THE WILD FOREST
ATMOSPHERE AT THE CONVENTION AND RECREATION
SKRIPSI
OLEH
CANDRA KIRANA NADEAK
100406022
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
THE WILD FOREST
ATMOSPHERE AT THE CONVENTION AND RECREATION
SK R I P S I
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Dalam Departemen Arsitektur
Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Oleh
CANDRA KIRANA NADEAK
100406022
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERNYATAAN
THE WILD FOREST
ATMOSPHERE AT THE CONVENTION AND RECREATION
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan 9 April 2014
CANDRA KIRANA NADEAK
Judul Skripsi
: The Wild Forest Atmosphere at The Convention And
Recreation
Nama Mahasiswa
: Candra Kirana Nadeak
Nomor Pokok
: 100406022
Departemen
: Arsitektur
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Ir. Rudolf Sitorus MLA
Koordinator Skripsi,
Ir. Bauni Hamid, M.Des, Ph.D
Ketua Program Studi,
Tanggal Lulus:
Telah Di Uji Pada
Tanggal
Panitia Penguji Skripsi
Ketua Komis Penguji : Ir. Rudolf Sitorus MLA
Anggota Komisi Penguji : Imam Faisal Pane ST. MT.
Ir. Vinky Rahman MT.
ABSTRAK
Sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia, medan kini telah mengalami perkembangan dan peningkatan di segala aspek kehidupan, mencakup bagian dari peningkatan pembangunan, nilai sosial, ekonomi, budaya, serta politik. Pesatnya pembangunan kota dan maraknya kegiatan serta event bertaraf nasional hingga internasional selaras dengan meningkatnya kebutuhan akan ruang pertemuan dan teman rekreasi terbuka. Sebagai kota yang besar selayaknya medan memfasilitasi kegiatan, event dan rekreasi warga kotanya.
The Wild Forest Atmosphere at The Convention and Recreation bertujuan untuk memfasilitasi pertemuan dan kegiatan bertaraf nasional hingga internasional serta menjadi ruang terbuka hijau kota medan dan menjadi daerah hutan resapan sungai deli.
Konsep dari bangunan sendiri mengexplorasi tentang hutan Indonesia yang menghasilkan rancangan bersuasana layaknya alam liar yang memiliki pepohonan, sungai dan bangunan yang berbentuk gunung. Suasana dan bentuk bangunan yang kontras dengan keadaan di sekitarnya diyakini bisa menjadi sebuah urban landmark baru di kota Medan.
ABSTRACT
As the third largest city in Indonesia, now Medan has experienced growth and
improvement in all aspects of life, including part of the increase in development, social,
economic, cultural, and political. The rapid development of the city and the rise of
national activities and events up to international standard, in line with the increasing
demand for meeting rooms and open recreation friend. As a large city should facilitate
field activities, events and recreation of their population.
The Wild Forest atmosphere at The Convention and Recreation aims to facilitate
the activities and meetings of international and national, level and to become a city open
space and into a river catchment areas deli river.
The concept of building our own exploring of Indonesian forests that produce
designs like the atmosphere of the wild nature that has trees, river and mountain-shaped
building. The atmosphere and the shape of the building contrasts with the situation in the
surrounding urban believed to be a new landmark in the city of Medan.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah menjadi sumber kekuatan selama berlangsungnya pengerjaan skripsi ini.
Skripsi ini mengambil judul: The Wild Forest Atmosphere at The Convention And Recreation. Skripsi ini merupakan syarat yang diwajibkan bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.
Pada kesempatan ini, dengan tulus dan kerendahan hati, saya menyampaikan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar-besarnya kepada pembimbing studio perancangan 6 dan skripsi bapak Ir. Rudolf Sitorus MLA dan kepada bapak Ars.
Ramadhoni Dwipayana ST. IAI, atas kesediaannya membimbing, motivasi,
pengarahan, dan waktu beliau kepada Saya sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Rasa hormat dan terima kasih yang sama juga penulis tujukan kepada:
1. Allah SWT, zat yang paling mulia, yang selalu membuka pintu rahmat dan
pertolongan-Nya kepada saya hingga dapat menyelesaikan jenjang pendidikan ini. 2. Orang tua saya yang tercinta, Bapak Nawi Nadeak dan Ibu Asrah manik atas segala doa, dukungan, kesabaran, dan segala pengorbanannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
3. Abang dan Kakaktersayang Samaiani, Nurita, Malum, Nazar, Masniah, Masri,
Rahmi, dan Dayah atas doa, dukungan, dan motivasi yang tiada henti.
5. Adik-adik Stambuk 2013, Rino Hadiwinata, Rizky, Juanda, Hadi, Fatimah, Neni,
Ina, yang bersedia meluangkan waktu untuk membatu saya.
6. Teman teman alur Profesi Arsitektur angkatan pertama tahun 2014 yang telah menemani dengan tawa canda bersama selama pengerjaan skripsi ini.
7. Teman - teman stambuk 2010, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas
Sumatera Utara, terutama kepada Meta handari, Rudi firmansyah, dan Gema Arfantri putra.
9. Bapak Ir. Vinky N. Rahman, MT, dan Bapak Imam Faisal Pane ST. MT selaku dosen pembimbing dan penguji.
10. Koordinator SPA 6 Bapak
Ir. Bauni Hamid, M.DesS, Ph.D
dan Asistensi
Koordinator Kakak Amilia Akbar dan Kakak Dara, Sungguh sangat mengerti mahasiswa.
Penulis sungguh menyadari bahwa skripsi ini mungkin masih mempunyai banyak kekurangan. Karena itu penulis membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi penyempurnaan tugas akhir ini. Dan, akhirnya penulis berharap tulisan ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.
Medan, 9 April 2014 Hormat saya,
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN i
LEMBAR PENGESAHAN ii
SURAT HASIL PENILAIAN SKRIPSI iv
KATA PENGANTAR vii
1.2 Pembatasan Masalah 3 1.3 Metoda Pendekatan 4 1.4 Perumusan Masalah 4 1.5 Alasan Pemilihan Judul 4
Bab VI Bentukan Masa Harus Move On 28
Bab VII Denah Tak Pernah Padam 33
Bab VIII Masih Berkaitan Dengannya “Denah” 42
Bab IX Sidang Pertama yang Mengagumkan 44
Bab X Setelah Serangan Sidang 1 49
Bab XI Tambahan Lainnya 52
Bab XII Selamat Datang Sidang 2 55
Bab XII Sidang 2 58
KESIMPULAN 64
EPILOG 66
DAFTAR PUSTAKA 67
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.2 Analisa Sirkulasi 16 Gambar 4.2 Analisa Vegetasi dan Signage 16 Gambar 4.4 Analisa View Keluar Site 17 Gambar 4.5 Foto Maket Kawasan 18Bab V
Gambar 5.1 Gambar Magic Mountain 23 Gambar 5.2 Hang Nga losmen 23 Gambar 5.3 The Armadillo Convention and Exhibition Center 24 Gambar 5.4 Tiara Convention Center 25
Bab VI
Gambar 6.1 Konsep Bentukan Massa Pertama 27 Gambar 6.2 Konsep Bentukan Massa yang Diterima 31
Bab VII
Gambar 7.1 Zoning Fungsi Ruang 37
Bab IX
Gambar 9.1 Poster Presentasi Sidang 1 47
Bab XI
Gambar 11.1 Detail Konsep 52
Bab XIII
Gambar 13.2 Poster presentasi Sidang 2 58 Gambar 13.3 Poster presentasi Sidang 2 59
DAFTAR TABEL
Bab VII
Dalam konteks kota-kota di Indonesia kawasan muka sungai (riverfront)
merupakan kawasan yang paling identik dengan tapak terlantar, tidak tertata dan kumuh. Daerah sempadan sungai yang seharusnya bebas struktur fisik kerap diisi oleh bangunan atau fungsi yang tidak legal. Kenyataan ini diperburuk dengan kecenderungan masyarakat yang menjadikan sungai sebagai daerah belakang, yang berfungsi sebagai sasaran akhir berbagai sistim pembuangan. Lebih ironi lagi perilaku ini ternyata tidak hanya ditemukan di lingkungan kumuh. Menjadikan sungai sebagai daerah belakang sudah jamak ditemukan di berbagai lingkungan masyarakat dan fungsi-fungsi perkotaan: formal dan informal, bahkan fungsi pemerintahan yang seharusnya menjadi teladan. Berbagai upaya mengembalikan fungsi sungai sebagai daerah muka, dan memperbaiki kondisi fisiknya sampai saat ini masih jauh dari yang diharapkan. Program kali bersih belum menampakkan prospek yang menjanjikan. Kondisi di lapangan yang memang sudah cukup parah nampaknya tidak akan dapat diperbaiki hanya melalui program yang bersifat sektoral. Penggunaan dan pembangunan yang tidak terkendali di daerah sempadan sungai merupakan kondisi nyata di lapangan yang mengindikasikan kompleksitas permasalahn yang harus diatasi.