• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA KOMUNIKASI ORGANISASI (STUDI KASUS ORGANISASI DEWAN EKSEKUTIF MAHASISWA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "POLA KOMUNIKASI ORGANISASI (STUDI KASUS ORGANISASI DEWAN EKSEKUTIF MAHASISWA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI)"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan untuk Memenuhi

Pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin Adab Dan Dakwah

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SKRIPSI

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin Adab Dan Dakwah

OLEH :

ANGGUN AMELIA FITRI NIM. 4316.026

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI

2020

Memperoleh Gelar Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ABSTRAK

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian.. ... 6

F. Penjelasan Judul. ... 7

G. Sistematika Penulisan. ... 8

BAB II LANDASAN TEORETIS A. Tinjauan Tentang Komunikasi 1. Pengertian komunikasi ... 10

2. Komponen komunikasi ... 13

3. Elemen komunikasi ... 17

4. Komunikasi efektif ... 18

5. Penghambatan komunikasi... 20

B. Tinjaun Tentang Organisasi 1. Pengertian organisasi ... 21

2. Elemen organisasi ... 24

3. Karakteristik organisasi ... 26

4. Teori organisasi ... 26

5. Fungsi organisasi ... 30

6. Konsep dan fugsi organisasi... 31

C. Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi 1. Komunikasi dan struktur organisasi ... 32

2. Tujuan komunikasi organisasi ... 34

3. Fungsi komunikasi organisasi ... 35

4. Pola komunikasi organisasi ... 35

D. Penelitian Relavan ... 36

(3)

D. Teknik Pengumpulan Data ... 46

E. Teknik Analisa Data ... 48

F. Uji Keabsahan Data ... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Penelitian . ... 53

1. Gambaran Umum DEMA IAIN Bukittinggi. ... 53

2. Visi dan Misi DEMA IAIN Bukitinggi. ... 54

3. Tugas Pokok dan Fungsi DEMA IAIN Bukittinggi. ... 55

4. Kepengurusan DEMA IAIN Bukittinggi. ... 56

5. Program Kerja DEMA IAIN Bukittinggi. ... 58

B. Pembahasan Penelitian ... 59

1. Pola Komunikasi DEMA IAIN Bukittinggi. ... 60

2. Faktor Hambatan Komunikasi DEMA IAIN Bukittinggi. ... 65

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 70

(4)

Gambar 2.3 Pola Y. ... 39

Gambar 2.4 Pola Rantai ... 39

Gambar 2.5 Pola Semua Saluran. ... 40

Gambar 3.1 Analisi Data Kualitatif. ... 50

(5)
(6)

Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Allah S.W.T atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ ”. Shalawat beriringan salam Penulis haturkan kepada Rasulullah S.A.W yang membawa agama Rahmatan Lil ‘Alamin ke permukaan bumi dan mengajarkan ilmu pengetahuan keislaman serta membawa umat Islam kepada kebenaran.

Penulis menyadari, bahwa tanpa adanya bimbingan, dorongan, motivasi, bantuan dan arahan dari orang terdekat, tentu skripsi ini tidak terelealisasi dengan baik. Untuk itu, Penulis mengucapkan terima kasih kepada,

1. Ibu Rektor Dr. Ridha Ahida, M.Hum, Bapak Asyari, S.Ag, M.Si selaku Wakil Rektor I, Bapak Novi Hendri, M.Ag selaku Wakil Rektor II dan Dr.

Miswardi, M.Hum, selaku Wakil Rektor III yang telah memfasilitasi penulis dalam menimba pengetahuan di IAIN Bukittinggi.

2. Bapak Dr. Nunu Burhanuddin, Lc. M.Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Bukittinggi.

3. Bapak Dr. Junaidi, M.Pd selaku Wakil Dekan I Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Bukittinggi.

4. Bapak Dr. H. Darul Ilmi, M.Pd selaku Wakil Dekan II Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Bukittinggi, sekaligus pembimbing

(7)

Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Bukittinggi .

6. Bapak Yusuf Afandi, Lc. M.Sos selaku Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam sekaligus Pembimbing yang telah memberikan arahan dan motivasi kepada penulis demi perbaikan Skripsi dan bersedia meluangkan waktu fikiran untuk memberikan arahan serta bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Ibu Desi Syafriani selaku Staf Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

8. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan.

9. Terima kasih untuk seluruh civitas akademika Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi.

(8)

Negeri Bukittinggi)”. Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

Interaksi yang berada didalam kampus subjeknya adalah mahasiswa yang sedang menempuh proses pembekalan ilmu diperguruan tinggi. Di dalam perguruan tinggi organisasi tidak asing lagi, kebiasaan dalam mengikuti organisasi bagi mahasiswa yaitu untuk menjadi penggerak pembangunan. Dalam penelitian ini, penulis meneliti mengenai bagaimana pola komunikasi dalam organisasi mahasiswa internal kampus dan apa hambatan komunikasi organisasi Dewan Eksekutif Mahasiswa Instit Agama Islam Negeri Bukittinggi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Informan pada penelitian ini yaitu pimpinan dan anggota pengurus organisasi DEMA IAIN Bukittinggi. Metode dalam pengumpulan data penelitian, penulis melakukan teknik wawancara tidak, Obsevasi dan dokumentasi kepada pengurus DEMA-I.

Hasil penelitian menunjukan pola komunikasi pada DEMA IAIN Bukittinggi menggunakan komunikasi organisasi dengan pola rantai, pola roda, pola bintang/ semua saluran. Terlihat faktor penghambat dalam organisasi DEMA IAIN Bukittinggi karena situasi dan kondisi pandemi yang mengharuskan melakukan komunikasi secara virtual sehingga kurang maksimal.Saran dalam penelitian Saran dalam penelitian untuk seluruh pengurus DEMA IAIN Bukittinggi diharapkan untuk lebih aktif menyampaikan ide dan gagasannya.

Saran untuk seluruh pengurus DEMA IAIN Bukittinggi, menjaga komunikasi antar pengurus untuk menciptakan hubungan harmonis demi tercapainya tujuan bersama.

Kata kunci: Pola komunikasi, Organisasi, DEMA IAIN Bukittinggi

(9)
(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan dan saling berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.

Komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara pengirim dengan penerima pesan. pengirim pesan dapat berupa seorang individu, kelompok, atau organisasi. Begitu juga halnya dengan penerima pesan dapat berupa seorang anggota organisasi, seorang kepala bagian, pimpinan, kelompok orang dalam organisasi atau organisasi secara keseluruhan.1

Komunikasi merupakan hal yang penting bagi manusia, tanpa adanya komunikasi manusia tidak dapat melakukan interaksi dengan baik.

Manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan. Komunikasi yang dilakukan dalam kehidupannya memerlukan orang lain untuk saling berinteraksi. Dalam kehidupan manusia tersebut terdiri atas sekumpulan orang atau kelompok yang berinteraksi untuk melakukan kegiatan-kegiatan dan saling mendukung suntuk memenuhi kebutuhan satu dengan yang lainnya.

Organisasi memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, dan tidak banyak yang menyadari betapa dominan peran organisasi dalam kehidupan kita. Sebagaimana dikemukakan oleh Amatai Etzioni, kita

1Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 4.

(11)

dilahirkan diorganisasi, menerima pendidikan di organisasi, kebanyakan dari kita menghabiskan banyak waktu untuk berbagai aktivitas diorganisasi.2

Interaksi yang berada didalam kampus yang subjeknya adalah mahasiswa yang sedang menempuh proses pembekalan ilmu diperguruan tinggi. Di dalam perguruan tinggi organisasi tidak asing lagi, kebiasaan dalam mengikuti organisasi bagi mahasiswa yaitu untuk menjadi penggerak pembangunan. Pentingnya berkomunikasi bagi manusia begitu pula dalam suatu organisasi, karena dengan adanya komunikasi yang baik maka organisasi tersebut akan berjalan dengan lancar. Persoalan dalam organisasi terjadi cenderung karena persoalan dari manusianya itu sendiri, kemudian menjadi tantangan bagi perangkat yang ada dalam organisasi tersebut.

Seperti halnya dijelaskan di dalam Al-Qur’an pada Surat Ash Shaff Ayat 4:

¨βÎ)

©!$#

=Ïtä†

šÏ%©!$#

šχθè=ÏG≈s)ãƒ

’Îû

Ï&Î#‹Î6y™

$y |¹ Οßγ¯Ρr(x.

Ö≈uŠ÷Ψç/

ÒÉθß¹ö¨Β

∩⊆∪

Artinya : “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan- Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”3

Ayat tersebut menjelaskan peranan penting individu untuk menjalalankan sebuah organisasi, jika setiap individu dapat bekerjasama dengan baik didalam sebuah organisasi maka organisasi tersebut akan tetap kokoh melewati permasalahan dengan baik.

2 Morrisan, Psikologi pendidikan,(Jakarta:Bumi aksara, 2008), h.153

3 Al-Qur‟anul Karim, (Q.S Ash- Shaff : 04)

(12)

Organisasi merupakan sebuah sistem yang terdiri dari aneka macam elemen atau subsistem, diantaranya manusia yang menjadi elemen terpenting dan terlihat bahwa masing – masing subsistem saling berinteraksi dalam upaya mencapai sasaran atau tujuan pada organisasi yang bersangkutan. Organisasi dibentuk oleh manusia untuk memenuhi aneka ragam kebutuhannya seperti kebutuhan emosionalnya, spritual, intelektual, politik dan lain sebagainya. Pada dasarnya organisasi memiliki ciri yang mendasar yakni adanya orang–orang, ada kerja sama dan tujuan.4

Organisasi kemahasiswaan merupakan bentuk kegiatan di perguruan tinggi yang diselenggarakan dengan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa. Organisasi tersebut merupakan wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan ilmu dan pengetahuan, serta integritas kepribadian mahasiswa untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi. Organisasi kemahasiswaan juga sebagai wadah pengembangan kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa diperguruan tinggi yang meliputi pengembangan penalaran, keilmuan, minat, bakat dan kegemaran mahasiswa itu sendiri.

Observasi awal peneliti melihat fenomena kepengurusan Dewan eksekutif mahasiswa IAIN Bukitinggi masih ada beberapa program kerja yang tidak terjalankan, dan beberapa faktor tersebut karena kurangnya komunikasi antar pengurus.

4 Djali, Psikologi pendidikan, (Jakarta: Bumi aksara,2008), h.153

(13)

Dari pentingnya suatu komunikasi organisasi untuk mendukung tercapainya tujuan di dalam organisasi, peneliti mencoba melakukan wawancara dan pengamatan awal kepada pengurus DEMA-I.

Hasil wawancara yang penulis lakukan dengan salah seorang pengurus DEMA-I Muhammat Taufik mengatakan:

“Komunikasi yang dilakukan untuk menjalankan program kerja selama 1 tahun ini masih kurang efektif, beberapa kali rapat tidak dihadiri seluruh pengurus,dan beberapa kali dibahas melalui grup whatsap,banyak program kerja yang tidak terjalankan dengan maksimal.”5

Dari paparan yang peneliti sampaikan di atas, peneliti tertarik untuk menggali lebih dalam mengenai masalah tersebut. Semangat berorganisasi sangat perlu dilahirkan dan ditularkan demi sebuah pelatihan kepemimpinan dan menciptakan komunikasi organisasi yang efektif khususnya mahasiswa. Sikap positif yang diperoleh dari interaksi dalam berorganisasi seperti saling peduli dan bekerjasama dapat melahirkan solidaritas sosial ditengah-tengah iklim indivualistis seperti saat sekarang dan diharapkan mampu diaplikasikan dalam kehidupan terdekat seperti kehidupan sehari hari.

Dalam penelitian ini penulis memfokuskan penelitian pada organisasi intra kampus yaitu Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA ) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi yang merupakan organisasi tertinggi didalam kampus.

5Wawancara Muuhammat Taufik, pengurus DEMA-I, Rabu 28 Februari 2020.

(14)

Komunikasi yang terjalin dengan pola komunikasi yang digunakan juga berpengaruh dalam jalannya program atau kegiatan suatu organisasi. Konsep yang dimaksud adalah salah satu faktor untuk menentukan apakah diperlukan atau tidak bentuk dan menejemen organisasi. Pada suatu organisasi dapat menentukan apakah pesan dapat diterima dengan efektif atau tidak dan nantinya akan mempengaruhi kinerja pada organisasi DEMA-I tersebut

Berdasarkam permasalahan yang dikemukakan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pola Komunikasi Organisasi Studi kasus Komunikasi Organisasi Dewan Eksekutif Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka batasan masalah pada penelitian ini dibatasi pada pembahasan Pola Komunikasi Organisasi DEMA (dewan eksekutif mahasiswa) Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas maka penulis merumuskan masalah penelitian yaitu:

1. Bagaimana pola komunikasi organisasi DEMA (dewan eksekutif mahasiswa) Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi?

(15)

2. Apa faktor pendukung dan penghambat komunikasi organisasi DEMA (dewan eksekutif mahasiswa) Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan ini adalah untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui pola komunikasi organisasi DEMA (dewan eksekutif mahasiswa) Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat komunikasi organisasi DEMA (dewan eksekutif mahasiswa) Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan bisa menjadi ilmu pengetahuan dan bahan bacaan bagi mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi.

2. Manfaat teoritis, diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai komunikasi organisasi dan memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu di dunia pendidikan terutama bidang Komunikasi

3. Manfaat praktis, menjadi referensi bagi peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya.

(16)

F. Penjelasan Judul Penelitian

Untuk menghindari kesalahan dalam memahami beberapa istilah yang terdapat dalam pembahasan tulisan ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul skripsi ini.

Pola : Pola artinya model, contoh, pedoman (rancangan); dasar kerja.6 pola komunikasi didefinisikan sebagai model- model interaksi penggunaan kode bahasa yang didasarkan pada hubungan-hubungan yang khas dan berulang antarkomponen tutur yang dipengaruhi oleh aspek-aspek linguistik, interaksi sosial, dan kultural.7

Komunikasi :Proses penyampaian informasi dari satu pihak baik individu maupun kelompok sebagai sender kepada pihak lain sebagai receiver untuk memahami dan terbuka peluang memberikan respon balik.8

Organisasi :Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) organisasi adalah kesatuan (susunan dan sebagainya) yang terdiri atas bagian-bagian (orang dan sebagainya) dalam perkumpulan dan sebagainya untuk tujuan tertentu.

Organisasi adalah sebuah wadah yang menampung orang- orang dan objek-objek, orang-orang dalaam organisasi

6Pius A Partanto dan Dahlan al Bahry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), h.605

7 Akhmad Haryono, Etnografi Komunikasi: Konsep, Metode, dan Contoh Penelitian Pola Komunikasi (Jember: UPT Penerbitan UNEJ, 2005), hal. 18

8 Wibowo Perilaku dala organisasi ,(Jakarta :PT Rajawali pers,2015), h. 166

(17)

yang berusaha mencapai tujuan bersama. Bila organisasi sehat, bagian-bagian yang interdependen bekerja dengan cara yang sistematis untuk memperoleh hasil yang diinginkan.9

Berdasarkan uraian diatas, maka maksud dari judul penelitian ini adalah melihat pola komunikasi yaitu model penyebaran pesan yang dilakukan kumpulan orang-orang dalam suatu wadah dengan tujuan yang sama untuk menyatakan pikiran dan gagasan dalam membangun organisasi.

G. Sistematikan Penulisan

Untuk mendapat gambaran yang jelas mengenai penelitian ini maka peneliti memberikan sistematika pembahasan sebagai berikut :

BAB I :Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan judul, sistematika penulisan.

BAB II :Landasan teori yang membahas tentang Komunikasi, Organisasi dan pola komunikasi dalam organisasi

BAB III :Metodologi penelitian yang meliputi jenis penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik

9 Pace R. Wayne & Faules Don, Komunikasi Organisasi, (Bandung: ROSDA,

2001), h. 17

(18)

pengumpulan data, teknik pengolahan data dan teknik keabsahan data.

BAB IV : Bab ini berisikan hasil dan pembahasan penelitian meliputi gambaran umum Dewan Eksekutif Mahasiswa IAIN Bukittinggi, serta faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan k o m u n i k a s i Dewan Eksekutif Mahasiswa IAIN Bukittinggi

BAB V : Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran-saran

(19)

10 BAB II

LANDASAN TEORETIS

A. Tinjauan Tentang Komunikasi 1. Pengertian Komunikasi

Kata atau istilah “komunikasi” berasal dari bahasa Latin

“communicatus” atau communicatio atau communicare yang berarti

“berbagi” atau “menjadi milik bersama”. Dengan demikian, kata komunikasi menurut kamus besar bahasa Indonesia mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan10

Komunikasi adalah poses memberi dan menerima informasi sampai pada pemahaman makna, Komunikasi dapat berhasil jika komunikator (sumber) menyampaikan pengertian pada penerima.11 Selama manusia hidup dalam masyarakat maka selama itu pula komunikasi memegang peranan penting.

Di dalam Agama Islam Al-Quran merupakan pedoman hidup manusia dan didalam Al-Quran dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan komunikasi yang berupaya untuk membangun hubungan dengan diri sendiri, dengan Sang Pencipta, serta dengan sesama untuk menghadirkan kedamaian, keramahan dan keselamatan buat diri dan lingkungan dengan cara tunduk dengan perintah Allah SWT.

Firman Allah dalam Al-Quran surat Al-Hujarat ayat 13 yang menggambarkan adanya komunikasi ialah :

10Nurudin,Ilmu Komunikasi,(Jakarat:Rajawali Pers,2016), h.1

11 Suwarto, perilaku keorganisasi,(Yogyakarta:Universitas atmajaya,1999), h.165

(20)

$pκš‰r'¯≈tƒ â¨$¨Ζ9$#

$¯ΡÎ) /ä3≈oΨø)n=yz 9x.sŒÏiΒ

4s\Ρé&uρ öΝä3≈oΨù=yèy_uρ

$\/θãèä©

Ÿ≅Í←!$t7s%uρ (#þθèùu‘$yètGÏ9

4

¨βÎ) ö/ä3tΒtò2r&

y‰ΨÏã

«!$#

öΝä39s)ø?r&

4

¨βÎ)

©!$#

îΛÎ=tã

׎Î7yz

∩⊇⊂∪

Artinya:

“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”12

Ayat diatas menjelaskan bahwa tujuan dari keberadaan manusia di muka bumi ini adalah untuk saling membangun komunikasi dengan seluruh manusia, tanpa membedakan ras, suku, warna kulit, bangsa dan lain-lain.

Komunikasi adalah proses dengan mana informasi atau makna di transfer dari pengirim pesan kepada penerima pesan.

Kebanyakan pekerjaan yang dilakukan dalam suatu tim diselesaikan secara interdependent, Saling bergantung dan menyangkut komunikasi diantara anggota. Karena itu efektivitas komunikasi memainkan peran penting dalam menentukan apakah terdapat keuntungan atau kerugian dalam organisasi.13

Hovland dalam buku popy mengatakan bahwa komunikasi adalah proses megubah perilaku itulah yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi,yakni masalah bagaimana caranya seseorang atau

12Al-Qur‟anul Karim, (Q.S Al-Hujarat:13)

13 Wibowo, perilaku dalam organisasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015) ,h.165

(21)

sejumlah orang berperilaku tertentu ( melakukan kegiatan-kegiatan tertentu atau melakukan tindakan tertentu).14

Harold Lassweel dalam buku Effendy karyanya “ the sctruture and function of communication in society”, lasweell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut : “who says what in which channel to whom with what effect?”. Yang mana dalam paradigma Lasswell ini mengutip lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:

a. Komunikator b. Pesan

c. Media d. Komunikan e. Efek

Berdasarkan paradigma lassweel tersebut, maka komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.15

Dalam hal ini dapat dilihat bahwa pada hakikatnya komunikasi merupakan proses penyampaian informasi dari komunikator baik pihak individu, kelompok atau organisasi ,dengan harapan dapat dipahaami dan adanya respon balik, sebagai tanda

14 Popy, Komunikasi organisasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2016) h.3

15 Onong Uchjana Effendy,Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2002)h. 10

(22)

bahwa komunikasi berjalan secara efektif, sehingga tercapai kesamaan makna akan informasi yang dimaksud.

2. Komponen Komunikasi

Komponen dasar dalam komunikasi ada 5 komponen, karena komunikasi merupakan proses dua arah atau timbal balik yaitu:

pengirim pesan (komunikator), pesan, saluran, penerima pesan (Komunikan) dan balikan / Efek.16

a. Komunikator/ Pengirim pesan

Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalayak. Oleh karena itu, komunikator bisa disebut pengirim, sumber atau encoder. Sebagai pelaku utama dalam proses komunikasi, komunikator memegang peranan yang sangat penting, terutama dalam mengendalikan jalannya komunikasi.17

b. Pesan

Pesan adalah innormasi yang akan dikiim kepada sipenerima. Pesan ini dapat berupa verbal maupun nonverbal.

Pesan secara verbal dapat secara tertulis seperti surat, buku, majalah, sedangkan pesan yang secara lisan dapat berupa, percakapan tatap muka,percakapan melalui telpon, radio dan sebagainya. Pesan yang nonverbal dapat berupa isyarat, gerakan badan, ekspresi muka, dan nada suara.

16 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi ( Jakarta: Bumi Aksara, 2009),h.17

17 Hafied Cangara,Pengantar Ilmu Komunikasi,(Jakarta:Rajawali Pers,2014),h,171

(23)

c. Saluran / Media

Media adalah alat bantu untuk memindahkan pesan dari komunikator kepada komunikan yaitu saluran jalan yang dilalui oleh komunikator kepada komunikan. Alat bantu itu bisa berupa indra manusia, telepon, surat, telegram, media massa, internet dan alat bantu lainnya. Jadi dalam berkomunikasi, seseorang bisa tanpa menggunakan media, atau yang biasanya dilakukan seara bertatap muka dan juga bisa menggunakan media.

d. Penerima pesan/ komunikan

penerima pesan adalah yang menganalisis dan menginterpretasikan isi pesan yang diterima.18 Komunikan biasa disebut dengan istilah khalayak, sasaran, pembaca, pendengar, audience atau decoder. Khalayak adalah salah satu aktor dari proses komunikasi. Karena itu unsur khalayak tidak boleh diabaikan, sebab berhasil tidaknya suatu proses komunikasi sangat ditentukan oleh khalayak. Penerima dalam studi komunikasi bisa berupa individu, kelompok, dan masyarakat. Menjadi tugas seorang komunikator untuk mengetahui siapa yang akan menjadi khalayaknya sebelum proses komunikasi berlangsung19

Dalam proses komunikasi ada pesan yang disampaikan.

Pesan yang disampaikan ini bersifat abstrak. Karena abstrak manusia berusaha membuatnya konkret agar pesannya bisa

18 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi ( Jakarta: Bumi Aksara, 2009) h.17-18

19Hafied Cangara,Pengantar Ilmu Komunikasi,(Jakarta:Rajawali Pers,2014),h.171

(24)

diterima dengan baik. Oleh karena itu sejumlah lambang komunikasi diciptakan, seperti bahasa lisan, bahasa tulis, suara, gerak-gerik dan isyarat lainnya.

Lambang berfungsi untuk memperjelas abstraknya pesan komunikasi. Bahasa lisan dan tulisan sering disebut dengan komunikasi verbal, sementara selain lisan dan tulisan (gerak gerik, isyarat tangan, ekspresi wajah, sentuhan, warna pakaian) sering diebut komunikasi nonverbal.Ini tak lain agar pesan bisa dengan mudah dipahami orang lain. Pesan bisa digolongkan menjadi dua :

1) Pesan Verbal

Pesan yang disampaikan melalui bahasa. Bahasa dapat didefenisikan seperangkat kata yang telah disusun secara berstruktur sehingga menjadi himpunan kalimat yang mengandung arti20.

Bahasa memiliki banyak fungsi, namun sekurang- kurangnya ada tiga fungsi yang erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif, ketiga fungsi itu ialah : untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita, untuk membina hubungan yang baik diantara sesama manusia, dan untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.

Sebagai alat pengikat dan perekat dalam hidup bermasyarakat, bahasa dapat membantu kita menyusun

20Hafied Cangara,Pengantar Ilmu Komunikasi,(Jakarta:Rajawali Pers,2014),Hal.113

(25)

struktur pengetahuan menjadi logis dan mudah diterima oleh orang lain. Sebab bagaimanapun bagusnya sebuah ide, kalau tidak disusun dengan bahasa yang lebih sistematis sesuai dengan aturan yang telah diterima, maka ide yang baik itu akan menjadi kacau.

2) Pesan Non Verbal

Pesan yang disampaikan dalam bentuk bahasa isyarat.

Adapun kegunaan pesan non verbal dalam berkomunikasi ialah untuk : meyakinkan apa yang diucapkannya, menunjukkan perasaaan dan emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata- kata, menunjukkan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya, menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasakan belum sempurna21.

e. Balikan/ Efek

Balikan adalah respons terhadap pesan yang diterima yang dikirimkan kepada sipengirim pesan. Dengan diberikannya reaksi ini kepada si pengirim terssebut diinterprestasikan sama dengan apa yang dimaksud oleh si pengirim. Bila arti pesan yang dimaksudkan oleh sipengirim diinterprestasikan sama oleh sipenerima berarti komunikasi tersebut efektif.22

Efek atau pengaruh ialah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakkukan oleh penerima sebelum dan

21Hafied Cangara,Pengantar Ilmu Komunikasi,(Jakarta:Rajawali Pers,2014), h.118

22 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi ( Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.18

(26)

sesudah menerima pesan. Pengaruh adalah salah satu elemen dalam komunikasi yang sangat penting untuk mengetahui berhasil tidaknya komunikasi yang kita inginkan. Pengaruh dapat dikatakan mengena jika perubahan yang terjadi pada penerima sama dengan tujuan yang diinginkan oleh komunikator, atau seperti rumus yang dibuat oleh Jamias(1989), yakni pengaruh sangat ditentukan oleh komunikator, pesan, media dan komunikan.

Namun perlu diketahui bahwa umpan balik memiliki konsekuensi yang dapat mematahkan kreativitas komunikator jika hal itu bertendensi negatif, sebaliknya bisa juga mendorong komunikator untuk lebih maju dan lebih baik, jika umpan balik bersifat positif.

Oleh karena itu, dalam memberi umpan balik kepada komunikator, penerima perlu mawas diri dengan penuh kebijakan sehingga bisa tetap menjadi mitra yang baik dalam hubungan antar manusia.23

3. Elemen Komunikasi

hal yang paling dasar dalam komunikasi adalah arah komunikasi dan jaringan komunikasi komunikasi ada yang berbentuk vertikal dan juga lateral. Vertikal yaitu atas bawah seperti komunikasi yang dilakukan oleh atasan kepada bawahan. Lateral yaitu komunikasi menyamping misal komunikasi atau koordinasi dengan rekan kerja selevel24

23Hafied Cangara,Pengantar Ilmu Komunikasi,(Jakarta:Rajawali Pers,2014),h.185

24 Sentot Imam,Perilaku Organisasi,(Yogyakarta:Graha illmu,2010),h.222

(27)

Dalam komunikasi ada penyampaian pesan secara verbal dan juga non verbal. Komunikasi verbal dilakukan dengan ucapan kalimat, pesan,lisan maupun tulisan dan gambar. Selanjutnya komunikasi non verbal yaitu komunikasi yang dilakukan dengan gerakan tubuh, raut muka dan jarak fisik antara pengirim dan juga si penerima pesan.25

Tujuan sentral strategi komunikasi oleh R.Wayne Peace, Brent D. Peterson dan M. Dallas Brunet dalam bukunya Techniques for Effective Communiaction, sebagaimana dikutip menyatakan bahwa tujuan strategi komunikasi terdiri dari tiga tujuan utama yaitu26:

a. To secure understanding, memastikan bahwa komunikasi mengerti pesan yang diterimanya.

b. To estabilsh acceptance, andaikan ia sudah dapat mengerti dan menerima pesan tersebut, maka penerimanya itu harus dibina.

c. To motivate action,pada akhirnya kegiatan dimotivikasikan.

4. Komunikasi yang efektif

Kata efektif berasal dari bahasa inggris effective artinya berhasil, sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik.27 Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran suatu pusat tanggung jawab dengan sasaran yang mesti dicapai, semakin besar konstribusi

25 Sentot Imam,Perilaku Organisasi,(Yogyakarta:Graha illmu,2010),h.221

26Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,(Bandung,Pt Remaja Rosdakarya,2002)Hal. 32

27Moh. Pabundu Tika, Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2014) h. 129.

(28)

daripada keluaran yang dihasilkan terhadap nilai pencapaian sasaran tersebut, maka dapat dikatakan efektif pula unit tersebut.28

Menurut Cambel J.P, Pengukuran efektivitas secara umum dan yang paling menonjol adalah29 :

a. Keberhasilan program b. Keberhasilan sasaran

c. Kepuasan terhadap program d. Tingkat input dan output e. Pencapaian tujuan menyeluruh

Efektivitas program dapat dijalankan dengan kemampuan operasional dalam melaksanakan program-program kerja yang sesuai dengan tujuan yang telah tingkat kemampuan suatu lembaga atau organisasi untuk dapat melaksanakan semua tugas-tugas pokonya atau untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.30

Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang tepat sasaran dan mendapatkan respon, pesan yang disampaikan berhasil mencapai tujuannya.

Terdapat 3 penghalang komunikasi efektif :

a. penyaringan (filtering) yaitu jika informasi itu dianggap kurang menguntungkan bagi pihak tertentu akan terjadi manipulasi dan

28 Donni Juni Priansa, dan Agus Garnida, Manajemen Perkantoran Efektif, Efisien, dan Profesional, Bandung: Alfabeta, 2013, h. 11

29 Cambel, Riset dalam Evektivitas Organisasi,Terjemahan Salut Simamora.(Jakarta:

Erlangga, 1989), h. 121

30 Cambel, Riset dalam Evektivitas Organisasi,Terjemahan Salut Simamora.(Jakarta:

Erlangga, 1989), h. 121

(29)

sintesis informasi, sehingga mungkin saja pada tataran penerima informasi akhir tidak sesuai dengan pengirim informasi

b. Persepsi selektif, yaitu para penerima pesan memiliki harapan dan minat pada informasi yang di inginkan sehingga yang terjadi bukan realitas tapi penafsiran – penafsiran berdasarkan kebutuhan motivasi, latar belakang dan pengalaman pribadi penerima.

c. Emosi, terkadang dominasi perasaan mempengaruhi penerima pesan. Sehingga ketika penerima pesan sedang dalam kondisi marah atau bingung tentu akan menafsirkan secara berbeda ketika penerima sedang dalam kondisi bahagia atau netral.31

5. Penghambat komunikasi

Komunikasi yang terjalin dalam sebuah organisasi untuk menyampaikan pesan dan informasi tidak selamanya berjalan efektif.

ada beberapa hambatan yang terjadi dalam menjalin komunikasi.

Wursanto mengatakan ada 3 hambatan dalam komunikasi yaitu :32 a. Hambatan teknis

Hambatan yang bersifat teknis adalah hambatan yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti :

1) Kurangnya sarana dan prasarana yang diperlukan dalam proses komunikasi

31 Donni Juni Priansa, dan Agus Garnida, Manajemen Perkantoran Efektif, Efisien, dan Profesional, Bandung: Alfabeta, 2013, ,h.223

32 Jesicca Gani. Pengaruh hambatan komunikasi terhadap kinerja karyawan hotel midtown Surabaya” Vol 2. No,1 Tahun 2014

(30)

2) Penguasaan teknik dan metode berkomunikasi yang tidak sesuai

3) Kondisi fisik yang tidak memungkinkan terjadinya proses komunikasi yang dibagi menjadi kondisi fisik manusia, kondisi fisik yang berhubungan dengan waktu atau situasi/

keadaan, dan kondisi peralatan b. Hambatan Fisik

Hambatan yang disebabkan kesalahan dalam menafsirkan, kesalahan dalam memberikan pengertian terhadap bahasa (kata-kata, kalimat, kode-kode) yang dipergunakan dalam proses komunikasi.

c. Hambatan perilaku

Hambatan perilaku disebut juga hambatan kemanusiaan.

Hambatan yang disebabkan berbagai bentuk sikap atau perilaku, baik dari komunikator maupun komunikan.

B. Tinjauan Tentang Organisasi 1. Pengertian Organisasi

Menurut R. Wayne pace dan Don F. faules mengartikan bahwa organisasi terdiri dari tindakan tindakan interaksi dan transaksi yang melibatkan orang orang. Berdasarkan pandangan objektif,

(31)

Organisasi berarti struktur; berdasarkan pandangan subjektif, organisasi berarti proses.33

Ada macam-macam pendapat mengenai organisasi. Schein mengatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang unuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui tanggungjawab..

Schein juga mengatakan bahwa organisasi mempunyai karakteristik tertentu yaitu mempunyai struktur,tujuan saling berhubungan satu sama lain dan tergantung kepada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut. Sifat tergantung antara satu bagian dengan bagian lain menandakan bahwa organisasi yang dimaksud Schein ini merupakan suatu sistem.34

Selanjutnya Kochler mengatakan bahwa organisasi adalah sistem yang terstruktur yang mengkoordinasikan usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.35 Setiap organisasi memerlukan koordinasi supaya bagian dari organisasi bekerja menurut semestinya, karena organisasi merupakan perkumpulan sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan yang sama.

Menurut Lubis dan Husain, Teori organisasi itu adalah sekumpulan ilmu pengetahuan yang membicarakan mekanisme kerjasama antara dua orang atau lebih secara sistematis guna

33 R. Wayne pace dan Don F. faules , Komunikasi organisasi strategi meningkatkan kinerja perusahaan (Bandung: PT Remaja rosdakarya, 2015), h.11

34 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi ( Jakarta: Bumi Aksara, 2009) h.23

35 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi ( Jakarta: Bumi Aksara, 2009) h h.24

(32)

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Teori organisasi mencari pemahaman tentang prinsip-prinsip yang membimbing bagaimana organisasi- organisasi beroprasi, berkembang dan berubah.36

Cherrington dalam buku popy berkesimpulan bahwa tujuan yang ingin dicapai para anggota organisasi belum tentu sama.

Cherrington tidak membantah bahwa tujuan organisasi tidak mungkin tercapai jika para anggotanya tidak mau memberi kontribusi terhadap pencapaian tujuan organisasi. Demikian sebaliknya, para anggota organisasi tidak akan mau memberi kontribusi terhadap pencapaian tujuan organisasi manakala organisasi tersebut tidak membantu anggota mencapai tujuannya. Cherrington lebih lanjut menegaskan bahwa saling membantu di antara para anggota organisasi bukan berarti bahwa tujuan mereka sama. Oleh karena itu, Cherrington menegaskan bahwa istilah yang lebih tepat untuk mendefinisikan tujuan organisasi adalah mencapai satu set tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Tentang adanya perbedaan tujuan antara tujuan individu (tujuan para anggota organisasi) dan tujuan didirikannya organisasi ditegaskan oleh Jeniffer M. George dan Gareth Jones. Mereka menyatakan, “Organisasi adalah kumpulan manusia yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan individu dan tujuan organisasi.”

36 Popy, Komunikasi organisasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2016) h.45

(33)

2. Elemen Organisasi

Elemen dasar dari organisasi dan saling berkaitan satu elemen dengan elemen lainnya, Diantaranya :

a. Struktur sosial

Stuktur sosial adalah pola atau aspek aturan hubungan yang ada antara partisipan di dalam suatu organisasi. Struktur sosial menurut Davis dapat dipisahkan menjadi dua komponen yaitu struktur normatif dan struktur tingkah laku. Struktur normatif mencangkup nilai,norma dan peranan yang diharapkan. Komponen yang kedua adalah struktur tingkah laku. Komponen ini berfokus kepada tingkah lakuyang dilakukan dan bukan kepada resep tingkah laku.

Struktur normatif dan struktur tingkah laku dari kelompok tidaklah dapat dipisahkan secara jelas dan tidak pula identik, tetapi berbeda tingkatnya dan saling berhubungan. Tingkah laku membentuk norma-norma sebagaimana halnya norma membentuk tingkah laku.

b. Partisipan

Partisipan organisasi adalah individu-individu yang memberikan kontribusi kepada organisasi.37

37 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi ( Jakarta: Bumi Aksara, 2009) h.26

(34)

c. Tujuan

Konsep tujuan organisasi adalah yang paling penting dan sangat kontroversial dalam mempelajari organisasi, tujuan sangat diperlukan dalam memahami organisasi.Tujuan dibatasi sebagai suau konsepsi akir yang di ingini, atau kondisi yang partisipan usahakan mempengaruhinya, melalui penampilan aktivitas tugas- tugas mereka.

d. Teknologi

Yang dimaksud dengan teknologi adalah penggunaan mesin-mesin atau perlengkapan mesin dan juga pengetahuan teknik dan keterampilan partisipan. Tiap-tiap organisasi mempunyai teknologi dalam melakukan pekerjaan. Beberapa organisasi memproses materi input atau masukan dan membangun peralatan perangkat keras (hardware). Organisasi lainnya memperoses orang, hasil produksinya berupakan individu-individu yang berpengetahuan, yang terampil atau individu yang lebih sehat.

Semua organisasi mempunyai teknologi bervariasi dalam teknik atau kemanjuran dalam memproduksi hasil yang diinginkan. Beberapa teori yang sangat menarik dan kerja empiris akhir-akhir ini memusatkan pada saling hubungan antara karakteristik teknologi dan bentuk struktur organisasi.38

38Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi ( Jakarta: Bumi Aksara, 2009) h.28

(35)

Teknologi yang dimaksud berkaitan dengan cara yang digunakan organisasi dalam memproses input menjadi output.

Seorang peneliti bernama Thompson mengatakan bahwa ketergantungan terhadap teknologi berdampak pada penentuan struktur organisasi. Teknologi merupakan pendukung dari kinerja organisasi tersebut. Dengan adanya teknologi maka kinerja organisasi dapat semakin cepat dan lebih efektif. Tidak hanya itu, adanya dukungan teknologi dalam kinerja organisasi maka organisasi itu dapat semakin berkembang.

3. Karakteristik Organisasi

Tiap organisasi disamping mempunyai elemen yang umum juga mempunyai karakteristik yang umum. Diantaranya karakteristik tersebut adalah bersifat dinamis,memerlukan informasi, mempunyai tujuan dan terstruktur.

a. Dinamis

Organisasi sebagai suatu sistem terbuka terus-menerus megalami perubahan, karena selalu menghadapi tantangan baru dari lingkungannya dan perlu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang slalu berubah tersebut.

Sifat dinamis ini disebebkan karena adanya perubahan ekonomi dalam lingkungannya. Semua organisasi memerlukan sumber keuangan untuk melakukan aktivitasnya. Faktor kedua

(36)

yang menjadi organisasi bersifat dinamis adalah perubahan pasaran. Faktor ketiga yang juga menjadikan organisasi bersifat dinamis adalah perubahan kondisi sosial, karena semua organisasi tergatung kepada bakat dan inisiatif manusia maka orgaisasi mesti tetap dinamis untuk menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi sosial. Faktor terakhir adalah perubahan teknologi yang terjadi dalam masyarakat akan memberikan dampakpada organisasi.39 b. Memerlukan Informasi

Untuk mendapatkan informasi adalah melalui proses komunikasi. Tanpa adanya komunikasi tidak mungkin kita mendapat informasi. Oleh karena itu komunikasi memegang peranan penting dalam organisasi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan organisasi dari dalam organisasi maupun dari luar organisasi.

c. Mempunyai tujuan

Organisasi adalah merupakan kelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan organisasi hendaknya dihayati oleh seluruh anggota dapat diharapkan mendukung pencapaian tujuan organisasi melalui partisipasi mereka secara individual.

39Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi ( Jakarta: Bumi Aksara, 2009) h.29

(37)

d. Terstruktur

Organisasi dalam usaha mencapai tujuannya biasayanya membuat aturan-aturan, undang-undang dan hierarki dalam organisasi. Hal ini dinamakan struktur organisasi.Tiap organisasi mempunyai satu struktur. Beberapa dari organisasi mempunyai batas yang tajam dan struktur yang kompleks sedangkan yang lainnya mempunyai batas yang agak lnggar dan strukturnya sederhana.40

4. Teori Organisasi

Teori organisasi adalah teori yang mempelajari kinerja dalam sebuah organisasi.41 Dalam bagian ini akan dibahas beberapa teori organisasi tersebut.

a. Teori Klasik

Teori Klasik atau struktural berasal dari dua teori, Pertama teori saintifik manajemen dan kedua berasal dari teori birokrasi yang menekankan pada pentingnya bentuk struktur hierarki yag efektif bagi organisasi. Pada teori saintifik manajemen pengelolaan organisasi didasarkan pada prinsip- prinsip kunci seperti berikut:42 1) Pembagian pekerjaan

2) Otorias dan tanggung jawab 3) kesatuan komando

4) Kesatuan arah

40 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi ( Jakarta: Bumi Aksara, 2009) h.30

41Popy, Komunikasi organisasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2016) h.3

42Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi ( Jakarta: Bumi Aksara, 2009) h.36

(38)

5) Minat masing-masing bawahan terhadap minat umum 6) Pembayaran yang wajar

b. Teori Hubungan Manusia

Manusia sebagai angota organisasi adalah merupakan inti organisasi sosial. Manusia terlibat dalam tingkah laku organisasi.

Misalnya anggota organisasi yang memutuskan apaperanan yang akan dilakukannya dan bagaimana melakukanya. Oleh karena itu faktor manusia dalam organisasi haruslah mendapat perhatian dan tidak dapat diabaikan seperti halnya dengan teori klasik.

Teori hubungan manusia ini menekankan pada pentingnya individu dan hubungan sosial dalam kehidupan organisasi.43

c. Teori Sistem Sosial

Berbeda dengan dua teori sebelumnya, teori sistem memandng organisasi sebagai kaitan bermacam-macam tergantung satu sama lain dalam mencapai tujuan organisasi. Setiap bagian mempunyai peranan masing-masing dan berhubungan dengan bagianbagian lain dan karena itu koordinasi penting dalam teori ini.44 d. Teori Politik

Ahli teori politik melihat keuasaan,konflik dan distribusi dari sumber-sumber yang langka sebagai pokok permasalahan dalam organisasi. Dengan kata lain mereka memandang organisasi sebagai arena politik yang hidup, yang berisi suatu variasi kompleks dari

43Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi ( Jakarta: Bumi Aksara, 2009) h.39

44Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi ( Jakarta: Bumi Aksara, 2009) h.46

(39)

kepentingan kelompok. Preposisi dari perspektif politik menurut Bolman adalah sebagai berikut:45

1) Kebanyakan dari keputusan penting dalam organisasi mencangkup alokasi sumber-sumber yang langka.

2) Organisasi adalah komposisi gabungan dari sejumlah kepentingan individu

3) Kepentingan individu dan kelompok berbeda-beda dalam nilai-nilai mereka, kesukaan, kepercayaan, informasi dan persepsi mengenai realitas.

4) Tujuan-tujuan dan keputusan organisasi timbul dari proses perundingan, negosiasi dan merebut posisi diantara individu dan kelompok

5) Karena langkanya sumber-sumber dan adanya perbedaan yang abadi, kekuasaan dan konflik merupakan pusat kehidupan organisasi.

5. Fungsi Organisasi

Dalam konteks pengembangan organisasi, memaham makna budaya dalam kehidupan organisasi dianggap relevan.oleh karena itu budaya organisasi bisa dianggap sebagai aset. Paling tidak budaya organisasi berperan sebagai alat untuk integasi internal.46

Dan budaya organisasi mempunyai beberapa fungsi yaitu :

45Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi ( Jakarta: Bumi Aksara, 2009) h54

46Mardiyah, Kepemimpinan kiai dalam memelihara budaya organisasi, ( Vol.8, no.1, April 2012), h.74

(40)

a. Budaya mempunyai suatu peran pembeda. Hal itu berarti bahwa budaya menciptakan pembeda yang jelas anatar satu organisasi dengan organisasi yang lain.

b. Budaya organisasi membawa suatu rasa identitas bagi anggota- anggota organisasi

c. Budaya organisasi mempermuda timbul pertumbuhan komitmen pada suatu yang lebih luas dari pada kepentingan individual.

d. Budaya organisasi meningkatkan kemantapan sistem sosial.47 6. Konsep dan Fungsi Organisasi

Komunikasi sebagai penggerah organisasi, karena tujuan organisasi mustahil atau sulit dicapai tanpa adanya komunikasi. Objek komunikasi adalah seluruh fungsi manajemen yang meliputi POAC (Planning, Organizing, Actuating dan Controlling). Subjek komunikasi yaitu seluruh komponen yang ada didalamnya, Komunikasi menjalankan empat fungsi utama dalam suatu kelompok/

organisasi yaitu :

a. Fungsi kendali ( kontrol/ pengawasan) yakni komunikasi bertindak untuk mengendalikan perilaku organisasi agar mereka mamatuhi semua aturan dalam organisasi.

b. Fungsi motivasi, yaitu dengan komunikasi dapat menjelaskan pada para anggota apa yang harus dikerjakan dan bagaimana dapat bekerja dengan baik.

47 Stephen p.Robbins dan Timothy a.judge,Prilaku organisasi (Jakarta:salemba empat, 2015),h.535

(41)

c. Fungsi pengungkapan emosi, dengan komunikasi dapat mengungkapkan kekecewaan, atau rasa puas yang mereka rasakan.

d. Fungsi informasi, dengan komunikasi semua keputusan dapat diambil dan dapat diteruskan pada semua anggota informasi.48 C. Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi

Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauan yang terfokus kepada manusia itu.Istilah proses dalam komunikasi pada dasarnya menjelaskan tentang bagaimana komunikasi itu berlangsung melalui berbagai tahapan yang dilakukan secara terus menerus, berubah-ubah, dan tidak ada henti-hentinya dalam rangka penyampaian pesan. Proses komunikasi merupakan proses yang timbal balik karena antara si pengirim dan si penerima pesan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Dengan demikian akan terjadinya perubahan tingkah laku di dalam diri individu, baik pada aspek kognitif, afektif, atau psikomotor.

1. Komunikasi dan Struktur Organisasi

Struktur organisasi menetapkan bagaimana tugas dalam organisasi akan dibagi, siapa melapor pada siapa, dan mekanisme koordinasi formal yang menggambarkan. yang terdiri dari struktur sederhana, struktur fungsional, struktur divisional, dan struktur matriks

48Sentot imam,Perilaku organisasi (Yogyakarta:Graha ilmu,2010),h.218

(42)

untuk menjadi penentu jaringan komunikasi dan manejemen komunikasi.49

Mengemukakan definisi fungsional komunikasi organisasi sebagai petunjuk dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi, dengan demikian,terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Unit komunikasi adalah hubungan antara orang- orang dalam jabatan-jabatan atau posisi yang berada dalam organisasi tersebut. Posisi dalm jabatan menentukan komunikasi dalam jabatan.

Komunikasi timbul apabila satu orang menciptakan pesan baru.50 Salah satu tantangan besar dalam komunikasi organisasi adalah bagaimana menyampaikan informasi keseluruh bagian organisasi dan bagaimana menerima informasi dari seluruh bagian organisasi. Proses ini berhubungan dengan aliran informasi.

Kenyataannya, Informasi sendiri tidak bergerak. Yang sesungguhnya terlihat adalah penyampaian suatu pesan, intresprestasi pesan merupakan proses yang mendistribusi pesan pesan keseluruh organisasi.51

49Popy, Komunikasi organisasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2016) h.19

50Popy, Komunikasi organisasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2016) h.25

51 R. Wayne Pace, Komunikasi organisasi ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015) h.170

(43)

Katz & Kahn dalam bukunya Djoko Purwanto yang diberi judul Komunikasi Bisnis. Bahwa tujuan komunikasi kebawah dibagi menjadi 5, yaitu:

a) Memberikan pengarahan atau instruksi kerja

b) Memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilakukan

c) Memberikan prosedur dan praktek organisaaional

d) Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada pengurus

e) Menyajikan informasi mengenai aspek ideology yang dapat membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai.52

2. Tujuan Komunikasi Organisasi

Tujuan komunikasi organisasi adalah untuk memudahkan melaksanakan, dan melancarkan jalannya organisasi. Menurut Kootz dikutip dalam buku Pace mengatakan tujuan dari komunikasi organisasi adalah untuk mengadakan perubahan dan untuk memengaruhi tindakan.53 Sementara itu, Liliweri mengemukakan dalam buku Popy mengatakan bahwa ada empat tujuan komunikasi organisasi yaikni: 54

a. Menyatakan pikiran, pandangan dan pendapat

52Djoko Purwanto, Komunikasi Bisnis, Erlangga(, Jakarta: PT Raja Grafindo 1997) h 23

53Popy, Komunikasi organisasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2016) h.32

54Popy, Komunikasi organisasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2016) h.19

54Popy, Komunikasi organisasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2016) h.33

(44)

b. Membagi informasi

c. Menyatakan perasaan dan emosional d. Melakukan koordinasi

3. Fungsi komunikasi Organisasi

Komunikasi menyatukan fungsi-fungsi managerial, dan komunikasi diperlukan untuk :

a. Menentukan dan menyebarkan tujuan

b. Mengembangkan rencana guna pencapaiannya c. Mengatur sumber daya manusia dan sumber lainya d. Memilih, mengembangkan dan menilai anggota- anggota

organisasi

e. Memimpin dan mengarahkan f. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan 4. Pola Komunikasi Organisasi

Pola komunikasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem.55Adapun yang dimaksud dengan sistem adalah seperangkat unsur-unsur yang saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.56 Jadi pola komunikasi adalah sistem penyampaian pesan komunikasi dari komunikator kepada komunikan dengan maksud untuk merubah pendapat, sikap maupun perilaku komunikan.

Istilah Pola Komunikasi biasa disebut juga sebagai model, yaitu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang berhubungan

55Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), h. 115.

56Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia(Jakarta: Balai Pustaka, 1989),, h. 849.

(45)

satu sama lain untuk tujuan pendidikan keadaan masyarakat. Pola adalah bentuk atau model (lebih abstrak, suatu set peraturan) yang bisa dipakai untuk menghasilkan suatu atau bagian dari sesuatu, khususnya jika yang ditimbulkan cukup mencapai suatu sejenis untuk pola dasar yang dapat ditunjukan atau terlihat. Pola komunikasi adalah proses yang dirancang untuk mewakili kenyataan keterpautan unsur-unsur yang dicakup beserta keberlangsungan, guna memudahkan pemikiran secara sistematik dan logis.57

Pola komunikasi dan aktifitas organisasi sangat tergantung pada tujuan, gaya manajemen, dan iklim organisasi yang bersangkutan, artinya bahwa komunikasi itu tergantung pada kekuatan-kekuatan yang bekerja dalam organisasi tersebut, yang ditujukan oleh mereka yang melakukan pengiriman dan penerimaan pesan. Studi tentang pola komunikasi dilakukan dalam usaha untuk menemukan cara terbaik dalam berkomunikasi.Walaupun sebenarnya tidak ada cara yang benar benar paling baik secara universal di bidang komunikasi dikarenakan informasi dapat dikirimkan dengan tujuan yang berbeda-beda.

Terdapat lima pola aliran informasi yang dapat dijumpai di umumnya kelompok dan organisasi, diantaranya terdapat 5 pola

57 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hal. 35

(46)

komunikasi yaitu roda (wheel), rantai (chain), Y, lingkaran (circle), dan bintang (starataunetworks).58

Penulis akan menguraikan lima pola komunikasi, yaitu : komunikasi pola roda, pola rantai, pola lingkaran, pola y dan pola saluran total.59

A. Pola Lingkaran

Pola lingkaran tidak memiliki pemimpin. Semua anggota posisinya sama. Mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Pola atau jaringan komunikasi hanya merupakan penyambung mata rantai awal dan akhir jaringan komunikasi rantai. Dalam pola ini, pesan dari pengirim berjalan ke seluruh anggota kelompok dan membutuhkan waktu yang lama untuk sampai kembali kepada pengirim. Setiap orang hanya dapat berkomunikasi dengan dua orang yaitu di samping kiri dan kanannya.

Gambar 2.1 Pola Lingkaran

58Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek (Malang: UMM Press, 2008), h. 57

59Joseph A. DeVito, Human Communication, terj. Agus Maulana MSM, Komunikasi Antarmanusia: Kuliah Dasar, Edisi Kelima, h. 264-267.

(47)

B. Pola Roda

Struktur roda memiliki pemimpin yang jelas, yaitu yang posisinya di pusat. Orang ini merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan menerima pesan dari semua anggota. Oleh karena itu, jika seorang anggota ingin berkomunikasi dengan anggota lain, maka pesannya harus di sampaikan melalui pemimpinnya. Pola roda ini dapat diterapkan pada organisasi besar dengan membentuk suatu bagian sebagai pusat komunikasi yang mengendalikan jaringan kerja komunikasinya.

Gambar 2.2 Pola Roda C. Pola Y

Pola atau struktur Y relatif kurang tersentralisasikan dibanding dengan struktur roda, tetapi lebih tersentralisasi dibanding dengan pola lainnya. Pada struktur Y juga terdapat pemimpin yang jelas (orang ketiga dari bawah). Tetapi satu anggota lain berperan sebagai pimpinan kedua (orang kedua dari bawah). Anggota ini dapat mengirimkan dan menerima pesan dari

(48)

dua orang lainnya. Ketiga anggota lainnya komunikasinya terbatas hanya dengan satu orang lainnya.

Gambar 2.3 Pola Y D. Pola Rantai

Pola atau struktur rantai sama dengan struktur lingkaran kecuali bahwa para anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Keadaan terpusat juga terdapat disini orang yang berasa di posisi tengah lebih berperan sebagai pemimpin dari pada mereka yang berada di posisi lain.

Gambar 2.4 Pola Rantai

E. Pola semua Saluran

Pola semua saluran atau pola saluran total hampir sama dengan struktur lingkaran dalam arti semua anggota adalah sama dan semuanya memiliki kekuatan yang sama untuk memengaruhi

(49)

anggota lainnya. Akan tetapi, dalam struktur semua saluran, setiap anggota bisa berkomunikasi dengan setiap anggota lainnya. Pola ini memungkinkan adanya partisipasi anggota secara optimum.

Pola komunikasi saluran total menjamin komunikasi diatara setiap anggota kelompok. Setiap anggota kelompok dapat secara langsung berkomunikasi dengan anggota-anggota lain tanpa melalui perantara. Jaringan kerja saluran total ini mencerminkan suatu lingkungan kelompok rekan kerja dan sistem manajemen partisipatik.60

Gambar 2.5

Pola Semua Saluran atau Bintang

D. Penelitian Relavan

Banyak karya penelitian yang membahas mengenai komunikasi organisasi, baik itu dihasilkan oleh para peneliti maupun akademis yang mempunyai spesifikasi dalam bidang keilmuan komunikasi

60Sri Astuti Pratminingsih, Komunikasi Bisnis, (Jakarta: Graha Ilmu, 2006), h. 16

(50)

diatara penelitian yang membahas tentang berbagai sudut pandang komunikasi organisasi dari sisi yang berlainan diantaranya :

1. Pola Komunikasi Organisasi Antara Atasan dan Bawahan Di PT.

Dwikarya Nusantara Surabaya

Skripsi yang disusun oleh Ni’Matul Laili, dengan judul skripsi

“Pola Komunikasi Organisasi Antara Atasan dan Bawahan Di PT.

Dwikarya Nusantara Surabaya” skripsi tahun 2019. Program studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian memfokuskan pada pola komunikasi organisasi yang digunakan antara pimpinan dan karyawan di PT. Dwikarya Prasetya Nusantara.

Hasil penelitian menunjukkan pola komunikasi yang digunakan adalah pola roda (wheel),pola rantai,pola lingkaran dan pola bintang.

2. Pola Komunikasi Organisasi Forum Komunikasi Pemuda Islam

Skripsi yang disusun oleh Abdilah kamal, dengan judul “Pola Komunikasi Organisasi Forum Komunikasi Pemuda Indonesia” tahun 2014. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif . Hasil dari penelitian Abdilah kamal memfokuskan pada pola komunikasi organisasi terhadap semangat kerja pengurus organisasi di forum komunikasi mahasiswa..61

61Abdillah Kamal, Pola Komunikasi Organisasi Forum Komunikasi Pemuda Islam (UIN Syarif Hidayatullah)

(51)

3. Peran Komunikasi Organisasi Dalam Meningkatkan Potensi Kerja Karyawan

Skripsi yang disusun oleh Achmad Hafidz Pradana, dengan judul “Peran Komunikasi Organisasi Dalam Meningkatkan Potensi Kerja Karyawan” tahun 2017. Program Studi Ilmu Komunnikasi UIN Sunan Kalijaga. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Fokus penelitian pada peran komunikasi yang lakukan dalam meningkatkan potensi kerja karyawan.

Dari berbagai referensi penelitian di atas, relevansinya dengan penelitian ini adalah yaitu sama-sama meneliti mengenai pola komunikasi organisasi. Letak perbedaannya yaitu sasaran dan tempat penelitiannya, akan tetapi tempat penelitian penulis adalah organisasi di kepengurusan mahasiswa organisasi internal kampus yaitu DEMA- IAIN Bukittinggi. Pada pendekatan penelitian ini sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif.

Tabel 2.1

Penelitian Yang Relavan

No Nama/Thn Judul Skripsi Fokus Penelitian

Metode Penelian

Persamaan Perbedaan

1. Ni’Matul Laili

Pola

Komunikasi Organisasi Antara Atasan dan Bawahan

Di PT.

Dwikarya Nusantara

fokus penelitian pada pola komunikasi organisasi yang digunakan antara

Kualitatif deskriptif

Meneliti Kajian Komunikasi Organisasi, penelitian ini sama-sama menggunakan pendekatan

Tempat penelitian dan sasaran tujuannya

(52)

(Sumber: Olahan Penulis) Surabaya pimpinan dan

karyawan di PT. Dwikarya Prasetya Nusantara

kualitatif

1 Abdilah Kamal/2014

Pola

komunikasi forum komunikasi pemuda Indonesia

Penelitian ini memfokuskan pada peranan komunikasi organisasi terhadap semangat kerja pengurus organisasi di forum

komunikasi mahasiswa

Kualitatif deskriptif

Meneliti Kajian Komunikasi Organisasi, penelitian ini sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif

Tempat penelitian dan sasaran tujuannya

2 Achmad Hafizh Ary/2017

Peran Komunikasi Organisasi dalam

meningkatkan potensi diri karyawan

Fokus penelitian pada upaya meningkatkan potensi karyawan

Kualitatif Deskriptif

Meneliti kajian komunikasi organisai, penelitian ini sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif

Tempat penelitian dan sasaran tujuannya

(53)

44 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam Penelitian ini penulis meggunakan jenis penelitian lapang (field research),yaitu mengumpulkan data secara langsung dari lokasi penelitian, sedangkan untuk menunjang suatu kasus adalah menggunakan metode yang relavan.62 Format deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu. Adapun unit-unit yang diteliti deskriptif kualitatif seperti individu, kelompok atau keluarga, masyarakat dan kelembagaan sosial atau pranata sosial63.

Berdasarkan kutipan diatas dapat di pahami bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian untuk mencari informasi atau gejala-gejala yang terjadi di lapangan yang apa adanya dan kemudian mendeskripsikan mengambarkan bagaimana suatu gejala atau peristiwa itu terjadi setelah itu menginterpretasikannya secara apa adanya, tanpa di buat-buat sesuai dengan keadaan yang terjadi dilapangan yang mana penelitian ini untuk

62Nana Syodah, Syukmadinata, Metode penelitian pendidikan (Bandung : PT.Remaja Rodakarya Offset,1993) h.72

63Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya,(Jakarta:Kencana,2007),Hal.68

Gambar

Gambar 2.1  Pola Lingkaran

Referensi

Dokumen terkait

Integrasi paradigma al-Gazali dan Émile Durkheim dalam pengembangan konsep pendidikan moral akan melahirkan paradigma baru pendidikan moral yaitu “pendidikan moral berbasis

 Massa akan membawa kain putih panjang dan spidol sebagai sarana untuk Tanda Tangan Petisi Dukungan terhadap Komnas HAM yang akan dipasang di sekitar masjid Sunda

Indeks track dari cylinder 1 harus dimodifikasi untuk memperlihatkan bahwa ada sebuah record pada overflow area yang secara logik seharusnya menempati pada akhir dari track 1,

He believed that saving was a luxury, so he expected the rich to save a higher proportion of their income than the poor.Although not essential for Keynes’s own analysis, the

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat komitmen tujuan pekerja dari usaha kecil, menengah dan besar

Oleh itu, di dalam masjid yang dimaksudkan di sini adalah merujuk kepada kawasan yang dibolehkan untuk beriktikaf ataupun biasa disebut ruang solat utama atau ruang

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian yang terdiri dari tugas ( task) dan rubrik yang valid dan reliabel untuk digunakan pada praktikum

Aprizal – Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Perbank kan syari’ah di Indonesia Page 22 Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya (1) isu mengenai ISR