• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISSN Vol. 4 No. 2, 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ISSN Vol. 4 No. 2, 2016"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN 2338-8633

Vol. 4 No. 2, 2016

(2)

DIPUBLIKASIKAN OLEH

PS. S1 INDUSTRI PERJALANAN WISATA (IPW) FAKULTAS PARIWISATA, UNIVERSITAS UDAYANA (UNUD)

Jurnal Industri Perjalanan Wisata (IPTA) merupaka jurnal online (e-journal) yang terbit dua kali dalam setahun (bulan Juli dan bulan Desember) yang diterbitkan oleh PS. S1 Industri Perjalanan Wisata, Fakultas Pariwisata UNUD. Jurnal IPTA diterbitkan sebagai wadah karya ilmiah serta media komunikasi dan informasi ilmiah terkait industri perjalanan wisata. Jurnal ini memuat tentang hasil ringkasan penelitian, survei dan tulisan ilmiah popular

industri perjalanan wisata. Redaksi menerima sumbangan tulisan para ahli, staf pengajar perguruan tinggi, praktisi, mahasiswa yang peduli terhadap pengembangan industri perjalanan wisata. Redaksi dapat menyingkat

atau memperbaiki tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah maksud dan isinya. SUSUNAN PENGURUS JURNAL IPTA

Penanggung Jawab

Drs. I Made Sendra, M.Si. (Dekan Fakultas Pariwisata UNUD) Penasehat

Ni Ketut Arismayanti, SST.Par., M.Par. (Wakil Dekan I Fakultas Pariwisata UNUD) I GPB. Sasrawan Mananda, SST.Par., MM., M.Par. (Wakil Dekan II Fakultas Pariwisata UNUD)

I GN. Widyatmaja, SST.Par., M.Par. (Wakil Dekan III Fakultas Pariwisata UNUD) I Made Kusuma Negara, SE., M.Par. (Ketua PS. S1 IPW Fakultas Pariwisata UNUD) Luh Gede Leli Kusuma Dewi, S.Psi., M.Par. (Sekretaris PS. S1 IPW Fakultas Pariwisata UNUD)

Ketua

Luh Gede Leli Kusuma Dewi, S.Psi., M.Par. Sekretaris

Ni Putu Eka Mahadewi, SE.Ak., M.Par. Penyunting Ahli (Mitra Bebestari) ▪ Prof. Adnyana Manuaba, M.Hons.F.Erg.S.FIPS,SF.

Universitas Udayana ▪ Prof. Dr. I Wayan Ardika, MA.

Universitas Udayana ▪ Prof. Dr. Michael Hichcoch

University of North London ▪ Prof. Dae-Sik Je, M.Pd. Young San University – Korsel.

▪ Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, M.Arch. Ph.D. Universitas Gajah Mada

▪ Prof. Dr. Ir. I Gede Pitana, M.Sc. Universitas Udayana

▪ Prof. Dr. I Nyoman Sirtha, SH., MS. Universitas Udayana

▪ Dr. Hans-Henje Hild SES Bonn – Germany Penyunting Pelaksana

▪ Drs. I Ketut Suwena, M.Hum. ▪ Dra. Ni Made Oka Karini, M.Par.

▪ Drs. I Made Sendra, M.Si. ▪ I Made Kusuma Negara, SE., M.Par.

▪ I Putu Sudana, A.Par., M.Par. ▪ Dr. I Wayan Suardana, SST.Par., M.Par. ▪ I GPB. Sasrawan Mananda, SST.Par., M.Par.

Dr. I Nyoman Sudiarta, SE., M.Par. Ni Made Sofia Wijaya, SST.Par., M.Par., Ph.D.

I GA. Susrami Dewi, SST.Par., M.Par. Putu Agus Wikanatha, SST.Par., M.Par.

Yohanes Kristianto, S.Pd., M.Hum. I Wayan Darsana, SS., M.Par. Ni Wayan Citra Juwita, SH., M.Par. Tata Usaha dan Pemasaran

▪ I Wayan Darma Santosa, SE ▪ I Wayan Sudarma, SH.

▪ I Gusti Putu Setiawan, SH. ▪ Luh Yuni Artini ALAMAT PENYUNTING DAN TATA USAHA

Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Jl. Dr. R. Goris 7 Denpasar Bali, Telp/Fax : 0361-223798

Email : ipta@unud.ac.id

Website : http://www.ojs.unud.ac.id/index.php/pariwisata

(3)

PENGANTAR REDAKSI JURNAL IPTA

Harus diakui pariwisata sudah banyak memberikan manfaat ekonomi bagi suatu daerah seperti Bali. Terlebih Bali yang sudah terkenal hingga ke mancanegara dengan berbagai julukan dari yang eksotis hingga fantastis. Bali merupakan destinasi utama pariwisata di Indonesia dan bahkan di dunia. Pulau Bali terkenal di seluruh dunia karena memiliki daya tarik adat-istiadat, tradisi maupun destinasi wisata yang beraneka ragam. Permasalahannya adalah ketika pariwisata tidak berkembang secara merata dan terjadinya persaingan kompetitif pasar pariwisata dunia. Menyikapi permasalahan tersebut banyak alasan yang sering dijadikan kambing hitam. Mulai dari kebijakan, infrastruktur, teknologi, lingkungan hingga sumber daya manusia. Betapa sulitnya memang mewujudkan daya tarik wisata berlandaskan kepada pariwisata berkelanjutan. Entah pariwisata berkelanjutan sebagai konsep, teori atau bahkan aplikasi hingga saat ini pariwisata berkelanjutan tetap menjadi tantangan bagi komponen pariwisata lokal, regional, nasional bahkan mungkin di tingkat internasional.

Melalui karya-karya ilmiah yang tersaji dalam jurnal terbitan kali ini, semoga dapat menjawab tantangan ke depan dunia pariwisata yang senantiasa dinamis.

Denpasar, Desember 2016 Redaksi

(4)

PERSYARATAN NASKAH UNTUK JURNAL IPTA

1. Naskah dapat berupa hasil penelitian atau kajian pustaka yang belum

pernah dipublikasikan sebelumnya.

2. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris (abstrak bahasa Inggris). Abstrak tidak lebih dari 250 kata dengan disertai 3-5 istilah kunci (keywords). Naskah berupa ketikan asli dan CD dengan jumlah maksimal 15 halaman ketikan A4 spasi 1½, kecuali abstrak, tabel dan kepustakaan.

3. Naskah ditulis dengan batas 2,5 cm dari kiri dan 2 cm dari tepi kanan, bawah dan atas.

4. Judul singkat, jelas dan informatif serta ditulis dengan huruf besar. Judul yang terlalu panjang harus dipecah menjadi judul utama dan anak judul.

5. Nama penulis tanpa gelar akademik, alamat e-mail dan asal instansi penulis ditulis lengkap.

6. Naskah hasil penelitian terdiri atau judul, nama penulis, abstrak, pendahuluan, tinjauan pustaka dan metode, hasil dan pembahasan, simpulan dan saran serta kepustakaan.

7. Naskah kajian pustaka terdiri atas judul, nama penulis, abstrak, pendahuluan, masalah, pembahasan, simpulan dan saran serta kepustakaan.

8. Tabel, grafik, histogram, sketsa dan gambar harus diberi judul serta keterangan yang jelas.

9. Dalam mengutip pendapat orang lain, dipakai sistem nama penulis dan tahun. Contoh : Astina (1999); Suwena et al. (2001).

10. Kepustakaan memakai “harvard style” disusun menurut abjad nama penulis tanpa nomer urut.

a. Untuk buku : nama pokok dan inisial pengarang, tahun terbit, judul, jilid, edisi, tempat terbit dan nama penerbit.

Picard, Michael. 1996. Cultural Tourism and Touristic Culture. Singapore: Archipelago Press.

b. Karangan dalam buku : nama pokok dari inisial pengarang, tahun terbit, judul karangan, inisial dan nama editor : judul buku, hal permulaan dan akhir karangan, tempat terbitan dan nama penerbit. McKean, Philip Frick. 1978. “Towards as Theoretical analysis of

Tourism: Economic Dualism and Cultural Involution in Bali”. Dalam Valena L. Smith (ed). Host and Guests: The Antropology of Tourism. Philadelphia : University of Pensylvania Press.

c. Untuk artikel dalam jurnal: nama pokok dan inisial pengarang, tahun, judul karangan, singkatan nama majalah, jilid (nomor), halaman permulaan dan akhir.

(5)

Pitana, I Gde. 1998. “Global Proces and Struggle for Identity: A Note on Cultural Tourism in Bali, Indonesia” Journal of Island Studies, vol. I, no. 1, pp. 117-126.

d. Untuk Artikel dalam format elektronik : Nama pokok dan inisial, tahun, judul, waktu, alamat situs.

Hudson, P. (1998, September 16 - last update), "PM, Costello liars: former bank chief", (The Age), Available: http://www.theage.com.au/daily/980916/news/news2.html (Accessed: 1998, September 16).

11. Dalam tata nama (nomenklatur) dan tata istilah, penulis harus mengikuti cara penulisan yang baku untuk masing-masing bidang ilmu.

12. Dalam hal diperlukan ucapan terima kasih, supaya ditulis di bagian akhir naskah dengan menyebutkan secara lengkap : nama, gelar dan penerima ucapan.

(6)

D A F T A R I S I

COVER, EDITOR, PENGANTAR REDAKSI, DAN DAFTAR ISI PDF

Redaksi Jurnal IPTA i-vi

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN TERHADAP NIAT BERKUNJUNG KEMBALI WISATAWAN MANCANEGARA KE DAYA TARIK WISATA ALAS PALA SANGEH

PDF

I Gede Noviana Putra, I Nyoman Sudiarta, I GPB. Sasrawan Mananda

1-6

PENGARUH CITRA MEREK DAN PERSEPSI KUALITAS PELAYANAN PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA ONLINE TRAVEL AGENT AIRASIA GO

PDF

Ni Kadek Ayu Marini Sarasdiyanthi, I GPB Sasrawan Mananda, I Wayan Suardana

7-10

PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

WISATAWAN MICE MELALUI PT. Y&R KE BALI PDF

Ni Putu Masni Nistari, I Putu Sudana, I GPB. Sasrawan Mananda

11-14

FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK WISATAWAN BACKPACKER

MANCANEGARA BERWISATA KE BALI PDF

Gayatri Manik, I Ketut Suwena, I Wayan Suardana 15-20

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN

WISATAWAN DALAM PENGGUNAAN MASKAPAI PENERBANGAN AIRASIA DI DENPASAR

PDF

Erl Vania Paulalengan, I Made Kusuma Negara, Ni Putu Eka Mahadewi

21-25

PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS MELALUI KEPUASAN WISATAWAN NUSANTARA PADA MASKAPAI LION AIR DI BALI

PDF

Christian Hamonangan Sinaga, I Nyoman Sudiarta, I GPB. Sasrawan Mananda

26-32

PENGARUH LAYANAN LOW COST CARRIER (LCC) TERHADAP KEPUASAN

WISATAWAN DOMESTIK DI PT. INDONESIA AIRASIA PDF

Agnes Tresia Silalahi, I Wayan Suardana, Ni Gusti Ayu Susrami Dewi

33-37

STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA PADA PT. MERRYS TOUR AND

TRAVEL SERVICE PDF

Aulia Sanggili, I Putu Sudana, Ni Made Sofia Wijaya 38-43

PENGARUH HARGA DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN TIKET MASKAPAI CITILINK OLEH WISATAWAN NUSANTARA DI BANDARA NGURAH RAI, BALI

PDF

(7)

Ayu Susrami Dewi

EKSISTENSI DAN MOTIVASI PRAMUWISATA LOKAL PEREMPUAN DI DAYA

TARIK WISATA ALAS KEDATON PDF

Gusti Ayu Putu Putri Indira Suari, Ni Gusti Ayu Susrami Dewi, Luh Gede Leli Kusuma Dewi

48-51

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP KOMPETENSI

SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA PRAMUWISATA BALI PDF

Danang Purnomo, I Putu Sudana, I GPB. Sasrawan Mananda 51-57

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PRAMUWISATA TERHADAP KEPUASAN

WISATAWAN DI PT. BALI SUN TOURS PDF

I GA. Gede Luhur Winata Putra, I Putu Sudana, Ni Putu Eka

Mahadewi 58-63

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN WISATAWAN MENGGUNAKAN TRANSPORTASI BERBASIS APLIKASI DI PT. GOJEK INDONESIA

PDF

Nora Ronia Pangaribuan, Ni Made Sofia Wijaya, Ni Putu Eka Mahadewi

64-68

STRATEGI PENINGKATAN PENJUALAN TIKET PADA PT CITILINK

INDONESIA DISTRIK DENPASAR DI BALI PDF

Nurman Hadipratama, I Putu Sudana, I GPB. Sasrawan

Mananda 69-72

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PRAMUWISATA MANDARIN

TERHADAP TINGKAT KEPUASAN WISATAWAN CINA YANG BERKUNJUNG DI DAYA TARIK WISATA PURA ULUWATU, KUTA SELATAN BADUNG

PDF

Anindya Putri Lestari, I Ketut Suwena, I Nyoman Sudiarta 73-77

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA DI PT BALI DAKSINA

WISATA PDF

I Kadek Dwi Dharma Wiguna, Ni Putu Eka Mahadewi, Ni Made Sofia Wijaya

78-81

PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN KOMPENSASI NON-

FINANSIAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) BANDAR UDARA INTERNASIONAL NGURAH RAI BALI

PDF

Gusti Agung Wulan Permata Sari, Luh Gede Leli Kusuma Dewi,

Ni Putu Eka Mahadewi 82-87

PENGARUH KEPUASAN, KEPERCAYAAN DAN HARGA TERHADAP

LOYALITAS WISATAWAN PENGGUNA LAYANAN BOOKING.COM PDF

Ni Luh Lisa Wulandari, I Made Kusuma Negara, Luh Gede Leli

(8)

Jurnal IPTA ISSN : 2338-8633 Vol. 4 No. 2, 2016

48

EKSISTENSI DAN MOTIVASI PRAMUWISATA LOKAL

PEREMPUAN DI DAYA TARIK WISATA ALAS KEDATON

Gusti Ayu Putu Putri Indra Suari

Ni Gusti Ayu Susrami Dewi

Luh Gede Leli Kusuma Dewi

Email : gek.indras@gmail.com

PS. S1 Industri Perjalanan Wisata

Fakultas Pariwisata UNUD

ABSTRAK

Keberadaan pramuwisata lokal yang seluruhnya berjenis kelamin perempuan menjadi keunikan tersendiri bagi Alas Kedaton sebagai suatu daya tarik wisata. Bertujuan untuk mengetahui eksistensi pramuwisata lokal perempuan di daya tarik wisata Alas Kedaton serta untuk mengetahui motivasi mereka bekerja sebagai pramuwisata lokal perempuan di daya tarik wisata Alas Kedaton. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan kualitatif. Sedangkan sumber data yakni data primer dan sekunder. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Informan ditentukan secara purposive sampling. Terdapat 45 responden yang dipilih sebagai sampel dengan menggunakan metode simple random sampling. Dan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.

Hasil menunjukkan bahwa eksistensi pramuwisata lokal perempuan di daya tarik wisata Alas Kedaton dari awal terbentuknya sampai saat ini dapat dikatakan masih eksis. Meskipun jumlah pramuwisata lokal perempuan di daya tarik wisata Alas Kedaton berkurang dibandingkan ketika awal terbentuknya. Sedangkan motivasi mereka bekerja sebagai pramuwisata lokal di daya tarik wisata Alas Kedaton adalah untuk memenuhi beberapa kebutuhan seperti physiological needs, safety and security needs, affiliation or acceptance needs, esteem needs, dan self actualization. Dan rata-rata responden menjawab motivasi mereka bekerja sebagai pramuwisata lokal perempuan di daya tarik wisata Alas Kedaton adalah untuk memenuhi kebutuhan afiliasi atau affiliation or acceptance needs.

Kata Kunci : Eksistensi, Motivasi, Pramuwisata, Perempuan, Daya Tarik Wisata Alas Kedaton.

PENDAHULUAN

Kabupaten Tabanan merupakan salah satu kabupaten di provinsi Bali yang memiliki beragam daya tarik wisata baik daya tarik wisata alam maupun daya tarik wisata budaya. Tercatat sejumlah 13 daya tarik wisata yang terdiri atas 6 daya tarik wisata alam yakni Bedugul, Kebun Raya Bedugul, Alas Kedaton, Air Panas Penatahan, Jatiluwih, dan Taman Kupu-Kupu serta 7 daya tarik wisata budaya yakni Tanah Lot, Ulun Danu Beratan, Candi Puputan Margarana, Puri Anyar Kerambitan, Puri Gede Kerambitan, Museum Subak, dan Pura Batukaru (Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2015).Salah satu daya tarik wisata khususnya daya tarik wisata alam yang terdapat di Kabupaten Tabanan adalah daya tarik wisata

Alas Kedaton. Alas Kedaton merupakan daya tarik wisata yang mengandalkan sumber daya alam sebagai daya tarik yakni berupa hutan, kera dan kelelawar. Selain itu, di tengah objek wisata Alas Kedaton terdapat pura yang disebut Pura Dalem Kahyangan Kedaton yang juga menjadi daya tarik di objek wisata ini. Pada daya tarik wisata Alas Kedaton terdapat pramuwisata lokal yang akan memandu sekaligus menjaga keamanan wisatawan dari kera-kera yang berkeliaran. Keunikan dari pramuwisata lokal ini yakni seluruhnya berjenis kelamin perempuan. Pramuwisata lokal perempuan ini tidak memungut bayaran saat memandu, namun di akhir tour wisatawan diarahkan ke artshop yang dimiliki untuk melihat atau membeli cinderamata yang ada di

(9)

Jurnal IPTA ISSN : 2338-8633 Vol. 4 No. 2, 2016

art shop tersebut. Berdasarkan observasi awal, diketahui bahwa dari pembelian cinderamata tersebut, para pramuwisata lokal perempuan memperoleh penghasilan. Pramuwisata lokal perempuan yang merupakan pemilik artshop memperoleh penghasilan dari keuntungan sepenuhnya pembelian cinderamata. Sedangkan pramuwisata lokal yang hanya sebagai pekerja di artshop memperoleh penghasilan 20% dari keuntungan pembelian cinderamata oleh wisatawan di artshop tempat mereka bekerja. Fenomena keberadaan pramuwisata lokal yang seluruhnya berjenis kelamin perempuan di daya tarik wisata Alas Kedaton, membuat penulis tertarik untuk mengetahui mengenai eksistensi pramuwisata lokal perempuan yang ada di daya tarik wisata Alas Kedaton mulai dari awal mula terbentuknya hingga keberadaannya sampai saat ini baik dari segi jumlah pramuwisata lokal perempuan dan aktivitas pemanduan wisatawan yang dilakukan oleh pramuwisata lokal perempuan serta mengenai motivasi mereka tetap bekerja sebagai pramuwisata lokal perempuan di daya tarik wisata Alas Kedaton.

METODE PENELITIAN

Adapun lokasi yang dipilih yakni di daya tarik wisata Alas Kedaton, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali. Definisi operasional variabel terdiri atas dua variabel yakni variabel eksistensi (Abidin, 2007 dalam Pardiana, 2015) dengan indikator : terbentuknya pramuwisata lokal perempuan di daya tarik wisata Alas Kedaton dan keberadaan pramuwisata lokal perempuan di daya tarik wisata Alas Kedaton dan variabel motivasi (Maslow dalam Hasibuan, 2015) dengan indikator : physiological needs, safety and security needs, affiliation or acceptance needs, esteem or status needs, dan self actualization.

Jenis data yang digunakan yakni data kuantitatif dan data kualitatif. Sumber data terdiri atas data primer dan data sekunder. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yakni observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Teknik penentuan informan secara purposive sampling. Teknik pengambilan dan penentuan sampel secara simple random sampling dan jumlah sampel

digunakan yakni teknik analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sejarah awal terbentuknya pramuwisata lokal perempuan di daya tarik wisata Alas Kedaton tidak terlepas dari keberadaan artshop-artshop di daya tarik wisata Alas Kedaton yang berjumlah 202 unit. Dikarenakan banyaknya jumlah artshop yang ada, mulai muncul permasalahan dalam hal ketidakmerataan dalam memperoleh pembeli. Oleh karena itu, diberlakukanlah sistem nomor antrean untuk seluruh artshop-artshop yang ada. Untuk menunggu giliran nomor antrian, setiap artshop wajib menunjuk satu orang perwakilan. Perwakilan inilah disebut sebagai pramuwisata lokal di daya tarik wisata Alas Kedaton. Jumlah pramuwisata lokal pun pada awalnya sesuai dengan jumlah kios artshop yakni berjumlah 202 orang baik perempuan maupun laki-laki.

Kini yang menggeluti profesi sebagai pramuwisata lokal di daya tarik wisata Alas Kedaton hanya kaum perempuan, dengan jumlah tercatat sebanyak 80 orang pramuwisata lokal perempuan. Dari 80 orang pramuwisata lokal perempuan yang ada di daya tarik wisata Alas Kedaton, sebanyak 45 orang digunakan sebagai responden.

Diperoleh data mengenai karakteristik responden yakni pramuwisata lokal perempuan yang ada di daya tarik wisata Alas Kedaton. Adapun dari 45 orang responden, frekuensi tertinggi yakni pada kelompok umur 30-39 tahun yakni sejumlah 22 orang atau Sebagian besar responden telah menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) yakni sejumlah 25 orang atau sekitar 56% dari total responden. Responden yang telah bekerja sebagai pramuwisata lokal perempuan di daya tarik wisata Alas Kedaton selama 11-15 tahun menunjukkan jumlah yang paling banyak yakni sejumlah 15 orang atau sekitar 33% dari total responden. Sebagian besar responden memiliki kisaran pendapatan rata-rata per bulan sebesar Rp.500.000-Rp.999.999 yakni sejumlah 36 orang atau setara dengan 80% dari total responden.

Sebagian besar jawaban responden mengenai motivasi mereka bekerja sebagai pramuwisata lokal perempuan di daya tarik

(10)

Jurnal IPTA ISSN : 2338-8633 Vol. 4 No. 2, 2016

50 rata-rata skor sejumlah 4,3333 dengan kategori

sangat setuju.

Eksistensi pramuwisata lokal perempuan di daya tarik wisata Alas Kedaton berawal dari sejarah awal terbentuknya pramuwisata lokal perempuan di daya tarik wisata Alas Kedaton tidak terlepas dari keberadaan 202 unit artshop yang ada di daya tarik wisata Alas Kedaton. Pada tahun 1988 mulai dibangun beberapa artshop di daya tarik wisata Alas Kedaton. Ketika itu, jumlah artshop yang ada ± 30 unit. Seiring berjalannya waktu, jumlah artshop meningkat hingga berjumlah 202 unit

.

Dikarenakan banyaknya jumlah artshop, untuk mengatasi terjadinya ketidakmerataan dalam memperoleh pembeli, maka diberlakukan sistem nomor antrean. Dimana setiap artshop wajib menunjuk satu orang perwakilan untuk menunggu giliran nomor antrian tersebut. Perwakilan inilah disebut sebagai pramuwisata lokal di daya tarik wisata Alas Kedaton yang bertugas memandu sekaligus menjaga keamanan wisatawan yang berkunjung. Jumlah pramuwisata lokal pun sesuai dengan jumlah kios artshop yakni berjumlah 202 orang baik perempuan maupun laki-laki.

Penjelasan mengenai keberadaan pramuwisata lokal perempuan di daya tarik wisata Alas Kedaton sampai saat ini, diawali dengan gambaran pramuwisata lokal perempuan di daya tarik wisata Alas Kedaton itu sendiri. Pramuwisata lokal perempuan di daya tarik wisata Alas Kedaton merupakan pramuwisata lokal yang seluruhnya adalah perempuan yang bertugas untuk memandu wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara berkeliling daya tarik wisata Alas Kedaton. Pramuwisata lokal perempuan di daya tarik wisata Alas Kedaton berpakaian seragam berwarna merah muda atau biru dengan kamen (kain) dan selendang serta membawa tongkat kayu untuk menjaga keamanan wisatawan yang dipandu. Terdapat suatu organisasi yang menaungi pramuwisata lokal perempuan yang ada di daya tarik wisata Alas Kedaton. Organisasi tersebut yakni Kelompok Pedagang Alas Kedaton. dalam melakukan kegiatan pemanduan wisatawan, pramuwisata lokal perempuan memiliki suatu tata tertib yang tercantum dalam AD/ART Kelompok Pedagang Alas Kedaton. Tata tertib tersebut antara lain terkait ketentuan dalam mengantar tamu, hak pramuwisata lokal perempuan, kewajiban pramuwisata lokal perempuan, larangan serta sanksi.

Karakteristik pramuwisata lokal perempuan di daya tarik wisata Alas Kedaton yang diperoleh dari sampel sebanyak 45 orang pramuwisata lokal perempuan, dari segi umur berkisar 30-39 tahun dengan status kawin serta paling banyak berpendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA). Dominan pramuwisata lokal perempuan di daya tarik wisata Alas Kedaton telah bekerja selama 11-15 tahun dengan pendapatan rata-rata per bulan sebesar Rp.500.000-Rp.999.999.

Dapat dikatakan keberadaan pramuwisata lokal perempuan di daya tarik wisata Alas Kedaton mengalami penurunan dari segi jumlah pramuwisata lokal, yang awalnya pramuwisata lokal di daya tarik wisata Alas Kedaton berjumlah 202 orang yang terdiri atas laki-laki dan perempuan, namun kini yang menggeluti profesi sebagai pramuwisata lokal di daya tarik wisata Alas Kedaton adalah kaum perempuan, berjumlah 80 orang pramuwisata lokal perempuan. Hal ini disebabkan karena satu orang pramuwisata lokal perempuan memegang 2 hingga 3 nomor antrean sekaligus dan dikarenakan penurunan tingkat kunjungan wisatawan ke daya tarik wisata Alas Kedaton. Selain itu, salah satu penyebab berkurangnya jumlah pramuwisata lokal perempuan adalah karena tidak menentunya penghasilan yang didapat. Penghasilan yang didapat oleh pramuwisata lokal hanya berasal dari 20% keuntungan penjualan cinderamata di artshop dan penjualan foto wisatawan bersama kelelawar.Jika wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata Alas Kedaton berkurang, terlebih dengan berkurangnya minat belanja wisatawan, maka berkurang pula penghasilan yang diperoleh pramuwisata lokal perempuan. Terkait mengenai motivasi pramuwisata lokal perempuan bekerja sebagai pramuwisata lokal di daya tarik wisata Alas Kedaton adalah untuk memenuhi beberapa kebutuhan yakni physiological needs dengan bentuk motivasi berupa pemenuhan kebutuhan sehari-hari (makan, minum, pakaian, dll) melalui penghasilan yang didapat sebagai pramuwisata lokal perempuan, safety and security needs dengan bentuk motivasi berupa rasa aman dari kecelakaan digigit kera serta rasa nyaman bekerja sebagai pramuwisata lokal perempuan, affiliation or acceptance needs dengan bentuk motivasi berupa hubungan dengan sesama pramuwisata lokal perempuan yang terjalin dengan baik, esteem or status needs dengan bentuk motivasi berupa penghargaan dari diri

(11)

Jurnal IPTA ISSN : 2338-8633 Vol. 4 No. 2, 2016

sendiri dan penghargaan dari orang lain (pengurus Kelompok Pedagang Alas Kedaton dan wisatawan), self actualization dengan bentuk motivasi berupa mengaktualisasikan potensi yang dimiliki yakni potensi berbahasa inggris serta pengetahuan tentang DTW Alas Kedaton. Rata-rata tanggapan pramuwisata lokal perempuan mengenai indikator physiological needs, safety and security needs, affiliation or acceptance needs, esteem or status needs, dan self actualization termasuk dalam kategori sangat setuju dan setuju. Hal ini menunjukkan bahwa kelima kebutuhan tersebut mampu terpenuhi dengan bekerja sebagai pramuwisata lokal perempuan di daya tarik wisata Alas Kedaton. Namun, motivasi yang paling besar yakni motivasi pemenuhan kebutuhan afiliasi atau affiliation or acceptance needs sejumlah 4,333 dengan kategori sangat setuju. Data ini menunjukkan bahwa motivasi pramuwisata lokal perempuan di daya tarik wisata Alas Kedaton cenderung untuk memenuhi kebutuhan sosial disamping motivasi-motivasi lainnya yang juga menjadi alasan mereka bekerja sebagai pramuwisata lokal perempuan. Hal ini dikarenakan hubungan antarsesama pramuwisata lokal perempuan di daya tarik wisata Alas Kedaton terjalin dengan baik, sehingga menjadi motivasi utama mereka tetap bertahan untuk menggeluti ptofesi sebagai pramuwisata lokal perempuan di daya tarik wisata Alas Kedaton. SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Eksistensi pramuwisata lokal perempuan di daya tarik wisata Alas Kedaton berawal dari sejarah terbentuknya pramuwisata lokal perempuan hingga keberadaan pramuwisata lokal perempuan di daya tarik wisata Alas Kedaton sampai saat ini, meski terjadi penurunan jumlah pramuwisata lokal perempuan, namun dapat dikatakan masih eksis dalam hal melakukan aktivitas pemanduan wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata Alas Kedaton sampai saat ini. 2. Motivasi pramuwisata lokal perempuan

bekerja sebagai pramuwisata lokal di daya tarik wisata Alas Kedaton antara lain

untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan afiliasi atau rasa diterima oleh orang lain, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Sebagian besar jawaban mereka termasuk dalam kategori sangat setuju dan setuju. Adapun motivasi yang mendominasi dengan rata-rata skor terbesar yakni pada pemenuhan afiliasi atau affiliation or acceptance needs sejumlah 4,333.

Saran

1. Perlu adanya kerja sama antara pihak pengelola DTW Alas Kedaton dan pengurus Kelompok Pedagang Alas Kedaton dengan akademisi, pemerintah khususnya Dinas Pariwisata untuk memberikan pelatihan-pelatihan bahasa asing seperti bahasa inggris ataupun bahasa asing lainnya secara berkelanjutan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa asing pramuwisata lokal perempuan yang ada di daya tarik wisata Alas Kedaton

2. Perlu adanya kerja sama untuk lebih mempromosikan daya tarik wisata Alas Kedaton agar tingkat kunjungan wisatawan lebih meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. Data Objek Wisata di Bali. http://www.disparda.baliprov.go.id/. Diakses tanggal 19 Mei 2016

Hasibuan, Malayu S.P. 2015. Manajemen Dasar, Pengertian, Dan Masalah. Jakarta : PT. Bumi Aksara, Edisi Revisi. Kusuma Negara, I Made. 2012. Potensi Ikan

Air Tawar di Danau Batur Sebagai Pengembangan Wisata Alternatif. Analisis Pariwisata Vol.12 No.1 Th.2012. Pardiana, Agus Yudi. 2015. Persepsi

Wisatawan Domestik Terhadap Eksistensi Pekerja Fotografer di Daya Tarik Wisata Tanah Lot. Skripsi. Denpasar : Universitas Udayana.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Manajemen. Cetakan Keempat. Bandung : Alfabeta.

(12)
(13)
(14)
(15)

Referensi

Dokumen terkait

Novel yang berjudul Kukejar Cinta Ke Negeri Cina Karya Ninit Yunita ini, dipilih untuk diteliti karena selain novel ini bergenre novel Islami di dalam novel

Bagaimana faktor karakteristik mahasiswa, dukungan dari pengajar, dukungan atas fasilitas belajar terhadap motivasi belajar dan hasil belajar mahasiswa yang

Namun karena perhitungan dipakai untuk mendapatkan Debit pada saluran dengan menggunakan perbandingan kecepatan rata-rata yang variabelnya sama dari kecepatan permukaan yaitu

Hasil uji Chi-Square menunjukkan variable Jarak pelayanan (p=0,011), Sikap lansia (p=0,013), Penilaian lansia (p=0,002), variabel pendidikan, dan pekerjaan responden tidak

Pada jarak tanam rapat menyebabkan terjadinya persaingan antar tanaman budidaya itu sendiri dalam perebutan unsur hara, cahaya, kelembapan, dan air, sehingga

Pada alat ini menggunakan sensor LDR sebagai pendeteksi intensitas cahaya matahari, motor servo sebagai penggerak panel surya menuju kearah intensitas cahaya maksimal,

Keluhan pendengaran subyektif merupakan gangguan yang dirasakan oleh seseorang akibat dari keadaan lingkungan kerja yang bising, namun dalam hal ini tidak dilakukan

Peraturan daerah ini sesuai dengan nomenklaturnya menggantikan Peraturan Daerah yang lama yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 9 Tahun 2006 tentang