• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

25 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian

Kota Bandung terletak di antara 107° 36’ bujur timur dan 6° 55’ lintang selatan. Secara topografi, Kota Bandung terletak pada ketinggian 791 m diatas permukaan laut (dpl). Titik tertinggi terletak di utara dengan ketinggian 1050 meter Dpl. Di wilayah selatan, permukaan tanah relatif datar, sedangkan di wilayah utara permukaan tanah berbukit-bukit. Iklim Kota Bandung dipengaruhi oleh pegunungan, sehingga cuaca yang terbentuk sejuk dan lembab. Temperatur rata rata Kota Bandung adalah 25°C (Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung 2013). Secara administratif, Kota Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat berbatasan dengan beberapa daerah kabupaten/kota lainnya, yaitu (BPS Kota Bandung 2012):

 Batas Utara : Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat  Batas Selatan : Kabupaten Bandung

 Batas Timur : Kabupaten Bandung

 Batas Barat : Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi

Wilayah Kota Bandung tersebut dibagi menjadi beberapa wilayah administratif, yang terdiri atas:

1) 30 Kecamatan yang masing-masing dikepalai oleh seorang Camat, 2) 151 Kelurahan yang masing-masing dikepalai oleh seorang Lurah,

3) 1.561 Rukun Warga (RW) yang masing-masing dikepalai oleh seorang Ketua RW, dan

4) 9.691 Rukun Tetangga (RT) yang masing-masing dikepalai oleh seorang Ketua RT. )

Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Peta yang terletak tepatnya di Tegalega Barat Kelurahan Pelindung Hewan Kecamatan Astana Anyar Kota Bandung. Tegalega pada masa penjajahan Belanda dulunya merupakan sebuah lapangan yang dijadikan sebagai tempat pacuan kuda. Lokasi ini sekarang telah

(2)

beralih fungsi menjadi sarana olah raga, serta tempat wisata bagi penduduk pribumi maupun nonpribumi.

Letak jalan Peta yang berdekatan dengan Tegalega menjadikan kawasan ini sebagai pasar ikan hias yang strategis. Selain itu juga kawasan ini ramai dikunjungi saat menjelang sore hari.

Jarak tempat tinggal pedagang berdekatan dengan lokasi dagangan mereka, sebagian dari mereka ada juga yang memilih untuk menginap ditempat dagangannya sendiri. Pedagang disana memilih untuk menetap berjualan di Jalan Peta walaupun kegiatan tersebut bersifat ilegal, karena sebagian besar mata pencaharian mereka sebagai pedagang ikan hias. Mereka sudah mencoba berdagang ketempat lain, bahkan ada yang menanam usahanya di Gede Bage Bandung, namun mereka memilih menetap disekitar kawasan Jalan Peta. Karena pasar terletak di pusat kota serta kemudahan transportasi dalam menjangkau pasar.

4.2 Karakteristik Responden

Pedagang kaki lima di Jalan Peta yaitu sebagai pedagang ikan hias, mereka menjadikan usaha ini sebagai pekerjaan utama. Kebanyakan usaha ini dilakukan oleh laki-laki dengan jumlah persentase 94,64% sebagian pedagang yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 5,36% . Namun dari 56 responden yang memiliki pekerjaan sampingan hanya 2 orang.

Tenaga kerja merupakan suatu individu yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64 tahun, sedangkan usia kerja pedagang ikan hias di Jalan Peta yang masih produktif dalam kinerjanya berusia 18-50 tahun.

(3)

Tabel 4. Tingkat Usia Responden

Usia (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

18-30 16 28,57

31-40 26 46,43

41-50 12 21,43

51 ke atas 2 3,57

Total 56 100

Sumber : Data Primer (2013)

Hasil dari setiap responden yang berusia 18-30 tahun sebanyak 28,57%, 31-40 tahun sebanyak 46,43%, 41-50 tahun sebanyak 21,43%, dan 51 tahun keatas sebanyak 3,57%. Tingkat pendidikan tidak terlalu berpengaruh terhadap kegiatan usaha distribusi ikan hias, karena penentu berhasilnya suatu usaha tergantung terhadap kemampuan orang yang menekuninya, menurut Widjaja (1985) dalam arus kehidupan ekonomi, manusia merupakan faktor-faktor produksi yang ada, karena manusia berperan sebagai alat atau pembantu dari suatu proses produksi, tetapi juga sekaligus manusia dapat bertindak sebagai pengatur atau pemimpin dari suatu proses produksi.

Tabel 5. Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

Tidak Lulus SD 2 3,57 SD 10 17,86 SMP 11 19,64 SMA 31 55,36 Perguruan Tinggi 2 3,57 Total 56 100

Sumber : Data Primer (2013)

Tabel 5 merupakan data tingkat pendidikan yang ditempuh oleh para responden, responden yang tidak lulus SD sebanyak 3,57%, lulus SD sebanyak

(4)

17,86%, lulus SMP sebanyak 19,64%, lulus SMA sebanyak 55,36%, dan Perguruan tinggi sebanyak 3,57%. Lamanya pengalaman dalam usaha distribusi ikan hias ini memberikan pengaruh besar terhadap kegiatan promosi para pedagang, hal ini membuktikan tempat dimana mereka berdagang memberikan keuntungan yang sangat besar. Soeharjo dan Patong (1973) mengemukakan Pengalaman berpengaruh terhadap strategi pasar, semakin lama pengalaman yang didapat maka seseorang dapat mempelajari kemungkinan yang akan terjadi serta lebih berhati-hati dalam setiap pengambilan keputusan

Tabel 6. Pengalaman Usaha Responden Pengalaman Usaha

(Tahun)

Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1-5 11 19,64 6-10 20 35,71 11-15 13 23,21 16-20 10 17,86 21 keatas 2 3,57 Total 56 100

Sumber : Data Primer (2013)

Diketahui data pada Tabel 6 menunjukkan lamanya responden berpengalaman dalam usaha ikan hias berjumlah 2 orang dengan tingkat persentase sebesar 3,57%. Semakin lama responden menekuni usahanya maka pengalaman yang diperoleh juga akan semakin banyak.

4.3 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Penelitian terhadap Responden

Hari pertama sampel yang di uji sebanyak 16 responden dilakukan secara acak dari 56 responden. Kemudian beberapa hari kemudian diambil data sebanyak 16 responden secara acak, dengan asumsi tingkat kesalahan 5 %, nilai r = 0,300 .

Variabel dengan 20 item memiliki nilai koefisien validitas antara 0,305 dan 0,791 dengan demikian dapat dikatakan bahwa semua item tersebut sudah

(5)

valid. karena besarnya koefisien validitas skor > 0,300. Nilai koefisien reliabilitasnya memiliki nilai tinggi sebesar 0,904 di atas standar rata-rata yang ditetapkan yaitu (0,700). Karena R hitung = 0,904 > R kitis (0,700) maka keduapuluh item dinyatakan reliabel, sehingga dapat digunakan untuk suatu penelitian, tabel dapat dilihat pada Lampiran 4.

4.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Usaha Distribusi Ikan Hias di Jalan Peta.

Variabel internal dan eksternal hasil penelitian disajikan dengan memuat aspek-aspek internal dan eksternal para pedagang ikan hias di Jalan Peta. Pada bagian berikut dapat kita lihat hasil penelitian yang dilakukan terhadap pelaku ikan hias.

Faktor internal :

(1) Pedagang dapat memahami produk yang sedang trend dipasaran, dan dengan adanya hubungan kerjasama yang baik dengan para supplier dari luar kota. pedagang dapat mengatur permintaan barang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen. Sehingga dalam proses produksi, pedagang tidak terlalu kewalahan dalam mengahadapi permintaan konsumen. Penerapan manajemen ikan hias di Peta cukup baik dalam memberikan kepuasan bagi para konsumen,

(2) Ikan hias yang dijual di Jalan Peta memiliki diversifikasi produk ikan hias, walaupun banyak persaingan dari pasar modern maupun pedagang ikan hias lain (bukan di Jalan Peta), pedagang di Jalan Peta mampu menunjukkan keunggulan dengan pedagang ikan hias lainnya yang berada di luar lokasi Jalan Peta, karena ikan hias yang dijual disini beraneka ragam jenis, serta terdapat banyak pilihan kualitas, mulai dari kualitas rendah sampai dengan yang terbaik, sehingga tempat ini sering dikunjungi oleh masyarakat Bandung maupun luar Kota Bandung.

(3) Pedagang Ikan Hias di Jalan Peta tidak pernah merasa adanya keterbatasan akan fasilitas operasi dan transportasi karena para pedagang disini mendapat bantuan dari para supplier, disisi lain mereka saling diuntungkan, dengan

(6)

adanya bantuan seperti ini pedagang tidak perlu lagi mengangkut produk mereka dengan gerobak.dari tempat mereka tinggal.

(4) Dari segi promosi tempat ini sudah optimal, karena dengan lama berdirinya suatu usaha, maka usaha tersebut mudah dikenal oleh masyarakat. Sehingga posisi usaha terebut sangat diuntungkan, karena telah berjalan dari tahun ke tahun.

Faktor Eksternal :

(1) Keberadaan lokasi yang terletak di pusat kota, dan selalu dilewati oleh kendaraan bermotor maupun pejalan kaki menjadikan lokasi ini selalu ramai dikunjungi .

(2) Kemudahan sarana dan prasarana dalam proses jual beli karena posisi pasar mudah dijangkau bagi kendaraan bermotor serta mudahnya ditemui kendaraan umum yang lalu lalang disekitar kawasan Jalan Peta sehingga memudahkan bagi orang yang akan berkunjung ke lokasi ini..

(3) Produk yang dijual tidak terlalu mahal, sehingga dapat dijangkau oleh berbagai kalangan pecinta ikan hias. Selain produk murah, biasanya pedagang memberikan potongan harga bagi konsumen yang sudah menjadi pelanggan tetap. Maka tidak heran pasar ikan hias disini memberi daya tarik bagi konsumen.

(4) Perkembangan industri ikan hias dari tahun ke tahun semakin meningkat dan terus mengalami pertumbuhan, ternyata keadaan ini dimanfaatkan sebagai peluang oleh pedagang ikan hias di Jalan Peta. Pedagang di Jalan Peta telah bekerjasama dengan kelompok ikan hias dari Sukabumi, Bogor, dan Cianjur. Sehingga jalur proses distribusi usaha mereka sudah tertata dengan baik.

4.5 Kemampuan Pedagang Ikan Hias dalam Memanfaatkan Kekuatan dan Peluang serta Mengantisipasi Kelemahan dan Ancaman dalam Pengembangan Usahanya.

Kemampuan pedagang ikan hias dalam memanfaatkan kekuatan dan peluang serta mengantisipasi kelemahan dan ancaman dalam pengembangan usahanya dapat dianalisis dengan menggunakan metode SWOT. Hasil yang

(7)

diperoleh dalam bentuk tabel matrik SWOT nilai masing-masing faktor, yaitu

Strength (S), Weakness (W), Opportunities (O), dan Threats (T).

1) Faktor kekuatan :

a. Penerapan manajemen yang terorganisir dari tiap pedagang ikan hias berpengaruh terhadap perkembangan usaha ini.

b. Pemahaman dan pengetahuan yang baik dari pedagang terhadap identitas produk ikan hias.

c. Diversifikasi produk ikan hias dalam meningkatkan daya saing dengan pedagang ikan hias lainnya yang berada di Jalan Peta.

d. Berpengalaman dalam bisnis ikan hias pedagang dapat mempelajari kemungkinan yang akan terjadi serta lebih berhati-hati dalam setiap pengambilan keputusan.

e. Perlakuan pedagang terhadap tatacara pengepakan produk ikan hias dilaksanakan dengan benar sehingga memberikan kualitas produk yang baik.

Tabel 7. Hasil pengolahan data kekuatan (Strength) pedagang ikan hias Jalan Peta.

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor

1. Penerapan manajemen yang baik dari pedagang dalam merintis usaha ini

0,22 4 0,88

2. Pemahaman identitas produk oleh pedagang

0,22 4 0,88

3. Memiliki diversifikasi produk ikan hias 0,17 3 0,51

4. Berpengalaman dalam bisnis ikan hias 0,22 4 0,88

5. Kualitas produk baik 0,17 3 0,51

TOTAL 1 3,66

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner pedagang ikan hias Jalan Peta.

Total skor kekuatan pedagang ikan hias di Jalan Peta adalah 3,66. Angka ini menunjukan bahwa faktor kekuatan yang dimiliki pedagang ikan hias di Jalan Peta berpengaruh sangat besar terhadap usaha yang mereka jalankan, yaitu

(8)

dibuktikan dengan dengan rating terbanyak 4. Dengan demikian usaha tersebut memiliki promosi yang baik, sejalan dengan pemikiran Baswir (2000), promosi adalah menyampaikan informasi mengenai spesifikasi produk, terutama yang menyangkut keunggulan-keunggulan komperatif yang dimiliki oleh suatu produk, kepada para calon konsumen.

2) Faktor kelemahan :

a. Tempat yang kecil memberikan keterbatasan dalam mengoptimalkan daya tampung pasokan ikan hias.

b. Pedagang ikan hias yang ada di Jalan Peta enggan untuk berpindah ke tempat lain sehingga usaha ini masih dilaksanakan di sekitar jalan trotoar. c. Keterbatasan fasilitas operasi dan transportasi yang memadai dari

pedagang terhadap usaha ikan hiasnya sendiri.

d. Pangsa pasar yang masih kecil menjadi kendala terhadap ukuran pasar.karena masih menggunakan teknologi yang kurang memadai.

e. Kegiatan promosi yang belum optimal/baik.

Tabel 8. Hasil pengolahan data kelemahan (Weakness) pedagang ikan hias Jalan Peta.

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor

1. Daya tampung ikan hias terbatas 0,20 3 0,60

2. Masih menggunakan fasilitas umum 0,14 2 0,28

3. Keterbatasan fasilitas operasi dan transportasi yang memadai

0,21 3 0,62

4. Pangsa pasar masih kecil 0,21 3 0,62

5. Kegiatan promosi belum optimal 0,24 4 0,96

TOTAL 1 3,08

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner pedagang ikan hias Jalan Peta.

Total skor kelemahan pedagang ikan hias dijalan peta adalah 3,08. Angka ini menunjukkan bahwa faktor kelemahan yang dimiliki pedagang ikan hias di Jalan Peta tidak berpengaruh terhadap usaha yang mereka jalankan, meskipun ada

(9)

berbagai kelemahan khususnya para pedagang ikan hias yang masih berdagang dengan menggunakan fasilitas umum di sekitar jalan trotoar.

3) Faktor peluang :

a. Keberadaan lokasi usaha pedagag ikan hias yang sangat strategis

b. Tersedianya berbagai sarana transportasi yang memudahkan menuju lokasi pasar ikan hias yang berada di Jalan Peta.

c. Harga produk ikan hias yang ditawarkan cukup terjangkau bagi konsumen. d. Produk ikan hias yang ditawarkan di Jalan Peta menarik karena beraneka

ragam pilihan.

e. Industri ikan hias dari tahun ketahun yang terus mengalami pertumbuhan.

Tabel 9. Hasil pengolahan data peluang (Oppurtunities) pedagang ikan hias Jalan Peta.

Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor

1. Keberadaan lokasi yang strategis 0,23 4 0,92

2. Sarana dan prasarana yang memudahkan dalam berbelanja

0,19 3 0,57

3. Tingkat harga yang terjangkau 0,20 4 0,80

4. Produk yang ditawarkan menarik 0,18 3 0,54

5. Industri ikan hias terus mengalami pertumbuhan

0,20 4 0,80

TOTAL 1 3,63

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner pedagang ikan hias Jalan Peta.

Total skor peluang pedagang ikan hias di Jalan Peta adalah 3,63. Angka ini menunjukkan bahwa faktor peluang yang dimiliki pedagang ikan hias sangat baik terhadap kegiatan usaha pedagang ikan hias. Sehingga dengan besarnya peluang bagi pedagang ikan hias membuat usaha ini dapat bertahan dalam jangka panjang sampai saat ini. Jika dilihat dari segi lokasi pedagang di Jalan Peta memiliki peluang yang sangat besar. Nugroho dan Paramita (2009) mengemukakan suatu lokasi disebut strategis bila berada dipusat kota, kepadatan

(10)

populasi, kemudahan mencapainya menyangkut kemudahan transportasi umum, kelancaran lalu lintas dan arahnya tidak membingungkan konsumen. Disamping itu, keputusan pemilihan suatu lokasi juga mencerminkan komitmen jangka panjang perusahaan dalam hal keuangan. Selain letak pasar yang strategis bila dilihat pada tabel 9 pada poin 2, 3, dan 4 letak pasar mendukung keputusan pembeli yang mempengaruhi berjalannya suatu usaha yang ada di Jalan Peta sampai saat ini. Keputusan pembeli menurut Kotler (2000), terdapat jenis perilaku pembelian konsumen, diantaranya :

a. Perilaku pembeli lebih memilih produk yang murah, sering dibeli oleh kebanyakan orang, dan lebih mengekspresikan pribadi

b. Perilaku pembeli lebih memilih pasar yang menonjol (sering dikunjungi oleh para konsumen).

c. Perilaku pembeli karena kebiasaan konsumen tidak membentuk sikap terhadap sebuah nama brand tetapi memilih karena sudah biasa dikenalnya,

d. Perilaku pembelian yang mencari produk lebih bervariasi/beraneka ragam. 4) Faktor ancaman :

a. Tumbuhnya pengaruh pasar ikan hias modern terhadap pendapatan usaha pedagang ikan hias yang ada di Jalan Peta.

b. Adanya peraturan daerah memberatkan para pedagang karena tidak ada perlindungan usaha dari pihak pemerintah Kota Bandung.

c. Adanya pesaing antar sesama pedagang ikan hias yang berada di Jalan Peta.

d. keberadaan lokasi usaha yang ditempati masih berstatus ilegal sehingga bisa mengancam untuk tujuan usaha kedepannya

e. Perubahan selera konsumen adanya cara pandang yang berbeda-beda dalam memilih produk, kemungkinan berdampak terhadap pendapatan pedagang ikan hias yang ada di Jalan Peta.

(11)

Tabel 10. Hasil pengolahan data ancaman (Threats) pedagang ikan hias Jalan Peta.

Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor

1. Pengaruh pasar-pasar modern terhadap usaha ikan hias

0,27 3 0,81

2. Adanya peraturan daerah 0,10 1 0,10

3. Adanya pesaing dari pedagang ikan hias lain

0,29 4 1,16

4. Keberadaan tempat yang illegal 0,13 2 0,26

5. Perubahan selera konsumen 0,22 3 0,66

TOTAL 1 2,99

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner pedagang ikan hias Jalan Peta.

Total skor dari faktor ancaman adalah 2,99 bila dilihat pada tabel 10 pada ancaman yang paling diwaspadai disini adalah pada poin 2 dan 4, dengan adanya peraturan daerah serta penggunaan tempat yang ilegal, kondisi ini dapat mengganggu kegiatan usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta untuk kedepannya.

Berdasarkan hasil yang didapat dari analisis internal dan eksternal pedagang ikan hias di Jalan Peta, maka diperoleh untuk masing-masing faktor sebagai berikut:

1. Total skor untuk faktor kekuatan (S) : 3,66 2. Total skor untuk faktor kelemahan (W) : 3,08 3. Total skor untuk faktor peluang (O) : 3,63 4. Total skor untuk faktor ancaman (T) : 2,99

Kemudian total skor tersebut dimasukkan kedalam rumus analisis SWOT, maka diperoleh niai sebagai berikut :

(12)

Gambar 3. Titik kuadran strategi pedagang ikan hias di Jalan Peta

2. Setelah penilaian analisis SWOT dilakukan, maka diperoleh titik koordinat pelaku usaha kegiatan pedagang ikan hias di Jalan Peta pada sumbu matriks SWOT ( 0,29 ; 0,32). Posisi pelaku usaha pedagang ikan hias di Jalan Peta berada pada kuadran I yang artinya usaha tersebut berada pada situasi yang sangat menguntungkan yaitu memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Rangkuti 2006).

(13)

Tabel 11. Diagram Startegi Swot

Internal

Eksternal

Strength (S)/Kekuatan

1. Penerapan

manajemen yang baik 2. Pemahaman identitas

produk 3. Memiliki

diversifikasi produk 4. Berpengalaman

dalam bisnis ikan hias

5. Kualitas produk baik

Weaknesses (W)/Kelemahan

1. Daya tampung ikan hias terbatas 2. Menggunakan fasilitas umum 3. Keterbatasan fasilitas operasi dan transportasi 4. Pangsa pasar kecil 5. Kegiatan promosi

belum optimal

Opportunities (O)/Peluang

1. Lokasi yang strategis 2. Dukungan sarana dan

prasarana

3. Harga terjangkau 4. Produk menarik 5. Industri ikan hias

mengalami pertumbuhan

Stategi S-O.

1. Meningkatan kualitas dan kuantitas serta memanfaatkan pertumbuhan produk ikan hias S3, O1, O5. 2. Mengadakan seminar

serta penyuluhan bagi para pedagang dalam meningkatkan kemampuan strategi bisnis usahanya S1 , S2, S3, S4, S5, O3, O4. Strategi W-O 1. Memperbaiki serta mencari lokasi alternatif untuk pengadaan lokasi pasar ikan hias yang memadai W2, W4, W5, O1, O2. 2. Membangun sebuah kelompok untuk bekerjasama dalam memperkokoh kegiatan bisnis ikan hias W1, W3, W4, W5, O3, O4. Threats (T)/ Ancaman 1. Pengaruh pasar-pasar modern 2. Peraturan daerah 3. Adanya pesaing dari

pedagang ikan hias lain 4. Tempat yang illegal 5. Perubahan selera konsumen Strategi S-T 1. Menerapkan manajemen yang terorganisir S2, S3, S5, T1, T3, T5. 2. Mempertahankan serta meningkatkan diversifikasi produk terhadap persaingan pasar S3, S5, T3, T5. Strategi W-T 1. Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah untuk memperbaiki pola hidup pedagang ikan hias W2, T2, T4

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner pedagang ikan hias Jalan Peta.

Pedagang ikan hias di Jalan Peta telah berdiri sejak tahun 1980an, pada awalnya pedagang menjajakan dagangannya melalui gerobak dorong yang sederhana, namun lama-kelamaan usaha pedagang diuntungkan dengan

(14)

banyaknya permintaan dari konsumen, sehingga para pedagang mulai berani melakukan suatu usaha ikan hias yang sifatnya permanen di lokasi ini, yaitu dengan membuat sebuah lapak sebagai tempat dagang mereka, semakin lama pertumbuhan perekonomian di daerah ini memiliki prospek yang baik, kebanyakan dari pedagang ikan hias disini bertempat tinggal di Gang Buah Perikanan, Jalan Nyengseret dan Jamhari. Pesatnya usaha ikan hias di Jalan Peta memberikan efek positif bagi oknum yang ingin mencoba berbisnis ikan hias. Sampai saat ini pedagang ikan hias di Jalan Peta masih banyak di kunjungi oleh para konsumen selain harganya murah dan kualitas nya tidak berbeda jauh dengan pasar ikan hias modern, tempat ini juga mudah di jangkau oleh para penduduk dari kota maupun luar kota. Seiring dengan perkembangan zaman populasi penduduk juga semakin meningkat. Sehingga pemerintah harus bertindak sigap mengutamakan tempat sarana dan prasarana bagi kebutuhan umum. Dengan adanya kondisi seperti ini memberikan masalah internal dan eksternal bagi pedagang ikan hias di Jalan Peta. (Sumber: Data Primer 2013)

a. Strategi S-O, yaitu menggunakan kekuatan untuk mendapatkan peluang.  Meningkatan kualitas dan kuantitas dengan cara diversifikasi produk dan

mengoptimalkan usaha bisnis ikan hias dengan memanfaatkan letak posisi usaha dan perkembangan industri ikan hias yang terus mengalami peningkatan dari tahun-ketahun.

 Mengadakan seminar serta penyuluhan bagi para pedagang dalam meningkatkan kemampuan strategi bisnis usahanya yaitu dengan bertukar pengalaman maupun bertukar pengetahuan dengan pedagang lain dalam mengelola usaha bisnis ikan hias yang baik.

b. Strategi W-O, yaitu mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang.  Memperbaiki serta mencari lokasi alternatif untuk pengadaan lokasi pasar

ikan hias yang memadai yaitu dengan menggunakan fasilitas yang telah disediakan oleh pemerintah dengan perbaikan pangsa pasar dan kegiatan promosi secara bertahap, dengan memanfaatkan letak lokasi dan dukungan sarana dan prasarana yang di berikan oleh pemerintah, sehingga pusat

(15)

perbelanjaan yang telah disediakan tidak berbeda jauh dengan keadaan letak pasar pedagang ikan hias sebelumnya.

 Membangun sebuah kelompok untuk bekerjasama dalam menghadapi permintaan pasar yang terus meningkat dengan memperbesar daya tampung dan meningkatkan kegiatan operasi dan transportasi yang memadai untuk memperluas promosi pasar, sehingga diharapkan dapat memberikan kualitas produk yang baik terhadap kegiatan distribusi ikan hias di Jalan Peta.

c. Strategi S-T, yaitu menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman.  Menerapkan manajemen yang terorganisir terhadap pemahaman

produknya sendiri, guna memberikan kepuasan bagi para pembeli dalam menangani perubahan selera konsumen, serta dapat menangani persaingan yang ada didalam pasar maupun luar pasar.

 Mempertahankan serta meningkatkan diversifikasi produk, guna menghindari persaingan pasar dan perubahan selera konsumen.

d. Strategi W-T, yaitu meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.  Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah untuk memperbaiki pola

hidup pedagang ikan hias, yaitu dengan adanya arahan dari pemerintah untuk pedagang akan pentingnya kesadaran hukum, dan memberikan kawasan alternatif bagi pedagang khusus ikan hias, berharap lokasi yang dituju bisa dijadikan sebagai tempat wisata maupun pusat perbelanjaan bagi para pengunjung maupun pembeli, dengan adanya strategi ini diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi pedagang maupun pemerintah setempat.

Gambar

Gambar 3. Titik kuadran strategi pedagang ikan hias di Jalan Peta
Tabel 11. Diagram Startegi Swot  Internal

Referensi

Dokumen terkait

Ada hubungan yang signifikan antara tingkat kesegaran jasmani terhadap prestasi belajar Penjas siswa SMK Negeri 4

Tabung berisi media pengayaan selektif dengan konsentrasi ganda [5.2.1 a] atau konsentrasi tunggal [5.2.1 b] yang diinkubasikan sesuai 9.2.2, dianggap positif, jika tabung

Sebagai bagian dari persekutuan kami mengajak peran serta Bapak/Ibu/Sdr/Sdri sebagai warga gereja untuk mengambil bagian dalam pelayanan diakonia yang dikelola GPIB.. Gideon

Selanjutnya larutan methyl orange dalam gelas beker tersebut diaduk dengan pengaduk magnet dan disinari dengan sinar ultraviolet dengan waktu penyinaran selama 3

Dana transfer yang terus mengalami peningkatan setiap tahun sementara jika dibandingkan dengan angka kemiskinan yang masih tinggi tentunya menyisakan beberapa

Kajian Ditinjau dari kekerabatan bahasa Jawa tersebut membagi bunyi konsonan dalam Yogyakarta, bahasa Jawa dan bahasa Indonesia bahasa Indonesia menjadi 23 konsonan yaitu

Salah satu jalan yang dilakukan adalah adalah mempertahankan dan meningkatkan kepuasan konsumen yang telah ada, yang dapat dilakukan dengan penelitian secara mendalam

Perawat senantiasa memelihara hubungan yang baik antar sesama perawat dan dengan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun