• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Sanitasi Kabupaten Jember (SSK) 2017 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Strategi Sanitasi Kabupaten Jember (SSK) 2017 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 1 I - 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sampai saat ini permasalahan sanitasi masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa peningkatan nilai ekonomis dalam pembangunan. Hal ini merupakan dampak buruk yang diakibatkan oleh sanitasi yang buruk dapat berpengaruh pada penurunan citra Kabupaten sebagai tujuan wisata,pendidikan, investasi maupun menurunnya kesejahteraan masyarakat secara umum. Disamping itu kesalahan pembangunan yang tidak seimbang dapat menyebabkan adanya beberapa permasalahan lingkungan baik berupa banjir, pencemaran lingkungan dan lain-sebagainya.

Dengan keadaan lingkungan fisik dan biologis permukiman di Indonesia pada umumnya yang masih belum baik, masih banyak ditemukan penduduk yang melakukan buang air besar sembarangan / BABS karena akses sanitasi yang kurang baik. Buruknya kualitas lingkungan akibat pembuangan sampah sembarangan yang membuat sungai dan air tanah tercemar, tingginya penderita diare dan lain sebagainya. Keadaan ini ditunjang pula dengan rendahnya penduduk yang dapat menikmati layanan air bersih dan fasilitas penyehatan lingkungan.

Keadaan itu umumnya terjadi akibat dari banyaknya aktivitas manusia yang memiliki dampak buruk bagi kualitas lingkungannya akibat dari perilaku manusia itu sendiri, baik dari pengelolaan sampah, pengelolaan air limbah, pengelolaan drainase dan juga akibat kepedulian masyarakat yang rendah terhadap lingkungan.

Sanitasi lingkungan merupakan hal yang sangat penting, yang selama ini kurang mendapatkan perhatian yang serius, dimana tingkat kesehatan masyarakat berhubungan erat dengan kondisi sosial ekonomi dan lingkungan. Pembangunan sosial ekonomi yang baik akan mempengaruhi kualitas lingkungan dan sebaliknya kualitas lingkungan juga akan berpengaruh terhadap tingkat kesehatan sebagai modal dasar dalam pembangunan.

Permasalahan sanitasi yang dihadapi Kabupaten Jember pada umumnya hampir sama dengan kota-kota lainnya. Dibidang drainase masih adanya

(2)

genangan-Bab 1 I - 2

genangan air akibat dari pendangkalan sungai dan saluran drainase, daya tampung yang tidak sesuai dengan tingginya curah hujan. Khusus kawasan permukiman padat di wilayah perkotaan, genangan sering terjadi karena sistem drainase jalan dan kawasan permukiman kurang terawat dan tidak berfungsi dengan baik. Salah satu penyebabnya adalah kebiasaan masyarakat membuang sampah pada sungai atau saluran.

Permasalahan air limbah akan sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan masyarakat sekitar. Sumber air limbah dapat berasal dari air limbah pemukiman yang terdiri dari air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari air sisa mandi, sisa cuci, dapur, tinja manusia dan lain sebagainya dari lingkungan pemukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3).

Air limbah ini perlu dikelola dengan benar agar tidak mencemari air permukaan dan air tanah, disamping untuk pencegahan terhadap berbagai jenis penyakit, seperti diare, thypus, kolera, dll. Di bidang persampahan masih belum semua kawasan perkotaan dan permukiman padat terlayani pengelolaan sampah dan masih banyaknya desa yang belum memiliki sistem penyediaan air bersih yang memadai, dan sistem sanitasi yang baik.

Pemerintah Kabupaten Jember melalui Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) ini berusaha untuk memperbaiki kondisi ini dengan konsep pemberdayaan masyarakat. Program ini diharapkan dapat melibatkan peran serta pemerintah, stakeholder dan masyarakat yang dimulai dari tahap perencanaan, implementasi sampai dengan tahap pemanfaatan dan pemeliharaan serta monitoring dan evaluasi. Dengan adanya peran serta dari masyarakat diharapkan timbul rasa memiliki terhadap hasil pembangunan sehingga program ini dapat berhasil. Untuk itu diperlukan data- data yang akurat terkait dengan sanitasi di Kabupaten Jember meliputi data dan kondisi faktual, potensi dan permasalahannya yang tertuang dalam Buku Strategi Sanitasi Kabupaten Jember sebagai profil dan gambaran pemetaan karakteristik dan kondisi sanitasi, serta prioritas/arah pengembangan Kabupaten dan masyarakat Kabupaten Jember jangka menengah.

Kabupaten Jember pada tahun 2012 telah menyusun dokumen SSK sebagai acuan dasar pembangunan sektor sanitasi selama kurun waktu lima (5) tahun yaitu dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2017. Beberapa program dan kegiatan yang

(3)

Bab 1 I - 3

ditargetkan telah diimplementasikan secara bertahap sehingga menambah cakupan layanan sanitasi di Kabupaten. Dalam rangka pencapaian Universal Access pemerintah pusat khususnya bidang sanitasi, mengharapkan kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sanitasi di daerah masing-masing. Pada kondisi saat ini realita yang terlihat adalah belum optimalnya layanan dan buruknya kondisi sanitasi di daerah melingkupi sampah rumah tangga, air limbah domestik, drainase lingkungan, serta air bersih telah menurunkan kualitas lingkungan hidup, tercemarnya sumber air bersih yang digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Menanggapi realita tersebut, Pemerintah telah menetapkan program percepatan pembangunan sanitasi perkotaan (PPSP II) menjadi salah satu program prioritas pembangunan nasional yang akan dilakukan secara bertahap dimulai pada tahun 2015 hingga tahun 2019. Guna menunjang pembangunan sanitasi, maka perlu dilakukan pemutakhiran dokumen SSK untuk perencanaan lima (5) tahun kedepan dengan alasan yaitu :

Umur dari dokumen SSK sebelumnya yang sudah kadaluarsa, lebih dari 5 (lima) tahun

Perubahan RPJMD Kabupaten Jember Tahun 2016 – 2021, karena adanya pergantian Kepala Daerah

Adanya perubahan target RPJMN 2015 – 2019 tentang target baru yaitu 100% (universal access) akses sanitasi layak di akhir tahun 2019.

Meningkatkan kualitas dari dokumen SSK sebelumnya, sehingga dapat memberikan gambaran yang up to date terkait sanitasi dan rencana implementasi program akan lebih tepat sasaran di Kabupaten Jember

Melalui berbagai upaya Pemerintah terhadap percepatan pembangunan sanitasi, maka pada tahun ini (2016) dapat diketahui capaian akses sanitasi layak tingkat nasional sebesar 67,20 %, di Provinsi Jawa Timur sebesar 71,14% dan di Kabupaten Jember 72,95 % dengan target akses sanitasi Kabupaten Jember pada tahun 2019 sebesar 81,4 %.(Sumber : Bappeprop Jawa Timur 2017)

(4)

Bab 1 I - 4

Hubungan antara SSK yang disusun pada tahun 2012 dan dokumen SSK yang dimutakhirkan pada tahun 2017 dengan dokumen perencanaan lainnya adalah sebagai berikut :

1. SSK Kabupaten Jember merupakan dokumen pelengkap dari dokumen perencanaan resmi yang ada di Kabupaten Jember, seperti RPJMD Kabupaten Jember Tahun 2016 - 2021, Renstra OPD Tahun 2016 – 2021 dan Renja OPD; 2. SSK Kabupaten Jember mengacu pada RPJMD Kabupaten Jember Tahun 2016

– 2021;

3. Penyusunan SSK Kabupaten Jember mengacu pada dokumen perencanaan tata ruang wilayah RTRW Kabupaten Jember Tahun 2015 – 2035, khususnya berkaitan dengan zonasi pembangunan sistem jaringan sarana prasarana sanitasi.

Dokumen Pemutakhiran SSK Kabupaten Jember tahun 2017 ini disusun dengan merujuk pada dokumen SSK yang sudah ada dan lebih difokuskan pada upaya untuk mengimplementasikan program dan kegiatan jangka menengah dalam upaya mencapai universal access. Untuk memastikan dokumen Pemutakhiran SSK dapat diimplementasikan maka dalam proses penyusunannya disinergikan dengan dokumen-dokumen perencanaan yang ada di Kabupaten seperti RPJPD Kabupaten Jember 2005 - 2025, RTRW Tahun 2015 - 2035, RPIJM/RPI2JM 2016 - 2021, RPJMD Tahun 2016 - 2021, Renstra OPD Tahun 2016 – 2021 dan Renja OPD serta keterkaitannya juga dengan Propinsi Jawa Timur dan Nasional yang digambarkan pada bagan berikut ini :

Sumber : Pedoman Penyusunan SSK 2017

(5)

Bab 1 I - 5

1.2. Metodologi Penyusunan

Dokumen Pemutakhiran SSK Kabupaten Jember tahun 2017 ini disusun berdasarkan karakteristik daerah dan melibatkan sebanyak mungkin pelaku dari berbagai unsur dengan tetap melibatkan peran serta masyarakat dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kegiatan awal yang dilaksanakan dalam tahapan penyusunan dokumen ini berupa rapat internalisasi Pokja Sanitasi, lokakarya, dialog dan pertemuan dengan lembaga yang terkait. Diharapkan dapat menghasilkan rencana kerja, jadwal, data, dukungan politis dan pendanaan dalam penyusunan dokumen Pemutakhiran SSK Kabupaten Jember. Jenis data yang digunakan oleh Pokja sebagai acuan dalam Penyusunan SSK, diantaranya :

1) Universal akses 100% Tahun 2019

2) Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRW) Tahun 2015 – 2035 3) RPJM Kabupaten Tahun 2016 – 2021 , Provinsi, dan Nasional

4) RPIJM/RPI2JM Tahun 2015 – 2019 Kabupaten Jember

5) Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 6) Rencana Strategis masing-masing OPD Tahun 2016 - 2021, dan

7) Peraturan perundangan terkait pengembangan kota dan proses

perencanaan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi (misalnya yang terkait keuangan, penganggaran, dan monitoring evaluasi).

Dengan demikian melalui dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) ini Pokja sanitasi sekali lagi akan mengintegrasikan permasalahan antar sektor sanitasi yang ada di Kabupaten Jember dengan tujuan agar strategi sanitasi tersebut memiliki dasar hukum yang jelas dan dapat diimplementasikan dengan memperhatikan empat ciri pendekatan yang dikembangkan, yaitu :

1) Skala kabupaten,

2) Dilakukan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten sendiri, 3) Perpaduan Top-down dan bottom up,

4) Berdasarkan bukti material (evidence based) yang ada di Kabupaten Jember.

Metodologi yang digunakan dalam penyusunan dokumen Pemutakhiran SSK Kabupaten Jember dapat dijelaskan sebagai berikut :

(6)

Bab 1 I - 6

1. Pengumpulan Data Sekunder

1) Untuk data sekunder sektor sanitasi (air limbah domestik,persampahan,dan drainase) digunakan sebagai dasar untuk pemetaan kondisi sanitasi aktual, serta memotret kebutuhan akan layanan sanitasi yang baik, sesuai standar kebutuhan minimal pembangunan sanitasi. Tidak hanya sekedar kompilasi, tetapi juga dilakukan proses seleksi dan verifikasi data. Banyak dokumen kegiatan program yang mampu memberikan informasi mengenai apa yang terjadi dimasa lampau yang erat kaitannya dengan kondisi yang terjadi pada masa kini, dari masing-masing OPD yang terkait sanitasi, baik langsung atau tidak langsung seperti data statistik, RTRW, RPJMD, Kabupaten Dalam Angka, Kecamatan Dalam Angka, LKPJ, Renstra, masterplan, laporan, tabel, foto dan peta.

2. Pengumpulan Data Primer

Data primer yang dikumpulkan meliputi antara lain :

• Studi Kelembagaan dan kebijakan

• Penilaian Sanitasi Berbasis Masyarakat (Community-based Sanitation Assessment)

• Studi peran serta swasta dalam penyediaan layanan sanitasi

• Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment/EHRA)

• Studi Komunikasi dan media

• Studi profil Keuangan dan perekonomian daerah • Studi peran serta masyarakat

• Kajian Sanitasi Sekolah

3. Pendalaman data yang telah diperoleh

Data – data yang telah diperoleh, dilakukan verifikasi lanjutan, pengecekan silang data-data yang diperoleh dan pendalaman data tersebut dengan melaksanakan :

• Pertemuan secara berkala dengan anggota Pokja yang dikoordinasikan oleh Bappeda Kabupaten Jember.

(7)

Bab 1 I - 7

Proses 1 Proses 2 Proses 3 Proses 4 Proses 5

Internalisasi dan Pemetaan Kondisi dan Penyamaan Persepsi Kemajuan

Pembangunan Sanitasi Skenario Pembangunan Konsolidasi Penganggaran dan Pemasaran Finalisasi

sanitasi baik di kawasan perkotaan dan maupun perdesaan (survey dan observasi) bila diperlukan.

• Diskusi yang bersifat teknis (focus group discussion) dan mendalam juga akan dilakukan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam sanitasi. Diskusi untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terkait kondisi yang ada serta upaya-upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan untuk meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat di bidang sanitasi.

4. Melakukan penyepakatan dalam rapat Pokja Sanitasi.

Analisis SWOT dan matriks rangking isu prioritas, analisa area berisiko sanitasi, penentuan zona dan sitem sanitasi dengan menggunakan instrument SSK Tahun 2017.

Dokumen SSK ini disusun oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Jember dan seluruh proses direkam secara tertulis, dan terdokumentasikan dengan baik.

Sumber : Pedoman Penyusunan Pemutakhiran SSK 2017

Gambar 1.2. Gambar Proses penyusunan Pemutakhiran SSK

Kondisi sanitasi saat ini Kondisi sanitasi pada akhir

periode jangka menengah Output proses 2 :

1. Profil kabupaten

2. Profil dan permasalahan mendesak sanitasi

3. Area berisiko

Output proses 3 : 1. Visi sanitasi

2. Tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi

Output proses 3, 4 dan 5 :

1. Misi sanitasi

2. Zona dan Sistem Sanitasi

3. Hasil Analisa Kemampuan Pendanaan APBD Kab/Kota untuk Sanitasi 4. Strategi Pengembangan Sanitasi

5. Daftar Program/Kegiatan dan Indikasi Sumber Dananya

(8)

Bab 1 I - 8

Berdasarkan gambar diatas, bahwa proses dan output dari penyusunan dokumen Pemutakhiran SSK 2017 tergambarkan dan ini terbagi menjadi 5 (lima) proses utama yaitu :

1. Internalisasi dan penyamaan persepsi

Adapun langkah- langkah yang dilaksanakan adalah sebagai berikut : a. Membangun kesepahaman dan kesamaan persepsi tentang pentingnya

pemutakhiran SSK

Untuk menumbuhkan kesepahaman dan kesamaan persepsi, perlu diadakan satu atau lebih pertemuan yang melibatkan seluruh anggota Pokja. Pertemuan pertama dari proses ini disebut sebagai pertemuan perdana atau Kick Off Meeting Kabupaten. Pertemuan perdana ini merupakan lanjutan dari Kick Off Meeting di tingkat Nasional dan Provinsi.

Materi yang perlu dibahas di dalam pertemuan perdana Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut :

a) Latar belakang, makna, dan manfaat pemutakhiran SSK

b) Posisi dan dasar hukum dari dokumen yang dihasilkan

c) Proses dan metode pemutakhiran SSK

d) Daftar isi dokumen dan yang akan dihasilkan dan informasi minimum yang harus ada di dalamnya.

Referensi yang dapat dijadikan acuan oleh Pokja dalam langkah ini adalah :

a) Surat Edaran (SE) Mendagri No. 660 tahun 2012 tentang Pengelolaan

PPSP di daerah.

b) Bahan tayang dari kegiatan Pertemuan Perdana di Provinsi. Output yang didapatkan ialah tersusunnya Bab 1 Pendahuluan b. Menyusun dan menyepakati rencana kerja

Pokja menyusun dan menyepakati rencana kerja pemutakhiran SSK yang ditandatangani oleh Ketua Pokja dan diunggah ke dalam sistem nawasis.

2. Pemetaan kondisi dan kemajuan pembangunan sanitasi

Adapun langkah-langkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut : a. Pahami ruang lingkup sanitasi dan wilayah kajian

Wilayah yang akan dikaji untuk Kabupaten/Kota meliputi wilayah permukiman di seluruh wilayah administratif Kabupaten/Kota

(9)

Bab 1 I - 9

b. Mengumpulkan data sekunder

Identifikasi kebutuhan data sekunder dan sumber data yang diperlukan untuk menyusun (i) Profil Wilayah (ii) Profil Sanitasi, dan (iii) Penentuan Area Berisiko

c. Menyusun profil wilayah

Profil umum kabupaten/kota yang mencakup: geografis dan administratif, kependudukan, jumlah penduduk miskin, serta kebijakan penataan ruang d. Melakukan studi EHRA dan enam (6) kajian non teknis lainnya

Studi EHRA ialah Survey studi Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment = EHRA) dengan menyebarkan kuisioner kepada masyarakat.

Sedangkan enam (6) kajian non teknis lainnya meliputi :

i. Kajian peran swasta dalam penyediaan layanan sanitasi

Kajian peran swasta dalam penyediaan layanan sanitasi (Sanitation Supply Assessment) merupakan sebuah studi yang digunakan untuk mengetahui dengan jelas peta dan potensi penyedia layanan sanitasi yang ada di Kabupaten

ii. KONSOLIDASI data kelembagaan dan kebijakan terkait sanitasi

untuk mendapatkan gambaran atau peta kondisi kelembagaan sanitasi di Kabupaten. Pemetaan ini membantu Kabupaten/Kota menilai kekuatan, kelemahan, potensi pengembangan, dan kebutuhan penguatan kelembagaan dan kebijakan guna menghasilkan suatu kerangka layanan sanitasi yang memihak masyarakat miskin, efektif, terkoordinasi dan berkelanjutan

iii. Pemetaan profil keuangan dan perekonomian daerah

Peta keuangan dan perekonomian daerah menggambarkan kekuatan keuangan dan perekonomian daerah dalam mendukung pendanaan pembangunan sanitasi di masa depan, kecenderungan dalam pembiayaan pembangunan, dan prioritas anggaran selama 5 tahun. Informasi ini diperlukan sebagai salah satu dasar utama penyusunan strategi terkait aspek keuangan

iv. Kajian komunikasi dan media

untuk menyusun strategi kampanye dan komunikasi Kabupaten. Kegiatan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana advokasi

(10)

Bab 1 I - 10

program pembangunan sanitasi di Kabupaten untuk pemangku kepentingan (stakeholder) kunci, yaitu pemerintah dan media massa

v. Kajian peran serta masyarakat

Kajian ini adalah sebuah penilaian kebutuhan masyarakat tentang sanitasi yang dilakukan secara partisipatif. Selain dapat memberikan input kepada Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota, kajian untuk juga bermanfaat untuk, (i) meningkatkan kesadaran masyarakat, laki-laki dan perempuan, serta pemerintah tentang kondisi dan permasalahan sanitasi, (ii) mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, laki-laki dan perempuan, kaya dan miskin, yang disertai dengan kemauan untuk

berkontribusi dalam pelaksanaan program sanitasi, dan (iii)

mengidentifikasi kelurahan potensial vi. Kajian sanitasi sekolah

Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi sarana sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat sekolah di fasilitas pendidikan dasar (SD/MI)

e. Melakukan pemetaan kondisi sanitasi menggunakan Diagram Sistem Sanitasi (DSS) dan Instrumen Profil Sanitasi

f. Menyusun Profil Sanitasi Kabupaten.

g. Identifikasi dan menyepakati permasalahan sanitasi h. Mengidentifikasi capaian pembangunan sanitasi

i. Menyepakati area berisiko menggunakan Instrumen Profil Sanitasi j. Penilaian Mandiri/Self Asessment

3. Skenario pembangunan sanitasi

Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah a. Merumuskan dan menetapkan visi dan misi sanitasi b. Menetapkan tahapan pengembangan sanitasi

c. Menetapkan kebijakan pendanaan sanitasi daerah terkait sanitasi

d. Merumuskan dan menetapkan tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi e. Melakukan analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) untuk

penyusunan strategi sanitasi

(11)

Bab 1 I - 11

g. Simulasi kebutuhan pendanaan investasi infrastruktur menggunakan instrumen perencanaan sanitasi

h. Membandingkan kebutuhan pendanaan sanitasi dengan kemampuan daerah untuk pendanaan sanitasi

i. Melakukan revisi tujuan dan sasaran apabila diperlukan dlakukan kembali simulasi mengunakan instrumen perencanaan sanitasi

j. Menyusun Program dan kegiatan berdasarkan hasil simulasi instrumen perencanaan sanitasi

k. Periksa kembali hasil keterkaitan antara permasalahan, tujuan sasaran, strategi serta program dan kegiatan yang diusulkan menggunakan tabel Kerangka Kerja Logis (KKL)

l. Menyusun Monitoring dan Evaluasi Capaian Sanitasi m. Melakukan penilaian mandiri/self Asessment

4. Konsolidasi penganggaran dan pemasaran

a. Memeriksa kembali rekapitulasi Program,Kegiatan dan indikasi pendanaan dan pisahkan sesuai indikasi sumber pendanaan.

b. Internalisasi terhadap Program,Kegiatan dan indikasi pendanaan yang telah disusun

c. Melakukan ekternalisasi Program,Kegiatan kepada Pokja Provinsi dan Satker K/L dan sumber pendanaan lain di Provinsi

d. Memperbaiki daftar program dan kegiatan yang telah disusun e. Finalisasi Program,Kegiatan dan indikasi pendanaan

f. Menyusun deskripsi Program/Kegiatan g. Melakukan penilaian sendiri/self asessment

h. Mengunggah Kerangka Kerja Logis (KKL) dan tabel Program ,kegiatan dan indikasi pendanaan untuk keperluan penjaminan kualitas (Quality Assurance) i. Penyerahan Kerangka Kerja Logis (KKL) dan tabel Program ,kegiatan dan

indikasi pendanaan kepada Pokja Propinsi

5. Finalisasi dokumen pemutakhiran SSK

a. Melakukan lanjutan penulisan SSK

b. Melakukan proses pengawalan untuk memastikan program dan kegiatan yang telah disepakati hasil internalisasi di Proses ke-4 (empat) masuk ke dalam dokumen penganggaran daerah

(12)

Bab 1 I - 12

d. Menyusun daftar kesiapan implementasi e. Menyusun rencana kerja tahunan

f. Melakukaaan Konsultasi Publik

g. Advokasi kepada Bupati/Walikota untuk mendapatkan pengesahan

1.3. Dasar Hukum

Penyusunan dokumen Pemutakhiran SSK Kabupaten Jember Tahun 2018-2022 ini mengacu kepada peraturan perundang-undangan maupun kebijakan yang berlaku saat laporan ini disusun. Peraturan dan perundangan maupun kebijakan tersebut diantaranya sebagai berikut :

a. Peraturan Perundangan

1) Undang Undang Dasar Tahun 1945, Pasal 33 ayat 3

2) Undang-Undang Nomor 12 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagaimana telah diubah dengan Undang–Undang Nomor 18 Tahun 1950 tentang Perubahan atas Undang–Undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 32);

3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3299);

4) UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

5) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

6) UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

7) UU No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851);

(13)

Bab 1 I - 13

8) UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

9) UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

10) UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa.

11) UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657);

b. Peraturan Pemerintah

1) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999, tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3816);

2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang

Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 200 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161);

3) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik

(14)

Bab 1 I - 14

Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga. 5) Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan

Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 184, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5570)

c. Peraturan Presiden

1) Peraturan Presiden No. 185 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 389);

2) Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;

d. Peraturan Menteri

1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.16/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Penanganan Drainase

2) Permen PU 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan (KSNP-SPP) Sistem Pengelolaan Persampahan

3) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman

4) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3/PRT/M/2103 tentang

Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan Dalam

Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga

5) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

6) Peraturan Menteri Kesehatan No. 3 tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

(15)

Bab 1 I - 15

7) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor

P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.

8) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 4/PRT/M/2017 tentang penyelenggaraan sistem air limbah domestik.

e. Surat Edaran

1) Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No.660/4919/SJ Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman di daerah

2) Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor

660-527/Kep/Bangda/2017 tentang Perubahan Keputusan Menteri Dalam

Negeri Nomor 660-199/Kep/Bangda/2017 tentang

PenetapanKabupaten/Kota Sebagai Pelaksana Program PPSP Tahun 2017.

f. Perda Jawa Timur

1) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur;

2) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air di Provinsi Jawa Timur;

3) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-2025;

4) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah Regional Jawa Timur;

5) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2011 tentang Tanggungjawab Sosial Perusahaan;

6) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 tentang Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur 2011-2031;

7) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019.

(16)

Bab 1 I - 16 g. Peraturan Daerah

1) Peraturan Daerah Kabupaten Jember No.4 Tahun 2011 tentang restribusi jasa umum.

2) Peraturan Daerah Kabupaten Jember No.1 Tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jember Tahun 2015 – 2035.

3) Peraturan Daerah Kabupaten Jember No. 4 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Jember 2005 – 2025. 4) Peraturan Daerah Kabupaten Jember No. 1 Tahun 2016 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Jember 2016 – 2021.

5) Peraturan Daerah Kabupaten Jember No.3 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah.

6) Peraturan Daerah Kabupaten Jember No.1 Tahun 2017 tentang Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jember Tahun 2017.

1.4. Sistematika Penulisan

Sistematika penyusunan dokumen Pemutakhiran SSK Kabupaten Jember 2017 ini terdiri dari tujuh (7) Bab dan lampiran, sebagai berikut;

• Bab pertama berisi pendahuluan yang menggambarkan tentang latar belakang, metodologi penyusunan, dasar hukum dan sistematika penulisan.

• Bab kedua menyajikan profil sanitasi saat ini yang berisi gambaran wilayah, kemajuan pelaksanaan SSK, profil sanitasi saat ini, area beresiko dan permasalahan mendesak sanitasi.

• Bab ketiga berisi tentang kerangka pengembangan sanitasi yang meliputi visi dan misi sanitasi, pentahapan pengembangan sanitasi, kemampuan pendanaan sanitasi daerah.

• Bab keempat berisi tentang strategi pengembangan sanitasi meliputi air limbah domestik, pengelolaan persampahan dan drainase perkotaan. • Bab kelima berisi kerangka kerja logis (KKL) untuk pengelolaan air

(17)

Bab 1 I - 17

• Bab keenam berisi program, kegiatan dan indikasi pendanaan sanitasi yang meliputi ringkasan, kebutuhan biaya pengembangan sanitasi dengan sumber pendanaan pemerintah, kebutuhan biaya pengemangan sanitasi dengan sumber pendanaan non pemerintah, antisipasifunding gap.

• Bab ketujuh berisi monitoring dan evaluasi capaian SSK, dimana menjelaskan mekanisme monev implementasi SSK lima (5) tahun kedepan.

Sedangkan untuk lampiran – lampirannya sebagai berikut :

• Lampiran 1 adalah hasil kajian aspek non teknis dan lembar kerja area beresiko yang terbagi atas:

Lampiran struktur organisai daerah dan keuangan daerah

Ringkaan eksekutif hasil studi EHRA dan kajian-kajian lainnya yaitu : - Ringkasan eksekutif studi EHRA

- Ringkasan eksekutif kajian peran swasta dalam penyedia layanan sanitasi

- Ringkasan eksekutif kajian kelembagaandan kebijakan - Ringkasan eksekutif kajian komunikasi dan media - Ringkasan eksekutif kajian peran serta masyarakat - Ringkasan eksekutif kajian sanitasi sekolah

Peta Rencana Pengembangan Berdasarkan Rencana Induk (Apabila Ada)

Lembar kerja analisa area beresiko menggunakan instrument SSK • Lampiran 2 adalah Hasil analisa SWOT.

• Lampiran 3 yaitu Tabel hasil pembahasan program kegiatan dan indikasi pendanaan.

• Lampiran 4 yaitu Deskripsi program/kegiatan.

• Lampiran 5 yaitu daftar perusahaan penyelenggara CSR yang potensial

• Lampiran 6 adalah Kesiapan Implementasi. • Lampiran 7 adalah Rencana kerja Tahunan.

(18)

Gambar

Gambar 1.3  Hubungan antar Output proses penyusunan dan pemutakhiran SSK

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan umum pembangunan sektor sanitasi Kota Bontang tahun 2012 – 2016 adalah sebagai upaya pencapaian Visi dan pelaksanaan Misi Sanitasi Kota yang juga

Secara umum, Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) merupakan salah satu dokumen perencanaan dari Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) di tingkat

Wilayah perencanaan sanitasi merupakan wilayah prioritas pembangunan sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan yang ditetapkan berdasarkan hasil survey penilaian

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) 2014 16 Oleh karena itu, Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buol disusun dengan memperhatikan keterkaitan,

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) adalah suatu rencana strategi berjangka waktu menengah (5 tahun) yang berperan signifikan dalam mengarahkan pembangunan

Hal tersebut di atas mendorong Pemerintah Kabupaten Temanggung untuk ikut serta dalam program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman PPSP yang merupakan program bersama

Oleh karena itu, dalam rangka untuk mencapai tujuan dan sasaran pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Kabupaten Aceh Jaya, perlu

Buku Putih Sanitasi (BPS) Jembrana Page 2 Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Jembrana dalam meningkatkan sanitasi lingkungan baik dalam bentuk