GAMBARAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN SHIFT PAGI, SHIFT SIANG DAN SHIFT MALAM DI BAGIAN LOINING PT. SINAR PURE FOODS INTERNATIONAL BITUNG
Christo Mononimbar*, B.S Lampus*, Ricky C. Sondakh*
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK
Kelelahan akibat tidak ergonomisnya kondisi sarana, prasarana dan lingkungan kerja merupakan faktor dominan bagi menurun atau rendahnya produktivitas kerja tenaga kerja. Hal ini memberikan konsekuensi terhadap perpanjangan jam kerja pekerja dan salah satunya adalah dengan mempekerjakan pekerja melampaui waktu yang telah ditetapkan dan atau memberlakukan shift kerja. Bagian loining merupakan tempat pembersihan dan pengolahan ikan. Pekerja yang bertugas dibagian loining memiliki beban kerja selama 8jam perhari dengan posisi berdiri dapat mengganggu kinerja dan dapat mengakibatkan kelelahan kepada pekerja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kelelahan kerja pada karyawan shift pagi, siang dan malam dibagian Loining PT. Sinar Pure Foods International Bitung.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 90 orang, dan untuk setiap shift 30 orang. Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan Reaction timer kepada sampel penelitian.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah, gambaran kelelahan kerja pada karyawan shift pagi, siang dan malam dibagian loining PT. Sinar Pure Foods International bitung dengan menggunakan Reaction Timer yaitu, untuk kategori kelelahan ringan yang paling besar didapatkan di shift pagi sebesar 8.89%. Kategori kelelahan sedang paling besar pada karyawan shift siang yaitu 25.56%. Dan untuk kategori kelelahan berat paling besar pada karyawan shift malam yaitu 12.22%.
Saran bagi instantsi terkait agar melakukan sosialisasi kepada karyawan mengenai kondisi lingkungan kerja yang berdampak terhadap kelelahan kerja. Dan perlu adanya perhatian khusus yang perlu diperhatikan dalam penyususnan shift kerja, seperti jenis kelamin dan umur. Untuk karyawan sebaiknya memperhatikan kondisi tubuh, mengkonsumsi makanan yang bergizi dan mendapat istirahat yang cukup sebelum melakukan pekerjaan.
Kata Kunci : Kelelahan Kerja, shift kerja
ABSTRACT
Fatigue due to unwell-designed of the conditions of facilities, infrastructures and work environment is a dominant factor in the decline or low productivity of labors. This has some consequences on the extension of work hours and one of them is to employ labors beyond a predetermined time and or shift work. Loining section is where the cleaning and processing of fish. Labor in charge of loining section have workload for 8 hours per day in a standing position can interfere with performance and can lead to labor fatigue.
This research aimed to know the fatigue descriptions of labors who work in the morning, afternoon and night shift in Loining section PT. Sinar Pure Foods International Bitung.
The method used was descriptive. The sample in this study was as many as 90 people, and 30 people for each shift. This research conducted using a timer Reaction to the sample.
The results obtained were, the fatigue descriptions of labors who work in the morning, afternoon and night shift in Loining section PT. Sinar Pure Foods International Bitung by using Reaction Timer were, the minor fatigue category obtained in the morning shift was 8.89%. Medium fatigue category obtained in the afternoon shift employees was 25.56%. And in the major fatigue category obtained in the night shift employees was 12,22%.
Suggestions for relevant agencies were to conduct socialization to the labor about working conditions that have an impact on work fatigue. And it required special attention in the preparation of the work shift, such as gender and age. For the labors, they should pay attention to the condition of the body, eating nutritious foods and get enough rest before doing the work.
PENDAHULUAN
Kelelahan kerja adalah respon total individu terhadap stress psikososial yang dialami dalam satu periode waktu tertentu dan kelelahan kerja itu cenderung menurunkan prestasi maupun motivasi pekerja bersangkutan. Kelelahan kerja merupakan kriteria yang lengkap tidak hanya menyangkut kelelahan yang bersifat fisik dan psikis saja tetapi lebih banyak kaitannya dengan adanya penurunan kinerja fisik, adanya perasaan lelah, penurunan motivasi dan penurunan produktivitas kerja (Setyawati, 2012).
Kesehatan adalah faktor yang sangat penting bagi produktivitas dan peningkatan produktivitas tenaga kerja selaku sumber daya manusia. Kondisi kesehatan yang baik merupakan potensi untuk meraih produktivitas kerja yang baik pula. Pekerjaan yang menuntut produktivitas kerja tinggi hanya dapat dilakukan oleh tenaga kerja dengan kondisi kesehatan prima. Sebaliknya keadaan sakit atau gangguan kesehatan menyebabkan tenaga kerja tidak atau kurang produktif dalam melakukan pekerjaannya. Tenaga kerja yang sakit dan tidak bekerja menyebabkan yang bersangkutan tidak produktif selama dia sakit dan tidak bekerja (Suma’mur, 2009).
Produktivitas tenaga kerja di perusahaan di pengaruhi oleh berbagai macam faktor, yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Tingkat kebugaran fisik tenaga kerja berpengaruh terhadap kondisi psikisnya,
demikian pula sebaliknya. Kelelahan akibat tidak ergonomisnya kondisi sarana, prasarana dan lingkungan kerja merupakan faktor dominan bagi menurun atau rendahnya produktivitas kerja tenaga kerja. Suasana kerja yang tidak ditunjang oleh kondisi lingkungan kerja yang sehat, nyaman, aman dan selamat akan memicu timbulnya kelelahan kerja (Tarwaka, 2013).
Kelelahan kerja tidak dapat didefenisikkan secara jelas tetapi dapat dirasakan sebagai perasaan kelelahan kerja disertai adanya perubahan waktu reaksi yang menonjol maka indicator perasaan kelelahan kerja dan waktu reaksi dapat dipergunakan untuk mengetahui adanya kelelahan kerja. Perasaan kelelahan kerja adalah gejala subjektif kelelahan kerja yang dikeluhkan pekerja yang merupakan semua perasaan yang tidak menyenangkan (Tarwaka, 2013).
Pekerja shift seseorang yang bekerja diluar jam kerja normal dalam seminggu. Para pekerja shift termasuk yang bekerja dalam tim berotasi, pekerja malam dan bekerja pada jam-jam yang tidak umum, minggu kerja yang tidak umum dan hari kerja yang di perpanjang (Tarwaka, 2013).
Penggunaan sumber daya secara optimal dalam rangka meningkat akan produksi dituntut oleh dunia industri sejak beberapa tahun yang lalu. Hal ini memberikan konsekuensi terhadap perpanjangan jam kerja pekerja dan salah satunya adalah dengan mempekerjakan pekerja melampaui waktu
yang telah ditetapkan dan atau memberlakukan shift kerja. Pekerja dengan shift kerja adalah yang bekerja di luar jam kerja normal selama kurun waktu tertentu. Para pekerja shift termasuk yang bekerja dalam tim yang berotasi, pekerja dapat bekerja pada pagi hari, atau siang hari atau malam hari dan dapat pula pekerja bekerja pada jam-jam yang tidak lazim, bahkan dapat bekerja pada hari minggu, di samping pekerja dapat bekerja juga pada hari kerja yang di perpanjang.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran kelelahan kerja pada karyawan shift pagi, shift siang dan shift malam di bagian loining PT Sinar Pure Foods International tahun 2015. PT. Sinar Pure Foods International merupakan pabrik yang menghasilkan ikan tuna dalam kaleng dengan beberapa macam rasa khas daerah yang di pasarkan di dalam negeri maupun luar negeri.
Bagian loining merupakan tempat pembersihan dan pengolahan ikan di PT. Sinar Pure Foods International. Pekerja yang bertugas dibagian loining memiliki beban kerja selama 8jam perhari. Bekerja selama 8jam setiap harinya dengan posisi berdiri dan kondisi ruangan yang tidak memadai untuk menampung 300 orang pekerja dapat mengganggu kinerja pekerja dibagian loining. Dan hal ini dapat mengakibatkan kelelahan kepada pekerja.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh penulis terhadap tenaga kerja
lapangan di bagian loining, terlihat bahwasanya tenaga kerja di lapangan bekerja dengan sistem shift, yang terbagi menjadi 3 shift yaitu shift I dimulai dengan waktu kerja pukul 06.00-14.00 WITA, shift II dimulai dengan waktu kerja pukul 14.00-22.00 WITA, shift III dimulai dengan waktu kerja pukul 22.00-06.00 WITA. Karyawan yang ada di bagian loining berjumlah 900 orang yang dibagi dalam tiga shift kerja, 300 orang pada shift pagi, 300 orang pada shift siang, 300 orang pada shift malam.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian bertempat di PT. Sinar Pure Foods International Bitung pada bulan maret 2015. Populasi dalam penelitian ini seluruh pekerja di bagian Loining dengan total karyawan 900 orang. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 90 karyawan yang dibagi dalam 3 shift kerja yaitu 30 karyawan untuk shift pagi, 30 karayawan untuk shift siang dan 30 karyawan untuk shift malam. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan metode purposive sampling
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dari 90 karyawan yang berada dibagian loning didapat bahwa rata-rata karyawan memiliki kelelahan kerja sedang.
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Kelelahan Kerja pada shift pagi
Kategori Shift pagi n % Normal 1 3.33 Ringan 8 26.67 Sedang 17 56.67 Berat 4 13.33 Jumlah 30 100
Tabel 1 menunjukan distribusi kelelahan responden yang bekerja pada shift pagi berdasarkan waktu reaksi dapat disimpulkan
bahwa pada shift pagi rata-rata karyawan mengalami kelelahan kerja sedang sebanyak 17 responden (13.33%).
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Kelelahan Kerja pada shift Siang
Kategori Shift Siang
n % Normal 2 6.67 Ringan 2 6.67 Sedang 23 76.67 Berat 3 10.00 Jumlah 30 100
Tabel 2. menunjukan distribusi kelelahan responden yang bekerja pada shift siang berdasarkan waktu reaksi dapat disimpulkan
bahwa pada shift siang rata-rata karyawan mengalami kelelahan kerja sedang sebanyak 23 responden (76.67%)
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Kelelahan Kerja pada shift Malam
Kategori Shift Malam
n % Normal 0 0 Ringan 7 23.33 Sedang 12 40.00 Berat 11 36.67 Jumlah 30 100
Tabel 3 menunjukan distribusi kelelahan responden yang bekerja pada shift malam berdasarkan waktu reaksi dapat disimpulkan bahwa pada shift malam karyawan yang mengalami kelelahan kerja sedang sebanyak 12 responden (40.00%) dan yang mengalami kelelahan kerja berat sebanyak 11 responden (36.67%).
Pembagian Shift kerja yang sering dilakukan kepada karyawan dapat mempengaruhi banyak hal yang dapat menunjang pekerjaan yang dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Maurits dan Widodo (2008), menyatakan bahwa shift kerja : (1) berpengaruh negatif terhadap kesehatan fisik, mental dan sosial; (2) mengurangi kemampuan kerja dan meningkatnya kesalahan dan kecelakaan; (3) menghambat hubungan sosial dan keluarga; (4) mengganggu psychophysiologi homeostatis seperti circadian rhythms, waktu tidur dan makan.
Kimberly (2011), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kelelahan Karyawan Pabrik Kelapa Sawit di PT. X Labuhan Batu” menyatakan bahwa
karyawan shift malam lebih tinggi tingkat kelelahan, tekanan darah sistol dan diastol, denyut nadi, stres fisik serta stres mental dibanding dengan tingkat kelelahan, tekanan darah sistol dan diastol, denyut nadi, stres fisik serta stres mental karyawan pada shift pagi dan siang. Hal ini disebabkan, circadian ritme meningkat pada siang hari dan menurun pada malam hari.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan ditempat penelitian, bahwa untuk kelelahan pada shift pagi memiliki rata-rata 408.16 dan berada pada kategori kelelahan sedang. Ditribusi responden berdasarkan reaction timer tehadap shift pagi paling banyak berada dikategori kelelahan sedang sebanyak 17 responden atau sebesar 18.89%.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di bagian loinning PT. Sinar Pure Foods International Bitung, untuk distribusi berdasarkan reaction timer terhadap jenis kelamin, tingkat pendidikan dan masa kerja, rata-rata berada pada kategori kelelahan sedang. Hal ini disebabkan oleh karena responden bekerja pada shift pagi. Responden
yang bekerja pada shift pagi memiliki keadaan fisik dan stamina yang baik.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan bahwa untuk gambaran kelelahan pada responden shift siang rata-rata berada pada kategori kelelahan sedang yaitu sebesar 419.06. Distribusi berdasarkan reaction timer, untuk kategori kelelahan normal dan kategori kelelahan ringan adalah sama sebanyak 2 responden atau sebesar 2.22%. Kategori kelelahan sedang sebanyak 23 responden atau sebesar 25.56% dan kategori kelelahan berat sebanyak 3 responden atau sebesar 3.33%.
Berdasarkan data yang diperoleh, yang paling banyak berada pada kategori kelelahan sedang. Begitu juga jika dilihat berdasarkan reaction timer terhadap kelompok umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan masa kerja responden berada pada kategori kelelahan sedang. Dari hasil pengukuran menggunakan reaction timer terhadap kelompok umur yang paling banyak terdapat pada kelompok umr 20 – 24 tahun sebanyak 5 responden atau sebesar 16.67%. Selanjutnya kelompok umur 25 – 29 tahun dan kelompok umur 35 – 39 tahun sama yaitu sebanyak 4 responden atau sebesar 13.33%.
Dari hasil penelitian terhadap karyawan yang bekerja pada shift malam berada di kategori kelelahan sedang dan kelelahan berat yaitu sebesar 513.36. Hal ini dapat dilihat dari distribusi responden berdasarkan reaction timer terhadap shift kerja,
untuk kategori kelelahan sedang dan katgeori kelelahan berat yaitu masing-masing 12 responden atau 13.33% dan 11 responden 12.22%. Sedangkan untuk kategori kelelahan ringan sebanyak 7 responden atau 7.778% dari 30 responden yang bekerja pada shift malam.
KESIMPULAN
1. Kelelahan kerja pada karyawan shift pagi bagian loinning berdasarkan reaction timer, kategori kelelahan sedang sebesar 18.89%, kategori kelelahan ringan sebesar 8.89%, kategori kelelahan berat sebesar 4.44% dan kategori kelelahan normal sebesar 1.11%. Berdasarkan keempat kategori, ditemukan bahwa untuk karyawan shift pagi, kategori kelelahan ringan lebih besar daripada karyawan di shitf siang dan malam.
2. Kelelahan kerja pada karyawan shift siang bagian loinning berdasarkan reaction timer, kategori kelelahan sedang sebesar 25.56%, kategori kelelahan berat sebesar 3.33%, kategori kelelahan ringan sebesar 2.22% dan kategori kelelahan normal sama yaitu 2.22%. Berdasarkan keempat kategori, ditemukan bahwa untuk karyawan shift siang, kategori kelelahan sedang lebih besar daripada karyawan di shitf pagi dan malam.
3. Kelelahan kerja pada karyawan shift malam bagian loinning berdasarkan reaction timer, kategori kelelahan sedang sebesar 13.33%, kategori kelelahan berat
sebesar 12.22%, kategori kelelahan ringan sebesar 7.78%, dan untuk kategori kelelahan normal tidak terdapat responden. Berdasarkan keempat kategori, ditemukan bahwa untuk karyawan shift malam, kategori kelelahan berat lebih besar dari pada di karyawan shitf pagi dan siang.
SARAN
1. Perlu adanya perhatian khusus yang perlu diperhatikan dalam penyusunan shift kerja, seperti jenis kelamin dan umur. 2. Perlu dilakukan sosialisasi kepada
karyawan di PT. Sinar Pure Foods International Bitung mengenai kondisi lingkungan kerja yang berdampak terhadap kelelahan kerja dan pencegahannya.
3. Bagi para karyawan sebaiknya memperhatikan kondisi tubuh, mengkonsumsi makanan yang bergizi dan mendapat istrirahat yang cukup sebelum melakukan pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA
Kimberly, 2011. “Pengaruh shift kerja terhadap kelelahan pekerja pabrik kelapa sawit di pt. X labuhan batu”. Jurnal S-1 Fakultas teknik Universitas Al Azhar Medan, Vol 12 No. 2
Maurits L, Widodo I. (2008). Faktor dan Penjadualan Shift Kerja. Vol 13, No. 2
Setyawati L. 2010. Selintas Tentang Kelelahan Kerja. Yogyakarta: Amara Books
Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes), Jakarta: CV Sagung Seto.
Tarwaka. 2013. Ergonomi Industri Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja, Harapan Press. Surakarta