• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN NILAI-NILAI BUDAYA MINANGKABAU DALAM NOVEL TAMU KARYA WISRAN HADI ARTIKEL ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERUBAHAN NILAI-NILAI BUDAYA MINANGKABAU DALAM NOVEL TAMU KARYA WISRAN HADI ARTIKEL ILMIAH"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERUBAHAN NILAI-NILAI BUDAYA MINANGKABAU

DALAM NOVEL TAMU KARYA WISRAN HADI

ARTIKEL ILMIAH

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana pendidikan (STRATA 1)

ALVINO PRASETYAWAN

NPM 10080288

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMBAR

PADANG

(2)
(3)
(4)

PERUBAHAN NILAI-NILAI BUDAYA MINANGKABAU

DALAM NOVEL TAMU KARYA WISRAN HADI

Alvino Prasetyawan

1

, Eva Krisna

2

, Trisna Helda

3

1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya perubahan nilai-nilai budaya Minangkabau dalam novel Tamu karya Wisran Hadi. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan perubahan nilai-nilai budaya Minangkabau dalam novel Tamu karya Wisran Hadi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam novel

Tamu karya Wisran Hadi terdapat tiga perubahan nilai-nilai budaya Minangkabau, yaitu: (1)

perubahan nilai-nilai adat yang tercermin dalam harta pusaka yang sudah tidak ternilai, tanggung jawab mamak kepada kemenakan yang mulai berkurang, jabatan kepala kaum yang tidak menarik lagi, dan sumando yang mulai berkuasa di rumah kaum istri; (2) perubahan nilai-nilai organisasi sosial di Minangkabau tercermin dari cara anggota kaum dalam bergaul baik di lingkungan kaumnya atau di lingkungan masyarakat luas; dan (3) perubahan nilai-nilai religi di Minangkabau tercermin dalam surau yang mulai ditinggalkan jemahnya untuk salat ataupun mengaji, akhlak yang tidak baik, dan perempuan yang bertindak asusila.

(5)

PERUBAHAN NILAI-NILAI BUDAYA MINANGKABAU

DALAM NOVEL TAMU KARYA WISRAN HADI

Alvino Prasetyawan

1

, Eva Krisna

2

, Trisna Helda

3

1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research is motivated by the change in the values of the Minangkabau culture in the novel Tamu Wisran Hadi works. The purpose of this study was to describe changes in the values of the Minangkabau culture in the novel Tamu Wisran Hadi works. The research is a descriptive qualitative research method. The results showed that the novel Tamu Wisran Hadi works there are three changes in the values of the Minangkabau culture, namely: (1) changes in traditional values reflected in the treasures that have been invaluable, responsibility uncle to nephew began to decrease, as head of people who are not interesting anymore, and Sumando who came to power in the house of the wife; (2) changes in the values of social organization in Minangkabau reflected in the way members of the tribe get along well in the environment or in the wider community; and (3) changes in religious values reflected in the Minangkabau mosque is becoming obsolete congregations to pray or read the Qur'an, morals are not good, and women who act immoral.

(6)

PENDAHULUAN

Setiap individu tentu mempunyai definisi karya sastra. Namun, hingga kini belum diperoleh persamaan pendapat definisi karya sastra. Meski begitu karya sastra selalu diterima dengan baik di tengah masyarakat sampai saat ini. Menurut Semi (1993:1), sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun lalu. Kehadiran sastra di tengah peradaban manusia tidak dapat ditolak, bahkan diterima sebagai salah satu realitas sosial budaya. Dengan kata lain, sastra tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan budaya hingga saat ini.

Karya sastra tercipta karena adanya hubungan keadaan dengan suatu kelompok mayarakat. Sastra adalah cerminan suatu kelompok masyarakat. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Wellek dan Warren (2014:98) bahwa sastra menyajikan kehidupan, dan kehidupan sebagian besar terdiri dari kenyataan, walaupun karya sastra juga meniru alam dan dunia subjektif manusia. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa sastra tidak sekedar imajinasi pengarang secara tiba-tiba, melainkan imajinasi berdasarkan kenyataan yang juga dirasakan oleh suatu kelompok masyarakat itu sendiri. Sesungguhnya inspirasi pengarang dalam menulis adalah lingkungannya.

Saat ini, banyak karya sastra khususnya novel yang membahas kebiasaan suatu kaum atau kelompok masyarakat. Karya sastra yang membahas perangai atau budaya sudah mendapat tempat di hati masyarakat. Digemarinya novel yang membahas budaya tidak lepas dari kondisi geografis negara ini, Indonesia. Indonesia memiliki ragam suku budaya sehingga menarik apabila suatu budaya diangkat ke dalam bentuk cerita dengan pengaruh imajinasi pengarang.

Satu di antara novel berlatar budaya yang masih layak dibaca sampai saat ini adalah

Tamu karya Wisran Hadi. Tamu (novel) diterbitkan oleh PT Pustaka Utama Grafiti dan mendapat

penghargaan Buku Utama dari IKAPI dan Dept. P dan K Jakarta. Sebelumnya, novel tersebut diterbitkan secara bersambung pada Harian Umum Republika Jakarta.

Tamu membahas kaum Minangkabau di Kota Padang yang sedang mengalami perubahan

budaya, khususnya peran seorang mamak yang diwakili oleh Ongga dalam kebudayaan Minangkabau. Ongga sangat tertekan karena berbagai masalah yang dialami oleh keluarga besarnya. Mulai dari pembunuhan dalam kaum keluarga, kasus asusila, hingga memperebutkan harta pusaka. Ongga sangat tertekan karena semua orang mengadukan setiap masalah kepadanya, mereka percaya bahwa Ongga adalah orang yang pantas untuk menyelesaikan setiap masalah. Ongga pun pernah diminta menjadi kepala kaum, tapi ia menolak dengan berbagai alasan.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian ini difokuskan pada masalah perubahan nilai-nilai budaya Minangkabau dalam novel Tamu karya Wisran Hadi. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan perubahan nilai-nilai budaya Minangkabau dalam novel

Tamu karya Wisran Hadi.

Menurut Koentjaraningrat (2000:181), budaya berasal dari kata Sanskerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” dan “akal”. Dengan demikian budaya dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dangan akal. Pada umumnya ada beberapa faktor yang menyebabkan perubahan budaya. Menurut Setiadi dkk. (2007:44), Ada lima faktor yang menjadi penyebab perubahan kebudayaan tersebut, yaitu: (1) perubahan lingkungan alam; (2) perubahan karena adanya kontak dengan kelompok lain; (3) perubahan karena adanya penemuan (discovery); (4) perubahan karena suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa elemen kebudayaan material yang telah dikembangkan oleh bangsa lain ditempat lain; dan (5) perubahan karena suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan mengadopsi suatu pengetahuan atau kepercayaan baru.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Menurut Basrowi dan Suwandi (2008:23), penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Melalui jenis dan metode penelitian ini, peneliti akan mendeskripsikan perubahann nilai-nilai budaya Minangkabau dalam novel Tamu karya Wisran Hadi dengan menggunakan pendekatan antropologi sastra. Setelah peneliti memperoleh data dan menganalisisnya, maka akan didapat kesimpulan umum.

Data penelitian ini adalah perubahan nilai-nilai budaya Minangkabau dalam novel Tamu karya Wisran Hadi. Sumber data pada penelitian ini adalah novel Tamu karya Wisran Hadi yang

(7)

diterbitkan oleh Pustaka Utama Grafiti, Jakarta pada tahun 1996. Novel yang digunakan adalah cetakan pertama dengan jumlah halaman 182. Warna sampul merah muda dengan gambar seorang laki-laki menggunakan pakaian adat. Novel ini pernah dimuat sebagai cerita bersambung dalam harian Republika pada bulan Januari hingga Februari tahun 1994.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan cara: (1) membaca dan memahami keseluruhan isi novel Tamu karya Wisran Hadi; (2) mengidentifikasikan satuan-satuan peristiwa yang terkait dengan permasalahan penelitian dalam novel; (3) memahami data yang berhubungan dengan perubahan nilai-nilai budaya Minangkabau; dan (4) mengklasifikasikan data yang telah terkumpul dalam novel Tamu karya Wisran Hadi.

Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara (1) mendeskripsikan perubahan budaya Minangkabau yang terjadi; (2) menganalisis perubahan budaya Minangkabau yang terjadi; (3) menginterpretasikan teks yang mengandung perubahan budaya Minangkabau; (4) menyimpulkan data yang terkumpul; dan (5) menulis laporan.

HASIL PENELITIAN

Perubahan nilai-nilai budaya Minangkabau dalam novel Tamu karya Wisran Hadi terbagi menjadi tiga, yaitu: (1) perubahan nilai-nilai adat Minangkabau; (2) perubahan nilai Organisasi Sosial di Minangkabau; dan (3) perubahan nilai-nilai religi di Minangkabau. Semua itu digambarkan Wisran Hadi dalam novel berjudul Tamu.

Perubahan nilai adat Minangkabau dapat diartikan sebagai keadaan berubah yang sedang dialami masyarakat Minangkabau. Dalam novel Tamu, Wisran banyak memaparkan perubahan adat yang sedang dialami kaum Minangkabau di Kota Padang. Perubahan itu tercermin dalam pengaturan harta pusaka yang tidak sesuai lagi, jabatan kepala kaum yang tidak menarik lagi, mamak dan kemenakan yang lupa akan tanggung jawab masing-masing, dan semenda yang tidak bisa menjaga kelakuan di dalam lingkungan kaum istri.

Perubahan sosial adalah keadaan atau proses kebiasaan yang sedang berubah. Orang Minangkabau menjunjung tinggi nilai egaliter atau persamaan derjat. Mereka sangat menjunjung tinggi musyawarah dan mufakat. Salah satu cara bersosial kaum Minangkabau adalah bermusyawarah dan bermufakat jika ada permasalahan yang dialami. Dalam novel Tamu, bagian sosial tersebut justru tidak ada. Musyawarah dan mufakat hilang karena permasalahan adat.

Perubahan religi berkaitan dengan perubahan kepercayaan. Masyarakat Minangkabau dikenal sebagai masyarakat dengan sistem religi yang kuat dan agamis. Ciri masyarakat yang agamis salah satunya adalah rajin beribadah. Masyarakat Minangkabau dikenal sebagai masyarakat yang taat beribadah, memiliki tempat beribadah yang biasa disebut surau, dan mempergunakan surau dengan sebaik-baiknya. Dalam novel Tamu justru banyak perubahan nilai religi yang terjadi. Banyak pernyataan yang menunjukkan bawah akhlak dan akidah kaum Minangkabau sedang merosot.

SIMPULAN

Perubahan budaya dalam novel Tamu karya Wisran Hadi tersebut terbagi menjadi tiga, yaitu: (1) perubahan nilai-nilai adat Minangkabau; (2) perubahan nilai Organisasi Sosial di Minangkabau; dan (3) perubahan nilai-nilai religi di Minangkabau. Semua itu digambarkan Wisran Hadi dalam novel berjudul Tamu.

Perubahan budaya yang pertama adalah perubahan adat Minangkabau. Perubahan adat berarti keadaan atau kebiasaan yang berubah, dalam hal ini berubah ke arah negatif. Perubahan nilai-nilai adat yang terjadi dalam novel Tamu tercermin dalam pengaturan harta pusaka yang tidak sesuai lagi, jabatan kepala kaum yang tidak menarik lagi, mamak dan kemenakan yang lupa akan tanggung jawab masing-masing, dan semenda yang tidak bisa menjaga kelakuan di dalam lingkungan kaum istri.

Perubahan budaya yang kedua adalah perubahan nilai-nilai organisasi sosial Minangkabau. Salah satu cara bersosial kaum Minangkabau dengan bermusyawarah dan bermufakat jika ada permasalahan yang dialami. Dalam novel Tamu, bagian sosial tersebut hilang. Musyawarah dan mufakat hilang karena permasalahan adat. kaum Ongga mulai meninggalkan kebiasaan bermusyawarah dan bermufakat ketika ada masalah.

(8)

Perubahan budaya ketiga adalah perubahan nilai religi Minagkabau. Perubahan nilai-nilai religi ini tercermin ketika merosotnya akhlak dan akidah, meremehkan fungsi al-Quran, tidak percaya kekuatan doa, berubahnya fungsi surau, musrik dengan mempercayai dukun, dan percaya dengan ilmu hitam.

SARAN

Saran-saran penulis adalah sebagai berikut. Pertama bagi pembaca, untuk lebih memahami budaya dan adat yang ada, khususnya untuk orang Minangkabau agar tidak mengubah adat Minangkabau dengan alasan perkembangan zaman dan melengkapi yang tidak ada. Kedua bagi pegarang dari Minangkabau agar dalam menulis karyanya untuk memperbanyak tulisannya dengan tema budaya Minangkabau. Hal ini dimaksudkan agar generasi muda bisa menambah wawasannya tentang adat Minangkabau dengan membaca karya tersebut.

KEPUSTAKAAN

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hadi, Wisran. 1996. Tamu. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Semi, Atar. 1993. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.

Setiadi, Elly, dkk. 2007. Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Wellek, Rene dan Austin Warren. 2014. Teori Kesusasteraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Referensi

Dokumen terkait

Lama perendaman natrium metabisuifit (NazSzOs) memberi pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<O,Ol) terhadap rendemen tepung sukun yang dihasilkan.. Rendemen tertinggi diperoleh

Melalui tayangan video siswa dapat menulis pokok-pokok informasi yang berkaitan dengan pengaruh perubahan cuaca terhadap kehidupan menusia menggunakan kosakata

Yang sangat perlu diperhatikan saat pembuatan cetakan permanen adalah saat pengeringan, wadah cetakan dengan tutup cetakan harus pas dan tidak ada rongga agar

Scanned

EFEKTIFITAS FLASH CARD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL HURUF PADA SISWA TUNARUNGU KELAS TK-A2 DI SLB NEGERI CICENDO KOTA BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Laporan Tugas Akhir ini mengkaji tentang masalah potensi wisata yang terdapat di Pasar Jumat Karanganyar, strategi pengembangan Pasar Jumat Karanganyar, dan

[r]

Untuk menganalisis relate pada experiential marketing apakah berpengaruh signifikan terhadap customer value pada konsumen Xing Fu Tang di Galaxy Mall Surabaya3. Untuk