• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPETENSI KEPRIBADIAN guru pai dalam me

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KOMPETENSI KEPRIBADIAN guru pai dalam me"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPETENSI KEPRIBADIAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah

“Pengembangan Profesi Guru”

Dosen Pembimbing:

Reksiana, MA. Pd

Oleh Kelompok IV:

1. Rahmadani Ade Anita (15311596)

2. Imroatus Sholihah (15311616)

3. Siti Roslina (15311632)

4. Nurul Izzah Kasuba (14311455)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

(2)

ِمْيِحَرلا ِنمْحَرلا ِها ِمْسِب

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Kompetensi Kepribadian Guru ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Reksiana, MA. Pd selaku Dosen mata kuliah Pengembangan Profesi Guru yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Kompetensi Kepribadian Guru. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon saran dan kritik yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Jakarta, 02 Januari 2018

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era globalisasi sekarang ini yang ditandai dengan persaingan kualitas atau mutu, menuntut semua pihak dalam berbagai bidang untuk senantiasa meningkatkan kompetensi. Hal tersebut mendudukan upaya peningkatan kualitas pendidikan baik secara kuantitatif maupun kualitatif yang harus dilakukan terus menerus, sehingga pendidikan dapat digunakan sebagai wahana dalam membangun watak bangsa. Sehingga guru sebagai main person harus memiliki kompetensi yang tinggi dan mengembangkan kompetensi yang di miliki, terutama kompetensi kepribadian.

(4)

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Kompetensi dan Kepribadian?

2. Apa sajakah komponen-komponen Kompetensi Kepribadian guru? 3. Apa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Kompetensi Kepribadian

guru?

4. Mengapa Kompetensi Kepribadian guru menjadi hal yang sangat penting dalam pendidikan?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian Kompetensi Kepribadian.

2. Memahami komponen-komponen Kompetensi Kepribadian guru. 3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Kompetensi

Kepribadian guru.

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

1. Kompetensi Kepribadian Guru

A. Pengertian Kompetensi dan Kepribadian

Kompetensi berasal dari bahasa Inggris “competence” yang berarti

kecakapan dan kemampuan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kompetensi adalah kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan) sesuatu. Jika kompetensi berarti kemampuan atau kecakapan, maka hal ini erat kaitannya dengan kepemilikan pengetahuan, kecakapan atau keterampilan guru.1

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kepribadian adalah sebagai sifat hakiki yang tercermin pada seseorang atau suatu bangsa yang membedakan dirinya dengan orang atau bangsa lain. Sedangkan dalam tinjauan psikologi, kepribadian adalah susunan atau kesatuan antara aspek perilaku mental (pikiran, perasaan, dan sebagainya) dengan aspek perilaku (perbuatan nyata). Aspek tersebut berkaitan secara fungsional pada diri seseorang sehingga membuatnya bertingkah laku secara khas dan tetap.2

Kepribadan adalah suatu sikap atau tingkah laku yang dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan suatu kegiatan yang menjadi tanggung-jawabnya untuk menentukan suatu tujuan.3 Kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak, sulit dilihat dan tidak bisa diketahui secara nyata, yang dapat diketahui hanyalah penampilan dari segi luarnya saja.

1 Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers,

2013), hlm. 1

2

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 225

3 Sussana, Kepribadian Guru PAI dalam Tantangan Globalisasi, (Jakarta: Jurnal

(6)

Baharuddin menjelaskan inti-inti mengenai kepribadian dalam bukunya sebagai berikut:

a. Kepribadian merupakan suatu kebulatan yang terdiri dari aspek-aspek jasmaniah dan rohaniah.

b. Kepribadian seseorang bersifat dinamik dalam hubungannya dengan lingkungan.

c. Kepribadian seseorang itu khas, dan berbeda dari orang lain. d. Kepribadian itu berkembang dan dipengaruhi oleh faktor-faktor

yang berasal dari dalam dan luar.4

B. Pengertian Kompetensi Kepribadian Guru

Kompetensi Kepribadian adalah semua keterampilan yang ada, pengetahuan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat melaksanakan perbuatan-perbuatan yang bersifat kognitif, memiliki sifat efektif dan psikomotorik dengan baik. Definisi yang sama juga dikemukakan oleh para ahli seperti:

1) Finch dan Crunkilton: mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan.5

2) Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007: capaian Kompetensi Kepribadian guru adalah ia mampu bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. Mampu menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

Misalnya, dalam tindakan, ucapan, cara bersosialisasi, dan problem

solving. Guru bukanlah seseorang yang hanya memberikan

pengetahuan dan keterampilan saja, tetapi guru adalah tauladan yang patut untuk dicontoh. Oleh karena itu, etika dan moral guru sangat

4

Baharuddin, Psikologi Pendidikan: Refleksi Teoritis Terhadap Fenomena , (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2017), hlm. 209

5 Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

(7)

berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan anak didiknya. Ada dua macam kepribadian guru, yaitu:

a. Guru yang menempatkan dirinya sebagai pemimpin yang memerintah. Hal seperti ini kurang tepat jika ditempatkan pada sistem pendidikan.

b. Guru yang menempatkan dirinya sebagai pembimbing bagi anak didiknya. Tipe guru seperti ini lebih tepat dan menarik, ia akan dihormati dan disayangi oleh anak didiknya.

Bagaimanapun pandainya seorang guru memberikan pelajaran bahkan penguasaan materi yang matang, tanpa diiringi oleh kepribadian yang menarik tentunya sangat sulit. Dengan kepribadian yang baik dan menarik, ia akan menjadi guru yang ideal.

Untuk menjadi guru yang berkompetensi, maka guru harus mengembangkan kepribadiannya yang meliputi:

1) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2) Berperan dalam masyarakat sebagai warga Negara yang berjiwa Pancasila.

3) Mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan bagi guru.

Menurut Abu Ahmadi, seorang guru yang berhasil dituntut untuk bersikap hangat, adil, objektif, dan fleksibel sehingga terbina suasana emosional yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar.6

2. Komponen-komponen Kompetensi Kepribadian Guru

Setiap subjek mempunyai pribadi yang unik, masing-masing mempunyai ciri dan sifat bawaan serta latar belakang kehidupan. Banyak masalah psikologis yang dihadapi peserta didik, banyak pula minat, kemampuan, motivasi dan kebutuhannya. Semua memerlukan bimbingan guru yang berkepribadian dapat bertindak sebagai pembimbing, penyuluh

6 Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers,

(8)

dan dapat menolong peserta didik agar mampu menolong dirinya sendiri. Disinilah letak kompetensi kepribadian guru sebagai pembimbing dan suri teladan. Guru adalah sebagai panutan yang harus digugu dan ditiru dan sebagai contoh pula bagi kehidupan dan pribadi peserta didiknya. Adapun aspek-aspek atau komponen-komponen kompetensi kepribadian guru meliputi hal-hal sebagai berikut:

a) Mengembangkan kepribadian.

b) Berinteraksi atau berkomunikasi: berinteraksi dengan sejawat untuk meningkatkan profesional dan berinteraksi dengan masyarakat untuk penunaian misi pendidikan.

c) Melaksanakan bimbingan penyuluhan: membimbing siswa yang mengalami kesulitan dan membimbing siswa yang memerlukan bimbingan khusus atau berkelainan.

d) Melaksanakan administrasi sekolah: mengenal administrasi kegiatan sekolah dan melaksanakan kegiatan administrasi sekolah.

e) Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran: mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah dan melaksanakan penelitian sederhana.7

Adapun kemampuan pribadi guru dalam proses belajar mengajar secara rinci dijelaskan oleh Wijaya dan Rusyan sebagai berikut:

1. Kemantapan integritas pribadi

Seorang guru dituntut untuk bekerja secara teratur dan kreatif dalam menghadapi pekerjaannya sebagai guru. Akmal Hawi mengutip pernyataan dari Oemar Hamali dalam bukunya Proses Belajar Mengajar, “Kemampuan dalam bekerja hendaknya merupakan karakteristik pribadinya, sehingga pola hidup seperti ini dapat dihayati oleh siswa. Kemantapan integritas pribadi tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan tumbuh melalui proses belajar yang sengaja diciptakan. Misalnya, seorang guru dalam mengajarkan bab muamalah kepada siswanya, guru tidak boleh hanya sekedar

7 Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers,

(9)

mengajarkan, tetapi harus mengaplikasikan juga dalam kehidupannya secara konsisten baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Hal ini pun harus dilatih dan terus dilatih melalui proses belajar mengajar. 2. Peka terhadap perubahan dan pembaharuan

Seorang guru harus mengetahui perkembangan dan kebutuhan zaman terutama dalam dunia pendidikan. Hal tersebut merupakan karakteristik yang harus dikuasai oleh guru walaupun dalam bentuk sifat yang sederhana.

3. Berpikir alternatif

Hal ini dimaksudkan untuk menghindari verbalisme dan absolutisme. Oleh sebab itu, panduan belajar pada tiap mata pelajaran harus disusun secara sistematis di setiap semesternya. Guru harus mampu memberikan berbagai alternatif jawaban untuk kelancaran proses belajar mengajar dan meningkatkan mutu pendidikan siswanya. 4. Adil, jujur dan objektif

Adil artinya menempatkan sesuatu pada tempatnya. Jujur berarti tulus ikhlas dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Sedangkan objektif adalah menjalani aturan yang ditetapkan secara merata atau tidak pilih kasih.

5. Disiplin dalam melaksanakan tugas. 6. Ulet dan tekun bekerja.

7. Berusaha memperoleh hasil kerja sebaik-baiknya.

Guru perlu menjaga semangat kerja yang tinggi, sehingga program pendidikan yang dicanangkan dapat memperoleh hasil yang memuaskan.

8. Simpati, lues, bijaksana, dan sederhana dalam bertindak

Keuletan merupakan faktor pendukung agar seorang guru menarik perhatian yang baik dari siswanya. Kebijaksanaan kesederhanaan akan menjalin keterkaitan tersebut, guru mampu mengendalikan proses belajar mengajar yang dilaksanakan. 8

9. Bersifat terbuka

8 Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers,

(10)

Dengan dimilikinya sifat terbuka oleh guru, maka demokrasi dalam belajar akan terlaksana dan mendidik siswanya bersifat lebih terbuka pula, tidak menutupi kesalahan, dapat menerima kritik dan saran untuk kebaikan di masa mendatang.

10.Kreatif. 11.Berwibawa

Kewibawaan bukan berarti siswa harus takut kepada guru, melainkan siswa akan taat dan patuh pada peraturan yang berlaku sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh guru.9

3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kompetensi Kepribadian

Chaerul Rochman dan Heri Gunawan mengutip pendapat dari Monks dalam buku Psikologi Perkembangan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kompetensi interpersonal, yaitu:

a. Umur atau kematangan sesorang. Konformisme semakin besar dengan bertambahnya usia.

b. Status ekonomi akan mempengaruhi kepribadian, karena bila seseorang memiliki status ekonomi yang mapan maka rasa nyaman dan percaya diri akan tumbuh.

c. Motivasi diri. Adanya dorongan untuk memiliki status seperti inilah yang akan menyebabkan seseorang berinteraksi dengan orang lain, individu akan menemukan kekuatan dalam mempertahankan dirinya di dalam lingkungan sosial.

d. Keadaan keluarga dan lingkungan. Suasana rumah yang sangat tidak menyenangkan dan tekanan dari orang tua akan membentuk sebuah karakter individu dalam berinteraksi dengan lingkungan.

e. Pendidikan. Pendidikan yang tinggi adalah salah satu faktor dalam interaksi teman sebaya karena orang yang berpendidikan tinggi

9 Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers,

(11)

mempunyai wawasan dan pengetahuan yang luas, yang mendukung dalam pergaulannya.10

4. Pentingnya Kompetensi Kepribadian

Pada tahun 80-an terdapat sebuah lagu dimana syair dalam lagu tersebut menggambarkan tentang kepribadian seorang guru. Syair-syair dalam lagu tersebut menandakan betapa para peserta didik mendambakan kepribadian guru, sampai-sampai mereka tidak memperhatikan ke arah papan tulis karena terpesona oleh penampilan gurunya. Oleh karena itu, guru harus berani tampil beda, harus berbeda dari penampilan-penampilan orang lain yang bukan guru. Sebab penampilan guru bisa membuat murid senang belajar, membuat murid betah di kelas, tetapi bisa juga membuat murid malas belajar bahkan malas masuk kelas seandainya penampilan gurunya acak-acakan. Di sinilah guru harus tampil beda agar bisa ditiru dan diteladani oleh peserta didiknya.

Guru diharapkan dapat menjadi teladan bagi peserta didik, baik dalam pergaulan di sekolah maupun di masyarakat. Namun, ada juga sikap guru yang kurang disukai seperti: guru yang sombong (tidak suka menegur atau ditegur saat bertemu di luar sekolah), guru yang suka merokok, memakai baju tidak rapi, dan sering datang kesiangan. Oleh karena itu, guru haruslah berusaha untuk tampil menyenangkan peserta didik, agar dapat mendorong mereka untuk belajar. Guru harus berani tampil beda, karena dituntut untuk memberikan dan memelihara pandangan tentang keagungan kepada peserta didiknya. Mengemban fungsi ini guru harus terampil dalam berkomunikasi dengan peserta didik di segala umur.

Ungkapan klasik mengatakan bahwa segala sesuatunya bergantung pada pribadi masing-masing. Dalam konteks tugas guru, kompetensi pedagogik, profesional, dan sosial yang dimiliki seorang guru pada dasarnya akan bersumber dan bergantung pada pribadi guru itu sendiri. Dalam melaksanakan proses pembelajaran dan berinteraksi dengan siswa akan banyak ditentukan oleh karakteristik kepribadian guru yang

10 Chaerul Rochman dan Heri Gunawan, Pengembengan Kompetensi Kepribadian Guru,

(12)

bersangkutan. Memiliki kepribadian yang sehat dan utuh, dengan kerakteristik sebagaimana diisyaratkan dalam rumusan kompetensi kepribadian di atas dapat dipandang sebagai titik tolak bagi seseorang untuk menjadi guru yang sukses.

Guru adalah pendidik profesional yang bertugas untuk mengembangkan kepribadian siswa atau sekarang lebih dikenal dengan karakter siswa. Penguasaan kompetensi kepribadian yang memadai dari seorang guru akan sangat membantu upaya pengembangan karakter siswa. Dengan menampilkan sebagai sosok yang bisa digugu (dipercaya) dan ditiru, secara psikologis anak cenderung akan merasa yakin dengan apa yang sedang dibelajarkan gurunya. Misalkan, ketika guru hendak membelajarkan tentang kasih sayang kepada siswanya, tetapi di sisi lain secara disadari atau biasanya tanpa disadari, gurunya sendiri mudah marah dan sering bertindak kasar, maka yang akan melekat pada siswanya bukanlah sikap kasih sayang, melainkan sikap tidak baik itulah yang lebih berkesan dan tertanam dalam sistem pikiran dan keyakinan siswanya. Di masyarakat, kepribadian guru masih dianggap hal sensitif dibandingkan dengan kompetensi pedagogik atau profesional. Apabila ada seorang guru melakukan tindakan tercela, atau pelanggaran norma-norma yang berlaku di masyarakat, pada umumnya masyarakat cenderung akan cepat mereaksi. Hal ini tentu dapat berakibat terhadap merosotnya wibawa guru yang bersangkutan dan kepercayaan masyarakat terhadap institusi sekolah, tempat dia bekerja.11

11 Chaerul Rochman dan Heri Gunawan, Pengembengan Kompetensi Kepribadian Guru,

(13)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 16 Tahun 2007

(Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru)

(14)

tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

tanggung jawab yang tinggi. 14.2 Bangga menjadi guru dan

percaya pada diri sendiri. 14.3 Bekerja mandiri secara

profesional. 15 Menjunjung tinggi kode

etik profesi guru.

15.1 Memahami kode etik profesi guru.

15.2 Menerapkan kode etik profesi guru.

(15)

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus di miliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia.

Kompetensi kepribadian guru sangatlah penting karena guru adalah pendidik profesional yang bertugas untuk mengembangkan kepribadian siswa atau sekarang lebih dikenal dengan karakter siswa. Penguasaan kompetensi kepribadian yang memadai dari seorang guru akan sangat membantu upaya pengembangan karakter siswa.

Sosok pribadi yang unik dari seorang guru dapat dikatakan pribadi yang yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta, berakhlak mulia, serta menarik. Guru haruslah memiliki kepribadian tersebut karena seorang guru adalah panutan serta teladan bagi para peserta didiknya.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin. Psikologi Pendidikan-Refleksi Teoritis terhadap Fenomena. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2017.

Hawi, Akmal. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers. 2013.

Mulyasa. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2009.

Sussana. Kepribadian Guru PAI dalam Tantangan Globalisasi. Jakarta: Jurnal Mudarrisuna. 2014.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2008.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Skripsi ini berjudul “Uji Sifat Fisik dan Palatabilitas Ransum Komplit Wafer Pucuk dan Ampas Tebu untuk Ternak Pedet Sapi Fries Holland” sebagai salah satu syarat untuk

Berdasarkan lembar penilaian aktivitas siswa, perolehan skor aktivitas siswa adalah 28 dengan kategori sangat baik. Aktivitas siswa yang memperoleh penilaian

kekasaran permukaan maksimum yang dapat dilakukan oleh mesin frais dan mereka sering kali melakukan pekerjaan tambahan untuk mendapatkan kekasaran permukaan tertentu yaitu dengan

Hasil perhitungan laju korosi pipa besi cor kelabu terhadap media korosif air ledeng, larutan asam klorida 1 % dan larutan kapur 5% dengan variasi kecepatan

Untuk tiap baris, atau kolom, atau diagonal dengan dua buah kotak atau lebih (yang diberi garis panah di atas), jika terdapat sejumlah genap koin pada garis tersebut, maka

Setelah bermain badan menjadi kotor, kita harus .... Menggosok gigi

Tubuh Anda seakan mendapat sentakan energi ketika nikotin menyentuh kelenjar adrenalin, memicu produksi lebih besar yang meningkatkan tekanan darah dan detak jantung.. Jantung