Daftar Isi
Halaman
Neraca ... 1 - 2 Laporan Laba Rugi ... 3 Laporan Perubahan Ekuitas ... 4 Laporan Arus Kas ... 5 - 6 Catatan atas Laporan Keuangan ... 7 - 47
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
1 Catatan 2009 2008 AKTIVA AKTIVA LANCAR
Kas dan setara kas 2e, 3 388.978.905 361.993.602
Piutang usaha pihak ketiga, setelah
dikurangi penyisihan piutang
ragu-ragu sebesar Rp Nihil
(2008: Rp 197.588) 2f, 4 36.325.471 9.257.600
Piutang lain-lain pihak ketiga, setelah
dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
sebesar Rp 826.006 (2008: Rp 3.600.446) 2f, 5 64.125.264 57.091.412
Persediaan, setelah dikurangi penyisihan
persediaan usang dan penurunan nilai realisasi
bersih sebesar Rp Nihil(2008: Rp 3.076.249) 2g, 6 1.014.436.077 747.226.958
Uang muka pajak 14a 102.569.637 300.911
Biaya dibayar di muka dan uang muka 7 35.422.300 39.114.058
JUMLAH AKTIVA LANCAR 1.641.857.655 1.214.984.541
AKTIVA TIDAK LANCAR
Piutang pihak yang mempunyai
hubungan istimewa 2c,31a 16.421.898 16.795.528
Aktiva pajak tangguhan, bersih 2o, 29c 36.316.364 57.866.748
Investasi pada perusahaan asosiasi 2h, 8 3.049.241 3.389.772
Investasi jangka panjang lainnya 2h 123.763 123.763
Aktiva tanaman perkebunan
Tanaman telah menghasilkan, bersih 2i, 2k, 9a 617.386.786 562.467.441
Tanaman belum menghasilkan 2i,2m,9b 617.362.296 481.278.222
Aset tetap, setelah dikurangi akumulasi
Penyusutan sebesar Rp 1.020.485.179
(2008: Rp 929.772.190) 2j,2k,2m,10 554.390.616 404.773.074
Aktiva lain-lain, setelah dikurangi akumulasi
amortisasi sebesar Rp 8.005.174
(2008: 6.545.019) 2g, 2l,11 44.249.659 50.017.214
JUMLAH AKTIVA TIDAK LANCAR 1.889.300.623 1.576.711.762
JUMLAH AKTIVA 3.531.158.277 2.791.696.303
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
2
Catatan 2009 2008
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN LANCAR
Pinjaman jangka pendek 12 493.957.178 165.000.000
Hutang usaha 13 526.014.939 206.954.470
Hutang pajak 2o, 14b 15.654.244 35.954.498
Biaya yang masih harus dibayar 2n, 15 171.312.095 304.287.569
Uang muka penjualan 2n, 16 74.744.546 55.662.352
Bagian kewajiban jangka panjang yang akan
jatuh tempo dalam waktu satu tahun 18 29.021.250 112.062.599
Kewajiban lancar lainnya 17 130.669.496 115.435.048
JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 1.441.373.748 995.356.536
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Hutang kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa 2c, 31b 60.426.628 33.671.371
Pinjaman jangka panjang, setelah dikurangi
bagian lancar 18 716.610.584 167.100.554
Hutang obligasi 19 6.000.000 295.071.378
Kewajiban imbalan kerja karyawan 2p, 20 127.315.366 169.558.912
Kewajiban tidak lancar lainnya - 4.191.845
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 910.352.578 669.594.060
JUMLAH KEWAJIBAN 2.351.726.326 1.664.950.596
EKUITAS
Modal saham:
Modal dasar – 1.000.000 saham
dengan nilai nominal Rp1.000.000
(angka penuh) per saham
Modal ditempatkan dan disetor -
365.000 saham 21 365.000.000 365.000.000
Selisih nilai transaksi antar entitas sepengendali 2t, 22 19.091.543 19.091.543
Saldo laba
Ditentukan penggunaannya 2q 735.238.157 550.041.839
Belum ditentukan penggunaannya 2q 60.102.251 192.612.325
JUMLAH EKUITAS 1.179.431.951 1.126.745.707
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
3
Catatan 2009 2008
PENJUALAN BERSIH 2n,24, 33 1.127.549.458 1.681.740.627
BEBAN POKOK PENJUALAN 2m, 30 875.721.460 1.201.139.770
LABA KOTOR 251.827.998 480.600.857
BEBAN USAHA
Beban pemasaran dan penjualan 2n,26 14.776.059 20.825.938
Beban administrasi dan umum 2n,27 103.538.885 140.306.071
Jumlah beban usaha 118.314.944 161.132.009
LABA USAHA 133.513.054 319.468.848
(BEBAN)/PENGHASILAN LAIN-LAIN
Rugi penurunan nilai persediaan 6 - (3.706.249)
Beban Keuangan 2m,28 (47.642.280) (36.385.663)
Beban piutang tak tertagih 2f - (1.318.774)
Laba/(rugi) selisih kurs, bersih 2b 2.545.537 (1.808.613)
Amortisasi beban penerbitan obligasi 19 - (928.622)
Laba/(rugi) penghapusan
aktiva tanaman perkebunan 9 - 5.711.329
Penjualan non komoditi 2n 5.332.880 4.733.742
Pendapatan bunga 2n 2.456.690 2.611.043
Beban lainnya, bersih 2n (12.312.381) (6.056.701)
Jumlah beban lain-lain, bersih (49.619.554) (37.148.508)
83.893.500 282.320.340
BAGIAN LABA PERUSAHAAN ASOSIASI 2h,8 - 352.378
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN BADAN 83.893.500 282.672.718
(BEBAN)/MANFAAT PAJAK PENGHASILAN
Pajak kini 2o,29a (22.298.156) (97.834.629)
Pajak tangguhan 2o,29b (1.493.093) 7.774.236
Jumlah beban pajak penghasilan (23.791.249) (90.060.393)
LABA BERSIH 60.102.251 192.612.325
Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2008 (diaudit) (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakn lain)
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
4
Selisih nilai Saldo Laba
transaksi
Modal antar entitas Ditentukan Belum ditentukan
Catatan Saham Sepengendali penggunaannya penggunaannya Jumlah
Saldo 31 Desember 2007 365.000.000 19.091.543 360.595.456 252.595.177 997.282.176
Laba bersih untuk periode enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2008 2a,23a - - - 192.612.325 192.612.325
Pembagian Dividen 2c,23b - - - (63.148.794) (63.148.794)
Pengalihan ke saldo laba yang sudah ditentukan
penggunaannya - - 189.446.383 (189.446.383) -
Saldo 30 Juni 2008 (diaudit) 365.000.000 19.091.543 550.041.839 192.612.325 1.126.745.707
Saldo 31 Desember 2008 365.000.000 19.091.543 550.041.839 260.839.886 1.194..973.268
Laba bersih untuk periode enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2009 2a,23a 60.102.251 60.102.251
Pembagian deviden 2c,23b (65.209.972) (65.209.972)
Pengalihan ke saldo laba yang sudah ditentukan
penggunaannya 185.196.318 (185.196.318) -
Penggunaan lain dari saldo laba berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (10.433.595) (10.433.595)
Saldo 30 Juni 2009 (tidak diaudit) 365.000.000 19.091.543 735.238.157 60.102.251 1.179.431.951
2009 2008
Deviden per saham (Rupiah penuh) 178.657 173.010
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
5
Catatan 2009 2008
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan 1.167.317.288 1.734.966.771
Pembayaran kas kepada:
Pemasok (928.230.630) (1.286.042.504)
Direksi dan karyawan (219.711.699) (241.136.694)
Kas yang dihasilkan (digunakan untuk)
dari aktivitas operasi 19.374.959 207.787.574
Penghasilan bunga 2.016.662 2.611.043
Pembayaran bunga (76.569.166) (47.812.779)
Pembayaran pajak penghasilan badan (36.307.559) (83.130.279)
Penerimaan/(pembayaran) lainnya, bersih - 588.295
Pembayaran denda pajak (1.366.166) (2.762.767)
Pembayaran tantiem 23b - -
Pembayaran Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan 23b - (3.481.611)
Kas bersih diperoleh (digunakan untuk)
dari aktivitas operasi (92.851.269) 73.799.476
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penerimaan deviden dari perusahaan asosiasi 500.049 369.788
Pembayaran untuk penambahan aktiva tetap dan
Hak Guna Usaha 10,11 (44.800.159) (43.577.225)
Pembayaran untuk penambahan tanaman belum
Menghasilkan 9 (70.085.113) (75.328.803)
Pencairan jaminan - 7.603.550
Kas bersih digunakan untuk aktivitas
Investasi (114.385.223) (110.932.690)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan dari pinjaman jangka pendek 12 283.958.202 150.000.000
Pembayaran pinjaman jangka pendek 12 (115.001.025) (185.000.000)
Penerimaan dari pinjaman jangka panjang 18 355.021.665 93.248.568
Pembayaran pinjaman jangka panjang 18 (333.287.433) (62.864.131)
Kas bersih diperoleh dari/(digunakan untuk)
Aktivitas pendanaan 190.691.409 (4.615.563)
PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS (16.545.083) (41.748.777)
PENGARUH SELISIH KURS (1.670.801) (184.763)
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 3 407.194.790 403.927.142
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 3 388.978.905 361.993.602
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
6
Catatan 2009 2008
Pengungkapan tambahan:
Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas:
Penambahan tanaman belum menghasilkan melalui:
Kapitalisasi beban bunga 20.200.552 11.165.038
Kapitalisasi beban administrasi dan umum - 12.447.914
Penambahan tanaman menghasilkan melalui:
Konversi tanaman belum menghasilkan - 116.279.755
7
1. UMUM
a. Pendirian dan informasi umum Perusahaan
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) (”Perusahaan”) didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1996, seperti yang dinyatakan dalam akta pendirian yang dibuat di hadapan Notaris Harun Kamil, S.H., No. 40 tanggal 11 Maret 1996 dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-8335.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996 dan telah diumumkan dalam tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 80 tanggal 4 Oktober 1996. Berdasarkan Akta No. 08 tanggal 11 Oktober 2002 dibuat di hadapan Sri Rahayu Hadi Prasetyo, S.H., Notaris di Tangerang, seluruh Anggaran Dasar Perseroan diubah dalam rangka penyesuaian dengan Undang-undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998, juncto Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2001. Perubahan tersebut disahkan dan diserahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C-20863HT.01.04.TH.2002 tanggal 25 Oktober 2002, serta telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 14 tanggal 18 Februari 2003, Tambahan No. 1365/2003. Selanjutnya, berdasarkan Akta No. 34 tanggal 13 Agustus 2008 yang dibuat di hadapan N. M. Dipo Nusantara Pua Upa, S.H., Notaris di Jakarta Timur, seluruh Anggaran Dasar Perusahaan disesuaikan dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan tersebut disahkan dan diserahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-55963.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 27 Agustus 2008 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No 86 tanggal 24 Oktober 2008.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996 dan, dalam rangka restrukturisasi Badan Usaha Milik Negara (”BUMN”) di bidang perkebunan, Pemerintah telah melakukan relokasi pengelolaan daerah perkebunan di bawah BUMN Perkebunan. Sehubungan dengan relokasi pengelolaan daerah perkebunan tersebut, Pada tanggal 11 Maret 1996, PT Perkebunan X (Persero), PT Perkebunan XXXI (Persero), eks Proyek PT Perkebunan XI (Persero) di Propinsi Sumatera Selatan, dan eks Proyek PT Perkebunan XXIII (Persero) di Propinsi Bengkulu telah dinyatakan bubar dan sejak tanggal tersebut digabung ke dalam perusahaan baru dengan nama PT Perkebunan Nusantara VII (Persero).
Sesuai dengan Pasal 3 - Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha utama Perseroan meliputi:
a) Pengusahaan budidaya tanaman meliputi pembukaan dan pengolahan lahan, pembibitan, penanaman dan pemeliharaan dan pemungutan hasil tanaman serta melakukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan pengusahaan budidaya tanaman tersebut;
b) Produksi meliputi pengolahan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak lain menjadi barang setengah jadi dan atau barang jadi serta produk turunannya.
c) Perdagangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan barang lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perseroan
d) Pengembangan usaha bidang Perkebunan, Agro Wisata, Agro Bisnis dan Agro Industri
Selain kegiatan usaha utama, Perseroan dapat melakukan kegiatan usaha dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk perumahan, apartemen, perkantoran, perhotelan, pengembangan kawasan industri dan atau pergudangan, pelabuhan, pusat perbelanjaan/mall, transportasi dan alat mesin pertanian, sumber daya energi, rumah sakit, pendidikan/pelatihan, penelitian, pupuk, telekomunikasi, pakan ternak, penggemukan sapi, ketahanan pangan, pengolahan kayu, pembuatan kompos, kontraktor pembangunan bidang perkebunan, konsultan bidang perkebunan dan/atau pengolahan hasil perkebunan, pengusahaan sarana dan prasarana yang dimiliki perseroan.
8
1. UMUM (lanjutan)
a. Pendirian dan informasi umum Perusahaan (lanjutan)
Perusahaan memiliki areal perkebunan yang tersebar di Provinsi Lampung, Sumatera Selatan, dan Bengkulu. Kantor Pusat Perusahaan terletak di Jalan Teuku Umar No. 300, Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Saat ini Perusahaan menguasai tanah seluas 127.895,67 hektar setelah pengukuran kembali (30 Juni 2008:127.895,67 hektar) untuk pengembangan perkebunan yang meliputi kelapa sawit, karet, teh, dan tebu dan menghasilkan produk minyak kelapa sawit, inti sawit, karet, gula dan teh.
Jumlah luas areal perkebunan yang telah mendapatkan sertifikat Hak Guna Usaha (HGU) sampai dengan tanggal 30 Juni 2009 adalah seluas 66.239,82 hektar yang terdiri dari 13.401,96 hektar berlokasi di Propinsi Sumatera Selatan, 9.791,28 hektar di Propinsi Bengkulu, dan 43.046,58 hektar di Propinsi Lampung. HGU tersebut akan berakhir pada periode antara tahun 2011-2040. untuk tanah seluas 3.252,9 hektar di Unit Usaha Kedaton telah dilakukan perpanjangan sertifikat HGU nya, sedangkan sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) sampai dengan 30 Juni 2009 adalah seluas 329,5272 Ha.
Perusahaan memiliki 15 (lima belas) pabrik pengolahan karet dengan jumlah keseluruhan kapasitas pengolahan 275 ton karet kering per hari, 7 (tujuh) pabrik kelapa sawit dengan jumlah keseluruhan kapasitas pengolahan 261 ton TBS per jam, 2 (dua) pabrik pengolahan inti sawit dengan jumlah keseluruhan kapasitas pengolahan 150 ton inti sawit per hari, 2 (dua) pabrik gula dengan jumlah keseluruhan kapasitas pengolahan 10.000 ton tebu per hari dan 1 (satu) buah pabrik teh dengan kapasitas pengolahan 40 ton pucuk daun segar per hari.
b. Karyawan, Direksi dan Komisaris
Pada tanggal 30 Juni 2009, Perusahaan memiliki masing-masing sejumlah 15.284 karyawan (2008: 15.878 karyawan).
Susunan Dewan Komisaris pada tanggal 30 Juni 2009 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha milik Negara Republik Indonesia (BUMN RI) No. KEP-187/MBU/2008 tanggal 24 September 2008, adalah sebagai berikut:
Komisaris Utama : Akmaludin Hasibuan
Komisaris : M. Saleh Ali
Komisaris : Hasanudin Ibrahim
Komisaris : Harun Sulkam
Komisaris : H. Anshori Mattjik
Komisaris : Razali Ishak
Susunan Dewan Komisaris pada tanggal 30 Juni 2008 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha milik Negara Republik Indonesia (BUMN RI) No. KEP-101/MBU/2006 tanggal 11 September 2006, yang dituangkan dalam Akta No.02-Notaris Agustina Suslistiowati tanggal 11 Juli 2007 adalah sebagai berikut:
Komisaris Utama : Ir. Subagyono Darmowiyono
Komisaris : Prof. DR. Ir. M. Saleh Ali, MSc
Komisaris : Soemeidi, BSc
Komisaris : Harun Sulkam, S.H
9
1. UMUM (lanjutan)
b. Karyawan, Direksi dan Komisaris (lanjutan)
Susunan Dewan Direksi pada tanggal 30 Juni 2009 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN RI) No. 134/MBU/2006 tanggal 27 Desember 2006, KEP-41/MBU/2007 tanggal 4 April 2007, Kep-116/MBU/2007 tanggal 4 Juli 2007, Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara BUMN RI) No. KEP-45/MBU/2009 tanggal 4 Maret 2009 dan KEP-81/MBU/2009 tanggal 7 April 2009, adalah sebagai berikut:
Direktur Utama : Drs. H. Andi Punoko, Ak
Direktur Produksi : Ir. Mardjan Ustha, MM
Direktur SDM & Umum : Budi Santoso, S.H
Direktur Keuangan : Ir. Boyke Budiono, MBA
Direktur Pemasaran dan Renbang : Ir. Gatot Bintoro, MM
Susunan Dewan Direksi pada tanggal 30 Juni 2008 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN RI) No. 134/MBU/2006 tanggal 27 Desember 2006, KEP-41/MBU/2007 tanggal 4 April 2007, Kep-116/MBU/2007 tanggal 4 Juli 2007, yang dituangkan dalam akta No.02 Notaris Agustina Sulistiowati tanggal 11 Juli 2007, adalah sebagai berikut:
Direktur Utama : Drs. H. Andi punoko, Ak
Direktur Produksi : Ir. H. Erwin Nasution
Direktur Keuangan : Ir. Boyke Budiono, MBA
Direktur SDM & Umum : Ir. Mardjan Ustha, MM
Direktur Pemasaran dan Renbang : Ir. Gatot Bintoro, MBA
Kompensasi yang disisihkan dan atau dibayarkan kepada Direksi Perusahaan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008 dalam bentuk gaji, bonus, tunjangan hari raya, dan tunjangan lainnya masing-masing sejumlah Rp 669.357 dan Rp 985.182. Sedangkan kompensasi yang disisihkan dan atau dibayarkan kepada komisaris Perusahaan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008 dalam bentuk honorarium, bonus, dan tunjangan hari raya masing-masing sejumlah Rp396.137 dan Rp426.198.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
Kebijakan akuntansi penting dan diterapkan secara konsisten dalam menyusun laporan keuangan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
a. Dasar penyajian laporan keuangan
Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu prinsip akuntansi yang mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), dan Peraturan
Badan Pengawas Pasar Modal - Lembaga Keuangan (BAPEPAM - LK) serta peraturan pemerintah dan standar akuntansi lainnya yang berlaku dalam penyajian laporan keuangan perusahaan perkebunan.
Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep biaya perolehan (historical cost) kecuali untuk persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi (the lower of cost or net realizable value), dan berdasarkan konsep akrual, kecuali untuk laporan arus kas.
Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan penerimaan dan pengeluaran kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
10
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing
Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama periode berjalan dalam mata uang asing dicatat berdasarkan nilai tukar yang berlaku pada saat transaksi terjadi. Pada tanggal neraca, seluruh aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dari penjabaran tersebut dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi periode yang bersangkutan, kecuali keuntungan atau kerugian akibat penjabaran pinjaman dalam mata uang asing yang digunakan untuk mendanai pembangunan aktiva tetap dan tanaman belum menghasilkan, dikapitalisasi, dan menambah harga perolehan aktiva tetap dan tanaman belum menghasilkan tersebut.
Kurs tukar mata uang asing yang digunakan pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008 (dalam Rupiah penuh) adalah sebagai berikut:
2009 2008
USD 1 10.140,00 9.225,00
c. Transaksi hubungan istimewa
Perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa“.
Semua transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan atau tidak sama dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam laporan keuangan. Transaksi Perusahaan dengan Badan Usaha Milik Negara/Daerah yang dilakukan dalam kegiatan usaha normal tidak diungkapkan sebagai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, kecuali untuk transaksi antar BUMN Perkebunan (Perkebunan Nusantara) atau asosiasi yang dibentuk oleh Perkebunan Nusantara dimana perlakuan transaksinya ditentukan oleh Perkebunan Nusantara.
d. Penggunaan estimasi
Penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi terhadap jumlah yang dilaporkan. Karena adanya unsur ketidakpastian yang melekat dalam melakukan estimasi, maka jumlah sesungguhnya pada periode yang akan datang dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasikan.
e. Kas dan setara kas
Kas dan setara kas meliputi kas, bank, dan deposito yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
f. Penyisihan piutang ragu-ragu
Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan penelaahan terhadap kemungkinan tidak tertagihnya piutang tersebut pada tanggal neraca.
g. Persediaan
Persediaan termasuk tanaman perkebunan semusim, yaitu tanaman yang langsung memberikan hasil dalam satu musim tanam. Akun tanaman semusim merupakan akumulasi beban-beban yang berhubungan dengan pengadaan bahan, pemupukan, dan perawatan bibit hingga panen. Sedangkan beban-beban yang berhubungan dengan pengadaan dan perawatan bibit tanaman semusim yang belum siap untuk berproduksi dilaporkan di neraca sebagai aktiva lain-lain (beban kebun tebu bibit).
11
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) g. Persediaan (lanjutan)
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value).
Harga perolehan persediaan dihitung berdasarkan metode “rata-rata bergerak” (moving average
method). Penyisihan persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap
keadaan persediaan pada tanggal neraca.
Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga jual yang wajar setelah dikurangi dengan taksiran biaya untuk menyelesaikan dan menjual persediaan barang jadi yang dihasilkan.
h. Investasi
Investasi pada perusahaan asosiasi
Perusahaan asosiasi adalah suatu badan usaha yang dimiliki Perusahaan, baik langsung maupun tidak langsung, dengan 20% atau lebih hak suara di badan usaha tersebut, atau Perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan namun tidak mengendalikan badan usaha tersebut.
Investasi pada perusahaan dengan kepemilikan saham antara 20% sampai dengan 50% dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. Dalam metode ekuitas, saldo penyertaan yang disajikan dalam neraca adalah harga perolehan dari penyertaan ditambah atau dikurangi dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan serta dikurangidengan pendapatan dividen.
Investasi jangka panjang lainnya
Investasi jangka panjang lainnya merupakan investasi untuk dimiliki oleh Perusahaan dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan. Investasi ini dapat berbentuk:
a) Kepemilikan saham kurang dari 20% dicatat sebesar nilai terendah antara harga perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasi; dan
b) Investasi jangka panjang dalam bentuk penyertaan saham yang nilai wajarnya tidak tersedia dicatat sebesar nilai terendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersihnya.
i. Tanaman perkebunan
Tanaman perkebunan diklasifikasi menjadi dua golongan, yaitu tanaman produksi dan persediaan. Tanaman produksi dibedakan menjadi tanaman belum menghasilkan dan tanaman telah menghasilkan. Tanaman yang langsung memberikan hasil dalam satu musim tanam diklasifikasikan sebagai persediaan.
Tanaman belum menghasilkan
Tanaman belum menghasilkan dinyatakan sebesar harga perolehannya dan dikelompokkan sebagai aktiva tidak lancar dan tidak disusutkan, harga perolehan tanaman belum menghasilkan, meliputi:
1) Biaya langsung seperti biaya-biaya pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pemupukan, dan pemeliharaan;
2) Bagian biaya tidak langsung, seperti alokasi biaya umum dan administrasi; dan
3) Kapitalisasi beban keuangan atas pinjaman yang digunakan untuk mengembangkan tanaman selama tanaman tersebut belum menghasilkan.
Tanaman telah menghasilkan
Harga perolehan tanaman belum menghasilkan direklasifikasi ke akun tanaman telah menghasilkan pada saat tanaman tersebut mulai menghasilkan. Jangka waktu suatu tanaman dinyatakan mulai menghasilkan ditentukan oleh pertumbuhan vegetatif dan berdasarkan taksiran manajemen, dengan ketentuan sebagai berikut:
12
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) i. Tanaman perkebunan (lanjutan)
1. Tanaman kelapa sawit dinyatakan sebagai tanaman menghasilkan apabila telah berumur tiga tahun dan 60% dari jumlah seluruh pohon per blok telah menghasilkan tandan buah atau dua lingkaran tandan telah matang atau berat rata-rata buah per tandan telah mencapai tiga kilogram atau lebih;
2. Tanaman karet dinyatakan sebagai tanaman menghasilkan apabila telah berumur lima tahun dan 60% dari jumlah seluruh pohon per blok sudah dapat dideres dan mempunyai ukuran lilit batang 45 cm yang diukur pada ketinggian satu meter dari pertautan okulasi; dan
3. Tanaman teh dinyatakan sebagai tanaman menghasilkan apabila telah berumur tiga tahun dan 60% daun dari jumlah seluruh pohon per blok telah dapat dipetik.
Penyusutan tanaman telah menghasilkan dimulai sejak harga perolehannya direklasifikasi dari tanaman belum menghasilkan dan dihitung dengan cara sebagai berikut:
Jenis aktiva tanaman Metode Tarif penyusutan per tahun
Tanaman telah menghasilkan - karet Garis lurus 4%
Tanaman telah menghasilkan - kelapa sawit Garis lurus 4%
Tanaman telah menghasilkan - teh Garis lurus 4%
j. Aset tetap
Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan Biaya perolehan mencakup pengeluaran untuk perbaikan, penggantian, pemugaran, dan peningkatan daya guna aktiva tetap yang jumlahnya signifikan. Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Penyusutan aset tetap dimulai sejak tanggal perolehan atau jika dibangun sendiri, aktiva dalam penyelesaian tersebut telah selesai dan siap untuk digunakan. Penyusutan aset tetap dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis golongan aset tetap yang bersangkutan dengan tarif sebagai berikut:
Jenis aset tetap Metode
Tarif penyusutan per tahun
Bangunan Garis lurus 5% - 6,66%
Mesin dan instalasi pabrik Garis lurus 12,50%
Jalan, jembatan dan saluran Garis lurus 6,25%
Peralatan angkut Garis lurus 20%
Peralatan kebun Garis lurus 20%
Peralatan kantor Garis lurus 10% - 20%
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Aset tetap yang sudah tidak dipergunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok asset tetap sebesar nilai bukunya dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi periode yang bersangkutan.
Bangunan dan prasarana dalam pembangunan merupakan akumulasi biaya bahan baku dan biaya-biaya lain, termasuk biaya pinjaman yang digunakan untuk membiayai aset selama masa pembangunan sampai saat aset tersebut telah selesai pembangunannya dan siap untuk digunakan. Semua biaya dipindahkan ke akun aset tetap yang bersangkutan pada saat asset tersebut siap untuk digunakan.
13
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) k. Penurunan nilai aktiva
Pada setiap tanggal neraca, Perusahaan menelaah ada atau tidaknya penurunan nilai aktiva apabila terjadi perubahan kejadian-kejadian atau keadaan-keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aktiva mungkin tidak dapat diperoleh kembali. Jika terdapat indikasi penurunan nilai aktiva, Perusahaan menaksir jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aktiva tersebut. Nilai yang dapat diperoleh kembali ditentukan oleh nilai yang lebih tinggi antara harga jual bersih dan nilai pakai. Kerugian penurunan nilai aktiva diakui apabila nilai tercatat aktiva atau unit yang menghasilkan kas melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Kerugian penurunan nilai aktiva diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
Nilai tercatat aktiva yang rugi penurunan nilainya telah diakui harus dinaikkan kembali menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali, hanya jika terjadi perubahan dalam taksiran yang digunakan untuk menentukan nilai aktiva yang dapat diperoleh kembali sejak saat terakhir kali rugi penurunan nilai diakui. Kerugian penurunan nilai aktiva dapat dipulihkan hanya jika nilai tercatat aktiva tidak melebihi nilai tercatat aktiva yang seharusnya diakui, setelah dikurangi depresiasi atau amortisasi, seandainya pada tahun sebelumnya tidak ada pengakuan rugi penurunan nilai atas aktiva tersebut.
l. Biaya tangguhan
Biaya-biaya yang mempunyai manfaat di kemudian hari dan melebihi akhir periode pembukuan dikapitalisasi dan diamortisasikan selama taksiran masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus, termasuk biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan legal hak atas tanah (Hak Guna Usaha) yang diamortisasi sepanjang umur hukum hak atas tanah tersebut.
m. Biaya keuangan
Biaya pinjaman yang digunakan untuk membiayai pembangunan aset tetap dan tanaman belum menghasilkan dikapitalisasi sampai saat pembangunan aktiva tetap telah selesai dan siap untuk digunakan atau saat tanaman mulai menghasilkan. Biaya pinjaman ini mencakup beban bunga, rugi selisih kurs, dan biaya pinjaman terkait lainnya.
n. Pengakuan pendapatan dan beban
Pendapatan dari penjualan diakui pada saat Perusahaan telah secara signifikan memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli. Pendapatan bunga diakui pada saat terjadinya (accrual basis). Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).
o. Pajak penghasilan
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang timbul antara aktiva dan kewajiban menurut fiscal dengan nilai tercatatnya menurut laporan keuangan pada tanggal neraca. Manfaat pajak masa yang akan datang, seperti sisa akumulasi rugi secara fiskal yang belum digunakan, juga diakui apabila besar kemungkinan bahwa manfaat pajak tersebut akan dapat direalisasikan.
Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan dihitung berdasarkan perkiraan tarif pajak yang berlaku pada periode ketika aktiva tersebut dimanfaatkan atau kewajiban dibayarkan, berdasarkan tariff pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substantial telah berlaku pada tanggal neraca.
Penyesuaian terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau pada saat keputusan atas keberatan telah ditetapkan jika Perusahaan mengajukan keberatan.
14
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) p. Imbalan kerja karyawan
(i) Imbalan jasa masa kerja karyawan
Imbalan jasa masa kerja diakui berdasarkan jumlah imbalan yang lebih tinggi antara Peraturan Perusahaan dengan imbalan yang diatur di dalam Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 (“UUTK”). Berdasarkan Perjanjian Kerja Bersama (“PKB”) antara Perusahaan dan karyawan, Perusahaan memberikan imbalan jasa masa kerja pension berupa imbalan pensiun manfaat pasti kepada karyawan yang telah mencapai usia pension normal pada umur 55-56 tahun sesuai dengan Peraturan Dana Pensiun Perkebunan (DAPENBUN). Jumlah kontribusi terdiri dari kontribusi karyawan yang dihitung sebesar 6% dari penghasilan dasar pensiun dan kontribusi Perusahaan yang dihitung secara aktuaris. Selain imbalan pensiun manfaat pasti, Perusahaan juga memberikan imbalan pasti lainnya berupa santunan hari tua, imbalan masa persiapan pensiun (“MPP”), cuti panjang, dan penghargaan masa kerja. Imbalan pasti lainnya tersebut tidak didanai.
Estimasi kewajiban yang diakui di neraca sehubungan dengan imbalan pasti masa kerja adalah nilai kini dari kewajiban imbalan pasti pada tanggal neraca dikurangi nilai wajar aktiva program, jika ada, serta disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian actuarial serta biaya jasa lalu yang belum diakui. Kewajiban imbalan pasti dihitung oleh aktuaria independen menggunakan metode projected unit credit.
Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari perubahan asumsi dan perbedaan antara asumsi aktuarial dengan kenyataan (experience adjustments) sejumlah yang lebih besar antara 10% dari aktiva program atau 10% dari kewajiban imbalan pasti, dibebankan atau dikreditkan pada laporan laba rugi selama rata-rata sisa masa kerja para karyawan yang bersangkutan.
Biaya jasa kini diakui sebagai beban periode berjalan. Biaya jasa lalu dibebankan langsung pada laporan laba rugi, kecuali bila perubahan terhadap manfaat program tergantung pada status kepegawaian pekerja di masa yang akan datang (periode vesting). Dalam hal ini, biaya jasa lalu diamortisasikan secara garis lurus sepanjang periode vesting.
(ii) Tantiem
Tantiem diberikan berdasarkan ketentuan Undang-undang yang berlaku dan merupakan bagian dari laba bersih Perusahaan pada tahun buku tertentu yang diperuntukkan bagi Dewan Komisaris dan Direksi.
Sebelum tahun 2007, jumlah tantiem untuk setiap tahun buku ditetapkan dan disahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan dikategorikan sebagai bagian dari pembagian laba Perusahaan.
Pada tahun 2007, Perusahaan telah mengubah kebijakan akuntansi tantiem tersebut dengan membuat penyisihan atas tantiem berdasarkan estimasi manajemen dan dibebankan pada laba rugi periode berjalan. Tantiem akan dibayarkan kepada Direksi dan Komisaris setelah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (”RUPS”). Selisih antara jumlah tantiem yang diestimasi oleh manajemen dengan jumlah yang disahkan oleh pemegang saham dibebankan atau dikreditkan pada periode dimana tantiem tersebut disahkan oleh RUPS.
Tantiem dan bonus interim disisihkan berdasar proporsional dari jumlah anggaran tahun berjalan yang disyahkan oleh pemegang saham.
15
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) p. Imbalan kerja karyawan (lanjutan)
(iii) Bonus
Bonus ditetapkan berdasarkan estimasi manajemen Perusahaan dan disahkan dalam RUPS. Selisih antara jumlah bonus yang diestimasi oleh manajemen dengan jumlah yang disahkan oleh pemegang saham dibebankan atau dikreditkan pada laporan laba rugi periode tahun dimana bonus tersebut disahkan dalam RUPS.
q. Penggunaan saldo laba berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
Sebelum tahun 2007, penggunaan saldo laba yang dilakukan atas dasar keputusan RUPS diperlakukan sesuai dengan isi keputusan tersebut. Penggunaan tersebut tidak terbatas pada pembagian dividen dan penyisihan untuk cadangan umum, tetapi termasuk pembagian tantiem, dan alokasi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (”PKBL”).
Sejak tahun 2007, penggunaan saldo laba berdasarkan RUPS hanya terbatas pada pembagian dividen dan penyisihan atas cadangan umum..
r. Informasi segmen
Informasi segmen disajikan berdasarkan segmen usaha yang teridentifikasikan. Suatu segmen usaha adalah suatu unit usaha yang dapat dibedakan dan menyediakan produk dan jasa yang berbeda dan dikelola secara terpisah. Informasi segmen dibuat sesuai dengan kebijakan akuntansi yang diadopsi dalam mempersiapkan dan menyajikan laporan keuangan.
s. Laba bersih per saham
Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah tertimbang saham ditempatkan dan disetor penuh selama tahun yang bersangkutan.
t. Restrukturisasi entitas sepengendali
Sesuai dengan PSAK No. 38, “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” yang diterapkan oleh Perusahaan sejak tanggal 11 Maret 1996, transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali, berupa pengalihan aktiva, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan merupakan perubahan kepemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga transaksi demikian tidak dapat menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun bagi entitas individual dalam kelompok perusahaan tersebut.
16
3. KAS DAN SETARA KAS
2009 2008
Kas 1.489.801 1.086.722
Kas di Bank Rekening Rupiah:
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk 105.609.784 64.491.328
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk 59.326.014 39.591.701
PT Bank Bukopin, Tbk 1.049.753 23.420.406
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk 190.306.842 20.821.450
PT Bank Agroniaga, Tbk 570.472 17.028.112
PT Bank Niaga, Tbk 2.152.278 1.747.902
PT Bank Perkreditan Rakyat Agroloka 5.738.581 1.645.754
PT Bank Sumsel 34.076 1.604.877
PT Bank Bengkulu 201.351 956.619
PT Bank DBS Indonesia - 294.484
PT Bank Internasional Indonesia, Tbk 172.805 169.637
PT Bank Ekspor Indonesia 14.622 -
365.176.578 171.772.270
Rekening Dolar Amerika Serikat:
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk 18.554.701 176.413.627
USD1.829.852 (2008:USD19.123.428)
PT Bank Bukopin, Tbk 257.825 9.415.983
USD25.427 (2008:USD1.020.703)
18.812.526 185.829.610
Deposito berjangka kurang dari tiga bulan:
Bank Perkreditan Rakyat Agroloka 3.500.000 3.305.000
3.500.000 3.305.000
388.978.905 361.993.602
Per tanggal 30 Juni 2009 kas diasuransikan terhadap risiko kerugian atas pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah nilai pertanggungan asuransi sebesar Rp87.465.000 (2008: Rp3.882.500).
Bunga deposito berjangka untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2009 adalah sebesar 8% - 12% (2008: 8% - 12%) per tahun.
17
4. PIUTANG USAHA PIHAK KETIGA
2009 2008
Wilson Global Trade Pte. Ltd 6.181.610 2.146.205
PT Wilson Trading Perkasa - 2.974.179
PT Karya Multiniaga Mandiri 4.672.659 1.002.290
Tong Teik Pte. Ltd 16.425.863 1.709.084
CV. Padakersa 549.940 763.620
PT Papan Niaga Makmur - 197.588
L. Elink Schuurman (Thee) BV. 621.531 140.459
PT Vanress Indonesia - 136.036
PT Pucuk Mas Tiga Daun 22.281 93.783
PT Penta Global - 78.472
PT Lipton Tea Indonesia - 57.539
UD Intraco 147.818 -
Meridian Jati Indonesia 1.553.099 -
Trijasa Prima Sejati 2.576.472 -
Sariwangi 1.553.144 -
PD Setia 1.670.454 -
Sri Muhibah Tra Merchants 350.600 -
Lainnya - 155.933
36.325.471 9.455.188
Dikurangi: Penyisihan piutang usaha ragu-ragu - (197.588)
36.325.471 9.257.600
Rincian piutang usaha berdasarkan umur adalah sebagai berikut:
2009 2008
Sampai dengan 3 bulan 35.291.494 7.868.687
3 bulan - 6 bulan 781.872 1.096.277
6 bulan - 1 tahun - 292.636
Lebih dari 1 tahun 252.105 197.588
36.325.471 9.455.188
Rincian piutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:
2009 2008
Dalam US Dolar USD2.965.288 (2008: USD991.584) 30.068.025 9.147.366
Dalam Rupiah 6.257.446 307.822
36.325.471 9.455.188
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
2009 2008
Saldo Awal - 197.588
Penambahan periode berjalan - -
- 197.588
Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu untuk menutup kerugian atas kemungkinan piutang usaha tak tertagih adalah memadai.
18
5. PIUTANG LAIN-LAIN
2009 2008
Piutang tebu rakyat 29.729.092 45.020.810
Pinjaman pegawai 5.573.340 6.478.155
Piutang kerja sama olah 94.195 92.897
Piutang proyek kemitraan kelapa sawit 11.168.875 2.807.934
PT. Hamita Utama Karsa - -
Piutang Rekanan 12.883.282 -
Piutang Kopkar RJ 1.549.955 -
Lainnya 3.952.531 6.292.062
64.951.270 60.691.858
Dikurangi :
Penyisihan piutang ragu-ragu (826.006) (3.600.446)
64.125.264 57.091.412
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:
2009 2008
Saldo awal (826.006) (2.997.360)
Penambahan selama periode berjalan - (603.086)
Saldo akhir (826.006) (3.600.446)
Piutang tebu rakyat merupakan pinjaman yang diberikan kepada petani tebu yang digunakan sebagai modal kerja untuk budidaya tanaman tebu. Pelunasan atas pinjaman ini akan diterima Perusahaan dalam bentuk pemotongan hasil penjualan tebu petani kepada Perusahaan pada saat dipanen.
Piutang proyek kemitraan kelapa sawit merupakan bagian lancar atas pinjaman yang diberikan kepada petani sebagai modal untuk budidaya tanaman kelapa sawit. Pelunasan atas pinjaman ini akan diterima Perusahaan dalam bentuk pemotongan hasil penjualan Tandan Buah Segar (“TBS”) kelapa sawit petani kepada Perusahaan. Pembayaran atas piutang kemitraan akan mulai diterima Perusahaan pada tahun kelima dan akan dicicil selama 60 (enam puluh) bulan.
Piutang Kerja Sama Olah (“KSO”) merupakan piutang atas jasa pengolahan kelapa sawit milik pihak ketiga. Dalam kerjasama tersebut pihak ketiga menitipkan TBS kepada Perusahaan untuk diolah, dengan membayar jasa pengolahan per kilogram TBS sesuai dengan tarif yang disepakati.
Piutang PT Hamita Utama Karsa berasal dari pengalihan piutang PT Sawit Tenggulang Nusantara (perusahaan asosiasi) yang telah dilikuidasi pada tahun 2006. Sesuai Akta Notaris Ny. Endang S. Antariksa, S.H., M. Hum. No. 12 tanggal 14 Juni 2006 pelunasan piutang akan dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap, yaitu sebesar Rp1.549.754.361 (nilai penuh) dibayar selambat-lambatnya tanggal 14 September 2006; dan sebesar Rp1.981.199.801 (nilai penuh) akan dibayar selambat-lambatnya tanggal 14 Juni 2007. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2009 Perusahaan baru menerima realisasi pembayaran dari PT Hamita Utama Karsa sebesar Rp200.000.000 (nilai penuh). Sehingga untuk penyajian pada laporan keuangan per 30 Juni 2009, saldo piutang tersebut direklasifikasi menjadi aktiva tidak lancar (Catatan 11). Perusahaan telah menerima jaminan berupa tanaman belum menghasilkan kelapa sawit seluas 305 hektar yang terletak di kawasan Air Tenggulang, Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
19
6. PERSEDIAAN
2009 2008
Persediaan barang jadi:
Karet 101.388.922 163.780.321
Minyak sawit dan inti sawit 63.611.487 83.687.160
The 6.738.453 10.580.074
Gula dan tetes 70.217.992 51.812.135
Sub jumlah 241.956.853 309.859.690
Persediaan bahan baku:
Pupuk dan bahan kimia 272.410.322 88.229.531
Bahan bakar dan pelumas 8.899.392 10.760.754
Lainnya 14.762.397 11.444.500
Sub jumlah 296.072.111 110.434.785
Persediaan suku cadang 4.690.972 5.030.657
Tanaman semusim:
Beban pembibitan tebu 256.861.685 94.225.639
Beban pemupukan dan pemeliharaan 192.249.778 218.323.690
Beban penggarapan tanah 22.604.677 13.058.745
Sub jumlah 471.716.140 325.608.074
Jumlah persediaan kotor 1.014.436.077 750.933.207
Dikurangi:
Penyisihan persediaan usang
dan penurunan nilai realisasi - (3.706.249)
Jumlah persediaan, bersih 1.014.436.077 747.226.958
Seluruh persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah nilai pertanggungan asuransi sebesar Rp439.664.719. Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan, mengingat persediaan Perusahaan ditempatkan di beberapa lokasi, sehingga kemungkinan timbulnya kerugian dalam waktu bersamaan untuk beberapa lokasi adalah sangat kecil.
Persediaan dijadikan jaminan untuk memperoleh pinjaman jangka pendek (Catatan 12) dan pinjaman jangka panjang (Catatan 18). Rincian nilai persediaan yang dijadikan jaminan beserta pihak yang menerima jaminan pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
Nilai persediaan yang dijaminkan
2009 2008
Penerima jaminan:
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk 596.768.693 84.462.300
PT Bank Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk 467.521.299 35.000.000
1.064.289.992 119.462.300
Perusahaan tidak melakukan penyisihan atas kemungkinan kerugian akibat persediaan usang dan penurunan nilai realisasi bersih persediaan per 30 Juni 2009 (2008: Rp 3.706.249).
20
7. BIAYA DIBAYAR DI MUKA DAN UANG MUKA
2009 2008
Uang muka pembelian bahan baku 6.966.707 15.882.629
Uang muka pada pemasok 14.081.123 9.336.251
Asuransi dibayar di muka 2.600.387 6.120.097
Uang muka dinas - 5.354.041
Sewa dibayar di muka 5.359.939 460.507
Uang Muka Jembatan Sei tungkal dan revitalisasi PG 3.492.504 -
Lainnya 2.921.639 1.960.533
35.422.300 39.114.058
8. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI 30 Juni 2009
Jumlah Penambahan/ Bagian Jumlah
Persentase penyertaan (pengurangan) Laba/(rugi) penyertaan
kepemilikan awal Periode Penyertaan bersih Dividen akhir
periode
-
PT Bio Industri Nusantara 25% 3.549.289 - - (500.049) 3.049.241
Bersih 3.549.289 - - (500.049) 3.049.241
30 Juni 2008
Jumlah Penambahan/ Bagian Jumlah
Persentase penyertaan (pengurangan) Laba/(rugi) penyertaan
kepemilikan awal Periode Penyertaan bersih Dividen akhir
periode
-
PT Bio Industri Nusantara 25% 3.407.182 - 352.378 (369.788) 3.389.772
Bersih 3.407.182 - 352.378 (369.788) 3.389.772
Perusahaan memiliki 1.925 saham atau 25% dari seluruh saham PT Bio Industri Nusantara senilai Rp1.000/per saham. PT Bio Industri Nusantara bergerak dalam bidang usaha pupuk.
9. TANAMAN PERKEBUNAN a. Tanaman telah menghasilkan
Mutasi selama periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2009
Saldo awal Saldo akhir
periode Penambahan Pengurangan Reklasifikasi periode
Nilai perolehan tanaman:
Karet 279.508.422 - - 47.022.699 326.531.121 Kelapa Sawit 442.814.627 - - 32.278.947 475.093.574 T eh 20.983.781 - - 6.179.209 27.162.990 743.306.830 - - 85.480.855 828.787.685 Akumulasi penyusutan: Karet 89.885.124 5.571.898 - - 95.457.022 Kelapa Sawit 98.925.187 10.031.484 - - 108.956.671 T eh 6.443.947 543.260 6.987.207 195.254.257 16.146.642 - - 211.400.899 548.052.573 617.386.786
21
9. TANAMAN PERKEBUNAN (lanjutan) a. Tanaman telah menghasilkan (lanjutan)
Mutasi selama periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008
Saldo awal Saldo akhir
periode Penambahan Pengurangan Reklasifikasi periode
Nilai perolehan tanaman:
Karet 239.631.654 - (3.791.296) 43.711.297 279.551.655 Kelapa Sawit 378.479.005 - (3.873.449) 68.294.239 442.899.795 T eh 16.709.562 - - 4.274.219 20.983.781 634.820.221 - (7.664.745) 116.279.755 743.435.231 Akumulasi penyusutan: Karet 82.330.737 5.604.037 (3.096.932) - 84.837.842 Kelapa Sawit 84.932.071 8.941.079 (3.767.473) - 90.105.677 T eh 5.604.595 419.676 - - 6.024.271 172.867.403 14.964.792 6.864.405) - 180.967.790 461.952.818 562.467.441
b. Tanaman belum menghasilkan
Tanaman belum menghasilkan merupakan akumulasi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengembangkan lahan perkebunan kelapa sawit, karet dan teh milik Perusahaan (lahan perkebunan inti) seperti pembersihan lahan, penanaman bibit, pemupukan, aktivitas pemeliharaan lainnya dan beban keuangan dari pinjaman yang berkaitan dengan pengembangan tanaman tersebut serta alokasi biaya umum sampai areal perkebunan yang bersangkutan telah menghasilkan dan diakui sebagai tanaman menghasilkan (Catatan 2i).
Perincian saldo biaya pengembangan lahan tersebut adalah sebagai berikut:
2009 2008
Saldo awal periode 575.141.529 486.192.469
Tambahan biaya pengembangan 70.085.113 75.328.803
Kapitalisasi beban keuangan (Catatan 28) 20.200.552 11.165.038
Kapitalisasi biaya umum (Catatan 27) - 12.447.914
665.427.194 585.134.224 Dikurangi :
Reklasifikasi ke tanaman menghasilkan (85.480.855) (116.279.755)
Penghapusan selama periode berjalan - (5.648.746)
579.946.339 463.205.723
Ditambah: Pembibitan 37.415.957 18.072.499
22
10. ASET TETAP
Mutasi selama periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2009
Saldo awal Saldo akhir
periode Penambahan Pengurangan Reklasifikasi periode
Nilai perolehan:
Pemilikan langsung:
Tanah 41.701.293 - - - 41.701.293
Bangunan 222.587.639 371.638 (55.851) - 222.903.426
Mesin dan instalasi pabrik 917.538.738 21.310.047 (362.440) - 938.486.345
Jalan, jembatan dan saluran 110.162.622 1.624.185 (170.569) - 111.616.238
Peralatan angkut 51.051.942 1.076.997 27.359 - 52.156.298
Peralatan kebun 128.656.425 12.758.147 (113.038) - 141.301.534
Peralatan kantor 38.222.995 480.482 (324.814) - 38.378.663
1.509.921.654 37.621.496 (999.353) 1.546.543.797
Bangunan dan prasarana
dalam pembangunan: 21.153.337 7.178.662 - - 28.331.999
Jumlah nilai perolehan 1.531.074.991 44.800.158 (999.353) - 1.574.875.796
Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung
Bangunan 143.615.394 3.427.084 (55.851) - 146.986.627
Mesin dan instalasi pabrik 621.318.453 31.085.745 (362.440) - 652.041.758
Jalan, jembatan dan saluran 42.232.979 2.772.270 (170.569) - 44.834.680
Peralatan angkut 45.678.520 1.169.987 27.359 - 46.875.867
Peralatan kebun 94.195.697 6.151.101 (111.749) - 100.235.050
Peralatan kantor 27.943.746 1.892.267 (324.814) - 29.511.199
Jumlah akumulasi penyusutan 974.984.789 46.498.454 (998.064) - 1.020.485.181
Nilai buku 556.090.202 554.390.616
Mutasi selama periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008
Saldo awal Saldo akhir
periode Penambahan Pengurangan Reklasifikasi periode
Nilai perolehan:
Pemilikan langsung:
Tanah 41.701.292 81.230 - - 41.782.522
Bangunan 189.599.254 8.145.654 - 2.809.149 200.554.057
Mesin dan instalasi pabrik 773.683.420 37.511.414 - (112.462) 811.082.372
Jalan, jembatan dan saluran 72.042.492 603.089 - 1.267.323 73.912.904
Peralatan angkut 48.525.957 - - - 48.525.957
Peralatan kebun 107.680.325 952.958 - 13.216 108.646.499
Peralatan kantor 35.074.755 4.811.626 - 99.246 39.985.627
1.268.307.495 52.105.971 - 4.076.472 1.324.489.938
Bangunan dan prasarana
dalam pembangunan: 5.962.718 8.169.080 - (4.076.472) 10.055.326
Jumlah nilai perolehan 1.274.270.213 60.275.051 - - 1.334.545.264
Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung
Bangunan 137.729.870 2.958.237 - - 140.688.107
Mesin dan instalasi pabrik 556.596.341 31.010.774 - 3.831 587.610.946
Jalan, jembatan dan saluran 38.609.556 1.636.024 - (6.965) 40.238.615
Peralatan angkut 42.986.381 1.721.419 - - 44.707.800
Peralatan kebun 85.886.761 4.384.698 - 3.134 90.274.593
Peralatan kantor 23.969.017 2.283.112 - - 26.252.129
Jumlah akumulasi penyusutan 885.777.926 43.994.264 - - 929.772.190
23
10. ASET TETAP (lanjutan)
Tanah yang digunakan untuk operasi Perusahaan termasuk tanah untuk tanaman menghasilkan dan tanaman belum menghasilkan, pada tanggal neraca dikuasai oleh Perusahaan dan manajemen berkeyakinan bahwa penguasaan tersebut akan terus berlanjut.
Penyusutan aset tetap, amortisasi tanaman menghasilkan dan beban tangguhan hak atas tanah yang dibebankan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
2009 2008
Penyusutan/amortisasi:
Aset tetap 46.498.454 43.994.264
Beban tangguhan hak atas tanah 739.996 719.751
Tanaman menghasilkan (catatan 9a) 16.146.642 14.964.792
63.385.092 59.678.807
Dibebankan ke akun:
Beban pokok penjualan 61.761.184 58.363.429
Biaya umum dan administrasi 1.623.908 1.315.378
63.385.092 59.678.807
Aset tetap diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan sebesar Rp1.069.975.357, cukup memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset tetap yang dipertanggungkan, mengingat aset tetap Perusahaan terletak di beberapa lokasi, sehingga kemungkinan timbulnya kerugian dalam waktu yang bersamaan untuk beberapa lokasi adalah sangat kecil.
Sebagian tanah dan beberapa bangunan tertentu dijadikan jaminan untuk pinjaman jangka pendek (Catatan 12) dan pinjaman jangka panjang (Catatan 18).
11. AKTIVA LAIN- LAIN
2009 2008
Beban tangguhan hak atas tanah 38.292.847 37.284.856
Piutang kemitraan kelapa sawit (Catatan 5) - 9.515.316
Beban tangguhan pembangunan jembatan 4.593.220 5.147.029
Piutang PT Hamita Utama Karsa (Catatan 5) 3.330.954 3.330.954
Beban kebun tebu bibit (“KTB“) 3.002.476 1.255.046
Biaya Kepris Pala 514.968 -
Biaya Konsultan ditangguhkan 763.636 -
Biaya IPO ditangguhkan 1.756.732 -
Aktiva lainnya - 29.032
Dikurangi:
Akumulasi amortisasi beban tangguhan
atas tanah (8.005.174) (6.545.019)
44.249.659 50.017.214 Beban tangguhan hak atas tanah termasuk Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (“BPHTB”), dan diamortisasi selama umur hak atas tanah tersebut. Amortisasi atas beban tangguhan hak atas tanah untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2009 adalah sebesar Rp739.996 (2008: Rp719.751).
Beban KTB merupakan beban tangguhan dalam rangka persiapan pembibitan yang akan menjadi beban kebun tebu giling (“KTG”) dalam 2 (dua) tahun mendatang.
24
12. PINJAMAN JANGKA PENDEK
2009 2008
PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) 100.000.000 100.000.000
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk 197.236.357 50.000.000
PT Bank Agroniaga, Tbk 50.000.000 15.000.000
PT Bank Negara Indonesia (Persero) 146.720.820 -
493.957.177 165.000.000 PT Bank Ekspor Indonesia (Persero)
Pinjaman dari PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) merupakan fasilitas pinjaman modal kerja ekspor dalam mata uang Rupiah, yang digunakan untuk kebutuhan modal kerja komoditi karet dengan batas maksimum pinjaman sebesar Rp100.000.000 yang diperoleh Perusahaan pada semester II tahun 2007. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 12% (2008: 11%) per tahun yang ditinjau setiap 3 (tiga) bulan. Jaminan yang digunakan untuk fasilitas pinjaman ini berupa kebun karet seluas 5.580,22 hektar dan pabrik karet di Unit Usaha Tulung Buyut yang terletak di Desa Kalipapan, Kecamatan Negeri Agung Kabupaten Way Kanan Propinsi Lampung, beserta sarana pelengkap, alat berat, kendaraan, tanah cadangan, bibit karet, mesin dan peralatan dengan jumlah nilai jaminan sebesar Rp137.397.000. Pinjaman ini akan jatuh tempo tanggal 10 Oktober 2009.
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk
Pinjaman dari PT Bank Mandiri (Persero), Tbk merupakan fasilitas pinjaman modal kerja dalam bentuk
revolving credit facility, yang digunakan untuk kebutuhan modal kerja dengan batas maksimum
pinjaman sebesar Rp200.000.000. Pinjaman ini dikenakan bunga mengambang sebesar 13% (2008: 11%) per tahun.
Jaminan yang digunakan untuk fasilitas pinjaman ini berupa persediaan barang dan piutang dagang yang diikat secara fiducia, serta tanah dan bangunan seluas 3.774,3 hektar dengan sertifikate hak guna usaha (“SHGU”) No. 3/Bergen, 1.544,14 hektar dengan SHGU No. 4/Way Berulu, dan 3.252,9 hektar dengan SHGU No. 2/KD yang ketiganya berlokasi di Lampung Selatan – Lampung yang telah diikat dengan hak tanggungan senilai Rp59.359.000. SHGU No 1 terletak di Tanjung Batu, Indralaya, OKI dengan hak tanggungan senilai Rp 150.000.000. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 8 Agustus 2009.
PT Bank Agroniaga, Tbk
Pinjaman dari PT Bank Agroniaga, Tbk merupakan fasilitas pinjaman modal kerja dengan batas maksimum sebesar Rp50.000.000 yang digunakan untuk modal kerja Perusahaan. Pinjaman ini dikenakan bunga mengambang sebesar 17% (2008: 12%) per tahun. Jaminan utama yang digunakan untuk fasilitas pinjaman ini berupa tanah dengan luas 4.984,41 hektar dengan SHGU No. 16/Rejosari, beserta bangunan di atasnya berlokasi di Lampung Selatan – Lampung. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 13 Mei 2010.
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk
Perusahaan memiliki fasilitas pembukaan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang berlaku hingga 26 Desember 2009 dan dapat diperpanjang dengan jumlah maksimum sebesar Rp150.000.000. Fasilitas ini telah dilakukan perubahan dari non
cash loan menjadi cash loan (KMK) sesuai surat persetujuan PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk
No: KPD/2.3/139/R tanggal 19 Juni 2009 perihal perubahan fasilitas kredit. Pada tanggal 30 Juni 2009 SKBDN yang dibuka (outstanding) adalah sebesar Rp 150.000.000
25
13. HUTANG USAHA
Hutang usaha merupakan hutang usaha dalam mata uang Rupiah, yang timbul dari transaksi pembelian pupuk, bahan kimia, pekerjaan konstruksi, bahan bakar minyak dan lainnya dengan rincian sebagai berikut:
2009 2008
Pupuk 371.736.654 89.580.706
Konstruksi 44.256.467 27.179.251
Kimia 63.853.113 11.392.030
Bahan Bakar Minyak 17.057.617 5.216.361
Umum 29.111.088 73.586.122
526.014.939 206.954.470
14. PAJAK
a. Uang Muka Pajak
2009 2008
Pajak pertambahan nilai 9.536.750 300.911
Pajak penghasilan badan (Catatan 29a) 92.703.507 -
PPN masukan 329.380
102.569.637 300.911 b. Hutang Pajak
2009 2008
Pajak penghasilan badan (Catatan 29a) - 24.008.703
Pajak bumi dan bangunan 4.630.749 9.372.203
Pajak penghasilan pasal 21 2.916.923 1.906.132
Pajak penghasilan pasal 23 - 667.460
Pajak pertambahan nilai - -
PPN penjualan 8.106.572
15.654.244 35.954.498
15. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR
2009 2008
Bonus 92.570.642 223.890.995
Gaji 23.586.968 38.466.721
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) 18.259.827 16.590.510
Tantiem 5.500.000 12.556.458
Bunga pinjaman - 4.401.836
Biaya pakaian kerja 2.576.207 2.004.863
Jasa profesional - 900.000
Premi, Insentif 1.808.672 -
Pembelian bahan baku 14.942.690 -
THR 8.363.979 -
Lainnya 3.703.110 5.476.186
26
16. UANG MUKA PENJUALAN
2009 2008
Uang muka penjualan karet
Tong Teik Pte. Ltd. 10.000.095 23.243.810
Wilson Global Trade Pte. Ltd 1.022.527 4.673.203
CV Dramaga 70.355 3.586.502
Karya Multi Niaga 302.969 -
Bank Mandiri Valas 21.097.957
Lainnya 147.800 8.627.956
32.641.703 40.131.471
Uang muka penjualan sawit
PT Tunas Baru Lampung - 142.036
CV Sinar alam Permai 50.195 -
Aman Jaya Perdana 3.207.500
Lainnya - 102.617
3.257.695 244.653
Uang muka penjualan teh
UD Intraco 3.730 160.190
L. Elink Schuurman (Thee) BV. 143.864 143.436
Lipton Tea Ltd - 369
Bank Mandiri Valas 5.992.863 -
Trijasa Primasejati 128.955 -
KPB Nusantara 90.487 -
Sariwangi 63.135 -
Pucuk Mas Tiga Daun 173.337 -
Lainnya 85.993 25.491
6.682.364 329.486
Uang muka penjualan gula dan tetes
PT Aman Jaya Perdana 30.325.284 14.875.498
PT Adi Reksa - -
CV Wahyu Tama Agrindo 77.864
Bank BRI Tjk 1.837.500 -
Lainnya - 3.380
32.162.784 14.956.742
74.744.546 55.662.352
Rincian uang muka penjualan berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:
2009 2008
Dalam US Dollar USD3.749.273 (2008: USD4.449.304) 38.017.628 41.044.838
Dalam rupiah 36.726.918 14.617.514
27
17. KEWAJIBAN LANCAR LAINNYA
2009 2008
Hutang dividen 65.209.972 63.148.794
Pembelian TBS, bahan olah karet (bokar), dan
tebu dari pihak ketiga 35.684.070 21.584.458
Hutang bagi hasil TR 1.846.992 11.575.200
Koperasi karyawan Ruwa Jurai 10.306.130 5.696.866
Uang jaminan dari kontraktor 4.527.207 2.714.139
Penebangan dan pengangkutan 1.672.041 1.681.701
Titipan koperasi dan karyawan 634.254 1.795.514
Pengobatan karyawan 164.382 911.434
Lainnya 10.624.448 6.326.942
130.669.496 115.435.048
18. PINJAMAN JANGKA PANJANG
2009 2008
Hutang bank
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk 108.131.875 125.034.375
PT Bank Agroniaga, Tbk 43.183.314 77.449.498
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk 34.997.683 39.997.718
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk 554.204.936 31.567.536
740.517.808 274.049.127
Hutang Pemerintah Republik Indonesia
Pemerintah RI - Rehabilitasi PIR 5.114.026 5.114.026
745.631.834 279.163.153
Dikurangi bagian yang akan jatuh tempo
dalam satu tahun (29.021.250) (112.062.599)
Jumlah pinjaman jangka panjang 716.610.584 167.100.554
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk
Pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk terdiri dari:
a) Fasilitas kredit investasi yang diperoleh tanggal 14 Maret 2003 dengan jumlah maksimum sebesar Rp32.500.000 dan dikenakan bunga mengambang sebesar 12% (2008: 12,75%) per tahun. Pinjaman ini digunakan sebagai pendanaan tambahan untuk pemeliharaan dan pembangunan serta peremajaan bangunan pabrik kelapa sawit, karet, teh, dan gula. Pinjaman tersebut akan dibayar kembali secara bertahap selama jangka waktu pinjaman yang berakhir pada tanggal 13 Maret 2012. b) Fasilitas kredit yang merupakan tambahan fasilitas pinjaman di atas sesuai dengan Perjanjian Kredit
tanggal 16 September 2005, untuk pendanaan investasi tanaman dengan batas maksimum kredit sebesar Rp68.000.000 dan dikenakan bunga mengambang sebesar 12% (2008: 12,75%) per tahun, serta untuk pendanaan investasi non-tanaman dengan maksimum kredit sebesar Rp57.000.000 dan dikenakan bunga sebesar 12% (2008: 12,75%) per tahun. Pinjaman tersebut akan dibayar kembali secara bertahap selama jangka waktu pinjaman, yaitu untuk fasilitas kredit investasi tanaman akan berakhir pada tanggal 15 September 2018 dengan masa tenggang (grace period) selama 36 bulan dan untuk fasilitas kredit non-tanaman akan berakhir pada 15 September 2014 dengan masa tenggang (grace period) selama 12 bulan.