• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. SAWIT PRIMA NUSANTARA (SPN) KECAMATAN KAUBUN KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. SAWIT PRIMA NUSANTARA (SPN) KECAMATAN KAUBUN KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)

DI PT. SAWIT PRIMA NUSANTARA (SPN)

KECAMATAN KAUBUN KABUPATEN KUTAI TIMUR

PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

Oleh

MULYADI

NIM. 060500056

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapang (PKL) yang telah dilaksanakan di PT. SAWIT PRIMA NUSANTARA (SPN) Desa Mata Air Kecamatan Kaubun Kabupaten Kutai Timur Propinsi Kalimantan Timur yang dilaksanakan dari tanggal 5 Maret 2009 sampai 1 Mei 2009.

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Dosen Penguji

Roby, SP NIP. 132308936 Ir. Syarifuddin, MP. NIP. 132295923 Mengetahui Direktur

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir. Wartomo, MP NIP. 131791587

(3)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT atas berkatnya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) dengan tepat waktunya.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Orang tua dan seluruh keluarga yang memberikan dukungan baik mo ril, spiritual maupun materil.

2. Bapak Ir. Wartomo, MP, selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

3. Ibu Ir. Winarni, M.Si, selaku ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan.

4. Bapak Roby, SP dan Bapak Ir. Syarifuddin, MP selaku dosen pembimbing dan penguji.

5. Bapak Ir. Rusli Anwar, M.Si selaku dosen pengantar.

6. Bapak Pimpinan PT. TELADAN PRIMA GROUP khususnya PT. SAWIT PRIMA NUSANTARA dan Bapak-bapak asisten serta seluruh karyawannya yang telah memberikan tempat dan sambutan yang hangat selama penulis melaksanakan PKL.

7. Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu dalam menyusun laporan ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dari segi penyusunan materi laporan maupun dari segi pengetahuan. Namun demikian penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun pembaca.

Penulis

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Hasil Yang Diharapkan ... 2

II. KEADAAN UMUM A. Tinjauan Umum Politeknik Pertanian Negeri Samarinda ... 3

B. Tinjaun Umum Perusahaan ... 4

C. Manejemen Perusahaan ... 5

D. Tempat dan Waktu kegiatan PKL ... 6

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG A. Pembibitan ... 7

B. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan ... 15

C. Perawatan Tanaman Menghasilkan ... 23

D. Panen ... 27

IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 29

B. Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 33

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman 1. Peta Areal PT. SPN ... 35 2. Peta Penanaman PT. SPN ... 36 3. Peta Divisi I ... 37 4. Peta Divisi II ... 38

5. Peta Divisi III ... 39

6. Struktur Organisasi PT. SPN ... 40

7. Posisi Staf Lapangan PT. SPN ... 41

8. Pembibitan Leguminosa Cover Crop (LCC) Mucuna Bracteata (MB) 42

9. Pemupukan Bibit Kelapa Sawit Di Main Nursery ... 42

10. Pengendalian Hama Penyakit Di Main Nursery Secara Khemis ... 43

11. Pengendalian Gulma Di Main Nursery ... 43

12. Penyiraman Bibit Di Main Nursery ... 44

13. Tanam Sisip ... 44

14. Kastrasi ... 45

15. Aplikasi Pemupukan MOP ... 45

16. Pengendalian Gulma Pada Pasar Rintis, Piringan Dan Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) Secara khemis ... 46

(6)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelapa sawit adalah salah satu tanaman penghasil minyak nabati yang sangat penting. Bila dikelola dengan baik dapat dimanfaatkan sebagai pemasok devisa negara non-migas. Permintaan minyak kelapa sawit di samping digunakan sebagai bahan mentah industri pangan juga digunakan sebagai bahan industri non pangan. Mengingat pertumbuhan dan pekembangan perkebunan kelapa sawit yang semakin pesat saat ini, maka perlu mempersiapkan tenaga terampil dan siap pakai. Karena Kelapa sawit temasuk salah satu komoditi perkebunan terpenting di dunia, baik dilihat dari segi devisa yang menghasilkan maupun dalam pemenuhan kebutuhan minyak dunia. Indonesia merupakan salah satu penghasil CPO terbesar di dunia dan oleh sebab itu perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu pilar yang turut menyokong petumbuhan dan perkembangan perekonomian nasional kita. Dengan diadakannya pengembangan perkebunan kelapa sawit, maka akan terbuka peluang besar dalam me rekrut tenaga kerja khususnya tenaga kerja terampil dan handal di bidang perkebunan.

Sebagai salah satu perguruan tinggi yang ada di Indonesia Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (POLTANESA) khususnya Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan memasukan program kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini ujntuk membentuk Ahli Madya yang memiliki keterampilan di bidang budidaya tanaman perkebunan.

(7)

Kegiatan PKL dilakukan untuk membandingkan teori yang diperoleh dalam kegiatan pekuliahan dengan pelaksanaan langsung di lapangan yang di lakukan oleh perusahaan perkebunan, sehingga jika terdapat perbedaan merupakan wawasan dan wacana bagi mahasiswa.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari kegiatan PKL ini adalah:

1. Memiliki pengetahuan tehnis dan keterampilan dalam kegiatan budidaya kelapa sawit.

2. Memahami penggunaan alat, bahan, dan sarana yang tepat dan efisien dalam kegiatan budidaya kelapa sawit.

3. Memahami urutan kerja budidaya kelapa sawit.

4. Mengevaluasi kegiatan budidaya kelapa sawit dan membandingkan dengan teori yang telah diberikan.

5. Mengetahui berbagai permasalahan di lapangan.

C. Hasil Yang Diharapkan

Dari kegiatan PKL ini diharapkan mahasiswa mampu mengembangkan keterampilan yang tidak didapat di bangku kuliah serta dapat mengaitkan antara pengetahuan akademik dengan pengetahuan praktis di lapangan.

(8)

II. KEADAAN UMUM

A. Tinjauan Umum Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (POLTANESA) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bergerak dalam bidang perkebunan dan kehutanan. POLTANESA berdiri pada tanggal 06 Februari 1989. Politeknik ini pada mulanya bernama Politeknik Pertanian Universitas Mulawarman. Berdasarkan SK Menpan No. B-703/I/1995 tanggal 30 Juni 1995, maka secara resmi telah mandiri menjadi lembaga pendidikan yang berlokasi di Kalimantan Timur.

POLTANESA beralamatkan di Jl. Samratulangi Kel. Sungai Keledang Kec. Samarinda Seberang Samarinda Kalimantan Timur dan menempati areal seluas 28,1 ha. POLTANESA memiliki tenaga pengajar yang profesional dengan lulusan sarjana dari dalam dan luar negeri sehingga mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas. Kampus POLTANES A terdiri dari Kantor Administrasi, Auditorium, Perumahan Dosen, Kebun Contoh, Arboretum dan Hutan Tanaman Industri (HTI).

Dalam rangka mendukung upaya pemerintah mengenbangkan dan mendayagunakan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan menyongsong kemajuan teknologi dengan persaingannya yang tinggi maka POLTANESA telah mempersiapkan mahasiswa/i yang berkompeten dalam bidang pertanian khususnya pada bidang kehutanan dan perkebunan.

(9)

Sistem pembelajaran yang diterapkan oleh POLTANESA adalah dengan lebih memfokuskan pendidikan di bidang praktek dari pada teori dengan porsi 60% praktek dan 40% teori yang telah dirancang sesuai dengan kurikulum berbasis kopetensi, sehingga dengan sistem pendidikan seperti ini akan menjadikan mahasiswa yang terampil dan berkualitas dalam praktek namun tidak kurang dari ilmu teori yang banyak memberikan informasi.

Sejalan dengan mulai berkembangnya pertanian khususnya bidang perkebunan yang dinilai memberikan prospek yang cerah dan keuntungan yang tinggi bagi pemerintah daerah maka kesempatan untuk terjun dan menggeluti usaha perkebunan merupakan perencanaan yang tidak perlu diragukan lagi. Oleh karena itu pemerintah sangat membutuhkan tenaga profesional khususya pada bidang teknis di lapangan untuk mensukseskan program tersebut.

B. Tinjauan Umum Perusahaan

PT. Sawit Prima Nusantara (PT. SPN) merupakan salah satu anak perusahaan dari Teladan Prima Group (TPG) yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit. PT. SPN unit Mata Air Es tate (MAE) memegang Surat Ijin Lokasi dengan No. 239/02.188.45/HK/2005 tanggal 14 Juli 2005 yaitu seluas 2.722 Ha dan Hak Guna Usaha No. 44-HGU-BPN-RI-2007 tanggal 19 September 2007 yaitu seluas 2.722 Ha (Lampiran 1).

Secara administatif areal survei berlokasi di Bukit Permata, Bumi Rapak, Mata Air, Sempayau dan Kadungan Jaya, Kecamatan Kaubun dan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur Propensi Kalimantan Timur.

(10)

Secara geografis areal survey terletak di antara 1170 38’8’’-1170 51’12’’ BT dan 010 00’49’’- 010 09’58’’ SU. Ketinggian wilayah antara 20-200 m dpl. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan di areal survei di ketemukan 3 macam tanah yaitu podsolik, kembisol dan mediteran. Bentuk wilayah dan topografi berdasarkan peta land system/suitability Muara Lasan sistem lahan yang teridentifikasi di dalam areal survei adalah dataran, perbukitan dan pegunungan dengan kemiringan lereng bervariasi dari < 8% hingga > 30%.

Menurut informasi yang diperoleh MAE melakukan pembibitan perdana pada tahun 2005 dan setahun kemudian mulai melakukan penanaman di Divisi I seluas 571 Ha, di Divisi II seluas 346 Ha dan di Divisi III 158 Ha. Penanaman di lanjutkan pada tahun 2007 di Divisi I seluas 170 Ha dan di Divisi III seluas 606 Ha. Pada tahun 2008 di lakukan penanaman di Divisi I dengan luas 123 Ha dan di Divisi III seluas 105 Ha. Sampai tahun 2008 total areal yang telah di lakukan penanaman yaitu seluas 2.079 Ha ( Lampiran 2, 3, 4 dan 5).

B. Manajemen Perusahaan Di PT. SPN Unit MAE

1. Estate Manajer

a. Bertanggung jawab terhadap suatu estate.

b. Memberikan tanggung jawab serta kebijakan kepada asisten kepala. c. Menentukan kebijakan, rencana dan mengadakan evaluasi kegiatan. 2. Asisten Kepala

(11)

b. Menjadi perwakilan bila pimpinan tidak ada dan mampu melaksanakan tanggung jawab terhadap operasi pada suatu estate secara keseluruhan. c. Memberikan perintah atau kebijakan kepada asisten dalam

menjalankan kegiatan di lapangan. 3. Asisten

a. Bertanggung jawab membantu tugas asisten kepala. b. Sebagai controller kebun secara langsung.

c. Memberikan perintah terhadap mandor.

d. Bertanggung jawab terhadap divisi yang dipimpin. 4. Mandor

a. Bertanggung jawab membantu tugas asisten.

b. Sebagai controller terhadap karyawan secara langsung. c. Memberikan tugas kepada karyawan.

5. Karyawan

a. Menjala nkan perintah mandor.

b. Melakukan kegiatan sesuai dengan tugas yang diberikan (Lampian 6 dan 7).

C. Tempat Dan Waktu Kegiatan PKL

Adapun kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini kami laksanakan di PT. Sawit Prima Nusantara (SPN) di Desa Mata Air Kecamatan Kaubun Kabupaten Kutai Timur Propinsi Kalimantan Timur.

Kegiatan PKL dilaksanakan berlangsung selama 2 bulan terhitung dari tanggal 5 Maret sampai 1 Mei 2009.

(12)

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

A. Pembibitan

1. Pembibitan Leguminosa Cover Crop (LCC) Mucuna bracteata (MB)

a. Tujuan

- Menghambat pertumbuhan gulma. - Mencegah terjadinya erosi.

- Menghambat penguapan air di dalam tanah. - Memperbaiki sifat fisik, biologi dan kimia tanah. - Mengurangi biaya pengendalian gulma.

b. Dasar teori

Penanaman LCC sebaiknya dilakukan setelah pemancangan (penentuan titik tanam). Adapun jenis LCC yang biasa ditanam di perkebunan adalah: CC (Cocopogonium), PJ (Pveraria javanica), CP (Centrosoma pupescans), MC (Mucuna cochinchinensis), MB (Mucuna bracteate).

MB sebagai tanaman penutup tanah mempunyai keunggulan dari pada jenis kacang-kacangan lain karena lebih tahan terhadap naungan, kurang disukai ha ma, tahan terhadap kekeringan, memberikan bahan organik lebih banyak dan memberikan unsur hara nitrogen yang jumlahnya tidak kalah dibandingkan dengan camp uran kacangan PJ, CC, CM dan MC (Pahan, 2006).

(13)

c. Alat dan bahan

Alat: jepitan kuku, pisau, ember, gembor dan baby bag. Bahan: benih MB dan air.

d. Prosedur kerja.

1) Perendaman kacangan dilakukan selama 24 jam. 2) Setelah direndam dikering anginkan.

3) Kemudian pada ujung (sisi) kacangan dipotong .

4) Setelah kacangan dipotong, diseleksi kemudian dihitung baik yang normal dan yang abnormal. Kacangan abnormal mempunyai ciri-ciri seperti lembek, hitam dan mengapung pada saat direndam. 5) Kacangan di tanam pada baby bag yang telah di siapkan, tanah di

permukaan baby bag di lubangi menggunakan jari atau kayu sedalam 2 cm, kemudian di tutup kembali.

6) Setelah ditanam kemudian baby bag disiram menggunakan gembor.

e. Hasil yang di capai

Penana man benih MB dikerjakan 3 orang termasuk saya dengan sebanyak 1 kg MB dalam satu hari kerja.

2. Pemupukan Bibit Kelapa Sawit di Main Nursery

a. Tujuan

- Untuk menambah unsur hara di dalam tanah.

- Untuk meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat pertumbuhan tanaman menjadi relatif lebih stabil.

(14)

- Untuk memacu pertumbuhan vegetatif (akar, batang dan daun). - Untuk meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan

penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan. - Bibit dapat lebih cepat dipindahkan ke lapangan.

b. Dasar teori

Kemampuan lahan (media tanam) dalam menyediakan unsur hara secara terus menerus bagi pertumbuhan dan perkembangan bibit kelapa sawit sangatlah terbatas, keterbatasan daya dukung lahan (media tanam) dalam penyedian hara ini ha rus diimbangi dengan penambahan unsur hara melalui pemupukan (Pahan, 2006).

c. Alat dan bahan Alat: takaran.

Bahan: NPK 15.15. 6. 4 (dosis 5 g/bibit). d. Prosedur kerja.

1) Ditentukan plot yang akan dikerjakan sesuai dengan rotasi. 2) Disiapkan alat dan bahan.

3) Dimasukan pupuk dari karung ke dalam ember.

4) Pekerja membawa pupuk menuju bibit kelapa sawit kemudian dilakukan aplikasi dengan cara:

- Pupuk ditabur melingkar didekat pangkal batang bibit kelapa sawit dengan jarak 4 -5 cm.

- Dosis yang digunakan berdasarkan buku rekomendasi pemupukan di pembibitan.

(15)

e. Hasil yang di capai

Pemupukan di Main Nursery target untuk karyawan yaitu sebanyak 1 HK/Ha. Hasil yang dapat saya selesaikan yaitu 1 Ha.

3. Pengendalian Hama dan Penyakit Secara Khemis di Main Nursery

a. Tujuan

- Untuk mendapatkan bibit kelapa sawit yang sehat.

- Untuk mempertahankan pertumbuhan bibit kelapa sawit. b. Dasar teori

Pengendalian hama dan penyakit tanaman pada hakeketnya merupakan upaya untuk mengendalikan suatu kehidupan, oleh karena itu, konsep pengendaliannya dimulai dari pengenalan dan pemahaman terhadap siklus hama dan penyakit itu sendiri. Upaya mendeteksi hama dan penyakit pada waktu yang lebih dini mutlak harus dilakukan. Selain akan memudahkan tindakan pencegahan dan pengendalian. Keuntungan pengendalian dini juga bertujuan agar tidak terjadi ledakan serangan yang tak terkendali sehingga mengakibatkan kegagalan pada pembibitan kelapa sawit (Anonim, 2002).

c. Alat dan bahan

Alat: kep, drum, gembor, gerigen, pengaduk dan takaran. Bahan: Dithane M-45, Decise dan air.

d. Prosedur kerja.

1) Menentukan plot yang akan dikerjakan sesuai dengan rotasi.

2) Tentukan tingkat serangan hama dan penyakit yang menyerang bibit kelapa sawit (culvularia, ulat dan jangkrik).

(16)

3) Sediakan alat dan bahan.

4) Masukan air kedalam drum sampai ½ bagian.

5) Masukan Dhithane M-45 dengan dosis 2 g/l dan decise 0,1 cc/l 6) Aduk dan tambahkan air sampai penuh.

7) Masukan larutan semprot ke dalam kep.

8) Penyemprot berada pada jalur hoyu (plot), aplikasi di arahkan di sekeliling bibit dengan membolak-balik stik sampai merata pada bibit kelapa sawit.

e. Hasil yang di capai

Pengendalian hama dan penyakit yang di lakukan di MN dengan target 1 HK/Ha. Kegiatan ini saya lakukan yaitu seluas 1 Ha.

4. Pengendalian Gulma di Main Nursery

a. Tuj uan

- Menghindari persaingan penyerapan unsur hara, air dan intensitas penyinaran matahari.

b. Dasar teori

Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat dan kondisi yang tidak diinginkan oleh manusia. Pengendalian gulma pada prinsipnya merupakan us aha untuk meningkatkan daya saing tanaman pokok dan melemahkan daya saing gulma. Pengendalian gulma dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara manual dan khemis

(17)

c. Alat dan bahan (pengendalian gulma secara manual) di dalam large bag Alat: arit, sendup (pipa yang di bengkokkan), kayu runcing.

d. Prosedur kerja.

1) Ditentukan plot yang akan di kerjakan (melihat tingkat pertumbuhan gulma di large bag).

2) Ditentukan alat.

3) Dibagi hancak kerja (2 baris 1 orang).

4) Semua gulma yang ada didalam maupun di sisi luar large bag di cabut (dicungkil).

e. Hasil yang di capai

Pengendalian gulma secara manual untuk karyawan dengan target 2.000 larrge bag, sedangkan yang saya kerjakan yaitu 750 large bag.

f. Alat dan bahan (pengendalian gulma secara chemis) di luar large bag alat: kep yang berhelm, drum, takaran, gerigen, pengaduk.

Bahan: gulof 480 AS dan air. g. Prosedur kerja.

1) Ditentukan plot yang akan di kerjakan 2) Ditentukan tingkat pertumbuhan gulma. 3) Disiapkan alat dan bahan.

4) Dimasukan air ke dalam drum sampai ½ bagian. 5) Dimasukan herbisida dengan dosis 7,5-10 cc/l air. 6) Diaduk dan ditambahkan air sampai penuh.

(18)

7) Dimasukan larutan semprot ke dalam kep.

8) Penyemprot berada pada jalur hoyu , aplikasi di arahkan pada gulma di luar large bag dengan ketinggian ± 25 cm secara merata. h. Hasil yang di capai

Pengendalian gulma yang di lakukan di MN dengan target 12 kep per HK. Pengendalian ya ng saya lakukan yaitu sebanyak 2 kep.

5. Seleksi Pertama di Main Nursery

a. Tujuan

- Untuk memisahkan bibit abnormal dengan ya ng normal. - Untuk mendapatkan bibit yang pertumbuhannya seragam.

- Untuk mendapatkan bibit yang pertumbuhannya sehat dan berkualitas. b. Dasar teori

Seleksi bibit dilakukan plot demi plot dengan membandingkan pertumbuhan rata-rata di plot tersebut. Bibit yang normal mempunyai bentuk daun “lanceolate” yaitu dimana tiap daun yang keluar pada akhir pertumbuhannya akan lebih besar dari daun terdahulu seleksi di MN dilakukan dalam 4 tahap yaitu:

- Seleksi pertama umur 4 bulan. - Seleksi kedua umur 6 bula n. - Seleksi ketiga umur 8 bulan.

- Seleksi keempat pada saat akan di pindahkan kelapangan

(19)

c. Alat dan bahan

Alat: ATK dan buku seleksi bibit. Bahan: bibit kelapa sawit

d. Prosedur kerja. 1) Siapkan alat.

2) Penyeleksi terdiri dari 3 orang (2 orang sebagai penyeleksi dan 1 orang sebagai pencatat).

3) Penyeleksi berada pada jalur hoyu (di plot) baris demi baris.

4) Bibit yang abnormal di geser (ke kiri/ke kanan) kemudian di catat pada buku seleksi bibit.

e. Hasil yang di capai

Seleksi bibit dilakukan dalam satu hari kerja dengan jumlah karyawan sebanyak 3 orang dengan tugas masing- masing yaitu 2 orang

penggeser bibit yang abnormal dan 1 orang mencatat.

6. Penyiraman Bibit di Main Nursery

a. Tujuan

- Untuk menjaga media tanam tetap lembab. - Untuk memudahkan pergerakan akar. - Untuk memudahkan penyerapan unsur hara.

- Untuk menegakkan tubuh tanaman sehingga tidak lunglai. - Untuk mendinginkan tubuh tanaman

(20)

b. Dasar teori

Menurut Setyamidjaja (1991), penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore. Kebutuhan air siraman kurang lebih 2 liter per large bag per hari. Jika hujan lebih dari 8 mm penyiraman boleh tidak dilakukan.

c. Alat dan bahan

Alat: mesin pompa air, hoyu, pipa 6”, 4”, 2” dan ¾ “. Bahan: air, solar dan oli.

d. Prosedur kerja.

1) Dicek mesin (solar, oli dan air radiator). 2) Mesin di hidupkan.

3) Dibuka keran-keran secara bergantian menurut plot yang akan disiram. 4) Penyiraman di lakukan selama 1 jam/plot.

e. Hasil yang di capai

Penyiraman bibit kelapa sawit di MN saya lakukan bersama karyawan yang berjumlah 5 orang untuk semua bibit yang ada yaitu 4 plot.

B. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) 1. Tanam Sisip

a. Tujuan

- Menjaga jumlah populasi tanaman kelapa sawit.

- Untuk mendapatkan produksi per hektar yang maksimal. - Menekan pertumbuhan lalang dan gulma lain.

(21)

b. Dasar teori

Penyisipan sebaiknya dilakukan pada saat tanaman belum menghasilkan (TBM), sedangkan pada tanaman menghasilkan (TM) penyisipan dilakukan bila keadaan terpaksa. Bibit yang ditanam untuk sisip sebaiknya menggunakan bibit yang seumur dengan tanaman yang akan disisip. Waktu penyisipan dilakukan pada awal musim hujan, pemeliharaan pokok sisipan dilakukan dengan intensif dengan cara pemupukan, garuk piringan dan rotasi perawatan diatas tanaman asli

(Anonim, 2002).

c. Alat dan bahan

Alat: cangkul dan parang

Bahan: bibit kelapa sawit, klerat dan pupuk Roks Posfat (RP) d. Prosedur kerja.

1) Disiapkan alat dan bahan.

2) Pekerja berkumpul di Collection Road (CR) kemudian dilakukan penghancakan pada tiap titik penumpukan bibit (TPB).

3) Pekerja memasuki pasar rintis dengana membawa alat untuk mencari titik pancang (titik tanam).

4) Dilakukan penebasan disekitar titik pancang dan dilanjutkan dengan pembuatan lubang tanam dengan ukuran (60x60x40) cm 5) Bibit diangkut dari TPB menuju lubang tanam bersamaan dengan

pupuk RP dan klerat.

6) Pemberian pupuk lubang dengan dosis ½ kg/lubang ( ½ bagian di dalam lubang dan ½ bagian di atas permukaan tanah).

(22)

7) Large bag di buka lalu bibit diletakkan hati- hati ke dalam lubang tanam.

8) Permukaan atas bola tanah harus sejajar dengan permukaan tanah asli.

9) Bibit diletakan dalam barisan harus benar dan berdiri tegak dalam lubang (sistem mata V).

10) Penimbunan dilakukan hingga tanah hasil timbunan padat dan sejajar dengan permukaan tanah aslinya.

11) Pemberian klerat 2 butir/pokok. e. Hasil yang di capai

Kegiatan tanam sisip untuk karyawan yaitu 15 pokok/HK. Tanam sisip yang saya lakukan mendapat 5 pokok.

2. Pengendalian Gulma (Piringan Manual) (TBM1) a. Tujuan

Menghindari persaingan penyerapan unsur hara, air dan intensitas penyinaran matahari.

b. Dasar teori

Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat dan kondisi yang tidak diinginkan oleh manusia. Pengendalian gulma pada prinsipnya merupakan usaha untuk meningkatkan daya saing tanaman pokok dan melemahkan daya saing gulma (Anonim, 2002).

c. Alat dan bahan Alat: parang dan arit. Bahan: -

(23)

d. Prosedur kerja. 1) Siapkan alat.

2) Menentukan blok yang akan dikerjakan.

3) Pembagian hancak kerja (penghancakan pekerja).

4) Pekerja memasuki pasar rintis menuju pokok kelapa sawit.

5) Bersihkan gulma disekeliling pokok kelapa sawit dengan jari- jari 1,5 m.

e. Hasil yang di capai

Pengendalian gulma secara manual di kerjakan karyawan sesuai dengan ancak masing- masing denga n target 2 jalur. Pengendalian gulma yang saya kerjakan yaitu 1 jalur.

3. Pengendalian Gulma (Tarik Goloran) (TBM2) a. Tujuan

Menghindari persaingan penyerapan unsur hara, air dan intensitas penyinaran matahari.

b. Dasar teori

Gulma adalah tumbuha n yang tumbuh pada waktu, tempat dan kondisi yang tidak diinginkan oleh manusia. Pengendalian gulma pada prinsipnya merupakan usaha untuk meningkatkan daya saing tanaman pokok dan melemahkan daya saing gulma (Anonim, 2002).

c. Alat dan bahan Alat: parang dan arit. Bahan: -

(24)

d. Prosedur kerja. 1) Disiapkan alat.

2) Ditentukan blok yang akan dikerjakan.

3) Pembagian hancak kerja (penghancakan pekerja).

4) Pekerja memasuki pasar rintis menuju pokok kelapa sawit.

5) Dibersihkan goloran yang membelit pokok kelapa sawit sampai selebar tajuk.

6) Dipotong batang-batang kacangan yang ada dibawah tajuk. e. Hasil yang di capai

Pengendalian gulma (Tarik goloran) dengan taget 60 pokok/HK. Tarik goloran yang saya selesaikan yaitu 15 pokok kelapa sawit.

4. Kastrasi

a. Tujuan

- Untuk memacu pertumbuhan vegetatif tanaman kelapa sawit. - Untuk menyeragamkan waktu panen.

- Untuk membentuk organ kelapa sawit sehingga pada saat tanaman mulai menghasilkan, fisik tanaman sudah cukup kuat.

b. Dasar teori

Kastrasi adalah pembuangan bunga jantan dan bunga betina, kastrasi dilakukan pada saat tanaman berumur 12-24 bulan setelah tanam. Dalam pelaksanaan kastrasi memotong/membuang seluruh bunga jantan maupun bunga betina sehingga energi yang dihasilkan oleh tanaman melalui proses fotosintesis bisa dialihkan untuk pertumbuhan vegetatif dari tanaman. Kastrasi dapat juga disebut dengan pengebirian pokok kelapa sawit (Pahan, 2006).

(25)

c. Alat

Alat: dodos dan ganco

Bahan : Bunga jantan ada betina kelapa sawit d. Prosedur kerja.

1) Disiapkan alat.

2) Dibuat pancang hancak (penghancakan).

3) Pekerja memasuki pasar rintis kemudian menuju pokok kelapa sawit.

4) Dipotong bunga jantan, bunga betina, buah masak, buah busuk, dan buah batu kemudian dibuang ke gawangan mati.

e. Hasil yang di capai

Setiap karyawan berhasil menyelesaikan kegiatan kastrasi pada ancak masing- masing yaitu 1 HK/Ha. Sedangkan kegiatan kastrasi yang mampu saya lakukan yaitu 0,5 Ha.

5. Sanitasi

a. Tujuan

- Untuk mempermudah pelaksanaan potong.

- Untuk menghindari tersangkutnya brondolan pada ketiak cabang. - Untuk meningkatkan penyerbukan alami.

- Untuk mempermudah pengamatan buah matang pada saat pelaksanaan potong buah.

- Untuk mempermudah pemupukan.

(26)

b. Dasar teori

Sanitasi merupakan pekerjaan pembersihan pokok-pokok kelapa sawit dari janjang busuk, pelepah kering atau pelepah dasar yang dari bibitan. Pekerjaan sanitasi biasanya bersamaan dengan tunas pasir

(Anonim, 2002).

c. Alat

Alat: dodos, ganco dan garuk.

Bahan : janjang busuk dan pelepah kering klepa sawit. d. Prosedur kerja.

1) Disiapkan alat.

2) Dibuat pancang hancak (penghancakan).

3) Pekerja memasuki pasar rintis kemudian menuju pokok kelapa sawit.

4) Dipotong pelepah dasar yang kering, buah masak dan buah busuk kemudian buang kegawangan mati.

5) Piringan digaruk dengan jari-jari 50 cm. e. Hasil yang di capai

Setiap karyawan berhasil menyelesaikan kegiatan sanitasi pada ancak masing- masing yaitu 1 HK/Ha. Sedangkan kegiatan sanitasi yang mampu saya lakukan yaitu 0,5 Ha.

(27)

6. Aplikasi Pemupukan Urea (TBM1 dan 3) a. Tujuan

- Untuk menambah unsur hara di dalam tanah.

- Untuk meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi relatif lebih stabil.

- Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama, penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan.

- Untuk memacu pertumbuhan vegetatif (akar, batang dan daun). - Untuk mepercepat produksi kelapa sawit (memasuki masa TM). b. Dasar teori

Kemampuan lahan dalam menyediakan unsur hara secara terus menerus bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit yang berumur panjang sangatlah terbatas. Keterbatasan daya dukung lahan dalam penyedian hara ini harus diimbangi dengan penambahan unsur hara melalui pemupukan. Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah dengan tujuan melengkapi ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk organik atau pupuk anorganik (Pahan, 2006).

Pemupukan merupakan salah satu faktor pemeliharaan tanaman yang sangat penting dan sangat menentukan kesehatan dan produktifitas tanaman. Sebelum melaksanakan pemupukan terlebih dahulu diadakan beberapa analisa di lapangan yaitu analisa tanah dan analisa daun (Risza, 2004).

(28)

c. Alat dan bahan

Alat: takaran, karung (tas)

Bahan: Pupuk Urea dosis sesuai dengan rekomendasi (TBM1 0,24

kg/pokok dan TBM3 0,8 kg/pokok)

d. Prosedur kerja.

1) Ditentukan blok yang akan dilakukan aplikasi pemupukan. 2) Disiapkan alat dan bahan.

3) Dipindahkan pupuk dari karung (untilan) ke tas karung. 4) Penghancakan pekerja.

5) Pekerja memsuki pasar rintis kemudian menuju pokok sawit. 6) Diaplikasi pemupukan dengan cara pupuk di tabur melingkar di

pokok kelapa sawit dengan jarak ± 30 cm dari tajuk mengarah ke dalam pokok sawit.

e. Hasil yang di capai

Target pemupukan untuk karyawan yaitu 300 kg/ha, dengan jumlah tenaga kerja 15 orang. Pemupukan yang saya lakukan di lapangan sebanyak 80 kg.

C. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)

1. Pengendalian Gulma Pada Pasar Rintis, Piringan dan Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) Secara Khemis.

a. Tujuan

- Menghindari persaingan penyerapan unsur hara dan intensitas penyinaran matahari.

(29)

- Memperbaiki sirkulasi udara pada pokok kelapa sawit (meningkatkan penyerbukan alami)

- Mempermudah kontrol pemupukan dan hama. - Mempermudah pengutipan brondolan (panen). - Menekan populasi gulma.

- Mempermudah pengangkutan tandan buah sawit (TBS) dari pokok kelapa sawit menuju TPH.

b. Dasar teori

Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat dan kondisi yang tidak diinginkan oleh manusia. Pengendalian gulma pada prinsipnya merupakan usaha untuk meningkatkan daya saing tanaman pokok dan melemahkan daya saing gulma. Pengendalian gulma dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan dengan cara manual dan khemis

(Anonim, 2002).

c. Alat dan bahan

Alat: : kep, drum, gembor, jerigen, pengaduk dan takaran. Bahan: Gullof 480 AS dan air.

d. Prosedur kerja.

1) Ditentukan blok yang akan dikerjakan. 2) Disiapakan alat dan bahan.

3) Masukan air kedalam drum sampai ½ bagian.

4) Dimasukan herbisida dengan dosis sesuai rekomendasi (2,9 cc/l air)

(30)

5) Diaduk dan tambahkan air sampai penuh. 6) Dimasukan larutan semprot kedalam kep. 7) Pemasangan pancang hancak (penghancakan).

8) Pekerja memasuki hancak yang telah di tentukan, kemudian melakukan penyemprotan pada pasar rintis, piringan dan TPH. e. Hasil yang di capai

Penyemprotan di lakukan dengan sistem harian, terget sebanyak 10 kep/HK jika tidak turun hujan. Penyemprotan yang saya lakukan yaitu sebanyak 5 kep.

2. Aplikasi Pemupukan MOP

a. Tujuan

- Untuk menambah unsur hara di dalam tanah.

- Untuk meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi relatif lebih stabil.

- Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama, penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan.

- Untuk memacu pertumbuhan vegetatif (akar, batang dan daun). - Untuk mepercepat produksi kelapa sawit (memasuki masa TM). b. Dasar teori

Kemampuan lahan dalam menyediakan unsur hara secara terus menerus bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawir yang berumur panjang sangatlah terbatas. Keterbatasan daya dukung lahan dalam penyedian hara ini harus diimbangi dengan penambahan

(31)

unsur hara melalui pemupukan. Pupuk didefinisikan sebagai material yang di tambahkan ke tanah dengan tujuan melengkapi ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Pupuk yang di berikan dapat berupa pupuk organik atau pupuk anorganik.

Pemupukan merupakan salah satu faktor pemeliharaan tanaman yang sangat penting dan sangat menentukan kesehatan dan produktifitas tanaman. Sebelum melaksanakan pemupukan terlebih dahulu diadakan beberapa analisa di lapangan yaitu analisa tanah dan analisa daun.

c. Alat dan bahan

Alat: takaran, karung (tas)

Bahan: dosis sesuai dengan rekomendasi (MOP 1,25 kg/pokok pada TM1)

d. Prosedur kerja.

1) Ditentukan blok yang akan dilakukan aplikasi pemupukan. 2) Disiapkan alat dan bahan.

3) Memindahkan pupuk dari karung (untilan) ke tas karung. 4) Penghancakan pekerja.

5) Pekerja memsuki pasar rintis kemudian menuju pokok sawit. 6) Diaplikasi pemupukan dengan cara pupuk di tabur melingkar di

pokok kelapa sawit dengan jarak ± 30 cm dari tajuk mengarah ke dalam pokok sawit.

(32)

e. Hasil yang di capai

Target pemupukan untuk karyawan yaitu 300 kg/HK, dengan jumlah tenaga kerja 15 orang. Pemupukan yang saya lakukan di lapangan sebanyak 80 kg.

E. Panen

1. Pemotongan Tandan Buah Sawit (TBS) a. Tujuan

- Mengambil TBS yang telah memasuki kriteria matang panen. - Untuk memperoleh TBS per ha yang optimal.

- Untuk mencapai produktifitas minyak sawit dan inti sawit per hektar yang tinggi dengan kualitas yang sesuai permintaan pasar. b. Dasar teori

Menurut Fadli dkk (2006), Panen merupakan kegiatan berurutan yang meliputi pemotongan tandan buah segar (TBS), mengutip buah lepas, pemotongan setik dan penyusunan TBS dan buah lepas ke tempat penumpukan hasil (TPH).

Pada saat buah masak kandungan minyaknya pada daging buah telah maksimal. Jika terlalu matang buah sawit akan lepas dari janjangnya dan mengakibatkan biaya panen meningat.

Hasil potong buah dikatakan baik jika komposisi buah/TBS normal/masak sebesar 98% dan buah mentah serta buah tertinggal maksimal 2%. Pemotongan buah mentah merupakan kesalahan yang paling sering dilakukan oleh pemanen. Hal ini sama seringnya dengan

(33)

meninggalkan berondolan dipiringan. Penanggulang yang paling baik yaitu dengan kontrol yang sesering mungkin di TPH dan ancak panen. Kerugian akibat memotong buah mentah yaitu kehilangan sebagian potensi produksi minyak (MKS) mengganggu kelestarian peroduksi, merugikan PKS dan melukai pokok sehingga tanaman mengalami setres (Pahan, 2006).

c. Alat dan bahan

Alat: dodos, ganco dan karung.

Bahan: buah kelapa sawit yang telah masak. d. Prosedur kerja.

1) Disiapkan alat.

2) Disiapkan pancang hancak.

3) Pekerja memsuki pasar rintis kemudian menuju pokok sawit.

4) Buah masak (ditandai dengan adanya buah lepas dari janjangnya sebanyak 2 buah) dipotong.

5) Buah lepas yang jatuh ke piringan.

6) Tangkai jangjang yang panjang dipotong sampai mepet. 7) Mengangkut TBS menuju TPH dan disusun tiap 5 baris. 8) Pemberian nomor pemanen.

e. Hasil yang di capai

Setiap hari panen pemanen berhasil menyelesaikan ancaknya masing- masing, dengan jumlah baris yang telah ditetapkan yaitu 6 jalur per HK. Pemanenan yang saya lakukan mencapai 1 jalur.

(34)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian kegiatan PKL yang telah dilaksanakan di PT. Sawit Prima Nusantara dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sebelum melakukan pekerjaan maka perlu diketahui nama perkerjaannya, filosopi pekerjaan, teknis melakukan pekerjaan, menejemen alat dan bahan, strategi ancak, pestasi kerja, time study motion, biaya, kendala dan cara mengatasi kendala tersebut.

2. Penanaman Leguminosa Cover Crop (LCC) sangat diperlukan dalam pembukaan suatu areal kelapa sawit. LCC dapat berfungsi sebagai penghambat pertumbuhan gulma, mencegah terjadinya erosi, memperbaiki sifat fisik, biologi dan kimia tanah.

3. Penyiraman bibit kelapa sawit di Main Nursery di lakukan dua kali dalam satu hari yaitu pagi dan sore. Bibit kelapa sawit memerlukan dua liter air per large bag tiap penyiraman. Penyiraman tidak dilakukan apabila turun hujan dengan curah hujan > 7 mm.

4. Seleksi bibit perlu dilakukan pada saat di pembibitan, untuk mendapatkan bibit yang pertumbuhannya seragam dan sehat. Seleksi di MN dilakukan dalam 4 tahap yaitu seleksi pertama umur 4 bulan, seleksi kedua umur 6 bulan, seleksi ketiga umur 8 bulan, seleksi keempat pada saat akan di pindahkan kelapangan.

(35)

5. Pengendalian hama dan penyakit pada bibit kelapa sawit harus cepat dilakukan agar tidak terjadi ledakan serangan yang tidak terkendali sehingga mengakibatkan kerugian yang sangat besar.

6. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual dan secara khemis. Pengendalian gulma sangat perlu dilakukan hal ini bertujuan untuk menghindari persaingan penyerapan unsur hara, air, intensitas penyinaran matahari dan lain- lain. Pada saat pengendalian gulma secara khemis jangan samp ai mengenai pokok kelapa sawit.

7. Penyisipan kelapa sawit sebaiknya dilakukan pada saat TBM, sedangkan pada saat TM dilakukan jika keadaan terpaksa. Penyisipan dilakukan jika ada pokok kelapa sawit yang terserang hama dan penyakit serta pokok kelapa sawit yang mati.

8. Kastrasi merupakan suatu kegiatan membuang bunga jantan dan betina. Kastrasi dilakukan pada saat tanaman berumur 12-24 bst yang bertujuan untuk memacu pertumbuhan vegetatif tanaman kelapa sawit dan menyeragamkan waktu panen.

9. Kegiatan sanitasi merupakan pekerjaan pembersihan pokok kelapa sawit dari janjang busuk, pelepah kering atau pelepah dasar yang dari bibitan yang betujuan untuk mempermudah pelaksanaan potong buah dan mempermudah pengutipan buah lepas.

10. Pemupukan merupakan salah satu faktor pemeliharaan tanaman yang sangat penting karena pemupukan menentukann kesehatan dan

(36)

produktifitas tanaman kelapa sawit. Dalam pemupukan perlu diperhatikan yaitu tepat dosis, tepat cara, tepat waktu dan tepat aplikasi.

11. Panen merupakan kegiatan berurutan yang meliputi pemotongan tandan buah segar (TBS), mengutip buah lepas, pemotongan setik dan penyusunan TBS dan buah lepas ke tempat penumpukan hasil (TPH). Pemanenan harus dilakukan sesuai dengan rotasi yang telah ditetapkan sesuai dengan umur kelapa sawit.

12. Setelah melaksanakan kegiatan PKL penulis dapat memahami prinsip, dan tahapan budidaya kelapa sawit, mengetahui secara teknis penggunaan alat, bahan dan sarana dalam perkebunan kelapa sawit serta berbagai permasalahan yang dihadapai dilapangan.

13. Pengalaman selama PKL menjadi bekal bagi penulis untuk menghadapi persaingan di dunia kerja khususnya pada bidang perkebunan kelapa sawit.

B. Saran

Setelah melaksanakan kegiatan PKL maka yang dapat disarankan : 1. Mahasiswa harus benar-benar mempelajari teknis kerja di lapangan serta

cara penggunaan alat dan bahan sehingga dapat dengan mudah mempraktekkannya.

2. Sebelum melaksanakan PKL sebaiknya POLTANESA memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengadakan pra PKL dengan tujuan memberikan gambaran kebun dibenak mahasiswa sehingga dapat melaksanakan PKL dengan baik, untuk itu disarankan PKL dilakukan 2 kali.

(37)

3. Mahasiswa menerapkan disiplin dalam mengikuti kegiatan PKL agar semua kegiatan berjalan baik.

4. Menjalin kerja sama yang lebih baik antara pihak POLTANESA dan perusahaan demi kelancaran PKL di tahun selanjutnya.

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim . 2002. Traning Center Pelatihan Tim Unit Semprot. Asian Agri. Riau. Anonim . 2002. Traning Center Asisten. Asian Agri. Riau.

Anonim . 2005. Traning Center Asisten. Teladan Prima Group.

Talisayan-Berau.

Anonim . 2005. Traning Center Pelatihan Mandor Panen. Teladan Prima Group.

Talisayan-Berau.

Fadli. L.M, Sutarta. SE, Darmosarkore. W, Purba. P, Ginting. N. E. 2006.

Panen Kelapa Sawit. PPKS.

Pahan I. 2006. Manajemen Kelapa Sawit Dari Hulu Sampai Hilir. Penebar

Swadaya. Jakarta.

(39)
(40)

Lampiran 1. Peta Areal Unit MAE PT. SPN

(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)

Lampiran 7. Posisi Staf Lapangan Unit MAE PT. SPN

(47)
(48)

Lampiran 9. Pemupukan Bibit Kelapa Sawit Di Main Nursery

Lampiran 10. Pengendalian Hama Penyakit Di Main Nursery Secara Khemis.

(49)

Lampiran 12. Pengenda lian Gulma Di Main Nursery (pengendalian gulma secara khemis).

(50)

Lampiran 14. Tanam Sisip

(51)

Lampiran 16. Aplikasi Pemupukan MOP

Lampiran 17. Pengendalian Gulma Pada Pasar Rintis, Piringan Dan Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) Secara khemis.

(52)

Referensi

Dokumen terkait

CU batang pohon semakin mendekati monster, air semakin tinggi dan membuat monster sadar dan panik. LS batang pohon terlempar

Adapun tujuan dari kegiatan ini, yaitu untuk lebih mengenalkan Museum Seni yang terdapat di Desa Ayunan terhadap masyarakat lokal, nasional maupun di kancah

Pihak LAZIS IPHI Jateng hanya menyalurkan hasil zakat berdasarkan laporan dari mustahik pertama yakni Bapak Amsori, setelah mendapat laporan pengurus LAZIS IPHI

Analisis Teknikal merupakan suatu teknik analisis harga saham yang paling banyak digunakan oleh para investor, hal ini dibuktikan oleh penelitian

guru tersebut, terutama pada mata pelajaran fiqih yang lebih kepada mengetahui hukum-hukum syari’at Islam yang sesuai dengan Al-qur’an dan hadits begitu juga

Pada tahap ini anak menunjukkan perbuatan baik dan benar bukan hanya agar dapat diterima oleh lingkungan masyarakat sekitarnya, tetapi juga bertujuan agar dapat

• Siswa terampil dalam menyajikan data hasil diskusi kelompok tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi secara sistematis menggunakan bahasa yang sesuai.. Faktor-faktor

Penerapan teknologi tepat guna bidang pekerjaan umum yang dilakukan secara partisipatif merupakan suatu kegiatan yang.. dilakukan bersama dengan prinsip kesetaraan