• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEIKSIS DALAM NOVEL HARTA PUSAKA CINTA KARYA DESNI INTAN SURI ARTIKEL ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEIKSIS DALAM NOVEL HARTA PUSAKA CINTA KARYA DESNI INTAN SURI ARTIKEL ILMIAH"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

DEIKSIS DALAM NOVEL HARTA PUSAKA CINTA

KARYA DESNI INTAN SURI

ARTIKEL ILMIAH

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana pendidikan (strata I)

ANISA PRATIWI

NPM 11080330

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

(2)
(3)
(4)

Deixis in the Novel Harta Pusaka Cinta

by Desni Intan Suri

Anisa Pratiwi

1

, Silvia Marni, M. Pd.

2

, Titiek Fujita Yusandra, S. S., M. Pd.

3

1) Student of STKIP PGRI Sumatera Barat,

2) dan 3) Lecturer Department of Language and Literature Indonesia

Abstrak

This research discusses about deixis in Harta Pusaka Cinta novel by Desni Intan Suri. Deixis needs clear reference to avoid misunderstanding on the message conveyed by the author. The reserarcher interested to do the research about the types and meaning of deixis; deixis persona (person), locative deixis (place), deixis temporal (time), social deixis, and the discourse in the

Harta Pusaka Cinta novel by Desni Intan Suri.

This research is qualitative study by using descriptive methods. The data in this study consits of words, sentences, and dialogues referring to deixis. Source of data in this study is Harta Pusaka Cinta novel by Desni Intan Suri. The purpose of this research is to describe types and meaning of deixis appearing on the conversations that happen between the characters in the Harta Pusaka Cinta novel by Desni Intan Suri. Techniques of data collection in this research was noted that (1) read and understand novel, (2) marking the parts of speech of deixis in the novel, (3) moving the data into a format data inventory, (4) identifying sentence that has deixis, (5) giving context to the respective types of deixis, (6) classifying the data based on types of deixis.

The results obtained from this research is in novel Harta Pusaka Cinta by Desni Intan Suri, there are 5 types of deixis studied were deixis persona (person), locative deixis (place), deixis temporal (time), social deixis, and discourse deixis. Deixis found as many as 75 data. Deixis most common found is deixis locative with 21 data then deixis persona (person) with 17 data deixis, deixis social with 16 data, deixis discourse with 10 data and the least discovered is deixis temporal (time) with 11 data. This proves deixis locative is more frequently used because of the background of the character seen in this novel.

(5)

Deiksis dalam Novel Harta Pusaka Cinta

Karya Desni Intan Suri

Anisa Pratiwi

1

, Silvia Marni, M. Pd.

2

, Titiek Fujita Yusandra, S. S., M. Pd

3

1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat,

2) dan 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Abstrak

Penelitian ini membahas deiksis dalam novel Harta Pusaka Cinta karya Desni Intan Suri. Deiksis memerlukan acuan yang jelas agar tidak terjadinya kesalahpahaman pada pesan yang disampaikan oleh penulis. Untuk itu peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai jenis-jenis deiksis dan makna deiksis; deiksis persona (orang), deiksis lokatif (tempat), deiksis temporal (waktu), deiksis sosial, dan deiksis wacana dalam Novel Harta Pusaka Cinta karya Desni Intan Suri.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Data dalam penelitian ini berupa kata-kata, kalimat, dan dialog yang merujuk kepada deiksis. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Harta Pusaka Cinta karya Desni Intan Suri. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis-jenis deiksis dan makna deiksis yang muncul pada percakapan yang terjadi antara tokoh dalam novel Harta Pusaka Cinta karya Desni Intan Suri. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik catat yaitu (1) membaca dan memahami novel, (2) menandai bagian-bagian tuturan deiksis dalam novel, (3) memindahkan data ke dalam format inventarisasi data, (4) mengidentifikasi kalimat yang memiliki deiksis, (5) memberi konteks ke dalam masing-masing jenis deiksis, (6)mengklasifikasikan data berdasarkan jenis-jenis deiksis.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah dalam novel Harta Pusaka Cinta karya Desni Intan Suri, terdapat kelima jenis deiksis yang diteliti yaitu, deiksis persona (orang), deiksis lokatif (tempat), deiksis temporal (waktu), deiksis sosial, dan deiksis wacana. Deiksis yang ditemukan sebanyak 75 data. Deiksis yang paling banyak ditemukan adalah deiksis lokatif (tempat) dengan 21 data kemudian deiksis persona (orang) dengan 17 data, deiksis sosial dengan 16 data, deiksis wacana dengan 10 data dan yang paling sedikit ditemukan adalah deiksis temporal (waktu) dengan 11 data. Ini membuktikan deiksis lokatif (tempat) lebih sering dipergunakan karena banyaknya latar tokoh yang terlihat dalam novel ini.

(6)

A. Pendahuluan

Bahasa yang dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya komunikasi secara langsung, melainkan juga secara tidak langsung. Ketika berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa yang tidak pernah terlepas dari konteks karena konteks yang membuat bahasa itu menjadi bermakna. Apabila ada sesuatu yang didengar oleh orang yang tidak berada dalam konteks yang sama, maka pesan atau komunikasi yang dimaksud tidak akan sampai. Peristiwa ini erat kaitannya dengan kajian pragmatik.

Pragmatik merupakan bidang studi yang mengkaji kemampuan pemakai bahasa untuk menghubungkan dan menyerasikan pemaknaan kalimat maupun ujaran sesuai konteks komunikasi, termasuk di dalamnya deiksis. Agustina (1995:40-54) mengemukakan bahwa deiksis terdiri dari deiksis persona, deiksis tempat, deiksis waktu, dan deiksis sosial serta deksis wacana. Pemakaian deiksis menjadikan suatu karya sastra menjadi memiliki estetika dan tidak monoton. Karya sastra yang monoton menjadikan karya sastra tersebut tidak menarik untuk dibaca. Karena itu deiksis begitu penting pada suatu karya sastra termasuk novel. Perujukan akan selalu berpindah-pindah sesuai dengan pembicara.

Leech (1993:20) mengartikan konteks sebagai suatu pengetahuan latar belakang yang sama-sama dimiliki oleh penutur dan petutur dan yang membantu petutur menafsirkan makna tuturan. Novel juga memiliki deiksis dan konteks, apabila pembaca tidak berada dalam konteks yang sama dengan yang disampaikan pengarang, maka akan sulit untuk menerima makna pengarang, seperti dalam novel Harta

Pusaka Cinta karya Desni Intan Suri. Ini menjadikan deiksis sebagai komponen wajib dalam suatu karya

sastra sehingga pantas untuk diteliti. B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Menurut Mahsun (2005: 233), metode deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar-fenomena yang diselidiki. Data dalam penelitian ini adalah berupa kata, frasa, dan kalimat berbentuk deiksis tempat, deiksis persona, deiksis waktu, deiksis sosial, dan deiksis wacana. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Harta Pusaka Cinta karya Desni Intan Suri. Teknik pengumpulan data yaitu teknik catat dengan langkah (1) membaca dan memahami novel Harta Pusaka Cinta karya Desni Intan Suri secara keseluruhan, (2) menandai bagian/tuturan deiksis di dalam novel, (3) memindahkan data ke dalam format inventaris data, (4) mengidentifikasi kalimat yang memiliki deiksis persona, deiksis waktu, deiksis tempat, deiksis sosial, dan deiksis wacana, (5) memberi konteks ke dalam masing-masing deiksis, (6) mengklasifikasikan data berdasarkan jenis deiksis. Data-data yang telah dikemukakan kemudian dianalisis dengan langkah-langkah berikut: (1) mendeskripsikan data yang diperoleh dalam novel Harta Pusaka Cinta karya Desni Intan Suri, (2) menganalisis dan membahas jenis deiksis, (3) mencatat dan membuat kesimpulan hasil penelitian, dan (4) menulis hasil penelitian jenis deiksis dalam novel Harta Pusaka Cinta karya Desni Intan Suri.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penelitian dan dan pembahasan yang mengkaji jenis-jenis deiksis dan makna deiksis yang ditemukan dalam novel Harta Pusaka Cinta karya Desni Intan Suri adalah:

1. Deiksis Persona (Orang)

Menurut Agustina (1995: 43), deiksis persona adalah pemberian rujukan kepada orang atau pemeran serta dalam peristiwa berbahasa. Deiksis persona dengan jelas menerapkan tiga pembagian dasar yang dicontohkan dengan kata ganti orang pertama (“saya”), orang kedua (”kamu”), dan orang ketiga (“dia laki-laki”, “dia perempuan”, atau “dia barang/sesuatu”).

Deiksis persona (orang) yang ditemukan dalam novel Harta Pusaka Cinta karya Desni Intan Suri yaitu (a) deiksis persona pertama tunggal; kata saya dan aku, (b) deiksis persona pertama jamak; kata kita dan kami, (c) deiksis persona kedua tunggal; kata kau, kamu, dan anda, (d) deiksis persona ketiga tunggal; kata ia dan dia, dan (e) deiksis persona ketiga jamak; kata mereka dan kalian.

(1) “Aku pasti akan melaksanakan tugasku sebaik-baiknya,” jawab gadis belia itu, masih tetap melongok sana-sini. (Suri, 2014:1)

(7)

Kalimat (1) tuturan dilaksanakan oleh Chintiya yang ditujukan ke Maminya. Chintiya diantarkan Maminya ke bandara sangat antusias dengan misi yang diberikan Maminya. Kalimat di atas pada menggunakan jenis deiksis persona “ aku” yang merupakan deiksis persona kategori orang pertama tunggal. Jenis deiksis persona ”aku” merujuk kepada penutur, yaitu Chintiya. Makna tuturannya adalah Chintiya akan melaksanakan perintah yang diberikan oleh Maminya sebaik-baik mungkin. Kalimat tersebut disampaikan oleh penutur (Chintiya) dengan tujuan agar lawan tuturnya (Mami) percaya harato pusako akan jatuh ke tangannya.

2. Deiksis Temporal (Waktu)

Menurut Agustina (1995:46), deiksis waktu adalah pengungkapan atau pemberian bentuk kepada titik atau jarak waktu yang dipandang dari waktu sesuatu ungkapan dibuat. Deiksis waktu mengacu ke waktu berlangsungnya kejadian, baik masa lampau, sekarang, maupun akan datang.

Deiksis temporal (waktu) yang ditemukan dalam novel Harta Pusaka Cinta karya Desni Intan Suri yaitu kata tadi malam, sekarang, minggu kemaren, dari tadi, besok, petang, tadi siang, tadi, nanti, kemarin, dan kini.

(2) “Surat itu sudah lecek tidak beramplop. Amplopnya sudah ia berikan pada anak gadisnya tadi malam.” (Suri, 2014:3)

Kalimat (2) jenis deiksis waktu “tadi malam” merujuk kepada beberapa jam yang lalu. Friska dengan antusias memberikan surat yang tidak lagi rapi ke Chintiya dengan tujuan di amplop tersebutlah bisa disampaikannya maksud hatinya mengirim Chintiya ke tempat Amak. Maksud tuturan tersebut adalah Friska sudah memberikan surat untuk neneknya di kampung.

3. Deiksis Lokatif (Tempat)

Menurut Agustina (1995: 45), deiksis tempat adalah pemberian bentuk kepada lokasi ruang atau tempat yang dipandang dari lokasi pemeran serta dalam peristiwa berbahasa. Konsep tentang jarak berhubungan erat dengan deiksis tempat, yaitu tempat hubungan antara orang dan bendanya ditunjukan.

Deiksis Lokatif (Tempat) yang ditemukan dalam novel Harta Pusaka Cinta karya Desni Intan Suri yaitu kata itu, ke sana, di belakang, di situ, di sana, ini, ke sini, kanan, kiri, ke dalam, di sini, arah samping, di dalam, ujung kanan, bagian bawah, di atas, di tengah, di bawah, di luar, di samping, ke ujung, dan di depan.

(3) “ Ampek Angkek itu dimana, ya?” tanya Chintiya sambil menoleh pada Farida. (Suri, 2014:32)

Kalimat (3) tuturan dilaksanakan oleh Chintiya yang ditujukan kepada Farida. Chintiya yang masih menghirup udara segar di desa untuk pertama kalinya merasakan mempunyai jiwa baru. Di kota sudah tidak lagi mempunyai udara yang segar bahkan pohon-pohon yang ditanami di tepi jalan jarang ditemukan. Kalimat di atas menggunakan jenis deiksis tempat “itu” yang merujuk kepada tempat yang jauh dari penutur. Yang dimaksud jenis deiksis “itu” pada kalimat di atas adalah Ampek Angkek. Makna tuturan tersebut adalah Chintiya penasaran letak daerah Ampek Angkek. Kalimat tersebut disampaikan oleh penutur (Chintiya) dengan tujuan agar lawan tutur (Farida) bersegera membawanya ke Ampek Angkek.

4. Deiksis Wacana

Menurut Agustina (1995: 47) deiksis wacana adalah rujukan kepada bagian-bagian tertentu dalam wacana yang telah diberikan atau yang sedang dikembangkan. Dalam novel Harta Pusaka

Cinta karya Desni Intan Suri ditemukan sebanyak 10 deiksis wacana. Jenis deiksis wacana yang

ditemukan dalam novel Harta Pusaka Cinta karya Desni Intan suri yaitu inilah, itulah, di sanalah, begitulah, beginilah, seperti, begitu, akhirnya, kemudian, dan ke sanalah.

(8)

(4) “Rasa sakit hati karena diusir dan dipencilkan keluarga selama bertahun-tahun masih membekas. Inilah yang membuatnya enggan menjejakkan kaki di tanah kelahirannya itu.” (Suri, 2014:5)

Kalimat (4) jenis deiksis wacana “inilah” dalam kalimat di atas merujuk kepada dendam Friska. Makna dari tuturan di atas yaitu dendam yang terjadi bertahun-tahun masih membekas di hatinya. Hingga Friska tidak mau melihat kampung halamannya tersebut.

5. Deiksis Sosial

Menurut Agustina (1995: 50) deiksis sosial adalah mengungkapkan atau menunjukkan perbedaan ciri sosial yang dimiliki oleh pemeran serta berbahasa, terutama aspek sosial antara pembicara dan lawan bicara atau penulis dan pembaca dengan topik atau rujukan yang dimaksudkan dalam pembicaraan itu.

Deiksis sosial yang ditemukan dalam novel Harta Pusaka Cinta karya Desni Intan Suri yaitu kata harato pusako, mamak, rumah gadang, koh, lintah darat, bisnis gelap, kampung halaman, kanak-kanak, mak uwo, pelancong, sang khalik, mendiang, rahmatullah, perawan tua, dan meninggal.

(5) “...Kau juga harus siapkan dirimu untuk menggantikan Amak

mengurus rumah gadang dan mengelola harato pusako turun- temurunmu...”(Suri, 2014:12)

Kata “harato pusako” di atas berfungsi mengungkapkan perbedaan-perbedaan kemasyarakatan terutama aspek sosial. Amak dengan tenang menyampaikan kepada Friska agar Friska mengerti maksud Amak untuk menjaga harato pusako tersebut. Makna tuturan “ harato

pusako” dalam novel ini adalah harta warisan dari nenek moyang dalam budaya Minang anak

perempuanlah yang akan menerimanya. D. Kesimpulan dan Saran

Pemakaian deiksis dalam novel Harta Pusaka Cinta karya Desni Intan Suri dapat disimpulkan bahwa deiksis yang ditemukan sebanyak 75 data. Deiksis yang paling banyak ditemukan adalah deiksis lokatif (tempat) dengan 21 data yaitu kata itu, ke sana, di belakang, di situ, di sana, ini, ke sini, kanan, kiri, ke dalam, di sini, arah samping, di dalam, ujung kanan, bagian bawah, di atas, di tengah, di bawah, di luar, di samping, ke ujung, dan di depan. Deiksis temporal (waktu) ditemukan sebanyak 11 data yaitu kata tadi malam, sekarang, minggu kemaren, dari tadi, besok, petang, tadi siang, tadi, nanti, kemarin, dan kini. Deiksis persona (orang) ditemukan sebanyak 17 data yaitu kata aku, kamu, kita, ia, amak, abak, mereka, dia, uda, kau, kami, etek, beliau, kalian, saya, anada, nona. Deiksis sosial ditemukan sebanyak 16 data yaitu kata harato pusako, mamak, rumah gadang, koh, lintah darat, bisnis gelap, kampung halaman, kanak-kanak, mak uwo, pelancong, sang khalik, mendiang, rahmatullah, perawan tua, dan meninggal. Sedangkan yang paling sedikit dipergunakan adalah deiksis wacana yang hanya ditemukan sebanyak 10 data yaitu kata inilah, itulah, di sanalah, begitulah, beginilah, seperti, begitu, akhirnya, kemudian, dan ke sanalah. Ini membuktikan deiksis lokatif (tempat) lebih sering dipergunakan karena karena banyaknya latar tokoh yang terlihat dalam novel ini. Dalam novel Harta Pusaka Cinta karya Desni Intan Suri ini, makna deiksis yang dipergunakan merupakan makna yang referen/acuannya dapat berpinah-pindah atau berubah. Ini tergantung pada konteksnya, siapa dan kepada siapa tuturan itu dilakukan. Karena itulah pemaknaan deiksis tidak pernah terlepas dari konteks.

Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan di atas terhadap pemakaian deiksis, maka penulis menyarankan sebagai berikut; pertama, bagi mahasiswa dapat memperdalam ilmunya di bidang pragmatik, khususnya mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, karena pragmatik adalah ilmu bahasa yang mempelajari makna bahasa sesuai dengan konteks. Dengan memahami deiksis yang digunakan dalam tuturan maka akan terjadi kelancaran dalam berinteraksi. Kedua, bagi peneliti lain, dapat mengkaji pragmatik lebih dalam lagi karena dapat menambah memperluas khazanah ilmu bahasa. Penelitian bahasa tidak hanya meneliti di bidang bahasa lisan saja, tetapi juga bisa di bidang bahasa tulis seperti novel. Pada umumnya mahasiswa mengkaji bahasa pada

(9)

bentul lisan, seharusnya mahasiswa dapat meneliti bahasa dengan sumber data karya sastra, agar ilmu pragmatik dapat dikembangkan karena pragmatik tidak hanya bisa dikembangkan pada bidang bahasa lisan saja tetapi juga bisa pada bidang bahasa tulis seperti dalam karya sastra. E. Kepustakaan

Agustina. 1995. Pragmatik dalam Pengajaran Bahasa Indonesia. Padang: FPBS IKIP. Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip- Prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia.

Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa “Tahapan, Strategi, Metode, dan Tekniknya”. Jakarta: Raja grafindo persada.

(10)

DEIKSIS DALAM NOVEL HARTA PUSAKA CINTA

KARYA DESNI INTAN SURI

ARTIKEL ILMIAH

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana pendidikan (strata 1)

ANISA PRATIWI

NPM 11080330

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Terima kasih untuk My Super Dupeerrr Nyebelin Honey Lovely semuanyalah yang sudah membantu memberikan support , memberikan omelan untuk shalat, memberikan inspirasi

Five different digital cameras were used in the study in order to estimate the limits related to the camera type and to establish the minimum camera requirements to

Nilai NDVI berkisar antara -1 hingga 1, nilai -1 berarti air (makin negatif makin dalam), nilai 0 berarti tanah gundul, dan nilai 1 berarti tutupan lebat/rapat. Dalam penelitian

Changes to syllabus • The information on page 5 regarding availability for private.. candidates has

 Postur tubuh yang buruk atau membungkuk dapat menyebabkan peregangan pada ligamen tulang belakang dan pembentukan abnormal dari tulang belakang (vertebrae)1. 

dengan tujuan untuk dapat meningkatkan kualitas seorang akuntan yang menguasai dan mempunyai keahlian dalam bidang akuntansi dan juga dapat meningkatkan pendapatan

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian Deskriptif Analitik dengan pendekatan cross sectional study untuk mengetahui faktor- faktor yang