OPTlMALlSASl PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA K T 0 ENGGAL DAMANG KECAWTAN CARINGIN
KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT
Oleh
:
UDlNG SASTRAWAN . .
.. - - ~ 1 4 1 0 2 7 1 7 -
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRlBlSNlS
FAKULTAS PERTANIAN '
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
UDlNG SASTRAWAN. O~timalisasi Produksi Obat T d n i o n a l Dada KT0 Ewctal Damang Kecamatan caringin Kabupaten Bogor Propinsi ~awa. Barat. ~ i b & h Bimbingan SUTARA HENDRAKUSUMAATMAJA.
Indonesia sebagai negara agraris memiliki keunggulan komparatif beserta daya dukung sumberdaya alam t e h a d a p b e b g a i komoditas pertanian, terrnasuk di dalamnya adalah komodiis hortikultura yang terdiri dari b u a h h a h a n , sayuran. tanaman hias dan tanaman obat.. Tanaman obat atau disebut juga biofarmaka mempakan salah satu komodiias hortikultura yang memiliki potensi amat besar untuk diiembangkan. Biofarmaka mempakan tanaman'yang berkhasiat obat dan sudah berabad-abad dikenal sebagai khasiat jamu di Indonesia. Secara hit&. p e n g o b a h tradiiional dengan menggunakan daun- dan akar tumbuMumbuhan terbukti dapat menyembuhkan berbagai penyakit, yang kadang jika dioMi dengan cara modem akan memakan waktu lama dan' biaya yang cukup besar. Selain sebagai allernatif pengobatan tradisional, manfaat biofarmaka juga dapat digunakan seperti untuk kosmetii. penghanrm. penyegar, pewama ataupun senyawa model yang lain.
Seiring dengan semakin menguatnya isu back lo nature.dan harga obat modem naik hingga 400 persen pada masa laisis ekonomi akibat kenaikan harga bahan bakunya, minat masyarakat untuk mencegah atau mengobati penyakil dengan obat-obatan bahan alami makin meluas dan pengobatan altematif dengan menggunakan ramuan tradisonal menjadi salah satu trend pengobatan. karena obatan alami jauh lebih aman dibandingkan obat-obztan modem. Kondiii ini membawa dampak pada permintaan obat tradiiional meningkat. berarti prospek dan peluang pasar obat tradisional juga semakin terbuka lebar. Oleh sebab itu. peran produsen yang mampu menghasilkan obat-obatan tradiional dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan permintaan pasar sangat penting.
Pasar obat tradisional di Indonesia mempakan pasar persaingan monopolitik, ha1 ini dapat dilihat dari banyaknya produsen (101 dan IKOT) yang mampu menghasilkan obat tradisional berbagai macam jenis. Teknologi yang digunakan dalam memproduksi obat tradisional relatii masih sederhana, sehingga bagi perusahaan dapat mas& dan keluar pasar tanpa hambatan yang berarti. Adanya peluang pasar mengisyaratkan pasar obat tradisional secara ekonomi masih menguntungkan. Sal ini yang mendorong banyak produsen masuk karena setiap produsen menghendaki untuk memperoleh keuntungan. Untuk dapat mencapai keuntungan maksimal. produsen hams mampu mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki secara efisien karena produsen obat tradisional bertindak sebagai price taker.
Produsen obat tradisional adalah lndustri Kecil Obat Tradiiional (IKOT) dan lndustri Obat Tradiiional (IOT) yang mengolah bahan-bahan alarni dan biifarmaka menjadi obat-obatan tradisional. Salah satunya adalah Kebun Tanaman Obat (KTO)
Enggal Damang yang telah menghasitkan 14 jenis obat trad'sional. Seiring dengan peningkatan mitra jual dan untuk memenuhi ~ e r m i n t a a n pasar pedu untuk meningkatkan produksi. namun pentsahaan masih 'suli untuk dapat memenuhinya. Penggunaan sumberdaya untuk menghasilkan suatu produk akan mengurangi k e t e d i n sumberdaya tersebut unMc menghasilkan produk hin. Oleh karena itu. sumberdaya yang dimiliki hams diilokasikan secara etisien daJam menghasilkan produk yang beragam agar dapat memberikan keuntungan yang maksimal. Pengalokasian sumberdaya y a w dimiliki KT0 Enggal Damang bam mampu memproduksi 46 persen dari target yang diinginkan. ha1 ini menunjukkan penggunaan sumberdaya yang belum optimal dan akan membawa dampak pada tingkat keuntungan yang diierima jauh dari harapan.
Tujuan penelian ini adalah untuk m e n g a n a l i kombinasi jenis dan tingkal produksi obat tradiional yang optimal. m e n g a n a l i penggunaan sumberdaya produksi yang optimal dan mengetahui sejauh mana kombinasi jenis dan tingkat produksi yang optimal dapat diierapkan jika te qadi pembahan.
Penelitian ini dilaksanakan di KT0 Enggal Damang yang berlokasi JI. Veteran No. 60 Kp. Anyar C i e m m Kecamatan Caringin Kabupafen Bogor Propinsi Jawa Barat. Lokasi dipilih secara sengaja @u@e) dengan pertimbangan bahwa KT0 Enggal Damang mempakan produsen obat tradiiional pendata.y bam. P e n e l i n dilaksanakan pada bulan Januari - Febmari 2006. WaMu tersebut dgunakan unluk pengumplan data dari perusahaan d a n data
-
data lain dari instansi terkaiiPengolahan data dilakukan secara kuantitalif yailu data yang d i p e d e h secara manual kemudian diiabulasikan berdasarkan akhitas-aktiviias dan dimasukkan ke dalam program linear. m a s - a M i v i t a s tersebut d m menjadi fungsi tujuan d a n fungsi kendala yang selanjutnya diolah dengan software LlNDO (Linear lnferadive Descrete Optimizer). Hasil program linear selanjutnya dijelaskan dalam tiga analisis yailu a n a l i i s primal, analisis status sumberdaya (dual) dan analisis sensitivitas.
Berdasarkan hasil olahan optimalisasi produksi dapat diketahui b a i r n KT0 Enggal Damang belum melakukan produksi secara optimal. Tingkat produksi obat tradisional pada kondisi optimal lebih b e s a r dari pada produksi aktualnya dengan jenis obat lradisional yang sama. Pada kondisi aktual. produksi obal h-adisional sebesar 105.6 (63.360 kapsul). sedangkan pada kondisi optimal disarankan untuk memproduksi sebesar 219.38 (131.628 kapsul). Dari 14 jenis obat lradiiional yang ada semuanya d i i r a n k a n untuk dingkalkan. masingmasing sebesar : Darah Tinggi 6.120 kapsul. Kenang Manis 5.760 kapsul. Asam Urat 414 kapsul. Kolesterol 3.600 kapsul. Pelangsing 3.240 kapsul. Keputihan 6.480 kapsul. Stamina Pria 5.760 kapsul. Kunir Putih 8.280 kapsul. Keladitikus 3.960 kapsul. Rumput Mutiara 2.454 kapsul. Sambiloto 8.640 kapsul. Mengkudu 4.560 kapsul. J a h e Merah 5.040 kapsul d a n Temu Lawak 3.960 kapsul. Dengan menerapkan pola produksi optimal, laba kotor yang diperoleh KT0 Enggal Damang sebesar Rp. 13.437.330 atau 109.1 persen lebih tinggi dibandingkan l a b kotor aktualnya d a n tingkat produksi optimal dapat memenuhi pemintaan pasar sebesar 95 persen.
Hasil analisis oplimalisasi produksi menunjukkan bahwa sumberdaya yang bedebih pada kondiii optimal adalah lahan, bahan baku selain m p u t mutiara dan sidaguri, jam tenaga kerja lapangan. jam kerja mesin d a n modal untuk u p h tenaga k e j a lapangan. Kelebihan untuk masingmasing sumberdaya tersebrt secara bewrul a d a k h 712.48 m2. 1.263.51 Kg. 3.445.65 jam, 1.269 jam dan Rp.
8.625.418.-. Sumberdaya yang habis terpakai (langka) pada k d i dptimal adalah k h a n baku rumput mutiara dan sidaguri. ;lka ketersediian sumberdaya langka diiambah maka setisp peningkatan satu satuan sumberdaya akan meningkatkan b b a kotor yaiig diierima p e w h a a n sebesar nibi dualpn&. Nilai duzl prim untuk masingmasing sumberdaya tersebut adalah 30 dan 58.33.
Hasil olahan o p t i m a l i s i produksi lidak selalu dapat diterapkan karena lingkungan bisni bersifat dinamis yang dapat mernpengawhi koMsi optimal. Pada
.. .
analisis sfnsltrvltas diinjukkan selang perubahan koefisien fungsi tujuan dan nilai m a s kanan kendab. Koefiien fungsi tujuan yang memiliki selang pewbahan paling sempil adalah koefsien untuk untuk wmput mutiara (Xlo) yaitu antara Rp. 0 sampai dengan Rp. 525 (dalam r i b ) . Sedangkan nilai
was
kanan untuk kendala bahan baku adalah rumput mutiara yaitu antara 10.8 Kg sampai dengan 64.8 Kg dan untuk kendala permintaan pasar adalah keputihan &) yaitu antara 0 sampai dengan 14.8.K T 0 Enggal Damang sebaiknya berproduksi pada kondii oplimal karena akan memberikan nilai l a b kotor dan tingkat produksi yang lebih besar dibandingkan kondiii aktualnya. Sumberdaya yang sebaiknya diutamakan untuk diiingkalkan adalah ketersediaan bahan baku rumput mutiara karena dapat membenkan tambahan l a b k d o r lebih besar dibanding menambah ketersediaan bahan baku sidaguri.
K T 0 Enggal Damang sebaiknya mengatur kembali k e t e d i a n s m b e r d a y a yang bedebih yaitu lahan. k h a n baku selain m p u t mutiara d% sidagtrri, jam ke j a tenaga kerja lapangan. jam kerja mesin d a n modal untuk upah tenaga kerja lapangan agar tidak tejadi sumberdaya yang berkbih dan dapat meningkafkan efisiensi penggunaan sumberdaya tersebut Untuk sumberdaya mesin tidak pedu ada penambahan lagi karena pada kondiii optimal masih banyak waktu yang menganggur.
KT0 Enggal Damang sebaiknya meningkafkan produksi obat 'adiiional yang dlsarznkan untuk dingkafkan guna mengantisipasi pewbahan perrnintaan pasar dan K T 0 Enggal Damang sebaiknya menambah sumberdaya yailu mesin pengering bahan baku. untuk mengantisipasi keadaan iklim yang s u l i diprediksi. sehingga proses pengeringan bahan baku tidak hanya mengandakan pada panas sinar matahari (alam).
OPTlMALlSASl PRODUKSI OBAT TRADlSlONAL
PADA K T 0 ENGGAL DAMANG KECAMATAN CARINGIN
KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT
Oleh
:
UDING SASTRAWAN
~ 1 4 1 0 2 7 1 7
Sebagai salah
safu
syarat kelulusan untuk mernperoleh gelar SARJANA PERTANIANpada
Fakultas Pertanian, In* Pertanian Bogor
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRlBlSNlS
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
FAKULTAS PERTANIAN INSTlTUT PERTANIAN BOGOR
Oengan ini rnenyatakan bahwa skfipsi yang diusun oleh
Narna : Uding Sasbawan
NRP : A14102717
Program Studi : Ekstensi Manajemen Agribinis
Judul Skripsi : Optirnalisasi Produksi Obat Tradisional pada KT0
Enggal Damang Kecarnatan Caringin Kab. Bogor
dapat dierima sebagai syarat kelulusan untuk rnemperoleh gelar Sa j a m Pertanian pada Fakultas Pertanian InsMut Pertanian Bogor
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Ir. Sutara Hendrakusurnaatmaia. MSc NIP. 130 367 086
PERNYATAAN
DENGAN IN1 S ~ AMENYATAKAN BAHWA SKRlPSl YANG BERJUDtiL 'OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TFADISIONAL PADA K T 0 ENGGAL DAMANG KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR* MERUPAKAN HASlL KARYA SENDlRl YANG BELUM DIAJUKAN PADA SUATU PERGURUAN TlNGGl MANAPUN DAN TlDAK MENGANDUNG BAHAN
-
BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DlTERBlTKAN OLEH PlHAK LAIN KECUAU SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.Bogor, Juni 2006
UDlNG SASTRAWAN A14102717