• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai perusahaan yang sudah Go public, perusahaan tentunya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Sebagai perusahaan yang sudah Go public, perusahaan tentunya"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai perusahaan yang sudah Go public, perusahaan tentunya memerlukan jasa audit untuk perusahaanya. Pihak manajamen berkepentingan untuk menyajikan laporan keuangan sebagai suatu gambaran prestasi kerja. Laporan ini berpotensi dipengaruhi kepentingan pribadi. Di sisi lain pemakai laporan keuangan berkepentingan untuk mendapatkan laporan keuangan yang dapat dipercaya. Akuntan publik sebagai pihak yang independen berperan untuk menengahi kedua pihak dengan kepentingan berbeda tersebut dengan cara memberi penilaian dan pernyataan pendapat (opini) terhadap kewajaran laporan keuangan yang disajikan (Trisnawati dan Wijaya, 2009).

Fenomena kasus Enron yang terjadi pada tahun 2001 yang melibatkan Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Andersen, menimbulkan pertanyaan apakah sebenarnya yang menyebabkan kegagalan tersebut. Kasus lain yang muncul di dalam negeri adalah kasus PT BAT Indonesia. PT BAT Indonesia hanya memiliki satu auditor yaitu kantor akuntan yang sama dengan yang berafiliasi ke PWC sekarang ini walaupun berganti nama beberapa kali sejak tahun 1979 hingga 2004. Artinya, selama 25 tahun mereka tidak pernah mengganti auditor. Banyak pihak

(2)

berpendapat bahwa hal ini disebabkan akibat adanya hubungan kerja yang panjang antara KAP dan klien yang memungkinkan menciptakan suatu resiko excessive familiarity (berlebihnya keakraban) yang dapat mempengaruhi obyektivitas dan independensi KAP. Sebaliknya, dari sudut pandang perusahaan yang diaudit, hubungan yang berkesinambungan dengan suatu KAP dapat membantu meringankan pekerjaan auditor dalam perencanaan dan praktik akuntansi dan keuangan (Andri dan Frenawidayuarti, 2009).

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut haruslah wajar, dapat dipercaya dan tidak menyesatkan bagi pemakainya sehingga kebutuhan masing-masing pihak yang berkepentingan dapat dipenuhi. Guna menjamin kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan, maka perlu adanya suatu pemerikasaan yang dilakukan oleh auditor independen (Khoiriyah, 2014). Tujuan audit menurut Standar Profesional Akuntan Publik, SA seksi 110.1 dalam SPAP (2011) tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dan semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Dalam teori agensi auditor berperan sebagai pihak ke tiga yang menengahi adanya perbedaan kepentingan antara si pengelola (agent) dengan si pemilik (principle). Sebagai pihak ketiga yang menengahi perbedaan konflik antara agent dengan principle tentunya auditor itu sendiri haruslah bersifat independen. Untuk tetap mempertahankan independensi auditor pemerintah melalui Menteri Keuangan KMK 423/2002 dan KMK 359/2003 mengharuskan perusahaan

(3)

mengganti auditor yang telah mendapat penugasan audit lima tahun berturut-turut. Kemudian diperketat dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik” mengatur mengenai pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut yang kemudian diperbaharui peraturan pemerintah PP No 20 tahun 2015 tentang “Praktik Akuntan Publik” mengatur Pemberian jasa audit oleh seorang Akuntan Publik dibatasi paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan Akuntan Publik dapat memberikan kembali jasa audit setelah 2 (dua) tahun buku berturut-turut tidak memberikan jasa tersebut. Selain itu keputusan ketua Bapepam dan LK (Kep- 310/BL/2008) tentang pembatasan penugasan audit bahwa Kantor Akuntan Publik dan Akuntan dapat menerima penugasan audit kembali untuk klien tersebut setelah 1 (satu) tahun buku tidak mengaudit klien tersebut.

Auditor switching merupakan pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan klien. Terdapat 2 jenis pergantian auditor yaitu pergantian sukarela (voluntary) dan pergantian wajib (mandatory), yang membedakan antar keduanya adalah fokus perhatian dan isu. Pergantian sukarela (voluntary) lebih memfokuskan perhatiannya pada sisi klien (Arinta, 2013). Sedangkan pergantian wajib (mandatory) terjadi karena adanya peraturan yang membatasi antara klien dengan auditor yang disebut dengan audit tenure (masa Perikatan) (Febrianto, 2009 dalam Arinta, 2013).Pergantian auditor seharusnya dilakukan secara wajib (mandatory) yang didasari oleh peraturan. Namun kenyataannya fenomena

(4)

pergantian auditor di Indonesia menunjukkan adanya perusahaan yang melakukan pergantian auditor secara sukarela voluntary.

Pergantian auditor disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Chadegani et al (2011) dalam Arinta (2013) pergantian auditor dapat dipengaruhi oleh 2 faktor, pertama faktor yang berhubungan dengan auditor antara lain fee audit, opini audit, dan ukuran KAP. Sedangkan faktor kedua adalah faktor yang berhubungan dengan klien yaitu ukuran perusahaan klien, pergantian manajemen dan financial distress.

Faktor pertama yang mempengarui pergantian auditor adalah ukuran KAP. Ukuran KAP merupakan ukuran yang digunakan untuk menentukan besar kecilnya suatu Kantor Akuntan Publik. Ukuran KAP menunjukkan kemampuan auditor untuk bersikap independen dan melaksanakan audit secara profesional, sebab KAP menjadi kurang tergantung secara ekonomi kepada klien. Klien juga kurang dapat mempengaruhi opini auditor. KAP besar cenderung memberikan opini kebangkrutan perusahaan klien (lenox, 1999 dalam Khoiriyah, 2014). Dengan kata lain semakin besar ukuran sebuah KAP maka KAP tersebut cenderung lebih independen, professional dan lebih baik dalam melakukan audit serta kualitas audit yang dihasilkan akan lebih baik bila dibandingkan dengan KAP yang tidak terlalu besar. Dalam prosesnya perusahaan go public lebih memeilih melakukan pergantian auditor dengan KAP besar (big four). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Estralita Trisnawati dan Hansen Wijaya (2009) yang berhasil membuktikan adanya pengaruh ukuran KAP terhadap auditor switching.

(5)

Faktor lain yang mempengaruhi auditor switching adalah pergantian manajeman. Pergantian manajemen disebabkan karena keputusan rapat umum pemegang saham atau pihak manajemen berhenti karena kemauan sendiri sehingga pemegang saham harus mengganti manajemen yang baru yaitu direktur utama atau CEO (Chief Executive Officer) (Damayanti dan Sudarma, 2008 dalam Setyaningsih, 2014). Pergantian manajemen yang dilakukan dapat menimbulkan spekulasi adanya kemungkinan CEO baru akan mengganti jasa KAP yang lama dengan KAP baru yang dinilai lebih sesuai dengan kriteria CEO tersebut. Hal ini semakin diperkuat dengan penelitian yang dilakukan Khusnul Khoiriyah (2014) yang berhasil membuktikan pergantian manajemen berpengaruh terhadap Auditor switching.

Selain faktor ukuran KAP, dan pergantian manajemen, financial distress juga menjadi faktor lain yang mempengaruhi auditor switching. Financial distress merupakan kesulitan keuangan perusahaan. Kesulitan keuangan perusahaan yang dimaksud adalah apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban financialnya. Kesulitan keuangan dapat menyebabkan suatu perusahaan melakukan pergantian auditor sesuai dengan yang dinyatakan Schwartz dan Menon (1985) dalam Sinarwati (2010) menyatakan ada dorongan yang kuat untuk berpindah auditor pada perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Kadek Sinarwati (2010) yang menyatakan bahwa financial distress berpengaruh terhadap auditor switching.

Penelitian yang terkait dengan Auditor Switching telah banyak dilakukan akan tetapi masih terdapat ketidak konsistenan atas hasil penelitian. Penelitian

(6)

yang dilakukan oleh Tika Dwi Setyaningsih (2014) menyatakan bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap Auditor Switching. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Estralita Trisnawati dan Hansen Wijaya (2009) berhasil membuktikan adanya pengaruh ukuran KAP terhadap Auditor Switching. Penelitian yang dilakukan Ekka Aprillia (2013) menyatakan bahwa pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap Auditor Switching. Sementara penelitian yang dilakukan Khusnul Khoiriyah (2014) berhasil membuktikan pergantian manajemen berpengaruh terhadap auditor switching. Penelitian yang dilakukan oleh Yanwar Titi Pratitis (2012) menyatakan financial distress tidak berpengaruh terhadap Auditor Switching. Di lain pihak penelitian yang dilakukan oleh Ni Kadek Sinarwati (2010) berhasil membuktikan adanya pengaruh financial distress terhadap Auditor Switching.

Karena terjadi ketidak konsistenan pada beberapa hasil penelitian terdahulu maka penliti akan kembali meniliti ulang. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah perusahaan dan periode penelitianya. Perbedaan periode penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah periode penelitian yang diambil pada tahun 2011-2013 dan perusahaan yan di teliti yaitu perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di BEI. Maka dengan ini peneliti mengambil judul penelitian “PENGARUH UKURAN KAP, PERGANTIAN MANAJEMEN DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP

AUDITOR SWITCHING (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor

Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)”.

(7)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

a. Apakah ukuran KAP berpengaruh terhadap auditor switching ?

b. Apakah pergantian manajemen berpengaruh terhadap auditor switching ?

c. Apakah financial distress berpengaruh terhadap auditor switching ?

C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk membuktikan adanya pengaruh ukuran KAP terhadap auditor switching.

b. Untuk membuktikan adanya pengaruh pergantian manajemen terhadap auditor switching.

c. Umtuk membuktikan adanya pengaruh financial distress terhadap auditor switching.

(8)

2. Kontribusi Penelitian

a) Bagi auditor :

a. Dapat digunakan sebagai masukan bagi Pimpinan Kantor Akuntan Publik dalam rangka menjaga dan meningkatkan independensi dan objektivitas dalam melaksanakan audit.

b. Sebagai evaluasi bagi para auditor sehingga dapat meningkatkan independensi, objektif, kualitas, dan kompetensi auditor.

b) Bagi akademisi :

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan dan wawasan terhadap pengembangan pengauditan khususnya mengenai auditor switching

c) Bagi peneliti selanjutnya :

Penelitian ini sebagai sumber referensi dan informasi untuk memungkinkan penelitian selanjutnya mengenai pembahasan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian terdahulu, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. 1) Konstruksi kompositum idiomatis yang ditemukan dalam bahasa Mandar terangkum dalam

Kutokana na mchanganuo huu mtafiti amegunduwa kwamba muandishi huyu mahiri Profesa Emmanuel Mbogo katika tamthiliya zake hizi ambazo ni za miaka tofauti ambayo tamthiliya

Pengelolaan higiene sanitasi makanan yang baik harus memperhatikan beberapa faktor yaitu higiene sanitasi tempat, higiene sanitasi peralatan, hygiene penjamah, dan

(1) Ketua, wakil ketua, dan hakim pengadilan sebelum diberhentikan tidak dengan hormat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) huruf b, huruf c, huruf d, huruf e,

Dari uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana berdirinya Bank BJB Syariah Kantor Cabang Pembantu padalarang dan menganalisis

Humidifikasi merupakan proses penambahan kandungan air di dalam udara. Dimana fasa cair (air) di kontakkan dengan aliran udara, sehingga kandungan uap air di udara

Berdasarkan  uraian  di  at as  mengenai pentingnya  meningkatkan  kecakapan  anak  maka peneliti menyusun judul “Implementasi Pembelajaran Role  Playing  Untuk 

- UPK yang melaksanakan pinjaman bergulir dari bulan ke bulan menunjukkan peningkatan, UPK yang melaporkan dan data terekam semakin membaik dan meningkat dimana pada posisi