• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. A.Waktu dan Tempat Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. A.Waktu dan Tempat Penelitian"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

50

Pelaksanaan penelitian pengembangan model latihan dribel dan lay up shoot dalam bolabasket dimulai studi pendahuluan, pembuatan produk, penilaian ahli, uji coba kelompok kecil, revisi, uji coba kelompok besar, revisi dan eksperimen produk. Berikut akan dijabarkan mengenai waktu dan tempat pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan.

Tabel 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

No Kegiatan Penelitian Tempat Waktu

1 Peneliti melakukan wawancara dengan pelatih ekstrakurikuler bolabasket SMP N 1 Jatiroto dan SMP N 2 Jatiroto Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri Juli

2 Pembuatan produk awal pengembangan model latihan

Wonogiri Agustus-September

3 Evaluasi ahli bolabasket : a. Dany Kosasih

b. Efri Meldi, S.Pd., M.Or. c. Risky, S.Pd. d. Eko Sartono, S.Pd. Surakarta Surakarta SMP N 2 Jatiroto SMP N 2 Jatiroto Oktober

4 Uji Kelompok Kecil SMP N 2 Jatiroto Desember 5 Uji Kelompok Besar SMP N 2 Jatiroto Desember 6 Eksperimen Produk SMP N 2 Jatiroto Januari-Februari 7 Analisis dokumen penelitian Surakarta Maret

Berdasarkan tabel 3.1 dapat dipaparkan waktu dan tempat penelitian sebagai berikut:

(2)

1. Tempat Penelitian

Pemilihan tempat dan pelaksanaan penelitian akan dipertimbangkan dengan beberapa aspek, baik dari segi akses maupun lokasi, yang mendukung terlaksananya penelitian dengan baik. Dengan memperhatikan hal tersebut maka penelitian ini akan dilaksanakan di Lapangan bolabasket SMP N 2 Jatiroto. 2. Waktu Penelitian

Penelitian akan berlangsung 2 tahap, yang pertama adalah pembuatan produk serta pelaksanaan uji coba produk yang akan berlangsung bulan Desember dan tahap kedua yaitu pelaksanaan eksperimen produk yang telah dihasilkan. Pelaksanaan eksperimen berlangsung selama 2 bulan yaitu di bulan Januari – Februari. Pelaksanaan perlakuan selama 6 minggu dengan frekuensi latihan 3 kali dalam seminggu dan sebelum pelaksanaan perlakuan, terlebih dahulu diadakan pre test dan diakhiri dengan post test.

B. Metode Penelitian Pengembangan

Metode penelitian pengembangan ini menggunakan metode pengembangan research and development Borg and Gall (1983:775). Metode pengembangan hendaknya memuat: (1) model pengembangan, (2) prosedur pengembangan.

1. Model Pengembangan

Model pengembangan yang digunakan peneliti adalah model pengembangan prosedural. Penelitian ini menggunakan metode pengembangan prosedural Borg and Gall. Adapun langkah-langkah model pengembangan prosedural yaitu:(1) riset dan pengumpulan informasi termasuk kajian pustaka dan observasi lapangan, (2) perencanaan termasuk definisi keahlian mulai menentukan objek-objek masalah dalam satu lingkup masalah dan skala tes kecil yang mungkin terjadi, (3) mengembangkan produk awal meliputi persiapan-persiapan materi pembelajaran, buku pedoman, dan alat evaluasi, (4) persiapan area pengujian diadakan 1-3 sekolah dengan menggunakan 6-8 subyek yang diteliti wawancara, observasi dan data kuisioner dikumpulkan dan dianalis, (5) revisi produk utama, revisi produk seperti yang telah dihasilkan oleh hasil tes persiapan lapangan, (6) tes lapangan utama diadakan di 5-15 sekolah dengan 30-100 subyek

(3)

sebelum dan sesudah tes dikumpulkan, hasilnya dievaluasi dengan memperhatikan objek penelitian yang dibandingkan dengan data kontrol kelompok yang tepat, (7) revisi produk operasional, revisi produk yang telah disarankan oleh hasil tes lapangan utama, (8) tes lapangan operasional diadakan 10-30 sekolah dengan melibatkan 40-200 subyek yang diteliti, wawancara, observasi dan kuisioner dikumpulkan dan dianalisis, (9) revisi produk final seperti yang telah disarankan oleh hasil tes lapangan operasional, dan (10) penyebaran dan pelaksanaan laporan dalam jurnal bekerja dengan bertanggung jawab kepada distribusi untuk menyediakan kualitas kontrol.

Prosedur yang dikemukakan tersebut tentu saja bukan merupakan langkah yang harus diikuti secara mutlak. Setiap pengembang tentu saja dapat memilih dan menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi dirinya berdasarkan kondisi khusus yang dihadapinya dalam proses pengembangan, (Ardhana, 2002:9).

Peneliti memodifikasi model pengembangan (research and development) Borg and Gall menjadi 8 langkah dalam pengembangan model latihan teknik dribel dan lay up shoot bolabasket pada siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se-Kecamatan Jatiroto Wonogiri, langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Kegiatan pengumpulan informasi yakni, penyebaran kuesioner sampai kajian teoritik.

b. Mengembangkan produk awal (peneliti mengembangkan model latihan teknik dribel dan lay up shoot bolabasket)

c. Kegiatan evaluasi ahli (dua ahli bolabasket yang terdiri dari akademisi dan praktisi bolabasket serta dua ahli media) serta uji coba tahap I (kelompok kecil) dilakukan dengan melibatkan 10 subyek.

d. Revisi produk awal, revisi berdasarkan evaluasi para ahli dan kegiatan uji coba tahap I (kelompok kecil).

e. Uji Lapangan atau kegiatan uji coba tahap II (kelompok besar) dengan melibatkan 20 subyek.

f. Revisi produk akhir berdasarkan hasil uji coba tahap II (kelompok besar). g. Hasil serta laporan produk akhir.

(4)

h. Uji eksperimen produk pada siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se-Kecamatan Jatiroto yang dijadikan kelompok sampel dan kelompok pembanding.

2. Prosedur Pengembangan

Langkah-langkah prosedural penelitian pengembangan model latihan teknik dribel dan lay up shoot bolabasket pada siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se-Kecamatan Jatiroto, peneliti menggunakan 8 langkah prosedur pengembangan. Berikut Penjelasannya:

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Pengembangan Model Latihan Teknik Dribel dan Lay Up Shoot Dalam Bolabasket pada Siswa Putra SMP se Kecamatan Jatiroto

Berdasarkan gambar 3.1 bagan prosedur penelitian pengembangan tersebut dapat dijelaskan secara singkat alur dari pelaksanaan penelitiannya sebagai berkut:

Analisis Kebutuhan Kajian teoritik/kajian pustaka 1. Kuesioner 2. Observasi 3. wawancara

Pembuatan Produk Awal

1. Pemain 2. Pelatih

Evaluasi Ahli

Uji Coba Kelompok Kecil 2 Ahli Akademis 2 Ahli Praktisi Revisi Produk I 1. Angket Ahli 2. Angket Ahli Uji Coba Kelompok

Besar 1. Tes 2. Angket 1. Angket Ahli 2. Angket Ahli 1. Angket Ahli 2. Angket Ahli 1. Tes 2. Angket 1. 2 Ahli Akademis 2. 2 Ahli Praktisi Revisi Produk II

Eksperimen dari Produk

yang dihasilkan Perbandingan Perlakuan penggunaan model

2 Ahli Akademis 2 Ahli Praktisi 2 Tim, dengan menggunakan model pengembangan dan secara konvensional.

(5)

a. Analisis kebutuhan

Analisis kebutuhan merupakan bagian dari langkah-langkah yang digunakan untuk mengetahui produk yang dikembangkan, dalam memperoleh data awal, analisis kebutuhan dilakukan dengan cara :

a. Observasi pelaksanaan pertandingan uji coba siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se-Kecamatan Jatiroto.

b. Quisioner yang disebarkan pada siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se-Kecamatan Jatiroto.

c. Interview bebas terpimpin dengan Pelatih ekstrakurikuler bolabasket. b. Kajian Teori

Pengkajian ilmiah materi yang akan diterapkan dalam penelitian serta menggunakan teori-teori yang telah dikemukan sebelumnya sebagai landasan pemikiran.

c. Pembuatan Produk Awal

Berdasarkan analisis kebutuhan sampai pada kajian teoritik yang dipaparkan pada bab dua, maka langkah selanjutnya pembuatan produk awal pengembangan model latihan teknik dribel dan lay up shoot dalam bolabasket. d. Evaluasi Ahli

Setelah produk awal jadi, kemudian dievaluasi oleh dua akademisi ahli bolabasket dan dua ahli praktisi bolabasket kemudian revisi produk model latihan teknik dribel dan lay up shoot dalam bolabasket selanjutnya revisi produk I. Adapun kualifikasi ahli yang digunakan adalah:

a. Dani Kosasih - Narasumber Penataran PENGPROV PERBASI JAWA TENGAH.

- Pengarang buku Fundamental Basketball

b. Efri Meldi - Narasumber Penataran PENGPROV PERBASI JAWA TENGAH.

- Pelatih INDONESIA BASKETBALL LEAGUE (SATYA WACANA SALATIGA)

c. Rizky (Pelatih Bolabasket SMP berlisensi C) d. Eko Sartono (Pelatih bolabasket berlisensi C)

(6)

e. Uji Coba Tahap I (kelompok kecil)

Uji coba tahap I (kelompok kecil) dimaksudkan untuk mencari saran dan penilaian dari para siswa SMP peserta ekstrakurikuler terkait dengan model yang dikembangkan.

f. Revisi Produk I

Setelah uji coba kelompok kecil dan evaluasi ahli, maka dilakukan revisi produk yang telah dikembangkan berdasarkan hasil evaluasi ahli dan hasil uji coba tahap I (kelompok kecil).

g. Uji coba Tahap II (kelompok besar)

Tahap selanjutnya uji coba tahap II (kelompok besar) dimaksudkan untuk uji coba terhadap produk yang dikembangkan.

h. Revisi Produk II

Perbaikan untuk hasil uji coba tahap kedua dilakukan untuk lebih menyempurnakan produk yang dikembangkan berdasarkan hasil uji coba tahap II (kelompok besar).

i. Eksperimen Hasil Produk Pengembangan

Setelah produk selesai dibuat berdasarkan hasil evaluasi ahli dan hasil ujicoba maka untuk menguji tingkat efektifitas produk yang dibuat maka dilakukan eksperimen terhadap subyek uji coba diperbandingkan dengan peserta yang lain yang tidak menggunakan produk yang telah dihasilkan.

j. Hasil dan laporan produk akhir

Hasil akhir berupa produk model latihan teknik dribel dan lay up shoot dalam bolabasket siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se-Kecamatan Jatiroto.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se-Kecamatan Jatiroto yang berusia 13-15 tahun dengan tingkat kemampuan tahap pemula.

(7)

2. Sampel

Untuk penentuan sampel penelitian dilakukan dengan purposive karena sudah diketahui ciri-cirinya. Menurut Maksum (2009:44) “purposive sampling adalah sebuah teknik pengambilan sampel yang ciri atau karateristiknya sudah diketahui lebih dulu berdasarkan ciri atau sifat populasi.” Kemudian selanjutnya dengan cara random karena pengambilan dilakukan secara acak. Maksum (2009:41) menyatakan “random sampling merupakan teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi individu yang menjadi anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.” Dalam penelitian ini pengambilan sampelnya adalah siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket dan kemudian diambil secara acak tanpa memilih sesuai dengan tingkatan-tingkatan baik kemampuan maupun usia. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini diambil 50 siswa.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Dalam penelitian ini hanya terdapat satu variabel. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu model latihan teknik dribel dan lay up shoot dalam bolabasket. Definisi operasinal variabel penelitian sebagai berikut: 1. Penelitian pengembangan merupakan penelitian yang menelaah suatu teori,

konsep atau model untuk membuat suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada yang didasarkan dari hasil analisis kebutuhan dengan mengembangkan produk tertentu.

2. Model latihan adalah suatu bentuk perencanaan yang mengacu kepada prosedur yang terorganisasi dengan baik (well organized) yang metodis, dan ilmiah agar dengan demikian program tersebut bisa membantu siswa untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya.

3. Dribel merupakan salah satu teknik bolabasket yang digunakan sebagai teknik menyerang pertama, dribel yang baik dapat memudahkan pemain melakukan shooting atau lay up untuk menambah point dan mencapai kemenangan.

(8)

4. Lay up shoot adalah tembakan jarak dekat dari ring basket, sehingga seolah-olah bola itu diletakkan ke ring basket yang didahului dengan gerakan dua langkah.

5. Bolabasket merupakan permainan yang dimainkan oleh 2 regu yang masing-masing terdiri dari 5 pemain. Dalam pelaksanaannya pemain berusaha memasukkan bola ke ring lawan dan bertahan agar lawan tidak mencetak poin angka. Dalam permainannya pemain harus menggunakan teknik dalam permainan bolabasket.

6. Latihan adalah suatu program latihan fisik untuk mengembangkan seorang atlet dalam menghadapi pertandingan penting. Tahap-tahap latihan adalah dari yang mudah ke yang sukar, dari beban yang ringan ke yang berat, dari teknik yang rendah, menengah, lalu ke teknik yang lebih tinggi, agar peserta mampu beradaptasi secara perlahan-lahan.

7. Latihan teknik adalah latihan yang menitik beratkan pada penguasaan keterampilan dan dibuktikan dalam sebuah pelaksanaan praktik yang dilakukan sebaik mungkin serta mengembangkan kapsitas penampilan yang dimilki guna mendapatkan hasil yang maksimal.

E. Evaluasi Produk Pengembangan

Dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan dalam pelaksanannya. Urutan tahapan penelitian ini terbagi menjadi beberapa prosedur pelaksanaan yaitu dari mulai tahap awal, pembuatan, pelaksanaan, hingga tahap akhir yang juga merupakan tahap penerapan dan penyelesaian. Evaluasi dari setiap tahapan penelitian diperlukan untuk mengetahui sejauh mana mekanisme pada setiap tahapan tersebut dilakukan dan mengetahui kesesuaian antara rancangan penelitian dengan instrument yang digunakan dalam pelaksanaan pengukuran. “Evaluasi dapat didefinisikan sebagai proses yang sistematis untuk menentukan luas dari tujuan sasaran hasil yang ingin dicapai, Verducci (1980:4).” Sedangkan definisi menurut Isaac dan Michael (1981:6) adalah “suatu proses yang menggambarkan, memperoleh serta menghasilkan informasi yang sangat bermanfaat untuk alternative penentuan keputusan.” Dapat disimpulkan bahwa

(9)

untuk mencapai tujuan dari sesuatu yang dapat diukur dengan sistematis maka dapat dilakukan dengan cara evaluasi.

Penelitian pengembangan menurut Borg dan Gall (1983:772) adalah “proses yang digunakan untuk mengembangkan dan mengesahkan produk pendidikan.” Dengan melihat hakekat dari penelitian pengembangan tersebut maka memerlukan suatu teknik evaluasi yang berkaitan dan kontinyu untuk mengembangkan produk yang baik.

Dalam penelitian ini akan digunakan metode evaluasi dengan menggunankan model CIPP (Context, Input, Process, Product), karena disesuaikan dengan konteks metode penelitiannya. Model evaluasi CIPP ini memiliki empat langkah dalam pelaksanaan evaluasinya.

Issac dan Michael (1981:6) menyimpulkan:

(1) Merencanakan keputusan, dimana akan mempengaruhi penentuan dari tujuan dan hasil, (2) menyusun keputusan, dimana akan menegaskan strategi yang optimal dan desain prosedural untuk mencapai sasaran yang telah diperoleh dari perencanaan keputusan, (3) penerapan keputusan, dimana akan menghasilkan makna dari keputusan yang dirancang serta melakukan improvisasi dari penerapan keputusan yang sebelumnya telah dipilih terkait dengan desain, metode, serta strategi dari keputusan tersebut, (4) meninjau kembali keputusan, dimana menentukan apakah dapat dilanjutkan, dirubah, atau dihentikan aktifitas penelitian atau pembuatan program tersebut.

Dari paparan tersebut dapat disimpulkan kembali bahwa, penerapan evaluasi dengan model CIPP sangat tepat karena penyesuaian dengan mekanisme penelitian pengembangan yang dalam pelaksanaannya menggunakan instrument pengukuran mulai dari tahap awal hingga akhir, mengutamakan keterkaitan dari setiap tahapan, serta relevansi yang kompleks antara data dengan tujuan yang ingin dicapai. Untuk selanjutnya akan dijabarkan mengenai jenis data dan instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam proses evaluasi. Selanjutnya penerapan teknik evaluasi dalam pelaksanaan penelitian pengembangan teknik dasar dribel untuk siwa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket ini akan

(10)

dilakukan mulai tahap awal hingga pelaksanaan eksperimen produk hasil. yang dijabarkan sebagai berikut:

1. Context Evaluations (Perencanaan keputusan)

Proses pelaksanaan evaluasi pada tahap pertama yaitu perencanaan keputusan. Perencanaan keputusan ini sangat penting dikarenakan akan mempengaruhi tujuan dan hasil dari penelitian. Perencanaan keputusan dalam hal ini adalah analisis kebutuhan yang bertujuan untuk menemukan suatu masalah yang layak dijadikan substansi dari penelitian sehingga dapat dirumuskan dan ditentukan tujuan yang ingin dicapai. Menurut Issac dan Michael (1981:19) “analisis kebutuhan adalah sebuah proses dimana untuk menentukan kebutuhan yang menjadi kunci atau utama yang ditujukan pada program yang dinginkan.” Analisis kebutuhan merupakan langkah awal untuk memulai suatu penelitian sehingga sesuai dengan alur yang semestinya.

Pelaksanaan penelitian yang masuk pada kategori penelitian pengembangan (Developmental Research), analisis kebutuhan sebagai latar belakang yang mendasari pelaksanaan penelitian sangat penting untuk dilakukan. Hal ini berkaitan dengan substansi dari penelitian yang akan dilakukan dan kesesuaian dengan masalah yang ditemukan dilapangan. Dalam metode penelitian pengembangan, pengumpulan informasi awal dalam melakukan analisis kebutuhan akan menggunakan berbagai macam cara atau metode. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk analisis kebutuhan adalah dengan menggunakan metode tes dan non tes. Sedangkan untuk instrument yang digunakan sebagai pengumpulan informasi adalah dengan menggunakan metode interviu, dan angket atau kuisioner. Setelah informasi tentang analisis kebutuhan terkumpul maka dilakukan proses evaluasi dari informasi yang dikumpulkan melalui beberapa instrument. Proses evaluasi yang dilakukan dengan menggolongkan data-data yang diperoleh, sehingga akan muncul kelompok terendah yang nantinya akan dijadikan fokus dari masalah penelitian. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan rumus analisa data dengan metode deskriptif kuantitatif.

(11)

2. Input Evaluations (Penyusunan Keputusan)

Dalam urutan evaluasi yang selanjutnya adalah penyusunan keputusan sebagai penetapan konsentrasi dari penelitian yang akan dilakukan. Keputusan yang ditetapkan dan disusun merupakan sesuatu yang akan diteliti atau dikembangkan. Terkait dengan penelitian ini maka penyusunan keputusan adalah pembuatan produk awal. Produk awal dalam penelitian ini adalah pembuatan model-model latihan teknik dribel dan lay up shoot untuk siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket. Pembuatan produk awal ini akan melibatkan beberapa penilaian dari para ahli (experts judgement), sebagai bahan evaluasi dari kelayakan produk tersebut untuk diuji cobakan kepada subyek penelitian.

Dalam kriteria pemilihan ahli, beberapa kualifikasi dipersyaratkan untuk kelayakan seseorang menjadi seorang ahli. Kelayakan itu bisa dilihat dari kualifikasi pendidikan maupun pengakuan dari lingkungan tempat dimana seorang ahli berada. Evaluasi oleh ahli akan menggunakan instrumen sebagai pengumpulan informasi dengan menggunakan angket atau kuisioner. Selanjutnya informasi yang diperoleh dari instrumen akan disimpulkan sesuai dengan hasil yang didapat sebagai hasil dari evaluasi untuk tahap penyusunan keputusan.

3. Process Evaluations (Uji Coba Produk)

Pada tahapan ini adalah tahap dimana kelanjutan dari keputusan yang ditetapkan yaitu penerapan keputusan, dimana akan menghasilkan makna dari keputusan yang dirancang serta melakukan improvisasi dari penerapan keputusan yang sebelumnya telah dipilih terkait dengan desain, metode, serta strategi dari keputusan tersebut. Dalam hal ini penerapan keputusan yang dimaksud adalah pengaplikasian model latihan yang dirancang serta telah melalui evaluasi tahap pertama. Produk awal ini diuji cobakan dengan metode tes yang menggunakan tes keterampilan dan metode non tes dengan menggunakan angket atau kuisioner.

Uji coba produk dilakukan untuk mengumpulkan data berupa evaluasi dari ahli dan dan data dari subyek yang digunakan sebagai dasar dalam menetapkan keefektifan dan kelayakan produk yang dikembangkan. Dalam uji coba yang diperhatikan yaitu: (1) desain uji coba, (2) subyek uji coba, (3) jenis data, (4)

(12)

instrumen pengumpulan data, dan (5) teknik analisis data. Desain uji coba dilaksanakan 3 tahap, yaitu evaluasi ahli, uji coba tahap I (kelompok kecil) dan uji coba tahap II (kelompok besar), hal ini bertujuan untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk memperbaiki produk secara menyeluruh. Desain uji coba yang dilaksanakan terdiri dari:

a. Evaluasi ahli

Ahli yang digunakan dalam penelitian pengembangan buku panduan model latihan teknik dribel dan lay up shoot pada siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se-Kecamatan Jatiroto dengan dua ahli akademisi bolabasket dan dua ahli praktisi bolabasket. Dari tinjauan para ahli diharapkan akan saran-saran dan masukan yang nanti akan digunakan untuk memperbaiki produk awal dan penyempurnaan produk yang dibuat peneliti.

b. Uji coba Tahap I (kelompok kecil)

Uji coba tahap I (kelompok kecil) menggunakan 10 siswa yang masuk menjadi siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket. Tujuan uji coba tahap I (kelompok kecil) adalah untuk mendapat masukan dari subyek yang nantinya digunakan sebagai bahan pertimbangan penyempurnaan produk yang dikembangkan.

c. Uji Coba Tahap II (kelompok besar)

Uji coba tahap II (kelompok besar) dilakukan pada siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket yang berjumlah 20 orang. Uji coba produk pengembangan menggunakan subyek ujicoba sebagai berikut:

a. Subyek analisis kebutuhan sebanyak 20 orang siswa dari siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se-Kecamatan Jatiroto.

b. Subyek evaluasi terdiri dari dua ahli akademisi bolabasket dan dua praktisi bolabasket.

c. Subyek uji coba tahap I (kelompok kecil) menggunakan 10 orang siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se-Kecamatan Jatiroto.

(13)

d. Subyek uji coba tahap II (kelompok besar) menggunakan 20 orang siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se-Kecamatan Jatiroto.

Setelah melalui dua tahap pelaksanaan uji coba, maka produk hasil penelitian berupa model latihan teknik dribel dan lay up shoot dalam bolabasket dapat diuji kembali kepada kelompok sampel yang dalam dalam hal ini diambil keseluruhan, kemudian akan dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak menggunakan model latihan yang dikembangkan.

4. Product Evaluations (Eksperimen Hasil Produk)

Untuk pelaksanaan evaluasi terakhir akan dilakukan peninjauan kembali keputusan yang telah dibuat yang dalam hal ini adalah produk hasil pengembangan berupa model latihan teknik dribel dan lay up shoot dalam bolabasket. Meninjau kembali keputusan, dimana menentukan apakah dapat dilanjutkan, dirubah, atau dihentikan aktifitas penelitian atau pembuatan program tersebut. Peninjauan kembali yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelaksanaan eksperimen dari hasil produk yang dibuat. Eksperimen ini dilaksanakan untuk mengetahui bahwa materi yang dikembangkan oleh peneliti berhasil, ditunda ataupun gagal.

Untuk rancangan desain eksperimen menggunakan rancangan desain pretest dan post test dengan pemilihan kelompok secara acak (Two Group Randomize Pretest and Post Test).

Subjek Pretest Perlakuan Posttest

R X

R -

Ibnu. S. 2003. Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Malang.

Mekanisme pelaksanaan eksperimen hasil produk ini dilakukan dengan membandingkan dua kelompok untuk kemudian diambil hasilnya. Metode pengambilan hasil dari uji eksperimen produk adalah dengan menggunakan instrumen tes keterampilan, yang dalam hal ini adalah keterampilan teknik dribel dan lay up shoot bolabasket. Evaluasi hasil tes keterampilan menggunakan metode

(14)

skala penilaian (rating scales) karena untuk pengukuran teknik atau keterampilan suatu cabang olahraga menitik beratkan pada pelaksanaan proses. Untuk deskripsi dari eveluasi produk hasil akan dijabarkan sebagai berikut:

5. Jenis data

Jenis data yang didapat merupakan data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif didapat dari berbagai tinjauan ahli, 2 ahli akademisi bolabasket dan 2 praktisi bolabasket yang berupa saran dan masukan. Data kuantitatif dari peneliti awal (analisis kebutuhan) untuk mengetahui persentase kebutuhan produk yang akan dikembangkan, uji coba tahap I (kelompok kecil) dan uji coba tahap II (kelompok besar) untuk mengetahui keberhasilan produk yang dikembangkan. 6. Metode dan Instrumen Pengumpul Data

(1) Metode non tes

Metode pertama yang digunakan adalah metode wawancara atau interviu. “Interviu adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai (interviewer), Winarno (2007:64).” Metode wawancara dengan menggunakan teknik interviu bebas digunakan untuk memperoleh informasi analisis kebutuhan dari Pelatih Tim bolabasket. Interviu bebas adalah interviu yang dilakukan oleh pewawancara tanpa menggunakan pedoman wawancara, tetapi mengingat apa saja yang dipertanyakan.

Metode selanjutnya yang digunakan adalah metode observasi. “Observasi dalam pengertian psikologik adalah disebut juga kegiatan pengamatan, yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera, Winarno (2007:66).” Metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi sistematis dengan menggunakan pedoman observasi sebagai instrumen pengamatan. Pengamat melakukan observasi dengan menggunakan pedoman observasi. Hasil dari pengamatan kemudian dicatat dalam pedoman observasi untuk kemudian dilakukan proses evaluasi.

Metode selanjutnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuisioner. “Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

(15)

untuk memperoleh informasi dari responden tentang sesuatu yang akan diteliti, Winarno (2007:62).” Metode angket digunakan untuk memperoleh informasi analisis kebutuhan dari anggota Tim bolabasket, uji coba kelompok kecil dan besar serta untuk memperoleh informasi dari para ahli.

Untuk bentuk dari kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini ada beberapa bentuk. Bentuk yang pertama adalah kuisioner pilihan ganda dengan disertai juga bentuk rating-scale. Hal ini dikarenakan butir-butir jawaban yang tersedia merupakan pilihan ganda dan jawaban yang tersedia menunjukkan tingkatan-tingkatan, mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju atau sangat baik hinga kurang sekali.

b. Metode tes

Kirkendal dalam Winarno (2007:61) menyatakan bahwa, “tes adalah instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang individu atau objek.” Metode tes dengan instrumen Tes keterampilan olahraga dengan mengunakan pengembangan Tes satu keterampilan olahraga.

Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah untuk mengetahui pencapain dari eksperimen produk pengembangan. Secara khusus tes yang digunakan adalah tes prestasi. Winarno (2007:61) menyatakan “tes prestasi adalah tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian prestasi seseorang setelah mempelajari sesuatu.” Dalam penelitian ini tes prestasi yang dimaksudkan tes penguasaan teknik dribel dan lay up shoot bolabasket sehingga instrument ini masuk kategori achievement test. Namun lebih jelas akan dijelaskan mengenai tes yang digunakan sebagai berikut:

a) Tes Keterampilan Dengan Skala Penilaian (Rating Scales)

Selanjutnya dalam pelaksanaan eksperimen dari produk yang dihasilkan yaitu berupa model latihan teknik dribel dan lay up shoot dalam bolabasket maka digunakan teknik analisis data dengan metode skala rating (rating scales). Dalam penelitian ini konsentrasi penelitian yang dilakukan adalah penguasaan teknik cabang olahraga yang dalam hal ini adalah bolabasket. Dalam mengukur tingkat

(16)

penguasaan teknik beberapa jenis teknik dasar cabang olahraga tidak memiliki instrument pengukuran secara pasti. Oleh karena itu pengamatan terhadap penguasaan teknik dasar tersebut akan didasarkan pada proses pelaksanaannya dan tidak melihat hasil akhir dari teknik tersebut.

Untuk kesesuaian instrument dengan penelitian yang dilakukan maka pemilihan skala penilaian adalah yang paling mendekati dari segi hasil. Menurut Verducci (1980:185) “skala penilaian dapat digunakan sebagai alat ukur yang cukup valid untuk mengukur berbagai macam jenis bentuk tujuan dalam pendidikan jasmani, khususnya pada saat sasaran hasil tersebut mengutamakan terminologi dari proses dibandingkan produk.” Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu penelitian yang menitik beratkan pada proses pelaksanaannya dapat menggunakan skala penilaian sebagai instrument pengukurannya. Dalam pendidikan jasmani dan olahraga, penelitian yang dilakukan dapat mengamati proses dari pelaksaanaan aktifitas gerak. Karena subyek utama penelitian dalam dunia olahraga adalah gerak dari manusia. Penelitian ini akan meneliti tentang penguasaan teknik dasar dalam bolabasket yang dalam hal ini adalah teknik dribel dan lay up shoot.

Penguasaan keterampilan dribel dan lay up shoot dalam bolabasket akan memerlukan penilaian proses. Hal ini disebabkan karena indikator keberhasilan penguasaan teknik dribel dan lay up shoot tersebut kurang relevan apabila menitik beratkan pada hasil akhir. Banyaknya bias yang muncul ketika didasarkan pada hasil akhir. Oleh karena itu penilaian terhadap proses pelaksanaan dari gerakan teknik dribel dan lay up shoot tersebut akan dirasa cukup mewakili untuk hasil dari penelitian.

Untuk pemilihan jenis skala penilaian yang digunakan, disesuaikan dengan metode pengambilan data serta tujuan yang diinginkan. Dalam penelitian ini bentuk skala penilaian yang digunakan adalah absolute rating scales (skala penilaian absolute). Pemilihan bentuk ini didasarkan pada kriteria jenis skala penilaian yang sesuai dengan mekanisme pelaksanaan penelitian serta subyek yang akan diperbandingkan. Menurut Verducci (1980:188) “skala penilaian absolut memiliki keuntungan dimana satu grup dari siswa atau subyek dapat

(17)

diperbandingkan dengan grup subyek yang lain karena subyek tersebut sudah memilki kemampuan dengan antisipasi standar yang sama.” Jadi untuk membandingkan dua kelompok dapat menggunakan bentuk skala penilaian absolut dengan antisipasi bahwa dua kelompok tersebut memilki standar awal yang sama.

Untuk tipe skala penilaian absolut yang digunakan sendiri adalah checklist (ceklis) yaitu penandaan terhadap kegiatan yang muncul. Dalam skala penilaian absolut sendiri terdiri dari 4 macam tipe skala penilaian. Namun yang paling sesuai untuk pelaksanaan eksperimen hasil produk model latihan teknik dribel dan lay up shoot adalah checklist. Hal ini didasarkan pada penilaian indicator keterampilan yang dipilah-pilah menjadi beberapa sub indicator yang nantinya menjadi bahan pengamatan. Checklist juga disebut dengan keputusan “ya” atau “tidak”. Menurut Verducci (1980:191) “checklist dapat digunakan untuk mengukur prosedur dari perilaku.” Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk mengukur proses pelaksanaan akifitas gerak akan didapatkan relevansi yang cukup baik dan tepat.

Mekanisme evaluasi dengan menggunakan metode skala rating absolut tipe checklist ini dilaksanakan dengan mengamati setiap indicator yang telah ditetapkan dan dibagi menjadi beberapa sub indicator. Apabila dari sub indicator tersebut muncul maka diberikan tanda berupa check (√) yang merupakan mekanisme pemberian checklist. Pengamatan dilaksanakan oleh pengamat yang sudah ditunjuk sebelumnya. Setelah pelaksanaan pengamatan maka data yang terkumpul disimpulkan untuk hasil dari perbandingan.

F. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Produk Hasil Penelitian

Menurut Patton (dalam Moleong, 2005:280), analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif.

(18)

Teknik Analisis data yang digunakan untuk jenis data kualitatif menggunakan tiga jalur analisis kualitatif yaitu:

A. Pendekatan kualitatif

Analisis data kualitatif menurut Bodgan dan Biklen (dalam Moleong, 2005: 248) merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, sehingga pada akhirnya akan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Data yang dianalisis secara kualitatif berasal dari data yang diperoleh dari berbagai sumber yaitu wawancara dan catatan lapangan.

Menurut Moleong (2005:247) proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya.

Tahap analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini sebagaimana yang dilakukan yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan. Data yang diperoleh melalui perangkat pengumpulan data akan dianalisis dan selanjutnya direduksi secara sistematis berdasarkan kelompok data, data tereduksi ini akan disajikan secara terorganisir untuk dilakukan penarikan kesimpulan.

(1) Tahap reduksi data

Adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Data yang diperoleh dari hasil observasi, lembar penilaian, dan catatan lapangan dimungkinkan masih belum dapat memberikan informais yang jelas. Oleh karena itu, perlu dilakukan reduksi data. Reduksi data dilakukan dengan cara pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi kasar yang diperoleh dari wawancara, observasi, lembar penilaian, dan catatan lapangan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang jelas dari data tersebut, sehingga peneliti dapat membuat kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan.

(19)

(2) Tahap penyajian data

Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat atau paparan naratif. (Sugiyono, 2005:95). Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan dalam memahami apa yang terjadi atau penarikan kesimpulan sementara yang berupa temuan penelitian yaitu berupa pencapaian indikator-indikator yang berkaitan dengan apa yang telah diberikan.

(3) Tahap penarikan kesimpulan

Adalah proses pengambilan inti sari dari sajian data yang telah terorganisir dari hasil paparan data dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian luas. Temuan penelitian dilakukan pengecekan keabsahan temuan, sehingga diperoleh hasil penelitian. Selanjutnya hasil penelitian direfleksi atau diberi makna untuk mendapatkan kesimpulan akhir. Hasil refleksi ini digunakan untuk menyusun rencana tindakan selanjutnya.

B. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengumpulkan data antara lain: (a) penelitian awal (analisis kebutuhan), (b) penilaian siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket tentang pengembangan model latihan teknik dribel dan lay up shoot bolabasket. Data didapat melalui uji coba tahap I (kelompok kecil) dan uji coba tahap II (kelompok besar). Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengumpulkan data dari evaluasi ahli, terdiri dari 2 ahli akedemisi dan 1 ahli praktisi. Data yang diperoleh berupa saran dan masukan tentang rancangan produk yang akan dikembangkan.

Teknik analisis data yang digunakan dalam pengembangan buku panduan model latihan teknik dribel dan lay up shoot bolabasket pada siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket adalah teknik analisis deskriptif persentase. Analisa data sesuai dengan pendekatan ini dimaksudkan bahwa, setiap analisa disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan, hanya sampai mengetahui persentase (%) (Sudjana, 1990:45)

(20)

Rumus untuk mengolah data kuantitatif subyek uji coba. % 100 x Xi X P  Keterangan:

P = Persentase hasil subyek uji coba

x = Jumlah jawaban skor oleh subyek uji coba

xi = Jumlah jawaban maksimal dalam aspek penilaian oleh subyek uji coba 100% = Konstanta

Untuk menentukan kesimpulan yang telah tercapai maka ditetapkan kriteria seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Persentase Hasil Evaluasi Subyek Uji Coba

Persentase Keterangan 80% - 100 % Valid/digunakan 60% - 79% Cukup valid/digunakan 50% - 59 % Kurang valid/diganti <50% Tidak valid/diganti (Sumber: Maksum 2009:57)

2. Analisis Data Hasil Uji Eksperimen Produk 1) Uji Prasarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors (Sudjana, 2005:466). Adapun prosedur pengujian normalitas adalah sebagai berikut:

1) Pengamatan , , . . . , dijadikan bilangan baku . . . , dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

= Nilai tiap kasus = Rata-rata

= Simpangan baku

2) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F ( ) = P ( )

(21)

3) Selanjutnya dihitung proporsi . . . , yang lebih kecil atau sama dengan . Jika proporsi dinyatakan oleh

S ( ) =

4) Hitung selisih F ( ) - S ( ) kemudian ditentukan harga mutlaknya 5) Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih

tersebut sebagai Lhitung.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan uji Bartlet. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:

1) Menghitung varians gabungan dari tiap kelompok sampel

S2 =

B = ( log S2 ) ∑ ( - 1 )

2) Menghitung nilai hitung dengan nilai tabel

3) Membuat kesimpulan

Jika hitung < tabel , maka dengan demikian Ho diterima, yang berarti

bahwa varians dari kelompok-kelompok sampel tersebut homogen. Sebaliknya apabila hitung < tabel , maka Ho ditolak, yang berarti

varians sampel bersifat tidak homogen.

2) Uji Hipotesis

Proses penghitungan hasil eksperimen menggunakan uji t (uji signifikasi) dengan menggunakan rumus;

Kriteria produk dinyatakan signifikan pengaruhnya

2 1 _ 2 1 _ 1 1 n n s X X t   

(22)

dinyatakan jika – t1 – ½α < t < t1 - ½α dimana t1 - ½α didapat dari daftar distribusi

t dengan dk = (n1 + n2 – 2) dan peluang (1 - ½α), untuk harga-harga lainnya

ditolak.

G. Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk menjaga keabsahan dari data yang telah diambil di lapangan maka dilakukan pemeriksaan keabsahan dari data yang diumpulkan. Dalam penelitian ini pemerikasaan keabsahan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode triangulasi. (Bogdan dan Taylor, 1993:189, Zuber, 1996:81) menyimpulkan, untuk melakukan pemerikasaan terhadap data dari berbagai sumber akan lebih tepat dengan menggunakan metode triangulasi. Dalam hal ini triangulasi dilakukan dengan mengumpulkan data yang sejenis dengan menggunakan berbagai sumber data yang berbeda. Pada penelitian ini sumber data yang dimaksud adalah para ahli yang memberikan masukan dan evaluasi terhadap produk yang disusun oleh peneliti.

Pemeriksaan keabsahan melalui teknik triangulasi ini dilakukan dengan melakukan diskusi antara peneliti, pelatih serta pemain. Hal ini diharapkan akan mendapatkan adanya keabsahan data dari sumber yang berbeda. Kebenaran dari data telah diuji dari berbagai sumber data yang berbeda. Mekanisme pemeriksaan ini merupakan triangulasi metode dan teori karena menggunakan lebih dari satu instrument pengumpul data.

Bagan 3.2. Pemeriksaan Keabsahan data Pemeriksaan

Keabsahan data

Triangulasi teori

Triangulasi metode

Uji Ahli

Teori teknik Dribel dan lay up shoot 1. Wawancara 2. Catatan lapangan 3. Kuisioner 1. Ahli Akademisi 2. Ahli Praktisi

(23)

Dalam penelitian ini pengambilan data tidak hanya menggunakan satu instrument sebagai pengumpul data tetapi menggunakan dua instrument yaitu kuisioner dan wawancara tak terstruktur. Triangulasi metode dilakukan dengan cara mencocokan hasil pengambilan data dengan menggunakan kuisioner baik dari pemain maupun ahli dengan hasil wawancara. Triangulasi teori dilakukan dengan cara mencocokan kesesuaian produk dengan teori yang telah ada sebelumnya yaitu teori mengenai teknik dribel dan lay up shoot dalam bolabasket.

(24)

Gambar

Tabel 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Gambar  3.1  Bagan  Prosedur  Pengembangan  Model  Latihan  Teknik  Dribel  dan  Lay  Up  Shoot Dalam Bolabasket pada Siswa Putra SMP se Kecamatan Jatiroto

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangbiakan makhluk hidup dapat terjadi secara kawin (seksual) dan tak kawin (aseksual), ciri makhluk hidup yang berkembangbiak secara aseksual adalah..... Melibatkan 2

Faktor lain yang mempengaruhi intensi berwirausaha yaitu need for achievement, yang mana seorang wirausahawan harus memiliki keinginan yang kuat dalam suatu bisnis

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2005:591) mengartikan konteks adalah: 1) bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah kejelasan makna;

Perancangan Tahunan Aktiviti/Program IPGM/IPG Tahun 2017 Jabatan/Unit: Perpustakaan Sultanah Haminah. Tarikh Program/Aktiviti Utama

Akumulasi dari latar belakang dan konsep-konsep yang dikemukakan sebelumnya menjadi dasar peneliti untuk membedah narasi dalam laporan utama majalah Tempo

Dibuku mengenai Gorontalo Moderen yang ditulis oleh Basri Amin mengemukakan tentang arsitektur Kolonial Belanda yang mengungkapkan bahwa selain itu, diluar lokasi Kota,

ƒ SPIA (Sentra Pelayanan Informasi Agribisnis) Posisani di tingkat Kabupaten terbatas dengan informasi, untuk menunjang penyediaan content informasi ke tingkat telecenter,

Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Kamar Bedah sebagai informasi awal untuk unit kamar bedah mengenai jumlah tindakan operasi dengan dokumentasi