• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL ASKOPIS Asosiasi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Volume 1 Nomor 1 Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL ASKOPIS Asosiasi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Volume 1 Nomor 1 Tahun"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

56 Diterima: Januari 2017. Disetujui: Februari 2017. Dipublikasikan: Maret 2017.

Efektifitas Penyampaian Pesan Dakwah melalui Iklan

Yunidar Cut Mutia Yanti*

Fakultas Dakwah, IAIN Raden Intan, Lampung

*Email: yunidarcutmutia@gmail.com

ABSTRACT

Da'wah is the activity of calling and inviting people to do good. Da'wah is usually done by means of cultural preaching or preaching bil-verbal, but today da'i must be able to preach using contemporary da'wah, namely with the media or bil-qolam. And one of the effective da'wah media at this time is da'wah through multimedia in the form of advertisements, whether printed or electronic. this research uses library method (library). The location of this research is located in IAIN Raden Intan Lampung Library. The results of the study found that preaching was delivered verbally, bil-qolam could also be conveyed through or using multimedia in the form of advertising (advertising). Da'wah through very effective advertising from family da'wah, health preaching, educational preaching, preaching human life with the Creator of Allah SWT. All can be effectively accepted by the audience or wadli. In this research dakwah very effective through medi in the form of advertisement.

Keywords: Message, Da'wah, Advertisement.

ABSTRAK

Dakwah adalah kegiatan menyeru dan mengajak manusia menjalankan kebaikan. Dakwah biasa dilakukan dengan cara dakwah kultural atau dakwah bil-lisan tetapi dewasa ini para da’i harus bisa berdakwah dengan menggunakan dakwah kontemporer yaitu dengan media atau bil-qolam. Dan salah satu media dakwah yang efektif pada saat ini adalah dakwah melalui multimedia dalam bentuk iklan, baik cetak ataupun elektronik. penelitian ini menggunakan metode library (kepustakaan). Lokasi penelitian ini bertempat di Perpustakaan IAIN Raden Intan Lampung. Hasil penelitian menemukan bahwa dakwah disampaikan secara bil-lisan, bil-qolam juga dapat disampaikan melalui atau menggunakan multimedia dalam bentuk iklan (advertising). Dakwah melalui iklan sangat efektif dari dakwah keluarga, dakwah kesehatan, dakwah pendidikan, dakwah kehidupan manusia dengan Sang Pencipta Allah SWT. Semua dapat efektif diterima oleh audiens atau wadli. Dalam penelitian ini dakwah yang sangat efektif melalui medi dalam bentuk Iklan.

Kata Kunci: Pesan, Dakwah, Iklan.

PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi komunikasi dan informasi, telah membawa dampak berarti pada perubahan sendi-sendi etika umat Islam. Era globalisasi memiliki potensi untuk merubah hampir seluruh

* Penulis Korespondensi

sistem kehidupan masyarakat, baik dibidang politik, ekonomi, sosial budaya, bahkan di bidang pertahanan dan keamanan. Disamping itu tingkat kemiskinan dan kesengsaraan umat Islam semakin meningkat, yang berakses bagi timbulnya berbagai problem sosial dan keagamaan.

Berbagai penyakit masyarakat seperti

JURNAL ASKOPIS

Asosiasi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 56-62 http://journal.askopis.id/ja

(2)

Efektifitas Penyampaian Pesan Dakwah melalui Iklan

Jurnal Askopis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 56-62 57

pencurian, perampokan, penodongan, korupsi, pelanggaran HAM dan sejenisnya merupakan problema mendasar umat Islam saat ini. Akses yang sangat mendasar dari problema tersebut adalah timbulnya pendangkalan iman, sebagaimana disinyalir dalam sebuah ungkapan “Hampir saja kekafiran itu menjadi kekafiran”. Dalam menghadapi serbuan bermacam-macam nilai, keagaman, pilihan hidup dan sejumlah janji-janji kenikmatan duniawi, dakwah diharapkan bisa menjadi suluh dengan fungsi mengimbangidan member arah dalam kehidupan umat. Dakwah ke depan menempatkan perencanaan dan strategi yang tepat dengan merujuk kepada metode dakwah Rasullulah SAW.

Para intelektual muslim dapat merumuskan konsep dan metode dakwah untuk generasi muda, orang dewasa atau objek dakwah bagi berbagai lapisan masyarakat yang tingkat pemahaman keagamaannya tergolong rendah atau sebaliknya bagi masyarakat yang tingkat pendidikannya tergolong tinggi, sehingga materi dakwah sesuai dengan objeknya.

Materi dakwah yang tepat untuk masyarakat modern ini adalah materi kajian yang bersifat tematik. Artinya harus dikaji dengan cara mengambil tema-tema tertentu sesuai dengan tuntutan zaman dengan cara penyampaian yang efektif tentu saja dapat melalui media iklan jadi fasilitas yang tepat adalah dengan menggunakan media cetak dan elektronik. Kenapa demikian? Karena dengan menggunakan media cetak dan elektronik hasilnya akan lebih banyak serta jangkauannya lebih luas. Sesuai dengan uraian diatas, maka dicoba dibahas dalam penelitian dengan judul Efektifitas Pesan Dakwah Melalui Iklan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode

library (kepustakaan). Lokasi penelitian

bertempat di Perpustakaan IAIN Raden Intan Lampung yang beralamat di Jalan Endro Suratmin Kecamatan Sukarame

Bandar Lampung.

Sumber data penelitian ini diperoleh dari referensi atau rujukan dari buku-buku yang berada di Perpustakaan atau juga diperoleh melalui media internet. Sumber data ada dua yaitu : 1). Sumber data Primer dan 2). Sumber data Sekunder. Sumber data primer terutama dari penulis dari berbagi sumber antara lain : buku terbitan karya ilmiah, buku terbitan dalam bentuk jurnal ilmiah baik local, nasional dan internasional dan sebagainya sedangkan data sekunder di dapat melalui pencarian bahan dan penelusuran internet.

Analisis penelitian ini menggunakan analisis studi kepustakaan, sehingga dapat menghasilkan suatu hasil penelitian atau memperoleh wacana kepustakaan baru dari beberapa bahan masukan yang diperoleh melalui berbagai sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan judul penelitian ini

LANDASAN TEORITIS

Efektifitas berasal dari kata efektif yang berarti terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki dalam suatu perbuatan (Ensiklopedi Administrasi, 1989 : 149). Efektif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti dapat membawa hasil, berhasil guna. Sedangkan menurut Handoko (2003: 7) efektifitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepatuntuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektifitas adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki. Kalau seseorang melakukan suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang dikehendaki, maka orang itu dikatakan efektif kalau menimbulkan akibat sebagaimana yang dikehendakinya.

Efektifitas ialah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Jelaslah bila sasaran atau tujuan telah tercapai sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya, hal

(3)

58 Jurnal Askopis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 56-62 ini dikatakan efektif. Jadi apabila tujuan

atau sasaran tidak sesuai dengan yang telah ditentukan, maka pekerjaan itu dikatakan tidak efektif. Sondang P. Siagian (2001 : 151) berpendapat bahwa efektifitas terkait penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yangtelah ditetapkan sebelumnya atau dapat dikatakan apakah pelaksanaan sesuatu tercapai sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya. M. Manulang (2006 : 214) berpendapat : Prestasi atau efektifitas organisasi pada dasarnya adalah efektifitas perorangan, atau dengan kata lain bila tiap anggota organisasi secara terkoordinasi melaksanakan tugas dan pekerjaannya masing-masing dengan baik, efektifitas organisasi secara keseluruhan akan timbul.

Pengertian dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah Subhaanahu wa ta’ala sesuai dengan garis aqidah, syari’at dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da’a yad’u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan.

Kata dakwah sering dirangkaikan dengan kata “Ilmu” dan kata “Islam”, sehingga menjadi “Ilmu dakwah” dan “Ilmu Islam” atau ad-dakwah al-Islamiyah.

Ilmu dakwah adalah ilmu yang berisi cara-cara dan tuntunan untuk menarik perhatian orang lain supaya menganut, mengikuti, menyetujui atau melaksanakan suatu ideologi, agama, pendapat atau pekerjaan tertentu. Orang yang menyampaikan dakwah disebut “Da’i” sedangkan yang menjadi obyek dakwah disebut “Mad’u”. Setiap muslim yang menjalankan fungsi dakwah Islam adalah “Da’i”.

Tujuan utama dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridhai oleh Allah. Nabi Muhammad SAW mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan. Dimulai dari istrinya, keluarganya, dan teman-teman karibnya

hingga raja-raja yang berkuasa pada saat itu. Di antara raja-raja yang mendapat surat atau risalah Nabi SAW adalah kaisar Heraklius dari Byzantium, Mukaukisdari Mesir, Kisra dari Persia (Iran) dan Raja Najasyi dari Habasyah (Ethiophia).

Ilmu Dakwah adalah Ilmu yang memahami aspek hukum dan tatacara yang berkaitan dengan dakwah, sehingga para muballigh bukan saja paham tentang kebenaran Islam akan tetapi mereka juga didukung oleh kemampuan yang baik dalam menyampaikan Risalah al Islamiyah. Dakwah memiliki banyak macam yaitu 1) Dakwah Fardiah. Dakwah Fardiah merupakan metode dakwah yang dilakukan seseorang kepada orang lain (satu orang) atau kepada beberapa orang yang dalam jumlah yang kecil dan terbaras. Biasanya dakwah fardiah terjadi tanpa persiapan yang matang dan tersusun secara tertib. Termasuk kategori dakwah seperti ini adalah menasihati teman sekerja, teguran, anjuran member contoh. Termasuk dalam hal ini pada saat mengunjungi orang sakit, pada waktu ada acara tahniah (ucapan selamat), dan pada waktu upacara kelahiran (tasmiyah). 2) Dakwah Ammah. Dakwah Ammah merupakan jenis dakwah yang dilakukan oleh seseorang dengan media lisan yang ditujukan kepada orang banyak dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka. Media yang dipakai biasanya berbentuk khotbah (pidato). 3) Dakwah Ammah ini kalau ditinjau dari segi subyeknya, ada yang dilakukan oleh perorangan dan ada yang dilakukan oleh organisasi tertentu yang berkecimpung dalam soal-soal dakwah. 4) Dakwah

bil-Lisan. Dakwah jenis ini adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara subyek dan obyek dakwah). Dakwah jenis ini akan menjadi efektif bila, disampaikan berkaitan dengan hari ibadah seperti khutbah Jumat atau khutbah hari Raya, kajian yang disampaikan menyangkut ibadah praktis, konteks sajian terprogram,

(4)

Efektifitas Penyampaian Pesan Dakwah melalui Iklan

Jurnal Askopis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 56-62 59

disampaikan dengan metode dialog dengan hadirin. 5) Dakwah bil-Haal. 6) Dakwah bil al-Hal adalah dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan agar si penerima dakwah (al-Mad’ulah) mengikui jejak dan hal ikhwal si Da’i (Juru Dakwah). Dakwah jenis ini mempunyai pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah. Pada saat pertama kali Rasullulah Saw tiba di kota Madinah, beliau mencontohkan Dakwah bil-Haal ini dengan mendirikan Masjid Quba, dan mempersatukan kaum Anshor dan kaum Muhajirin dalam ikatan ukhuwah Islamiyah. 7) Dakwah bit-Tadwin.

Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, pola dakwah bit at-Tadwin ( dakwah melalui tulisan) baik dengan menerbitkan kitab-kitan, buku, majalah, internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif. Keuntungan lain dari dakwah model ini tidak menjadi musnah meskipun sang dai, atau penulisnya sudah wafat. Menyangkut dakwah bit-Tadwin ini Rasulluah Saw bersabda, “Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari darahnya para syuhada”. 8) Dakwah bil

Hikmah. Dakwah bil-Hikmah yakni menyampaikan dakwah dengan cara yang arif bijaksana, yaitu melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupuanan maupun konflik. Dengan kata lain dakwah bil-Hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasive. Dalam kitab al-Hikmah fi al dakwah Ilallah ta’ala oleh Said bin Ali bin Wahif al-Qathani diuraikan lebih jelas tentang pengertian al-Hikmah, antara lain: Menurut Bahasa: i). Adil, ilmu, sabar, kenabian, Al-Qur’an dan Injil. ii). Memperbaiki (membuat menjadi lebih baik atau pas) dan terhindar dari kerusakan ungkapan untuk mengetahui sesuatu yang utama dengan ilmu yang

utama obyek kebenaran (al-haq) yang didapat melalui ilmu dan akal pengetahuan atau ma’rifat. Menurut Islitah Syar’i Valid dalam perkataan dan perbuatan, mengetahui yang benar dan mengamalkannya, wara’ dalam Dinullah, meletakan sesuatu pada tempatnya dan menjawab dengan tegas dan tepat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prinsip Komunikasi Dalam Iklan. Iklan adalah bagian penting dari serangkaian kegiatan mempromosikan produk yang menekankan unsure citra. Citra pada sebuah produk lebih mendominasi daripada produk itu sendiri. Sebagai pemberi informasi, bahasa dalam iklan merupakan sarana untuk menyampaikan informasi yang sebenarnya kepada masyarakat tentang produk yang akan ditawarkan. Sasaran utama yang ingin dicapai adalah agar konsumen dapat mengetahui dengan baik produk itu sehingga memutuskan untuk membeli. Dalam iklan, pengguanaan bahasa berkaitan dengan dua hal, yaitu (1) bahasa sebagai media komunikasi, dan (2) bahasa sebagai media penciptaan realitas sosial. Bahasa sebagai media komunikasi, yakni penggunaan iklan dilihat sebagai bentuk informasi. Sementara itu, bahasa sebagai media penciptaan realitas sosial, penggunaan bahasa sebagai bagian dari seni kreatif dalam rangka merekayasa dunia yang diinginkan. Bahasa yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan seluruh kenyataan secara terperinci tetang suatu produk.

Iklan Sebagai Media Dakwah. Iklan sekarang sangat beragam, mulai dari tampilan, penyampaian yang menarik sehingga lebih cepat diterima masyarakat dan disampaikan secara berulang-ulang sehingga masyarakat cepat mengingat bahkan menghafalnya. Begitu besarnya pengaruh media melalui iklan dalam hal menyebarkan, menginformasikan dan mempengaruhi seseorang, sehingga

(5)

60 Jurnal Askopis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 56-62 sangatlah efisien (efektif) jika iklan

dijadikan sebagai sarana dakwah, karena esensinya dakwah adalah menyebarkan, menyampaikan, merubah, seseorang yang tadinya belum baik menjadi baik, dan yang baik menjadi lebih baik (Heath & Potter : 2009).

Begitu cepatnya iklan diingat lantas bagaimana dengan dakwah? Dakwah melalui iklan cocok dijadikan sebagai alternative bagi para da’i dan muballigh untuk menyabarkan Islam yang sebenar-benarnya dan seluas-luasnya, bahkan bukan hanya da’i saja yang mempunyai keawajiban, kita juga sebagai umat muslim wajib menyebarkan agama Islam yang sebenar-benarnya dan seluas-luasnya seperti dalam firman Allah SWT, dalam kitab suci al-Qur’an1.

Iklan di Televisi Swasta. Bagi stasiun televise swasta, kelangsungan penayangan paket-paket suatu acara sangat tergantung pada biaya iklan yang diterimanya. Hal itu disebabkan biaya produksi sutu paket atau biaya penyiaran yang tinggi merupakan factor yang harus dihadapi, oleh karena itu televise swasta berlomb-lomba mendapatkan iklan sebanyak-banyaknya dengan meningkatkan mutu siarannya. Iklan ternyata juga mempengaruhi kebijakan penentua program acara. Suatu program tanpa adanya dukungan tayangan iklan, jadwal penayangannya akan terambat, bahkan lebih parah lagi akan batal disiarkannya akan menghilang tanpa diketahui kapan akan disiarkan atau ditayangkan.

Iklan yang ditayangkan di televise menurut Renald Kassali (2000 : 20) memilik beberapa jenis yaitu antara lain : Pensponsoran, dimana pembuatan atau penayangan sebuah acara dilakukan atas biaya sponsor/pengiklan dan Partisipasi, bentuk ini dapat mengurangi beban biaya atau resiko. Melalui iklan sepanjang 15, 30 dan 60 detik, iklan disisipkan antara satu

1 Qs. Ali-Imran : 110

atau bebrapa acara (spot).

Metode dakwah adalah cara mencapai tujuan dakwah, untuk mendapatkan gambaran tentang prinsip-prinsip metode dakwah teknis dakwah kontemporer ini lain dengan dakwah kultural. Jika dakwah kultural dilakukan dengan cara menyesuaikan budaya masyarakatsetempat disampaikan dengan cara bil-lisan, sedangkan dakwah kontemporer dilakukan dengan cara mengikuti teknologi yang sedang berkembang antara lain melalui media iklan baik cetak maupun elektronik. Persaingan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, khususnya dalam bidang periklanan adalah merupakan tantangan para da’i kita untuk segara berpindah dari kebiasaan dakwah kultural ke dakwah kontemporer. Dakwah kontemporer yang dimaksud peneliti adalah dakwah yang menggunakan fasilitas teknologi modern sebagimana iklan yang lagi semarak dewasa ini.

Namun jika mencermati firman Allah Swt dalam QS. An-Nahl : 125 yang artinya :”Serulah (manusia) kepada Tuhanmu

dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik”. Dari ayat tersebut dapat dipahami

prinsip umum tentang metode dakwah Islam yang menekankan pada tiga prinsi yaitu : 1). ,etode bil-hikmah, 2). Metode Mauizah Hasanah dan 3). Metode Mujadalah billati hia ahsan.

Disamping itu kelemahan dan ketertinggalan umat Islam dalam mengakses informasi dari waktu ke waktu, pada gilirannya juga akan membuat langkah-langkah dakwah kita semakin tumpul tak berdaya. Bertolak dari factor tersebut, agar problematika dakwah tidak semakin kusut berlarut-larut dan tidak efektif maka perlu segera dicarikan jalan keluar. Ada tiga cara yang ditawarkan dalam pemikiran konsep praktis yang segera diselesaikan agar dakwah tetap relevan, produktif dan efektif

(6)

Efektifitas Penyampaian Pesan Dakwah melalui Iklan

Jurnal Askopis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 56-62 61

yaitu antara lain : 1). Perlu ada pengkaderan yang serius untuk memprodiksi juru-juru dakwah dengan pembagian kerja yang rapi. 2). Setiap organisasi Islam perlu membangun laboraturium dakwah agar dapat diketahui masalah riil di lapangan sehingga jelas apa yang akan dilakukan. Dan 3). Proses dakwah tidak boleh lagi terbats pada dakwah bil-lisan tetapi juga dapat dengan cara berdakwah kontemporer melalui media iklan baik cetak atau elektronik.

PENUTUP

Metode dakwah Rasullulah SAW, pada awalnya dilakukan melalui pendekatan individual (personal approach) dengan mengumpulkan kaum kerabatnya di bukit Shafa. Kemudian berkembang melalui pendekatan kolektif seperti yang dilakukan saat berdakwah ke Thaif dan pada musim haji. Ada yang berpendapat bahwa berdakwah itu hukumnya fardhu kifayah, dengan menisbatkan pada lokasi yang didiami para da’i dan mubaligh. Sebenarnya Dakwah merupakan kewajiban dan tugas setiap individu. Hanya dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi lapangan. Jadi pada dasarnya setiap muslim wajib melaksanakan dakwah Islamiyah, karena merupakan tugas ‘ubudiyah dan bukti keikhlasan kepada Allah SWT.

Penyampaian dakwah Islamiyah haruslah disempurnakan dari satu generasi ke generasi berikutnya, sehingga cahaya hidayah Allah SWT tidak terputus sepanjang masa. Nampaknya dakwah Islamiyah harus dilakukan dengan upaya serius dan tidak hanya cukup dilakukan dengan dakwah bil-lisan, seperti para Rasul dan Nabi terus dilanjutkan dengan para tabi’in dan sahabat Nabi yang shalih yang merupakan tokoh-tokoh dakwah paling terkemuka dalam sejarah umat manusia. Kemajuan teknologi membuat masyarakat mengalami banyak perubahan, mulai dari pola piker, gaya hidup dan sebagainya.

Begitu besarnya pengaruh media melalui iklan dalam hal menyebarkan, menginformasikan dan mempengaruhi seseorang, sehingga sangatlah efektif jika dijadikan sebagai sarana media dakwah termasuk dakwah Islamiyah. Karena esensi dakwah adalah menyebarkan, menyampaikan, merubah seseorang yang tadinya belum baik menjadi baik, dari yang sudah baik menjadi lebih baik lagi. Dakwah melalui iklan cocok dijadikan sebagai alternatif bagi para da’i dan da’iyah, mubaligh untuk menyebarkan agama Islam yang sebenar-benarnya dan sebagai rahmatan lil’alamin.

Seperti firman Allah SWT dalam QS. Ali Imran : 110 yang artinya : “Kamu (umat

islam) adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik”. Mudah-mudahan Allah SWT

senantiasa memberikan kekuatan dan petunjuk agar kita tidak salah pilih dan tidak terambat. Insya Allah

Maka kesimpulan di dalam penelitian ini bahwa dakwah disampaikan secara

bil-lisan, bil-qolam juga dapat disampaikan

melalui atau menggunakan multimedia dalam bentuk iklan (advertising). Dakwah melalui iklan sangat efektif dari dakwah keluarga, dakwah kesehatan, dakwah pendidikan, dakwah kehidupan manusia dengan Sang Pencipta Allah SWT. Semua dapat efektif diterima oleh audiens atau wadli. Dalam penelitian ini dakwah yang sangat efektif melalui medi dalam bentuk Iklan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Anas, Paradigma Dakwah

Kontemporer, Wali Songo Press,

IAIN Walisongo. Semarang, 2006. Arifin S. Harahap. Drs. M.Si. Jurnalistik

(7)

62 Jurnal Askopis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 56-62

Menulis Berita), PT. Indeks, Jakarta.

2007.

Asep Syamsul M. Romli, Broadcast

Journalis (Panduan Menjadi Penyiar Reporter & Script Writer), Yayasan

Nuansa Cendikia, 2004.

Beltran, Research Ideology in Cinflict,

Journal of Communication 25 :

187-193, 1975.

Handoko, Hani, Metode-Metode Penilaian

Kerja, BPPE, Yogyakarta, 2008.

Jurnal Komunika, ISSN : 1978-126, Vol.2 No.2 Jul-Des 2008 pp. 140-260, Jurusan Dakwah STAIN Purwokerto, 2008.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005,

Penerbit Balai Pustaka Jakarta.

Karya Penelitian oleh Harvers (1974);

Beltran (1975); Rogers (1972); Danziger (1975).

Manullang, Marihot AMH, Manajemen

Personalia, Gadjah Mada University

Press, Yogyakarta, 2006. Masduki, Jurnalistik Radio (Menata

Profesionalisme Reporter dan Penyiar), LkiS, Yogyakarta, 2001.

Moeryanto Ginting Munthe, Media

Komunikasi Radio, Pustaka Sinar

Harapan, Jakarta, 1996.

Siagian, Sondang P. 2007, Bunga Rampai

Manajemen Modern, Jakarta : PT.

Toko Gunung Agung. Siti Muriah, Metodologi Dakwah

Kontemporer, Mitra Pustaka,

Yogyakarta, 2000, Cet.I. Yayasan Penyelenggara Penerjemah/

penafsir Al-Qur’an, al-Qur’an dan

Terjemahannya, Lembaga

Referensi

Dokumen terkait

PERKARA PUTUS BULAN NOPEMBER 2011PENGADILAN AGAMA PAMEKASAN

Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi. Interaksi yang berada didalam kampus

Darise (2008:137) menyatakan bahwa Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepala daerah untuk mendanai kebutuhan daerah

Peserta Kuliah Kerja Lapangan adalah mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UNISNU Jepara tahun 2020

Rencana Tahun 2016 (Tahun Rencana) Kebutuhan Dana / Pagu Indikatif 10 11 Urusan/Bidang Urusan Pemerintah Daerah dan Program/Kegiatan Kebutuhan Dana / Pagu Indikatif Target

Komunikasi Masalah Kesehatan (Studi Pada Radio Kotaperak Yogyakarta).. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri

Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Jurusan Dakwah dan Komunikasi didirikan berdasarkan surat keputusan.. izin operasional pada tanggal 4 September 2008. Lulusan Program