• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi seperti massa otot yang bertambah serta jaringan lemak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi seperti massa otot yang bertambah serta jaringan lemak"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Usia remaja adalah usia pergantian dari anak-anak menuju dewasa yang berusia 9-10 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun. Pada masa ini banyak perubahan yang terjadi seperti massa otot yang bertambah serta jaringan lemak tubuh yang meningkat (Depkes RI, 2014). Usia remaja juga adalah masa dimana remaja rentan gizi karena berbagai faktor salah satunya karena adanya perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan pada remaja. Pola makan yang banyak diminati oleh kalangan remaja saat ini berupa makanan cepat saji (fast food). Kebiasaan memakan fast food ini, remaja dapat mengalami gizi berlebih dan dapat ditandai dengan berat badan yang meningkat bila dibandingkan dengan usia remaja pada umumnya, dengan mengkonsumsi makanan tersebut terjadi penimbunan lemak yang berlebihan dalam jaringan lemak tubuh (Kurdanti dkk., 2015; Makaryani,2013).

Pada masa remaja ini pula, arus globalisasi sangat mempengaruhi kehidupan individu mulai dari teknologi dan gaya hidup. Dengan adanya perkembangan teknologi tertentu akan berdampak pada kesehatan apabila tidak mengerti cara penggunaan teknologi dengan benar. Banyak remaja saat ini yang salah mempergunakan kecanggihan teknologi tersebut. Salah satu contoh adalah internet, dari hasil penelitian rata-rata seseorang menggunakan internet 6 jam per hari, beberapa orang lainnya menggunakan dalam waktu 10 jam bahkan lebih per hari. Hal demikian dapat membuat individu menjadi kurang untuk melakukan aktivitas olahraga yang seharusnya sangat dibutuhkan oleh

(2)

tubuh (Maharani, 2015). Beberapa faktor lain yang mempengaruhi berat tubuh remaja diantaranya pola makan yang tidak teratur dan kurangnya aktivitas fisik, seperti menonton televisi dan bermain komputer/video games. Kedua aktivitas tersebut tergolong dalam pola hidup sedentary lifestyle yaitu gaya hidup santai dan meminimalisir aktivitas fisik (Oktaviani, 2012).

Obesitas atau overweight menurut World Health Organization (WHO) merupakan kondisi pada tubuh yang mengalami abnormal dan berlebihnya akumulasi jumlah lemak yang dapat mengganggu kesehatan. Penyebab yang mendasar terjadinya overweight dan obesitas karena tidak seimbangnya kalori makanan yang masuk dengan kalori yang dikeluarkan. Overweight dan obesitas dapat terjadi dikarenakan ketika menuju dewasa banyak remaja yang mengembangkan pola makan tidak baik, contohnya pola makan yang tidak teratur dan mengkonsumsi makanan ringan. Jenis makanan inilah yang berdampak pada peningkatan berat badan yang berlebih dan memicu timbulnya penyakit. Overweight dan obesitas merupakan faktor risiko terjadinya sejumlah penyakit kronis, termasuk diabetes, penyakit jantung, stroke dan hipertensi. (Marine 2015, dalam Rizqi 2016).

Prevalensi penderita overweight dan obesitas di Indonesia meningkat disetiap tahunnya, pada tahun 2010 persentase gemuk di Indonesia 1,4 persen dan mengalami peningkatan pada tahun 2013 berupa 7,3 persen di usia remaja. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan prevalensi overweight pada remaja umur 13-15 tahun di Indonesia sekitar 10,8 persen, terdiri dari 8,3 persen overweight dan 2,5 persen sangat gemuk (Obesitas).

(3)

Pada remaja usia 16-18 tahun sebanyak 7,3 persen terdiri dari 5,7 persen overweight dan 1,6 persen sangat gemuk (Obesitas). Provinsi dengan prevalensi overweight tertinggi berada di DKI Jakarta, akan tetapi prevalensi sangat gemuk (Obesitas) berada di salah satu provinsi yaitu Jawa Timur dari 14 provinsi lainnya (Riskesdas, 2013).

Peningkatan berat badan dan obesitas merupakan hal kurang baik, artinya hal tersebut dapat meningkatkan resistensi insulin didalam tubuh, sehingga glukosa yang berada didarah tidak mampu di metabolisme oleh sel sehingga menyebabkan peningkatan glukosa dalam tubuh (Sutriningsih, 2017). Penurunan berat badan yang aman adalah 0,5-1,0 Kg/minggu, sedangkan untuk jumlah kalori yang di bakar oleh tubuh setiap latihan adalah 500-1000 kalori. Oleh karena itu banyak upaya yang dapat menurunkan berat badan yaitu dengan kombinasi diet, deficit calorie, intermittent fasting diet, diet south beach, perubahan gaya hidup, latihan aerobik dan HIIT (High Intensity Interval Training) atau tabata workout (Menore, 2012).

Aktivitas fisik dapat dilakukan untuk menurunkan angka overweight dan obesitas yang terjadi di Indonesia salah satunya dengan pemberikan latihan fisik dengan intensitas tinggi. High Intensity Interval Training adalah metode pelatihan yang dikombinasikan antara intensitas sedang dan intensitas tinggi mencakup periode waktu yang singkat (Sabine et al., 2016). HIIT merupakan latihan untuk meningkatkan produksi oksigen dan metabolisme tubuh. Cara kerjanya yaitu dengan memacu kerja jantung untuk agar bekerja lebih keras dan dilakukan dalam jangka waktu tertentu. HIIT merupakan metode yang tepat dalam penurunan berat badan serta lemak yang ada di dalam tubuh

(4)

dibandingkan dengan latihan jogging. Pada HIIT tingkat metabolisme meningkat selama 48 jam setelah melakukan latihan sedangkan pada latihan jogging hanya meningkat selama aktivitas tersebut (Herodek et al., 2014).

Latihan Tabata Workout adalah salah satu jenis HIIT yang pertama kali dijelaskan oleh ilmuwan jepang Izumi Tabata pada tahun 1996. Tabata workout dilakukan selama 20 menit dengan durasi 20 detik latihan dan 10 detik istirahat. Tabata workout di desain untuk meningkatkan metabolisme tubuh saat pembakaran lemak dan berguna untuk meningkatkan kerja tubuh yang bersifat aerobik maupun anaerobik, peningkatan proses pembakaran lemak dalam waktu yang relatif singkat (Olson, 2014). Hasil penelitian dari Emberts et al., (2013) tentang “Exercise Intensity and Energy Expenditure of a Tabata Workout” menyatakan hasil penelitian ini menunjukan bahwa sesi tabata 20 menit, melalui beberapa segmen latihan beban dan plyometric, dapat mempengaruhi peningkatan dalam pengeluaran kalori yang melampaui batas normal.

Intermittent Fasting Diet juga merupakan salah satu cara yang dapat digunakan remaja untuk menurunkan berat badan berlebih. Intermittent Fasting Diet merupakan pola diet yang dilakukan dengan pembatasan kalori makaan dan minuman dalam waktu yang telah ditentukan. Pada intermittent Fasting Diet ini terdapat beberapa tipe puasa yang dapat mempengaruhi penurunan berat badan atau memperbaiki pola makan yaitu Complete Alternate-day fasting, Intermittent energy restriction, Modified fasting rejimens, Time restricted feeding. Intermittent Fasting Diet juga mempunyai metode yang melibatkan 5 hari pola makan teratur dan 2 hari puasa (maksimum harian 500

(5)

kkal untuk perempuan dan 600 kkal untuk laki-laki) per minggu. Intermittent Fasting Diet melibatkan pengubahan asupan energi dari hari biasanya menjadi asupan kalori yang jauh lebih rendah (Patterson, 2017). Penelitian yang dilakukan Hutchison et al., (2019) dengan judul “Effect of Intermittent Versus Continuous Energy Intakes on Insulin Sensitivity and Metabolic Risk in Women with Overweight” menyatakan bahwa Intermittent Fasting dapat mengurangi berat tubuh, massa lemak dan total kolestrol low density lipoprotein (LDL).

Berdasarkan studi pendahuluan yang sudah peneliti lakukan pada tanggal 22 Oktober 2019 dengan metode observasi, 8 dari 10 siswa/i yang diwawancarai di SMA Negeri 2 Malang mengalami overweight, obesitas I dan II berdasarkan Klasifikasi Indeks Massa Tubuh menurut Asia Pasifik. Peneliti juga menanyakan beberapa pertanyaan kepada siswa/i di SMA Negeri 2 Malang yang tergolong overweight dan obesitas perihal aktivitas fisik yang dilakukan serta pola makan dan snack sehari-hari. Hasil dari wawancara menunjukkan banyak remaja yang megakui bahwa kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan karena jadwal sekolah yang padat serta pola makan dan snack time yang masih sangat tidak beraturan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kondisi overweight dan obesitas pada remaja di SMA Negeri 2 Malang merupakan masalah yang harus di minimalisir tingkat kejadiaan overweight maupun obesitas.

Dari kondisi tersebut, penulis berencana untuk melakukan penelitian terhadap remaja overweight dengan judul “Perbandingan Tabata Workout dengan Intermittent Fasting Diet terhadap Penurunan Berat Badan pada Remaja Overweight di SMA Negeri2 Malang.”

(6)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengaruh Tabata Workout terhadap Penurunan Berat Badan pada Remaja Overweight di SMA Negeri 2 Malang

2. Bagaimana Pengaruh Intermittent Fasting Diet terhadap Penurunan Berat Badan pada Remaja Overweight di SMA Negeri 2 Malang

3. Bagaimana Perbandingan Pengaruh Tabata Workout dengan Intermittent Fasting Diet terhadap Penurunan Berat Badan pada Remaja Overweight di SMA Negeri2 Malang?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui Perbandingan Pengaruh Tabata Workout dengan Intermittent Fasting Diet terhadap Penurunan Berat Badan pada Remaja Overweight di SMA Negeri 2 Malang

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisa angka berat badan sebelum dan sesudah diberikan tabata workout pada remaja overweight di SMA Negeri 2 Malang

b. Menganalisa angka berat badan sebelum dan sesudah diberikan intermittent fasting diet pada remaja overweight di SMA Negeri 2 Malang

c. Menganalisa dan membandingkan nilai penurunan berat badan antara tabata workout dengan intermittent fasting diet pada remaja overweight di SMA Negeri 2 Malang

(7)

D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis

Menambah wawasan dalam bidang fisioterapi dan menambah pengalaman untuk peneliti lainnya mengenai latihan Tabata Workout dan Intermittent Fasting Diet

2. Praktisi

Dapat menambah wawasan dalam bidang fisioterapi dalam metode penurunan berat badan dengan perlakuan Tabata Workout dengan Intermittent Fasting Diet.

3. Institusi Pendidikan

Merupakan referensi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang fisioterapi

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Daftar Keaslian Penelitian No Peneliti Judul Peneliti Desain Penelitian Instrum ent Hasil Perbedaan Penelitian 1. Elfianni sa Azmi Andini dan Eka Novita Indra, 2016 Perbedaa n Pengaruh Frekuens i Latihan Senam Aerobik terhadap Penuruna n Persentas e Lemak Tubuh dan Berat Badan pada Members Wanita Two Group Pretest-Posttest Omron Body Composi tion Monitor Setelah melakukan senam aerobik selama 60 menit dalam 3 kali seminggu selama 8 minggu dapat menurunk an 2,05 kg berat badan. Perbedaan penelitian yang akan saya lakukan adalah saya menggunak an tabata workout untuk menurunkan berat badan pada sampel, sedangkan pada jurnal menggunak an senam aerobik

(8)

untuk menurunkan berat badan 2. Talisa Embert s, John Porcari, Scott Dobers-tein, Jeff Steffen dan Carl Forter, 2013 Exercise Intensity and Energy Expendit ure of a Tabata Workout Penelitian menggunak an jenis penelitian experiment Radiotel emetry Hasil penelitian ini menunjuk an bahwa sesi tabata 20 menit, melalui beberapa segmen latihan beban dan plyometric , menghasil kan peningkata n pengeluara n kalori melampau i batas normal akan terlihat jika hanya di selesaikan selama 4 menit. Perbedaan penelitian antara jurnal dan yang akan saya teliti adalah dengan membandin gkan tabata workout dengan intermittent fasting diet. Sedangkan pada jurnal hanya satu variabel yaitu hanya tabata workout. 3. Sabine Herget et al.,201 6 High-Intensity Interval Training for Overwei ght Adolesce nts Program Acceptan ce of a Media Supporte d A randomized controlled trial Heart rate monitor Berdasark an penelitian HIIT telah terbukti sangat efisien waktu dan untuk memiliki hasil positif pada kebugaran kardio-Perbedaan penelitian saya dengan jurnal tersebut adalah penggunaan alat ukur yaitu saya menggunak an timbangan digital sedangkan pada jurnal

(9)

Intervent ion and Changes in Body Composi tion pernafasan dan menurunk an atau menstabilk an status berat badan menggunak an Heart rate monitor. 4. Leanne Harris et al., 2018 Intermitt ent Fasting Intervent ions for Treatme nt of Overwei ght and Obesity in Adults a Systemat ic Review and Meta-Analysis A randomized controlled trial Antropo metrik Setelah di lakukan Intermitte nt Fasting selama 12 minggu, Metaanalis is mengungk apkan bahwa IER menghasil kan penurunan berat badan jangka pendek dalam kelebihan berat badan dan orang gemuk Perbedaan antara jurnal dengan penelitian yang akan saya lakukan adalah saya menggunak an metode intermittent fasting 5:2 selama 4 minggu sedangkan jurnal menggunak an IER selama 12 minggu. 5. Kavhita Ganesa n, Yacob Habbou sh and Senan Sultan, 2018 Intermitt ent Fasting: The choice for a Healthei r Lifestyle A randomized controlled trial Sistemati s dan Meta Analisis (PRISM A) Penelitian ini menunjuk an bahwa Intermitte nt Fasting efektif untuk penurunan berat badan jangka pendek di antara orang Perbedaan penelitian adalah saya mengambil sampel remaja yang berusia 16-18 tahun sedangkan jurnal mengambil sampel usia 18 tahun atau lebih tua.

(10)

dengan berat badan normal, overweigh t dan obesitas.

Gambar

Tabel 1.1 Daftar Keaslian Penelitian  No  Peneliti  Judul  Peneliti  Desain  Penelitian  Instrument  Hasil  Perbedaan Penelitian  1

Referensi

Dokumen terkait

The findings of this systematic review and meta-analysis have shown that low-GI diets are more effective in controlling HbA1c and fasting blood glucose compared with higher-GI diets

Berdasarkan penelitian pendahuluan dengan observasi dan wawancara sederhana yang dilakukan oleh peneliti di SMP N 6 Purwokerto kelas VII pada 5 Januari 2016 terhadap 10

Sistem Perancangan & Kawalan Belanjawan Elektronik (eSPKB) ialah satu sistem pengurusan kewangan yang telah dibangunkan oleh pihak kerajaan untuk memenuhi keperluan

Comorbidities and the risk of severe or fatal outcomes associated with coronavirus disease 2019: A systematic review and meta-analysis.. Verdecchia P, Cavallini C, Spanevello

Indeks ini dikembangkan oleh Balasa pada k mj k xi k ij RCA RCA TCI .. tahun 1986 untuk mengukur spesialisasi vertikal antar beberapa negara dalam suatu industri

Sebaliknya, apabila pada saat itu, tingkat suku bunga mengalami penurunan, maka akan terjadi penurunan pendapatan bunga dengan lebih besar dibanding penurunan biaya

Mereka telah mengkulturkan daging ikan emas (carassius auratus) dengan mencincangnya dan meletakkan daging tersebut di dalam bekas (petri dish) yang mengandungi

Pendekatan: Rencana Induk ini memberikan arahan untuk pengembangan kawasan berdasarkan visi rehabilitasi dan revitalisasi kawasan Eks-PLG, yang dapat dimanfaatkan