• Tidak ada hasil yang ditemukan

MIKOM Universitas Muhammadiyah Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MIKOM Universitas Muhammadiyah Jakarta"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PROF. SUWARTO

PROF. SUWARTO

MIKOM Universitas Muhammadiyah Jakarta

(2)

EMPIRIS

Fakta yang bisa dialami langsung melalui panca indera

Ilmu Pengetahuan

Memperoleh pengetahuan melalui telaah terhadap:

PENGALAMAN

Obyek Empiris:

Beragam Berulang Jalin menjalin secara

ASUMSI

Obyek tertentu mempunyai keserupaan satu sama lain. Suatu benda tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu.

Setiap gejala, bukan merupakan suatu kejadian yang bersifat kebetulan.

Jalin menjalin secara teratur Melalui Abstraksi Yang disederhanakan Diperoleh pengetahuan keilmuan KESIMPULAN (teori)

(3)

PARADIGMA POSITIVISME

PENDEKATAN KUANTITATIF

Pendekatan penelitian kuantitatif mengikuti paradigma

positivisme. Secara garis besar Positivisme didasarkan pada

asumsi ontologis, epistemologis, dan aksiologis.

Asumsi ontologis positivisme:

Asumsi ontologis positivisme:



Segala sesuatu adalah riil (real), nyata, sehingga di dalam

fenomena/gejala sosial: apa-apa yang tidak nyata dianggap

bukan fenomena sosial.  apa realitas itu?



Benda-benda yang ada di sekitar kita adalah obyek, dan

yang ada di dalam pikiran kita bukan obyek.

(4)

REALITAS

Realitas bukan merupakan substansi atau kata benda.

Realitas mengacu pada suatu aturan. Maksudnya, jika kita bicara tentang realitas pada umumnya, pertanyaan yang sebenarnya ialah:

 Bagaimana pribadi atau benda yang nyata dapat dikenal?

 Bagaimana kita mengetahui bahwa sesuatu itu nyata, bukan maya?  Bagaimana saya mengetahui bahwa saya bukan sedang bermimpi, atau

membuat kesalahan dengan menangkap yang sebenarnya hanya maya saja, sebagai realitas?

saja, sebagai realitas?

Kata realitas di sini tidak digunakan untuk suatu obyek yang khusus dan konkret, melainkan untuk kriteria tentang apa obyek yang nyata itu sebenarnya:

 Bagaimana obyek itu sampai menjadi nyata?

 Apa aturan yang digunakan untuk mengakui bahwa obyek itu nyata?

 Realitas menunjukkan aturan bahwa benda yang nyata tidak

tergantung pada keinginan atau subyektif kita.  Pengetahuan yang nyata hanya terwujud jika situasi nyata ditemukan atau dialami.

(5)

PARADIGMA POSITIVISME

Asumsi ontologis positivisme:

 Individu adalah seseorang yang bebas nilai. Individu tidak dipengaruhi oleh nilai-nilai yang melekat pada individu lain. bisa melihat

fenomena/gejala secara obyektif dengan menggunakan kriteria-kriteria universal.

 Ilmu pengetahuan adalah cara terbaik yang dimiliki manusia untuk memperoleh pengetahuan  mengantikan akal sehat.

 Segala sesuatu adalah nyata, bisa dipelajari, bersifat universal, sehingga  Segala sesuatu adalah nyata, bisa dipelajari, bersifat universal, sehingga

pendekatan ini menggunakan pola universal yang ketat.

 Pola pendekatan kuantitatif beesifat baku, linier, dan bertahap. 

penelitian kuantitatif harus dilakukan tahap demi tahap, secara berurutan.

 Proses penelitian kuantitatif bersifat deduktif  berangkat dari sebuah konsep yang bersifat umum ke hal-hal yang brsifat khusus, dan

menerapkan prinsip nomotetik yaitu hanya mengambil gejala inti saja, dengan mengabaikan gejala yang lain.

(6)

PARADIGMA POSITIVISME

Asumsi aksiologis positivisme:



Pendekatan kuantitatif mencari penjelasan mengapa

sebuah fenomena/gejala terjadi di dalam pola-pola

yang sudah ada:



Jika pola dari kejadian yang sudah ada itu bisa



Jika pola dari kejadian yang sudah ada itu bisa

dijelaskan, maka pola tersebut semakin meyakinkan

dan tak terbantahkan.



Jika pola yang sudah ada tidak bisa dipakai untuk

menjelaskan gejala yang sudah ada, maka dicari pola

baru yang lebih universal, sehingga bisa dipakai untuk

menjelaskan gejala tersebut.

(7)

Implikasi pendekatan kuantitatif

Penelitian kuantitatif harus mengikuti tahap-tahap penelitian secara ketat  tidak boleh melakukan kegiatan tahap kedua sebelum kegiatan tahap pertama selesai dilakukan, dan seterusnya

Tahap-tahap penelitian kuantitatif  Membuat rancangan penelitian

 Menentukan permasalahan: menjelaskan mengapa suatu gejala itu menarik dan penting untuk

diteliti.

 Menentukan teori yang digunakan  teori yang sudah baku.

 Membuat hipotesis  membuat jawaban sementara atas permasalhan yang diteliti.

 Menentukan populasi (individu, kelompok, atau organisasi), dan sampel (pewakil dari populasi)  Membuat instrumen penelitian

 Membuat instrumen penelitian

Umumnya dengan membuat kuesyener yang ditujukan kepada responden (sampel).

 Mengumpulkan data  dengan menyebarkan kuesyener, dan mencari data sekunder sebagai

pendukung.

 Mengolah dan menganalisis data

 Setelah data terkumpul, peneliti melakukan pengolahan data (biasanya menggunakan teknik statistik). Pengolahan data tidak boleh dilakukan sebelum semua data terkumpul.

 Kemudian melakukan analisis data untuk menunjukkan apakah hipotesanya bisa dibuktikan  generalisasi dari hasil yang didapat.

 Membuat laporan penelitian: menuangkan semua hasil kegiatan penelitian (mulai dari

(8)

UNSUR-UNSUR PENELITIAN ILMIAH

A. Konsep

Konsep adalah unsur penelitian yang terpenting dan

merupakan definisi yang dipakai oleh para peneliti untuk

menggambarkan secara abstrak suatu fenomenon sosial

ataupun fenomenon alami. Misalnya:



Untuk menggambarkan komunikasi manusia dikenal

konsep-konsep: komunikasi verbal, non-verbal,

konsep-konsep: komunikasi verbal, non-verbal,

intrapersonal, interpersonal, antarbudaya, dll.



Untuk menggambarkan pergerakan penduduk dikenal

konsep migrasi dan mobilitas.



Beberapa konsep yang biasa dipakai dalam penelitian

sosial antara lain: angkatan kerja, pengangguran, sikap

terhadap kontrasepsi, stratifikasi sosial, interaksi sosial,

perilaku memilih (choice behavior), alineasi, dan

(9)

Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama, contoh:

Konsep kumpulan sosial (collectivity in social life) dipakai oleh para sosiolog untuk menggambarkan:

 Kelompok

 massa

 publik,

 kerumunan.

 kerumunan.

Konsep perilaku memilih (choice behavior) dipakai oleh peneliti komunikasi untuk menerangkan fenomena:

 memilih media,

 memilih acara televisi, dan

(10)

B. Proposisi

 Proposisi adalah pernyataan (statement) tentang sifat dari realita

yang dapat diuji kebenarannya.

 Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan untuk pengujian empiris.

 Dalil (laws) adalah proposisi yang mempunyai jangkauan (scope) yang lebih luas dan telah mendapatkan banyak dukungan empiris.

 Biasanya, proposisi adalah pernyataan tentang hubungan antara dua

konsep atau lebih. Contoh:

Proposisi 1: "modernitas suami-istri adalah salah satu faktor penentu perilaku kontraseptif mereka",

Proposisi 1: "modernitas suami-istri adalah salah satu faktor penentu perilaku kontraseptif mereka",

lebih sering kita jumpai daripada

Proposisi 2: "pasangan-usia-subur di Indonesia cenderung menggunakan kontrasepsi moderen."

Proposisi pertama menghubungkan dua faktor dan menganggap bahwa satu faktor adalah penyebab dari faktor lainnya,

sedangkan proposisi yang kedua hanya menunjukkan distribusi suatu faktor.

(11)

C. Teori



Merupakan sarana pokok untuk menyatakan hubungan

sistematis antara fenomena sosial maupun alami yang

hendak diteliti adalah teori.



Merupakan rangkaian yang logis dari satu proposisi atau

lebih.



Merupakan informasi ilmiah yang diperoleh dengan

meningkatkan abstraksi pengertian-pengertian maupun

meningkatkan abstraksi pengertian-pengertian maupun

hubungan-hubungan pada proposisi.



Teori dibentuk oleh sejumlah prinsip, yang analog dengan

rancangan untuk sebuah bangunan secara keseluruhan.

TEORI bisa diibaratkan rancangan suatu bangunan di

dalam dunia arsitektur  TEORITISI ibarat seorang

arsitek (orang yang merancang bangunan).

(12)

Unsur/komponen TEORI:

Konstruk (construct): Suatu pengertian di dalam teori yang memiliki definisi khusus, berbeda dengan

definisi umum dari kata-kata itu atau yang ada di kamus.  kata benda.

 Seorang teoritisi harus mempertimbangkan konstruksi-kontruksi di dalam teorinya  seperti

seorang arsitek yang mempertimbangkan material dalam merancang sebuah bangunan.

 Konstruk ibarat batu bata, semen, dan pasir dalam sebuah bangunan.  Di dalam komunikasi non verbal, “materialnya” antara lain: senyuman, sentuhan, atraksi fisik, atau nada bicara.

Hubungan antar kontruk: Bagaimana konstruk-konstruk itu bekerja sama.  Bagaimana berbagai

aspek dari bangunan akan dikombinasikan.  hubungan antar kontruksi merupakan kata kerja. Contoh: “batu bata, semen dan pasir yang bekerja bersama secara alamiah  harus bekerja dengan baik”.

Konstruk-konstruk bisa dikombinasikan secara: Konstruk-konstruk bisa dikombinasikan secara:

 reversibel (bisa dibalik) – “jika x maka y dan jika y maka x” - atau ireversibel (tidak bisa dibalik) – “jika x maka y”

saja.

 deterministik (menentukan) – “jika x maka selalu y” – atau stokastik (berakibat berurutan) – “jika x maka

mungkin y”

 sekuensial (berurutan) – “jika x maka kemudian y” – atau koekstensif (sama-sama terjadi) – “jika x maka y juga”

 sufficient (keniscayaan) – “jika x, dan hanya x saja, maka y” – atau kontingensi (bersyarat) – “jika x maka y,

tetapi hanya jika z saja”

 tak tergantikan – “jika x maka y tidak ada yang lainnya” – atau terdigantikan – “jika x maka y, tetapi jika z-pun

maka y juga”.

Prinsip: suatu pernyataan tentang bagaimana konstruk dan hubungan-hubungan bekerja bersama.

 Prinsip adalah kombinasi antara konstruksi dan hubungan

 Di dalam metafora bahasa, sebagai kalimat. Misalnya: “kata bukanlah benda”, “semua komunikasi adalah persuasi”

(13)

D. Variabel

Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai. Konsep

badan bukan variabel  badan tidak mengandung pengertian

adanya nilai yang bervariasi.

Konsep-konsep, biasanya dapat diubah menjadi variabel dengan

memusatkan pada aspek tertentu dari konsep tersebut  tinggi

badan, berat badan.

1. Variabel kategorikal (categorical variables), yaitu variabel yang

1. Variabel kategorikal (categorical variables), yaitu variabel yang

mempunyai dua golongan (dikotomi)  Seks (laki-perempuan),

atau bergolongan ganda (politomi)  jenis pekerjaan (Pegawai

Negeri, Pegawai Swasta, Pedagang, Petani, Buruh Tani, Tukang)

2. Variabel bersambungan (continuous variables), yaitu variabel

yang memiliki rangkaian nilai yang mempunyai jarak-jangkau

(range)

tertentu.  harus mempunyai nilai jenjang (ranking);

nilai yang lebih besar berarti memiliki kualitas yang lebih besar.

 sikap terhadap kebijaksanaan pemerintah (sangat tidak

(14)

E. Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan sementara atau proposisi tentatif tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis selalu disajikan dalam bentuk pernyataan (statement) yang menghubungkan secara tersurat

(eksplisit) maupun tersirat (implisit) satu variabel dengan satu atau lebih variabel lainnya. Hipotesis yang baik harus memenuhi dua kriteria:

 Pertama, hipotesis harus menggambarkan hubungan antar

variabel-variabel.

 Kedua, hipotesis harus memberikan petunjuk bagaimana pengujian

hubungan tersebut. Variabel-variabel yang dicantumkan dalam hubungan tersebut. Variabel-variabel yang dicantumkan dalam hipotesis harus dapat diukur. Besar serta arah hubungan antara variabel-variabel tersebut harus jelas.

Ada dua jenis hipotesis:

 Hipotesis relasional: menunjukkan hubungan antara dua variabel 

variabel pengaruh dan variabel terpengaruh

 Hipotesis deskriptif: karakteristik suatu sampel menurut variabel

tertentu, contoh: Proporsi orang-orang desa berpendidikan tinggi

(15)

PERUMUSAN MASALAH

 Ketika penelitian tidak memiliki hipotesis (jawaban sementara), maka

yang perlu dilakukan oleh peneliti adalah merumuskan masalah  sesuatu yang jarang dilakukan jika menggunakan pendekatan

kuantitatif.

 Masalah penelitian adalah sesuatu yang harus dijawab oleh peneliti

melalui penelitiannya  biasanya dalam bentuk pertanyaan. Contoh: “bagaimana hubungan antara terpaan iklan rokok dengan kebiasaan merokok?”

merokok?”

 Masalah adalah perbedaan antara harapan dengan kenyataan  ketika di dalam teori dinyatakan bahwa: “orang yang mendapatkan banyak terpaan iklan rokok tertentu akan lebih memilih rokok yang diiklankan itu“, tetapi kenyataannya tidak demikian, atau teori itu meragukan, maka peneliti bisa merumuskan masalah penelitian dengan membuat suatu pertanyaan seperti tersebut di atas.

 Merumuskan masalah penelitian sering dimulai dengan melakukan identifikasi masalah-masalah yang mungkin bisa dipecahkan,

kemudian memilih satu atau dua masalah yang paling bisa dipecahkan melalui penelitian, sesuai dengan kondisi sumberdaya (waktu, tenaga, dan biaya) yang dimiliki.

(16)

ALAM IDE TEORI Deduksi (logika) Inferensi statistik Penyusunan: •Konsep

•proposisi •Identifikasi variabel•Perumusan definisi

operasional ALAM MATERI/NYATA OBSERVASI Pengukuran HIPOTESIS / PERUMUSAN MASALAH •Penyusunan instrumen •Pemilihan sampel GENERALISASI EMPIRIS •Penyederhanaan informasi •Inferensi statistik Induksi Pengujan Hipotesis

(17)

Buku Acuan



Baker, Therese L. 1994. Doing Social Research. Second

Edition. McGraw Hill, Inc., New York – Toronto.



Baxter, Leslie A., and Earl Babbie, 2004. The Basics of

Communication Research. Thomson- Wadsworth,

Communication Research. Thomson- Wadsworth,

Australia – United State.



Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 1982. Metode

Penelitian Survei. LP3ES, Jakarta.



Stacks, D.W., S.R. Hill Jr., and M Hickson III. 1991. An

Introduction of Communication Theory. Holt,

Rinehart and Winston, Fort Worth – Tokyo.

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 2009 sampai dengan 2012 masih berada dibawah rata-rata industri sejenis yaitu, 55,73 kali, 34,58 kali, 80,23 kali, 102,70 kali sehingga PT Tunas

Variabel yang diamati yaitu tinggi tanaman maksimal, jumlah tunas maksimal, jumlah tunas produktif, umur berbunga, panjang malai, jumlah gabah isi per malai, jumlah

Salah satu sumber Nairn, Kivlan Zein menuturkan bahwa pensiunan jenderal maupun yang masih aktif setuju dengan FPI—dan gelombang Aksi Bela Islam yang digelar kelompok Islamis..

Pada saat alarm aktif, jika pintu dibuka atau mobil bergetar atau aki diputuskan maka sistem pada alarm secara otomatis akan menghubungi 2 nomor telepon panggil alarm. Sistem

Sebaran jawaban siswa mengenai disiplin siswa di MTs.. seminggu sebanyak 29 siswa dengan persentase 58%, yang pernah melanggar tata tertib sekolah 4-6

(3) Pemanfaatan Monumen Pejuang Pahlawan Kemerdekaan Republik Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran sejarah di SMA yaitu dengan cara membuat media power

300 jutaan dengan pricelist terbaru dapat dilihat disini : Segera hubungi marketing K2 Park apartment dibawah ini untuk membeli unit apartemen terbaru, mewah dan murah di