• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PERILAKU KERJA TERHADAP KINERJA TENAGA PERAWAT DI PUSKESMAS PERAWATAN HILA KECAMATAN LEIHITU KABUPATEN MALUKU TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN PERILAKU KERJA TERHADAP KINERJA TENAGA PERAWAT DI PUSKESMAS PERAWATAN HILA KECAMATAN LEIHITU KABUPATEN MALUKU TENGAH"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 HUBUNGAN PERILAKU KERJA TERHADAP KINERJA TENAGA PERAWAT

DI PUSKESMAS PERAWATAN HILA KECAMATAN LEIHITU KABUPATEN MALUKU TENGAH

Relation of Work Behavior on Nurses’ Work Performance in Community Health Centre of Hila Leihitu Subdistrict Central Maluku

Ayu Maulita Wally, Nurhayani, Indar

Bagian AKK Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (maulita.akkunhas@gmail.com, nurhayaniakk@yahoo.com,indarsh@gmail.com,

082393820087) ABSTRAK

Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang diselenggarakan pemerintah adalah pusat kesehatan masyarakat (puskesmas). Kinerja mempunyai hubungan kausal dengan kompetensi, apabila kompetensi, sikap, tindakan pegawai terhadap pekerjaannya tinggi, maka dapat diprediksikan bahwa perilakunya akan bekerja keras untuk mencapai tujuan organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku kerja terhadap kinerja tenaga perawat di Puskesmas Perawatan Hila, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga perawat, jumlah populasi dan sampel 37 responden di Puskesmas Perawatan Hila, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. Teknik sampling yang digunakan dengan exhaustive sampling dimana semua populasi dipakai sebagai sampel penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pengisian kuesioner. Analisis statistik yang digunakan uji chi-square. Hasil analisis bivariat menunjukan adanya hubungan yang signifikan dengan faktor kepemimpinan (p=0,007), motivasi (p=0,035) dan kepuasan kerja (p=0,012) terhadap peningkatan kinerja tenaga perawat. Penelitian ini menyimpulkan ada hubungan antara kepemimpinan, motivasi, kepuasan kerja dengan kinerja perawat di Puskesmas Perawatan Hila.

Kata kunci : Perilaku kerja, kinerja, perawat

ABSTRACT

A form of health care service organized by government is the presence of community health center (health centers). Work performance has a causal with competence, when competencies describe the characteristics of knowledge and skill that someone posses. The higher the competence and attitude someone has, the harder he or she will try to translate the goals of an organization into action. This study aims to determine the relationship of work behavior on the work performance of nurses working in the community health center of Hila Leihitu Subdistrict Central Maluku Province.The populationin this study isthe entirenursing staff, total population and sample of 37 respondents. The sampling technique used by exhautive sampling in which all population are used as research samples.The data were collected through questionnaires. The statistical analysis used is chi-square test. The results of the bivariate analysis show that there is a significant relationship of work behavior on the nurses’ performance with the leadership factor (p= 0,007), motivation (p = 0,035), and job satisfaction(p = 0,012). This study concludes show that is a between leadership, motivation, job satisfaction and nurses performance in the community health center of Hila.

(2)

2 PENDAHULUAN

Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya oleh orang perorangan, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut, banyak hal yang perlu dilakukan. Salah satu yang dinilai mempunyai peranan yang cukup penting adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan.1 Pengertian sehat menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu keadaan kondisi fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.2 Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.3

Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam sistem pelayanan kesehatan harus melakukan upaya kesehatan wajib (basic six) dan beberapa upaya kesehatan pilihan yang disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, tuntutan, kemampuan dan inovasi serta kebijakan pemerintah daerah setempat. Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh dan terpadu dilaksanakan melalui upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan disertai dengan upaya penunjang yang diperlukan. Ketersediaan sumber daya baik dari segi kualitas maupun kuantitas, sangat mempengaruhi pelayanan kesehatan.3

Manajemen keperawatan secara singkat diartikan sebagai proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien atau keluarga serta masyarakat. Pelaksanaan asuhan keperawatan merupakan tanggung jawab perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien melalui pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas dengan menggunakan standar keperawatan sebagai pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan bertujuan agar pasien memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhannya sehingga pasien memperoleh kepuasan dan status kesehatan meningkat.4

Hasil penelitian terdahulu menunjukan kondisi keperawatan terutama dalam memberi asuhan keperawatan kepada pasien belum berjalan dengan baik. Penelitian Rivai menyatakan bahwa ada beberapa tindakan keperawatan dilakukan oleh keluarga pasien seperti pemenuhan kebersihan diri, eliminasi dan nutrisi. Seharusnya asuhan keperawatan dilakukan oleh petugas. Pembuatan asuhan keperawatan masih ada yang dikerjakan sebagian atau belum lengkap yaitu 11% dan sebanyak 44,2% pasien menyatakan kurang puas terhadap pelayanan rawat inap.5

Kinerja merupakan hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

(3)

3 diberikan kepadanya, dimana dipengaruhi oleh faktor kemampuan dan motivasi.6 Kinerja mempunyai hubungan kausal dengan kompetensi. Jika kompetensi, sikap, tindakan pegawai terhadap pekerjaannya tinggi, maka dapat diprediksikan bahwa perilakunya akan bekerja keras untuk mencapai tujuan organisasi, tentunya faktor-faktor internal karyawan, lingkungan internal organisasi dan faktor lingkungan eksternal tidak menghambat perilaku kerja pegawai. Jadi, dirumuskan menjadi kinerja adalah kompetensi, sikap dan tindakan.7 Peningkatan kinerja tidak akan terjadi dengan sendirinya melainkan harus diusahakan. Oleh karena itu, organisasi menaruh perhatian besar terhadap faktor yang mempengaruhi kualitas kerja yang berhubungan antara lain kepemimpinan, motivasi, kepuasan kerja, disiplin kerja, dan etos kerja.

Sinergi ini mempengaruhi perilaku kerja karyawan yang kemudian mempengaruhi kinerja karyawan7. Efektivitas organisasi banyak dipengaruhi efektivitas individu, sehingga rendahnya kinerja pegawai berpengaruh pula pada rendahnya kinerja puskesmas secara keseluruhan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan perilaku kerja terhadap kinerja tenaga perawat di Puskesmas Perawatan Hila, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku tengah.

BAHAN DAN METODE

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Perawatan Hila, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah pada bulan Maret-April 2013. Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat di Puskesmas Perawatan Hila Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. Sampel dari penelitian ini berjumlah yaitu 37 orang. Teknik sampling yang digunakan dengan exhaustive sampling dimana semua populasi dipakai sebagai sampel penelitian. Data primer diperoleh dengan cara memberikan kuesioner kepada. Data sekunder diperoleh dari hasil kunjungan di Puskesmas Perawatan Hila. Analisis data dilakukan dengan cara analisis univariat dan analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel dependen dan independen dalam bentuk tabulasi silang (crosstab) dengan menggunakan sistem komputerisasi program SPSS. Penyajian data dilakukan dengan cara diolah dan dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi untuk membahas hasil penelitian.

(4)

4 HASIL

Mayoritas responden dengan kelompok umur 30-36 tahun sebanyak 18 responden (48,7%) sedangkan paling sedikit adalah 16-22 tahun sebanyak satu responden (2,7%)(Tabel 1). Adapun mayoritas responden adalah perempuan sebanyak 28 orang (75,7%), sedangkan responden laki-laki sebanyak sembilan orang (24,3)(Tabel 1). Tingkat pendidikan terakhir tamatan DIII sebanyak 26 orang (70,3%), sedangkan yang SPK/SMA sebanyak sebelas orang (29,7%)(Tabel 1). Masa kerja ≥ 5 tahun yaitu sebanyak 28 responden (75,5%), sedangkan masa kerja yang < 5 tahun sebanyak 9 responden (24,3%)(Tabel 1).

Variabel kepemimpinan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 29 responden yang kepemimpinannya baik, terdapat 26 responden (89,7%) yang kinerjanya baik dan tiga responden (10,3%) yang kurang baik. Hasil uji statistik dengan menggunakan chi-square menunjukkan bahwa, kepemimpinan dan kinerja perawat memiliki hubungan yang signifikan (p=0,006)(Tabel 2).

Variabel motivasi dalam penelitian ini menunjukan bahwa dari 26 responden yang motivasinya tinggi, terdapat 23 responden (88,5%) yang kinerjanya baik dan tiga responden (11,5%) yang kinerjanya kurang baik. Hasil uji statistik dengan menggunakan chi-square menunjukkan bahwa, motivasi dan kinerja perawat memiliki hubungan yang signifikan (p=0,035)(Tabel 2).

Variabel kepuasan kerja dalam penelitian ini menunjukan bahwa, dari 28 responden yang kepuasan kerjanya baik, terdapat 25 responden (89,3%) yang kinerjanya baik dan tiga responden (10,7%) kurang baik. Hasil uji statistik dengan menggunakan chi-square menunjukkan bahwa, kepuasan kerja dan kinerja memiliki hubungan yang signifikan (p= 0,012)(Tabel 2).

PEMBAHASAN

Kepemimpinan adalah suatu seni dan proses untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain supaya mereka memiliki motivasi untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai dalam situasi tertentu.4 Berdasarkan hasil penelitian ini, diketahui bahwa sebagian besar komitmen dan komunikasi pemimpin terhadap kinerja perawat pelaksana di Puskesmas Hila termasuk dalam kategori baik (89.7%). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jumrah, yang menunjukkan bahwa perawat yang menilai kepemimpinan baik sebanyak 60% yang memberi interpretasi bahwa variabel kepemimpinan dengan indikator keadilan dan komunikasi telah berjalan dengan baik dan perawat yang menilai kepemimpinan kurang sebanyak 40% yang memberi interpretasi bahwa masih hal yang kurang dan perlu ditingkatkan agar kepemimpinan yang dilaksanakan berjalan efektif.8

(5)

5 Hasil penelitian Sabarulin mengenai kepemimpinan menunjukkan bahwa perawat yang merasa kepemimpinan baik dan kinerjanya baik jumlahnya lebih banyak. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan dan kinerja perawat.9 Motivation and personality dijelaskan tenaga kerja

ingin diterima atasannya (sense of belonging), dihargai (sense of importance), diikutsertakan dalam kegiatan (sense of participation) dan berprestasi (sense of achievement).7 Karakteristik seorang pemimpin yang baik dengan mencontoh Rasulullah sesuai pemahaman para salafus sholih, dimana seorang pemimpin yang baik adalah yang memiliki beberapa sifat diantaranya: beriman, adil, ikhlas, perhatian, amanah, sabar.6

Menurut Ngalim Purwanto, motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. 4 Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian besar gaji dan hubungan terhadap kinerja perawat pelaksana di Puskesmas Hila termasuk dalam kategori baik (88.5%). Sejalan dengan penelitian La Ode Makta, ada pengaruh antara prestasi, pengakuan, pekerjaan, tanggung jawab, pengembangan, gaji, kondisi kerja, kebijaksanaan dan administrasi, hubungan antar pribadi, supervisi dengan kinerja perawat pelaksana di Unit Rawat Inap Santa Maria RS Stella Maris.10 Penelitian Badi’ah et al menunjukkan bahwa, ada pengaruh yang signifikan antara faktor motivasi internal dan faktor motivasi eksternal terhadap kinerja perawat di ruang rawat inap RSD Panembahan Senopati Bantul. Subvariabel faktor motivasi internal yang berpengaruh adalah prestasi dan pengembangan, sedangkan tanggung jawab, pengakuan, dan pekerjaan tidak berpengaruh. Subvariabel faktor motivasi eksternal yang berpengaruh adalah kondisi kerja dan kebijakan organisasi, sedangkan subvariabel supervisi, rekan kerja, dan gaji tidak berpengaruh.11

Kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya, situasi kerja, kerjasama antara pimpinan dengan sesama karyawan. Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan kinerja seorang perawat.12 Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa lingkungan kerja dan sikap pemimpin terhadap kinerja perawat pelaksana di Puskesmas Hila termasuk dalam kategori baik (89.3%). Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Iqbal, et al, bahwa lingkungan kerja (dukungan penyelia, keterbukaan komunikasi dan kerja-tim) dan lingkungan fisik ( kualitas daerah pasien, keamanan, dan kualitas ruang kerja) memiliki korelasi yang positif dan kuat dengan komitmen perawat rumah sakit.13

Al-Ahmadi melakukan studi terhadap 923 perawat pada rumah sakit di Riyadh. Kinerja karyawan ditemukan berhubungan positif dengan kepuasan kerja secara keseluruhan (segi kepuasan meliputi kepuasan dengan pekerjaan, supervisi, hubungan dalam kerja,

(6)

6 pembayaran, kesempatan promosi, dan kondisi kerja).14 Hasil ini menunjukkan bahwa perawat yang puas cenderung memiliki kinerja yang tinggi dan sebaliknya terhadap perawat yang tidak puas cenderung memiliki kinerja rendah. Oleh karena itu, sudah sepantasnya pihak puskesmas memberikan perhatian lebih terhadap kepuasan kerja perawat demi menghasilkan kinerja yang terbaik dalam pelayanan keperawatan yang pada akhirnya akan berdampak pada kinerja puskesmas.

KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini menyimpulkan ada hubungan antara kepemimpinan (p=0,006), motivasi (p=0,035), kepuasan kerja (p=0,012) dengan kinerja perawat di Puskesmas Perawatan Hila. Komunikasi antara pimpinan dan perawat di Puskesmas Hila perlu ditingkatkan agar kinerjanya lebih baik lagi. Selain itu, disarankan agar pihak pimpinan memberikan motivasi dan perhatian yang cukup kepada perawat di Puskesmas Hila untuk peningkatan kinerja kearah yang lebih baik. Faktor kepemimpinan sangat perlu diperhatikan dalam sebuah organisasi. Untuk meningkatkan kinerja yang jauh lebih baik sebaiknya pihak Puskesmas Hila memberikan intensif berupa gaji yang sesuai dengan beban kerja perawat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Azrul, Azwar. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta. Bina Rupa Aksara; 1996. 2. Chandra, Budiman. Ilmu Kedokteran Pencegahan Komunitas. Jakarta. EGC; 2006. 3. World Health Organization. Pengertian sehat. [online] http://www.pengertianahli. com/20

13/10/pengertian-sehat-menurut-ahli-who.html [diakses 13 desember 2013 ].

4. Kementerian Kesehatan RI. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tentang Kesehatan; 2009.

5. Agus Kuntoro. Manajemen Keperawatan. Yogyakarta. Nuha Medika; 2010.

6. Rivai. Analisis Faktor Domain yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Haji, Surabaya [Tesis]. Surabaya: Universitas Airlangga; 2005.

7. Mangkunegara, AA. Anwar Prabu. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung. Refika Aditama; 2000.

8. Wirawan. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia (Teori, aplikasi dan penelitian) Jakarta. Selamba Empat; 2009.

9. Jumrah. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kinerja Perawat dalam Pengisian Dokumentasi Asuhan Keperawatan pada Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit Umum Grestelina Makassar [Skripsi]. Makassar. Universitas Hasanuddin; 2009.

(7)

7 10. Sabarulin. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Perawat dalam Mendokumentasi Asuhan

Keperawatan di Rumah Sakit Woodward Palu [Jurnal AKK]. Hal 29-34 ; 2013.

11. La ode Makta. Pengaruh Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat Pelaksana di Unit Rawat Inap Santa Maria RS. Stella Maris Makassar [Jurnal Manajemen Rumah Sakit]. Hal 12-16 ; 2013.

12. Badi’ah Atikah et al. Hubungan Motivasi Perawat dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Daerah Panembahan Senopati Bantul [Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan]. Hal 12 (2); 74-81 ; 2009.

13. Sutrisno. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung. Bumi Aksara; 2009.

14. Iqbal, M.J. et al. Hubungan Dampak Pekerjaan dan Lingkungan Fisik pada Komitmen Perawat. 2010 MKMI; 13 (3) : 34-43. [online] http://Jurnal.uad.id/index.php/kesmas/atid e/download/1173/589. [diakses 13 juni 2013].

15. Al-Ahmadi, H. Factors Affecting Performance of Hospital Nurses in Riyadh Region, Saudi Arabia, International Journal of Health Care Quality Assurance. 2009; 22 (1):40-54

(8)

8 LAMPIRAN

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden di Puskesmas Perawatan Hila Maluku Tengah

Karakteristik Perawat Jumlah

(n) Persentase (%) Umur (tahun) 16 – 22 23 – 29 30 – 36 37 – 43 4 – 50 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Pendidikan Terakhir SPK/SMA DIII

Masa Kerja (tahun) ≥ 5 < 5 1 5 18 5 8 9 28 11 26 28 9 2.7 13.5 48.7 13.5 21.6 24.3 75.7 29.7 70.3 75.7 24.3 Total 37 100 Sumber : Data Primer 2013

(9)

9 Tabel 2. Hubungan Kepemimpinan, Motivasi, Kepuasan kerja dengan Kinerja Perawat

Puskesmas Perawatan Hila Maluku Tengah

Variabel Kinerja Perawat Jumlah Hasil Uji Statistik Baik Kurang Baik

n % n % n % Kepemimpinan Baik 26 89.7 3 10.3 29 100 p= 0.006 Kurang Baik 3 37.5 5 62.5 8 100 Motivasi Tinggi 23 88.5 3 11.5 26 100 p= 0.035 Rendah 6 54.5 5 45.5 11 100 Kepuasan Kerja Baik 25 89.3 3 10.7 28 100 p= 0.012 Kurang Baik 4 44.4 5 55.6 9 100

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, serbuk ZrB2 memenuhi syarat sebagai bahan pelapis penyerap dapat bakar dari bahan bakar nuklir untuk reaktor daya tipe PWR.. Hal ini berarti

Sahnya Pembukaan tanah atas tanah ulayat untuk dijadikan tanah Hak Milik Perseorangan dapat diperoleh menurut ketentuan hukum adat antara lain dengan cara membuka

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Penentuan Kandungan Energi Bruto Tepung Ikan untuk Bahan Pakan Ternak Menggunakan Teknologi Near InfraRed (NIR) adalah karya saya

Dari pelaksanaan kegiatan PPL di SD Negeri Sendangadi 1 maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan PPL memberikan berbagai manfaat mulai dari memberikan banyak

Sebagai contoh drainase yang baik: (1) memberikan kemudahan pembajakan dan penanaman seawal mungkin, (2) memperpanjang musim tumbuh tanaman, (3) menyiapkan kelembaban tanah yang

Masyarakat Desa Namo telah menerapkan penyadapan dengan metode koakan maka permasalahan dalam penelitian ini seberapa besar jumlah produksi getah pinus yang

Lumpur (sludge) disebut juga lumpur primer yang berasal dari proses klarifikasi merupakan salah satu limbah cair yang dihasilkan dalam proses pengolahan minyak kelapa

Berangkat dari kebutuhan inilah maka para ahli jaringan komputer memikirkan suatu protokol yang memungkinkan satu komputer mengirimkan dan atau menerima data dari