8 BAB I
PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
1.1.1. Kepedulian Pemuda Terhadap Lingkungan dan Pertanian
Indonesia merupakan negara agraris dan maritim yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat melimpah dan berpotensi tinggi dapat mensejahterakan rakyatnya apabila diimbangi dengan sumber daya manusia yang berkompeten. Salah satu profesi yang sangat berjasa dalam pengolahan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup manusia adalah petani, namun sayangnya tak kurang dari 80 oersen petani yang ada di Indonesia berusia lebih dari 50 tahun (bukan usia produktif). Kebanyakan dari mereka tidak berpendidikan tinggi, ilmu pengetahuannya tidak dapat mengimbangi kemajuan kuasa teknologi dan akses informasi sehingga mereka pun memiliki keterbatasan untuk menjual hasil produksinya. Keterpurukan petani semakin lengkap, ketika dari hari ke hari lahan pertanian semakin menciut tergusur oleh perkembangan kota unruk daerah permukiman, komersial, hingga industri. Petani tersaru-maruk memperbaiki nasib. Akibatnya profesi petani bagi sebagain pemuda dipandang sebelah mata. Dianggap sebagai profesi rendah yang tidak memiliki masa depan, dan harus dilupakan. Dikubur bersama tanah air yang sejatinya subur dan makmur.1
Makna pembangunan yang paling sederhana, sering diumpamakan sebagai perubahan hari esok akan lebih baik dari hari ini. Dengan demikian, pembangunan nasional yang dewasa ini dengan berbagai fenomenanya, akan kentara dampaknya baik terhadap gaya maupun kualitas hidup masyarakat, ditinjau dari tingkat kesejahteraannya. Untuk mendukung terwujudnya upaya pembangunan tersebut, segala bentuk sumber daya perlu diupayakan seoptimal mungkin, termasuk sumber daya manusianya.
1
9 Remaja (pemuda) generasi penerus bangsa adalah modal sumber daya manusia paling dasar untuk pembangunan dimasa mendatang. Melalui pembekalan sejak dini, diharapkan akan timbul kepedulian terhadap hal-hal positif, khususnya terhadap lingkungan, selain memperoleh pembekalan, peran masyarakat (pemuda) juga untuk memiliki pengetahuan yang ada di lingkungannya (kearifan lokal) sehingga pemuda dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Kehadiran sebuah Learning Center dirasa merupakan sebuah solusi yang tepat, mengingat tujuan yang ingin dicapai adalah mengembangkan potensi sumber daya manusia khususnya remaja dengan menjadi sebuah wadah sarana rekreasi, dan pembelajaran, penyaluran informasi antara profesional, petani, dan pemuda (remaja). Sehingga antar subjek dapat saling bermanfaat, dan melengkapi informasi dari satu dengan yang lain, pemuda remaja dapat belajar dari petani pun dengan profesional dengan belajar dari pengalaman yang dimiliki petani, dan profesional pun dapat membagikan ilmunya dengan teknologi yang dapat diterapkan untuk kemajuan pertanian bagi petani.
1.1.2. Gunung Kidul Sebagai Salah Satu Kabupaten Miskin Bertanah Tandus Kabupaten Gunung Kidul merupakan salah satu ikon atau potret daerah miskin di Indonesia. Pada dasawarsa 80'an, Gunung Kidul terkenal dengan kekeringan dan bahan makanan gaplek (singkong kering yang dijemur). selain itu, Gunung Kidul pada era tersebut terkenal sebagai suplier buruh rumah tangga di ibukota Jakarta. Kondisi semacam itulah yang menjadikan Gunung Kidul dikenal sebagai daerah miskin. Gunung Kidul merupakan satu dari 5 kabupaten/kota yang berada diwilayah Propinsi D.I. Yogyakarta mempunyai luas wilayah 1.485,38 km2, yang merupakan 46,63% dari wilayah provinsi DIY.
Luas wilayah dan sangat beragamnya kondisi geografis menyebabkan permasalahan kemiskinan di Gunung Kidul menjadi spesifik. sampai saat ini Gunung Kidul masih menghadapi masalah kemiskinan dalam kategori miskin masih cukup tinggi. Kemiskinan di Gunung Kidul hampir merata di semua kecamatan dan masih didominasi kemiskinan di daerah pedesaan. Tercatat 50%
10 kecamatan dari 18 kecamatan yang ada mempunyai keluarga miskin di atas 50% dari jumlah KK di kecamatan yang bersangkutan. Selebihnya, angka kemiskinan berkiar antara 30%-49%.
1.1.3. Gunung Kidul Memiliki Potensi Energi Alternatif dan Objek Wisata
Sektor pariwisata merupakan peluang yang sangat potenisal untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat yang memiliki multiple effect yang sangat luas. Pembangunan potensi wisata dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan daerah, memberdayakan perekonomian masyarakat, dan memperluas lapangan pekerjaan.
Kabupaten Gung Kidul provinsi daerah istimewa Yogyakarta merupakan wilayah yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, beberapa diantaranya: berupa keindahan alam kawasan pantai, dan keindahan khas bukit-bukit kars yang didalamnya terdapat gua dan sungai bawah tanah. Kabupaten Gunung Kidul juga mempunyai panjang pantai yang cukup luas terletak di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, membentang sepanjang sekitar 65 Km dari Kecamatan Purwosari sampai Kecamatan Girisubo. Potensi hasil laut dan wisata sangat besar dan terbuka untuk dikembangkan.2
Laut dan pantai merupakan suatu objek dan tujuan wisata, karena didalamnya terdapat daya tarik yang menjadikan orang berkeinginan untuk berkunjung ke tempat tersebut. Padahal, secara alamiah banyak sumber potensi energi alternatif justru terdapat di daerah yang mempunyai objek wisata yang potensial. Perpaduan dua kepentingan tersebut sebetulnya dapat saling menguntungkan. Didalam perkembangannya, wisata dewasa ini sangat kompleks karena berbagai tuntutan variasi, tantangan dan sesuatu yang baru dari masyarakat terhadap suatu kegiatan rekreasi.
Pada sepanjang tepian pantai baik yang bersifat publik maupun privat merupakan sarana yang baik bagi pendidikan semua orang mengenai bergagai hal.
2
11 Untuk itu, maka perlu dilestarikan dengan berbagai fasilitas terpadu meliputi pendidikan, rekreasi, dan entertaiment yang baik untuk publik.
1.2. PERMASALAHAN
Lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini meliputi permasalahan umum (non arsitektural) dan permasalahan khusus (arsitektural) antara lain sebagai berikut:
1.2.1. Permasalahan Non Arsitektural
Permasalahan non arsitektural merupakan tanggapan terhadap kebutuhan kawasan akan fasilitas yang tepat dalam pengembangan Environmental Learning
Center yang berperan dalam pengembangan lingkungan penunjang edukasi dan
rekreasi.
1. Bagaimana peran dan fungsi Environmental Learning Center dapat menjadi sarana pendukung aktivitas edukasi, dan rekreasi yang dapat meningkatkan pendapatan perekonomian masyarakat setempat
2. Bagaimana peran dan fungsi Environmental Learning Center dapat menjadi jembatan penghubung pemberdayaan masyarakat setempat dengan pelaku kegiatan yakni peneliti kepada masyarakat, masyarakat kepada pengunjung, dan peniliti kepada pengunjung
3. Bagaimana peran dan fungsi Environmental Learning Center dapat menjadi penunjang konservasi kelestarian lingkungan alam sekitar tapak
1.2.2. Permasalahan Arsitektural
Permasalahan arsitektural merupakan tanggapan terhadap isu-isu terkait kelestarian lingkungan sehingga Encironmental Education Center dapat dijadikan sebagai fasilitas penunjang pengembangan lingkungansekaligus tempat wisata rekreasi dan edukasi alam yang mampu memenuhi perancangan arsitektur yang baik.
1. Bagaimana peran dan fungsi sebuah Environmental Learning Center dapat menjadi sarana untuk menyadarkan pengunjung agar kembali peduli terhadap lingkungan sekitar
12 2. Bagaimana pengorganisasian ruang yang aktif dan kontekstual sehingga dapat
menjawab kebutuhan fungsi sebuah Environmental Learning Center pada tapak 3. Bagaimana aplikasi teori Biomimicry Architecture merespon permasalahan desain
Environmental Learning Center
1.3. TUJUAN DAN SASARAN
1. Mengajak kepada masyarakat, pemuda pada khususnya untuk peduli terhadap keberlangsungan lingkungan hidup dan pertanian
2. Memberdayakan masyarakat Gunung Kidul untuk turut serta aktif dalam pembangunan lingkungan pariwisata demi menunjang perekonomian masyarakat setempat
3. Mengedukasi peneliti, pengunjung, dan relawan terhadap isu konservasi keberlangsungan lingkungan hidup.
1.4. METODA 1. Observasi
Kegiatan ini meliputi survey lapangan berupa gambar, foto, dan data skematik untuk mendapatkan penjelasan mengenai fungsi Environment Education Center yang akan dirancang.
2. Studi Literatur
Lingkup studi literatur terkait Environmental Learning Center dengan segala aspek dari denah, sirkulasi, pprogram ruang, pencahayaan, hingga tempat parkir. Penjelasan dan penerapannya terkait dalam buku-buku penelitian dan literatur lainnya.
3. Studi Kasus
Kegiatan ini meliputi studi komparasi bangunan Environmental Learning Center yang ada di beberapa negara dan beberapa konsep yang mengacu pada metode perancangannya.
13 1.5. KEASLIAN PENULIS
Dalam penulisan tugas akhir dengan judul "Nature and Environment Education
Center di Kawasan Gunung Kidul Dengan Pendekatan Biomimicry Architecuture"
terdapat beberapa sumber atau acuan yang diambil untuk dijadikan data sebagai proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
1. Tugas akhir Tri Aji Prabandaru (06/194649/TK/31853)
Dengan judul : "Permagarden: Dining and Landscape" Restoran Lansekap Permakultur
2. Tugas Akhir Stefani Setio Widjaja (06/193003/TK/31382)
Dengan Judul : Revitalisasi Stasiun Maguwo Lama Pengembangan fasilitas Railway Learning Center Sebagai Pembelajaran dan Pengetahuan Masyarakat
3. Tugas akhir Diva calista Brahmana (11/313271/TK/37860)
Dengan judul : Botanical Tropicarium di Kota Bumi Serpong Damai (BSD City) Tangerang Dengan Teori Biomimetik : Cocoon Warp
4. Tugas Akhir Eka Pradhistya Prasidhanta (12/333301/TK/39703)
Dengan Judul : Subak Learning Center Dengan Pendekatan Landscape As Architecture
Dari ketujuh Pra Tugas Akhir diatas memiliki beberapa persamaan diantaranya: Sekolah berbasis alam, dan pendekatan dengan teori Biomimicry Architecture. Namun, sejauh penulis ketahui, penulisan mengenai perancangan Nature and Environment
Education Center yang berada di kawasan Gunung Kidul Dengan Pendekatan Biomimicry Architecture Belum pernah dilakukan.
14 1.6. SISTEMATIKA PENULISAN
1.6.1. BAB I Pendahuluan
Bab pendahuluan berisi tentang latar belakang, permasalahan, dan tujuan yang menjadi dasar-dasar dalam menyusun tulisan ini. Pada bab ini juga dijelaskan sistematika penulisan, dan kerangka pemikiran penulis dalam menyusun tulisannya.
1.6.2. BAB II Tinjauan Pustaka
Bab tinjauan pustaka menjelaskan tentang dasar-dasar teori serta pendekatan yang digunakan untuk mendukung proses penyelesaian dari permasalahan-permasalahan yang dijadikan topik pembahasan pada penulisan. Secara umum berisi tentang penjelasan Education Center, fungsi, aktivitas dan prinsip dsain Education Center serta teori pendekatan Biomimicry Architecture dalam kaitannya terhadap penyelesaian permasalahan desain.
1.6.3. BAB III Deskripsi dan Analisis Tapak
Bab deskripsi dan analisis tapak merupakan deskripsi dari lokasi yang dijadikan sebagai tapak terpilih. Menjelaskan tentang profil, potensi, kekurangan, ancaman, dan keunggulan dari tapak terpilih.
1.6.4. BAB IV Pendekatan Konsep Perancangan
Bab pendekatan konsep perancangan memaparkan kebutuhan ruang pada sebuah area Education Center, hubungan antara ruang dan sirkulasi, serta pendekatan-pendekatan berbagai alternatif konsep perancangan desain yang akan menjadi pertimbangan pada desain akhir.
1.6.5. BAB V Konsep Perancangan
Bab V Konsep perancangan berisikan tentang konsep yang dijadikan sebagai dasar pemilihan dalam penyelesaian masalah dan arahan perancangan desain yang menghasilkan konsep skematik yang akan menjadi dasar perancangan.
15 1.7. KERANGKA PEMIKIRAN
Grafik 1: Kerangka Pemikiran Penulis