• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

29 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah ERHA CLINIC Bandung Jln. Cimanuk No.16, Citarum, Bandung Wetan. yang menjadi bahan penelitian adalah pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan. Karyawan pada ERHA CLINIC Bandung Wetan. sekaligus berperan menjadi responden dari penelitian ini.

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

ERHA CLINIC merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. Arya Medic. Pada 28 September 1999, merupakan momentum bisnis perdana buat Erha Clinic dengan diresmikannya Erha21 Skin Center. Untuk mendekatkan diri dengan pelanggan, saat ini, ERHA CLINIC GROUP terdiri dari ERHA CLINIC Pusat Nasional, ERHA CLINIC Pusat Regional, ERHA CLINIC Cabang dan EC for skin yang tersebar di kota - kota besar di Indonesia. Dua diantaranya termasuk dalam ERHA CLINIC Pusat Nasional sebagai klinik rujukan nasional bagi cabang-cabang ERHA CLINIC, yaitu ERHA CLINIC Kelapa Gading (Klinik Spesialis Kulit Terbesar di Asia) dan ERHA CLINIC Kemanggisan. Dan membuka cabang di Bandung yang terletak Jln. Cimanuk No.16, Citarum, Bandung Wetan. sangat strategis karena terletak di Pusat Kota Bandung.

ERHA CLINIC selalu berkeinginan melayani para pasiennya dengan pelayanan terbaik, seperti menggunakan perangkat medis teknologi terkini, tim dokter spesialis kulit yang berpengalaman, produk obat yang aman dan berkualitas, dan fasilitas klinik yang nyaman. Produk dari ERHA CLINIC merupakan formula para ahli dermatologi yang dihasilkan dari penelitian berbasis pharmaceutical science & technology. Layanan yang diberikan oleh ERHA CLINIC terdiri dari 2 yaitu layanan dermatologi dan layanan pribadi. Di mana layanan dermatologi terdiri dari Skin Rejuvenation Center (Pusat Peremajaan Kulit); Acne, Hair, Body Treatment Center (Pusat Perawatan Jerawat, Rambut,

(2)

30 dan Tubuh); Pediatric Dermatology (kasus kulit anak); Geriatric Dermatology (kasus kulit orang tua), Plastic Surgery (operasi plastik) serta General Dermatology (kasus kulit umum). Sedangkan untuk layanan pribadi merupakan rangkaian proses terpadu dengan konsep personalized therapy. Yang mana personalized therapy merupakan pendekatan dan pendampingan dari dokter spesialis kulit kepada pasien dengan keunikan dan kebutuhan kulit masing-masing. Layanan pribadi ini ditunjang dengan produk dan pelayanan dengan alat medis modern sehingga memberikan hasil yang optimal.

3.1.2 Visi dan Misi Erha Clinic

Visi dari Erha Clinic adalah menjadi pemimpin di bidang layanan kesehatan kulit klinis dan personal di Indonesia.

Misi dari Erha Clinic adalah melayani dan memenuhi kebutuhan pasien dalam layanan kesehatan kulit dengan memberikan terapi yang berkualitas dan membawa kemajuan bagi komunitas ECG (Erha Clinic Group) dengan menciptakan insan yang berkualitas.

3.1.3 Struktur Organisasi

Dalam suatu perusahaan, adanya organisasi diperlukan agar kegiatan- kegiatan perusahaan dapat dilaksanaka secara teratur. Struktur Organisasi adalah merupakan perwujudan yang menunjukan hubungan diantara fungsi-fungsi dalam suatu organisasi yang menjakankan masing-masing tugasnya secara efektif dan efisien.

Tujuan organisasi akan menentukan struktur organisasi dengan cara menentukan tugas kerja, hubungan antara tugas satu dengan lainya. Jadi jelasnya struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi bagian-bagian atauposisi-posisi, maupun

(3)

31 orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas, wewenang, tangung jawab yang berbeda-beda dalam organisasi

Untuk menjalankan seluruh proses bisnis yang ada di Erha Clinic sangat dibutuhkan adanya pembagian wewenang. Setiap bagian mempunyai tugas yang harus dipertanggungjawabkan. Berikut rinciannya dari masing-masing divisi pada Erha Clinic:

A. SENIOR DIRECTOR CHIEF BUSINESS OFFICER Tugas:

Merancang dan mengimplementasikan rencana stategis dan juga bertanggung jawab untuk keseluruhan aktivitas pengembangan bisnis Erha Clinic untuk mencapai visi dan misi sebagai klinik dermatologis yg terdepan di seluruh Indonesia.

Wewenang:

Menugaskan para karyawannya untuk menjalankan rencana yang telah dibuat.

B. MEDICALOVERSIGHT COMMITTEE Tugas :

Mengambil keputusan tertinggi dalam hal dermatologis di Erha Clinic. Wewenang :

Mengatur para staf di bawahnya.

C. DEPUTY DIRECTOR CHIEF OF OPERATIONS Tugas :

Memastikan seluruh kegiatan operasional di Erha Clinic berjalan dengan lancer sesuai dengan prosedur yang seharusnya.

Wewenang :

Mengatur dan memerintah para staf bagian operasional. D. EXECUTIVE ASSISTANT

Mengatur rapat dan mengurus pekerjaan kantor Erha Clinic dalam sisi administrasi.

E. DIVISION OF MARKETING (SR. HEAD OF MARKETING DIVISION) Tugas :

(4)

32 Membuat keseluruhan rencana strategi pemasaran dan memastikan seluruh kegiatan pemasaran berjalan sesuai dengan yang seharusnya.

Wewenang :

Mengatur staf di bawahnya untuk menjalankan strategi pemasaran dengan baik.

• DEPARTMENT OF PRODUCT MARKETING

Mencapai keseluruhan pendapatan, target keuntungan, dan peningkatan keuntungan dari seluruh produk.

• UNIT OF BRAND and LOYALTY MANAGEMENT (BRAND & LOYALTY MANAGEMENT MANAGER)

Menyusun strategi dalam menjaga kesetiaan kesetiaan pelanggan terhadap produk perusahaan dan mengembangkan keunggulan kompetitif darI produk-produk tersebut.

F. DIVISION OF OPERATIONS Tugas :

Membuat keseluruhan rencana strategis operasional dan memastikan seluruh kegiatan operasional perusahaan berjalan lancar sesuai dengan prosedur yang seharusnya.

Wewenang :

Mengatur seluruh staf operasional untuk menjalankan rencana strategis perasional.

1. UNIT OF PRODUCT OPERATIONS

Mengatur proses pengadaan produk yang diinginkan hingga sampai di tangan pelanggan.

a. TEAM OF WAREHOUSE (WH SUPERVISOR)

• Meyakinkan bahwa barang yang diterima / diretur telah dicatat dengan benar & didukung oleh dokumen yang sah dan memadai.

• Mengarahkan bawahan agar penempatan / penyimpanan barang sesuai dengan lokasi / kondisi yang telah ditentukan.

(5)

33 • Mengawasi penerapan sistem FIFO di gudang.

• Mengkoordinir pengeluaran barang yang akan dikirim sesuai dengan dokumen yang sah dan memadai.

• Menjaga keamanan, kebersihan, dan kerapian gudang serta peralatan yang digunakan.

• Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan kebijakan manajemen,sistem dan prosedur yang berhubungan dengan pekerjaan. • Mengatur pembagian kerja dan tanggung jawab bawahan agar

aktivitas pekerjaan dapat berjalan dengan lancar.

• Menyiapkan laporan-laporan yang diperlukan sesuai dengan Sistem Pelaporan Manajemen.

b. TEAM OF PRODUCTION (PRODUCTION SUPERVISOR) • Mengupayakan output produksi dan efisiensi mesin produksi pada

kondisi optimum.

• Meminimalkan kehilangan waktu kerja dan kehilangan material yang diproduksi.

• Bertanggung jawab atas pemeliharaan mesin, alat, dan fasilitas produksi lainnya, termasuk aplikasi software produksi.

• Bertanggung jawab atas kebenaran informasi yang berhubungan dengan

produksi.

• Bertanggung jawab atas ketersediaan barang-barang keperluan produksi.

• Bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian ruangan produksi. • Memberikan saran-saran perbaikan mengenai prosedur produksi. c. TEAM OF DISTRIBUTION (DISTRIBUTION SUPERVISOR)

Tugas :

Mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pengiriman barang kepada pelanggan.

(6)

34 Wewenang :

Menjadwalkan jadwal pengiriman barang dan memerintahkan pengirim barang untuk melakukan pengiriman.

2. DEPARTEMENT OF CLINIC OPS (HEAD OF CLINIC OPS

DEPARTEMENT)

• Mengidentifikasi, merancang, dan mengembangkan pelatihan pemrograman untuk semua dokter dan karyawan paramedis lainnya.

• Mengawasi dan meninjau kembali perkembangan pelatihan.

• Merancang, menjalankan, mengawasi dan meninjau kembali program jaminan klinis untuk semua cabang klinis

a. UNIT OF BRANCH CLINIC PUSAT NASIONAL

Mengkoordinasikan praktek dan prosedur operasional dari kantor pusat, menyediakan petunjuk dan perintah untuk pekerjaan masing-masing unit di pusat.

b. BUSINESS ALLIANCE MANAGER

Mengatur kerja sama dengan semua rekan bisnis dari Erha Clinic, secara terus menerus menjaga dan memperkuat kerja sama dengan rekan bisnis dan membangun hubungan baru dengan perusahaan lain. c. UNIT OF BRANCH CLINIC PUSAT REGIONAL

Mengkoordinasikan praktek dan prosedur operasional dari kantor cabang,menyediakan petunjuk dan perintah untuk pekerjaan masing-masing unit di cabang.

d. TEAM OF BRANCH ECFS

Menjaga kelancaran kegiatan operasional pada klinik-klinik yang tergabung dalam ECFS.

3. DEPARTEMENT OF QUALITY ASSURANCE-MEDICAL (HEAD OF QA-MED DEPARTEMENT)

Tugas :

Menjaga dan memantau kualitas dari hal-hal yang berhubungan dengan medis seperti kualitas dokter.

(7)

35 Wewenang :

Memberhentikan dokter atau medis yang tidak sesuai dengan kualitas yang diinginkan.

a. UNIT OF TRAINING (EI-M) (TRAINING MANAGER)

Mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan training yang akan diberikan kepada para dokter dan para ahli medis.

b. UNIT OF QUALITY CONTROL MANAGEMENT (QC M MANAGER) Memastikan bahwa dokter yang menangani pasien adalah dokter-dokter yang berkualitas dan memenuhi kebutuhan pelanggan.

4. DEPT OF QUALITY ASSURANCE-NONMEDICAL (HEAD OF QA-NON MEDDEPARTEMENT)

Mengatur yang segala sesuatu yang berhubungan pelayanan kepada pelanggan dalam hal penjualan obat.

a. UNIT OF TRAINING (EI-M) (TRAINING MANAGER)

Mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan training yang akan diberikan kepada para pegawai yang melayani penjualan obat.

b. UNIT OF QUALITY CONTROL MANAGEMENT (QC M MANAGER) Memastikan kualitas pelayanan yang diberikan oleh para pegawai kepada pelanggannya.

c. EI-M TEAM OF TRAINER

Memberikan training kepada dokter-dokter yang baru bergabung maupun yang sudah lama berpraktek di Erha Clinic Indonesia guna mengembangkan kemampuan ilmu dan keterampilan tindakan masing-masing dokter.

d. Jr. EXECUTIVE ASSISTANT

• Mengatur jadwal meeting kepala QAM Departementt.

• Mengatur jadwal perjalanan dinas keluar maupun dalam kota kepala QAM Departement atau tim QAM Departement.

• Membuat laporan, internal memo dan surat keluar yang ditujukan untuk dokter maupun kepentingan lintas departemen.

(8)

36 • Mendata seluruh laporan yang berhubungan dengan penggunaan anggaran

departemen.

• Mendata seluruh laporan yang bersifat medis (sesuai dengan keperluan). 3.2 Metode Penelitian

Dalam menentukan bagaimana pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan ERHA CLINIC , penulis menggunakan metode analisis deskriptif. Menurut Nazir (2005 : 54),pengertian metode deskriptif adalah sebagai berikut “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Sedangkan menurut Zulganef (2008 : 11) : ”Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu kondisi atau fenomena tertentu, tidak memilah-milah atau mencari faktor-faktor atau variabel tertentu”.

3.2.1 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokan menjadi dua sumber, yaitu :

1) Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti. Data ini berisikan informasi mengenai aktivitas yang sebenarnya terjadi dalam perusahaan. Data primer diperoleh dengan melakukan penelitian lapangan berupa wawancara serta kuesioner.

2) Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek yang diteliti. Data sekunder diperoleh dengan studi literatur.

3.2.2 Penentuan Populasi dan Unit Sampel

Penelitian ini membahas pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan. Menurut Sugiyono(2010 : 115) mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi, yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian

(9)

37 ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah karyawan ERHA CLINIC Bandung yang berjumlah 50 orang karyawan.

Sedangkan pengertian sampel itu sendiri menurut Sugiyono (2010 : 116) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi tersebut. Sampel merupakan bagian terkecil dari suatu populasi Umar (2008 : 107).

Bila analisa yang dipakai adalah teknik korelasi maka, sampel yang harus diambil minimal 30 sampel, Miyansari (2010 : 53). Jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini diusahakan sebanyak mungkin dengan target kuesioner yang dikembalikan oleh responden lebih dari 30 kuesioner.

Teknik pengambilan sampel yang akan penulis gunakan adalah teknik sampling berdasarkan pertimbangan kemudahan. Teknik ini disebut dengan Convenience sampling.

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian data primer dilakukan penulis melalui penelitian langsung ke lapangan (field research) dengan mengadakan wawancara, observasi dan kuesioner, sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan melalui penelitian data kepustakaan (library research). Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain :

1) Penelitian lapangan (field research)

Penelitian lapangan adalah pengumpulan data praktis dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data/bahan-bahan tertulis serta mengumpulkan data yang tidak tertulis berdasarkan :

a) Wawancara

Yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang terlibat dengan masalah yang diteliti.

b) Observasi

Yaitu dengan mempelajari struktur organisasi serta wewenang dan tugas dari tiap-tiap bagian.

(10)

38 c) Kuesioner

Yaitu dengan cara mengumpulkan data melalui sejumlah pertanyaan secara tertulis yang disusun sedemikian rupa, sehingga dengan mudah dapat dijawab oleh responden. Dalam cara penyampaian pertanyaan adalah responden harus menjawab pertanyaan secara tertulis atas jumlah pertanyaan yang diajukan.

2) Penelitian kepustakaan (library research)

Yaitu dengan membaca/mengamati dan mempelajari dokumen-dokumen, bukti-bukti tertulis, seperti buku-buku acuan yang berhubungan dengan objek penelitian, formulir dan catatan-catatan yang berkaitan dengan hasil yang diteliti.

3.2.4 Operasionalisasi Variabel

variabel penelitian adalah suatu atribut/sifat/nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya Sugiyono(2010 : 59).

Dalam ilmu sosial variabel yang dibangun memerlukan definisi yang terang, supaya tidak terdapat keragu-raguan, dan dapat memperterang arti maupun untuk membuat variabel tersebut dapat digunakan secara operasional. Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati Sugiyono (2005 : 2).

Ada dua cara untuk memberikan definisi terhadap variabel adalah Sugiyono (2005 : 2) :

1) Suatu variabel didefinisikan dengan variabel lain.

2) Dengan menyatakan kegiatan yang ditimbulkannya, atau perilaku yang dihasilkannya, atau dengan sifat-sifat yang diimplikasikan daripadanya.

Agar penulisan skripsi ini menjadi lebih terarah, perlu di lakukan variabel-variabel yang akan diteliti. Dalam hal ini variabel-variabel yang akan diteliti dibagi menjadi dua, yaitu:

(11)

39 1) Variabel bebas (Independent variable)

Menurut Sugiyono(2005 : 3), variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat). Sehingga suatu variabel digolongkan sebagai variabel bebas, apabila dalam hubungan dengan variabel lain berfungsi menerangkan atau mempengaruhi keadaan variabel tersebut. Dalam hal ini yang merupakan variabel bebas adalah “Pelatihan”.

2) Variabel terikat (Dependent variable)

Menurut Sugiyono (2005 : 3), variabel terikat merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Sehingga suatu variabel digolongkan variabel atau tidak bebas, apabila dalam hubungannya dengan variabel lain, keadaan variabel tersebut diterangkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam hal ini variabel terikat adalah “Kinerja Karyawan”.

Untuk lebih jelasnya variabel-variabel dan indikator serta skala pengukuran yang digunakan, dalam tabel berikut:

Tabel 3.1:Operasional Variabel, Indikator, dan Skala Pengukuran, (Variabel Independen)

Operasional Variabel

Konsep Variabel Indikator Skala

Pengukuran

Pelatihan Nitisemito (2007 : 7)

Mengatakan bahwa pelatihan adalah suatu kegiatan dari perusahaan yang bermaksud untuk dapat memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan dan

pengetahuan dari para karyawannya sesuai dengan kegiatan dari perusahaan yang bersangkutan. A.Keteramplian B. Pengetahuan C. Moral Kerja Ordinal Ordinal Ordinal

(12)

40

Tabel 3.2:Operasional Variabel, Indikator, dan Skala Pengukuran (Variabel Dependen) Operasional Variabel Konsep Variabel Indikator Skala Pengukuran Kinerja Karyawan Fahmi ( 2010 : 2) Kinerja adalah hasil yang diperoleh suatu organisasi baik yang bersifat profit oriented maupun yang bersifat non profit oriented yang dihasilkan selama satu periode. A. Kuantitas kerja B. Kualitas kerja C. Kerja sama D. Pemahaman terhadap tugas E. Inisiatif F. Disiplin G. Kehandalan H. Efektivitas dan Efesiensi Kerja I. Tanggung Jawab J. Hubungan Antar Sesama Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal

(13)

41 3.2.5 Teknik Pengolahan Data

Data yang akan diperoleh penulis dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Analisis yang akan dilakukan penulis secara kualitatif adalah dengan cara mendeskripsikan jawaban responden kedalam bentuk tabel sedangkan analisis secara kuantitatif dengan bantuan alat statistik. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari hasil pengisian daftar angket/kuesioner yang terdiri dari beberapa pernyataan-pernyataan. Indikator-indikatornya diukur dengan mengggunakan skala ordinal berdasarkan teknik skala Likert. Menurut Sugiyono ( 2005 : 56), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut menjadi titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pertanyaan maupun pernyataan.

Kuesioner yang akan digunakan penulis dalam pengumpulan data terdiri: a. Pertanyaan umum

Merupakan pertanyaan yang menyangkut identitas umum responden, antara lain nama, usia, pendidikan terakhir, jabatan, lama bekerja, yang dinyatakan melalui pertanyaan terbuka yang kemungkinan jawabannya tidak ditentukan terlebih dahulun dan responden bebas memberikan jawabannya.

b. Pertanyaan khusus

Yaitu pertanyaan yang berhubungan dengan pengaruh pengembangan karir terhadap kinerja karyawan dengan menggunakan pertanyaan tertutup.

Skor bagi penilaian tersebut dihitung dengan kriteria sebagai berikut: • Skor 5, diberikan untuk jawaban, Sangat setuju (SS).

• Skor 4, diberikan untuk jawaban, Setuju (S).

• Skor 3, diberikan untuk jawaban, Ragu-Ragu (RR). • Skor 2, diberikan untuk jawaban, Tidak Setuju (TS).

(14)

42 Selanjutnya dicari rata – rata dari setiap jawaban responden. Untuk memudahkan rata – rata tersebut, maka digunakan interval untuk menetukan panjang kelas interval maka digunakan rumus menurut Sudjana (2001 : 79).

Tabel 3.3: Interval Kelas Pengembangan Karir dan Kinerja

No Interval Kelas Pelatihan

karyawan Kinerja 1 1,00 – 1,79 Sangat tidak baik Sangat rendah

2 1,80 – 2,59 Tidak baik Rendah

3 2,60 – 3,39 Cukup Cukup

4 3,40 – 4,19 Baik Tinggi

5 4,20 – 5,00 Sangat baik Sangat tinggi

3.2.6 Uji Validitas dan Realiabilitas

Uji validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing–masing pernyataan dengan total skor pada masing-masing variabel. Menurut Sugiyono (2010 : 172) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Oleh karena itu, validitas berhubungan dengan sejauh mana suatu alat ukur mengukur apa yang seharusnya diukur Umar (2008 : 127). Validitas terbagi kedalam tiga macam yaitu, validitas internal, konstruk dan eksternal.

Validitas internal adalah tingkat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan. Validitas konstruk mengukur seberapa baik hasil yang diperoleh dari penggunaan ukuran sesuai dengan teori dimana pengujian dirancang. Sedangkan validitas eksternal adalah kesesuaian data

(15)

43 yang dicapai dengan data atau informasi lain mengenai variabel penelitian yang dimaksud.

Penulis akan melakukan uji validitas konstruk dalam penelitian ini untuk mengetahui korelasi antara total skor setiap variabel yang diteliti dengan masing-masing item pernyataannya. Penulis menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS untuk melakukan uji validitas.

Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian, atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran Umar(2008 : 126). Maka dapat dikatakan bahwa reliabilitas mengukur kestabilan dan konsistensi konstruk pernyataan yang merupakan dimensi suatu variabel yang disusun dalam sebuah kuesioner.

Suatu konstruk pernyataan dikatakan reliabel apabila memiliki nilai cronbach alpha> 0,60 (Santoso, 2006). Uji reliabilitas yang akan penulis lakukan terhadap item-item pernyataan dan variabel yang sebelumnya telah diakatakan valid. Uji reliabilitas dilakukan menggunakan perangkat lunak SPSS.

3.2.7 Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini terdapat dua hipotesis sebagai berikut : Ho

H

: “Bila Pelatihan Karyawan tidak dilakukan dengan baik, maka Kinerja Karyawan akan rendah”.

i

Untuk menguji hipotesis diatas maka, penulis mengunakan analisis korelasi. Analisis korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat hubungan liniear antara satu variabel dengan variabel lainnya. Hubungan antar variabel dapat dikelompokkan menjadi korelasi positif, negatif dan nihil. Besarnya korelasi yang disimbolkan dengan huruf “r”. Besarnya koefisien korelasi ini berada pada kisaran -1 sampai dengan +1.

: “Bila Pelatihan Karyawan dilakukan dengan baik, maka Kinerja Karyawan akan tinggi”.

Penulis akan menggunakan korelasi peringkat spearman dalam penelitian ini dengan bantuan perangkat lunak SPSS. Koefisien dari korelasi ini lebih mengukur keeratan hubungan antar peringkat dan lebih cocok untuk digunakan dalam data dengan skala ordinal Umar(2008).

(16)

44 Analisis korelasi rank spearman ini dipergunakan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan pelatihan dengan kinerja karyawan yang masing-masing dinyatakan dengan rumus X dan Y. Rumus-rumus yang digunakan untuk perhitungan korelasi rank spearman ada dua macam, yaitu :

1. Untuk angka yang tidak mempunyai angka kembar : Rumus : ) 1 -( 6 1 2 2 n n di rs = −

Dimana: rs ∑di = Korelasi Spearman 2 n = Jumlah responden

= Selisih Rangking data variabeel X dan Y

2. Jika proporsi angka sama dalam variabel X dan variabel Y cukup besar maka digunakan rumus koefisien korelasi rank spearman sebagai berikut :

∑ ∑

+

=

2 2 2 2 2

.

2

x

y

di

y

x

rs

Dengan ketentuan sebagai berikut :

X = nnTx 12 3 2

y = nnTy 12 3 2

Jika angka kembar tersebut jumlahnya banyak, maka dalam perhitungan perlu dirumuskan faktor korelasi dengan rumus sebagai berikut :

Rumus : 12 3 t t Ty Tx=

= −

(17)

45 Dimana :

rs = Koefisien Korelasi Rank Spearman di = Selisih rank X dan Y

n = Banyaknya sample

t = Banyaknya angka yang sama pada suatu ranking tertentu ∑x2

∑y

= Jumlah kuadrat variabel X

2

∑T

= Jumlah kuadrat variabel Y

X

Keterangan :

= Faktor korelasi jumlah kuadrat variabel Y sebagai akibat adanya ranking yang sama

• Bila rs

• Bila r

= 0 atau mendekati 0, maka hubungan antara variabel sangat lemah atau tidak berhubungan sama sekali.

s

Dalam pengolahan uji korelasi, digunakan program SPSS, karena memiliki tingkat keakuratan yang baik. Menurut Sugiyono (2005 : 183) untuk mengetahui interprestasi terhadap kuatnya hubungan maka dapat digunakan pedoman seperti yang tertera pada tabel berikut:

= =1 atau mendekati +1, maka hubungan antara kedua variabel dikatakan sangat kuat dan searah, artinya kenaikan atau penurunan variabel X (pelatihan) akan terjadi bersamaan dengan kenaikan atau penurunan variabel Y (kinerja karyawan) dan sebaliknya.

(18)

46

Tabel 3.4: Interprestasi Koefisien Korelasi

Interval koefisien Tingkat hubungan 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000 Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

Ada beberapa ketentuan yang terkait dengan korelasi Rank Spearman, yaitu :

a. Angka korelasi untuk Spearman berkisar pada 0, yang berarti tidak ada korelasi sama sekali, tetapi kalau angka 1 terdapat korelasi yang sempurna.

b. Sebagai pedoman sederhana, bahwa angka korelasi di atas 0,5 menunjukkan korelasi yang cukup kuat, sedangkan di bawah 0,5 menunjukkan korelasi yang lemah.

c. Selain besarnya nilai korelasi, tanda korelasi juga berpengaruh kepada penafsiran hasil. Tanda – (negatif) pada output menunjukkan adanya arah hubungan yang berlawanan, yang berarti adanya korelasi yang negatif. Demikian juga dengan tanda + (positif) pada output menunjukkan arah hubungan yang sama, dengan pengertian adanya korelasi yang positif.

(19)

47 Untuk mengetahui besarnya kontribusi mengenai pelatihan (Variabel X) terhadap kinerja karyawan (Variabel Y), maka digunakan koefisien determinasi dengan rumus sebagai berikut :

Rumus : Kd = (rs)2 Dimana : x 100% Kd = Koefisien determinasi rs = Koefisien Korelasi

Gambar

Tabel 3.1:Operasional Variabel, Indikator, dan Skala Pengukuran, (Variabel  Independen)
Tabel 3.3: Interval Kelas Pengembangan Karir dan Kinerja

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa Program Diploma III Agrobisnis, Konsentrasi Penyuluhan Pertanian dan Pemberdayaan Masyarakat, melaksanakan PKL I pada desa desa yang telah ditentukan, sesuai dengan

Sebagai suatu pedoman, maka dapat dirumuskan bahwa perubahan-perubahan sosial adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat,

Penelitian untuk mengetahui sifat papan partikel yang dibuat dari limbah tersebut dilakukan dengan cara; partikel kulit manis baik dalam bentuk serbuk gergaji atau serpih,

Permasalahan yang akan dibantu penyelesaiannya adalah yang ke-5 yaitu tentang minat personal, yang mempengaruhi keputusan untuk membeli jasa dan/atau benda seni, yang

Sebagai perbandingan bangunan fasilitas cottage, ada beberapa kawasan wisata dengan fasilitas akomodasinya yang memanfaatkan lingkungan sekitarnya sehingga fasilitas wisata

Hal ini dapat terjadi melalui dua mekanisme yaitu diawali dengan terjadinya hipertrofi ventrikel kiri yang menyebabkan kepayahan otot jantung dalam memompa, maupun

Meskipun terdapat banyak penelitian yang menunjukkan bahwa dislipidemia berhubungan erat dengan angka mortalitas pada penyakit jantung koroner, ternyata hal ini tidak

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat bermanfaat dalam upaya pemahaman mengenai hal peninjauan kembali terhadap putusan pengadilan yang telah memperoleh