• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL

Judul

Pemanfaatan Monumen Pejuang Pahlawan Kemerdekaan Republik

Indonesia di Desa Selat , Abiansemal , Badung, Bali (Latar Belakang

Pendirian dan Potensinya Sebagai Media Power Point Pembelajaran

Sejarah di SMA)

Oleh

I PUTU ARI ANTARA

1014021047

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

(2)

1

Pemanfaatan Monumen Pejuang Pahlawan Kemerdekaan Republik

Indonesia di Desa Selat , Abiansemal , Badung, Bali (Latar Belakang

Pendirian dan Potensinya Sebagai Media Power Point Pembelajaran Sejarah

di SMA)

O

O

l

l

e

e

h

h

:

:

I

I

P

P

u

u

t

t

u

u

A

A

r

r

i

i

A

A

n

n

t

t

a

a

r

r

a

a

,

,

D

D

r

r

.

.

L

L

u

u

h

h

P

P

u

u

t

t

u

u

S

S

e

e

n

n

d

d

r

r

a

a

t

t

a

a

r

r

i

i

,

,

M

M

.

.

H

H

u

u

m

m

,

,

K

K

e

e

t

t

u

u

t

t

S

S

e

e

d

d

a

a

n

n

a

a

A

A

r

r

t

t

a

a

,

,

S

S

.

.

P

P

d

d

.

.

,

,

M

M

.

.

P

P

d

d

M

M

a

a

h

h

a

a

s

s

i

i

s

s

w

w

a

a

J

J

u

u

r

r

u

u

s

s

a

a

n

n

P

P

e

e

n

n

d

d

i

i

d

d

i

i

k

k

a

a

n

n

S

S

e

e

j

j

a

a

r

r

a

a

h

h

,

,

U

U

n

n

i

i

v

v

e

e

r

r

s

s

i

i

t

t

a

a

s

s

P

P

e

e

n

n

d

d

i

i

d

d

i

i

k

k

a

a

n

n

G

G

a

a

n

n

e

e

s

s

h

h

a

a

,

,

S

S

i

i

n

n

g

g

a

a

r

r

a

a

j

j

a

a

E

E

m

m

a

a

i

i

l

l

:

:

A

A

r

r

i

i

a

a

n

n

t

t

a

a

r

r

a

a

9

9

1

1

@

@

y

y

a

a

h

h

o

o

o

o

.

.

c

c

o

o

m

m

,

,

LpSendra@yahoo.co.id,

sedana.arta@gmail.com

@

@

u

u

n

n

d

d

i

i

k

k

s

s

h

h

a

a

.

.

a

a

c

c

.

.

i

i

d

d

A

A

B

B

S

S

T

T

R

R

A

A

K

K

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui Latar Belakang Pendirian Monumen Pejuang Republik Indonesia di Desa Selat, Abiansemal, Badung, (2) mengetahui aspek – aspek apa yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran sejarah dalam Monumen Pejuang Republik Indonesia di Desa Selat, Abiansemal, Badung, (3) mengetahui cara pemanfaatan Monumen Pejuang Republik Indonesia di Desa Selat, Abiansemal, Badung sebagai media pembelajaran Sejarah di SMA. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan metode kualitatif dengan tahap-tahap ; (1) teknik penentuan lokasi penelitian,(2) teknik penentuan informan, (3) teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, kajian dokumen), (4) teknik penjamin keaslian data (triangulasi data, triangulasi metode), dan (5) teknik analisis data. Hasil penelitian menunjukan bahwa, (1) adanya peristiwa sejarah yang melatarbelakangi pembangunan Monumen Pejuang Republik Indonesia di Desa Selat yaitu peristiwa gugurnya I Gusti Alit Reta, I Kantun dan I Gusti Putu Pegil pada tahun 1948 saat revolusi fisik dalam rangka mempertahankan kemerdekaan NKRI. Monumen Pejuang Republik Indonesia di Desa Selat dibangun untuk menghormati jasa para pejuang yang telah gugur dalam mempertahankan wilayah pada masa revolusi fisik. (2) Aspek– aspek yang terkandung dalam Monumen Pejuang Pahlawan Kemerdekaan Republik Indonesia yaitu :Aspek Naratif, Aspek Faktual, Aspek Artistik dan Aspek Rekreatif. (3) Pemanfaatan Monumen Pejuang Pahlawan Kemerdekaan Republik Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran sejarah di SMA yaitu dengan cara membuat media power point dengan materi Revolusi fisik dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dalam materi ini akan di bahas tentang Monumen Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Selat.

(3)

2

Pemanfaatan Monumen Pejuang Pahlawan Kemerdekaan Republik

Indonesia di Desa Selat , Abiansemal , Badung, Bali (Latar Belakang

Pendirian dan Potensinya Sebagai Media Power Point Pembelajaran

Sejarah di SMA

O

O

l

l

e

e

h

h

:

:

I

I

P

P

u

u

t

t

u

u

A

A

r

r

i

i

A

A

n

n

t

t

a

a

r

r

a

a

,

,

D

D

r

r

.

.

L

L

u

u

h

h

P

P

u

u

t

t

u

u

S

S

e

e

n

n

d

d

r

r

a

a

t

t

a

a

r

r

i

i

,

,

M

M

.

.

H

H

u

u

m

m

,

,

K

K

e

e

t

t

u

u

t

t

S

S

e

e

d

d

a

a

n

n

a

a

A

A

r

r

t

t

a

a

,

,

S

S

.

.

P

P

d

d

.

.

,

,

M

M

.

.

P

P

d

d

M

M

a

a

h

h

a

a

s

s

i

i

s

s

w

w

a

a

J

J

u

u

r

r

u

u

s

s

a

a

n

n

P

P

e

e

n

n

d

d

i

i

d

d

i

i

k

k

a

a

n

n

S

S

e

e

j

j

a

a

r

r

a

a

h

h

,

,

U

U

n

n

i

i

v

v

e

e

r

r

s

s

i

i

t

t

a

a

s

s

P

P

e

e

n

n

d

d

i

i

d

d

i

i

k

k

a

a

n

n

G

G

a

a

n

n

e

e

s

s

h

h

a

a

,

,

S

S

i

i

n

n

g

g

a

a

r

r

a

a

j

j

a

a

E

E

m

m

a

a

i

i

l

l

:

:

A

A

r

r

i

i

a

a

n

n

t

t

a

a

r

r

a

a

9

9

1

1

@

@

y

y

a

a

h

h

o

o

o

o

.

.

c

c

o

o

m

m

,

,

LpSendra@yahoo.co.id,

sedana.arta@gmail.com

@

@

u

u

n

n

d

d

i

i

k

k

s

s

h

h

a

a

.

.

a

a

c

c

.

.

i

i

d

d

A

A

b

b

s

s

t

t

r

r

a

a

c

c

t

t

This study aims to (1) determine Background Warrior Monument Establishment of the Republic of Indonesia in the Village Strait, Abiansemal, Badung, (2) determine aspects - aspects of what can be used as a medium of learning the history of the Republic of Indonesia Warriors Monument in the Village Strait, Abiansemal, Badung , (3) knowing how to use Warrior Monument of the Republic of Indonesia in the Village Strait, Abiansemal, Badung as a medium of learning in school history. In this study, the data collected using qualitative methods by stages; (1) The technique of determining the location of the research, (2) determination techniques informants, (3) data collection techniques (observation, interviews, review of documents), (4) the guarantor technique authenticity of data (data triangulation, triangulation method), and (5) technique data analysis. The results showed that, (1) the existence of historical events behind the construction of the Republic of Indonesia Warriors Monument in the Village Strait which event the death of I Gusti Alit Reta, I Kantun and I Gusti Putu Pegil in 1948 when physical revolution in order to maintain the independence of the Republic of Indonesia. Monument of the Republic of Indonesia in the village fighters Strait built to honor the fighters who have fallen in defense of the territory on the physical revolution. (2) aspects contained in the Monument of Independence of the Republic of Indonesia Hero Fighter, namely: Aspects of Narrative, Factual Aspects, Aspects of Artistic and recreational aspects. (3) Utilization of Heroes Freedom Fighters Monument Republic of Indonesia can be used as a medium for teaching history in high school that is by making the media power point with material physical Revolution in order to maintain the independence of Indonesia. In this matter will be discussed about the Freedom Fighters Monument Republic of Indonesia in the Village Strait.

(4)

3

PENDAHULUAN

Perjalanan rakyat Indonesia tidak lepas dari peran serta rakyat Bali

dalam merebut, mempertahankan

kemerdekaan Indonesia karena Bali merupakan salah satu basis perjuangan melawan Belanda (Agung, 1989:22). Tentara NICA mendarat di Bali pada tanggal 2 Maret 1946 di Pantai Sanur di

bawah pimpinan Letnan Kolenel

infanteri F.H. Termeulun. Tentara NICA yang mendarat di Sanur menamakan dirinya Gajah Merah. Pertama-tama Denpasar ditunukkan pada tanggal 2 Maret 1946, Gianyar pada tanggal 3 Maret 1946, Singaraja ada tanggal 5 Maret 1946, Klungkung pada tanggal 6 Maret 1946 dan Tabanan pada tanggal 7 Maret 1946 yang diduduki oleh NICA.

Perjuangan melawan NICA juga

terjadi di Desa Selat,

Abiansemal,Badung.Bali Perjuangan Melawan NICA di Desa Selat diawali ketika datangnya 2 truk dan 1 otopit NICA lengkap dengan senjatanya. Dalam perjuangan melawan NICA terdapat 3 pejuang yang gugur yang berasal dari Desa Selat yaitu I Gusti Agung Alit Reta, I Kantundan I Gusti Putu Pegil. Ketiganya di tembak di depan umum Desa Selat (Macab LVRI Dati II Badung, 1998:35).

Untuk menghormati perjuangan para pahlawan yang gugur maka

dibuatkanlah sebuah Monumen yang

dinamakan “Monumen Pejuang

Pahlawan Kemerdekaan Republik

Indonesia di Desa Selat, kecamatan Abiansemal, Badung, Bali ”Monumen

Pejuang Pahlawan Kemerdekaan

Republik Indonesia yang berada di Desa Selat didirikan pada tanggal 1 Oktober 1992 yang dirintis oleh Drs. I Wayan Kepeg.

Faktor-faktor yang mendorong

didirikannya Monumen Pejuang

Republik Indonesia di Desa Selat ini yaitu seperti faktor politik, pendidikan (educatif), sosial dan filosofis. Faktor politik dapat dilihat dari tujuan didirikannya monumen oleh pimpinan dan masyarakat Desa Selat yaitu untuk mempertegas kembali kedudukan Desa Selat pada masa kemerdekaan sebagai salah satu desa pejuang yang ikut

mempertahankan kemerdekaan

Indonesia. Jika dilihat dari faktor educatif pendirian monumen ini bertujuan untuk menumbuhkan sikap patriotik masyarakat dan kaum pelajar agar belajar dari sejarah perjuangan bangsa indonesia dalam merebut dan

mempertahankan kemerdekaan.

Sedangkan jika dilihat dari faktor sosial dan filosofisnya yaitu monumen merupakan media „pengingat‟ peritiwa yang kita alami. Tanda petik pada pengingatitu mengandaikan bahwa masyarakat memang butuh hal-hal untuk

(5)

4

diingat seperti asal-usul budaya, sejarah lokal, perjuangan bangsa,

Monumen ini berdiri di kawasan Desa Selat ini, merupakan salah satu media belajar sejarah yang baik bagi generasi muda untuk membangkitkan kesadaran sejarah. Akan tetapi realita yang kenyataannya bahwa keberadaan Monumen Pejuang Republik Indonesia di Desa Selat ini belum banyak diketahui oleh masyarakat di lingkungan sekitar monumen tersebut yang memiliki arti penting.Padahal sesungguhnya monumen ini banyak menyimpan

nilai-nilai kepahlawanan yang layak

diteladani, khususnya untuk generasi muda. Akan tetapi, generasi muda (peserta didik) cenderung tidak mengetahui makna yang terkandung dalam Monumen Pejuang Republik Indonesia di Desa Selat sebab monumen tersebut belum pernah digunakan sebagai media pembelajaran sejarah,

khususnya di SMA Negeri 1

Abiansemal.

Pengembangan media dalam pembelajaran sejarah saat ini sangat penting. Selama ini pembelajaran sejarah hanya dilakukan lewat ceramah maupun kegiatan diskusi. Media yang tepat digunakan salah satunya yaitu media Power Point untuk memfasilitasi pembelajaran. Media Power Point dipergunakan dengan berbagai cara yang

salah satunya mempresentasikan

beberapa penampilkan gambar - gambar. Dengan menggunakan Power Point, kita dapat membuat persentasi secara professional dan bahkan jika perlu hasil persentasi dapat ditempatkan di server web untuk diakses sebagai bahan pembelajaran atau informasi yang lainnya. Media Power Point sangat

bermafaat bagi guru yaitu

mempermudah dalam menjelaskan

materi-materi sejarah yang objek materinya jauh dari kehidupan siswa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang serta proses

pembangunan Monumen Pejuang

Republik Indonesia di Desa Selat, Aspek – aspek apa yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran sejarah serta cara pemanfaatan Monumen Pejuang Republik Indonesia di Desa Selat, Abiansemal, Badung,Bali sebagai media pembelajaran Sejarah di SMA. Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini menyangkut latar belakang

pendirian sebuah monumen yang

bertujuan untuk mengabdikan jiwa pejuang para pahlawan dari masa ke masa. Monumen juga memiliki beberapa aspek di antaranya aspek naratif, aspek faktual, aspek artistik,, aspek rekreaktif. Monumen juga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yaitu dengan memanfaatkan keberadaan monumen sebagai salah satu media pembelajaran

(6)

5 sejarah di kelas dengan memanfaatkan aplikasi media powert point.

Metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif diantaranya terdapat (1) teknik penentuan lokasi penelitian. Lokasi yang

dituju yaitu Desa Selat,

Abiansemal,Badung Bali sebagai lokasi bedirinya Monumen Pejuang Republik Indonesia; (2) teknik penentuan informan. Informan yang dituju untuk memperoleh data yaitu I Made Sucita, Made Pegeh, Wayan Pastika dan Drs.A.A Anom Budaya. (3) teknik

pengumpulan data (observasi,

wawancara, kajian dokumen), (4) teknik penjamin keaslian data (triangulasi data, triangulasi metode), dan (5) teknik analisis data (Moleong, Lexy. 2001 :26). HASIL DAN PEMBAHASAN

Latar Belakang Pendirian Monumen

Pejuang Pahlawan Kemerdekaan

Republik Indonesia

Pendirian Monumen Pejuang Pahlawan Kemerdekaan Republik Indonesia tidak terlepas dari adanya revolusi fisik di Pulau Bali. Selama masa revolusi fisik, masyarakat Bali terpilah menjadi dua kubu yakni yang Pro Belanda dan yang anti Belanda, akibatnya terjadi banyak bentrokan yang menimbulkan cukup banyak korban. Pada waktu adanya pro

Belanda dan yang sebaliknya, daerah-daerah di Bali pada masa revolusi kemerdekaan begitu mencekam. Karena kurangnya pendidikan masyarakat Bali, sehingga Belanda dengan tentara NICA-nya sangat mudah mengadu domba masyarakat Bali. Pada saat itu terjadi perbedaan pandangan atau pendapat antara pejuang karena ada yang pro Republik Indonesia dan ada yang mendukung/mengikuti Negara Boneka Belanda, yaitu Negara Indonesia Timur yaitu di daerah Bagian Karangasem, Klungkung, Gianyar, Badung dan Bangli, para raja-rajanya berkolaborasi

dengan Belanda demi keamanan

posisinya dan pemerintahan langsung yang dikendalikan oleh Raja.

Pada tanggal 8 Desember 1945 jajaran TKR Sunda Kecil mengadakan rapat di Denpasar. Dalam rapat itu diputuskan untuk menyerang Tangsi – Tangsi yang diduduki oleh bala tentara Jepang.Hari penyerangan ditentukan pada 13 Desember 1945 pada tengah

malam. Walaupun serangan yang

dilakukan itu telah di rahasiakan, namun pada akhirnya bocor entah siapa yang membocorkan ,sehingga penyerangan ini dianggap gagal total, karena Jepang telah bersiap siap dengan pasukannya ditangsi menjelang petang hari. Dengan keadaan yang demikian, maka pasukan pemuda pejuang tidak berani mendekat. Hingga pagi hari,pasukan pemuda

(7)

6

pejuang menunggu perintah

penyerangan tidak kunjung datang. Kebocoran menjolok dalam hal akan melakukan serangan tersebut karena sejak sore hari para wanita membuat bumbu dapur umum 2 dipinggir jalan. Hal itu yang menyebabkan tentara Jepang yang ada ditngsi menaruh kecurigaan. Penyerangan terhadap Jepang tersebut mengalami kegagalan total diseluruh Bali. ( Macab LVRI Dati II Badung, 1998:5 ).

Sejak gagalnya penyerangan yang dilakukan oleh pemuda – pemuda pejung terhadap tangsi – tangsi Jepang pada tanggal 13 Desember 1945, besoknya sudah mulai adanya penemuan

pejuang ke desa- desa untuk

menghindari sergapan Bala Tentara Jepang. Sambil melakukan persiapan – persiapan juga dilakukan pos-pos untuk menjaga kemungkinan - kemungkinan yang akan terjadi. Para pemuda pejuang yang telah memastikan, bahwa Belanda pasti akan datang untuk mejajah kembali. Kedatangan Belanda di Denpasar dengan nama NICA segera dapat diketahuai, khususnya oleh pemuda - pemuda pejuang yang ada di Badung Utara. Oleh karena itu merka

bersiap -siap untuk melakukan

penghadangan atau pencegatan. Pada tanggal 2 Mei 1946 datang dari arah Denpasar sepasukan NICA dengan membawa 2 truck dan 1 Otopit lengkap

dengan senjatanya ( Macab LVRI Dati II Badung, 1998:34)

Setelah pertempuran selesai, datanglah 2 truck pasukan NICA yang datang dari arah selatan markasnya menuju Desa Selat untuk mengurus orang – orang yang terlibat dalam kejadian tersebut. Pada pagi hari tanggal 7 Juni 1946 NICA kembali datang ke Selat untuk mengumpulkan masyarakat yang diawali dengan

pemukulan kentongan. Setelah

masyarakat berkumpul,

diperintahkannya oleh NICA untuk mencari mata matanya yang hilang kemarinnya. Akhirnya mata matanya ditemukan bergelimpangan didekat parit Selat. Hal itu menyebabkan tentara NICA murka.

Pada tanggal 8 Juni 1946 NICA beserta antek – anteknya mengganas ke Desa Selat pada sekitar pukul 20.00 malam. Anak Agung Alit Reta ( pemimpin Pejuang Desa Selat ) dan I

Nyoman Pantes dapat ditangkap

langsung oleh tentara NICA dan dibawa langsung ke Tangsi Blahkiuh. Di Tangsi Blahkiuh disiksa setengah mati oleh NICA. Besok paginya dilakukan penangkapan tehadap I Nyoman Kantun dan I Gusti Putu Pegil. Pada tangal 10 Juni 1946 NICA datang kembali ke

Desa Selat dengan melalukan

(8)

7 Pegug , I Gusti Nyoman Cemblung, Nang Shindu dan I Riyem. Pemuda - pemuda lainnya yang merasa dicurigai oleh NICA melarikan diri ke hutan. Yang dapat ditangkap dan diminta oleh

NICA pertanggungjawabannya di

Tangsi Blahkiuh dan tidak luput pula

dengan penyiksaan di luar

perikemanusiaan. Pada hari itu juga semua tahanan dikembalikan ke Selat dan langsung ditembak di depan umum sehingga semuanya gugur sebagai Kusuma Bangsa. Mereka yang gugur sebagai Kusuma Bangsa itu adalah I Gusti Agung Alit Reta, I Kantun Dan I Gusti Putu Pegil. Ketiganya ditembak di depan umum di selat Selat. ( Macab LVRI Dati II Badung, 1998:35).

Proses Pembangunan Monumen

Pejuang Pahlawan Kemerdekaan

Republik Indonesia di Desa Selat Setelah peristiwa revolusi fisik pada tahun 1945-1949 di Desa Selat berlalu, kenangan dari kisah para

pejuang dalam usahanya untuk

mempertahankan kemerdekaan masih ada di benak masyarakat di Desa Selat, serta kisah heroik perjuangan di Desa Selat masih tercatat kuat dalam memori dari para pejuang yang masih hidup. Dalam upaya mengenang,menghormati, dan dapat mengabadikan jasa-jasa para pejuang yang telah gugur sebagai pahlawan kusuma bangsa pada masa perjuangan revolusi fisik perang

kemerdekaan Republik Indonesia di Bali, maka pada tahun 1990 timbulah gagasan untuk mendirikan sebuah monumen perjuangan di Desa Selat,

Badung yang sekarang bernama

Monumen Pejuang Pahlawan

Kemerdekaan Republik Indonesia. Monumen ini awalnya dibangun dalam bentuk yang sangat sederhana sebelum akhirnya dipugar pada tahun 2011 ( Macab LVRI Dati II Badung, 1998:35). Tokoh yang sangat getol merintis

pembangunan Monumen Pejuang

Pahlawan Kemerdekaan Republik

Indonesia. ini adalah Drs. I Wayan Kepeg yang merupakan tokoh Desa Selat Selanjutnya dukungan datang dari semua pihak selain dari masyarakat Selat, ikut pula berpartisipasi masyarakat se-Kecamatan Abiansemal.

Mengenai sumber dana yang

digunakan dalam pembangunan

monumen ini, panitia yang diketuai oleh Drs. I Wayan Kepeg mencoba mencari dari berbagai sumber. Pembangunan monument ini dilandasi oleh surat keputusan dari Badan Pekerja Daerah Legiun Veteran Indonesia Nusa Tenggara No. 800 / KPTS / S / MDI. V/VIII/1968 tanggal 10 Agustus 1068 yang menetapkan Desa Selat sebagai desa yang berjasa kepada perjuangan kemerdekaan republik Indonesia pada tahun 1945-1949. Proses pemugaran monumen ini awalnya dilakukan secara

(9)

8 swadaya namun karena keterbatasan dana akhirnya pada tanggal 20 Januari 2011 Drs. I Wayan Kepeg yang pada saat itu menjabat sebagai ketua

pembangunan akhirnya dapat

mengirimkan proposal permohonan bantuan kepada Pemkab Badung. Dalam proses pemugaran ini diperkirakan menghabiskan dana sebesar Rp. 56. 750.000 ( Lima puluh enam juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah).

Bagian-Bagian Monumen Pejuang Pahlawan Kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Selat

Monumen Pejuang Pahlawan Kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Selat ini terbagi menjadi tiga bagian yang mengacu pada konsep Tri

Angga yaitu Utamaning Utama

Mandala (bersifat suci terletak pada

utamaning angga) yang difungsikan sebagai tempat didirikannya monumen dan pelinggih, Madyaning Utama

Mandala (terletak pada madyaning

angga) adalah tingkat kedua atau lantai

kedua yang dimanfaatkan untuk

menempatkan gambar dari bagian dari sila-sila Pancasila dan Nistaning Utama

Mandala (nistaning angga) adalah

tingkatan terbawah dari areal monumen. Dasar monumen yang berwujud segi lima, melambangkan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu Pancasila. Pancasila inilah yang menjadi

dasar perjuangan dari bangsa Indonesia dalam rangka merebut kemerdekaan,

menegakkan kedaulatan rakyat

Indonesia, mengisi dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Patung yang ada di monumen yaitu berjumlah 3orang patung pejuang. Hal ini mencerminkan jumlah pejuang yang gugur dan berasal dari Desa Selat. Aspek – aspek yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran sejarah dalam Monumen Pejuang Republik Indonesia di Desa Selat, Abiansemal, Badung.

Keberadaan Monumen Pejuang

Pahlawan Kemerdekaan Republik

Indonesia secara umum sangat penting bagi warga di Desa Selat Abiansemal, Badung serta siswa-siswi SMA Negeri 1 Abiansemal secara khusus. Sebab monumen tersebut mempunyai aspek-aspek yang harus diwariskan kepada generasi selanjutnya. Monumen Pejuang

Pahlawan Kemerdekaan Republik

Indonesia yang sarat dengan nilai-nilai sejarah dapat membangkitkan jiwa generasi muda akan kecintaannya terhadap sejarah khususnya sejarah lokal. Aspek – asepek yang terkandung dalam monumen tersebut hendaknya diwariskan kepada generasi muda saat ini dengan cara memanfaatkan pranata sekolah sebagai salah satu lembaga pewarisan nilai di masyarakat.

(10)

9 Secara garis besar, aspek-aspek

yang terkandung pada Monumen

Pejuang Pahlawan Kemerdekaan

Republik Indonesia di Desa Selat Abiansemal adalah sebagai berikut: (1) Aspek Naratif merupakan aspek yang menjelaskan rangkaian kalimat yang bersifat narasi atau bersifat menguraikan (menjelaskan dsb, dalam makna lain naratif di katakan sebagai prosa yang sebagaian dari hal hal subjeknya merupakan suatu rangkaian kejadian. naratif setidaknya mengandung unsur judul (title), orientasi (orientation), komplikasi(complication),dan resolusi (resolution). (2) Aspek faktual meliputi elemen-elemen dasar yang digunakan

oleh para ahli dalam

mengkomunikasikan seperti disiplin akademik, pemahaman, dan penyusunan dimensi pengetahuan secara sistematis (3) Aspek Artistik yaitu aspek yang

berhubungan dengan keindahan,

khususnya dari bentuk Monumen

Pejuang Pahlawan Kemerdekaan

Republik Indonesia di Desa Selat

Abiansemal. Monumen mempunyai

bentuk seni yang tinggi dilihat dari jenis bahan, cara penggaturan dan sebagai dari teknik pembuatannya.yang sangat menarik (4)Aspek Rekreatif yaitu Sejarah dapat memberikan kesenangan dan rasa estetis karena penulisan sejarah mampu membawa seseorang berkreasi tanpa beranjak dari tempatnya. Kita

dapat menyaksikan peristiwa-peristiwa yang telah lampau dan jauh terjadi melalui penulisan sejarah yang menarik pembaca sehingga membuatnya terhibur.

Pemanfaatan Monumen

Pejuang Republik Indonesia di Desa Selat, Abiansemal, Badung, Bali sebagai media pembelajaran Sejarah di SMA

Monumen dalam fungsinya sebagai memorial building memiliki potensi untuk membekali generasi muda bangsa dengan mentalitas yang baik, melalui penggalian (value exsplore), dan pentransformasian, serta internalisasi nilai-nilai luhur/ kearifan lokal (lokal

wisdom) yang terdeposit dalam

tinggalan budaya dan catatan sejarah generasi pendahulu lewat bangunan monumenn tersebut (Suardi, 2013: 131).

Media pembelajaran yang tepat

digunakan untuk menggambarkan

Monumen Pejuang Republik Indonesia di Desa Selat, Abiansemal, Badung yaitu media power point. Penggunaan media Power Point menjadi salah satu aplikasi yang ada dalam Bundle

Microsoft Ofifice, yang fungsi utamanya

banyak digunakan dalam presentasi. Sama halnya dengan Monumen Pejuang Republik Indonesia yang memiliki potensi dan dapat dijadikan sebagai media pembelajaran sejarah. Dalam

(11)

10

memanfaatkan potensi Monumen

Pejuang Republik Indonesia melalui penerapan metode pembelajaran picture

and picture ini dapat dilakukan dengan

mengemas gambar diorama yang ada di Monumen Pejuang Republik Indonesia ke dalam bentuk video maupun slide power point. Berkaitan dengan itu bahwa Monumen Pejuang Pahlawan Kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Selat sangat cocok dijadikan sebagai media pembelajaran sejarah yaitu dengan memanfaatkan media power point. Berikut ini akan di lampirkan media power point yang digunakan sebagai media pembelajaran mengenai Monumen Pejuang Pahlawan Kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Selat Abiansemal, Badung, Bali.

Simpulan

Latar belakang pembangunan

Monumen Pejuang Pahlawan

Kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Selat yaitu adanya peristiwa

sejarah yang melatarbelakangi

pembangunan sebuah Monumen

Pejuang Republik Indonesia di Desa Selat yaitu peristiwa gugurnya I Gusti Alit Reta, I Kantun dan I Gusti Putu Pegil pada tahun 1948 saat revolusi fisik dalam rangka mempertahankan kemerdekaan NKRI. Monumen Pejuang Republik Indonesia di Desa Selat dibangun untuk menghormati jasa para

pejuang yang telah gugur dalam mempertahankan wilayah pada masa revolusi fisik. Aspek-aspek yang terkandung pada Monumen Pejuang

Pahlawan Kemerdekaan Republik

Indonesia di Desa Selat Abiansemal adalah sebagai berikut: (1) aspek Naratif (2) aspek faktual (3) aspek artistik, (4) aspek rekreaktif. Selain itu nilai yang dapat diwariskan juga berupa kisah perjuangan gerakan ini, hingga kisah perjuangan para pemuda pejuang yang pada saat itu rela mengorbankan harta, benda dan nyawanya demi membela bangsa dan tanah air. Monumen Pejuang

Pahlawan Kemerdekaan Republik

Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran Sejarah bagi siswanya, seperti kegiatan kunjungan ke

Monumen Pejuang Pahlawan

Kemerdekaan Republik Indonesia, yang berada di Desa Selat, Abiansemal, Badung, Bali. Pemanfaatan Monumen

Pejuang Pahlawan Kemerdekaan

Republik Indonesia sebagai media

belajar Sejarah yaitu dengan

menggunakan pendekatan model

pembelajaran alternatif, salah satunya yaitu penerapan pendekatan CTL

(12)

11

DAFTAR RUJUKAN

Agung, Ida Anak Agung Gde. 1985.

Dari Negara Indonesia Timur

ke Republik Indonesia Serikat

.

Yogyakarta:

Gadjah

Mada

University Press

Macab LVRI Dati II Badung dan

Kota

Denpasar.

1998.

Monumen

Perjuangan

Kemerdekaan RI ( kabupaten

Badung dan Kota Denpasar)

.

Denpasar. Bali

Moleong, Lexy. 2001.

Metodologi

Penelitian Kualitatif

. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Pimpinan Daerah Pemuda Panca

Marga. 2002.

Biografi Veteran

RI di Bali ( Perjuangan dan

Pengabdian

).Denpasar : Bali.

Ricklefs,

M.C.

2008.

Sejarah

Indonesia Modern 1200-2008

.

Jakarta: PT. Serambi Ilmu

Semesta

Sudirman, N, dkk. 1987.

Ilmu

Pendidikan

.

Bandung:

Remadja Karya CV.

Sanjaya,

Wina.

2006.

Strategi

Pembelajaran Berorientasi

Standar Proses Pendidikan

.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk meningkatkan perkembangan populasi ternak kerbau diperlukan berbagai upaya terutama memperpendek masa kelahiran, status padang penggembalaan dan manajemen pemeliharaan

Dikarenakan perbedaan yang ditunjukkan oleh hasil pengamatan peneliti terhadap dampak persepsi kecenderungan gaya kepemimpinan atasan pada stres kerja karyawan di lapangan,

c.mengedarkan benih bina yang tidak sesuai dengan label sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3); d.mengeluarkan benih dari atau memasukkan ke dalam wilayah Negara

Objek yang akan dibahas dalam website tersebut terbatas pada informasi MAPALA Garba Wira Bhuana Universitas Sebelas Maret Surakarta.... Wesite ini hanya single user, jadi

Dari hasil penelitian didapatkan 3 tema yang terdiri dari 5 subtema yaitu : (1) Pola Asuh dengan subtema kuranganya pengetahuan tentang pola asuh (2) Dampak pola Asuh

data-data yang berkaitan dengan penelitian ini melalui: internet, catatan sambutan kepala madrasah dalam wisuda purna siswa, buku- buku pedoman pelaksanaan kurikulum

bahwa pada saat latihan (senam) kebutuhan energi meningkat sehingga otot menjadi lebih aktif dan peka lalu membuat reseptor insulin menjadi lebih aktif dan

Penyimpangan terdiri dari penyimpangan yang direncanakan (misalnya ketersediaan bahan awal yang tidak mencukupi untuk proses produksi, sehingga dilakukan penyesuaian