• Tidak ada hasil yang ditemukan

TREMATODA DARAH SCHISTOSOMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TREMATODA DARAH SCHISTOSOMA"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

TREMATODA DARAH SCHISTOSOMA

Schistosoma japonicum *) Schistosoma mansoni *) Schistosoma haematobium *) Schistosoma intercalatum Schistosoma mekongi Schistosoma binatang

*) Spesies yg menimbulkan masalah kesehatan pd manusia

(3)

Ciri umum

 Sistem reproduksi tdk hermafrodit

 Ukuran cacing jantan lebih besar dan lebih pendek jika dibandingkan dg cacing betina

 Cacing jantan memiliki canalis gynaecophorus

(saluran tempat cacing betina berada pd saat mengadakan hubungan kelamin)

 Sebaran geografis : Afrika, Timur Tengah, Asia

Timur, Asia Tenggara, Amerika Tengah & Amerika Selatan

(4)
(5)

Anatomi & Morfologi

 Saluran pencernaan : mula2 bercabang mjd 2

sekum kmd di daerah posterior ke2 cabang akan bersatu mjd saluran buntu

 Sistem ekskresi : berupa sel api (flame cell) berserta saluran2 nya

 Sistem reproduksi :

 Cacing jantan memiliki testis yg terletak di bgn dorsal dibgn ventral sucker

 Cacing betina : uterus berisi telur yg berduri dg bentuk yg khas

(6)

 Telur tidak mempunyai operkulum ,mempunyai duri

dan letaknya tergantung spesies. Pd saat dikeluar-kan dr induknya sudah berisi mirasidium yg

ber-silia

 Telur dapat menembus keluar dari pembuluh

darah, bermigrasi di jaringan dan akhirnya masuk ke lumen usus atau kandung kencing

 Telur menetas di dalam air mengeluarkan mirasidium.

 Serkaria : larva dg ekor bercabang 2, stadium

(7)

7

Telur Schistosoma : + 90 x 70 mikron, memiliki duri kecil, berisi mirasidium, dapat ditemukan di dinding usus halus, hati, paru & otak.

(8)

Bentuk Telur Schistosoma S. Japonicum Lateral knob S. Haematobium Spina terminal S. Mansoni Spina lateral

(9)

Perbedaan anatomi & morfologi Schistosoma

Perbedaan S. haematobium S. japonicum S. mansoni Ukuran Jantan Betina 10 – 15 mm 20 mm 12 – 20 mm 26 mm 6,4 – 12 mm 7,2 – 17 mm Tuberkel kulit

Halus Halus Kasar

Testis 4-5 buah 6-8 buah 8-9 buah Ovarium Pertengahan tubuh bgn posterior Pertengahan tubuh Pertengahan tubuh bgn anterior

(10)

S. haematobium S. mansoni S. japonicum

Cacing jantan

Ukuran 10-15 x 1 mm 10 x 1 mm 12-20 x 0.5 mm Kutikula Tuberkula halus Tuberkula kasar Tidak bertuberkel Testis 4-5, berkelompok 8-9, deret zig-zag 6-7, berderet

Cacing betina

Ukuran 20 X 0.25 mm 14 x 0.25 mm 26 x 0.3 mm.

Ovarium Posterior pertengahan badan Anterior pertengahan badan Pertengahan badan Telur dalam uterus 20-30 butir 1-3 butir 50 butir atau lebih Sekum yang menyatu Panjang (menyatu di

pertengahan badan)

Terpanjang(menyatu di anterior perte-ngahan badan)

Pendek(menyatu di posterior perte-ngahan badan)

Hospes perantara Bulinus (Physopsis dan Planorbarius)

Biomphalaria dan Australorbis Oncomelania hupensis Hospes Definitif Manusia

Babon

Manusia Babon

Manusia & hewan domestik Penyebaran Geografis Afrika, Timur Tengahd & Timur

Dekat

Afrika dan Amerika Selatan Timur Jauh (Oriental) Habitat Pleksus vena vesikalis dan

prostatika

Plexus mesenterikus daerah sigmoidorektal

(v. mesenterika inferior dan cabang-cabangnya

Plexus mesenterikus daerah ileocaecalis (v. mesenterika superior dan

cabang-cabangnya) Telur Duri terminal Duri lateral Bejolan lateral

(11)
(12)

Tempat Hidup

 Pd vena  shg pd pemeriksaan, telur cacing dpt ditemukan pd urin & tinja

S. japonicum hidup pd vena porta intrahepatik,

vena mesenterika ileosekal & pleksus vena

hemoroidalis  shg telurnya ditemukan pd tinja, biopsi hati / biopsi rektum

S. haematobium hidup pd vena panggul, kandung

kemih, prostat & uterus  shg telur ditemukan dlm urin atau biopsi mukosa kandung kemih

S. mansoni hidup pd vena mesenterika

rektosigmoid & di cabang intrahepatik vena porta  shg telurnya ditemukan di tinja atau dr biospi rektum

(13)
(14)
(15)

Daur Hidup

Telur yg keluar bersama urin/tinja HD harus masuk ke dalam air  menetas mjd mirasidium  mirasidium berenang mencari HP  dalam tubuh HP mirasidium berkembang mjd sporokista  serkaria yg infektif

Serkaria mampu menembus kulit HD yg tdk terlindungi  melalui aliran darah aferen serkaria akan mencapai jantung sebelah kanan  paru  jantung sebelah kiri

 Jantung kiri  melalui sirkulasi sistemik menuju hati  dalam jaringan hati parasit ini akan tumbuh mjd ca-cing dewasa  setelah dewasa caca-cing akan kembali ke vena porta, vena usus & vena kandung kemih

sesuai tempat hidup masing2 spesies

(16)

Bentuk larva

Bentuk Serkaria dengan ekor bercabang

(17)
(18)

HOSPES DEFINITIF

 HD utama bg Schsitosoma adalah manusia & hospes reservoir nya adalah beberapa hewan lain

 HD S. haematobium : kera, baboon

 HD S. mansoni : kera, baboon, opposum & rodensia

 HD S. japonicum : anjing, kucing, kerbau, sapi, kuda, rusa, babi & tikus

(19)

HOSPES PERANTARA (HP)

Hospes perantara : siput

HP S. haematobium : Bulinus , Physopsis

HP S. mansoni : Biomphalaria, Australorbis

(20)

Patologi dan Gejala Klinis

 Penyakit : skistosomiasis = bilharziasis

 Perubahan patologi pd jaringan tubuh penderita yg terjadi disebabkan oleh 3 stadium cacing yaitu serkaria, cacing dewasa dan telur.

 Perubahan2 pada skistosomiasis dibagi dalam 3 stadium:

 masa inkubasi biologis,

 tahap stadium akut &

(21)

Masa Inkubasi biologik

Yaitu waktu antara serkaria masuk melalui kulit sampai mjd cacing dewasa

Gejala kelainan kulit & alergi : eritema, papula disertai rasa gatal dan panas yg akan hilang dalam 2-3 hari, disertai dg :

keradangan akut pd hati, hati & limfa membesar, nyeri pd saat diraba

Gejala paru : batuk, kadang2 pengeluaran dahak yang produktif

(22)

 Gejala toksemia : timbul minggu ke 2 sampai ke 8 setelah infeksi. Berat gejala tergantung jumlah serkaria yg masuk. Gejala berupa : lemah,

malaise, tidak nafsu makan, mual dan muntah. Diare disebabkan hipersensitif terhadap cacing

(23)

Tahap Stadium akut

 Masa terbentuknya telur cacing

 Terjadi kerusakan jaringan & perdarahan,

pembentukan pseudoabses, pseudotuberkel & pembentukan jaringan ikat

 Efek patologis tergantung jumlah telur yang dikeluarkan dan jumlah cacing .

 Keluhan : demam, malaise, berat badan menurun

 Pada infeksi berat Sindroma disentri

 Hepatomegali timbul lebih dini disusul spleno-megali, terjadi 6-8 bulan setelah infeksi.

(24)

Tahap stadium kronik

 Terjadi proses penyembuhan jaringan dg

pembentukan jaringan ikat & fibrosis disertai

pengecilan hati karena fibrosis  disebut sirosis (sirosis periportal)

 Terjadi splenomegali, edema tungkai bawah & alat kelamin, asites dan ikterus, dpt juga tjd

hipertensi portal

 Stadium lanjut sekali  dapat terjadi hematemesis.

(25)

Diagnosa

 Menemukan telur yg spesifik bentuknya utk

masing2 spesies dalam tinja, urin atau jaringan biopsi kandung kemih atau rektum

 Telur S. hemastobium ditemukan di urin penderita atau biopsi kandung kemih,

 Telur S. japonicum & S. mansoni ditemukan pd tinja atau biopsi rektum. Pd jaringan hati dpt

(26)

Pengobatan

 Obat pilihan : prazikuantel, niridazole

Pengaruh obat anti schistosoma dapat

menyebabkan terlepasnya cacing dari pembuluh darah & mengakibatkan tersapunya cacing ke

dalam hati oleh sirkulasi portal disebut hepatic

shift.

 Obat lain : Emetin (tartras emetikus), Fuadin

stibofen, Reprodal, neo-antimosan, Astiban TW 56, Lucanthone-HCl, Miracil D. Nilodin  tetapi hasilnya kurang memuaskan

(27)

Epidemiologi

 Penyakit skistosomiasis merupakan masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara. Di Indonesia hanya skistomiasis japonicum ditemu-kan endemik di Sulawesi Tengah.

 Berhubungan erat dengan air dari irigasi dg

adanya keong/siput sebagai hospes perantara

 Infeksi berlangsung pd orang yg bekerja di sawah.

 Kelompok usia yg terkena 5 – 50 tahun

 Untuk mencegah penyebaran : diadakan pengo-batan masal di daerah endemi, menjaga

(28)

Schistosoma japonicum

 Penyakit : Oriental schistosomiasis,

skistosomiasis japonika, penyakit Katayama atau penyakit demam keong.

 Penyebaran geografis :

 Di Indonesia hanya di Sulteng daerah D. Lindu dan lembah Napu.

(29)
(30)

INANG ANTARA

Schistosoma japonicum

(31)

Patologi dan Gejala Klinis

• Stadium I :

Gatal-gatal (urtikaria)

Gejala intoksikasi :

demam hepatomegali dan eosinofilia tinggi

• Stadium II :

Sindroma disentri

• Stadium III :

Sirosis hepatis & spleno-megali serta emasiasis

(32)

Diagnosis

Menemukan telur dalam tinja atau jaringan biopsi

Reaksi serologi :

COPT (circumoral precipitin test)

IHT (Indirect haemagglutinination test)

CFT (complement fixation test)

FAT (Fluorescense antibody test)

(33)

Schistosoma mansoni

 Penyakit : skistomiasis usus

 Patologi dan gejala Klinis :

Seperti pada S. japonicum, tetapi lebih ringan.

(34)
(35)

INANG ANTARA Schistosoma mansoni

(36)

Telur S. mansoni pada jaringan usus ( pd lapisan mukosa dan submukosa)

(37)

Schistosoma haematobium

• Penyakit : skistosmiasis vesika urinaria

• Tidak ditemukan di Indonesia.

• Patologi dan Gejala Klinis:

• Hematuria dan disuria bila terjadi sistitis

(38)
(39)

INANG ANTARA Schistosoma haematobium

(40)

Telur S. haematobium pd jaringan kandung kemih, terlihat telur terkalsifikasi

(41)

Schistosoma intercalatum

 Kadang-kadang menginfeksi manusia di Afrika

(Kamerun, Gabon, Guyinea equator, Republik Afrika Tengah, Chad dan Zaire).

Serupa dengan S. haematobium, telur berduri terminal.

 Cacing dewasanya ditemukan dalam plekxus vena-vena usus manusia

Hospes perantara : Bulinus africanus dan B. globosus

Schistosoma mekongi

Serupa dengan S. japonicum

(42)

Schistosoma binatang

 Hospes : mammalia dan burung (termasuk itik)

 Penyakit : Swimmer’s itch, clam digger’s itch.  Penyebaran geografis : kosmopolit.

 Hospes perantara : 25 spesies keong air tawar dan 4 spesies keong air laut.

(43)

Dermatitis Serkarial

 Cercarial dermatitis adalah infeksi kulit yg

disebabkan oleh serkaria cacing Schistosoma yg secara alami hidup pd unggas atau manusia

 Sekresi kimia yg dihasilkan oleh kulit manusia menarik perhatian serkaria Schistosoma utk menembus kulit manusia  dpt menimbulkan dermatitis yg berat pd kulit tetapi tdk dapat

berkembang mjd cacing dewasa

(44)

Daur Hidup

 Telur dr Schhsitosoma unggas air (bebek atau angsa) akan masuk ke air  menetas mjd

mirasidium  mirasidium memasuki tubuh siput tertentu (HP) misal Nassarius obsoletus &

berkembang mjd serkaria  serkaria keluar dr HP & mencari HD  jika serkaria memasuki tubuh

manusia maka tdk pernah mjd cacing dewasa tetapi jk memasuki unggas maka dapat mjd cacing dewasa

(45)

Diagnosa, Pengobatan & Pencegahan

 Diagnosa : kulit mjd merah setelah kontak dg air  dilakukan pemeriksaan serologi & uji kulit

 Pengobatan:

 Lotion anti gatal dan anti histamin.

 Jika ada infeksi sekunder diberi antibiotika

 Pencegahan :

 Menghindari mandi di air yg banyak siput / unggas

 Memakai sepatu laras panjang pd saat melaku-kan kegiatan bertani, di tambak imelaku-kan, irigasi dll

Referensi

Dokumen terkait

• Menindaklanjuti kebijakan Pemimpin Umum untuk mengangkat dan memberhentikan personalnya dengan menempatkan wakil Pemimpin Redaksi, Sekretaris Redaksi, Redaktur

1) Tingkat kehadiran siswa-siswa pada saat kegiatan pembelajaran tentang menulis resensi novel SENGSARA MEMBAWA NIKMAT , dilihat dari daftar hadir siswa untuk semua

Berdasarkan Hasil Evaluasi Penawaran dan Evaluasi Kualifikasi yang dilakukan oleh Pokja Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang/Jasa Di Lingkup

File Stego WAV yang dihasilkan mempunyai ukuran, sampling rate, resolusi, channel, dan durasi yang tidak berubah atau sama dengan file cover WAV, yaitu ukuran 10,9 MB

NHLNXWVHUWDDQ GDODP RUJDQLVDVL VRVLDO 7LQJNDW SDUWLVLSDVL SHWDQL KXWDQ GDODP 3+%0 0XQJJRUR GDQ $OLDGL SHUHQFDQDDQ NHJLDWDQ SURJUDP 3+%0 SHQDQDPDQ WDQDPDQ NHUDV GDQ WDQDPDQ

Pengolahan data adalah sebuah proses meringkas data ke dalam ukuran-ukuran statistik untuk menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian (Purwanto, 2010). Setelah kuesioner

Lebih tingginya morbiditas hipertensi dan penyakit jantung pada perempuan berlawanan dengan lebih tingginya proporsi kematian lelaki karena hipertensi dan penyakit jantung

Total produksi ban Perusahaan pada tahun 2009 turun menjadi 27,8 juta ban dari 29,5 juta ban pada tahun 2008, terutama karena terjadi penurunan permintaan pasar