UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERDIALOG
TEKS DRAMA BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SRIBIT
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Puji Supadmi*
ABSTRAK : Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berdialog teks drama dengan model pembelajaran role playing. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian yang dikenai tindakan adalah siswa kelas V SDN 2 Sribit yang berjumlah 27 siswa, sedangkan obyek penelitian adalah aktivitas belajar berbicara mata pelajaran bahasa Indonesia. Penelitian ini bersifat kolaboratif antara guru kelas/peneliti dan kepala sekolah. Penelitian ini terdiri dari dua siklus yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan berdialog teks drama dengan model pembelajaran role playing. Hipotesis tindakan yang dihasilkan adalah dari data yang diperoleh didapatkan bahwa sebagian siswa mampu berdialog. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang berlangsung sudah menunjukkan adanya peningkatan walaupun masih ada beberapa siswa yang memerlukan perhatian yang khusus.
Kata kunci: kemampuan berdialog,teks drama, role playing
PENDAHULUAN
Guru dituntut memiliki keterampilan berbahasa sebab guru sering dijadikan contoh dalam pemakaian bahasa bagi para siswanya. Dalam hubungan ini, Lado (1979) mengemukakan bahwa guru bahasa dituntut memiliki kemahiran berbahasa, pengetahuan bahasa, pengalaman budaya, dan pemahaman tentang teknik pengajaran bahasa. Keberhasilan sorang guru dalam mengajar akan terlihat dari tercapainya target kurikulum yang telah ditentukan. Tercapainya target kurikulum bisa dilihat dari evaluasi yang diberikan kepada siswa. Apabila evaluasi bisa diselesaikan siswa dengan baik, berarti target kurikulum tercapai. Dengan kata lain guru dikatakan berhasil bila pembelajaran yang diberikan bisa dikuasai anak. Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyaan atau memberi tanggapan. Keberhasilan siswa juga dilihat melalui nilai yang diperoleh.
Profesionalisme guru sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Menurut Hamalik (1990), profil kemampuan dasar guru mencakupi: (1) kemampuan menguasai bahan, (2) kemampuan mengelola program belajar mengajar, (3) kemampuan mengelola kelas, (4) kemampuan menggunakan media dan sumber, (5) kemampuan menguasai landasan pendidikan, (6) kemampuan menilai prestasi belajar siswa, (7) kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar, dan sebagainya.
Berdasarkan uraian di at as mengenai pentingnya meningkatkan kecakapan anak maka peneliti menyusun judul “Implementasi Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kemampuan Berdialog Teks Drama Bagi Siswa Kelas V Tahun Pelajaran 2013/2014”
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1) Bagaimana upaya meningkatkan aktifitas belajar dalam berdialog teks drama bagi siswa kelas V dengan menggunakan model pembelajaran Role Playing? 2)Apakah dengan melalui model pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam berdialog teks drama?
Berdasarkan latar belakang yang t elah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk : Mengetahui peningkatan kemampuan anak dalam berdialog teks drama bagi siswa kelas V dengan menggunakan model pembelajaran Role Playing.
Definisi istilah adalah istilah – istilah yang menjadi fokus penelitian. Semua istilah yang ada diberikan definisi sehingga dapat diamati dan dinilai. Disamping itu indikator istilah – istilah tersebut akan dijelaskan untuk memperjelas fokus penelitian. Adapun istilah yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Model pembelajaran role playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa dilakukan dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang hal itu tergantung pada apa yang diperankan, pada metode bermain peran titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi. Murid diberlakukan sebagai subyek pembelajaran. Secara aktif melakukan praktik-praktik berbahasa (bertanya dan menjawab) bersama teman-temannya pada situasi tertentu model pembelajaran role playing juga dikenal dengan nama model pembelajaran bermain peran. Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut : 1) Guru
menyusun/ menyiapkan scenar io yang akan ditampilkan, 2) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan kegiatan. 3) Guru membentuk kelompok siswa yang beranggota misalnya 5 orang. 4) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai, 5) Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan, 6) Masing-masing siswa berada dikelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan, 7) Setelah selesai ditampilkan masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas/ memberi penilaian atas penampilan masing-masing kelompok, 8) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulan, 9) Guru memberi kesimpulan secara umum, 10) Evaluasi, 11) Penutup.
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini di harapakan bermanfaat atau berguna dalam pendidikan anak usia SD. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Manfaat Teoritis, Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan kepada lembaga pendidikan baik formal maupun non formal, terutama bagi lembaga pendidikan anak usia SD yang mengharapka n anak didiknya mempunyai kemampuan memerankan tokoh drama dengan baik, b. Manfaat Praktis, Pada tataran praktis, penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa. Bagi guru, dapat memanfaatkan model pembelajaran role playing sehingga aktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam bermain peran dapat meningkat. Bagi siswa, dapat meningkatkan aktivitas belajar dan mengembangkan potensi yang dimiliki dalam diri masing – masing siswa.
KAJIAN TEORI DAN HIPO TESIS TINDAKAN A.Kajian Teori 1. Drama a. Pengertian Drama Drama berasal dari kata Yunani, draomi
yang berarti berbuat, bertindak, bereaksi, dan sebagainya. Jadi kata drama bisa diartikan sebagai perbuatan atau tindakan. Secara umum, penegrtian drama adalah karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor. Pementasan naskah drama dikenal dengan istilah teater. Dapat dikatakan bahwa drama berupa cerita yang diperagakan para pemain di panggung. Drama mempunyai dua arti, yaitu drama dalam arti luas dan drama dalam arti sempit. Dalam arti luas, pengertian drama adalah semua bentuk tontonan yang mengandung cerita yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Dalam arti sempit, pengertian drama adalah kisah hidup manusia yang diproyeksikan ke atas panggung.
b. Sejarah Drama
Bukti tertulis yang bisa dipertanggung jawabkan menggungkapkan bahwa drama seudah ada sejak abad kelima SM. Hal ini didasarkan temuan naskah drama kuno Yunani. Penulisnya Aeschylus yang hidup antara tahun 525-456 SM. Isi lakonnya berupa persembahan untuk memohon kepada dewa-dewa.
c. Jenis Drama
Dalam pembagian jenis drama biasanya digunakan tiga dasar, yaitu : berdasarkan penyajian lakon drama, berdasarkan sarana, dan berdasarkan keberadaan naskah drama. Berdasarkan penyajian lakon, drama dapat dibedakan menjadi delapan jenis, yaitu:
1) Tragedi: drama yang penuh dengan kesedihan 2) Komedi: drama penggeli hati yang penuh
dengan kelucuan.
3) Tragekomedi: perpaduan antara drama tragedi dan komedi.
4) Opera: drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi musik. 5) Melodrama: drama yang dialognya diucapkan dengan diiringi melodi/musik. 6) Farce: drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya dagelan. 7) Tablo: jenis drama yang mengutamakan gerak, para pemainnya tidak mengucapkan dialog, tetapi hanya melakukan gerakan-gerakan. 8) Sendratari: gabungan antara seni drama dan
seni tari.
Berdasarka n sarana pementasannya, pembagian jenis drama dibagi antara lain:
1) Drama Panggung: drama yang dimainkan oleh para aktor dipanggung.
2) Drama Radio: drama radio tidak bisa dilihat dan diraba, tetapi hanya bisa didengarkan oleh penikmat.
3) Drama Televisi: hampir sama dengan drama panggung, hanya bedanya drama televisi tak dapat diraba.
4) Drama Film: drama film menggunakan layar lebar dan biasanya dipertunjukkan di bioskop.
5) Drama Wayang: drama yang diiringi pegelaran wayang.
6) Drama Boneka: para tokoh drama digambarkan dengan boneka yang dimainkan oleh beberapa orang.
Jenis drama selanjutnya adalah, berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama. Pembagian jenis drama berdasarkan ini, antara lain: 1) Drama Tradisional: tontonan drama yang tidak menggunakan naskah. 2) Drama Modern: tontonan drama menggunakan naskah.
2. Model Pembelajaran Role Playing
a. Pengertian
Role playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan, dan sekaligus unsure senang ( Jill hadfield, 1986). Dalam role playing murid dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di luar kelas. Selain itu. Role playing sering kali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktifitas dimana pembelajar membayangkan dirinya seolah-olah berada diluar kelas dan memainkan peran orang lain (Basri syamsu. 2000). b. Model pembelajaran role playing
Model pembelajaran role playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melaluipengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa dilakukan dengan memerankannya sebagai tokoh hidup
atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang hal itu tergantung pada apa yang diperankan, pada metode bermain peran titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi. Murid diberlakukan sebagai subyek pembelajaran. Secara aktif melakukan praktik-praktik berbahasa (bertanya dan menjawab) bersama teman-temannya pada situasi tertentu model pembelajaran role playing juga dikenal dengan nama model pembelajaran bermain peran.
c. Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
1) Guru menyusun/ menyiapkan scenario yang akan ditampilkan.
2) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan kegiatan.
3) Guru membentuk kelompok siswa yang beranggota misalnya 5 orang.
4) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai.
5) Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan.
6) Masing-masing siswa berada dikelompoknya sambil menga mati skenario yang sedang diperagakan. 7) Setelah selesai ditampilkan
untuk membahas/ memberi penilaian atas penampilan masing-masing kelompok. 8) Masing-masing kelompok
menyampaikan hasil kesimpulan. 9) Guru member kesimpulan secara
umum. 10) Evaluasi 11) Penutup.
d. Keunggulan dan kelemahan model pembelajaran role playing
1) Keunggulan metode role playing Ada beberapa keunggulan dengan menggunakan metode role playing, diantaranya adalah :
a) Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa, disamping merupakan pengalaman yang menyenangkan yang sulit dilupakan.
b) Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias.
c) Membangkitkan gairah dan semangat optimism dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan. d) Siswa dapat terjun langsung untuk
memerankan sesuatu yang akan dibahas dalam proses belajar. 2) Kelemahan metode role playing
a) Bermain peran memakan waktu banyak
b) Siswa sering mengalami kesulitan untuk memerankan peran secara baik khususnya jika mereka t idak
diarahkan atau tidak ditugasi dengan baik. Siswa perlu mengenal baik apa yang akan diperankan.
c) Bermain peran tidak akan berjalan baik jika suasana kelas t idak mendukung.
d) Jika siswa tidak dipersiapkan dengan baik ada kemungkinan tidak akan melakukan secara sungguh-sungguh. e) Tidak semua materi pelajaran dapat
disajiakn dengan metode ini.
3. Dialog
a. Pengertian dialog
Dialog merupakan salah satu bentuk komunikasi interpersonal. Dialog berasal dari kata Yunani dia yang berarti antara, d i a n t a r a , d a n l e g e i n y a n g berar ti berbi cara, bercakap-cakap, bertukar pemikiran idan gagasan. Maka, secara harafiah dialogs atau dialog adalah berbicara, bercakap-cakap, bertukar pikiran dan gagasan bersama. Dialog adalah “percakapan dengan maksud untuk saling mengerti, memahami, menerima, hidup damai dan bekerja sama untuk mencapai kesejateraan bersama”.
Dalam dialog, pihak-pihak yang terlibat saling menyampaikan informasi, data, fakta, pemikiran, gagasan, dan pendapat, serta saling berusa ha mempertimbangkan, memahami, dan menerima. Dalam dialog tidak ada monopoli pembicaraan dan kebenaran. Yang ada adalah berbagi dan bertukar informasi dan gagasan. Dari dialog diharapkan terbentuk saling pengertian dan pemahaman bersama yang lebih luas dan
mendalam tentang hal yang menjadi bahan dialog
b. Landasan dialog
Landasan dialog adalah kesadaran bahwa kedua belah pihak yang terlibat dalam dialog belum lengkap, belum penuh dan belum sempurna dalam pengetahuan dan penghaya tan tent ang sesuatu. Kenyataan sedemikian kaya tidak mungkin tertangkap seluruh segi dari satu dan beberapa sagi dan hanya unsur-unsur tertentu saja, maka orang perlu mengadakan dialog.
Dialog merupakan kegiatan budaya. Manusia yang belum tinggi budayanya untuk mencapai ma ksud da n tujua nnya menggunakan paksaan, kekera san, perkelahian, dan peperangan. Sedang manusia ber budaya menggunakan pembicaraan, diskusi, tukar pendapat dan argumen serta alasan-alasan untuk meyakinkan, mengubah pikiran atau cara bertindak orang atau kelompok lain. c. Syarat dialog
Untuk dapat mengadakan dialog yang mendatangkan hasil, orang-orang yang mengadakan sebaiknya :
1) Mengerti benar makna dan maksud serta tujuan dialog dan memiliki kecakapan untuk melaksanakannya.
2) Mempunyai pendidikan dan pengetahuan yang setaraf mengenai topik yang dijadikan bahan dialog.
3) Mempunyai kehendak bai untuk mencari kebenaran. Karena itu dalam
mendengarkan sebaiknya bersikap terbuka, tidak memihak dan tidak berprasangka.
4) Menciptakan suasana damai dan tenang, jauh dari emosi dan rasa superior. 5) Menyampaikan gagasan dengan jelas,
dan boleh dengan semangat, tetapi dengan nada enak dan bijak,
6) Dalam keseluruhan dialog hendaknya bersikap jujur, tulus, tidak manipulatif, mencarai-cari kelemahan rekan dialog, dan percaya bahwa hal-hal yang dibahas dalam dialog tidak dimanfaatkan di luar dialog untuk tujuan-tujuan lain demi keuntungan diri.
d. Manfaat dialog
Dialog yang dilakukan dengan baik dan diikuti oleh orang-orang yang memenuhi syarat dapat membuahkan hasil yang banyak, diantaranya :
1) Pada tingkat pribadi, dialog dapat meningkatkan sikap saling memahami dan menerima, serta mengembangkan kebersamaan dan hidup yang damai saling menghormati dan saling percaya.
2) Di tempat kerja, dialog dapat membantu kelancaran perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kerja.
3) Dalam masyarakat, dialog dapat menjadi sarana untuk saling memahami, menerima dan kerja sama antar berbagai kelompok masyarakat yang berbeda latar belakang budaya, pendidikan, tingkat ekonomi, ideologi, kepercayaan, dan agama.
4) Dalam keseluruhan hidup bangsa, dialog dapat memecahkan masalah nasional, mer encanaka n dan melaksanakan pembangunan bangsa, dan mengambil arah hidup bangsa menuju masa depan.
B.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik suatu
hipotesis sebagai berikut : “Dengan menggunakan
metode pembelajaran role playing dapat
merangsang siswa dalam hal meningkatkan
kecakapan berdialog teks drama pada pelajaran
bahasa Indonesia”
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskritif, penelitian ini hanya menggambarkan atau mendeskripsikan fenomena kegiatan pendidikan dan pembelajaran siswa sekolah dasar yang di observasi secara deskritif obyektif. Karena di dalamnya menggambarkan aktifitas, kharakteristik, perubahan dan hubungan antar fenomena. Tindakan penelitian ini di laksanakan pada situasi alami siswa dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan praktis yang memang masalah tersebut benar-benar di hadapi oleh guru kelas sekolah dasar.
Rancangan/desain penelitian adalah merupakan gambaran matang keseluruhan proses penelitian. Penelitian ini berupaya untuk mendapatkan hasil yang optimal melalui cara dan prosedur secara efektif, disertai penelaahan yang di teliti terhadap suatu perlakuan dan mengkaji sejauh mana dampak perilaku dala m rangka menguba h, memperbaiki, dan meningkatkan mutu perilaku yang diteliti. Langkah-langkah yang ditempuh antara lain : permasalahan,
perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data, refleksi.
Subyek Penelitian, Dalam penelitian ini siswa kelas V SD Negeri 2 Sribit sebagai obyek peneliti, guru kelas sebagai subyek sekaligus pengamat dan kepala sekolah sebagai mitra penelitian dalam perencanaan dan pengumpulan data penelitian.
Lokasi Penelitian, Tempat penelitian adalah sekolah tempat peneliti mengambil populasi dan sample untuk mendapatkan data dalam penelitian. Tempat yang digunakan sebagai penelitian tentang implementasi pembelajaran role playing untuk meningkatkan aktifitas belajar dalam bermain peran tokoh drama adalah peserta didik kelas V SD Negeri 2 Sribit Kecamatan Delanggu kabupaten Klaten Tahun 2014/2015.
A. Prosedur Penelitian 1. Tindakan siklusI
a. Perencanaan
1) Menyiapkan Rencana Perba ikan Pembelajaran. 2) Menyiapkan materi pelajaran. 3) Menyiapkan media pembelajaran. 4) Menyiapkan instrument penelitian b. Pelaksanaan Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
1. Guru menyusun/ menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.
2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan kegiatan.
3. Guru membentuk kelompok siswa yang beranggota misalnya 5 orang.
4. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai.
5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan.
6. Masing-masing siswa berada dikelompoknya sambil menga mati scenario yang sedang diperagakan. 7. Setelah selesai ditampilkan
masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas/ memberi penilaian atas penampilan masing-masing kelompok. 8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulan. 9. Guru member kesimpulan secara umum. 10.Evaluasi 11. Penutup. c. Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data hasil belajar siswa, peneliti mengambil dengan menggunakan tes/hasil evaluasi pada akhir pertemuan pembelajaran.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan dalam beberapa hal: 1) Kesesuaian RPP dengan pelaksanaan. 2) Cara guru memotivasi siswa.
3) Aktivitas siswa pada saat pembelajaran. 4) Sikap guru dalam menangani respon
siswa.
5) Penggunaan waktu secara efisien. 6) Pemantapan penguasaan materi. 7) Pelaksanaan evaluasi.
2. Tindakan Siklus II
Tindakan siklus II adalah penyempurnaan dari siklus I yaitu sebagai berikut :
a. Perencanaan
1) Menyiapkan Rencana Perba ikan Pembelajaran. 2) Menyiapkan materi pelajaran. 3) Menyiapkan media pembelajaran. 4) Menyiapkan instrument penelitian b. Pelaksanaan Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
1) Guru menyusun/ menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.
2) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan kegiatan.
3) Guru membentuk kelompok siswa yang beranggota misalnya 5 orang.
4) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai.
5) Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan.
6) Masing-masing siswa berada dikelompoknya sambil menga mati skenario yang sedang diperagakan. 7) Setelah selesai ditampilkan
masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas/ memberi penilaian atas penampilan masing-masing kelompok. 8) Masing-masingkelompok menyampaikan
hasil kesimpulan.
10)Evaluasi 11)Penutup
c. Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data keaktifan siswa, peneliti mengambil dengan menggunakan tes/hasil evaluasi pada akhir pertemuan pembelajaran.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan dalam beberapa hal: 1) Kesesuaian RPP dengan pelaksanaan. 2) Cara guru memotivasi siswa.
3) Aktivitas siswa pada saat pembelajaran. 4) Sikap guru dalam menangani respon
siswa.
5) Penggunaan waktu secara efisien. 6) Pemantapan penguasaan materi. 7) Pelaksanaan evaluasi.
Kriterian kesuksesan, Untuk menentukan keberhasilan suatu penelitian dibutuhkan indikator kinerja penelitian. Indikator ini berguna untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu penelitian, oleh karena itu, indikator harus memuat angka nyata sebagai ukuran atau pedoman keberhasilan penelitian. Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan prestasi belajar siswa adalah adanya peningkatan prestasi belajar siswa baik secara klasikal maupun individual. Secara individual, siswa dinyatakan tuntas belajar jika telah mencapai tingkat pemahaman materi 70% yang ditunjukkan dengan perolehan nilai tes formatif 70 atau lebih. Kriteria yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan perba ikan pembelajaran adalah jika ada peningkatan hasil belajar secara klasikal dan individual, serta minimal 90% dari siswa tuntas dalam belajar, maka intervensi yang
dilakukan dikatakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan keaktifan siswa diamati saat pembelajaran berlangsung, siswa menjawab maupun mengajukan pertanyaan, interaksi antar siswa ketika siswa melakukan kerja kelompok, dalam kegiatan kerja kelompok dicatat keterlibatan masing-masing siswa.
Instrumen Penelitian, Dalam pengumpulan data peneliti sebagai instrumen utama dengan dibantu oleh rekan sejawat untuk menjaga keabsahan data. Dalam melaksanakan penelitian ini, cara yang ditempuh peneliti yaitu mengadakan penelitian langsung di lapangan sebagai partisipan yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan-pengamatan dan pencatatan pada gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian, yang mana observer berada diantara orang yang diobservasi, dan sekaligus berkedudukan sebagai pengamat.
HASIL PENELITIAN
Dari pembelajaran ini yang peneliti amati dari siswa adalah kemampuan untuk berdialog sesuai dengan naskah drama yang telah dipersiapkan dengan pengajaran dan praktek langsung melalui model pembelajaran role playing. Dari data yang diperoleh didapatkan bahwa sebagian siswa mampu berdialog. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang berlangsung sudah menunjukkan adanya peningkatan walaupun masih ada beberapa siswa yang memerlukan perhatian yang khusus.1. Siklus I
Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat dan kepala sekolah disimpulkan bahwa
pembelajara n yang dilaksa nakan sudah menunjukkan kemajuan. Hal ini ditunjukkan dengan siswa mencapai tingkat penguasaan materi yang semakin meningkat, yang dibuktikan dengan pencapaian nilai yang meningkat.
Tindakan perbaikan pembelajaran I difokuskan agar siswa memahami cara membaca pusi yang benar. Penerapan pembelajaran model ini memang belum dapat dilaksanakan secara optimal, karena siswa masih sangat tergantung pada instruksi guru (peneliti). Untuk subjek penelitian yang masih melakukan kesalahan diberikan bimbingan langsung.
2. Siklus II
Pada siklus II, peneliti telah berusaha menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, dan subjek penelitian suda h menampakan antusiasme dan motivasi yang tinggi. Hal ini nampak dari keberanian siswa untuk berbicara dan mencoba membaca naskah drama dengan baik. tujuan pembelajaran sudah tercapai. Pada saat pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus kedua, siswa kelas V mengalami perubahan tingkah laku. Siswa penuh kosentrasi mengikuti pembelajaran. Banyak siswa yang mengajukan pertanyaan seputar pembacaan bermain drama.
SIMPULAN A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diur aikan di atas da pat diambil beberapa kesimpulan :
1. Dalam penyajian materi bahasa Indonesia dalam bentuk teks drama akan lebih mudah diterima siswa dengan menggunakan metode role playing.
2. Pemberian contoh berdialog melalui bermain peran memudahkan siswa untuk memahami materi.
3. Siswa akan mudah memahami materi jika diberikan banyak latihan dan bimbingan.
B . Saran Tindak Lanjut
1. Dalam pembelajaran ini guru mengalokasikan waktu yang cukup, Setelah adanya penelitian ini, guru hendaknya menerapkan penggunaan media gambar dalam proses pembelajaran. Dengan guru menerapkan stra tegi pembelajaran ini pada poses pembelajaran diharapkan proses pembelajaran akan lebih menarik, menyenangkan, dan siswa tidak bosan maupun jenuh selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. 2. Terhadap siswa, Setelah diadakan penelitian ini, siswa hendaknya dapat menjalin hubungan baik dengan guru agar proses pembelajaran terasa nyaman dan menyenangkan dan hendaknya siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta.
Anonim, defi nisi dialog.http:// www.galeripustaka.com/2013/03/definisi-syarat-dan-manfaat-dialog.html
Hardjana, Agus M. 2007. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta : Kanisius Hamalik, Oemar, 1990. Perencanaan Pengajaran
Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Role playing, http://s1pgsd.blogspot.co.id/2012/11/ model pembelajaran-role-playing.html
Drama,http://www.pengertianahli.com/2013/10/ pengertian-drama-dan-jenis-drama.html#
Wija yanto, Asul. 2007. Terampil Bermain Drama. Jakarta: Grasindo.
https://dyahaningsih.wordpress.com/2013/07/09/ naskah-drama-perjuangan-melawan-penjajah-belanda/