• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA PERFORMANSI MSS STAND ALONE DAN MSC IN POOL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISA PERFORMANSI MSS STAND ALONE DAN MSC IN POOL"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISA PERFORMANSI

MSS STAND ALONE DAN MSC IN POOL

4.1. Analisa Sistem

Tujuan dari analisa ini adalah sebagai peningkatan kualitas dari layanan Voice khususnya di jaringan Indosat agar dapat mencapai KPI ( Key Performance Indikator ) yang telah ditentukan.

Analisa merupakan tahapan penting dalam sebuah perancangan sistem. Analisa disini maksudnya adalah mengamati perilaku sistem yang akan dibangun agar dapat mencapai indikator yang lebih baik dari penggunaan sistem sebelumnya, dalam hal ini adalah penggunaan perangkat MSC/MSS yang tergabung didalam konfigurasi MSC IN POOL dijaringan Indosat.

4.2. MSS STAND ALONE 4.2.1 Kondisi Awal

Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah pelanggan dari waktu kewaktu, meuntut PT. Indosat, Tbk untuk selalu menambah kapasitas VLR di MSC nya. Sedangkan peningkatan jumlah pelanggan yang cukup signifikan pada suatu MSC akan berpengaruh hususnya pada kondisi:

1. VLR Utilisai

Dengan semakin tingginya VLR utilisasi pada sebuah MSC secara otomaris akan berdampak pula dengn meningkatnya CP Load di MSC tersebut.

2. CP Load MSC

CP LOAD ( Central Processor Load ) merupakan Prosessor Utama di dalam SC dan MSS yang sangat menentukan avilibiltas sebuah MSC dan MSS. Untuk meningkatkan kualitas jaringan dan pencapaian jumlah pelanggan yang maksimal, maka pada sekitar pertengahan tahun 2005, Indosat mulai menimplementasikan perangkat MSS yang secara perlahan akan menggantikan perangkat MSC di jaringan Indosat. MSS ini mempunyai

(2)

kapasitas VLR hingga mencapai 1.200.000 pelanggan, sedangkan MSC hanya mempunyai kapasitas VLR hingga 500.000 pelanggan.

Gambar 4.1. Grafik Kapasitas VLR in MSS vs Subscribers

Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan pelanggan, mengakibatkan kapasitas VLR di MSC-MSC menjadi penuh terutama pada jam sibuk. Pada Gambar 4.2 terlihat bahwa peningkatan jumlah pelanggan yang ter Attach meningkat secara signifikan di MSC-MSC tersebut, bahkan peningkatan jumlah pelanggan disuatu MSC ( MJK08 ) mencapai hingga 95,73%.

(3)

Gambar 4.2. Grafik Kapasitas VLR in MSC vs Subscribers

Peningkatan jumlah pelanggan dalam suatu MSC, akan secara otomatis membuat CP Load dari MSC tersebut menjadi tinggi, yang secara langsung pula akan berdampak pada terjadinya bloking service ke pelanggan.

CPLOAD adalah merupkan Processor Utama didalam MSC yang memproses semua kegiatan didalam suatu MSC dimana salah satu fungsinya adalah untuk memproses semua kegiatan yang berhubungan dengan Call Processing dan tingkat utilisasi CP LOAD salah satunya dipengaruhi oleh besarnya jumlah pelanggan yang melakukan aktivitas di MSC tersebut.

Sesuai dengan rekomendasi dari Vendor terkait dalam hal ini Ericsson sebagai salah satu Vendor MSC, merekomendasikan CP Load dalam suatu MSC harus tidak boleh melebihi 80% utilisasi dari CP Load MSC, karena apabila CP load sudah mencapai 80% akan secara otomatis MSC akan memberlakukan Call Service Limitation untuk menghindari terjadinya “ MSC RESTART”

(4)

Gambar 4.3. Grafik CPLOAD vs CALL REJECTION

Dari potert gambar 4.3 diatas, dapat dilihat bahwa pada MJK06 dan MJK08 CP LOAD menembus angka 80 % dan Call Rejection yang terjadi khususnya pada MJK08 samapai dengan rata-rata 5000 call.

Berdasarkan dengan gambar 4.3 diatas pula dapa di simpulkan bahwa semakin tingginya CP LOAD di masing-masing MSC akan berdampak pada semakin besar pula CALL REJECTION yang terjadi di dalam MSC tersebut yang pada akhirnya akan mengurangi tingakat service ke pelanggan dan juga akan mengurangi pendapatan bagi Indosat.

4.2.2 Implementasi MSS

Diawal implementasi MSS, Indosat langsung membangun 9 perangkat MSS di daerah DKI Jakarta terutama untuk melayani daerah Inner city Jakarta. terlihat jelas bahwa MSS mempunyai kapasitas VLR yang lebih besar dibandingkan MSC monilitik. Kapasitas terpasang dari MSS hingga mencapai dua kali lipat dibandingkan dengan kapasitas MSC monolitik. Dengan kondisi seperti ini diharapkan dapat melayani jumlah subscriber yang lebih banyak sesuai dengan pertumbuhan pelanggan Indosat. Gambar 4.4 menunjukan Kapasitas VLR pada

(5)

MSS berbanding dengan jumlah subscriber di awal implementasi MSS dengan persentase rata-rata uitilasi kapasitas VLR adalah 21% sampai dengan 27% .

Gambar 4.4. Grafik Kapasitas VLR in MSS vs Subscribers

4.2.3 Migrasi ke MSS

Pembangunan sebanyak 9 perangkat MSS di Jakarta adalah juga merupakan salah satu bagian dari proses migrasi yang akan dilakukan guna mengurangi CPLOAD yang tinggi yang terjadi pada perangkat MSC. Dengan melihat kondisi kapasitas MSS yang cukup besar serta dengan memperhatikan kondisi CPLOAD yang sangat rendah, secara bertahap Indosat memigrasikan pelanggannnya dari MSC ke MSS. Gambar 4.5 dibawah ini menunjukkan tingkat kapasitas VLR terpasang dan jumlah subscriber pada masing-masing MSS setelah dilakukannya proses migrasi, dimana utilisasi VLR rata-rata di setiap MSS adalah berkisar antara 40% samapi dengan 60%.

(6)

4.5. Grafik Kapasitas VLR in MSS vs Subscribers

Gambar 4.6 menunjukkan grafik CP LOAD sampai dengan berakhirnya proses migrasi dari MSC ke MSS dan ditambah dengan pertambahan pelanggan yang aktif di MSS tersebut, kondisi CPLOAD tertinggi yang terjadi hanya mencapai 40% pada MJK13, dan CALL REJECTED yang terjadi pun sangat kecil dan boleh dikatakan tidak ada yang disebabkan oleh CPLOAD yang tinggi akibat penuhnya VLR CAPACITY di MSS.

(7)

4.3 MSC IN POOL 4.3.1 Kondisi Awal

Sebagai solusi untuk peningkatan kapasitas maka Indosat membangun MSS sebagai solusinya. Kemudian Indosat terus membangun MSS sebagai pengganti MSC sehingga sampai dengan saat ini Indosat mempunyai kurang lebih 24 MSS di wilayah Jakarta.

Dengan Kondisi 24 MSS ini yang mempunyai kapasitas yang besar hingga 1,2 juta VLR Capacity per MSS nya sudah boleh dikatakan bahwa Indosat mempunyai kapasitas yang besar untuk melayani pelanggannya.

Dan untuk meningkatkan terus layanan ke pelanggan, Indosat menerapkan konfigurasi baru sebagai konfigurasi lanjutan yang disebut dengan “MSC IN

POOL”.

4.3.2 MSC IN POOL

MSC IN POOL adalah merupakan salah satu solusi yang cukup baik

sekali guna memaksimalkan kapasitas, availibilitas serta meningkatkan efisiensi bagi Indosat. Seperti kita ketahui bersama bahwa dengan tingginya tingkat mobilitas pelanggan dan semakin tinggi pula tuntutan pelanggannya dalam melakukan aktivitas di jaringan Indosat. Untuk itulah Indosat menerapkan MSC

IN POOL.

4.3.2.1 Area MSC IN POOL

Area yang dimplementasikan MSC IN POOL oleh Indosat adalah wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Barat dan Jakarta Timur. Area ini dipilih karena merupakan kombinasi antara wilayah perkantoran dan wilayah tempat tinggal. Dimana pada jam kantor untuk wilayah Jakarta Pusat dan sebagian wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Barat akan mengambil porsi terbesar dalam pemenuhan kapasitas MSS. Sedangkan setelah jam kantor berakhir, wilayah sebagian wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Barat akan mengambil porsi terbesar dalam pemenuhan kapasitas MSS. Adapaun daerah layanan MSS masing masing adalah sebagai berikut:

(8)

• MJK21 melayani sebagian daerah Jakarta Pusat, yaitu Sudirman Area, Thamrin Area.

• MJK19 melayani sebagian daerah Jakarta Barat, yaitu Daan Mogot, Kedoya, Meruya dan Kebon Jeruk.

• MJK15 melayani sebagian daerah Jakarta Timur, yaitu Percetakan Negara, Rawamangun dan Jati Negara.

Gambar 4.7. Konfigurasi MSC IN POOL

4.3.2.2 Penerapan MSC IN POOL

Dalam penerapan MSC IN POOL, faktor utama yang harus diperhatikan adalah :

• Jumlah Kapasitas VLR

• Jumlah rata-rata Subscriber Registered di VLR • Tingakat CP LOAD rata-rata

(9)

¾ Kapasitas VLR

Kapasitas terpasang VLR didalam MSS harus sangat diperhatikan dalam penerapan MSC IN POOL ini, karena pada MSC IN POOL suscriber yang masuk kedalam POOL AREA akan didistribusikan secara merata ke MSS-MSS yang termasuk dalam AREA POOL tersebut. Kapasitas masing-masing MSS adalah 1,2 juta VLR terpasang.

¾ Subscriber Registered di VLR

Berikut perbandingan distribusi suscriber di ketiga MSS tersebut ( MJK21, MJK19, MJK15 ) sebelum dan sesudah di terapkannya MSC IN POOL

Gambar 4.8. Grafik Subscriber Registered Statistic Sebelum penerapa MSC IN POOL

Pada gambar 4.8 menunjukkan distribusi jumlah subscriber registered di MJK15, MJK19, MJK21 sebelum di jadika sebagai MSC IN POOL. Pada rentan waktu yang sama terlihat jelas bahwa jumlah subscriber yang teregistered di ketiga MSS tersebut tidak merata sesuai dengan daerah yang cover oleh ketiga MSS tersebut, dimana di MJK 15 menempati jumlah terendah yaitu berkisar antara rata-rata 234 ribu sampai dengan 248 ribu subscriber, MJK19 dengan

(10)

jumlah subscriber rata-rata berkisar anatara 396 ribu samapai dengan 457 ribu subscriber dan MJK21 menempati tempat teratas yaitu dengan antara rata-rata 586 ribu sampai dengan 651 ribu subscriber.

Gambar 4.9. Grafik Subscriber Registered Statistic Setelah penerapan MSC IN POOL

Pada gambar 4.9 menunjukkan distribusi jumlah subscriber registered di MJK15, MJK19, MJK21 setelah pada ketiga MSS tersebut diterapkan MSC IN

POOL. Terlihat pendistribusian subscriber yang teregistered di ketiga MSS

tersebut boleh dikatakan hampir merata.

Dari dua gambar grafik diatas ( Gambar 4.8 dan Gambar 4.9 ) dapat kita lihat perbandingan dan perbedaan dalam pendistribusian Subscriber Registered di masing-masing VLR di dalam masing-masing MSS.

Didalam Area MSC IN POOL, Subscriber yang masuk di dalam Area Pool akan didistribusikan hampir secara merata ke MSS-MSS yang ada didalam Area MSC IN POOL tersebut.

(11)

¾ CP LOAD

CP LOAD merupakan salah satu hal yang sangat penting yang harus

dijaga tingkat kenaikannya. Seperti telah disebutkan diatas, CPLOAD adalah merupkan Processor Utama didalam MSC yang memproses semua kegiatan didalam suatu MSC dimana salah satu fungsinya adalah untuk memproses semua kegiatan yang berhubungan dengan Call Processing dan tingkat utilisasi CP

LOAD salah satunya dipengaruhi oleh besarnya jumlah pelanggan yang

melakukan aktivitas di MSC tersebut. Dengan semakin sering tingkat CP LOAD yang tinggi maka akan berdampak pada:

• Call limitation

• System restart ( Availibilitas Perangkat)

• Memperpendek life time MSS ( Jangka Panjang )

Adapun faktor utama yang membuat tingkat CP LOAD MSS menjadi naik adalah:

• Subscriber yang aktif di MSS tersebut. • Tingkat Transaksi Signalling yang tinggi

• Kegiatan Maintenance yang dilakukan oleh system sendiri atau pun yang dilakukan oleh operator MSS.

4.3.2.3 Keunggulan Dan Keuntungan MSC IN POOL

Setelah diterapkannya MSC IN POOL, banyak sekali keuntungan yang didapat yaitu:

™ Utilisasi Kapasitas VLR yang merata antar sesama MSS di dalam MSC

IN POOL

Pada gambar 4.10 terlihat kondisi pemerataan distribusi Subscriber pada setiap MSS yang termasuk dalam MSC IN POOL tersebut dimana pendistribusaian akan disesuaikan secara otamatis oleh MSS-MSS tersebut ke MSS Neighbouring nya yang masih lowong dalam hal menampung Subscriber. Adapun otomatisasi tersebut dilakukan dengan mengaktifkan parameter system di dalam MSS tersebut. Selisih jumlah Subscriber yang teregistered di keti MSS tersebut hanya berkisar antar 5 Ribu sampai dengan 10 Ribu Subscriber.

(12)

Gambar 4.10. Grafik Subscriber Registered Statistic

™ Tingkat CP LOAD yang merata pada jam yang sama

Dengan pendistribusian subscriber yang merata di setiap MSS didalam MSC IN POOL, akan berdampak pula dengan pemerataan tingkat kenaikan CP LOAD di masing-masing MSS di dalam MSC IN POOL. Pada gambar 4.11 menunjukkan pemerataan CP LOAD di ketiga MSS yang dijadikan MSC IN POOL. Selain itu CP LOAD tertinggi hanya mencapai angka 51%. Tingkat CP LOAD ini masih dibawah KPI CP LOAD yaitu maksimum 80%.

(13)

Gambar 4.11. Grafik CP LOAD Statistic

™ Tingkat Availibilitas dan Redudancy yang handal

Dalam meningkatkan kemampuan perangkat, secara berkala diadakan peningkatan atau renewing software didalam MSS-MSS tersebut yang kadangkala menyebakan MSS tersebut ”Down” . Apabila MSS tersebut ”DOWN” maka secara otoamtis MSS tersebut tidak dapat melayani kegiatan Subscriber yang teregister di MSS tersebut. Namun dengan MSC IN POOL, aktifitas subscriber yang sedang teregister di MSS yang sedang ” DOWN” tidak akan terganggu, karena secara otomatis akan dihandle oleh MSS neighbouringnya di dalam area MSC IN POOL tersebut.

Gambar

Gambar 4.1. Grafik Kapasitas VLR in MSS vs Subscribers
Gambar 4.2. Grafik Kapasitas VLR in MSC vs Subscribers
Gambar 4.3. Grafik CPLOAD vs CALL REJECTION
Gambar 4.4. Grafik Kapasitas VLR in MSS vs Subscribers
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini diperjelas dalam Pasal 4 ayat (1) yang berbunyi “Mineral dan batubara sebagai sumber daya alam tak terbarukan merupakan kekataan nasional yang dikuasai oleh

Reaktivitas : Tidak ada data tes khusus yang berhubungan dengan reaktivitas tersedia untuk produk ini atau bahan

Dibutuhkan modal pengetahuan teoritik yang cukup kuat dalam bidang Astrofisika Relativistik, Struktur dan Dinamika Galaksi, Teori Medan, Geometri Differensial,

Bagi peserta didik dapat meningkatkan minat belajar kimia dan motivasi dalam pembelajaran materi kimia organik, khususnya pada konsep mekanisme reaksi

Sebelum membuat query, tabel-tabel yang akan digunakan harus dihubungkan terlebih dahulu satu sama lain karena ketika membuat query kita akan menggunakan kombinasi

Di sekitar kawasan industri di Semarang yang selalu tergenang oleh banjir laut pasang, padat, tercemar industri, terjadi penurunan kualitas lahan, tetapi jumlah penduduk yang

Upaya Dinas Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat Membaca adalah suatu usaha yang dilakukan oleh pihak terkait dengan cara melakukan kegiatan mempromosikan buku,

Berdasarkan hasil analisis data pengelolaan pelatihan mendapat rata-rata 3,7 (sangat baik). Aktivitas peserta pelatihan dapat dikategorikan sangat baik dengan rata-rata