• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe: Perbedaan Preferensi Gender dan Motivasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe: Perbedaan Preferensi Gender dan Motivasi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | E 029

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe:

Perbedaan Preferensi Gender dan Motivasi

Nisa Farasa(1), Hanson E. Kusuma(2)

(1)Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), ITB. (2)Kelompok Keilmuan Perancangan Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), ITB.

Abstrak

Di Indonesia kafe tidak lagi hanya menjadi tempat untuk menjual makanan dan minuman saja. Kafe telah berkembang menjadi gaya hidup masyarakat modern. Kafe menjadi salah satu tujuan melepas penat setelah seharian bekerja atau sekedar berinteraksi dengan teman.Seseorang dapat merasa betah berada di sebuah kafe hanya untuk menikmati secangkir kopi dalam waktu berjam-jam.Tentunya kondisi fisik, lingkungan, dan interaksi sosial yang terjadi didalam kafe ini dapat menjadi faktor yang mempengaruhi kebetahan seseorang ditinjau dari gender. Artikel penelitian ini bertujuan mengungkap faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi kebetahan seseorang untuk berada di sebuah kafe bila gender berbeda. Masyarakat umum akan dipilih menjadi subjek penelitian. Pengumpulan data dilakukan melalui metode survei kuesioneronline yang dibagikan secara bebas (non-random sampling). Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif.Hasil analisis mengungkapkan daya tarik desain bangunan merupakan faktor dominan yang me-nyebabkan kebetahan seseorang berada di kafe.

Kata-kunci : kafe, kebetahan, daya tarik, gaya hidup,kondisi fisik.

Pengantar

Saat ini kebiasaan untuk pergi ke kafe menjadi salah satu fenomena yang sedang terjadi di ka-langan remaja ataupun orang dewasa.Kafe yang dahulu hanya sebuah tempat untuk menjual makanan kecil dan minuman sekarang menjadi tempat paling diminati masyarakat untuk meng-habiskan waktu luang. Seseorang betah selama berjam-jam berada di sebuah kafe. Berbagai aktifitas seperti membaca buku, menonton bola bersama, atau hanya sekedar berinteraksi de-ngan teman dapat dilakukan di sebuah kafe. Ditambah maraknya kegiatan foto-grafi dan sosial media yang akhir-akhir ini men-jadi minat masyarakat. Masyarakat dapat mengunduh de-ngan mudah foto bangunan yang me-reka datangi atau sekedar berbagi moment. Tak jarang kini banyak terdapat kafe dengan konsep yang sedikit berbeda, demi alasan kepuasan konsumen yang datang, dan tentu menyediakan spot-spot menarik bagi pengunjung untuk ber-foto. Banyak hal yang dilakukan pemilik kafe un-tuk membuat suasana kafe menjadi nyaman

se-hingga pengunjung merasa betah.Dapat dilihat dari segi daya tarik bangunan, variasi makanan, ataupun fasilitas yang memadai pada sebuah kafe.

Pada artikel sebelumnya yang di tulis oleh Rachman & Kusuma (2014) dinyatakanbahwa kebetahan merupakan kondisi psikologis dimana manusia merasa nyaman dan puas pada suatu tempat sehingga senang untuk tinggal berlama-lama pada tempat tersebut.Nyaman dalam hal ini terkait faktor fisik dan non-fisik tempat. Pada Indra (2001) saat melakukan evaluasi paska-huni pada rumah susun sederhana Kota Bandar Baru Kemayoran digambarkan kebetahan seba-gai perasaan senang manusia yang meng-huni suatu tempat yang dalam hal ini adalah rumah susun dan dili-hat dari waktu yang di-habiskan pada suatu tempat, lama tinggal, dan tidak adanya keinginan untuk pindah. Berbeda lagi dengan Purwantini (1988) mengenai kebetahan pada rumah susun, ia mendefinisikan kebetahan yakni perbuatan sebagai pencermin-an dari kondisi psikologis penghuni, karena sudah

(2)

merasa senang di suatu tempat yang dicerminkan melalui lama tinggal, rencana peng-hunian, dan kepuasan penghunian. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kebetahan sese-orang berada di sebuah kafe merupakan suatu kondisi psikologis seseorang karena merasa nyaman, senang, dan puas dengan segala suasana dan fasilitas yang ada sehingga sese-orang tanpa sadar telah menghabiskan waktu-nya lama di kafe tersebut.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menge-tahui faktor terbesar seseorang merasa betah berada di dalam sebuah kafe.Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat seba-gai dasar pemilik kafe dalam mempertimbang-kan elemen-elemen pendukung kafe yang mem-pengaruhi kebetahan pengunjung yang datang.

Metode

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif (Creswell, 2008) dengan kategori sifat penelitian eksploratif (Groat & Wang, 2002) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeks-plorasi faktor-faktor penting yang mempengaru-hi kebetahan seseorang berada di sebuah kafe. Metode Pengumpulan Data

Metode yang di gunakan adalah melalui pende-katan Grounded Theory (Creswell, 1998). Datadikumpulkan melalui kuesioneronlineyang berisi pertanyaan-pertanyaan bersifat terbuka (open ended) yang disusun dengan tujuan untuk menggali lebih dalam apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh responden tentang kebe-tahan (Creswell,2008).

Pengambilan data melalui kuesioner online, disebarkan pada hari Kamis, 17 September 2015 dan berakhir pada hari Minggu, 27 September 2015. Data yang didapat 85 responden, 36 res-ponden laki-laki dan 49 resres-ponden perempuan (Lihat pada diagram 1). Rentang umur yang di dapat 97,6% berumur 20-30 tahun, sisanya <20 tahun.

Diagram 1. Histogram Karakteristik Jenis Kelamin Responden

Sampel dipilih dengan metode non-random sampling yaitu menggunakan accidental sam-pling (Kumar, 2005). Pengumpulan dengan menggunakan kuesioner online ini dilakukan karena pertimbangan bahwa yang akan menjadi responden adalah kalangan remaja sampai dewasa yang fasih mengakses internet. Selan-jutnya responden diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan terbuka mengenai moti-vasi mereka pergi ke kafe hingga opini mereka mengenai faktor fisik maupun non-fisik dari sebuah kafe yang membuat mereka betah. Dengan begitu responden dapat menjawab lebih bebas dan tepat sesuai dengan kondisi yang mereka rasakan masing-masing.

Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini terdapat 3 tahapan analisis yaituopen coding, axial coding dan selective co-ding (Creswell, 1998). Berikut 3 tahapan ter-sebut :

- Tahap open coding, yaitu merupakan tahap mengidentifikasikan kata kunci yang didapat dari jawaban para responden mengenai faktor kebe-tahan di kafe.

- Tahap axial coding, yaitu membuat kategori-kategori dari kata kunci yang didapat dari taha-pan sebelumnya. Untuk mengurangi kemungkin-an bias dalam pengategorikemungkin-an, pengategorikemungkin-an dapat dilakukan bersama-sama dengan orang lain misalnya dengan teman (lihat gambar 1).

(3)

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | E 031 Gambar 1. Proses Analisis Axial Coding yang

dilaku-kan bersama-sama dalam workshop.

- Tahap selective coding, yaitu mendeskripsikan hubungan antar kategori yang memiliki kedeka-tan. Hubungan antar kategori ini dilakukan de-ngan analisis korespondensi.

Analisis dan Interpretasi

Motivasi Pergi ke Kafe

Dari hasil dari open coding mengenai motivasi seseorang pergi ke kafe dapat diketahui bahwa terdapat 11 kata kunci yang teridentifikasi dengan total frekuensi 177(diagram 2). Kata kunci yang paling banyak muncul adalah berin-teraksi dengan teman (71 kata kunci) dan moti-vasi untuk makan dan minum (24 kata kunci). Selain itu terdapat beberapa kata kunci yang sering muncul yaitu belajar (20 kata kunci), refreshing (13 kata kunci), mengerjakan pekerjaan (12 kata kunci), dan pertemuan (12 kata kunci).

Diagram 2. Frekuensi Kata Kunci Motivasi Responden Pergi ke Kafe

Dari kata kunci tersebut telah teridentifikasi kata-kata/frasaapasaja yang diwakili oleh kata kunci tersebut.Kata kunci berinteraksi dengan teman yaitu kata kunci dengan frekuensi paling banyak mewakili kata-kata/frasaseperti me-ngobrol, nongkrong, hang-out, meet-up dengan teman, bercengkrama, termasuk di dalamnya bertemu dengan pacar (lihat pada table 1) Tabel 1. Representasi dari Kata Kunci Motivasi Pergi ke Kafe dengan Jumlah Terbanyak

Dari hasil mengidentifikasi kata kunci, berdasar-kan hasil sebelumnya, kata kunci tersebut dapat dikategorikan kembali.Pengategorian kata kunci ini disebut tahap analisis axial coding. Pengate-gorian ini mengacu pada kedekatan makna yang sama.

Faktor Penyebab Betah

Selanjutnya, dari hasil analisis alasan penyebab betah, faktor apa yang membuat seseorang merasa betah berada di sebuah kafe diketahui terdapat 67 kata kunci dari 13 kategori. Kategori yang teridentifikasi paling banyak adalah kenyamanan (51 responden) kemudian pemilih-an menu (39 responden), daya tarik desain (36 responden), adanya fasilitas tambahan (30 responden) dan fasilitas hiburan (23 responden). (lihat pada diagram 3)

Responden 18 : “Tidak terlalu bising, ruang-an yruang-ang nyamruang-an atau view yruang-ang bagus, ma-kanan yang enak dan murah, adanya fasilitas toilet atau mushola, koneksi internet gratis”. Responden 54 : “Konsep unik dan nyaman serta makanan yg enak”.

Kata Kunci Kalimat yang diwakili

Berinteraksi dengan teman

- Mengobrol - Nongkrong - Hang out

- Meet up dengan teman - Bercengkrama - Bertemu pacar Makan dan Minum - - Makan Minum Belajar - Mengerjakan tugas - Baca buku - Berdiskusi 71 4 12 20 12 3 24 13 4 4 10 0 50 100

Berinteraksi dengan Teman Berinteraksi dengan Keluarga Mengerjakan Pekerjaan Belajar Pertemuan Berfoto Makan dan Minum Refreshing Eksperimen Kegiatan Hiburan Menggunakan Internet

(4)

Responden 69 : “Ada live musik, support wifi, apalagi kalo ada terminal listrik untuk sekedar ngecharge hp/laptop, tempat nyaman, bersih, selebihnya soal service”.

Diagram 3. Frekuensi Kategori Faktor yang Mem-pengaruhi Kebetahan di Kafe

Kategori kenyamanan adalah kategori dengan frekuensi paling banyak mewakili kalimat-kalimat responden yang menginginkan kafe ber-sih, nyaman, penghawaan yang baik, penca-hayaan yang cukup, tidak panas, suhu ruang-an sejuk, dan cozy (lihat pada table 2).

Tabel 2. Representasi dari Kategori Faktor yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe Jumlah Terbanyak

Tahap berikutnya adalah tahap selective coding pada tahap ini dapat diketahui hubungan antar kategori yang didapat dari analisis sebelumnya. Selective coding dilakukan menggunakan ana-lisis korespondensi untuk mengetahui kategori kunci mana saja yang sering disebutkan secara bersamaan.Hasil analisis ini dapat di lihat pada diagram 4.

Pada diagram tersebut dibandingkan antara kategori faktor motivasi menurut perbedaan gender. Dari analisis tersebut dapat diketahui bahwa terdapat kata kunci-kata yang sering disebutkan oleh responden laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

Motivasi pergi ke kafe menurut responden pe-rempuan cenderung berdekatan dengan mela-kukan kegiatan belajar.Kata kunci dari belajar meliputi kegiatan seperti mengerjakan tugas, membaca buku, dan berdiskusi.Kemudian diiku-ti dengan berfoto, bereksperimen, makan dan minum. Sedangkan motivasi pergi ke kafe dari sudut pandang responden laki-laki kata kunci yang paling berdekatan adalah pertemuan, dimana kata kunci pertemuan adalah kata kunci yang mewakili kegiatan sepertirapat, bertemu klien, bertemu dengan rekan kerja, dan janjian. Dapat diinterpretasikan bahwa responden pe-rempuan memiliki kecenderungan bersifat te-kun menghabiskan waktu untuk belajarnya di tempat lain selain di rumah. Hal ini dimungkin terjadi jika seseorang merasa nyaman dengan situasi beberapa kafe yang kondusif untuk be-lajar.Sedangkan pada responden laki-lakiyang memiliki sifat profesionalitas dalam bekerja, mereka cenderung memilih tempat yang santai dan rilekssaat bertemu dengan klien atau rekan Kategori Kata Kunci

Kenyamanan

- Kafe bersih - Nyaman - Penghawaan baik - Pencahayaan cukup - Kafe tidak panas - Suhu ruangan kafe sejuk - Cozy

Pemilihan Menu

- Makanan enak - Harga yang terjangkau - Ada kopi

- Menu variatif

- Inovasi baru untuk makan dan minuman

- Menu tidak umum dapat ditemui di kafe lain

Daya Tarik Desain

- Desain bisa buat selfie - Tema desain unik - Desain tidak aneh-aneh - Desain minimalis - Pemilihan warna cat yang

soft

- Interior menarik

- Tata ruang yang bagus dan simple namun elegan - Menggunakan ornamen kayu 36 14 12 9 51 16 30 7 3 39 23 19 3 0 10 20 30 40 50 60

Daya Tarik Desain Bangunan Desain Perabot Unsur Alam Aksesbilitas Kenyamanan Privasi Fasilitas Tambahan Fasilitas Ruang Skala Akrab Pemilihan Menu Fasilitas Hiburan Kualitas Pelayanan Keberadaan Orang Lain

(5)

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | E 033 kerja dikarenakan seseorang lebih mudah

berko-munikasi dengan baik dengan adanya suasana yang mendukung.

Diagram 4. Dendogram Faktor Motivasi pergi ke Kafe dengan Gender

Sedangkan pada kategori faktor yang me-nyebabkan kebetahan di kafe, pada responden perempuan kategori paling dekat adalah desain perabot dan aksebilitas.Desain perabot mewa-kili kata kunci furniture yang bagus, sofa yang nyaman, tempat duduk bukan dari bahan keras, dan jarak tempat duduk dengan meja yang se-suai.Kecenderungan ini bisa dikarenakan pe-rempuan memiliki minat lebih pada pemilihan perabotan, sehingga mereka gemar berbenah diri agar dalam melakukan kegiatan mereka merasa nyaman.

Kategori pada responden laki-laki faktor ke-betahan pada kafe yang mendekati adalah fasi-litas ruang, skala akrab, unsur alam, dan kebe-radaan orang lain. Fasilitas ruang mewakili kata kunci ada smoking area, ada mushola, WC ber-sih dan wangi, dan ruang kafe buka 24 jam. Hal yang menarik terdapat pada kedekatan variable pada responden laki-laki dengan kategori kebe-radaan orang lain. Pada kategori ini, kebekebe-radaan orang lain mewakili kata kunci bisa cuci mata, pengunjungnya ramai, banyak cewek bening. Kecenderungan laki-laki terhadap lawan jenisnya diungkapkan lebih terbuka dibanding perem-puan.Mereka mampu menyampaikan bahwa hal ini salah satu yang menjadi faktor kebetahan di

kafe pada laki-laki (dapat dilihat pada diagram 5).

Diagram 5. Dendogram Faktor yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe dengan Gender

Jika ditinjau dari gender, segi motivasi pergi ke kafe, dan faktor yang mempengaruhi kebetahan di kafe digabungkan maka kedekatan pada ketiga variable tersebut dapat dilihat pada diagram 6 di bawah ini.

Pada responden perempuan kedekatan pada variable kegiatan belajar dan berfoto sedangkan faktor yang mempengaruhi kebetahan bagi perempuan adalah daya tarik desain bangunan dan privasi.Dari analisis yang terjadi sangat ma-suk akal jika perempuan menjadikan motivasi pergi ke kafe untuk belajar dan berfoto.

Responden laki-laki cenderung menjadikan ke-giatan pertemuandan refreshing sebagai moti-vasi mereka pergi ke kafe.Sedangkan faktor yang mempengaruhi kebetahan dapat ditinjau dari kategori fasilitas ruangan, unsur alam, dan skala akrab. Sedangkan kata kunci kegiatan hi-buran yang mewakili kegiatan menonton bola bersama dan live accoustic cenderung di pe-ngaruhi keberadaan orang lain menjadi faktor utama kebetahan responden laki-laki berada pada sebuah kafe (lihat pada diagram 6).

Aksesibilitas (9)

Daya Tarik Desain Bangunan (36) Desain Perabot (14)

Fasilitas Hiburan (23)

Fasilitas Ruang (7) Fasilitas Tambahan (30)

Keberadaan Orang Lain (3) Kenyamanan (51) Kualitas Pelayanan (19) Pemilihan Menu (39) Privasi (16) Skala Akrab (3) Unsur Alam (12) Laki-laki Perempuan Belajar (20) Bereksperimen (4) Berfoto (3)

Berinteraksi dengan Keluarga (4) Berinteraksi dengan Teman (71)

Kegiatan hiburan (4) Makan dan Minum (24)

Mengerjakan Pekerjaan (12) Menggunakan Internet (10) Pertemuan (12) Refreshing (13) Laki-laki Perempuan

(6)

Diagram 6. Dendogram Faktor Motivasi Pergi ke Kafe, Faktor yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe, dan Gender

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan maka disimpulkan bahwa kebetahan seseorang berada di sebuah kafe merupakan suatu kondisi psikologis sese-orang karena merasa nyaman, senang, dan puas dengan segala suasana dan fasilitas yang ada sehingga seseorang tanpa sadar telah menghabiskan waktunya lama di kafe tersebut. Gendermemiliki korespondensi dengan kategori faktor kebetahan dan motivasi pergi ke kafe.Masing-masing memiliki motivasi berbeda yang dipengaruhi oleh faktor kebetahan yang berbeda juga.Perempuan cenderung menjadikan kafe sebagai tempat motivasi mereka belajar dan mengekspresikan diri dalam foto. Sedang-kan laki-laki cenderung lebih terbuka dengan faktor kebetahan di kafe yaitu unsur alam, fasilitas ruangan,keberadaan orang lain dan skala akrab.

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian sederhana yang masih membutuhkan tingkat

validitas dan relibilitas yang baik.Karena data yang diambil dalam penelitian masih secara non-random sampling alangkah baiknya jika pene-litian selanjutnya digunakan metode pengum-pulan data secara random sampling, sehingga ada batasan yang jelas misalnya responden yang diambil pada pengunjung kafe tipologi tertentu.

Daftar Pustaka

Creswell, J.W. 1998. Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Tradition. California: SAGE Publication, Inc.

Creswell, J.W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc.

Groat, L. & Wang, D. (2002).Architectural Research Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc. Indra C, R.D. 2001. Evaluasi Pasca Huni Rumah Susun

Sederhana Kota Baru Bandar Kemayoran (Ditinjau dari Aspek Arsitektur, Lingkungan dan Perilaku). Tesis Magister Sains Ilmu Lingkungan (Tidak dipublikasi). Jakarta: Universitas Indonesia

Kumar, Ranjit. 2005. Research Metodology, A Step by Step Guide for Beginner. London: Sage Publications. Purwantini, Julianti. 1988. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebetahan Penghuni Rumah Sususn Sewa Harian. Tesis Magister Sains Ilmu Lingkungan (Tidak dipublikasi). Jakarta: Fakultas Paskasarjana Universitas Indonesia.

Rachman, R.A. & Kusuma, H.E. (2014). Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan-Perilaku.Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014, Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Sriwi-jaya, Nov. 2014.

Aksesibilitas (9)

Belajar (20) Bereksperimen (4)

Berfoto (3)

Berinteraksi dengan Keluarga (4) Berinteraksi dengan Teman (71)

Daya Tarik Desain Bangunan (36)

Desain Perabot (14) Fasilitas Hiburan (23) Fasilitas Ruang (7)

Fasilitas Tambahan (30)

Keberadaan Orang Lain (3) Kegiatan hiburan (4) Kenyamanan (51) Kualitas Pelayanan (19)

Makan dan Minum (24) Mengerjakan Pekerjaan (12) Menggunakan Internet (10) Pemilihan Menu (39) Pertemuan (12) Privasi (16) Refreshing (13) Skala Akrab (3) Unsur Alam (12) Laki-laki Perempuan

Gambar

Diagram 1. Histogram Karakteristik Jenis Kelamin  Responden
Diagram 2. Frekuensi Kata Kunci Motivasi Responden  Pergi ke Kafe
Tabel 2. Representasi dari Kategori Faktor yang  Mempengaruhi Kebetahan di Kafe Jumlah Terbanyak
Diagram 4. Dendogram Faktor Motivasi pergi ke Kafe  dengan Gender
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian berdasarkan analisis Minimum Requirements Technique Tahun 2011-2015 menunjukkan bahwa sub sektor basis di Kabupaten Bantul adalah sub sektor

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang

tetap biaya untuk membeli bahan baku, upah tenaga kerja langsung, biaya transportasi, biaya. pemasaran,

Kebiasaan dalam pengelolaan pembuatan kue rumahan di Desa Lampanah memiliki kebiasaan kurang baik, hal ini di sebabkan karena pengelolaan kue rumahan oleh

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Selain dari beberapa karya di atas, Fazlur Rahman pernah menulis artikel yang berjudul “Iqbal in Modern Muslim Thoght” Rahman mencoba melakukan survei terhadap

Dengan mempertimbangkan pilihan-pilihan adaptasi yang dikembangkan PDAM dan pemangku kepentingan, IUWASH juga merekomendasikan untuk mempertimbangkan aksi-aksi adaptasi