlah Penduduk Yang Menjalakan Pendidikan...34

12. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan...35

13. Jumlah Tenaga Kerja...36

14. Jumlah Rumah Tangga Miskin...37

15. Jumlah Kondisi Tk...38 16. Jumlah Kk Miskin...38 17. Sarana Peribadatan ...39 18. Sarana Olahraga...40 19. Sarana Kesehatan...40 20. Sarana Pendidikan...41

21. Sarana Pendidikan Tk/Paud...41

22. Jumlah Penghasilan Suami Korban Kekerasa Ekonomi...42

23. Data Bentuk-Bentuk Kekerasan Fisik Yang Dialami Istri...42

(13)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Pedoman Wawancara ...69 2. Daftar Informan ...70 3. Dokumentasi Penelitian ... 4. Izin Penelitian ... ix

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaimana yang telah diatur oleh Pasal 29 Undang-Undang Dasar Republik Indonesian Tahun 1945. Negara menjamin setiap orang dalam lingkup rumah tangga dalam melaksanakan hak dan kewajiban harus didasari oleh agama untuk mewujudkan keutuhan dan kerukunan rumah tangga, hal ini sangat tergantung pada setiap orang dalam lingkup rumah tangga terutama kadar kualitas perilaku dan pengendalian diri setiap orang dalam lingkup rumah tangga tersebut. Menurut UU No. 1 tahun 1974 dalam pasal 1 mendefenisikan bahwa:

“Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”,

Sedangkan dalam pasal 2 ayat 1 UU No.1 tahun 1974 dinyatakan :

“Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing masing agamanya dan kepercayaan itu sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945”.

UU No.1 tahun 1974 dan hukum Islam memandang bahwa perkawinan itu tidak hanya dilihat dari aspek formal semata-mata, tetapi juga dilihat dari aspek agama dan sosial. Aspek agama menetapkan tentang keabsahan perkawinan, sedangkan aspek formal adalah menyangkut aspek administratif, yaitu pencatatan di KUA sipil.

(15)

Menurut hukum Islam, perkawinan adalah suatu perjanjian antara mempelai perempuan dilain pihak, perjanjian terjadi dengan suatu ijab (akad nikah), yang dilakukan oleh wali calon istri dan diikuti oleh calon suami, dan disertai sekurang-kurangnya dua orang saksi. Perkawinan ini merupakan keinginan yang normal pada setiap manusia karena perkawinan survival (cara mempertahankan kelangsungan hidup melalui perkawinan). Akan diperoleh keturunan dan kemudian menjadi manusia-manusia yang baru, karena dalam kehidupan rumah tangga pasti menginginkan kehidupan yang damai, sejahtera dan bahagia, yang merupakan dambaan semua orang yang menginginkan berumah tangga, sedangkan kalau dilihat ada juga dalam rumah tangga tersebut yang tidak sejalan atau ketidaksesuaian sehingga terjadi perselisihan pahaman antara suami dan istri maka terjadi kebencian dan pertengkaran yang terus menerus (Suhendi,2001:41).

Keluarga berasal dari bahasa Sankerta “ kulawarga” ras” dan warga” yang berarti “ anggota” atau seseorang yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga merupakan unit terkecil masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 1998).

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) merupakan realitas sosial yang dimensi ekonomi, politik, budaya bahkan agama, dimensi ekonomi ini dikarenakan oleh kondisi perekonomian yaitu keuangan yang tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarga. Hubungan antar keluarga dan hubungan

(16)

sosial antara laki-laki dan perempuan didominasi oleh pihak laki-laki dari kondisi diatas menyebabkan semakin banyak kekerasan dalam rumah tangga yang dialami oleh perempuan (Http//:www.sinar harapan. Co.id. diakses tanggal 3 Maret, 2015).

Dapat dikatakan bahwa setiap adanya kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga menggambarkan adanya gejala bahwa belum terciptanya suasana harmonis dalam keluarga, dimana saat seorang atau pasangan suami istri akan selalu mempunyai harapan membangun dan membina keluarga yang penuh dengan cinta dan kasih sayang. Setiap orang mengharapkan keluarga yang harmonis, tanpa kekerasan dalamnya namun yang terjadi banyak istri yang menjadi korban kekerasan oleh suaminya sendiri. Ini membuktikan adanya keluarga yang tidak ideal yang tidak sesuai dengan harapan anggota keluarga tersebut. Disatu sisi keluarga diharapkan bagi anggotanya dalam memperoleh kasih sayang dan dukungan, namun disisi lain saat ini kehidupan keluarga telah dibayangi oleh adanya atau terjadinya berbagai macam tindakan yang digolongkan kepada kekerasan dalam rumah tangga. Dalam hal ini istri dan anak-anak hasil perkawinan seharusnya dilindungi namun kenyataan sebaliknya (Anggraini dan Facrina,2008: 2).

Berdasarkan observasi awal peneliti lakukan pada tanggal 06 Februari 2015 bahwa peneliti melihat profil perempuan (istri) yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga saat sekarang ini. Berbeda sekali dengan perempuan tahun dahulunya, karna dibandingkan sekarang Perempuan korban KDRT lebih mengenal hukum mengenai KDRT dari sebelumnya.

(17)

Apabila korban KDRT melihatkan bukti pada polisi maka pelaku KDRT bisa ditindak lanjuti (penjara).

Pada penelitian ini sumber data yang penulis dapat dari Polsek Nagari Talang Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok tentang kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dimana ada beberapa orang yang pernah terlibat kasus (KDRT) yang terdapat dalam tabel berikut ini :

Tabel 1.1

Data Tentang Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Tahun 2011-2014

No Tahun Jumlah Jenis KDRT Bentuk penyelesaian 1 2011 3 Penganiayaan (fisik) Kekeluargaan 2 2012 1 Penganiayaan (fisik) Kekeluargaan 3 2013 4 Penganiayaan (fisik) Kekeluargaan 4 2014 2 Penganiayaan (fisik) Kekeluargaan

Jumlah 10

Sumber Data: Polsek Nagari Talang Kecamatan Gunung Talang

Berdasarkan tabel 1.1 bahwa tingkatan kekerasan dalam rumah tangga, dapat dilihat dari tahun 2011 berjumlah 3 orang, tahun 2012 berjumlah 1 orang, tahun 2013 berjumlah 4 orang, dan tahun 2014 berjumlah 2 orang, jadi dilihat dari tahun ketahun kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi di Nagari Talang Kecamatan Gunung Talang tidak tetap.

Kemudian seperti yang terlihat pada tabel 1.2 terdapat jumlah Kekerasan fisik di Nagari Talang Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok.

(18)

Tabel 1.2

Jumlah Kekerasan Fisik dan kekerasan ekonomi dalam Keluarga Di Nagari Talang Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok.

No Nama Suku Umur

(Tahun) Pendidikan Pekerjaan

Kekerasan Fisik Kekera san ekonom i Alamat

1 ST Jambak 35 SMP IRT  Cupak

2 WD Jambak 32 SMP IRT  Cupak

3 EL Melayu 20 SMP IRT  Cupak

4 AS Chania

go 25 SMP IRT  Cupak

5 UK piliang 30 SD IRT  Aro

Talang

6 NR melayu 35 SD IRT  Aro

Talang

7 RK Melayu 35 SMP IRT  Aro

Talang Sumber: Data Polsek Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok.

Berdasarkan tabel 1.2 dapat dilihat bahwa indentitas korban yang mengalami KDRT banyak terdapat di Nagari Cupak, pada umumnya korban mengalami kekerasan fisik.

Fenomena inilah yang membuat peneliti tertarik dan ingin meneliti lebih dalam lagi mengenai profil perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga. Oleh karena itu dalam kajian penelitian ini penulis memberi judul: Profil Perempuan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga “Studi Istri Korban kekerasan fisik dan kekerasan ekonomi” Di Nagari Talang Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok.

(19)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah:

1) Bagaimana profil kehidupan perempuan korban kekerasan fisik? 2) Bagaimana profil kehidupan perempuan korban kekerasan ekonomi? 1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan diatas yang telah dikemukakan maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1) Untuk mendeskripsikan profil kehidupan perempuan korban kekerasan fisik

2) Untuk mendeskripsikan profil kehidupan perempuan korban kekerasan ekonomi

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

1. Akademis

Sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana pendidikan S1 (strata 1) diprodi Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat dan dapat menambah pengetahuan penulis dan sebagai penambahan bahan, kajian ilmiah khususnya bidang studi sosiologi keluarga.

2. Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk para masyarakat di Nagari Talang Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendekatan Teoritis

Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah Teori Fungsionalisme Struktural teori ini banyak digunakan oleh tokoh-tokoh lain salah satunya Robert K. Merton. Merton merupakan salah satu tokoh Fungsionalisme Struktural, menurut teori masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan, perubahan terhadap bagian yang lain. Asumsi dasar mengenai Fungsional Struktural yaitu bahwa setiap struktural dalam sistem sosial, Fungsional terhadap yang lain. Sebaliknya apabila tidak Fungsionalisme maka Struktur tidak akan ada atau akan hilang sendirinya.

Penganut teori ini cendrung untuk melihat hanya kepada sumbangan satu sistem atau peristiwa atau suatu sistem dapat beroperasi menentang fungsi-fungsi lainya dalam suatu sistem sosial. Secara ekstrim penganut teori ini beranggapan bahwa semua peristiwa dan semua struktur adalah Fungsional bagi suatu masyarakat. Pada tingkat tertentu umpamanya perperangan, ketidaksamaan sosial, perbedaan ras bahkan kemiskinan’’ diperlukan’’ oleh suatu masyarakat. Perubahan dapat terjadi secara perlahan-lahan dalam masyarakat, penganut teori Fungsionalisme Struktural memusatkan perhatianya kepada masalah bagaimana cara menyelesaikanya sehingga masyarakat tetap dalam keseimbangan (Ritzer, 2002: 21).

Merton melihat Fungsional Struktural dari gagasan bahwa harus ada tingkatan analisis Fungsional. Teoritis Fungsional umumnya membatas diri

(21)

untuk menganalisis masyarakat satu kesatuan, analisis menurut Merton juga dapat dilakukan terhadap sebuah organisasi, institusi, atau kelompok. Tidak harus terdapat masyarakat sebagai suatu keseluruhan saja. Merton membedakan dua pendapat mengenai Fungsional Strukturalnya yaitu: (1) fungsi nyata ( Manifes) merupakan fungsi yang diharapkan ( intended), fungsi nyata dari institusi perbudakan diatas adalah untuk meningkatkan produktivitas dan (2) fungsi tersembunyi (latent) merupakan fungsi yang tidak diharapkan, fungsi tersembunyi menyangkut kepada memungkinkan peningkatan status sosial seseorang baik orang kaya maupun orang miskin. Contoh fungsi nyata perbudakan adalah untuk meningkatkan produktivitas ekonomi masyarakat selatan. Tetapi juga terkandung fungsi tersembunyi, menyediakan sejumlah besar anggota kelas rendah dan membantu meningkatkan status kulit putih selatan, baik yang kaya maupun yang miskin.

Merton juga menjelaskan bahwa akibat yang tidak diharapkan tidak sama dengan fungsi yang tersembunyi. Fungsi tersembunyi adalah satu jenis dari akibat yang tidak diharapkan, satu jenis yang fungsional untuk sistem tertentu, ada dua tipe lain dari akibat yang tidak diharapkan ( disfungsional untuk sistem tertentu dan ini terdiri dari disfungsi tersembunyi). Dari relevan dengan sistem dipengaruhinya, baik secara fungsional atau disfungsional atau konsekuensi nonfungsionalnya. Merton berpendapat bahwa tidak semua Struktur diperlukan untuk berfungsinya sistem sosial. Beberapa bagian dari sistem sosial (barat) dapat dilenyapkan. Hal ini dapat membantu teori

(22)

Fungsional mengatasi kecendrungan konservatif yang lain (Ritzer dan Boodman, 2011:136-142).

Menggambarkan tentang kondisi profil perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga, fungsi manifes merupakan perempuan mengharapkan dalam rumah tangga tentram, damai dan penuh kasih sayang. Tetapi dilihat dari fungsi laten kehidupan perempuan tidak sesuai dengan kenyataanya sekarang, dimana yang diharapkan keluarga yang tentram, damai akan tetapi malah terbalik menjadi kekerasan. Disebabkan karena salah satunya dari faktor ekonomi yang tidak bisa dicukupi oleh suami.

2.2 Penjelasan Konsep 2.2.1. Profil

Profil adalah gambaran karakteristik yang memberikan fakta tentang hal-hal manusia yang mencakup yang dilakukan sehari-hari baik dalam perorangan maupun kelompok. Profil juga berasal dari bahasa latin yaitu profil yaitu berarti gambaran garis besar. Menurut kamus bahasa indonesia profil adalah gambaran, karakteristik yang memberikan fakta tentang hal-hal manusia yang mencakup kegiatan yang dilakukan sehari-hari ( Departemen Pendidikan, 2008:196).

2.2.2. Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen kesehatan RI,1998). Keluarga merupakan dua atau lebih dari Dua individu

(23)

yang tergabung kerena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam peranya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan (Salvicion Dan Ara 1989:8).

Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang bersifat unifersal, artinya terdapat pada setiap masyarakat didunia (univesal) atau sistem sosial agar lebih besar. Suatu ikatan persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki dan perempuan yang sendiri. Tanpa anak-anak baik anak sendiri atau adopsi yang tinggal dalam sebuah rumah tangga (Yusuf, 2009:36). 2.2.3. Rumah Tangga

Rumah tangga adalah biasanya lebih besar dari keluarga inti dan terdiri dari orang-orang keluarga inti, ditambah dengan orang-orang menumpang pembantu-pembantu rumah tangga atau terdiri dua atau tiga keluarga inti.sebagai akibat dari perkawinan akan terjadi suatu kesatuan sosial yang disebut rumah tangga atau household, kesatuan ini mengurus ekonomi rumah tangga sebagai kesatuan atau selama satu keluarga belum mengurus ekonomi rumah tangga mereka sendiri, tetapi masih makan dari dapur orang tua mereka belum merupakan suatu rumah tangga, sebaliknya apanbila suatu keluarga tinggal dirumah orang tua tetapi sudah makan dari dapur mereka sendiri artinya mengurus ekonomi rumah tangga mereka sendiri barulah mereka dapat disebut suatu rumah tangga, yang mengurus

(24)

rumah tangganya sendiri yang terdiri dari ayah, ibu, anak-anak, dan minantu.

Perkara ekonomi rumah tangga ini sangat penting untuk sebagaian masyarakat kita bahkan merupakan masalah yang paling pokok bagaimana menyambung hidup dan mencari sesuap nasi untuk istri dan anak, supaya menjadi masyarakat yang adil dan makmur, rumah tangga yang tergolong “makmur” dengan pendapatan Rp. 2.000.000/ bulan dan yang harus dibelanjakan Rp. 1.500.000, sedangkan rumah tangga dikatakan “ cukup” dengan pendapatan per bulan sebesar Rp. 1.000.000 yang semuanya habis dibelanjakan untuk membeli kebutuhan hidup sehari-hari, tidak ada sisa tetapi juga tidak ada utang, dan keluarga “miskin” dengan pendapatan perbulan sebesar Rp. 500.000 sedangkan pengeluaran sebesar Rp. 750.000 sehingga harus terpaksa berutang sebanyak Rp. 250.000 ( T. Gilarso, 1992: 60-70

2.2.4. Istri

Istri menurut kamus bahasa indonesia adalah wanita ( perempuan) yang telah menikah atau bersuami. Dahulu seorang istri hanya berperan sebagai pengurus rumah tangga dan laki-laki dianggap sebagai pencari nafkah utama keluarga. Namun, sekarang kebutuhan hidup semakin hari semakin tinggi apabila suami mereka sibuk dengan aktivitas pekerjaanya, jadi untuk kebutuhan hidup sehari-hari istri terdorong untuk bekerja.

Adapun kewajiban istri terhadap suami: 1. Menerima kepemimpinan suami

(25)

Apabila dalam kehidupan suami istri dan keluarga timbul masalah atau problema maka solusi yang diambil dengan keputusan final suami namun keputusan yang merupakan tugas suami ini tidak boleh keluar dari pola interaksi dan korporasi yang baik syariat dan hukum serta tidak disalahgunakan oleh suami.

2. Memenuhi kebutuhan seksual suami

3. Mengikuti suami dalam urusan tempat tinggal dan rumah hunian kecuali pihak suami memberi kebebasan kepada istri untuk memilih atau berbeda dengan status sosial istri atau pendapat bahaya mengancam jiwa dan raga istri.

4. Menaati suami dalam dalam urusan keluar rumah dan masunya orang lain kedalam rumah. Kecuali untuk menunaikan tugas keagamaan seperti haji wajib atau harus pergi berobat ke dokter atau apabila itri berdiam dirumah akan membahayakan jiwa raga dna kemuliaan istri.

5. Mematuhi suami dalam urusan pekerjaan sekiranya ia bekerja tidak sesuai dengan waktu, ruang dan kondisi lainya (Abesuh, 2013).

2.2.5. Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Kekerasan dalam Rumah Tangga seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, memiliki arti setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau

(26)

perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.Masalah kekerasan dalam rumah tangga telah mendapatkan perlindungan hukum dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 2004 yang antara lain menegaskan bahwa:

a) Bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan rasa aman dan bebes dari segala bentuk kekerasan sesuai dengan falsafah Pancasila dan Undang-undang Republik Indonesia tahun 1945.

b) Bahwa segala bentuk kekerasan, terutama Kekerasan dalam rumah tangga merupakan pelanggaran hak asasi manusia, dan kejahatan terhadap martabat kemanusiaan serta bentuk deskriminasi yang harus dihapus.

c) Bahwa korban kekerasan dalam rumah tangga yang kebanyakan adalah perempuan, hal itu harus mendapatkan perlindungan dari Negara dan/atau masyarakat agar terhindar dan terbebas dari kekerasan atau ancaman kekerasan, penyiksaan, atau perlakuan yang merendahkan derajat dan martabat kemanusiaan.

d) Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d perlu dibentuk Undang-undang tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga.

Bentuk-Bentuk Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tindak kekerasan terhadap istri dalam rumah tangga dibedakan kedalam 4 (empat) macam:

(27)

a) Kekerasan fisik

Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat. Prilaku kekerasan yang termasuk dalam golongan ini antara lain adalah menampar, memukul, meludahi, menarik rambut (menjambak), menendang, menyudut dengan rokok, memukul/melukai dengan senjata, dan sebagainya. Biasanya perlakuan ini akan nampak seperti bilur-bilur, muka lebam, gigi patah atau bekas luka lainnya.

b) Kekerasan psikologis / emosional

Kekerasan psikologis atau emosional adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya dan / atau penderitaan psikis berat pada seseorang. Perilaku kekerasan yang termasuk penganiayaan secara emosional adalah penghinaan, komentar-komentar yang menyakitkan atau merendahkan harga diri, mengisolir istri dari dunia luar, mengancam atau, menakut-nakuti sebagai sarana memaksakan kehendak.

c) Kekerasan seksual

Kekerasan jenis ini meliputi pengisolasian (menjauhkan) istri dari kebutuhan batinnya, memaksa melakukan hubungan seksual, memaksa selera seksual sendiri, tidak memperhatikan kepuasan pihak istri.

(28)

Kekerasan seksual berat, berupa:

1) Pelecehan seksual dengan kontak fisik, seperti meraba, menyentuh organ seksual, mencium secara paksa, merangkul serta perbuatan lain yang menimbulkan rasa muak/jijik, terteror, terhina dan merasa dikendalikan.

2) Pemaksaan hubungan seksual tanpa persetujuan korban atau pada saat korban tidak menghendaki.

3) Pemaksaan hubungan seksual dengan cara tidak disukai, merendahkan dan atau menyakitkan.

4) Pemaksaan hubungan seksual dengan orang lain untuk tujuan pelacuran dan atau tujuan tertentu.

5) Terjadinya hubungan seksual dimana pelaku memanfaatkan posisi ketergantungan korban yang seharusnya dilindungi.

6) Tindakan seksual dengan kekerasan fisik dengan atau tanpa bantuan alat yang menimbulkan sakit, luka,atau cedera.

d) Kekerasan ekonomi

Setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, perawatan atau pemeliharaan kepada orang tersebut. Contoh dari kekerasan jenis ini adalah tidak memberi nafkah istri, bahkan menghabiskan uang istri.

(29)

2.3. Penelitian Relevan

Ada beberapa hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan peneliti yang akan dilakukan yaitu: Murdiati Etika Putri, (2011). Judul kekerasan terhadap anak dalam rumah tangga di Kota Padang, tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apa yang menyebakan kekerasan terhadap anak dalam rumah tangga, dari hasil ini penelitian ini menunjukan bahwa kekerasan pada anak di Kota Padang pada umumnya terjadi karena pihak orang tua yang kurang mengontrol emosi disaat anak melakukan kesalahan dan juga terjadi kekerasan pada anak disebabkan oleh anak itu sendiri yang tidak mendengarkan perintah orang tua.

Fitria Milda, (2007). Judul kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga di Kota Padang, tujuan penelitian untuk mengetahui apa saja yang menyebabkan perempuan mendapat kekerasan dalam rumah tangga, dari hasil penelitian ini kasus kekerasan dalam rumah tangga dikota padang mengalami peningkatan secara signifikasi 2 kasus dilaporkan kepoltabes pada tahun 2005 meningkat menjadi 46 kasus selama tahun 2006.

Maria Kurnia Wati, (2012). Judul kekerasan ekonomi terhadap perempuan dalam rumah tangga, tujuan penelitian untuk mengetahui kekerasan ekonomi terhadap perempuan dalam rumah tangga, hasil penelitian adalah untuk menunjukan perempuan korban kekerasan ekonomi tersebut tetap mempertahankan keutuhan rumah tangga, sementara kasus perceraian dipengadilan agama Kabupaten 50 Kota mencatat bahwa kekerasan ekonomi

(30)

merupakan faktor penyebab yang paling banyak melatarbelakangi terjadi perceraian.

Perbedaan penelitian yang dilakukan ini dengan tiga penelitian diatas menyangkut beberapa hal yaitu, yang pertama lokasi penelitian berbeda, sedangkan yang kedua adalah penelitian yang dilakukan murdianti etika putri penelitian yang khusus membahas kekerasan terhadap anak dalam rumah tangga di kota Padang, kemudian penelitian yang dilakukan fitria milda tentang kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga di kota Padang, selanjutnya penelitian Maria Kurnia Wati tentang kekerasan ekonomi terhadap perempuan dalam rumah tangga di kota Padang, dan penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu: Profil Perempuan Korban KDRT. Studi Kasus: Istri Korban Kekerasan Fisik Dan Kekerasan Ekonomi. Di Nagari Talang Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok.

(31)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Tipe Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif karena metode kualitatif mempelajari data dilapangan secara alamiah dan mengutamakan teknik observasi dan wawancara serta dokumen. Menurut (Moleong, 2007:6). Penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khususnya alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah, dengan tipe penelitian deskriptif kualitatif.

Tipe penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu penelitian dengan memberikan gambaran secara jelas dan sistematis terkait dengan objek yang diteliti demi memberikan informasi dan data yang valid terkait dengan fakta dan fenomena yang ada dilapangan (Moleong, 2010:7). Penelitian ini didasari dengan maksud untuk menggambarkan secara deskriptif bagaimana profil perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga. Studi kasus: Istri korban kekerasan fisik dan kekerasan ekonomi, di Nagari Talang Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok.

(32)

3.2 Informan Penelitian

Informan adalah orang yang memberi informasi atau keterangan dalam penelitian. Istilah informan banyak digunakan dalam penelitian kualitatif. Sedangkan informan menurut Moleong adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberi informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian (Moleong, 2007:132).

Teknik pemilihan informan yang peneliti lakukan adalah teknik purposive sampling yaitu berdasarkan tujuan atau pertimbangan-pertimbangan tertentu, didasarkan pada maksud tujuan-tujuan atau kegunaan (Yusuf, 2005:205).

Informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang benar-benar paham segala situasi dan kondisi, lokasi penelitian dan permasalahan ini. Dalam upaya mendapatkan keterangan dan data yang relevan dengan permasalahan yang diteliti. Berdasarkan kriteria yang ditentukan dengan pertimbangan peneliti sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian maka jumlah informan dalam penelitian ini yaitu 26 informan di antaranya: 4 orang istri mengalami kekerasan fisik, 3 orang mengalami kekerasan ekonomi, 3 orang suami mengalami kekerasan fisik, 1 orang suami mengalami kekerasan ekonomi, 2 orang tentangga, 7 orang orang tua, 4 orang saudara dan 2 orang niniak mamak.

3.3. Jenis Data

Dalam pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini, penelitian memperoleh sumber data berdasarkan 2 jenis sumber yaitu:

(33)

a. Data primer, yaitu data yang langsung diperoleh dikumpulkan dari objeknya. Data ini diperoleh melalui wawancara dengan responden dan informan yang ada dilapangan. Tujuan untuk mendapatkan data yang akurat dengan menggali informasi dari informan dengan menggunakan alat-alat seperti pedoman wawancara, buku catatan, pena, kamera. Data primer yaitu Mendeskripsikan profil perempuan KDRT studi kasus:istri korban kekerasan fisik dan kekerasan ekonomi di Nagari Talang Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh bukan dari objek secara langsung melainkan melalui suatu perantara tertentu. Pada penelitian ini data sekunder yang digunakan berasal dari buku-buku, hasil penelitian, dokumen dan sumber-sumber yang relevan dengan tema penelitian ini. Penelitian harus mempunyai data dokumentasi, KK, profil Nagari Talang Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok, tujuan agar peneliti memperoleh data yang akurat.

3.3 Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Observasi adalah salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengetahui atau menyelidiki tingkah laku non verbal, dalam penelitian ini menggunakan observasi, non participation observer yaitu suatu bentuk observasi dimana pengamat (atau peneliti) tidak terlibat langsung dalam kegiatan kelompok atau dapat juga dikatakan pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan yang diamatinya (Yusuf, 2005:292).

(34)

Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan peneliti, direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol dalam (reabilitas) dan kesahihanya (faliditasnya) Usman, (2009: 52). Peneliti mencatat, menganalisis dan selanjutnya dapat membuat kesimpulan tentang profil perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Pada tahap observasi dilakukan pengamatan secara umum mengenai masalah yang sedang diteliti setelah itu dimulai dengan mengidentifikasi aspek-aspek yang menjadi pusat perhatian kemudian dilanjutkan pembatasan terhadap objek pegamatan dan dilakukan pencatatan. Dalam penelitian sebelum dilakukan observasi peneliti harus benar-benar yakin dengan apa yang akan diteliti dan mempersiapkan sebagai observasi dilapangan. Peneliti harus mendekatkan diri dengan informan supaya apa yang akan diteliti dapat dijelaskan oleh informan. Dalam penelitian ini yang akan peneliti observasi adalah profil perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga ( kekerasan fisik dan kekerasan ekonomi).

Pada tahap awal pengamatan yang peneliti lakukan di Nagari Talang yaitu pada bulan Februari 2015, kemudian observasi tahap pertama yang peneliti lakukan yaitu pada tanggal 06 - 08 Februari 2015 dimana peneliti melihat dan mengamati tempat dan lokasi para informan. Dimana peneliti mengamati bagaimana profil kehidupan keseharian informan selain itu, peneliti melihat dan mengamati secara lansung kondisi rumah informan dan peneliti juga mengamati bagaimana interaksi dan hubungan dengan tetangga.

(35)

Hal tersebut merupakan tahapan yang peneliti lakukan untuk mendapatkan data yang lebih jelas dan valid.

b. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara terstruktur sering juga disebut wawancara mendalam, Wawancara terstruktur sering juga disebut dengan wawancara baku (standardized interview) yang susunan pertanyaannya sudah ditetapkan sebelumnya (biasanya tertulis) dengan pilihan-pilihan jawaban yang juga sudah disediakan (Mulyana, 2008:180).

Dalam melakukan penelitian dilaksanakan teknik wawancara mendalam (pertanyaan terbuka), karena wawancara mendalam bersifat terbuka dalam pelaksanaanya yanng tidak hanya mewawancarai satu kali saja. Pertayaan terbuka adalah pertayaan dan jawabanya bersifat luas dan memberikan kebebasan kepada subjek untuk memberikan banyak informasi yang mendalam (Herdiansyah, 2012:126).

Metode wawancara pada penelitian ini dilakukan peneliti pada saat terjun kelapangan yaitu dengan mewawancarai baik itu istri,orang,suami dan beberapa pendukung lainya dengan tujuan menanyakan seperti apa profil istri yang mengalami kekerasan fisik dan kekerasan ekonomi

Wawancara dilakukan peneliti pada tanggal 27-02 Juni 2015 kerumah istri yang mengalami korban kekerasan fisik dan kekerasan ekonomi,

(36)

wawancara yang dilakukan peneliti dilapangan disambut baik oleh informan sesuai dengan kriteria informan yang telah ditetapkan untuk menanyakan kabar informan meminta izin untuk mendeskripsikan tentang profil perempuan korban kekerasan fisik dan kekerasan ekonomi dilanjutkan dengan pertanyaan pertanyaan sesuai dengan pedoman wawancara yang telah disiapkan, lalu menulis hal-hal yang dirasa penting dari apa yang disampaikan informan masing-masing informan diwawancarai antara satu sampai tiga kali permasing-masing informan.

c. Studi Dokumen

Studi dokumen yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara teliti sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian.

Teknik dokumen sangat diperlukan, ini bertujuan untuk memperkuat data yang dikumpulkan dari lapangan. Dokumen disini dapat berupa surat izin penelitian, foto-foto yang berkaitan dengan judul penelitian ini yaitu tentang profil perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), studi kasus: kekerasan fisik dan kekerasan ekonomi.

3.4 Unit Analisis

Unit analisis merupakan keseluruhan satuan atau unit yang akan diteliti. Unit analisis dapat berupa individu, kelompok keluarga (Marton, 2011:73). Unit analisis pada penelitian ini adalah individu.

(37)

3.5 Analisis Data

Analisis data adalah proses yang sistematis untuk menentukan bagian-bagian dan saling keterkaitan antara bagian-bagian-bagian-bagian keseluruhan data yang telah dikumpulkan untuk menghasilkan klasifikasi. Analisis data kualitatif adalah mereduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan (miles dan hubermis dalam afrizal 2014:174). Dalam analisis data ini diharapkan akan didapatkan seperti apa gambaran kehidupan perempuan yang mengalami kekerasan fisik dan kekerasan ekonomi di Nagari Talang Kecamatan Gunung Talang yang diawali dengan proses penelitian sampai kepada pembuatan laporan penelitian.

Kaitan antara analisis data dengan pengumpulan data disajikan oleh miles dan huberman dalam diagram berikut ini:

Gambar 1. Skema Miles Dan Hubermes (Sumber: Miles Dan Hubermes dalam Afrizal, 2014)

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data Adalah pengambilan data dengan menggunakan teknik melalui wawancara dan observasi. pengumpulan data ini merupakan

Pengumpulan Data Display data

(penyajian data)

(38)

proses awal bagi penulis untuk memperoleh informasi. Data yang didapatkan masih dalam bentuk data mentah. Data mentah dalam penelitian kualitatif ini adalah catatan lapangan. Catatan lapangan yang penulis dapatkan dalam melakukan observasi dan wawancara dilapangan ditulis ulang sampai tersusun rapi dan mendetail sebagai bahan analisis

b. Reduksi sata

Reduksi data diartikan sebagai kegiatan pemilihan data penting dan tidak penting dari data yang telah terkumpul. Data yang diperoleh dilapangan jumlahnya cukup banyak, untuk maka itu perlu dicatat secara teliti dan terperinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama penelitian dilapangan maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Dalam hal ini peneliti mencatat semua informasi yang diperoleh dari informan dilapangan yang berkaitan dengan profil kehidupan perempuan korban kekerasan fisik dan kekerasan ekonomi.

c. Penyajian Data

Penyajian data diartikan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinana adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan penyajian data, peneliti akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan berdasarkan pemahaman tentang penyajian data. Pada tahap ini, sumber-sumber data yang sebelumnya sudah dikelompokan sesuai dengan masalah penelitian, disusun secara sistematis, lebih sederhana dan rinci agar lebih mudah dipahami sebelum melakukan penarikan kesimpulan.

(39)

d. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan (verifikasi) adalah suatu tahap lanjutan dimana pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan ini dari temuan data. Ini adalah interprestasi peneliti atas temuan dari suatu wawancara atau sebuah dokumen. Setelah kesimpulan diambil, penelitian kemudian mengecek lagi kesahihan interprestasi dengan cara mengecek ulang proses penyajian data untuk memastikan tidak ada kehasihan yang telah dilakukan (Afrizal. 2014:180).

Dengan demikian analisis data dalam penelitian tentang profil perempuan korban KDRT. Studi Kasus: istri korban kekerasan fisik kekerasan ekonomi di Nagari Talang Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok. Terlebih dahulu akan dilakukan pencataan lapangan yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara kemudian baru penyederhanaan data dari hasil catatan lapangan yang diperoleh dari wawancara dilakukan dengan informan sesuai dengan masalah penelitian, serta dokumen berupa data penting, dan foto-foto agar lebih mudah untuk di pahami, kemudian, data yang sudah disederhanakan disusun secara sistematis dalam bentuk yang lebih mudah dianalisis, kemudian barulah dapat ditarik suatu kesimpulan dari data yang sudah disusun secara sistematis untuk dapat diuji kebenaranya.

3.6 Lokasi Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian tentulah mutlak bila dibutuhkan adanya lokasi penelitian, karena lokasi inilah yang pada nantinya tempat untuk menggali semua informan dan mendapatkan data-data yang berkaitan dengan masalah penelitian.

(40)

Lokasi penelitian sendiri dapat diartikan sebagai tempat dimana penelitian itu dilakukan yang didalamnya terdapat data-data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian tersebut, lokasi penelitian yang dipilih peneliti adalah di Nagari Talang Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok, peneliti tertarik memilih lokasi ini karena disamping peneliti mengetahui betul lingkungan daeranya dan juga tambah lagi berdasarkan informasi yang didapat dari masyarakat instansi pemerintahan yang berkaitan dengan masalah kekerasan fisik dan kekerasan ekonomi yang sering terjadi pada istri dalam keluarga, bukan hanya pada 1 keluarga saja mengalami tindakan kekerasan fisik dan kekerasan ekonomi terhadap istri. maka dari itu peneliti memilih lokasi penelitian ini.

3.7 Jadwal Penelitian

Penelitian ini jadwal dilakukan pada Bulan Mei tahun 2015 seperti yang dijelaskan pada tabel 1.4 sebagai berikut:

Tabel 1.4 Jadwal Penelitian No Jenis Kegiatan

Tahun 2015 Bulan

Mei Juni Juli Agus Sep

1 Penelitian

2 Bimbingan Skripsi 3 Ujian Skrpsi

(41)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1. Kondisi Geografi 4.1.1 Batas Administrasi

Nagari Talang merupakan salah satu kenagarian yang berada di wilayah pemerintahan Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok. Kenagarian Talang ini memiliki luas wilayah 31,7 Km2. Secara geografis, Nagari Talang terletak ketinggian dari permukaan laut adalah lebih kurang 600 mil. Dengan suhu rata-rata 26 0 C dan Secara administrasi, Nagari Talang memiliki daerah batasan yakni:

Sebelah Utara : Nagari Cupak. Sebelah Selatan : Nagari Air Batumbuk

Sebelah Timur : Nagari Sungai Jernih dan Nagari Koto Anau Kecamatan Lembang Jaya.

Sebelah Barat : Nagari Jawi jawi dan Koto Gadang Guguk

Nagari Talang berdasarkan administrasi pemerintahannya memiliki 6 Jorong, yaitu untuk lebih jelasnya perhatikan rincian dibawah ini :

1) Jorong Aro 2) Jorong Koto gaek 3) Jorong Tabek pala. 4) Jorong Panarian 5) Jorong Koto gadang 6) Jorong Anau Kadok

(42)

4.1.2 Luas jorong

Luas Nagari Talang adalah 31,7 KM3. Jorong yang paling luas adalah Jorong Koto Gadang + 881 Ha yaitu sekitar 20,90 % dan yang paling kecil adalah Jorong Koto Gaek Yaitu 25 Ha yaitu 8,90 % dari luas Nagari keseluruhannya. Adapun luas masing-masing Jorong di Nagari Talang dapat dilihat pada tabel dan Grafik berikut:

Tabel 4.1

Jumlah dan Luas Daerah Nagari Talang Menurut Jorong Tahun 2014

No. Nama Jorong Luas (Ha)

1. Aro 376 2. Koto Gaek 256 3. Tabek Pala 398 4. Panarian 324 5. Koto Gadang 881 6. Anau Kadok 870 J u m l a h 3105

(43)

4.1.3 Topografi

Bentuk permukaan Kenagarian Talang merupakan daerah perbukitan dan dataran rendah yang bervariasi tingkat kemiringannya. Secara umum kemiringan wilayah Kenagarian Talang dibagi atas kemiringan Bervariasi.

Tabel 4.2

Topografi Nagari Talang

N0 Kemiringan Luas ( Km ) % 1 2 3 4 Landai Agak Curam Curam Sangat Curam 310 417 136 116 31 43 14 12 Total 969 100

Sumber: Kantor Wali Nagari Talang 2014 4.1.4 Hidrologi dan iklim

Keadaan iklim pada Kenagarian Talang beriklim tropis yang mempunyai suhu 260C. Ditinjau dari segi hidrologinya secara umum sistem air pada Kenagarian Talang landai,agak curam,curam dan sangat curam pada Nagari Talang 59% merupakan daerah dengan kelerengan agak curam sedangkan daerah landai hanya 1 %. Kondisi air ini dapat dibedakan atas dua, yaitu :

a. Air Pegunungan

Air pegunungan ini mengalir dalam Kenagarian Talang yakni Batang Lembang. Air ini dijadikan sebagai sumber pengairan sawah masyarakat yang ada dalam lingkungan Kenagarian Talang dan juga digunakan untuk sumber air bersih oleh penduduk baik perumahan maupun pemukiman. Disamping itu juga dimanfaatkan untuk keperluan

(44)

sehari-hari sebagian kecil masyarakat Kenagarian Talang dan juga untuk keperluan pertanian.

b. Air Tanah

Mengenai air tanah ini, biasanya berkaitan dengan proses penggunaannya apakah itu berupa pemanfaatan air tanah melalui proses galian maupun melalui proses pengeboran.

4.1.5 Orientasi Jarak

Pusat pemerintahan nagari berada di jorong Aro, sehingga dapat disimpulkan bahwa jorong Aro adalah jorong yang paling dekat dengan pusat pemerintahan Nagari, sedangkan jorong yang paling jauh dari pusat Nagari adalah jorong Anau Kadok. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut :

Tabel 4.3

Jarak Dari Jorong ke Pusat Pemerintahan Nagari Talang Tahun 2014 No Nama Jorong Ke Pusat Pemerintahan

Nagari ( Km ) Ke Ibu Kota Kecamatan ( Km ) 1 Aro - - 2 Koto Gaek 0,7 0,7 3 Tabek pala 1.5 1.5 4 Panarian 2 2 5 Koto Gadang 2,5 2,5 6 Anau Kadok 3 3

Sumber : Profil Nagari Talang 4.1.6 Jenis Tanah

Jenis tanah Nagari Talang adalah satu jenis tanah yaitu : Andosol 4.2 Kondisi Demografis

4.2.1 Aspek Kependudukan

Untuk aspek kependudukan, pada Tahun 2014, Nagari Talang memiliki jumlah total penduduk sebanyak 9.875 jiwa yaitu 2.740 KK. Dengan

(45)

masing-masing jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin yaitu penduduk laki-laki sebanyak 5.020 jiwa dan penduduk perempuannya yaitu sebanyak 4.855 jiwa.

Nagari Talang yang memiliki jorong sebanyak 6 jorong, dengan jumlah penduduk yang berbeda-beda pada setiap jorong. Adapun jumlah penduduk yang terbanyak pada Tahun 2014 terdapat pada Jorong Aro dan jumlah penduduk terkecil terletak pada Jorong Anau Kadok. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini :

Tabel 4.4

Jumlah Penduduk Per Jorong Nagari Talang 02 Juni 2014 No Nama jorong Laki-laki Perempuan Jumlah

L + P 1. Aro 2112 2038 4150 2. Koto gaek 640 657 1297 3. Tabek pala 750 731 1481 4. Panarian 658 639 1297 5. Koto gadang 630 586 1216 6. Anau Kadok 230 204 434 J u m l a h 5020 4855 9875

Sumber Capil Kabupaten Solok

Berdasarkan usia, penduduk Nagari Talang terbanyak terdapat pada usia 22-64 tahun yaitu dengan jumlah penduduk 3662 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk yang paling kecil adalah pada usia 5-6 tahun yaitu dengan penduduk 496 jiwa. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini :

(46)

Tabel 4.5

Jumlah Penduduk Menurut Umur Nagari Talang Tahun 2014

Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan, penduduk Nagari Talang terbanyak adalah dengan tingkat pendidikan SD/Sederajat yaitu 2079 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk terkecil adalah untuk tingkat pendidikan S1/Sederajat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Nagari Talang masih rendah dalam sumber daya manusia yang ada. Untuk lebih jelasnya tentang jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan tersebut, maka dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

No Jorong Umur ( Tahun )

0-<5 5-6 7-14 15-21 22-64 65 tahun keatas 1. Jorong Aro 499 167 398 365 1229 652 2. Jorong Koto gaek 238 79 189 174 585 314 3. Jorong Tabek pala 257 86 205 189 633 340 4. Jorong Panarian 182 61 146 133 449 240 5 Jorong Koto Gadang 202 67 162 148 498 265 6 Jorong Anau Kadok 109 36 87 81 268 142 Jumlah 1487 496 1187 1090 3662 1953

(47)

Tabel 4.6

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Nagari Talang Tahun 2014 No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) %

1 Buta Aksara 495 5

2 TK 94 1

3 Tidak tamat SD 1485 15

4. Tamat SD/sederajat 2079 21

5. Tamat SLTP /Sederajat 2376 24

6. Tamat SLTA /Sederajat 891 9

- Tamat Akademi D1 396 4 -  D2 495 5 -  D3 297 3 8. Sarjana S1 594 6 -  S2 76 0.25 -  S3 8 0.01 9 SLB A Tabel 4.7

Jumlah Penduduk Nagari Talang Yang Sedang Menjalankan Pendidikan No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa)

1 TK 94

2 SD 1023

3 SLTP 608

4. SLTA 237

5. PT 184

Adapun mata pencaharian ataupun jenis pekerjaan penduduk beragam, yaitu untuk Nagari Talang terdapat 10 jenis pekerjaan yaitu petani,Buruh tani, PNS,Peternak,Montir,Tukang Batu, Sopir,Tukang kayu, ,Tukang jahit dan pedagang, Tukang Ojek Dan untuk Nagari Talang mayoritas penduduk bermata pencaharian petani yaitu sebanyak 1.246 jiwa, selanjutnya yang minoritas adalah jenis pekerjaan Tukang jahit yaitu 14 jiwa. Sehingga hal demikian dapat disimpulkan bahwa mata pencaharian Nagari Talang masih bergerak disektor pertanian dan Pertukangan Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini :

(48)

Tabel 4.8

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan Nagari Talang Tahun 2014 No. Jenis Pekerjaan Jumlah Penduduk (jiwa)

1. Petani 746 2. Buruh tani 1246 3. PNS 892 4. Peternak 658 5. Montir 17 6. Tukang batu 69 7. Tukang kayu 84 8. Sopir 39 9. Tukang jahit 14 10 Pedagang 74 11 Tukang Ojek 87

Untuk sosial budaya Nagari Talang dapat dilihat dari kegiatan masyarakat yang dilakukan di Nagari ini, yaitu salah satunya adalah kegiatan oleh kelompok wanita yaitu acara yasinan yang diadakan 1x seminggu. Dalam kegiatan yasinan tersebut terdapat kegiatan iuran arisan, iuran untuk acara pesta, iuran simpan pinjam. Dimana untuk kegiatan yasinan tersebut dilakukan oleh setiap kelompok wanita di setiap jorong yang ada di Nagari Talang.

Tenaga kerja merupakan suatu pertimbangan yang sangat penting dalam pembangunan suatu wilayah. Adanya sumberdaya manusia yang produktiv dapat memberikan kontribusi pada suatu wilayah. Oleh karena itu, dalam menunjang potensi dalam sumber daya manusia perlu dilakukannya suatu faktor pendukung untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, adapun jumlah penduduk Nagari Talang berdasarkan usia tenaga kerja (18-56 tahun) tersedia paling banyak yaitu 763 jiwa untuk jenis kelamin laki-laki dan 821 jiwa untuk jenis kelamin perempuan, namun untuk yang bekerja hanya 475 jiwa penduduk laki-laki dan 678 jiwa penduduk perempuan Sedangkan penduduk terkecil adalah penduduk

(49)

yang belum atau tidak bekerja yaitu 431 jiwa. Maka dapat disimpulkan bahwa banyaknya penduduk usia produktif yaitu 18-56 tahun pada Nagari Talang menunjukkan masih banyaknya peluang dalam tenaga kerja, sedangkan untuk penduduk yang berusia produktif namun belum atau tidak bekerja merupakan suatu masalah dalam pemenuhan kebutuhan dalam nagari, sehingga perlu adanya suatu solusi dalam penanganan masalah tersebut.Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini :

Tabel 4.9

Jumlah Tenaga Kerja Nagari Talang Tahun 2014

No. Tenaga Kerja

Laki-Laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa) Total Penduduk (Jiwa) %

1. Penduduk usia 18-56 tahun 763 821 1584

2. Penduduk usia 18-56 tahun yang bekerja

475 678 1153

3. Penduduk usia 18-56 tahun yang belum atau tidak

bekerja

288 143 431

4. Penduduk usia 0-6 tahun 642 744 1386

5. Penduduk masih sekolah 7-18 tahun

409 481 891

6. Penduduk usia 56 tahun keatas

562 621 1183

Jumlah 3139 3488 6628

Dan berdasarkan indikator tingkat kemiskinan Kabupaten Solok maka dapat data klasifikasi rumah tangga berdasarkan tingkat kemiskinannya yaitu dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

(50)

Tabel 4.11

Rumah Tangga Miskin Nagari Talang Tahun 2014 No. Klasisifikasi Rumah Tangga Jumlah Rumah Tangga

Miskin ( KK )

Persentase (%)

1. Rumah Tangga Miskin 417 18.8

2. Rumah Tangga pra Sejahtera 1152 52.2

3 Rumah Tangga Sejahtera 634 29

Jumlah 100

Sumber: Profil Nagari Talang 4.3 Kondisi Sosial

4.3.1 Kondisi Sosial

Kondisi sosial budaya dapat digambarkan melalui perkembangan pendidikan, kesehatan, kemiskinan penduduk, kriminalitas, pengamalan ajaran agama dan sebagainya yang terdapat di Nagari Talang Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok.

a. Bidang pendidikan

jumlah sekolah sesuai tingkat pendidikan - PAUD : 5 buah

- TK : 4 buah

Tabel 4.12

Kondisi Fisik TK di Nagari Talang Tahun 2014 Nama TK Lokasi TK Jumlah

Murid Jumlah Guru Jumlah Lokal Kondisi Bangunan TK Pembina Talang Jr.Aro 44 7 3 Permanen TK Islam Al Munawwarah Talang Jr.Aro 17 4 2 Permanen

TK Suluh Budi Jr.Aro 11 3 2 Semi

Permanen TK Permata Ibu Jr. Tabek

Pala

17 4 2 Semi

Permanen

(51)

b. Kesehatan

- Poskesri : 7 buah - Polindes : 6 buah - Puskesmas : 1 buah c. Kemiskinan

Angka kemiskinan di Nagari Talang masih ada diperkirakan sebanyak 18,8 % yang diakibatkan oleh ketersediaan lahan dan rendahnya sumber daya manusia, tapi angka kemiskinan setiap tahunnya berkurang yang dibuktikan dengan makin sedikintya penerima Raskin. Jumlah rumah tangga miskin menurut jorong sebagai beriku:

Tabel 4.13 KK Miskin

No Jorong Jumlah Rumah Tangga Miskin ( KK)

1 Aro 128 2 Koto Gaek 64 3 Tabek Pala 39 4 Panarian 123 5 Koto Gadang 152 6 Anau Kadok 32 Jumlah 538

Sumber: Data Profil Nagari Talang 2014 d. Kriminalitas

Selama Tahun 2014 belum ada terjadi tindakan kriminalitas, baik yang kecil maupun tindakan kriminalitas yang besar.

e. Agama

(52)

4.4.Sarana Dan Prasarana 4.4.1 Sarana Peribadatan

Sarana peribadatan pada Nagari Talang terdiri dari Masjid 6 unit dan mushalla 33 unit. Dan berdasarkan survey lapangan, untuk kondisi dari masing-masing sarana peribadatan yang ada dalam kondisi cukup baik.Untuk penyebaran sarana peribadatan tersebar pada setiap jorong yang ada di Nagari Talang. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini :

Tabel 4.14

Sarana Peribadatan Nagari Talang Tahun 2014

No. Jenis Sarana Jumlah

1. Masjid 6 Unit

2. Mushalla 33 unit

Sumber : Profil Nagari Talang 4.4.2 Sarana Olah Raga

Sarana Olah raga merupakan ruang terbuka hijau yang aktiv yang ada di Nagari Talang. Adapun sarana olah raga yang ada pada Nagari Talang ini terdiri dari 1 buah Lapangan Sepak Bola, 2 buah Lapangan Bulu Tangkis, 4 buah Meja Pimpong dan 3 buah Lapangan Voli.1 Buah Lapangan Futsal Adapun fungi dari sarana olah raga ini adalah untuk hiburan dari masyarakat yang ada di Nagari Talang ini. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini :

(53)

Tabel 4.15

Sarana Olah Raga Nagari Talang Tahun 2014

No. Jenis Sarana Jumlah

1. Lapangan Sepak Bola 1

2. Lapangan Bulu Tangkis 2

3. Meja Pimpong 2

4. Lapangan Voli 1

5. Lapangan Basket 1

Sumber : Profil Nagari Talang 4.4.3.Sarana Kesehatan

Dalam hubungannya dengan kesehatan, maka ketersediaan sarana kesehatan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyrakat. Oleh karena itu kebutuhan akan sarana kesehatan sangat penting dalam suatu perencanaan. Adapun sarana kesehatan yang ada di Nagari Talang adalah, 8 polindes/poskesri dan 1 Unit PUSKESMAS. Keberadaan sarana tersebut masih berfungsi dengan baik dan letaknya sudah tersebar di setiap jorong. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini :

Tabel 4.16

Sarana Kesehatan Nagari Talang Tahun 2014

No Jenis Sarana Jumlah

1. Puskesmas 1

2. Polindes 6

3. Poskesri 8

Sumber : Profil Nagari Talang 4.4.4.Sarana Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu hal yang mempengaruhi suatu potensi sumber daya manusia yang ada pada suatu wilayah tersebut. Adanya sarana pendidikan yang baik dan memenuhi standar dapat memunculkan sumber daya

(54)

manusia yang berpotensi, yang sangat berguna sebagai generasi penerus dalam pembangunan suatu wilayah. Oleh karena itu dalam suau perencanaan harus memperimbangkan kebutuhan sarana pendidikan. Untuk Nagari Talang sarana pendidikan yang ada antara lain 4 unit PAUD 4 unit TK (Taman Kanak-Kanak), 6 unit sekolah dasar, 1 Unit SLTP, 1 unit SMK, dan 1 Unit SMA Plus, Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini :

Tabel 4.17

Sarana Pendidikan Nagari Talang Tahun 2014

No. Jenis Sarana Jumlah

1. Paud 4 2. TK 4 3. Sekolah Dasar 6 4. SLTP 1 5. SMK 1 6. SMA Plus 1

Sumber : Profil Nagari Talang

Sarana pendidikan yang ada di Nagari Talang Untuk pendidikan formal terdiri dari sarana TK, PAUD dan SD. SLTP dan SMK, Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini

Tabel 4.18

Sarana Pendidikan TK/PAUD Nagari Talang Tahun 2014 Nama TK Lokasi TK Jumlah

Murid Jumlah Guru Jumlah Lokal Kondisi Bangunan TK Pembina Talang Jr.Aro 44 7 3 Permanen TK Islam Al Munawwarah Talang Jr.Aro 17 4 2 Permanen

TK Suluh Budi Jr.Aro 11 3 2 Semi Permanen

TK Permata Ibu Jr. Tabek Pala

17 4 2 Semi Permanen

(55)

4.5.5 Data kekerasan dalam rumah tangga ekonomi Tabel 4. 19

Jumlah Penghasilan Suami Korban Yang Mengalami Kekerasan Ekonomi

Nama Pendapatan

1.Profil keluarga IS Rp.500.000

2.Profil keluarga MI Rp. 500.000

3.Profil keluarga TI Rp. 500.000

Sumber: Data primer 2015

Berdasarkan tabel 4.19 bahwa jumlah pengasilan suami yang mengalami kekerasan ekonomi rata-rata mengasilkan pendapatan perbulanya sebanyak Rp.500.000.

4.6.6. Data kekerasan dalam rumah tangga fisik Tabel 4.20

Bentuk-bentuk kekerasan fisik Nama Bentuk- bentuk kekerasan fisik

Ditampar Ditendang Dicekik

Ibu LD 

Ibu PT 

Ibu SK  

Ibu DS  

Sumber: Data Primer 2015

Berdasarkan tabel 4.20 diatas bahwa tingakatan kekerasan yang dialami istri dalam rumah tangga banyak yang dilakukan suami yaitu istri ditampar sehingga istri tidak bisa melawan atau melakukan pembalasan.

(56)

BAB V

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Profil Kehidupan Perempuan Korban Kekerasan Fisik. 5.1.1 Profil keluarga ibu LD

Profil adalah gambaran karakteristik yang memberikan fakta tentang hal-hal manusia yang mencakup yang dilakukan sehari-hari baik dalam perorangan maupun kelompok. Profil juga berasal dari bahasa latin yaitu profil yaitu berarti gambaran garis besar. Menurut kamus bahasa indonesia profil adalah gambaran, karakteristik yang memberikan fakta tentang hal-hal manusia yang mencakup kegiatan yang dilakukan sehari-hari ( Departemen Pendidikan, 2008:196).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen kesehatan RI,1998). Ibu LD seorang ibu rumah tangga berumur 20 tahun yang merupakan anak pertama dari keluarga ibu NI berumur (40 tahun), bertempat tinggal di Nagari Talang, orang tua LD bekerja sebagai ibu rumah tangga. LD berhenti sekolah pada usia 15 tahun dimana LD pada saat itu menikah dengan DT yang berumur 25 tahun bekerja sebagai sopir angkot, bentuk keluarga LD luas. LD tinggal bersama suami dan anaknya. LD termaksud dalam pernikahan dini, dimana saat itu LD masih kelas 2 SMP. LD terpaksa berhenti sekolah dan akhirnya memutuskan untuk menikah dikarenakan dituding hamil diluar nikah, LD sekarang memiliki 1 orang anak perempuan, karena orang tua LD sudah terlanjur malu dengan tetangga akhirnya LD pun menikah.

Gambar

Gambar 1. Skema Miles Dan Hubermes  (Sumber: Miles Dan Hubermes dalam Afrizal, 2014)
Tabel 1.4  Jadwal Penelitian  No  Jenis Kegiatan
Tabel 4.13   KK Miskin
Gambar  2: Wawancara dengan istri korban kekerasan fisik

Referensi

Dokumen terkait

Whistleblowing , pelaporan/pengaduan atas pelanggaran atau tindakan yang melanggar hukum, tindakan yang tidak etis/bemoral atau tindakan lain yang dapat merugikan Bank

Sebanyak 40% kepala sekolah juga yang selalu memastikan guru-guru untuk mencari materi dengan memanfaatkan internet untuk melakukan tugas mata pelajarannya (pada butir 8), namun

Dapat disimpulkan bahwa dengan metode FGD + poster memberikan peningkatan pengetahuan tertinggi bagi responden.Hal ini disebabkan karena penggunaan poster menarik

Adapun permasalahan yang dikaji adalah: (1) Bagaimana merancang visualisasi motion graphic animation ajakan minum air putih sebagai media utama kampanye sosial minum air putih

Analisis Pengeloiaan Persediaan Barang Dagang dalam Meminimalisir Kerusakan pada PT.. Masmedia Buana Pustaka

Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah achiepmen test (tes prestasi) yaitu tes yang dilakukan untuk mengukur hasil belajar pada mata pelajaran Sejarah

(1) Penilaian dan penetapan peringkat faktor permodalan, faktor kualitas aset, faktor rentabilitas, dan faktor likuiditas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2)

6HGDQJNDQ GDODP SHPEDUXDQ .8+3 WDKXQ PHPSHUNXDW HNVLVWHQVL KXNXP NHELDVDDQVHEDJDLGDVDUSHPLGDQDDQ'DODP S H P E D U X D Q K X N X P S L G D Q D K D U X V EHURULHQWDVL SDGD