• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN KAMPUNG MALINGPING MENJADI KAWASAN KAMPUNG HORTIKULTURA DI KELURAHAN TAMANJAYA KECAMATAN TAMANSARI KOTA TASIKMALAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN KAMPUNG MALINGPING MENJADI KAWASAN KAMPUNG HORTIKULTURA DI KELURAHAN TAMANJAYA KECAMATAN TAMANSARI KOTA TASIKMALAYA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERKEMBANGAN KAMPUNG MALINGPING MENJADI KAWASAN KAMPUNG HORTIKULTURA DI KELURAHAN TAMANJAYA

KECAMATAN TAMANSARI KOTA TASIKMALAYA

Malingping Village Depelopment Into The Village Area Of Horticulture In The Village Of Tamanjaya Tamansari District Tasikmalaya City

Dr. Siti Fadjarajani, Dra., M.T.¹ (sfadjarajani2000@yahoo.com) Nida Nurhamidah² (nidanurhamidah13@yahoo.com)

Jurusan Pendidikan Geografi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRAK

Tingkat kesadaran masyarakat di Kampung Malingping akan pentingnya potensi pertanian masih sangat kurang untuk itu kelompok tani dan pemerintah menjadikan Kampung Malingping ini sebagai pengembangan Kampung Hortikultura dengan tujuan agar pendapatan masyarakat dapat menjadi lebih baik. Masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Faktor-faktor geografis apa yang mempengaruhi perkembangan Kampung Malingping menjadi kawasan Kampung Hortikultura di Kelurahan Tamanjaya Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. (2) Apakah perkembangan kampung Malingping menjadi kawasan Kampung Hortikultura dapat meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Tamanjaya Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. Berdasarkan data yang telah di dapat dari hasil analisis data, bahwa faktor geografi yang meliputi faktor fisik yang mempengaruhi Perkembangan Kampung Malingping menjadi Kampung Hortikultura adalah Iklim yang sesuai untuk pertanian, lahan pertanian yang luas, lahan pertanian yang subur. Faktor nonfisik yang mempengaruhi perkembangan Kampung Malingping menjadi Kampung hortikultura adalah modal, memiliki dukungan dari pemerintah (pembibitan dan penyuluhan). Kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kampung Malingping setelah adanya pengembangan Kampung Malingping menjadi kawasan Kampung Hortikultura adalah dapat menyediakan lapangan pekerjaan, dapat meningkatkan tingkat pendapatan masyarakat, dapat meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana hidup yang lebih baik, dan dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat.

(2)

2 ABSTRACT

The degree of people awareness in Malingping village to the importance of agriculture potential is lacking. For this reason, the grup of farmer and the goverment set this Malingping village depelopment with the aim to increase people income. The problem of this research are : (1) what the are the geographic factors influrnce depelopment of Mallingping Village to the Horticulture village in Kelurahan Tamanjaya Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. (2) what is the depelopment of Malingping village to be the area of Horticulture village can increase sosial economic condition in Kelurahan Tamanjaya Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. Bassed on the data got from data analysis, geographycal factors that is physical factor influenching the development of Malingping village to be Horticulture village is suitable climate for Horticulture, big Horticulture area, fertile Hortikulture area. Non-Physical factor influences the depelopment of Mlaingping village to be Horticulture village is capital, support from the goverment (nursey and counseling). Sosial economic condition of people in Malingping village to be the area of Horticultura village are providing jobs, increasing the better supply of facilities abd infrastructures, and incresing the degree of people welfare.

Keyword : Development, Malingping Village, Horticulture Village.

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan pertanian hingga sampai sekarang ini masih belum menunjukkan hasil yang maksimal di lihat dari tingkat kontribusi dan tingkat kesejahteraan pada pendapatan nasional. Padahal potensi pertanian terbilang cukup besar tetapi pada kenyataannya sebagian besar dari petani di Kota Tasikmalaya ini masih tergolong petani miskin. Sedangkan pertanian itu merupakan suatu sektor yang memiliki peranan yang cukup penting dalam pembangunan perekonomian nasional dalam potensi yang dimiliki oleh suatu kota atau negara.

Kampung Malingping ini memiliki kurang lebih 66,88 hektar untuk daerah pertanian yang terdiri dari lahan pesawahan 18,88 hektar dan lahan untuk perkebunan 48 hektar, dilihat dari potensi wilayahnya memang wilayah ini terbilang cukup subur untuk adanya aktivitas pertanian. Tetapi sampai sekarang sebagian masyarakat yang berada pada wilayah tersebut kurang menyadari pentingnya mengelola pertanian di wilayah mereka. Lahan pertanian di Kampung Malingping ini tergolong lahan kering tetapi

(3)

3

masyarakat berhasil untuk mengolah lahan tersebut menjadi lahan yang berpotensi untuk tanaman sayuran. Kelompok tani dan pemerintah akhirnya membuat suatu program untuk membantu perekonomian tersebut dengan melakukan pengembangan kawasan pertanian di sana menjadi kawasan pertanian hortikultura dengan lahan seluas 10 hektar.

Kampung Malingping ini merupakan pusat pertanian sayuran di Kota Tasikmalaya dan di Kampung ini juga terdapat STA (Sub Terminal Agrabisnis) yang di dalamnya adalah sebuah tempat untuk mengepul dan menimbang hasil dari pertanian di daerah sana meskipun tempatnya sangat sederhana tapi dapat membantu masyarakat untuk mengumpulkan hasil panen. Pertanian Hortikultura di sana merupakan budidaya tanaman sayuran seperti, cabai merah, cabai hijau, mentimun, kacang panjang, buncis, pakcoi, dan terong.

Atas dasar masalah tersebut penulis tertarik untuk meneliti “Perkembangan Kampung Malingping Menjadi Kawasan Kampung Hortikultura Di Kelurahan Tamanjaya Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya”.

B. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang tersebut, maka penulis membuat suatu rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Faktor-faktor geografis apa yang mempengaruhi perkembangan Kampung Malingping menjadi Kampung Hortikultura di Kelurahan Tamansari Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya?

2. Apakah perkembangan Kampung Malingping menjadi kawasan Kampung Hortikultura dapat meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Tamansari Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya ?

C. Kajian Teori

1. Hakikat Kajian Geografi Pertanian

Pertanian dapat di artikan sebagai upaya pengendalian oleh manusia terhadap proses produksi biologis yang terjadi dalam alam,

(4)

4

sehingga hasil dari proses itu memberi manfaat yang lebih baik bagi manusia. Diungkapkan dengan kata-kata sederhana, bertani adalah mengendaliakan pertumbuhan tanaman atau ternak (termasuk ikan), sehingga hasil tanaman dan ternak itu dapat lebih bermanfaat bagi manusia (Soenardi,1975:7)

Menurut Soetriono dan Sriyanto dalam Banowati (2013:4). Pertanian merupakan suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan proses pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pertanian dalam arti sempit merupakan suatu kegiatan bercocok tanam, sedangkan pertanian dalam arti luas adalah segala kegiatan manusia yang meliputi kegiatan bercocok tanam, perikakan, peternakan dan kehutanan meliputi pertanian dalam arti sempit, perikanan, kehutanan, peternakan, dan perkebunan. Menurut Banowati (2013:33) ada beberapa sifat atau karakteristik pertanian sebagai kegiatan manusia dalam memanfaatkan lahan :

a. Pertanian memerlukan tempat yang luas.

b. Jenis usaha, potensi, dan hasil pertanian berbeda dari satu tempat dengan tempat lain.

c. Kegiatan dan produksi pertanian bersifat musiman.

d. Suatu perubahan dalam suatu tindakan memerlukan perubahan juga dalam hal lain.

e. Pertanian modern selalu berubah.

Menurut Soekartawi (2002: 14-27) pada awalnya, aspek penting yang dimasukkan dalam klasifikasi sumberdaya pertanian adalah aspek alam (tanah), modal dan tenaga kerja. Namun demikian, karena perkembangan ilmu pengetahuan dituntut adanya aspek lain yang dianggap penting dalam pengelolaan sumberdaya produksi tersebut yaitu aspek manajemen. Hal ini dapat dimengerti karena walaupun sumberdaya tersedia dalam jumlah yang memadai, namun tanpa adanya kemampuan untuk mengelola yang baik maka penggunaan sumberdaya tersebut tidak akan lebih efisien.

(5)

5 D. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut : 1. Faktor-faktor geografis yang mempengaruhi perkembangan Kampung

Malingping menjadi kawasan Kampung Hortikultura di Kelurahan Tamanjaya Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya adalah:

a. Faktor fisik yaitu :iklim yang sesuai untuk pertanian, lahan pertanian yang luas, lahan pertanian yang subur.

b. Fakto rsosial yaitu : ketersediaan sumber daya manusia, modal, memiliki dukungan dari pemerintah (pembibitan dan penyuluhan). 2. Perkembangan Kampung Malingping dapat meningkatkan kondisi sosial

ekonomi masyarakat karenadapat :menyediakan lapangan pekerjaan, meningkatkan tingkat pendapatan masyarakat, meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana hidup yang lebih baik, meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat.

E. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode yang di gunakan yaitu pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif, penulis mencoba lebih jelas masalah yang berkaitan dengan dengan penulisan yang sedang dilaksanakan.

Penulis juga menggunakan teknik penelitian yang lain yaitu teknik observasi/pengamatan, teknik wawancara, teknik kuesioner, studi literatur serta studi dokumentasi.

F. Popoulasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini meliputi anggota kelompok tani yang menggarap pertanian hortikultura termasuk ketua kelompok taninya, Kepala Kelurahan Tamanjaya, dan Penyuluh Pertananian di Kampung Malingping. Adapun jumlah populasinya sebagai berikut :

1. Sampel petani Hortikultura yang termasuk pada kelompok tani yang menggarap pertanian hortikultura menggunakan total sampling atau semua populasi dijadikan sampel sebanyak 28 orang anggota kelompok tani termasuk ketua kelompok tani tanah merah.

(6)

6

2. Sampel Kepala desa Kelurahan Tamanjaya dan Penyuluh Pertanian yang bertugas di Kampung Malingping di ambil dengan menggunakan purposive sampling. Dalam penelitian ini populasi ini Kepala desa Kelurahan Tamanjaya dan Penyuluh Pertanian berjumlah 2 orang.

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data digunakan dengan menggunakan klasifikasi persentase, apabila telah di peroleh data maka penulis akan mengolah data tersebut sehingga bermanfaat bagi pembuatan penulisan. Tujuan analisis ini adalah untuk melukiskan gambaran utama data yang bersangkutan. Tipe analisisnya hanya terbatas pada pelukisan fakta itu sendiri

H. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampung Mlaingping Kelurahan Tamanjaya Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. Dilaksanakan mulai bulan September 2015 hingga selesai.

I. Pembahasan

1. Deskripsi Perkembangan Kampung Malingping Menjadi Kampung Hortikultura

Kampung Malingping merupakan suatu Kampung yang berada di Kelurahan Tamanjaya Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. Kampung ini dijadikan sebagai pengembangan Kampung Hortikultura. Hortikultura sendiri adalah budidaya tanaman kebun seperti tanaman sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias. Hortikultura yang dikembangkan di Kampung Malingping ini adalah jenis tanaman sayuran seperti, Cabai Merah, tomat, mentimun, kacang panjang dengan tanaman Cabai sebagai unggulan.

Gambar 1.

(7)

7

Gambar 2.

Tanaman Mentimun di Kampung Malingping

Gambar 3.

Tanaman Tomat di Kampung Malingping

Gambar 4.

Tanaman Kacang Panjang di Kampung Malingping

Gambar 5.

Tanaman Buncis di Kampung Malingping

Masyarakat di Kampung Malingping ini awalnya hanya menanam tanaman singkong, padi dan pisang. Dari hanya mengandalkan hasil panen tanaman tersebut belum bisa untuk mencukupi kebutuhan hidupnya terlebih lagi Kampung Malingping ini merupakan salah satu Kampung dengan pendapatan terendah di Kelurahan Tamanjaya. Kualitas sumber daya manusia di Kampung Malingping ini memang terbilang cukup

(8)

8

rendah dengan pendidikan kebanyakan masyaratnya yang hanya tamatan SD/Sederajat, sehingga tidak aneh kalau pola pikir masyarakat di Kampung Malingping ini berbeda.

Pada tahun 2010 tepatnya pada hari Jumat tanggal 1 Januari masyarakat yang berada di Kampung Malingping ini membentuk Kelompok Tani dengan nama Kelompok Tani Tanah Merah. Tujuan dibentuknya kelompok tani ini adalah sebagai suatu sarana untuk bekerjasama dalam pertanian tentunya agar memperoleh penghasilan yang lebih baik lagi.

2. Faktor-faktor Geografis yang Mempengaruhi Perkembangan Kampung Malingping Menjadi Kampung Hortikultura

a. Faktor Fisik

Petani dalam menanam tanaman budidaya sayuran harus bisa memilih lokasi pertanian yang sesuai untuk tanaman Hortikultura, karena ini akan menjadi sebuah keberhasilan untuk budidaya tanaman sayuran tersebut. Faktor-faktor fisik yang mempengaruhi perkembangan Kampung Malingping menjadi Kampung Hortikultura adalah sebagai berikut :

1) Iklim Yang Sesuai Untuk Pertanian

Iklim merupakan salah satu faktor penentu aktivitas pertanian seperti, keadaan suhu, kelembapan udara, curah hujan, dan angin. Iklim yang ada di Kampung Malingping ini sesuai untuk daerah pertanian dengan suhu antara 21°-30°C dan curah hujan 290 mm perbulan.

2) Lahan Pertanian Yang Luas

Untuk lahan Hortikultura yang ada di Kampung Malingping ini adalah 10 Ha, lahan pertanian yang ada di Kampung Malingping ini terbilang luas untuk daerah pertanian

(9)

9 3) Lahan Pertanian Yang Subur

Lahan pertanian di Kampung Malingping ini tergolong tanah yang subur karena berbagai macam tanaman dapat tumbuh di daerah ini.

b. Faktor Sosial

1) Ketersediaan Sumber Daya Manusia

Ketersediaan sumber daya manusia terhadap pertanian tentunya memiliki peranan penting dalam meningkatkan jumlah produksi pertanian dalam suatu wilayah.

2) Modal

Modal merupakan faktor utama dalam usaha tani, tanpa adanya modal usaha tani tidak akan dapat berjalan. Sama halnya dengan yang ada di Kampung Malingping ini. Untuk modal yang ada di Kampung Malingping ini sudah disediakan dari pemerintah yaitu dengan melalui dana bantuan yang diberikan oleh Bank BI. Modal yang diberikan kepada kelompok tani ini untuk setiap hektarnya adalah Rp.70.000.000,00.

3) Memiliki Dukungan Dari Pemerintah (Pembibitan dan Penyuluhan) Tanpa adanya dukungan dari pemerintah mungkin aktivitas pertanian di Kampung Malingping ini tidak akan berjalan dengan lancar. Dukungan dari pemerintah bukan hanya dukungan berupa materi tetapi bantuan berupa barang atau penyuluhan yang disediakan oleh pemerintah. Dukungan dari pemerintah untuk Kampung Malingping berupa mesin pompa air, pupuk tanaman, obat untuk hama, benih tanaman dan penyuluhan yang diadakan 1 bulan sekali.

(10)

10

Gambar 6.

Tempat Penampungan Air yang Merupakan Bantuan Dari Pemerintah

1. Perkembangan Kampung Malingping menjadi kawasan Kampung Hortikultura dapat Meningkatkan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Tamansari Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya a. Menyediakan Lapangan Pekerjaan

Dalam pemenuhan kebutuhan hidup tidak semua orang hanya dapat berdiam diri tanpa melakukan apa pun karena itu akan sia-sia untuk itu manusia harus bekerja untuk memenuhi beban hidup dan beban tanggungan keluarga. Dengan adanya perkembangan Kampung Malingping ini menjadi Kampung Hortikultura tentunya dapat menyediakan lapangan pekerjaan.

b. Meningkatkan Tingkat Pendapatan Masyarakat

Pendapatan merupakan hal yang selalu diharapkan saat kita melakukan suatu pekerjaan. Bagi responden tingkat pendapatan yang mereka peroleh seperti saat ini terbilang cukup karena sebelumnya mereka tidak bekerja jadi dapat meningkatkan tingkat pendapatan. Jika masa panen datang responden dapat memperoleh hasil tambahan sebesar Rp.10.000,00 – Rp.100.000,00 tergantung dari keuntungan hasil panen.

c. Meningkatkan Sarana dan Prasarana Hidup yang Lebih Baik Sarana prasarana hidup merupakan hal yang penting untuk kehidupan yang lebih baik, baik untuk bertahan hidup maupun untuk

(11)

11

pemenuhan kebutuhan hidup lainnya agar dapat lebih baik lagi. dengan adanya pengembangan Kampung Malingping Menjadi Kampung Hortikultura dapat meningkatkan sarana dan prasarana hidup yang lebih baik dengan berbagai alasan, ada yang menjawab karena kebutuhan hidup dapat terpenuhi, dapat membeli hewan peliharaan, bahkan memperbaiki rumah dan membeli kendaraan.

d. Meningkatkan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat

Tingkat kesejahteraan merupakan keadaan baik yang menunjukkan seseoarng berada dalam kehidupan yang makmur, sehat dan damai. dengan adanya pengembangan Kampung Malingping ini dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan responden dengan berbagai alasan seperti dapat menyekolahkan anak ke jenjang yang lebih baik, dapat memperoleh penghasilan, biaya hidup tercukupi, dan tidak ada masyarakat Kampung Malingping yang menganggur.

1. Analisis 5 W + 1 H Tentang Perkembangan Kampung Malingping Menjadi Kawasan Kampung Hortikultura

a) Yang Melatarbelakangi Perkembangan Kampung Malingping Menjadi Kawasan Kampung Hortikultura di Kelurahan Tamanjaya Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya (what)

Perkembangan Kampung Malingping menjadi Kampung Hortikultura pada awalnya adalah inisiatif dari masyarakat yang pada hari jumat tanggal 1 Januari 2010 membentuk Kelompok Tani dengan tujuan agar penghasilan masyarakat dapat menjadi lebih baik.

Lahan yang ada di Kampung Malingping merupakan lahan kering tetapi anggota tani berhasil mengolah lahan kering menjadi lahan yang berpotensi untuk tanaman Hortikultura jenis sayuran. Sejak adanya kelompok tani masyarakat di sana yang dominan hanya menanam tanaman singkong, pisang, dan tanaman palawija mulai beralih menanam tanaman Hortikultura jenis tanaman seperti Cabai, Tomat, Kacang Panjang, Buntis, dan Mentimun. Sampai akhirnya pada tahun 2014 wilayah di Kampung Malingping di tetapkan menjadi Kampung

(12)

12

Hortikultura dengan berbagai bantuan modal dan alat pertanian yang di peroleh dari Bank dan Pemerintah.

b) Lokasi Kampung Hortikultura (where)

Secara administrasi Kampung Hortikultura berada di Kampung Malingping Kelurahan Tamanjaya Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya tepatnya berada di RT 01 RW 09. Lahan yang tersedia untuk lahan pertanian Hortikultura ada 10 Hektar tetapi yang tergarap hanay 6 Hektar, status lahan yang di garap yaitu lahan sewa.

c) Berdirinya Kampung Hortikultura (when)

Berdirinya atau di resmikannya Kampung Malingping menjadi Kampung Hortikultura pada tahun 2014 oleh pemerintah dan oleh pihak Bank. Untuk bercocok tanam Hortikulturanya sendiri sudah dilakukan sejak tahun 2010 tetapi banyak hambatan karena kurangya modal dan minat dari masyarakat yang bukan anggota kelompok tani.

d) Siapa Saja yang Berperan aktif dalam Perkembangan Kampung Hortikultura (who)

Masyarakat yang merupakan anggota dan pengurus dari kelompok tani yang berperan aktif dalam perkembangan Kampung Hortikultura ini dari mulai mengurus lahan untuk siap di tanami, menanam benih, memupuk, panen, sampai dengan pemasaran. Selain masyarakat, pemerintah dan juga pihak bank turut berperan aktif dan senantiasa untuk selalu membantu untuk mengembangkan Kampung Hortikultura ini baik dari segi materi maupun bantuan lainnya.

e) Alasan Kampung Malingping dijadikan sebagai Kampung Hortikultura (why)

Kampung Malingping dijadikan sebagai Kampung Hortikultura karena sebagian besar lahan yang ada di daerah kampung Malingping ini ditanami oleh tanaman sayuran berupa tanaman Cabai, Kacang Panjang, Mentimun, Tomat, dan Buncis yang tentunya berbeda dengan kawasan lainnya. Tanaman Cabai merupakan tanaman unggulan dari Kampung Hortikultura ini. Selain wilayah yang di dominasi oleh

(13)

13

tanaman sayuran tujuan dikembangkannya Kampung Malingping menjadi kawasan Kampung Hortikultura ini adalah agar tingkat pendapatan masyarakat yang ada di Kampung Malingping ini dapat tercukupi dan masyarakatnya semakin sejahtera.

f) Perkembangan Kampung Malingping Menjadi Kawasan Kampung Hortikultura (how)

Perkembangan Kampung Malingping menjadi kawasan Kampung Hortikultura yang pada awalnya masyarakat di sana sebagian besar bekerja sebagai buruh serabutan dan sebagian besar masyarakatnya hanya menanam tanaman palawija untuk kebutuhan hidup sendiri, saat ini tentunya dapat memperoleh berbagai dampak positif bagi masyarakat khususnya yang termasuk ke dalam kelompok tani. Masyarakat yang tadinya tidak memiliki pekerjaan dapat bekerja, memiliki penghasilan, dapat menyekolahkan anak, dan tentunya kehidupan masyarakat menjadi lebih baik lagi.

2. Analisis Keruangan a. Analisa Lokasi

Lokasi merupakan Variabel yang mengungkapkan berbagai hal tentang gejala yang dipelajari. Lokasi dalam ruang dapat dibedakan menjadi lokasi absolut dan lokasi relative (Sumaatmaja, 1988:118).

1) Lokasi Absolut

Adapun lokasi absolut Kampung Malingping Kelurahan Tamanjaya Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya dengan letak geografis 7°23’37,809”S-108°14’36,5748”E.

2) Lokasi Relatif

Lokasi Kampung Maling Kelurahan Tamanjaya Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya berjarak 4 km dari Kelurahan, 5 km dari Pemerintahan Kecamatan dan 12 km dari Kota Tasikmalaya.

(14)

14 J. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis analisis tentang perkembangan Kampung Malingping menjadi kawasan Kampung Hortikultura di Kelurahan Tamanjaya Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Faktor-faktor geografi apa yang mempengaruhi perkembangan Kampung Malingping menjadi Kampung Hortikultura di Kelurahan Tamansari Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya adalah :

a. Dari hasil penelitian, observasi, wawancara dan kuesioner kepada responden bahwa faktor fisik yang mempengaruhi perkembangan Kampung Malingping menjadi Kampung Hortikultura diantaranya memiliki iklim yang sesuai untuk pertanian, memiliki lahan pertanian yang luas, dan memiliki lahan pertanian yang subur.

b. Hasil penelitian terhadap faktor nonfisik yang mempengaruhi perkembangan Kampung Malingping menjadi Kampung Hortikultura diantaranya modal dan memiliki dukungan dari pemerintah (pembibitan dan penyuluhan).

2. Perkembangan Kampung Malingping menjadi kawasan Kampung Hortikultura dapat meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Tamansari Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya karena dapat menyediakan lapangan pekerjaan, meningkatkan tingkat pendapatan masyarakat, meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana hidup yang lebih baik, dan meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat.

K. Saran

Adapun saran-saran yang penulis uraikan agar penelitian lebih bermanfaat adalah :

1. Diharapkan masyarakat Kampung Malingping lebih fokus untuk mengelola lahan pertanian di sana dan bukan hanya bekerja sebagai buruh tani saja yang hanya puas mendapat upah perhari karena modal sudah ada.

(15)

15

2. Untuk masyarakat tanaman yang ada di Kampung Malingping ini jangan hanya tanaman Hortikultura jenis sayuran saja yang di tanam tetapi mencoba untuk tanaman budidaya buah-buahan juga dan jangan menggunakan pestisida terlalu banyak untuk tanaman.

3. Untuk pemerintah agar dapat lebih peka dalam memperhatikan pengembangan Kampung Malingping ini karena kampung dengan potensi yang cukup baik ini ternyata kekurangan sumber daya manusia dalam pengelolaannya.

4. Kampung Malingping dan Situ Malingping ini sedang dalam pengajuan untuk menjadi objek wisata seperti Floating Market yang ada di Lembang Kota Bandung. Rencananya Situ Malingping akan dijadikan sebagai tempat wisata dan untuk tanaman yang di tanam bukan hanya budidaya tanaman sayuran saja tetapi rencanaya akan di tambah dengan budidaya tanaman buah-buahan. Untuk peneliti lebih lanjut dapat meneliti tentang kondisi sosial ekonomi Kampung Malingping setelah dijadikan tempat wisata.

L. Daftar Pustaka

Ahman Sya, HM. (2011). Pengantar Geografi. Bandung : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika (BSI)

Banowati, Eva dan Sriyanto. (2013). Geografi Pertanian. Yogyakarta : Penerbit Ombak.

Nazarudin. (1993). Sayuran Dataran Rendah. Jakarta : Penebar Swadaya. Sumaatmadja, Nursid. (1988). Studi Geografi. Bandung : Alumni .

Tyasyono, Bayong. (2004). Klimatologi. Bandung : ITB

Ritohardoyo, Su. (2013). Penggunaan dan Tata Guna Lahan. Yogyakarta : Penerbit Ombak.

Semangun, Haryono. (2004). Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura Di Indonesia. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam konteks Negara Indonesia, ini merupakan kenyataan yang tidak dapat ditolak bahwa Negara Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, agama, budaya dan etnis dalam jumlah

Alam yang indah merupakan salah satu atraksi ekowisata yang ada di Desa Aik Berik. Kondisi alam yang terdiri dari Hutan Lindung, perkerbunan, persawahan, ait terjun, dan

dideteksi tidak digunakan lagi dalam proses pembangunan model prediksi cacat perangkat lunak dengan metode-metode yang dipilih, yaitu naïve bayes , J48, dan random

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd), MERKURI (Hg), DAN TIMBAL (Pb) PADA KEPITING BAKAU (Scylla serrata) DAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) YANG DIJUAL DI TPI

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT PLN (Persero) Pembangkit Sumatera Bagian Utara

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PERBANKAN SEBELUM DAN SETELAH  PENERAPAN INTERNET BANKING   Reza Kurniawan  Universitas Widyatama  Reza.kurniawan@widyatama.ac.id   Abstrak

Kini, melalui pengadaan sumur dalam yang dibangun masyarakat melalui Program Pamsimas, masyarakat sudah bisa mendapatkan sumber air untuk kebutuhan sehari-hari yang layak dan aman