• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN SYARAT MENGGADAI TANAH HARTA PUSAKA TINGGI DALAM MASYARAKAT ADAT MINANGKABAU DI KABUPATEN AGAM NAGARI KAMANG MUDIAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERKEMBANGAN SYARAT MENGGADAI TANAH HARTA PUSAKA TINGGI DALAM MASYARAKAT ADAT MINANGKABAU DI KABUPATEN AGAM NAGARI KAMANG MUDIAK"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN SYARAT MENGGADAI TANAH HARTA

PUSAKA TINGGI DALAM MASYARAKAT ADAT

MINANGKABAU DI KABUPATEN AGAM NAGARI

KAMANG MUDIAK

TESIS

Oleh

KIKKY FEBRIASI

127011123/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PERKEMBANGAN SYARAT MENGGADAI TANAH HARTA

PUSAKA TINGGI DALAM MASYARAKAT ADAT

MINANGKABAU DI KABUPATEN AGAM NAGARI

KAMANG MUDIAK

TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Oleh

KIKKY FEBRIASI

127011123/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Judul Tesis : PERKEMBANGAN SYARAT MENGGADAI

TANAH HARTA PUSAKA TINGGI DALAM

MASYARAKAT ADAT MINANGKABAU DI

KABUPATEN AGAM NAGARI KAMANG

MUDIAK

Nama Mahasiswa : KIKKY FEBRIASI Nomor Pokok : 127011123

Program Studi : MAGISTER KENOTARIATAN

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)

Pembimbing Pembimbing

(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Dr. Idha Aprilyana Sembiring, SH, MHum)

Ketua Program Studi, Dekan,

(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 21 Agustus 2014

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Runtung, SH, MHum

(5)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : KIKKY FEBRIASI

Nim : 127011123

Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU

Judul Tesis : PERKEMBANGAN SYARAT MENGGADAI TANAH HARTA PUSAKA TINGGI DALAM MASYARAKAT

ADAT MINANGKABAU DI KABUPATEN AGAM

NAGARI KAMANG MUDIAK

Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri

bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena

kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi

Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas

perbuatan saya tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan

sehat.

Medan,

Yang membuat Pernyataan

Nama :KIKKY FEBRIASI

(6)

i

ABSTRAK

Harta pusaka tinggi merupakan segala harta yang diwariskan kepada anak/keponakan perempuan secara turun temurun berdasarkan garis keturunan ibu, bersifat kolektif yang digunakan untuk kemakmuran hidup anggota kaumnya. Tanah di muka bumi ini tidak bertambah bahkan berkurang dengan semakin luasnya wilayah perairan dan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat maka. Berdasarkan latar belakang maka penelitian perkembangan syarat menggadai tanah harta pusaka tinggi dalam masyarakat adat Minangkabau di Kabupaten Agam nagari Kamang Mudiak penting untuk dilakukan.

Jenis penelitian menggunakan Yuridis Sosiologis digunakan untuk memberikan gambaran tentang perkembangan syarat menggadai tanah harta pusaka tinggi dalam masyarakat adat Minangkabau di Kabupaten Agam Nagari Kamang Mudiak dalam praktek. Penelitian dilakukan dengan pendekatan Deskriptif Analisis.

Pada masyarakat adat di Minangkabau tanah harta pusaka tinggi tidak boleh dijual atau digadaikan. Menggadai tanah harta pusaka tinggi harus memenuhi 4 (empat) syarat adat yaitu : mayek tabujua di tangah rumah, rumah gadang katirisan, gadih gadang alun balaki, mambangkik batang tarandam.Apabila dalam kaum membutuhkan biaya tersebut yang harus dipenuhi dalam waktu cepat atas persetujuan anggota kaum maka gadai dapat dilaksanakan.

Empat syarat adat menggadai pada saat ini pengertiannya sudah diperluas sesuai tuntutan perkembangan zaman guna memenuhi kebutuhan hidup agar tercapai kemakmuran hidup bagi anggota kaumnya seperti membayar hutang kaum, membayar ongkos irigasi untuk persawahan, membayar iuran nagari, membayar hutang darah, membayar kecelakaan, tambahan ongkos naik haji, pendidikan dan pernikahan kemanakan.

Dampak adanya perkembangan syarat secara adat menggadai tanah harta pusaka tinggi di Kabupaten Agam nagari Kamang Mudiak terhadap tanah harta pusaka tinggi menjadi berkurang karena sudah banyak tanah harta pusaka tinggi yang digadaikan oleh anggota kaumnya. Tujuan semula bahwa tanah harta pusaka untuk membantu dalam memenuhi kebutuhan kehidupan anggota kaumnya pada saat ini tidak dapat dilaksanakan lagi sebab dengan berkurangnya tanah harta pusaka tinggi maka berkurang pula hasil pencahariannya.

Perjanjian gadai tanah harta pusaka tinggi sebaiknya diketahui dan ditandatangani oleh Walinagari dan perjanjian tersebut juga dijadikan arsip dokumen di kantor Walinagari jika terjadi perselisihan maka arsip dokumen tersebut tersimpan rapi.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan gadai tanah harta pusaka tinggi di nagari Kamang Mudiak tetap berlangsung menurut Hukum Adatnya dan statusnya tetap ada, walaupun dewasa ini telah berlaku Hukum Nasional (UUPA Pasal 7 UU. No. 56/Prp/1960) akan tetapi Hukum Nasional ini tidak digunakan oleh masyarakat nagari Kamang Mudiak, mereka memilih menggunakan Hukum Adatnya sendiri.

(7)

ii

ABSTRACT

Harta Pusaka Tinggi (high heritage) is all of the properties inherited to the daughters/nieces hereditarily based on maternal lineage, collective in nature and to be used for the prosperity of their family members. The land in this world will not increase but even decrease in line with the increasing breadth of territorial waters and the increasing population growth. Based on the background above, it is important to conduct a study on the development of terms and condition of mortgaging the land of high heritage in the indigenous people of Minangkabau Nagari Kamang Mudiak Agam District.

This sociological juridical study with descriptive analytical approach was intended to describe the development of terms and condition of mortgaging the land of high heritage in the indigenous people of Minangkabau Nagari Kamang Mudiak Agam District in practice. This study was conducted through descriptive analytical approach.

In the indigenous people of Minangkabau, the land belongs to the property of high heritage must not be sold or mortgaged. To mortgage the land belongs to the property of high heritage should meet 4 (four) conditions, namely: mayek tabujua di tangah rumah, rumah gadang katirisan, gadih gadang alun balaki, mambangkik batang tarandam (one of the family members of dead, family home of damaged, the daughter of the family is not married yet, to save from oblivion). If the family needs money as soon as possible to pay the cost related to the 4 conditions above, with the agreement of all family members, then the mortgage can be done.

In line with time development, the understanding of the four conditions above have been expanded to meet the necessities of life in order to achieve the prosperity of life for their family members, such as paying the family debt, paying the cost irrigation for the family’s rice fields, paying the nagari dues, paying blood debt, paying the cost for accident, the additional costs of going for Haji, education, and niece’s wedding.

The impact of the existence of the development of term and condition of mortgaging the land belongs to property of high heritage in Nagari Kamang Mudiak, Agam District on the land belongs to property of high heritage is decreasing because many of the lands belong to the property of high heritage have been mortgage by the family members of the clan. The original purpose of mortgaging the lands belong to property of high heritage namely to assist in meeting the necessity of life of family members of their clan, at present, can’t be done anymore because with the decreasing breadth of the land belongs to the property of high heritage, the income received from the land mortgage is reduced too.

The mortgage agreement of the land belongs to the property of high heritage should be known and signed by Wali Nagari and the agreement is also filed in the Office of Wali Nagari that the document can be saved and can be used in case a dispute arises.

The result of this study showed that the implementation of the mortgage of the land belongs to the property of high heritage in Nagari Kamang Mudiak keeps taking place in accordance with the Local Adat Law and the status remain. Even though the National Law (Article 7 of The Agrarian Law No. 56/Prp/1960) has been in force, this National Law is used by the community members of Nagari Kamang Mudiak because they choose to use their own Adat Law.

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, puji syukur Saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas

limpahan Rahma dan Rahim Nya, anugrah berupa kesehatan, rezeki kekuatan dan

semangat yang telah membawa berkah, sehingga dapat terselesaikannya penulisan

tesis yang berjudul “PERKEMBANGAN SYARAT MENGGADAI TANAH

HARTA PUSAKA TINGGI DALAM MASYARAKAT ADAT

MINANGKABAU DI KABUPATEN AGAM NAGARI KAMANG MUDIAK”

kemudian shalawat dan salam tak lupa Penulis Sanjungkan Keharibaan Nabi

Muhammad S.A.W, Keluarga, Para Sahabat, serta para pengikutnya. Dan dengan

harapan agar penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi upaya

pengembangan ilmu hukum khususnya di Kabupaten Agam Nagari Kamang Mudiak

dan di Indonesia pada umumnya.

Penulisan tesis ini adalah untuk memenuhi sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Magister Kenotariatan pada Program Studi Magister Kenotariatan

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, terima kasih Penulis ucapkan yang

setulus-tulusnya khususnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc (CTM), SpA (K), selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara beserta Pembantu Rektor dan Staff.

2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, MHum, selaku Ketua Komisi Pembimbing dan

selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah

membimbing Penulis sampai penulisan tesis ini dapat selesai dengan baik.

3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, selaku anggota Komisi

Pembimbing dan selaku Ketua Program Pascasarjana Program Studi Magister

Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara atas kesempatan,

fasilitas yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan ini dan

yang telah memberikan arahan, bimbingan, masukan serta saran dalam penulisan

(9)

iv

4. Ibu Dr. Idha Aprilyana Sembiring, SH, MHum, selaku anggota Komisi

Pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan masukan, dan saran

dalam penulisan tesis ini.

5. Ibu Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum, selaku Dosen Penguji dan

Sekretaris Program Studi Magister Kenotariatan yang telah memberi saran dalam

penulisan tesis ini.

6. Bapak Dr. Dedi Harianto, SH, MHum, selaku Dosen Penguji yang telah memberi

saran dalam penulisan tesia ini.

7. Seluruh Dosen/pengajar mata kuliah pada Program Studi Magister Kenotariatan

Program Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

8. Bapak Walinagari, Ketua KAN, Ninik Mamak dan Tokoh-Tokoh Masyarakat

Nagari Kamang Mudiak Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam yang

telah memberi izin dan kemudahahan kepada Penulis untuk melakukan penelitian

ini.

9. Ibunda Sulastri dan Ibu mertua Yarnalis yang telah memberikan dukungan serta

jasanya tak terkatakan. Serta kakak dan abang ipar, adik-adik terima kasih atas

doa dan dukungannya.

10. Suami tercinta Yunasril, SH, MKn dan anak-anak Ahda Salsabilla Nasky,

Muhammad Fadlan Arsyad Nasky, Sulthan Agung Al-Fatih Nasky yang telah

sabar selalu menemani, terima kasih atas doa dan segala dukungan yang

diberikan sampai penulisan tesis ini diselesaikan.

11. Rekan-rekan Program Studi Magister Kenotariatan Pasca Sarjana Universitas

Sumatera Utara angkatan 2012 yang senantiasa memberikan dukungan moril dan

material untuk kelancaran penyelesaian studi ini.

12. Semua sahabat dan kerabat yang namanya tidak bisa disebutkan satu persatu,

terima kasih atas segala doa dan dukungannya sehingga Penulis dapat

menyelesaikan tesis ini.

Hanya Allah SWT yang dapat membalas segala kebaikan dan jasa-jasa yang

(10)

v

kritik dan saran dari semua pihak atas segala kekurangan yang penulis sadari

sepenuhnya terdapat dalam tesis ini guna perbaikan dikemudian hari.

Disadari bahwa penulisan tesis ini masih banyak kekurangan dan karenanya

atas segala kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan untuk

kesempurnaannya dan kemanfaatan terutama bagi penulis dan pembaca guna

mengembangkan Ilmu Kenotariatan pada masa sekarang dan masa yang akan datang.

Medan, Agustus 2014

Penulis

(11)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. IDENTITAS PRIBADI

Nama : KIKKY FEBRIASI

Tempat/Tgl Lahir : Medan, 06 Pebruari 1981

Agama : Islam

Status : Menikah

Alamat : Jalan Jenderal Sudirman Km. 58,

Desa Firdaus, Kecamatan Firdaus,

Kabupaten Serdang Bedagai

2. KELUARGA

Nama Ayah : Alm. SUCIONO, SMHk.

Nama Ibu : SULASTRI

Suami : YUNASRIL, S.H., M.Kn.

3. PENDIDIKAN

SD Supriyadi (1987 – 1993)

SMP Supriyadi (1993 – 1996)

SMU Supriyadi (1996 – 1999)

S1 UISU (1999 - 2003)

(12)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR SKEMA ... xi

DAFTAR ISTILAH ... xii

DAFTAR SINGKATAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 13

C. Tujuan Penelitian ... 13

D. Manfaat Penelitian ... 14

E. Keaslian Penelitian ... 15

F. Kerangka Teori dan Konsepsi ... 16

1. Kerangka Teori ... 16

2. Konsepsi ... 22

G. Metode Penelitian ... 24

1. Jenis Dan Sifat Penelitian ... 25

2. Metode Pendekatan ... 26

3. Lokasi Penelitian ... 27

4. Populasi Dan Sampel Penelitian ... 27

5. Teknik Pengumpulan Data ... 27

6. Alat Pengumpulan Data ... 28

(13)

viii

BAB II PELAKSANAAN GADAI TANAH HARTA PUSAKA

TINGGI DI NAGARI KAMANG MUDIAK ... 30

A. Gambaran Singkat Nagari Kamang Mudiak ... 30

B. Pengertian, Syarat-Syarat, Jangka Waktu Dan Prosedur Pengikatan Gadai Tanah Harta Pusaka Tinggi di Nagari Kamang Mudiak ... 45

BAB III FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN DILAKUKANNYA GADAI TANAH HARTA PUSAKA TINGGI DI NAGARI KAMANG MUDIAK ... 81

A. Dalam Literatur Hukum Adat ... 81

B. Dalam Kehidupan Masyarakat Minangkabau di Nagari Kamang Mudiak ... 88

BAB IV DAMPAK ADANYA PERKEMBANGAN SYARAT SECARA ADAT MENGGADAI TANAH HARTA PUSAKA TINGGI DI NAGARI KAMANG MUDIAK ... 92

A. Dampak Terhadap Kehidupan Kaum ... 92

B. Dampak Terhadap Harta Pusaka Tinggi ... 95

C. Penyelesaian Sengketa Gadai Tanah Pusaka Tinggi ... 105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...128

A. Kesimpulan ... 128

B. Saran ... 129

(14)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin ... 32

Tabel 2 : Tingkat Pendidikan ... 33

Tabel 3 : Status Pekerjaan ... 34

Tabel 4 : Jumlah Pemilikan Tanah ... 35

Tabel 5 : Jorong Nagari Kamang Mudiak dan Luas Wilayah ... 35

Tabel 6 : Jenis Penggunaan Tanah dan Luas Wilayah ... 36

Tabel 7 : Berdasarkan Jumlah Suku/Generasi di Nagari Kamang Mudiak ... 39

Tabel 8 : Berdasarkan Teritorial Wilayah Nagari Kamang Mudiak ... 40

Tabel 9 : Aturan atau Prosedur Mengadaikan Harta Pusaka Tinggi Secara Adat ... 57

Tabel 10 : Benda Riil ... 61

Tabel 11 : Benda Kehormatan ... 62

Tabel 12 : Tingkatan / Jarak Penerimaan Gadai ... 63

Tabel 13 : Cara Pengikatan Gadai ... 65

Tabel 14 : Alasan Masyarakat Nagari Kamang Mudiak Menggadai ... 89

Tabel 15 : Dampak Gadai Terhadap Harta Pusaka Tinggi ... 95

(15)

x

DAFTAR GAMBAR

(16)

xi

DAFTAR SKEMA

Halaman

Skema 1... 115

(17)

xii

DAFTAR ISTILAH

Matriarki : sistem masyarakat yang menelusuri garis keturunan melalui pihak ibu

Patriarki : sistem masyarakat yang menelusuri garis keturunan melalui pihak bapak

Pusako Basalin : pemindahan harta pusaka tinggi yang diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya dan tidak boleh dibagi menjadi harta milik pribadi

Harta Pusaka Tinggi : harta yang diperoleh secara turun temurun secara kumulatif untuk anak/kemanakan perempuan

Sabarek Sapikua : masih sesuku

Sando : gadai

Rupiah : emas dalam bentuk bulat seperti uang logam

Nagari : desa

Tabek : kolam ikan

Rumah Gadang : rumah adat Minangkabau

Balai : tempat pertemuan

Langgar : surau

Sako : gelar

Mamak Kepala Waris : yang menegepalai kaum

Kaum : anggota sesuku

Uwo : kakak perempuan ibu

Mande : ibu

Samande : seibu

Ganggam Bantuak : tanah ulayat yang diperuntukkan bagi kaumnya

Sajurai : satu keluarga kecil

Saparuik : berasal dari satu perut

Pagang Gadai : gadai

Kampuang : kampung

Jorong : dusun

Kepala Suku : orang yang mengepalai suku Wali Jorong : kepala dusun

Wali Nagari : kepala desa/lurah

Luhak : hukum

Badunsanak : bersaudara

Bundokanduang : ibu kandung

Manaruko : membuka

Jenjang : urutan tangga

Pusako salingka suku : pusaka yang ditawarkan terlebih dahulu kepada sesuku

(18)

xiii

DAFTAR SINGKATAN

UUPA : Undang-Undang Pokok Agraria

KAN : Kerapatan Adat Nagari

MA : Mahkamah Agung

RI : Republik Indonesia

SAW : Shalallahu’ Allaihi Wassalam

UU : Undang-Undang

KUHPerdata : Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

PP : Peraturan Pemerintah

PN : Pengadilan Negeri

HTN : Hukum Tanah Negara

UUD : Undang-Undang Dasar

PPAT : Pejabat Pembuat Akta Tanah

BPN : Badan Pertanahan Nasional

Perda : Peraturan Daerah

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang dilakukan melalui wawancara dan dokumentasi dapat diketahui bahwa manajemen kepemimpinan pada Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Agam Madani Nagari

Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui tata cara adat perkawinan masyarakat Minangkabau di Nagari Lawang Kecamatan Matur Kabupaten Agam Sumatera Barat, untuk

terhadap Kerapatan Adat nagari dalam menyelesaikan sengketa khususnya sengketa tanah harta pusako tinggi yang terjadi.secara garis besar peran KAN dalam

pusaka tinggi atau harta pusaka rendah atau dalam masyarakat hukum adat Minangkabau umumnya tanah yang berasal dari harta pusaka tinggi tidak boleh diperjualbelikan,

Harta pusaka tinggi yang diperjualbelikan di Nagari Durian Gadang tersebut sudah memenuhi rukun jual beli, namun tidak memenuhi keseluruhan syarat-syarat dari jual beli yaitu

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Kerapatan Adat Nagari ( KAN ) dalam pembangunan Nagari Baringin Kecamatan Lima Kaum,

Pemberian harta melalui wasiat dengan akta wasiat maupun pembagian harta warisan pewaris terhadap para ahli waris dalam hukum adat Minangkabau hanya dapat

Dalam rangkaian perkawinan di Minangkabau pada umumnya hampir sama dengan daerah lainnya, namun dalam aturan adat yang dibuat oleh masyarakat adat di Nagari Salimpaung berbeda dengan