• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI-NILAI BUDAYA MINANGKABAU DALAM NASKAH DRAMA MATRILINI KARYA WISRAN HADI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NILAI-NILAI BUDAYA MINANGKABAU DALAM NASKAH DRAMA MATRILINI KARYA WISRAN HADI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

NILAI-NILAI BUDAYA MINANGKABAU DALAM NASKAH DRAMA

MATRILINI KARYA WISRAN HADI

Oleh

,

,

1) Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya nilai-nilai budaya Minangkabau yang ditemukan dalam naskah drama Matrilini karya Wisran Hadi. Salah satu nilai budaya adalah nilai adat yang berkaitan dengan tanggungjawab mamak kepada kemenakannya. Untuk itu peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai nilai budaya Minangkabau dalam naskah drama Matrilini karya Wisran Hadi. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan nilai-nilai budaya Minangkabau dalam naskah drama

Matrilini karya Wisran Hadi.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah yakni; (1) membaca dan memahami naskah drama, (2) mencatat tokoh, dialog dan peristiwa terdapatnya nilai-nilai budaya Minangkabau, dan (3) menginventarisasikan data.

Hasil penelitian ini adalah terdapatnya nilai-nilai budaya Minangkabau dalam naskah drama Matrilini kaya Wisran Hadi yang terbagi menjadi tiga, yaitu: (1) nilai-nilai adat istiadat Minangkabau, (2) nilai organisasi Minangkabau, dan (3) nilai religi Minangkabau. (1) nilai-nilai adat istiadat Minangkabau tercermin dalam pengaturan harta pusaka, peran mamak dan kemenakan, dan jabatan kepala kaum; (2) nilai-nilai organisasi sosial di Minangkabau tercermin dari cara anggota kaum dalam bergaul baik di lingkungan kaumnya atau di lingkungan masyarakat luas; dan (3) nilai-nilai religi di Minangkabau tercermin dari ketaatan beribadah, tidak percaya pada dukun, tidak diizinkannya lelaki bersentuhan dengan wanita bukan muhrim, istri yang harus patuh pada suami, larangan melakukan aborsi, anak yang berbakti, dan larangan berzina.

(5)

THE CULTURAL VALVE IN MINANGKABAU IN DRAMA TEXT

MATRILINI CREATED

BY WISRAN HADI

,

,

1) Student of Indonesia Language and Literature Education Development Studies STKIP PGRI West Sumatera

2) 3) Lecturers of Indonesia Language and Literature Education Development Studies STKIP PGRI West Sumatera

ABSTRACT

This research is motivated by the culture valve in Minangkabau that can be found in drama text

Matrilini the art belongs to Wisran Hadi. One of culture valve is the custom valve related to

responsibility of uncle to his nephew or niece. That’s why the writer want to do the research abou the cultural valve in Minangkabau in drama text belongs to Wisran Hadi. The purpose of this research is to describe the cultural valve in Minangkabau in the art Matrilini belongs to Wisran Hadi.

Kind of this research is qualitative. The Method that is used in this research is descriptive analytic method. Collected data has done by the steps followed : (1) reading and comprehending drama text, (2) note the character, dialogue and event which contains the cultural valve of Minangkabau, and (3) classify the data.

The result of this research is: there are culture valve of Minangkabau in Matrilini created by Wisran Hadi that distinguishinto three parts, they are: (1) the valve of custom in Minangkabau, (2) valve of organisation in Minangkabau, (3) valve of religion in Minangkabau. (1) valve of custom in Minangkabau can be seen from the way of divided of inheritance, uncle’s role and niece , nepheww’s and the role of leader in the group. (2) valve of organisation in Minangkabau can be seen from the way of citizen to interact in sosial life in their environment or with the others. (3) valve of religion can be seen from the way of people in obey the rules to God, not believe in witch, woman and men who is not married cannot touch each other , wife must obey her husband’s will, forbidden of abortion, good child and prohibit of free sex.

(6)

PENDAHULUAN

Kebudayaan merupakan hasil ciptaan manusia yang telah bertahan secara turun-temurun. Kebudayaan diciptakan oleh suatu masyarakat sebagai tanda bahwa ada suatu peradabaan pada suatu massa. Kebudayaan tersebut tercipta berdasarkan kesepakatan-kesepakatan yang telah dicapai oleh kelompok masyarakat. Hasil kebudayaan tersebut diantaranya adalah karya sastra. Minangkabau juga memiliki beranekaragam hasil budaya, salah satunya karya sastra. Karya sastra tersebut diantaranya yaitu naskah drama. Salah satu naskah drama yang berlatarkan budaya adalah naskah drama Matrilini karya Wisran Hadi. Drama Matrilini mengambil latar penceritaan masyarakat dari daerah Minangkabau. Naskah drama Matrilini yang ditulis oleh Wisran Hadi, menjelaskan nilai budaya yang digambarkan di dalamnya berhubungan dengan sikap, sifat dan tingkah laku masyarakat Minangkabau.

Dalam penelitian ini peneliti mengelompokkan data sesuai dengan nilai-nilai budaya Minangkabau yang digambarkan. Menurut Esten (dalam Abdurahman 2011:1) nilai-nilai budaya masyarakat Minangkabau dicitrakan dengan adagium “adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah”. Adagium itu merupakan landasan filosofis kelompok etnis Minangkabau dalam menjalani kehidupan. Adagium yang dijadikan landasan tersebut adalah berupa adat dan syariat Islam. Harian Kompas (dalam Abdurahman, 2011:2) tokoh-tokoh asal Minangkabau tampil ketingkat nasional dan internasional tidak terlepas dari kebudayaanya, karena dalam adat minangkabau salah satu ungkapan adatnya menyebutkan “tinggi dek dianjuang, gadang dek diamba”. Artinya di dalam konsep budaya Minangkabau seseorang menjadi tinggi karna ditinggikan dan menjadi besar karna dibesarkan oleh masyarakatnya dan kehendak Sang Pencipta. Kebesaran dan ketinggian kedudukan seseorang tidak hanya karna usaha dirinya sendiri tapi sejatinya juga merupakan keinginan dan harapan dari orang-orang disekitarnya melalui musyawarah dan mufakad sebagai perwujudan nilai budaya mereka. Karena itu, tidak mengherankan apabila ditemukan dalam adat digariskan bahwa apapun yang akan dilakukan mesti melalui musyawarah dan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Dari ketiga komponen diatas yang diteliti pada peelitian ini adalah (1) nilai-nilai budaya terkait dengan adat istiadat Minangkabau, (2) nilai-nilai budaya terkait dengan organisasi sosial Minangkabau dan (3) nilai-nilai budaya terkait dengan sistem religi Minangkabau.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif. Menurut Ratna (2004:47) penelitian kualitatif adalah memperkenankan hakikat nilai-nilai yang objek penelitian bukan gejala sosial sebagai bentuk subtantif, melainkan makna-makna yang terkandung di balik tindakan, yang justru mendorong timbulnya gejala sosial tersebut. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitik. Metode penelitian ini dilakukan melalui gabungan dua metode, yaitu deskriptif dan analisis. Metode deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Selain menguraikan juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya (Ratna, 2004:53).

Data pada penelitian ini adalah kutipan teks berupa dialog tentang nilai budaya Minangkabau yang berhubungan dengan nilai budaya Minangkabau dalam naskah drama Matrilini karya Wisran Hadi. Lebih tepatnya unsur intrinsiknya adalah bagian penokohan dan dialog. Hal ini karena pada bagian ini akan tampak bagaimana bentuk nilai-nilai budaya yang terdapat dalam naskah drama ini. Sumber data penelitian ini adalah naskah drama Matrilini karya Wisran Hadi.

(7)

Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, dan dibantu oleh format inventarisasi data (Afrizal, 2014:134). Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1) membaca dan memahami naskah drama Matrilini karya Wisran Hadi, 2) Mencatat dialog-dialog, penokohan dan peristiwa terdapatnya nilai-nilai budaya, 3) Menginventarisasikan teks yang mengandung nilai-nilai budaya Minangkabau dengan format iventarisasi data.

Penelitian ini menggunakan teknik pengabsahan data berupa uraian rinci. Moleong (2010:338) menyatakan teknik uraian rinci ini, menuntut peneliti agar melaporkan hasil penelitiannya sehingga uraiannya itu dilakukan seteliti dan secermat mungkin yang menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan. Uraiannya harus mengungkapkan segala sesuatu yang dibutuhkan pembaca untuk memahami temuan penelitian. Penganalisisan data dalam penelitian ini sebagai berikut. Patton (dalam Moleong, 2010:280) menyatakan bahwa teknik penganalisisan data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, satuan uraian dasar. Langkah-langkah yang dilakukan teknik penganalisisan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, mendeskripsikan data yang ditemukan dalam naskah drama. Kedua, menganalisis data. Ketiga, menginterpretasikan data. Keempat, menyimpulkan hasil temuan. Kelima, menulis laporan hasil penelitian.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini dilihat dari nilai-nilai budaya Minangkabau yang terdapat dalam naskah drama Matrilini karya Wisran Hadi. Penelitian mengenai nilai-nilai budaya Minangkabau dalam naskah drama Matrilini karya Wisran Hadi terbagi menjadi tiga, yaitu: (1) nilai-nilai budaya terkait dengan adat Minangkabau; (2) nilai-nilai budaya terkait dengan Organisasi Sosial Minangkabau dan (3) nilai-nilai budaya terkait dengan sistem religi Minangkabau. Semua itu digambarkan Wisran Hadi dalam naskah drama yang berjudul Matrilini.

Nilai budaya yang pertama adalah nilai adat istiadat Minangkabau. Nilai adat berarti keadaan atau kebiasaan yang dijadikan pedoman dalam kehidupan. Nilai-nilai adat yang terdapat dalam naskah drama Matrilini tercermin dalam harta pusaka, jabatan kepala kaum, peran mamak dan hubunganya dengan kemenakan.

Nilai budaya yang kedua adalah nilai organisasi sosial Minangkabau. Salah satu cara bersosial kaum Minangkabau dengan bermusyawarah dan berkumpul jika ada permasalahan dan sedang berlangsungnya acara-acara adat. Dalam naskah drama Matrilini, bagian sosial tersebut masih dilaksanakan. Musyawarah dan berkumpul tampak pada saat terjadinya masalah dan acara adat.

Nilai budaya ketiga adalah nilai religi Minangkabau. Nilai-nilai religi ini tercermin ketika masih dijadikanya ajaran agama sebagai pedoman. Hal itu tampak pada saat tidak diizinkanya lelaki yang bukan muhrim untuk menyentuh seorang wanita, peran istri yang harus patuh kepada suami, tidak dibenarkanya melakukan aborsi, tidak percaya adanya dukun, larangan terhadap zina, kewajiban melakukan sholat 5 waktu dan anak yang bebakti

.

2. Pembahasan

Pada bagian ini, dijelaskan mengenai hasil penelitian yang berupa deskripsi dan analisis data. Data yang ditemukan, yaitu nilai-nilai budaya terkait dengan adat istiadat Minangkabau, nilai budaya terkait dengan organisasi sosial Minangkabau, dan nilai budaya terkait dengan sistem religi Minangkabau.

1. Nilai-nilai budaya terkait dengan adat istiadat Minangkabau

Nilai budaya yang dibahas pada adat istiadat ini adalah nilai adat yang sudah menjadi aturan dan poin yang selalu ada hingga terun temurun. Wisran hadi menggambarkan nilai adat istiadat yang dimaksud salah mengenai pengaturan harta pusaka, peran mamak dan kemenakan serta gelar penghulu. Harta pusaka merupakan harta warisan di Minangkabau yang aturan pewarisanya diberikan pada kaum perempuan berdasarkan garis keturunan ibu. Harta pusaka yang pewarisanya dimiliki kaum perempuan tidak dapat dijual namun digadaikan dengan syarat tertentu. Pengaturan pemanfaatan harta pusaka ini

(8)

diatur oleh seorang mamak atau datuk dalam kaum. Mamak merupakan seseorang yang yang bertugas membimbing anak kemenakan dalam kaumnya. Kaum di Minangkabau cendrung melakukan pengaturan harta pusaka dengan aturan yang dilakukan oleh penghulu. Contohnya saja masyarakat Minangkabau selalu memanfatkan harta pusaka kaumnya untuk kepentingan pernikahan anak kemenakanya yang sudah waktunya menikah.

2. Nilai-nilai budaya terkait dengan organisasi sosial Minangkabau

Nilai budaya yang dibahas pada organisasi sosial ini adalah nilai organisasi sosial yang sudah menjadi kebiasaan yang selalu ada secara turun temurun. Wisran hadi menggambarkan nilai organisasi sosial tersebut mengenai musyawarah pada saat acara pesta perkawinan dan musyawarah pada saat acara penjamuan tamu. Musyawarah merupakan kebiasaan masyarakat Minangkabau pada saat membahas suatu masalah atau perkara. Hal itu masih dapat kita lihat dikehidupan sekarang. Banyak masyarakat Minangkabau yang masih melakukan kegiatan musyawarah dan mufakad pada saat menyelesaikan masalah pada kaumnya maupun urusan kegiatan dilingkunganya.

3. Nilai-nilai budaya terkait dengan sistem religi Minangkabau

Nilai budaya yang dibahas pada nilai religi ini adalah nilai religi yang sudah menjadi kebiasaan masyarakat Minangkabau untuk beribadah dan mengamalkan ajaran alquran. Wisran hadi menggambarkan nilai religi tersebut mengenai nilai religi terhadap larangan bukan muhrim untuk saling bersentuhan, nilai religi terhadap peran istri yang harus patuh pada suami, nilai religi terhadap larangan melakukan abosri, nilai religi terhadap ketidakpercayaan pada ilmu hitam dan dukun, nilai religi terhadap ketaatan beribadah, nilai religi terhadap anak yang berbakti, dan nilai religi terhadap larangan berzina. Nilai religi masyarakat Minangkabau tampak pada masih banyaknya masyarakat yang beribadah dan menjadikan agama dan alquran sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan. Hal itu dapat kita lihat pada kehidupan sekarang. Masyarakat masih banyak yang sholat ke mesjid untuk berjamaah pada saat waktu sholat telah tiba

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai simpulan, dan saran. Hal ini dijelaskan sebagai berikut.

1. Kesimpulan

Nilai budaya diartikan sebagai hal-hal yang dianggap penting dan berharga oleh masyarakat sehingga hal penting tersebut dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan. Wisran Hadi dalam naskah drama Matrilini menggambarkan pengetahuannya terhadap permasalahan nilai-nilai budaya Minangkabau.

Pada penelitian ini bertujuan untuk menemukan nilai-nilai budaya Minangkabau yang dibahas dalam naskah drama Matrilini karya Wisran Hadi. Hasil dari penelitian ini membahas nilai budaya Minangkabau yang dikategorikan dalam 3 kelompok, yaitu (1) nilai budaya terkait dengan adat istiadat Minangkabau,; (2) nilai budaya terkait dengan organisasi sosial Minangkabau; (3) nilai budaya terkait dengan sistem religi Minangkabau. Masing-masing nilai budaya tersebut ditunjang oleh peristiwa yang terjadi dalam naskah drama Matrilini karya Wisran hadi. Peristiwa yang terjadi dalam naskah drama tersebut membicarakan kebiasaan dan ketaatan yang dilakukan oleh orang Minang dalam menjunjung nilai budaya terhadap adat Minangkabau yang fanatik.

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan di atas terdapat banyak nilai-nilai budaya Minangkabau. Dari itu penulis menyarankan sebagai berikut. Pertama,bagi pembaca, untuk lebih memahami budaya yang ada, khususnya untuk orang Minangkabau agar lebih bisa mempedomani nilai budaya Minangkabau dalam kehidupan agar tidak terpengaruh lebih jauh dengan budaya luar dan perkembangan zaman.Kedua, bagi guru di sekolah naskah drama Matrilini karya Wisrah Hadi ini dapat dijadikan media untuk pembelajaran apresiasi drama. Ketiga,Bagi peneliti sendiri, penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dalam menganalisis karya sastra khususnya tentang nilai-nilai budaya yang ada dalam masyarakatDan keempat, bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian

(9)

terhadap naskah drama ini dengan aspek yang berbeda atau aspek yang sama dengan naskah drama yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman. 2011. Nilai-Nilai Budaya Dalam Kaba Minangkabau. Padang: UNP Press. Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hadi,Wisran.1988.”Matrilini”.Padang

.

Moleong, Lexy. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. RemajaRosdakarya. Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Referensi

Dokumen terkait

Ukiran adat Minangkabau tidak memiliki pola tertentu, sesuai dengan sifat gejala alam yang sukar dibuat polanya. Pola ukiran Minangkabau hanya terletak dalam pikiran dan

Berdasarkan hasil penelitian dapat terungkap bahwa nilai-nilai budaya Minangkabau yang terdapat dalam novel Cinta di Kota Serambi karya Irzen Hawer yaitu nilai sistem

Data penelitian ini adalah berupa kata-kata dan kalimat dari unsur budaya Minangkabau yang meliputi kekerabatan, harta pusaka dan perkawinan yang terdapat dalam

Nilai budaya Minangkabau yang mengajarkan hubungan manusia dengan sesama ini terdapat dalam novel yang menjadi objek penelitian ini yaitu Negeri 5 Menara karya

Berdasarkan latar belakang maka penelitian perkembangan syarat menggadai tanah harta pusaka tinggi dalam masyarakat adat Minangkabau di Kabupaten Agam nagari Kamang Mudiak penting

Nilai budaya Minangkabau yang terkandung di dalam naskah Pasambahan Batagak Pangulu ditemukan nilai kerendahan hati dan penghargaan terhadap orang lain, nilai

Ukiran adat Minangkabau tidak memiliki pola tertentu, sesuai dengan sifat gejala alam yang sukar dibuat polanya. Pola ukiran Minangkabau hanya terletak dalam pikiran dan

Dari asas-asas diatas maka terlihat bahwa sistem kewarisan yang dipakai oleh adat Minangkabau adalah sistem kewarisan Kolektif Matrilinial, yang artinya harta pusaka peninggalan para