• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENURUNAN INDUSTRI PENGOLAHAN BATU KAPUR DI KELURAHAN URUG KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA Siti Fadjarajani¹

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENURUNAN INDUSTRI PENGOLAHAN BATU KAPUR DI KELURAHAN URUG KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA Siti Fadjarajani¹"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

¹Dosen Program Studi Pendidikan Geografi, FKIP Univ. Siliwangi Tasikmalaya ²Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi, FKIP Univ. Siliwangi Tasikmalaya

PENURUNAN INDUSTRI PENGOLAHAN BATU KAPUR

DI KELURAHAN URUG KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA Siti Fadjarajani¹ (sfadjarajani2000@yahoo.com)

Novi Amalia² (noviaamalia48@gmail.com)

Program Studi Pendidikan Geografi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi

ABSTRAK

Kota Tasikmalaya memiliki sumber daya alam yang cukup melimpah diantaranya potensi batu kapur. potensi ini sudah termanfaatkan sejak lama oleh industri-industri pengolahan batu kapur yang berada di sekitarnya termasuk di Kelurahan Urug. Namun akhir-akhir ini industri pengolahan batu kapur mengalami penurunan. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi penurunan industri pengolahan batu kapur dan bagaimanakah kondisi pekerja setelah terjadi penurunan industri pengolahan batu kapur di Kelurahan Urug Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi industri pengolahan batu kapur dan kondisi pekerja setelah terjadi penurunan industri pengolahan batu kapur di Kelurahan Urug Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Hipotesis dalam penelitian ini adalah fakor-faktor yang mempengaruhi penurunan industri pengolahan batu kapur di Kelurahan Urug Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya adalah bahan baku, modal, dan tenaga kerja. Dan kondisi pekerja setelah terjadi penurunan industri pengolahan batu kapur adalah kehilangan sumber mata pencaharian dan beralih profesi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi lapangan, wawancara, penyebaran kuisisoner, kajian literatur serta studi dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat, pengusaha, dan tenaga kerja indusri pengolahan batu kapur di Kelurahan Urug. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel total dan sampel acak, dengan jumlah sampel 41 responden. Berdasarkan hasil analisis maka dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan industri pengolahan batu kapur yaitu penggunaan bahan baku (75%), modal (80%), dan tenaga kerja (75%) menjadi berkurang yang disebabkan oleh naiknya harga bahan bakar. Kondisi pekerja setalah terjadi penurunan industri pengolahan batu kapur menjadi kehilangan mata pencaharian (87,80%) dan beralih profesi (98%), adapun profesi yang mereka tekun setelah terjadi penurunan industri pengolahan batu kapur yaitu menjadi buruh bordir,

(2)

2 – Siti Fadjarajani dan Novi Amalia., Penurunan Industri Pengolahan Batu Kapur tukang ojek, berdagang di kot-kota besar, dan menjadi pendulang emas di luar pulau. Saran penulis sebagai bahan rekomendasi diantaranya pemerintah daerah diharapkan memberi bantuan berupa modal dengan bunga ringan kepada para pengusaha dan ikut membantu dalam promosi, sehingga produk batu kapur di Kelurahan Urug menjadi terkenal dan laku di pasaran.

Kata Kunci : Penurunan, Industri, Batu Kapur

ABSTRACT

The background research is Tasikmalaya city has considerable natural resources including abundant limestone potential. This potential has been exploited for a long time by processing industries limestone in the surrounding areas, including in Village. But lately limestone processing industry decreased. The issues in this research are the factors affecting the decline of limestone processing industry and conditions of employees after a decline in limestone processing industry in Urug Village Kawalu District Tasikmalaya City. The Purpose in this research are to know the factors affecting the limestone processing industry and conditions employees after a decline in limestone processing industry in the Village District Urug Kawalu Tasikmalaya city. The hypothesis of this research are factors affecting the decrease in limestone processing industry in the Urug Village Kawalu District Tasikmalaya City is the raw material, capital, and labor. And conditions of employees after a decline in limestone processing industry is losing job and switch professions. The method used in this research is descriptive quantitative data collection techniques through field observations, interviews, spread kuesisoner, literature review and study documentation. The population in this study is the community, employers, and industry-processing workforce in Village limestone. Sampling in this study using the technique of the total sample and the random sample, with sample 41 respondents. Based on the analysis it can be concluded that the factors affecting the decrease in limestone processing industry is the use of raw materials (75%), capital (80%), and employment (75%) to be reduced due to rising fuel prices. After a decline in the conditions of the limestone processing industry to loss of livelihoods (87.80%) and turned professional (98%), while the profession that they are diligently following the decline in limestone processing industry is a labor of embroidery, motorcycle taxi trade in th cities, and the

(3)

3 – Siti Fadjarajani dan Novi Amalia., Penurunan Industri Pengolahan Batu Kapur miners of gold in the outer islands. The author suggest to local governments are expected to provide assistance in the form of capital with low interest to entrepreneurs and help in the promotion, such as the limestone products in Village become famous and marketable.

Keyword : Decrease, Industry, Lime stone

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Batu kapur merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki potensi batuan yang banyak terdapat di Indonesia. Potensi ini hampir merata di seluruh Indonesia. Data yang pasti mengenai jumlah cadangan batu kapur di Indonesia belum ada, namun secara umum jumlahnya mencapai 28,678 milyar ton, dengan perincian 61,376 juta ton sebagai cadangan terunjuk (probable) dan 28,616 juta ton sebagai cadangan. Sebagian besar cadangan batu kapur berada di Sumatra Barat dengan kisaran cadangan sekitar 23,23 milyat ton atau hampir 81,02% dari cadangan keseluruhan di Indonesia.

Kota Tasikmalaya memiliki potensi sumber daya alam yang cukup melimpah, diantaranya bahan tambang atau galian yang meliputi mineral logam, batu bara, serta mineral non logam dan bebatuan. Potensi tersebut menyebar dan diantaranya sudah tergarap dan dimanfaatkan. Salah satu yang sudah termanfaatkan diantarnya batu kapur yang diolah di industri pengolahan/pabrik, salah satunya di Kelurahan Urug terdapat beberapa industri pengolahan batu kapur. Kelurahan Urug merupakan lokasi relatif untuk dijadikan lokasi industri pengolahan batu kapur, karena tidak begitu jauh dengan sumber bahan baku dan lokasi pasar.

Sentra industri pengolahan batu kapur yang terdapat di Kelurahan Urug Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya berdiri sejak tahun 1950-an, dahulu terdapat 10 indsutri pengolahan batu kapur, rata-rata mendapat bahan baku di Kecamatan Cibalong (Kabupaten Tasikmalaya), karena disana memiliki sumber bahan baku yang melimpah. Sumber bahan baku di Kecamatan Sukaraja sangat berpotensi karena terdapat di daerah

(4)

4 – Siti Fadjarajani dan Novi Amalia., Penurunan Industri Pengolahan Batu Kapur yang strategis dengan luas sampai 10 ha. Proses penggaliannya pun mudah cukup dengan alat sederhana.

Krisis ekonomi sejak pertengahan tahun1997 dan puncaknya pada tahun 1998 berdampak negatif terhadap sektor industri. Krisis ekonomi berdampak negatif terhadap industri besar dan sedang (IBS) maupun terhadap industri kecil dan industri kerajinan rumah tangga (IKKRT). Krisis menyebabkan hampir semua kelompok industri mengalami penurunan dalam jumlah produksi dan tenaga kerja. Hal ini berdampak pada jumlah industri pengolahan batu kapur yang ada di Kelurahan Urug Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Sehubungan dengan latar belakang tersebut di atas maka penting dan menarik untuk melakukan penelitian tentang penurunan industri pengolahan batu kapur di Kelurahan Urug Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya.

Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan penelitian ini yaitu : 1) Menganalisis faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi penurunan industri pengolahan batu kapur di Kelurahan Urug Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. 2) Menganalisis bagaimana kondisi pekerja setelah terjadi penurunan industri pengolahan batu kapur di Kelurhan Urug Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, bertujuan untuk menggambarkan dan mengungkapkan suatu masalah, keadaan, peristiwa sebagaimana adanya atau mengungkapkan fakta secara lebih mendalam dengan menggunakan pengukuran dan analisis tentang kondisi penurunan industri pengolahan batu kapur di Kelurahan Urug Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Menurut Ahman Sya, 2011:49 Penelitian deskritif adalah: “Metode yang dipakai untuk mengkaji dan menganalisis berbagai data, gejala, dan peristiwa yang ada dan terjadi sekarang ini pada ruang permukaan bumi. Interelasasi keruangan gejala dalam konteks hubungan manusia dengan alam lingkungannya, adalah ciri pokok dalam aplikasi ini”. Dengan menggunakan metode penelitian di atas, diharapkan masalah yang

(5)

5 – Siti Fadjarajani dan Novi Amalia., Penurunan Industri Pengolahan Batu Kapur berhubungan dengan penurunan industri pengolahan batu kapur dapat dikaji dan diungkap secara jelas.

Pembahasan

Deskripsi Industri Pengolahan Batu Kapur di Kelurahan Urug Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya.

Industri pengolahan batu kapur Kota Tasikmalaya tepatnya terletak di Kelurahan Urug Kecamatan Kawalu Kota Tasikmlaya sudah berdiri sejak lama sekitar tahun 1950-an. Dengan sumber bahan baku didatangkan dari daerah lain seperti dari daerah Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya. Pada awal kemunculannya mengalami perkembangan produksi yang sangat pesat hingga tahun 1990an, disana berdiri 10 unit usaha industri pengolahan batu kapur.

Adapun proses pengolahan batu kapur dimulai dengan proses pembakaran. Proses pembakaran ini memakan waktu selama 2 hari 2 malam dengan menggunakan bahan bakar bambu. Bahan baku dibakar dalam lubang yang berdiameter 1 meter dan mempunyai kedalaman 3-4 meter. Proses ini merupakan proses yang sulit dan memerlukan keahlian khusus, apabila terjadi kesalahan dalam pembakaran maka resiko gagal pun bisa terjadi. Dan tahap selanjutnya adalah proses pendinginan, dimana batu kapur yang sudah selesai dibakar, didiamkan dulu 1 malam dan diangkat dari lubang pembakaran. Setelah proses pendinginan, batu kapur yang sudah dibakar, dicampur dengan air supaya batu kapur tersebut menjadi seperti tepung dan siap utuk di packing dalam karung yang berukuran 10-25 kg.

Pada tahun 1998 atau pada era krisis moneter, industri pengolahan batu kapur mengalami penurunan karena selain pemesanan batu kapur oleh masyarakat berkurang biaya produksi pun melambung tinggi dikarenakan bahan bakar menjadi sangat mahal. Saat itu proses pengolahannya pun beralih menjadi tradisional dengan mengunakan bahan bakar lain seperti bambu, kayu, bahkan ban bekas pun dijadikan sebagai alternatif.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penurunan Industri Pengolahan Batu Kapur Di Kelurahan Urug Kecamatan Kawalu Kota Tasikamalaya

(6)

6 – Siti Fadjarajani dan Novi Amalia., Penurunan Industri Pengolahan Batu Kapur Kesuluruhan bahan baku untuk industri pengolahan batu kapur di Kelurahan Urug diperoleh dari Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya. Karena menurut responden bahan baku yang berada disana lebih bagus dari segi kualitas dan lebih murah. Jumlah bahan baku yang diambil sebelum terjadi penurunan bisa mencapai 20 kali pengambilan bahan baku dalam waktu satu minggu atau dalam satu kali produksi, sedangkan sekarang hanya 6 kali pengambilan bahan baku dalam waktu satu minggu atau satu kali produksi, sehingga hal tersebut mengakibatkan penurunan jumlah produksi.

Ada sekitar 25% responden yang menjawab hasil produksi setelah terjadi penurunan industri pengolahan batu kapur menjadi 20-39 ton dalam satu kali produksi, dan ada sekitar 75% responden yang menjawab hasil produksi setelah terjadi penurunan industri pengolahan batu kapur menjadi 10-19 batu kapur siap jual. b. Modal

Sumber modal untuk industri bisa berasal dari modal sendiri, mendapatkan modal pinjaman dari kerabat, dan koperasi. 100% reponden mengatakan sumber modal untuk industri batu kapur ini berasal dari modal sendiri. Terdapat 25% responden yang menjawab penggunaan jumlah total modal yang digunakan lebih dari 20 juta, dan ada 75% responden yang menjawab jumlah total modal yang digunakan 15-19 juta untuk industri pengolahan batu kapur di Kelurahan Urug. Sekarang, banyak pengusaha yang mulai kekurangan modal, karena mereka lebih kesulitan untuk memperoleh modal, meminjam ke Bank membebani mereka dengan bunga yang tinggi. ada 75% responden menjawab modal yang digunakan menjadi 7-9 juta, dan 25% responden menjawab modal yang digunakan dari 3-6 juta.

c. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi dalam suatu kegiatan industri mempunyai peranan sebagai pelaksana kegiatan industri. diketahui asal tenaga kerja yang berada di Industri Pengolahan Batu Kapur di Kelurahan Urug Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya, ada sekitar 56,25% responden menjawab asal tenaga kerja berasal dari dalam desa, dan ada 43,75% responden menjawab berasal dari luar desa. Jumlah tenaga kerja pada sebelum dan sesudah terjadi penurunan industri pengolahan batu kapur responden menjawab rata-rata setiap industri

(7)

7 – Siti Fadjarajani dan Novi Amalia., Penurunan Industri Pengolahan Batu Kapur memiliki 10-15 tenaga kerja ada sekitar 75%, dan ada 25% responden menjawab 15-20 tenaga kerja disetiap industri pengolahan batu kapur.

Kondisi Pekerja Setelah Terjadi Penurunan Industri Pengolahan Batu Kapur di Kelurhan Urug Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya

a. Kehilangan Mata Pencaharian

Mata pencaharian merupakan sumber penghidupan bagi setiap manusia, salah satunya bermata pencaharian sebagai pengolah batu kapur. Sekitar tahun 1998 sejak terjadi krisi moneter industri pengolahab batu kapur di Kelurahan Urug mengalami penurunan yang disebabkan harga bahan bakar yang melambung tinggi, dan hal ini berdampak tehadap tenaga kerja, dan terjadilah pengurangan tenaga kerja yang menyebabkan kahilangan sumber mata pencaharian bagi para tenaga kerja di setiap industri pengolahan batu kapur yang berada di Kelurahan Urug. 87,80 % responden mengatakan bahwa terdapat tenaga kerja setelah terjadi penurunan indstri pengolahan batu kapur adalah kehilanagan sumber mata pencaharian, dan 12,19 responden mengatak tidak. Hal ini disebabkan oleh banyaknya industri pengolahan batu kapur mengalami kebangkrutan yang berdampak pada tenaga kerja yang kehilangan mata pencaharian.

b. Beralih Profesi

Setelah adanya pengurangan tenaga kerja di Industri Pengolahan Batu Kapur Kelurahan Urug, banyak para pekerja yang beralih profesi, diantaranya ada yang bekerja ke kota, dagang, buruh bordir, dan merantau ke luar palau memperoleh peruntungan sebagai pendulang emas. kondisi pekerja setelah terjadi penurunan industri pengolahan batu kapur yang beralih profesi menjadi pedangan di kota ada sebanyak 24% responden yang menjawab hal tersebut, dan ada 16% responden yang menjawab menjadi pendulang emas di luar pulau, 28% responden menjawab sebagai tukang ojek, dan ada 32% responden menjawab sebagai buruh bordir.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan industri anatara lain:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan industri pengolahan batu kapur di Kelurahan Urug Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya adalah:

(8)

8 – Siti Fadjarajani dan Novi Amalia., Penurunan Industri Pengolahan Batu Kapur a. Pengurangan penggunaan bahan baku yang disebabkan naiknya harga bahan

bakar dan berdampak pada penurunan produksi

b. Modal yang digunakan saat ini tidak terlalu besar dan berdampak pada pengurangan anggaran untuk penggunaan bahan baku dan bahan bakar agar proses produksi tetap berjalan.

c. Jumlah tenaga kerja di industri pengolahan batu kapur saat ini menjadi sedikit dikarenakan proses industri dan hasil produksi yang menurun sehingga kebutuhan tenaga kerja pun berkurang.

2. Kondisi pekerja setelah terjadi penurunan industri pengolahan batu kapur di Kelurahan Urug Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya adalah:

a. Kehilangan sumber mata pencaharian yang disebabkan oleh penururnan produksi yang berdampak pada pengurangan penggunaan tenaga kerja, dan banyaknya industri pengolahan batu kapur yang mengalami kebangkrutan. b. Setelah terjadi pengurangan tenaga kerja, banyak para tenaga kerja yang beralih

profesi, adapun profesi yang mereka tekuni setalah tidak lagi menjadi pengolah batu kapur yaitu sebagai buruh bordir di daerah Kecamatan Kawalu, berdagang di kota-kota besar seperti di Kota Bandung dan Jakarta, menjadi tukang ojek di daerah sekitar Kelurahan Urug, dan merantau ke luar pulau untuk memperoleh peruntungan sebagai pendulang emas.

Daftar Pustaka

Adisasmita, Rahardjo. 2012. Analisa Tata Ruang Pembangunan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Abdurachmat, Indris. 1983. Georgafi Industri. Bandung: IKIP Bandung

Ahman, Sya. 2011. Pengantar Geografi. Bandung:. LPPM Universitas Bina Sarana Informatika (BSI)

Bintarto, R dan Soerastopo M. 1978. Metode Analisa Geografi. Jakarta: Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerapan Ekonomi Sosial

Daldjoeni, N. 1992. Geografi Baru. Bandung: Alumni Bandung

(9)

9 – Siti Fadjarajani dan Novi Amalia., Penurunan Industri Pengolahan Batu Kapur Kartasapoetra, G. 1985. Sosiologi Industri. Jakarta: Bina Aksara

Nasution, S. 1983. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: PT Bumi Aksara

Nasution, Arman Hakim. 2006. Menejemen Industri. Yogyakarta: Andi

Nasution, M. Nur. 2004. Manajemen Transportasi. Jakarta: Ghalia Indonesia

Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta: Grafindo.

Mantra, Ida Bagoes.2009. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Rafi’I, Suryatna. 1983, Metode Satistik Analisis. Bandung: Bina Cipta

Sukandarrumidi. 2009, Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Sukma, Bian. 2012. Aktifitas Penambangan Batu Gamping di Desa Sukapura Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya. Jurusan Pendidikan Geografi. Universitas Siliwangi. Tasikmalaya: tidak diterbitkan

Sumaatmajda, Nursid. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan Analisia Keruangan, Alumni Bandung

Sutanto, Agus. 2006. Modul II (Geografi Industri Dalam Perkembangan Studi Geografi). Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1984-Perindustrian

Wasis. (1992). Pengantar Ekonomi Perusahaan. Bandung: Alumni.

http://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_bakar update : 20 Desember 2012

blog.pasca.gunadarma.ac.id/2012/06/01/batu-kapur-dan-cadangannya-indonesia/ (24 Desember 2012)

Referensi

Dokumen terkait

Adapun alasan peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu: dalam hal ini terdapat kejelasan unsur: tujuan, subjek, sumber data, kejelasan desain penelitian, sampel

Dari pernyatan yang ada diatas dapat disimpulkan bahwa, dengan memanfaatkan media buku refrensi seni tari Bedhaya Ketawang yang berbasis digital watercolour illustration akan

Mata kuliah pada kelompok ini wajib diambil oleh seluruh mahasiwa Program Studi Sosio Ekonomi Perikanan Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu

Pada tahun 2004, umur tanaman telah mencapai 10 tahun, jumlah tanaman yang ber- produksi lebih banyak dengan nilai keragaman pro- duksi antarpohon juga tinggi (86,8%).. Nilai

(2007) menunjukkan adanya peningkatan pada percabangan duktus laktiferus dan pembentukan tunas alveolar selama awal kehamilan. Diferensiasi pada tahap ini ditandai

a. Guru yang menempatkan dirinya sebagai pemimpin yang memerintah. Hal seperti ini kurang tepat jika ditempatkan pada sistem pendidikan. Guru yang menempatkan dirinya

Jepang sebagai negara industri memiliki pola strategi dan kebijakan pembangunan industri manufaktur melalui pembinaan Industri kecil yang berpola sejenis koperasi atau

[r]