• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN UNSUR MIKRO BESI (Fe) TERHADAP KUALITAS ANTHURIUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN UNSUR MIKRO BESI (Fe) TERHADAP KUALITAS ANTHURIUM"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

Key words: A. hookeri, iron, growth, quality

PENDAHULUAN

Jurusan Agronomi, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta , Jl. Ir. Sutami 36 A Kentingan Surakarta

PENGARUH PEMBERIAN UNSUR MIKRO BESI (Fe) TERHADAP

KUALITAS ANTHURIUM

Effect of Iron (Fe) on

Anthurium hookery Quality

Amalia T Sakya dan Muji Rahayu

nthurium hookeri is one of leaves anthurium having high economical and aesthetic value, however their growth is slowly. For accelerate their growth can be done by giving accurate nutrient and appro-priate concentration. Iron (Fe) is one of essential nutrient for plant having important role in chlorophyll

A

development, plant respiration, and plant metabolism and plays role in energy transfer. Addition iron is determined able to increase the quality of plant. The aim of this research is to study the effect of applying iron on growth of A. hookeri and to find out the appropriate iron concentration for growth of A. hookeri. The research was arranged based on Split Plot Design with 2 factors and 3 replicates. The main factor was the kind of A. hookeri (green and red) and the sub plot was Fe concentration with 4 levels e.i ( 0; 2; 4 and 6 ppm). The data observation were analyzed by variance analysis and continued by Duncan Multiple Range Test in level 95 %. The research showed that applying Fe increased the height plant, length stalk, number of leaves and leaves area. Applying 4 ppm Fe in both red and green A. hookeri gave the highest growth and quality.

Anthurium merupakan tanaman hias yang mempunyai daya tarik tinggi sebagai penghias ruangan karena bentuk daun dan bunga yang indah. Ciri khas dari anthurium daun adalah berdaun banyak, agak tebal hingga kaku, menghasilkan buah dan biji yang banyak, dan penampilan daunnya sangat menarik. Contoh anthurium yang termasuk anthurium daun adalah Anthurium plowmanii, A. jemanii, A.hookeri, A. crystallnum, dan A. veitchii (Rukmana, 1997). Tanaman anthurium daun disukai konsumen dan dianggap berpenampilan prima bila memiliki daun-daun yang mulus, artinya tidak ada daun yang cacat baik sobek, busuk, maupun hangus oleh sinar matahari. Daun-daunnya pun harus tumbuh kompak, susunan daun juga harus membentuk trap atau tingkatan. Semakin tinggi tanaman, daun mudanya harus lebih besar daripada daun-daun yang tumbuh sebelumnya (Junaedhie, 2006). Kualitas tanaman sangat berpengaruh terhadap harga

jual tanaman.

Secara umum, untuk meningkatkan produktivitas dan pengembangan tanaman hias dibutuhkan teknologi yang bisa diterapkan baik oleh petani, pengusaha tanaman hias maupun masyarakat. Pemupukan merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan dan pengembangan tanaman hias. Kurang terpenuhinya kebutuhan unsur hara baik makro maupun unsur hara mikro dapat mengakibatkan hambatan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta produktivitasnya.

Unsur mikro besi (Fe) merupakan salah satu hara yang sangat penting bagi tanaman karena Fe diperlukan dalam sintesis khlorofil, memegang peranan penting dalam transfer energi, merupakan bagian dari beberapa enzim dan protein serta berfungsi dalam respirasi dan metabolisme tanaman juga terlibat dalam fiksasi nitrogen (Marschner, 1995; Anonim, 2010). Walaupun besi hanya diperlukan tanaman untuk pertumbuhan dalam jumlah

(2)

BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN yang sedikit tetapi kalau unsur besi tidak tercukupi bagi

tanaman maka tanaman akan menunjukkan gejala abnormalitas yang diawali dengan menguningnya daun-daun muda yang kemudian diikuti dengan kematian jaringan (khlorosis) (Bennett, 1993).

Berdasarkan hal tersebut diatas, perlu dilakukan penelitian mengenai kebutuhan unsur hara mikro boron yang sesuai bagi tanaman anthurium untuk meningkatkan pertumbuhan dan kualitas tanaman sehingga tanaman yang dihasilkan sesuai dengan kriteria yang dikehendaki konsumen.

Penelitian dilaksanakan di daerah Danukusuman, Serengan, Surakarta dan Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman mulai bulan Desember 2007 sampai dengan Maret 2008 dan Laboratorium Fisiologi Tanaman dan Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini dilaksanakan dengan Rancangan Petak Terbagi dengan petak utama jenis Anthurium hookeri (merah dan hijau) dan sebagai anak petak konsentrasi unsur besi (Fe) dalam bentuk FeSO4 yang terdiri dari 0; 2; 4 dan 6 ppm. Masng-masing kombinasi perlakuan terdapat 3 ulangan. Data diuji dengan analisis sidik ragam dan jika berbeda nyata dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (DMRT) pada taraf kepercayaan 95%.

Tahapan penelitian meliputi persiapan media tanam yang berupa pakis kasar dan halus; persiapan bahan tanam yang berupa bibit tanaman A. hookeri yang pertumbuhannya subur, normal, sehat, dan seragam, jumlah daun 2 - 3 helai; aplikasi perlakuan Fe dilakukan setelah tanaman memiliki pertumbuhan yang yang seragam dan normal. Fe diberikan dengan cara menyemprotkan larutan pada permukaan daun bagian bawah sampai semua daun basah. Penyemprotan dilakukan sampai seluruh tanaman basah. Pemberian Fe ini dilakukan 2 minggu sekali pada pagi hari pukul 09.00-11.00 WIB; pemeliharaan yang meliputi pengairan, pemupukan NPK sebagai pupuk dasar, sanitasi lingkungan dan pengendalian hama penyakit.

Pengamatan meliputi pertumbuhan dan kualitas tanaman. Pertumbuhan meliputi tinggi tanaman, panjang tangkai, jumlah daun dan luas daun, kandungan khlorohil dan jumlah stomata. Kualitas tanaman meliputi warna daun dan nilai estetika yang didapatkan dari uji sensori (Sensory Analized). Uji sensori dilakukan dengan

menggunakan kuisioner yang berisi skoring dari parameter kekompakan daun, penampilan, keunikan dan warna daun A.hookeri Kuisioner tersebut diisi oleh penghobi, pakar dan penikmat tanaman hias A. hookeri.

Anthurium hookeri merupakan tanaman hias in door yang tidak banyak membutuhkan sinar matahari selama pertumbuhan dan perkembangannya oleh karenanya sering ditanam di bawah naungan. Dalam penelitian ini A.hookeri ditanam dalam pot di bawah naungan 65 %, cahaya matahari yang masuk sekitar 300 - 400 lux, dengan kelembaban rata-rata 89 - 90 % per hari dan suhu sekitar 28 - 30 0C. Menurut Lingga (2007), habitat asli anthurium adalah daerah tropis basah yang memiliki temperatur rata-rata siang hari antara 25 - 32 0C. Kelembaban nisbi udara yang dibutuhkan anthurium sekitar 80 %.

Hasil analisis ragam dengan uji F menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara pemberian Fe dengan varietas A. hookeri terhadap pertumbuhan dan kualitas A . H o o k e r i . Aplikasi sampai Fe 6 ppm meningkatkan tinggi tanaman, panjang tangkai, jumlah daun dan luas daun A. hookeri hijau dibandingkan dengan tanpa penambahan Fe.

Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa penambahan Fe sampai dengan 6 ppm pada A. hookeri mampu meningkatkan tinggi tanaman, panjang tangkai, jumlah daun dan luas daun hal ini disebabkan Fe mempunyai peranan dalam pembentukan molekul-molekul klorofil sehingga semakin banyak Fe yang tersedia dalam tanaman maka aktifitas fotosintesis akan semakin meningkat. Hasil dari fotosintesis ini kemudian digunakan sebagai sumber makanan dan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan organ tanaman.

Pertumbuhan suatu tanaman merupakan pertambahan biomass tanaman, hal ini dapat dengan mudah dilihat berdasarkan pertambahan tinggi tanaman, jumlah daun maupun luas daun. Umumnya semakin luas permukaan daun suatu tanaman maka semakin banyak biomasa yang dihasilkan. Sehingga memacu pertumbuhan tanaman baik jumlah daun, panjang tangkai maupun tinggi tanaman. Menurut Bidwell (1979) kenampakan dan anatomi daun merefleksikan kapasitas pertukaran gas dan absorbsi radiasinya. Untuk memaksimalkan efisiensi absorbsi membutuhkan daun yang lebih luas dan tipis dan memiliki sudut yang sesuai

(3)

dengan sumber cahaya. Dengan kata lain untuk efisiensi pertukaran gas, daun yang tipis memberikan berat maksimum per unit. Dari pernyataan tersebut dapat juga dikatakan bahwa bentuk dan ukuran daun menunjukkan efisiensi aktifitas fotosintesisnya untuk menghasilkan cadangan makanan yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

Tinggi tanaman sangat dipengaruhi oleh proses metabolisme dalam tubuh tanaman itu sendiri. Dalam melangsungkan aktifitas metabolisme tersebut tanaman membutuhkan nutrisi yang dapat diperoleh dari pemupukan baik melalui media tanam maupun melalui daun. Pertambahan tinggi tanaman merupakan salah satu indikator pertumbuhan tanaman. Hal tersebut berkaitan erat dengan proses fotosintesis, yang akan menghasilkan fotosintat yang akan digunakan tanaman untuk proses pertumbuhannya. Aplikasi Fe sampai dengan konsentrasi 6 ppm mampu meningkatkan tinggi, hal ini disebabkan karena Fe merupakan penyusun enzim-enzim pada transpor elektron seperti sitokrom dan feredoksin yang aktif dalam fotosintesis dan dalam respirasi mitokondria (Gardner et al., 1992). Tinggi tanaman berhubungan juga dengan panjang tangkai. Semakin tinggi panjang tangkai maka akan menambah tinggi tanaman.

Hasil rerata panjang tangkai taraf Fe 4 ppm menunjukkan hasil terbaik (Tabel 1). Pada A. hookeri hijau didapatkan panjang tangkai paling besar yaitu 7.7 cm/tanaman sedangkan pada A. hookeri merah didapatkan panjang tangkai paling besar yaitu 4.6 cm/ tanaman. Pertambahan panjang tangkai seperti juga pada pertambahan tinggi tanaman dan luas daun merupakan indikator pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang menentukan produktifitas suatu tanaman. Menurut Gardner et al., (1991) pertumbuhan dan perkembangan

Tabel 1. Rerata tinggi tanaman, panjang tangkai, jumlah daun dan luas daun tanaman A. hookeri pada umur 12 minggu setelah tanam

Perlakuan Tinggi tanaman (cm) Panjang tangkai (cm) Jumlah daun (helai) Luas daun (cm2) hijau merah hijau merah hijau merah hijau merah

Fe – 0 ppm 16.7 9.4 6.2 3.3 6.8 7.7 8.68 4.30

Fe – 2 pp m 20.8 13.9 6.7 4.5 8.8 8.2 9.82 7.97

Fe – 4 ppm 23.8 16,0 7.7 4.6 9.2 7.3 15.21 11.46

Fe – 6 ppm 19.6 11.8 6.1 3.2 8,0 9.2 10.46 5.33

Rata-rata 20.23 a 11.7 b 6.68 3.9 8.27 8.10 11.04 7.27

Keterangan : Angka dalam satu kolom yang diikuti huruf yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata pada uji duncan 5%.

merupakan proses yang berkelanjutan yang mengarah ke karakteristik morfogenesis spesies. Kedua proses ini dikendalikan oleh genotip dan lingkungan, tingkat pengaruhnya tergantung pada karakteristik tanaman tersebut.

Daun berfungsi sebagai organ utama fotosintesis pada tumbuhan tingkat tinggi. Permukaan luar daun yang luas dan datar memungkinkan tanaman mampu menangkap cahaya semaksimal mungkin per satuan volume dan meminimalkan jarak yang harus ditempuh oleh CO2 dari permukaan daun ke kloroplas (Gardner et al., 1991). Oleh karena itu, tanaman dengan permukaan daun yang luas akan mengakibatkan faktor-faktor yang dibutuhkan tanaman untuk fotosintesis akan mudah terpenuhi sehingga proses fotosintesis akan dapat berjalan dengan lebih maksimal. Aktifitas pembentukan karbohidrat dari proses fotosintesis akan semakin efisien sehingga dapat meningkatkan hasil.

Hasil analisis sidik ragam uji F 5% menunjukkan bahwa interaksi, pemberian Fe maupun jenis A. hookeri tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kandungan khlorofil tanaman A. hookeri pada umur 12 minggu setelah tanam. Rata-rata kandungan khlorofil A. hookeri hijau lebih sedikit dibandingkan A. hookeri merah. Kandungan klorophil A.hookeri hijau berkisar antara 30.1 sampai dengan 31.0 per satuan luas daun, sedangkan kandungan khlorophil tanaman A.hookeri merah berkisar antara 30.6 sampai dengan 34.6 per satuan luas daun, demikian juga jumlah stomata pada A. hookeri hijau lebih sedikit dibandingkan A. hookeri merah. Jumlah stomata pada A. hookeri hijau berkisar antara 4.47 x 105 sampai dengan 7.09 x 105, sedangkan kandungan khlorophil tanaman A.hookeri merah berkisar antara 1.42 x 105 sampai dengan 4.04 x 105 (Tabel 2).

(4)

Tabel 2. Rata-rata kandungan khlorophil dan jumlah sto-mata tanaman A. hookeri pada umur 12 minggu setelah tanam dengan penambahan unsur hara mikro besi

Perlakuan Kandungan khlorophil Jumlah stomata

hijau merah hijau merah

Fe – 0 ppm 30.5 30.5 4,78 1,42 Fe – 2 ppm 30.1 30.1 4,47 2,28 Fe – 4 ppm 30.5 30.5 7,09 4,04 Fe – 6 ppm 31.0 31.0 5,86 2,84 Rata-rata 30.53 30.53 5.55 2,63

Salah satu aspek fisiologi yang secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan dan daya hasil tanaman adalah kandungan klorofil tanaman. Molekul klorofil merupakan penyerap energi radiasi matahari dan sebagai organel yang dapat mengubah energi radiasi menjadi energi kimia (Utomo et al., 2001). Penambahan unsur Fe tidak berpengaruh pada jumlah klorofil pada daun, namun adanya penambahan Fe akan meningkatkan aktifitas fotosintesis.

Jumlah stomata pada tanaman umumnya dipengaruhi oleh lingkungan tempat tumbuh. Kerapatan stomata sangat bergantung pada konsentrasi CO2 yaitu bila CO2 naik, jumlah stomata per satuan luas lebih sedikit (Woodward dalam Salisbury dan Ross, 1992). Dengan jumlah stomata yang banyak akan mengakibatkan penyerapan Fe akan lebih banyak daripada daun yang memiliki jumlah stomata yang lebih jarang untuk per satuan luas daunnya. Penyerapan Fe melewati stomata daun masuk ke dalam daun memperngaruhi aktifitas fotosintesis dalam daun yang kemudian menghasilkan pertumbuhan yang diantaranya berupa pertambahan luas daun. Daun yang semakin luas tersebut memiliki jumlah stomata yang lebih banyak pula.

Kualitas tanaman anthurium yang berkaitan dengan nilai estetika adalah luas dan warna daun. Unsur Fe merupakan hara yang berperan dalam fotosintesis yang akan menghasilkan makanan untuk digunakan dalam perkembangan dan pertumbuhan tanaman seperti luas daun dan Fe turut mempengaruhi warna daun karena berhubungan dengan kandungan klorofil. Meskipun warna daun suatu jenis tumbuhan dapat berubah menurut keadaan tempat tumbuhnya dan erat sekali hubungannya dengan persediaan air dan makanan serta penyinaran . Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah

jelas berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau, licin atau mengkilap jika dibanding dengan sisi bawah daun (Soepomo, 2003). Dari hasil pengamatan secara visual menunjukkan bahwa adanya penambahan Fe 4 ppm menghasilkan warna daun yang lebih hijau dibandingkan tanpa penambahan Fe.

Warna daun pada penelitian ini diukur pada daun tengah karena pada daun tengah diasumsikan kandungan klorofil paling banyak dan aktifitas metabolisme tanaman terjadi secara maksimal. Hasil pengamatan warna daun yang paling dominan adalah warna pada skoring no 2 (hijau) yaitu sebanyak 69,57% dari seluruh jumlah tanaman sampel. Nilai skoring tertinggi yaitu 4 (hijau tua kehitaman) terdapat pada perlakuan penambahan 6 ppm Fe pada A. hookeri merah, penambahan 2 ppm Fe pada A. hookeri merah, dan penambahan 0 ppm Fe pada A. hookeri merah, sedangkan nilai skoring terendah yaitu 1 (hijau muda) terdapat pada perlakuan penambahan 0 ppm Fe pada A. hookeri hijau, penambahan 4 ppm Fe pada A. hookeri hijau, penambahan 6 ppm Fe pada A. hookeri hijau

Hasil kuisioner menunjukkan bahwa kebanyakan responden lebih menyukai tanaman yang pendek, daun panjang dan jumlah daun banyak. Dari seluruh kombinasi perlakuan yang dijadikan sebagai sampel nilai tertinggi untuk variabel kekompakan daun dan penampilan tanaman adalah pada perlakuan penambahan 4 ppm Fe pada A. hookeri merah, sedangkan nilai terendah untuk variabel yang sama adalah pada perlakuan penambahan 2 ppm Fe pada A. hookeri hijau. Perlakuan tersebut sesuai dengan pilihan atau minat responden yang dalam hal ini merupakan sasaran pasar tanaman A. hookeri. Kombinasi perlakuan penambahan 4 ppm Fe pada A. hookeri merah juga memberikan hasil terbaik untuk variabel tinggi tanaman, panjang tangkai dan tebal daun (Tabel 1).

Untuk variabel keunikan tanaman nilai tertinggi diperoleh pada penambahan 2 ppm Fe pada A. hookeri merah dan nilai terendah pada penambahan 2 ppm Fe pada A. hookeri hijau. Dan untuk variabel warna daun nilai tertinggi diperoleh pada penambahan 4 ppm Fe pada A. hookeri merah, hal ini sesuai dengan hasil pengamatan warna daun bahwa pada tanaman tersebut warna daun masuk dalam skor 2 yaitu hijau, skor tersebut adalah skor paling dominan (terbanyak). Sedangkan nilai terendah untuk warna daun adalah penambahan Fe 0 ppm A. hookeri hijau dan penambahan 2 ppm Fe pada A. hookeri hijau dengan jumlah skor yang sama.

(5)

Dari hasil penilaian yang dilakukan responden menunjukkan bahwa responden menghendaki tanaman anthurium dengan kriteria tanaman pendek, daun panjang, jumlah daun banyak dengan ukuran daun yang besar dalam satuan luas dan tidak terlalu tipis, serta daun berwarna hijau. Penampilan yang dikehendaki responden terdapat pada tanaman A. hookeri merah dengan penambahan Fe 4 ppm.

KESIMPULAN

1. Aplikasi penyemprotan Fe hingga 6 ppm meningkatkan jumlah daun, tinggi tanama, panjang tangkai dan jumlah stomata

2. Aplikasi 4 ppm Fe memberikan pertumbuhan dan kualitas A hookeri yang terbaik.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Fe Basic. h t t p : / / www.spectrumanalytic.com/support/library/ ff/ Fe_Basics.htm

Bennett ,W. F. 1993. Nutrient Deficiencies & Toxicities in Crop Plants. APS Press, St. Paul, Minnesota. Bidweel, R. G. S. 1979. Plant Physiology. Macmillan

Pub-lishing Co., Inc. New York.

Gardner F.P, R.B Pearce dan R.I Mitchell.1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Terjemahan Herawati. Uni-versitas Indonesia Press. Jakarta.

Junaedhie, 2006. Pesona Anthurium Daun. PT Agromedia Pustaka. Jakarta.

Lingga P, 2007. Anthurium. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Marscher H, 1995. Mineral Nutrition of Higher Plants. Academic Press. New York.

Rukmana, 1997. Anthurium. Kanisius. Yogyakarta Salisbury dan Ross, 1992. Plant Physiology. Wadsworth

g Company California.

Soepomo G.T., 2003. Morfologi Tanaman. Gadjah Mada, Yogyakarta

Utomo, S.D., Amrullah dan Sudarsono. 2001. Kandungan Khlorophil Daun dan Kontribusinya pada Pertumbuhan dan Produksi Lima Varietas Cabai Merah. Agrista. 5(3)

Referensi

Dokumen terkait

Limousin Charolais Simmental Hereford Punainen Angus Angus Lihaksikkuus (selkä, reisilihas ulkoneva), kasvukyky, suhteellisen suuri aikuiskoko Lihaksen rakenne: Hieno

Kesimpulan penelitian ini ditinjau dari fokus-fokus maka diperoleh kesimpulan bahwa Kualitas Pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas Teluk Dalam cukup optimal,

Teknik yang seing digunakan dalam pembuatan anggaran untuk pusat beban kebijakan disebut sebagai manajemen tujuan yang merupakan suatu proses formal di mana

Untuk mempersiapkan pelaksanaan Ujian Tertutup maka ditempuh langkah- langkah sebagai berikut : (1) Mahasiswa menyerahkan disertasi yang telah disetujui dan ditandatangani

Data yang di peroleh dari pengujian kekerasan permukaan pada proses karburasi baja karbon sedang sebelum dan sesudah proses quenching dapat dilihat pada grafik

Properties (Hotspot): Merupakan tombol untuk mengatur property dari hotspot pada multi hotspot yang dipilih dengan membuka layar Hotspot Properties. Delete (Hotspots):

Namun pentafsir berbeza pendapat siapa yang dimaksudkan dengan saudara lelaki dan perempuan melalui bacaan Mutāwatirah iaitu wā lāhu ākhun āw ukhtun ( ٌتخأ وأ

(1) Informan kunci, yaitu seseorang yang benar- benar memahami permasalahan yang diteliti. Adapun yang dimaksud informan kunci dalam penelitiaan ini adalah ketua Rumah