• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Selatan dengan berjumlah siswa 30 orang, terdiri dari laki-laki. berjumlah 13 orang dan perempuan berjumlah 17 orang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Selatan dengan berjumlah siswa 30 orang, terdiri dari laki-laki. berjumlah 13 orang dan perempuan berjumlah 17 orang."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting Penelitian

3.1.1 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas V dengan pertimbangan siswa kelas IV sebagai subjek penelitian awal naik kelas menjadi kelas V SD Negeri Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan dengan berjumlah siswa 30 orang, terdiri dari laki-laki berjumlah 13 orang dan perempuan berjumlah 17 orang.

3.1.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Muara Putih Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Sekolah ini merupakan tempat tugas peneliti.

3.1.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 (empat) bulan yaitu mulai bulan Mei sampai Agustus tahun 2014.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan, yaitu dengan menggunakan teknik tes dan nontes.

3.2.1 Teknis Nontes

Menurut Endang Poerwanti dkk. (2008 : 3.19) “Teknik non tes, asesmen dan evaluasi proses dan hasil belajar peserta didik dilakukan tanpa menguji

▸ Baca selengkapnya: jika dalam suatu populasi berjumlah 5000 orang diketahui 0 04

(2)

peserta didik, melainkan dengan melakukan observasi atau pengamatan, melakukan wawancara, menyebar angket, dan lain-lain”. Secara sederhana, observasi dapat diartikan sebagai prosedur sistematis dan baku untuk memperoleh data”. Observasi digunakan untuk mengetahui apakah dengan Model Cooperative Learning tipe Jigsaw pembelajaran dikelas akan lebih efektif dan apakah ada pengaruhnya. Observasi dilakukan oleh observer terhadap aktivitas siswa maupun guru selama proses pembelajaran.

3.2.2 Teknik Tes

Oemar Hamalik dalam Endang Poerwanti dkk (2008: 3.16) “Menyebutkan beberapa jenis tes yang bisa digunakan di Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan, dan Perguruan Tinggi, yaitu: Tes Membaca, Tes Bakat Akademik Kelompok, Batrai Tes Keterampilan Dasar, Tes Kesiapan Membaca, Tes Intelegensi Individual, Tes Hasil Belajar dalam Mata Pelajaran, Tes diagnostik dan tes klistis”. Teknik tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes Hasil Belajar dalam Mata Pelajaran, tes jenis ini dibuat oleh guru sesuai dengan kurikulum sekolah, sehingga tes ini mendapat tempat yang pertama di antara berbagai jenis tes dan digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa mata pelajaran IPS dengan menggunakan Model Cooperative Learning tipe Jigsaw pada kelas V SD Negeri Muara Putih Kecamatan Natar.

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan seperangkat alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tes dan lembar pengamatan. Menurut Wina Sanjaya, (2011: 84-85) “Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu cara ilmiah dalam memecahkan

(3)

masalah pembelajaran yang memerlukan sebuah instrumen pengumpulan data yang tepat untuk menghasilkan suatu data yang diharapkan. Karena sebuah penelitian memerlukan data-data empiris”. Alat yang digunakan oleh peneliti sebagai alat pengumpul data adalah lembar observasi, tes tertulis dan dokumentasi. Jenis tes yang dikembangkan oleh peneliti menggunakan soal-soal tes buatan guru. Basuki, (2009: 40) ”Teknik pengumpulan data dilaksanakan guru ketika proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, namun tidak boleh mengganggu kegiatan pembelajaran, karena guru dalam konteks PTK berperan ganda sebagai pengajar dan peneliti. Dengan demikian instrumen yang mungkin digunakan adalah pengamatan dan observasi terstruktur”.

3.4 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian meliputi data kualitatif dan data kuantitatif. Setelah data diperoleh maka langkah yang dilakukan adalah menganalisis data yang diperoleh, pada bagian ini akan diuraikan mengenai teknik yang digunakan untuk menganalisis data kuantitatif dan kualitatif.

Menurut Aunurrahman dkk. (2010: 9-1) “Analisis data adalah suatu kegiatan untuk mencermati setiap langkah yang dibuat, mulai dari tahap persiapan, proses sampai hasil pekerjaan atau pembelajaran”. Analisis PTK terhadap kegiatan pembelajaran, analisis dilakukan untuk memperkirakan apakah semua aspek pembelajaran yang terlibat di dalamnya sudah sesuai dengan kapasitasnya. Teknik analisis data yang dilakukan adalah:

(4)

3.4.1 Analisis Kuantitatif

Menurut Sugiyono, (2012: 7) “metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu". Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Menurut Sudarwan Danim, (2002: 35).”Peneliti yang melakukan studi kuantitatif mereduksi sedemikian rupa hal-hal yang dapat membuat bias, misalnya akibat masuknya persepsi dan nilai-nilai pribadi”. Jika dalam penelaahan muncul adanya bias itu maka penelitian kuantitatif akan jauh dari kaidah-kaidah teknik ilmiah yang sesungguhnya. Analisis data kuantitatif digunakan teknik statistik sederhana sebagai berikut:

a. Rumus analisis aktivitas siswa

% 100 % x Siswa Tuntas Siswa Ketuntasan

Tabel: 3.1 Aktivitas Siswa No Rentang

Skor

Kategori Konversi Angka

Status Kelulusan

1 80-100 Sangat Baik 4 Lulus

2 70-79 Baik 3 Lulus

3 60-69 Cukup Baik 2 Lulus

4 50-59 Buruk 1 Tidak Lulus

5 0-49 Sangat Buru 0 Tidak Lulus

Sumber: Aunurrahman, dkk (2010: 9-4)

b. Rumus analisis kinerja guru selama proses pembelajaran

x100% Maksimal Skor Perolehan Skor Akhir Skor

(5)

Tabel 3.2 Kinerja Guru

No Tingkat Keberhasilan Kategori

1 86-100% Baik sekali 2 71-85% Baik 3 56-70% Cukup 4 < 56% Kurang Sumber: Aunurrahman, dkk (2010: 9-4) 3.4.2 Analisis Kualitatif

Menurut Bogdan dan Taylor dalam buku Moleong (2004: 3) mengemukakan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut Miles and Huberman dalam Sukidin (2002: 2) “metode kualitatif berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok, masyarakat, dan/atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah”.

Penelitian ini menggunakan teknik deskripstif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat memaparkan secara jelas yang sesuai dengan data dan fakta yang ada, dengan tujuan untuk mengetahui kinerja guru terhadap kegiatan pembelajaran serta kegiatan siswa.

Analisis kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan hasil pembelajaran siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru.

(6)

a. Penilaian hasil belajar tes tertulis

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang mengikuti tes sehingga diperoleh nilai rata-rata. Nilai siswa didapat dengan menggunakan rumus:

x100 Maksimal Skor Perolehan Skor Siswa Nilai  (Aqib dkk, 2009: 205)

b. Penilain Ketuntasan Belajar

Penelitian ini menggunakan dua katego ri ketuntasan belajar yaitu secara individu dan klasikal. Ketuntasan belajar individual didapat dari KKM mata pelajaran yang telah ditetapkan yaitu siswa dinyatakan tuntas dalam belajarnya jika telah mendapatkan nilai ≥60 . Ketuntasan belajar secara klasikal

yaitu mengukur tingkat keberhasilan ketuntasan belajar siswa menyeluruh untuk menghitung persentase ketuntasan belajar klasikal digunakan. rumus: x100% Seluruhnya Siswa Jumlah Tuntas Siswa Jumlah Siswa Ketuntasan Nilai  (Aqib dkk, 2009: 205)

Hasil analisis juga dijadikan sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran atau bahkan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan metode pembelajaran yang tepat.

(7)

3.5 Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya pemecahan masalah atau perbaikan yang dirancang menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan berupa suatu siklus atau daur ulang berbentuk spiral yang setiap langkahnya terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi (Kemmis dkk, dalam Wiriaatmadja, 2006: 66).

Proses Penelitian Tindakan Kelas

Gambar 3.1 Alur PTK (Kemmis dalam Wiriaatmaja,(2006: 66)

Siklus 1

Siklus 2

Rencana Tindakan Pelaksanaan Tindakan Refleksi Observasi Rencana Tindakan Pelaksanaan Tindakan Refleksi Observasi dst

(8)

3.6 Urutan Tindakan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, dengan berbagai kemungkinan perubahan yang dianggap perlu. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Siklus I

1. Perencanaan Tindakan

Rencana tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain :

a. Menyiapkan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan bahan ajar. b. Menyiapkan instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi untuk

kegiatan guru dan siswa.

c. Memilih dan menentukan metode Model Cooperative Learning tipe Jigsaw yang akan digunakan.

d. Menyiapkan alat evaluasi. 2. Pelaksanaan Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti menggunakan Model Cooperative Learning tipe Jigsaw dan media yang digunakan gambar peningalan sejarah yang ada dilingkungan provinsi sekitarnya, untuk menerangkan materi dalam pelajaran IPS.

3. Observasi

Observasi dilaksanakan selama pelaksanaan pembelajaran untuk mengetahui aktivitas dan peningkatan berpikir kreatif siswa dalam berdiskusi dan menyelesaikan masalah diskusi. Guru mengamati apakah penggunaan model Cooperative Learning tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran.

(9)

4. Refleksi

Peneliti Menentukan presentase keberhasilan siswa secara klasikal dan daya serap siswa sebagai bahan perbandingan di s i kl us kedua. Tujuannya untuk mengetahui efektivitas, keberhasilan dan hambatan dari proses pembelajaran IPS menggunakan model Cooperative Learning tipe Jigsaw.

Siklus 2

1. Perencanaan Tindakan

Rencana tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain :

a. Menyiapkan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan bahan ajar. b. Menyiapkan instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi untuk

kegiatan guru dan siswa.

c. Memilih dan menentukan model Cooperative Learning tipe Jigsaw.

2. Pelaksanaan Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti menggunakan Model Cooperative Learning tipe Jigsaw dan media yang digunakan gambar cara menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah di bidang agama dan pemerintahan yang ada di museum.untuk menerangkan materi dalam pelajaran IPS.

3. Observasi

Observasi dilaksanakan selama pelaksanaan pembelajaran untuk mengetahui aktivitas dan peningkatan berpikir kreatif siswa dalam berdiskusi dan menyelesaikan masalah. Guru mengamati apakah penggunaan model Cooperative Learning tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran.

(10)

4. Refleksi

Pada kegiatan ini peneliti menemukan presentase keberhasilan siswa secara klasikal dan tingkat serap siswa sebagai bahan perbandingan di s i kl us kedua. Tujuannya untuk mengetahui efektivitas, keberhasilan dan hambatan dari proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Kemudian melakukan perbaikan berdasarkan evaluasi pemantauan. Dalam mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan I bila hasil refleksi dan evaluasi siklus I menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas IV tidak perlu dilanjutkan dengan menggunakan siklus III. Namun apabila belum memperlihatkan adanya peningkatan kemampuan belajar IPS maka dibuat siklus III yang meliputi tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi.

3.7 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditetapkan:

1. Adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa setiap siklusnya, sebesar 70% dengan KKM ≥ (60) yang telah ditetapkan oleh SD Negeri Muara Putih.

2. Pada akhir penelitian adanya peningkatan secara klasikal sebesar 70% dari kreteria ketuntasan minimal (60) yang ditetapkan sekolah.

Gambar

Gambar 3.1  Alur PTK (Kemmis dalam Wiriaatmaja,(2006: 66)

Referensi

Dokumen terkait

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data hasil penelitian berasal dari distribusi yang normal atau tidak. Dalam penelitian ini, untuk menguji normal

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kualitas anggaran dan belanja daerah Kabupaten Lebak, target serta realisasi PAD dan belanja daerah tersebut dapat digunakan

diusulkan pada penelitian tentang prediksi hasil pemilihan umum adalah dengan menerapkan neural network dan neural network berbasis Particle swarm

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Di

Mendaftarkan semua fail-fail sulit dan Mendaftarkan semua fail-fail sulit dan terbuka di dalam buku pergerakan fail terbuka di dalam buku pergerakan fail Merekod fail-fail

(2010) dalam bukunya “Mengajar Matematika” mengemukakan bahwa memotivasi peserta didik dalam pembelajaran matematika dapat dilakukan dengan cara: 1) menyediakan

Perbedaan kandungan komponen anorganik saliva mungkin dipengaruhi oleh bahan- bahan yang digunakan dalam aktivitas menyirih, misalnya penggunaan kapur sirih yang mungkin

Rancangan Pedoman Pengembangan Sistem Jenjang Karir Profeional Perawat, Jakarta: Direktorat Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI.. Depkes RI.,