• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI-NILAI ADAT MINANGKABAU DALAM NOVEL MEMANG JODOH KARYA MARAH RUSLI ARTIKEL ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NILAI-NILAI ADAT MINANGKABAU DALAM NOVEL MEMANG JODOH KARYA MARAH RUSLI ARTIKEL ILMIAH"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI-NILAI ADAT MINANGKABAU DALAM NOVEL

MEMANG JODOH KARYA MARAH RUSLI

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

RIKA AGUSTIN

NPM 09080066

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMBAR

PADANG

(2)

NILAI-NILAI ADAT MINANGKABAU DALAM NOVEL MEMANG JODOH

KARYA MARAH RUSLI

oleh

Rika Agustin

1

, Iswadi Bahardur

2

, Lira Hayu Afdetis Mana

3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

Indeed Houses, a novel set in Minangkabau calture that many tradisional Minangkabau

describe the problem. This study was conducted to describe the traditional Minangkabau values contained in the novel. This research is a qualitative descriptive method. This research is used to describe the data contained in the novel. Data collocted by the steps: (1) read and understand the novel, (2) quotation marks, (3) inventory of data, (4) to classify the data. Based on the description of the data and the results of this study concluded that the traditional Minangkabau values contained in the novel, namely, marriange matrilineal, mamak roles and marriagebetween ethnic groups in Indonesia. (1) matrilineal marriage is a marriage with close relative such as child marriage with the niece or home kebako. (2) mamak role in Minangkabau is a guard treasures and meet all the needs of his nephew, such as school fees, and matrilineal problems. (3) inter-ethnic marriages are prohibited in Minangkabau in Indonesia because it can damage the system and the pattern of Minangkabau customs.

(3)

NILAI-NILAI ADAT MINANGKABAU DALAM NOVEL MEMANG JODOH

KARYA MARAH RUSLI

oleh

Rika Agustin

1

, Iswadi Bahardur

2

, Lira Hayu Afdetis Mana

3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Memang Jodoh merupakan novel yang berlatar budaya Minangkabau yang banyak

memaparkan masalah adat Minangkabau. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan nilai-nilai adat Minangkabau yang terdapat di dalam novel. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan data yang terdapat di dalam novel. Pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah yakni; (1) membaca dan memahami novel, (2) menandai kutipan (3) menginventarisasikan data, (4) mengklasifikasikan data. Berdasarkan deskripsi data dan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai adat Minangkabau yang terdapat dalam novel yaitu, Perkawinan matrilineal, peranan mamak dan perkawinan antar suku bangsa di Indonesia. (1) perkawinan matrilineal merupakan perkawinan dengan keluarga dekat seperti perkawinan anak dengan kemenakan atau pulang kebako. (2) peranan mamak di Minangkabau adalah sebagai penjaga harta pusaka dan memenuhi segala kebutuhan kemenakannya, seperti biaya sekolah, dan masalah perkawinan. (3) perkawinan antar suku bangsa di Indonesia dilarang di Minangkabau karena bisa merusak sistem dan pola adat istiadat Minangkabau.

(4)

PENDAHULUAN

Karya sastra merupakan karya seni yang menceritakan kehidupan manusia. Dalam karya sastra terdapat berbagai macam pengalaman hidup kemanusiaan. Sastrawan yang cerdas akan berusaha menggambarkan dengan baik pengalaman kemanusiaan tersebut agar karyanya benar-benar bermakna bagi pembaca. Masalah apapun yang dilukiskan dalam sastra pada intinya berhubungan dengan manusia. Manusialah yang menjadi pelaku cerita dalam setiap peristiwa. Menurut Marcuse (dalam Atmazaki 2007:3), sastra mengungkapkan keterasingan dan kesadaran akan ketidakbahagiaan masyarakat berhadapan dengan dunia yang terpecah belah karena harapan-harapan yang tidak terwujud dan impian-impian yang diingkari. Dalam konteks ini tokoh yang dihadirkan pengarang adalah manusia yang tertekan dan tertindas. Pengarang dalam tulisannya mengungkapkan kenyataan-kenyataan sosial yang belum dapat terwujud dalam kehidupan nyata. Dengan demikian, karya sastra bukan saja merupakan refleksi terhadap keadaan masyarakat, tetapi juga reaksi terhadap kenyataan masyarakat. Karya sastra sangat bermanfaat bagi manusia. Melalui karya sastra, manusia dapat mengambil pelajaran tentang persoalan-persoalan hidup. Karya sastra yang bermanfaat bagi pembaca adalah novel. Sebagai sebuah karya sastra yang kreatif, novel menarik dan penting untuk dibaca, karena novel mengandung nilai-nilai kehidupan yang dikemas dalam struktur yang padu. Nilai-nilai kehidupan yang dapat diinterpretasikan dari novel adalah nilai-nilai adat Minangkabau. Novel Indonesia yang mengangkat tema adat Minangkabau adalah novel Memang jodoh karya Marah Rusli. Oleh sebab itu, novel Memang Jodoh ini diangkat sebagai bahan kajian penelitian karena permasalahan yang muncul sangat menarik dan jarang ditemukan dalam novel sastra kebanyakan. Novel ini membahas tentang ketidakadilan adat Minangkabau terhadap masyarakat untuk menentukan dan memilih pasangan hidup. Semua masyarakat seolah terikat oleh adat yang sangat susah untuk digoyahkan. Hal inilah yang melatarbelakangi peneliti untuk mengkaji lebih jauh lagi tentang nilai-nilai Adat Istiadat Minangkabau dalam novel Memang Jodoh Karya Marah Rusli.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif yang digunakan pada penelitian analisis nilai-nilai adat istiadat Minangkabau dalam novel

Memang Jodoh karya Marah Rusli yaitu, data terurai dalam bentuk kata-kata atau gambar-gambar

bukan dalam bentuk angka-angka yang sesuai dengan penjelasan Semi (1993:24) menyatakan bahwa metode deskriptif dimaksudkan untuk mempermudah pemahaman dan penyimpulan hasil penelitian.

HASIL PENELITIAN

Nilai-nilai adat Minangkabau yang dianalisis dalam novel Memang Jodoh adalah nilai adat Minangkabau yang berhubungan dengan perkawinan matrilineal, peranan mamak dan perkawinan antar suku bangsa di Indonesia.

1. Perkawinan Matrilineal

Perkawinan matrilineal adalah perkawinan yang dilakukan oleh keluarga dekat saja seperti perkawinan antara anak dan kemenakan, perkawinan demikian bisa disebut sebagai perkawinan matrilineal. Hal ini berguna untuk mengawetkan harta pusaka kaumnya agar tidak jatuh ke tangan orang lain, walaupun demikian perkawinan matrilineal ini juga bisa mendatangkan dampak buruk apabila perkawinan tersebut tidak berjalan lama. Hal inilah yang ditakutkan oleh ibunda Hamli saat seluruh keluarga besarnya memutuskan agar Hamli menikahi anak mamaknya, takut jika perkawinan itu tidak akan bertahan lama maka bercerai berailah keluarga besarnya.

(5)

2. Peranan Mamak

Peranan mamak dalam masyarakat Minangkabau adalah sebagai penopang bagi kehidupan kemenakan dan kaumnya. Selain itu mamak juga mempunyai hak penuh atas segala sesuatu mengenai kemenakannya, baik itu masalah perkawinan, pendidikan serta masalah rumah tangga sekalipun Dia boleh untuk ikut campur. Begitulah yang dialami oleh Hamli pada saat Hamli dipaksa kawin dengan perempuan Padang karena pernikahan Hamli di Bogor tidak direstui oleh para mamaknya jadi Hamli dipaksa kawin lagi di Padang dan diminta untuk segera menceraikan istrinya yang ada di Bogor.

3. Perkawinan Antar Suku Bangsa di Indonesia

Indonesia terdiri dari beberapa suku bangsa yang berbeda-beda tetapi tetap menjadi satu kesatuan di dalam pemerintahan negara Indonesia. Padang Propinsi Sumatra Barat terdapat juga berbagai macam suku antar daerah. Jika terdapat dalam satu daerah suku yang sama itu bearti mereka bersaudara dan tidak boleh menikah antara satu dengan yang lain. Perkawinan dengan orang luar, terutama mengawini perempuan luar dipandang sebagai perkawinan yang akan merusak struktur adat Minangkabau. karena setiap anak yang lahir dari perkawinan itu bukanlah suku bangsa Minangkabau. disamping itu kehidupan istri akan menjadi beban bagi suaminya, kaumnya, dan nagarinya (A.A Navis, 1984:195). Perkawinan campuran ini telah dilakukan oleh Hamli pada saat Hamli bersekolah di Bogor, Hamli menikahi seorang gadis Sunda yang bernama Din Wati, akibat perkawinan itulah Hanli harus dibuang oleh keluarganya karena telah dianggap telah berani melanggar adat istiadat Minangkabau maka dari itu Hamli harus mendapatkan ganjarannya yaitu di sisihkan dari sanak saudaranya seumur hidup.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian nilai-nilai adat Minangkabau yang dapat di temukan dalam novel Memeng Jodoh adalah, perkawinan matrilineal, peranan mamak dan perkawinan antar suku bangsa di Indonesia. Perkawinan matrilinieal merupakan perkawinan yang terjadi antara keluarga dekat saja, seperti pulang kebako atau pulang kemamak. Tokoh Hamli dalam novel Memang Jodoh telah ditunangkan dengan anak mamaknya semenjak Hamli masih kanak-kanak, hal ini dilakukan agar Hamli tidak jatuh ketangan orang lain jika perkawinan ini terjadi maka perkawinan ini bisa disebut dengan perkawinan matrilineal. Peranan mamak di Minangkabau adalah sebagai tiang dari sebuah rumah gadang. Mamak sangat disegani dalam sebuah suku karena mamak adalah sebagai pengatur dalam kehidupan anak kemenakannya dan juga sebagai penyelesai dari setiap silang sengketa yang terjadi. Tokoh Baginda Raja dalam novel Memang Jodoh adalah sebagai mamak dari Hamli, Baginda Rajalah yang membiayai sekolah Hamli, mulai dari Hamli sekolah di Bukit Tinggi sampai Hamli bersekolah di Bogor. Baginda Raja sanggup menggadaikan sawah hanya untuk keperluan sekolah Hamli. Peranannya sebagai mamak sudah dijalaninya dengan baik, tetapi pengorbananya tidak setimpal dengan apa yang diterimanya, yang didapatkannya hanya rasa kecewa karena Hamli menolak menikahi puterinya dan lebih memilih menikah dengan wanita Sunda. Perkawinan antar suku bangsa di Indinesia merupakan perkawinan yang berbeda suku daerah seperti orang Minangkabau menikah dengan orang suku Ambon atau sebaliknya, pernikahan yang seperti inilah yang dinamakan pernikahan antar suku bangsa yang ada di Indonesia. Minangkabau melarang perkawinan yang berbeda suku bangsa karena Minangkabau menganut sistem matrilineal yaitu suku mengikuti garis keturunan ibu, jika laki-laki Minangkabau menikahi perempuan luar dari suku Minangkabau maka anak yang lahir tidak akan memiliki suku dan anak tersebut tidak bisa diakui sebagai orang Minangkabau. Begitu juga dengan wanita Minangkabau jika Dia menikah dengan laki-laki diluar suku Minangkabau maka anak yang lahir tidak akan memiliki bako, hal ini akan mempersulit sang anak pada saat resepsi pernikahannya nanti karena tradisi dan adat istiadat Minangkabau anak daro atau marapulai akan diturunkan dari rumah bakonya untuk diarak keliling kampung. Maka dari itu laki-laki dan perempuan Minang dilarang menikah dengan orang luar suku Minangkabau guna untuk mempertahankan suku masyarakat Minangkabau agar tidak dicampuri oleh masyarakat luar. Tokoh Hamli dalam novel

(6)

Din Wati seorang gadis Sunda yang berasal dari kota Bogor, karena perbuatannya itu Hamli terpaksa dibuang dari tanah kelahirannya, pembuangan ini bukan hanya setahun dua tahun tapi pembuangan seumur hidup.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang nilai-nilai adat Minangkabau maka dapat disimpulkan bahwa di Minangkabau sangat milazimkan perkawinan dengan keluarga dekat tetapi hal ini hanya terjadi pada zaman dahulu sedangkan pada zaman sekarang sudah jarang terjadi perkawinan dengan keluarga dekat karena masyarakat menganggap perkawinan dengan keluarga dekat tidak akan membuat masyarakat kita berkembang. Begitu juga dengan peranan mamak di Minangkabau, kalau dilihat pada zaman sekarang mamak sudah tidak lagi berperan sebagai mana mestinya. Mamak yang ada pada zaman sekarang sudah tidak lagi membimbing kemenkannya. Sedangkan pada zaman dahulu mamak berperan sangat besar dalam sebuah suku dan rumah gadang karena mamak memerdekakan anak kemenakannya menambah dan menjaga harta pusaka bukan malah menghabiskan harta pusaka. Sedangkan perkawinan antar suku bangsa di Indonesia sudah marak terjadi dikalangan masyarakat Minangkabau mereka sudah tidak lagi menghiraukan tentang pantangan yang dibuat oleh para tetua adat dan nenek moyang masyarakat Minangkabau. Karena setiap pelanggaran yang dibuat oleh mereka tidak lagi mendapatkan sanksi, maka dari itu mereka memandang remeh larangan perkawinan beda suku budaya.

SARAN

Nilai-nilai adat istiadat Minangkabau sudah banyak mengalami perubahan dari zaman ke zaman sesuai dengan pola pemikiran masyarakat pada saat ini. Kita tidak tahu adat istiadat Minangkabau ini akan mengarah kemana. Maka dari itu marilah kita bercermin pada sejarah terbentuknya adat istiadat Minangkabau ini agar tidak terjadi perubahan yang membuat masyarakat kita menjadi bingung dalam menjalani kehidupan mereka pada saat ini. Berdasarkan hasil penelitian dalam novel Memang Jodoh Karya Marah Rusli dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut

:

1.

Masyarakat, dalam mewujudkan nilai-nilai adat istiadat yang baik untuk wilayah Minangkabau, maka diperlukan suatu kekompokan agar terbentuknya persatuan yang bisa memegang teguh budaya yang kita miliki saat ini. Semua ini tidak akan berjalan sebagaimana mestinya kalau masyarakat kita tidak mau mengikuti dan menjaga tradisi yang membuat masyarat Minangkabau ini menjadi terkenal dengan budayanya. Maka marilah kita memulai dari masing-masing individu yang ada di wilayah Minangkabau ini untuk menjaga dan melestarikan budaya yang kita punya agar tidak terjadi pergeseran budaya, yaitu dari budaya Minang menjadi budaya barat.

2. Siswa, supaya lebih semangat dalam mempelajari karya sastra untuk dapat mempelajari

dan menerapkan nilai-nilai yang terdapat dalam karya satra

3.

Guru Bahasa dan Sastra Indonesia beserta calon guru, hasil penelitian ini dapat

menambah wawasan untuk

mengajarkan sastra kepada siswa dengan cara

bervariasi.

4. Bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian, peneliti berharap agar lebih

memfokuskan penelitian pada bidang adat istiadat Minangkabau saja. Ini bertujuan agar penelitian tersebut lebih mendalam dan bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat

(7)

IMPLIKASI

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap novel Memang Jodoh karya Marah Rusli, maka penelitian ini dapat diajarkan melalui Standar Kompetensi (SK) 7 yaitu “Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia atau novel terjemahan”. Kompetensi Dasar (KD) 7.2 “Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ektrinsik novel Indonesia atau terjemahan. Indikator yang perlu dicapai Kompetensi Dasar ini terdapat dalam kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA kelas XI semester dua.

Implikasi di sekolah bisa dilakukan pada pembelajaran apresiasi prosa di kelas. Guru menjelaskan cara menganalisis nilai-nilai adat Minangkabau. Kemudian guru memberi penggalan novel dan meminta siswa untuk membaca penggalan novel tersebut. Selanjutnya siswa diminta untuk menganalisis nilai-nilai adat Minangkabau yang ada di dalam penggalan novel Memang

Jodoh karya Marah Rusli. Selanjutnya guru bersama siswa mengoreksi tugas siswa kemudian guru

memberi penguatan agar siswa dapat memahami cara menganalisis nilai-nilai adat Minangkabau dalam novel.

KEPUSTAKAAN

Atmazaki. 2005. Ilmu Sastra: Teori dan Terapan. Padang: Citra Budaya Indonesia.

Navis, A.A 1984. Alam Terkembang Jadi Guru Adat dan Kebudayaan Minangkabau. Jakarta: Temprit Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Bulanan Kinerja Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian bulan ini melaporkan tentang realisasi pelaksanaan kegiatan pada Pusat PVTPP pada bulan Januari

[27]Prastyo, Elly., “Sintesis Bioetanol dari Limbah Biji Durian ( Durio zibethinus) Dengan Variasi pH pada Proses Fermentasi ” , (Semarang : Tugas Akhir. Program Studi Teknik

Loan to Deposit Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana kemampuan suatu bank dalam membiayai kembali penarikan dana yang

Penggunaan dan pembangunan yang tidak terkendali di daerah sempadan sungai merupakan kondisi nyata di lapangan yang mengindikasikan kompleksitas permasalahn yang

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih karunia-Nya yang telah diberikan pada penulis sehingga berhasil menyelesaikan Laporan Skripsi ini

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS TELKOM TENTANG PENUGASAN/ PENGANGKATAN DOSEN PENGAJAR DAN KOORDINATOR MATAKULIAH PADA PROGRAM STUDI 52 TEKNIK ELEKTRO SEMESTER GANJIL

Ekstrak yang optimal dilakukan pengujian efek analgesik dalam bentuk sediaan gel dengan menggunakan 3 variasi konsentrasi basis HPMC yaitu 5%, 10%, 15%, sebagai

Dalam hal ini tidak dikemukakan apa isi dari penghinaan, melainkan bagaimana pernyataan yang bersangkutan itu dikeluarkan. Bentuk dan caranya yang merupakan