• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN (SAKUBUN): Penelitian Eksperimen Kuasi Kepada Mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Tingkat III).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN (SAKUBUN): Penelitian Eksperimen Kuasi Kepada Mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Tingkat III)."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

(SAKUBUN)

(Penelitian Eksperimen Kuasi Kepada Mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Tingkat III)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Bahasa Jepang

Oleh Melinda Gultom

1100592

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

(2)

MENULIS KARANGAN (SAKUBUN)

(Penelitian Eksperimen Kuasi Kepada Mahasiswa Departemen Pendidikan

Bahasa Jepang Tingkat III)

Oleh Melinda Gultom

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas

Pendidikan Bahasa dan Sastra

©Melinda Gultom 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

i

METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPETHINK TALKWRITE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN (SAKUBUN)

(Studi Eksperimen Kuasi Terhadap Mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Tingkat III)

Melinda Gultom

1100592

ABSTRAK

Berdasarkan angket, diketahui bahwa bagi mahasiswa bahasa Jepang, pelajaran sakubun adalah salah satupelajaran yang sulit. Pembelajar banyak menemukan kesulitan saat menulis karangan bahasa Jepang. Diantaranya kesulitan dalam Kanji, memilih kata, menggunakan tata bahasa, dan menulis karangan.Banyak pula mahasiswa yang menjawab meskipun mampu menulis karangan, namun sulit dalam menuangkan pendapat. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan diadakan penelitian mengenai metode pembelajaran kooperatif tipeThink Talk Write dalam pelajaran sakubun, dan akan membuktikan apakah ada pengaruh yang signifikan sebelum dan setelah menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipeThink Talk Write.Metode penelitian yang digunakan adalah Eksperimental Kuasi, dengan menggunakan desain One-Group Pretest And Posttest Design. Sampel penelitian adalah mahasiswa UPI, departemen pendidikan bahasa Jepang tingkat III tahun ajaran 2015-2016sebanyak 20 orang. Pengumpulan data menggunakan tes dan angket. Berdasarkan hasil statistik, nilai t-hitung diperoleh sebesar 6,32dan nilai t-tabel sebesar 2,09 (db=19). Dengan kata lain, bahwa nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode TTW memiliki pengaruh yang signifikandalam pembelajaran sakubun.Berdasarkan hasil analisis data angket, diketahui bahwa mahasiswa memberikan respon positif terhadap metode pembelajaran TTW dalam pembelajaran sakubun.

(5)

ii

COOPERATIVE LEARNING METHOD THINK TALK WRITE TYPE

IN INCREASING THE STUDENTS’S WRITING (SAKABUN) ABILITY

(Quasi Expereimental Study towards Students of Japanaese Pedagogical Program Year 3rd)

Melinda Gultom 1100592 ABTRACT

The questionnaires showed that sakubunwas the hardest subject for students of Japanese Pedagogical Program. Many students faced the difficulties when they had to write a text in Japanese.Some of the difficulties were: the difficulty in Kanji, words choice, grammar, and constructing the text. Many students also answered, although they could write the text, but they encountered difficulty to find the ideas for writing. Thus, this study would conduct a research about cooperative learning method Think Talk Write Type on sakubunsubject, and would reveal whether this method gave significant effect on

the students’s writing ability before and after Cooperative Learning Method Think Talk Write Type was given. The method used in this research was QuasiExperimental method, by using One Group Pretest and Posttest Design. The samples of this study were 20 students of UPI, Japanese Pedagogical Program. The data was obtained from test and questionnaire. According to statistic result, the value of countwas 6,32and the value of t-tablewas 2,09 (db=19). On the other words, the value of t-countwas bigger than the value of t-table. Thus, it could be concluded that Cooperative Learning Method Think Talk Write Type on sakubunsubject had significant effect in increasing students’ writing ability.

(6)

xiv DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... xii

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang . ... 1

1.2Rumusan dan Batasan Masalah Penelitian ... 5

1.3Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1 Hipotesis Penelitian ... 5

1.3.2 Kriteria Pengujian ... 6

1.4Manfaat Penelitian ... 7

1.5Struktur Organisasi ... 8

BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1Metode Pembelajaran ... 9

2.2Metode Pembelajaran Kooperatif ... 10

2.3Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write ... 11

2.3.1 Tahap-tahap Pembelajaran Metode Think Talk Write ... 11

2.3.2 Langkah-langkah Pembelajaran Think Talk Write ... 13

2.4Menulis ... 13

(7)

xv

2.6Masalah dalam Pemelajaran Sakubun ... 21

2.7Strategi Pembelajaran Sakubun... 23

2.8Penelitian Pendahulu ... 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Desain Penelitian ... 33

3.2Partisipan ... 35

3.3Populasi dan Sampel ... 35

3.3.1 Populasi ... 35

3.3.2 Sampel... 35

3.4 Instrumen Penelitian ... 36

3.4.1 Tes ... 36

3.4.2 Angket ... 41

3.5 Prosedur Penelitian ... 43

3.6 Analisis Data ... 44

3.7 Menghitung Data Angket ... 47

3.8 Pembahasan Hasil Pengolahan Data ... 47

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1Pertemuan Pertama (Pretest)... 49

4.2Pertemuan Kedua (Treatment 1) ... 50

4.3Pertemuan Ketiga (Treatment 2) ... 53

4.4Pertemuan Keempat (Treatment 3) ... 55

4.5Pertemuan Kelima (Posttest) ... 56

(8)

xvi

4.7Pengolahan Data Angket ... 61 4.8Pembahasan Hasil Pengolahan Data ... 69

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

5.1Simpulan ... 72 5.2Implikasi ... 72 5.3Rekomendasi ... 73

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang paling banyak dipelajari di Indonesia. Berdasarkan data yang dilansir oleh The Japan Foundation pada tahun 2012, jumlah pembelajar bahasa Jepang di Indonesia

mencapai 872.406 orang. Angka yang cukup fantastis mengingat bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik tersebut dapat diamati pada huruf-huruf yang digunakannya. Diantaranya, hiragana, katakana, dan kanji. Selain itu, kosakata, sistem pengucapan, gramatika, serta ragam bahasanya juga memiliki karakteristik tersendiri yang menjadikan bahasa Jepang itu berbeda dari bahasa-bahasa lain yang ada di dunia (Sudjianto, 2012, hlm. 2).

Dalam bahasa Jepang, terdapat aspek keterampilan menulis yang terbagi menjadi tiga macam, yaitu menulis huruf (kana dan kanji), menulis kalimat, dan menulis karangan. Menulis huruf biasanya dituangkan dalam mata kuliah hyouki. Sedangkan menulis kalimat biasanya diberikan dalam mata kuliah

tata bahasa bahasa Jepang (bunpou). Adapun menulis karangan atau cerita, umumnya disajikan dalam mata kuliah sakubun (Sutedi, 2008, hlm. 1).

Mata kuliah menulis karangan (sakubun) di departemen pendidikan bahasa Jepang FPBS UPI, sudah diterapkan mulai dari semester tiga. Pada semester ini mahasiswa dianggap sudah memiliki bekal kosakata maupun pengetahuan tentang tata bahasa bahasa Jepang yang baik.

(10)

Diantaranya yaitu, kesulitan dalam menulis kanji, memilih kosakata, dan menggunakan tata bahasa. Banyak pula mahasiswa yang menjawab, meskipun mampu menulis karangan, tetapi sulit dalam menuangkan pendapat.

Tidak sedikit metode-metode pembelajaran inovatif digunakan untuk mengatasi permasalahan sakubun ini. Seperti dengan menggunakan media serta dengan menceritakan hal-hal yang menyenangkan dan tidak menyenangkan dari aktivitas yang dilakukan. Namun kesulitan tersebut masih ditemukan.

Metode pembelajaran yang saat ini banyak digunakan oleh pengajar adalah metode pembelajaran yang berasakan pada kerja sama antar siswa (kerja kelompok). Metode tersebut biasa disebut dengan metode pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning). Salah satu jenis metode pembelajaran kooperatif tersebut adalah Think Talk Write, yang selanjutnya disingkat, TTW.

Metode pembelajaran kooperatif tipe TTW, pada dasarnya merupakan sebuah metode pembelajaran yang dibangun melalui proses berpikir, berbicara, dan menulis yang tidak lepas dari kerjasama tim atau kelompok. Huda (2013, hlm. 218) menyebutkan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe TTW adalah strategi yang memfasilitasi latihan berbahasa secara lisan dan menulis bahasa tersebut dengan lancar. Dikatakan bahwa strategi ini mendorong siswa untuk berpikir, berbicara, dan kemudian menuliskan suatu topik tertentu. Strategi ini digunakan untuk mengembangkan tulisan dengan lancar dan melatih bahasa sebelum dituliskan.

Penelitian kebahasaan dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif TTW ini sebelumnya sudah diteliti oleh beberapa orang dari jurusan yang berbeda-beda, yaitu sebagai berikut.

Seni Aprilia R. (2008) yang meneliti tentang pemahaman membaca dalam bahasa Jerman dengan judul penelitian, “Efektivitas Strategi Think Talk Write (TTW) untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman

(11)

TTW ini efektif dalam meningatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Hal ini dapat diketahui berdasarkan meningkatnya kemampuan dan keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan sesuai dengan konteks yang telah disediakan.

Herlin Marliyana (2014) dari departemen pendidikan bahasa Jepang meneliti metode TTW dalam bidang yang sama. Dengan judul penelitian, “Efektivitas Metode Think Talk Write Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Mahasiswa (Studi Eksperimen Kuasi Terhadap Mahasiswa Tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang)”. Berdasarkan hasil penelitian disebutkan bahwa metode TTW ini efektif untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dalam bahasa Jepang (dokkai). Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil pretest dan posttest.

Zulkarnaini (2011) meneliti mengenai kemampuan menulis karangan dengan judul penelitian, “Metode Kooperatif Tipe Think Talk Write Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Dan Berpikir Kritis.” Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran model kooperatif tipe TTW lebih meningkat secara signifikan daripada siswa yang mengikuti pembelajaran biasa.

Fetti Astrini R. (2014) meneliti mengenai menulis teks eksposisi. Judul penelitian, “Keefektivan Model Think Talk Write (TTW) Dalam Pembelajaran Menulis.” Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen kuasi dengan desain penelitian Pretest Posttest Control Group Design. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis teks eksposisi yang menggunakan model TTW dan kemampuan siswa dalam menulis teks eksposisi menggunakan pembelajaran terlangsung.

(12)

Kelas X-MA Al-Ihsan Baleendah Bandung Tahun Ajaran 2014/2015).” Data yang diperoleh berupa hasil pretest dan posttest siswa dalam mengonversi teks anekdot ke cerpen, hasil penilaian guru dan siswa, hasil penilaian sikap, pengetahuan, dan angket. Dapat diketahui bahwa metode TTW ini efektif digunakan dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot ke cerpen. Hal ini terbukti dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan serta merujuk pada hasil-hasil penelitian-penelitian pendahulu, peneliti ingin mencoba menggunakan metode TTW dalam pembelajaran sakubun di departemen pendidikan bahasa Jepang. Metode kooperatif ini dapat memberikan kemudahan terhadap kemampuan mengarang mahasiswa departemen pendidikan bahasa Jepang. Dengan metode ini, mahasiswa dapat bertukar ide dan pendapat antar pembelajar dalam kelompok kecil sekitar 4-5 orang sebelum menulis karangan.

Peneliti akan mengadakan penelitian dengan judul, “METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN (SAKUBUN) (Penelitian Eksperimen Kuasi Kepada Mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Tingkat III)”.

(13)

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Masalah dalam penelitian ini terdiri dari empat pertanyaan, yaitu sebagai berikut:

1) Bagaimana kemampuan mengarang mahasiswa departemen pendidikan bahasa Jepang tingkat III dalam pembelajaran sakubun sebelum diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe TTW?

2) Bagaimana kemampuan mengarang mahasiswa departemen pendidikan bahasa Jepang tingkat III dalam pembelajaran sakubun setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe TTW?

3) Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan mengarang mahasiswa sebelum dan setelah menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TTW dalam pembelajaran sakubun?

4) Bagaimanakah kesan mahasiswa terhadap metode pembelajaran kooperatif tipe TTW dalam pembelajaran sakubun?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian pada hakekatnya adalah untuk mencari jawaban atas semua masalah penelitian yang telah dirumuskan (Suhartono, 1989, hlm. 129). Dalam penelitian ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai penulis, yaitu sebagai berikut.

1) Untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan mengarang mahasiswa departemen pendidikan bahasa Jepang tingkat III sebelum diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe TTW dalam pembelajaran sakubun.

(14)

3) Untuk memperoleh informasi mengenai perbedaan signifikan antara kemampuan mengarang mahasiswa sebelum dan setelah menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TTW dalam pembelajaran sakubun.

4) Untuk mengetahui kesan mahasiswa terhadap metode pembelajaran kooperatif tipe TTW dalam pembelajaran sakubun.

1.3.1 Hipotesis Penelitian

Adapun dalam penelitian ini, penulis memberikan hipotesis sebagai berikut.

(H0): Tidak terdapat perbedaan yang siginifikan pada kemampuan mengarang mahasiswa sebelum dan setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe TTW dalam pembelajaran sakubun.

(Hk): Terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan mengarang mahasiswa sebelum dan setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe TTW dalam pelajaran pembelajaran sakubun.

1.3.2 Kriteria Pengujian

(15)

1.4 Manfaat Penelitian

Sutedi (2009, hlm. 15) menyebutkan bahwa manfaat penelitian adalah sebagai pemecah permasalahan yang muncul dan mencari solusinya. Dalam literatur yang sama disebutkan pula bahwa manfaat penelitian bahasa Jepang diharapkan tidak hanya dirasakan oleh peneliti tapi juga harus dirasakan oleh orang lain. Manfaat dalam penelitian ini terdiri dari empat bagian, yaitu manfaat dari segi teori atau teoritis, manfaat dari segi kebijakan, manfaat dari segi praktik, dan manfaat dari segi isu serta aksi sosial.

1) Manfaat teoretis. Manfaat teoretis dari penelitian ini tidak lain diharapkan dapat memberikan informasi mengenai penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe TTW dalam pembelajaran sakubun di departemen pendidikan bahasa Jepang tingkat III khususnya, FPBS dan dan UPI pada umumnya.

2) Manfaat dari segi kebijakan. Diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk permasalahan dalam pembelajaran mengarang di departemen pendidikan bahasa Jepang khususnya dan FPBS pada umumnya. Penelitian yang membahas mengenai menulis masih belum banyak diambil sebagai bahan penelitian. Mengingat aspek menulis merupakan salah satu aspek yang tidak mudah, terutama menulis dalam bahasa asing.

3) Manfaat praktis. Adapun manfaat praktis dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut: (1) Bagi mahasiswa departemen pendidikan bahasa Jepang tingkat III, diharapkan dapat mejadi jalan pemecahan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran sakubun; (2) Bagi penulis, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih dalam memberikan solusi bagi permasalahan yang ada dalam pembelajaran sakubun di departemen pendidikan bahasa Jepang, FPBS, UPI.

(16)

semakin memperbaiki kemampuan menulisnya sesuai dengan bahasa yang sedang dipelajarinya dan peka terhadap permasalahan yang dihadapi dan berusaha mencari solusinya.

1.5 Struktur Organisasi

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental kuasi (quasi experimental). Desain eksperimen menurut Arifin (2011, hlm. 76) merupakan suatu rancangan yang berisi langkah dan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan penelitian eksperimen, sehingga informasi yang diperlukan tentang masalah yang diteliti dapat dikumpulkan secara faktual. Beliau melanjutkan bahwa desain penelitian ini menggambarkan langkah-langkah lengkap yang perlu diambil jauh sebelum eksperimen dilakukan agar data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh dengan baik, dapat dianalisis secara objektif, dan dapat ditarik simpulan yang tepat sesuai dengan masalah yang diteliti.

Sedangkan metode penelitian eksperimental sendiri diartikan oleh Sutedi (2009, hlm. 64) sebagai salah satu metode yang memiliki tujuan untuk menguji efektivitas dan efesiensi dari suatu pendekatan, metode, teknik, atau media pengajaran dan pembelajaran, sehingga hasilnya dapat diterapkan jika memang baik, atau tidak digunakan jika memang tidak baik dalam pengajaran yang sebenarnya.

(18)

Eksperimen kuasi ini memiliki kemiripan dengan eksperimental murni jika dilihat dari pemanipulasian variabel indipenden yang dilakukan. Ada beberapa tujuan yang dimiliki eksperimen kuasi ini, disebutkan Arifin (2011, hlm.74) yaitu untuk memprediksi keadaan yang dapat dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya, tetapi tidak ada pengontrolan dan atau manipulasi terhadap seluruh variabel yang relevan. Karakteristik eksperimen ini adalah (a) tidak memungkinkan untuk mengontrol seluruh variabel yang relevan, kecuali hanya beberapa variabel; (b) perbedaan antara penelitian eksperimen murni dan eksperimen kuasi sangat kecil, terutama apakah manusia dilibatkan atau tidak sebagai subjek seperti dalam pendidikan; (c) meskipun penelitian tindakan memiliki status eksperimen kuasi, tetapi sering tidak formal, sehingga perlu mendapat pengakuan tersendiri.

Desain yang digunakan adalah One-Group Pretest And Posttest Design, yaitu suatu desain penelitian yang dilakukan untuk menilai satu

kelompok saja secara utuh. Desain penelitian ini tidak menggunakan kelompok pembanding (kontrol), tetapi pada penelitian ini dilakukan pengujian pertama (pretest) yang dapat digunakan untuk menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen (treatment), seperti yang dapat digambarkan di bawah ini.

X adalah perlakuan yang diberikan dan dilihat pengaruhnya dalam eksperimen ini. Sedangkan O1 adalah tes atau observasi yang dilakukan sebelum perlakuan diberikan. Dan O2 adalah tes atau observasi yang dilakukan setelah perlakuan diberikan. Pengaruh perlakuan X dapat diketahui dengan membandingkan antara hasil O1 dan O2 (Arifin, 2011, hlmn 79) .

(19)

3.2 Partisipan

Dalam KBBI, pengertian partisipan disebutkan sebagai orang yang ikut berperan serta dalam suatu kegiatan (pertemuan, konferensi, seminar, dsb). Partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat III departemen pendidikan bahasa Jepang tahun ajaran 2015-2016, FPBS UPI dengan jumlah populasi sebanyak 20 orang.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek, yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011, hlm. 80). Sedangkan menurut Arifin (2011, hlm. 215) populasi atau universe adalah keseluruhan objek yang diteliti, baik itu berupa orang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa departemen pendidikan bahasa Jepang tingkat III tahun ajaran 2015-2016, FPBS UPI.

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2011, hlm. 81) sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam literatur lain, Arifin (2011, hlm. 215) menyebutkan bahwa sampel merupakan sebagian dari populasi yang akan diselidiki atau dapat juga dikatakan bahwa sampel adalah populasi dalam bentuk mini (miniatur population).

(20)

3.4 Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data yang valid dan faktual, peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa tes dan angket, seperti yang akan dijelaskan di bawah ini.

3.4.1 Tes

Disebutkan Arifin (2011, hlm. 226) tes merupakan suatu teknik pengukuran yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden.

Dalam penelitian ini digunakan tes untuk mengetahui kemampuan awal mahasiswa sebelum dan sesudah diberikannya perlakuan. Tes ini dilakukan dua kali, yakni di awal dan di akhir penelitian. Berikut kisi-kisi pretest dan posttest.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Pretest Kompetensi

Dasar

Indikator Sumber Belajar

(21)
(22)

Tabel 3.2 Kisi-kisi Posttest Kompetensi

Dasar

Indikator Sumber Belajar Jepang sesuai dengan sendiri dalam bentuk

tulisan dengan tema:

恋っ 何

(23)

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Sakubun Aspek yang

Dinilai

Kriteria Penilaian

1 2 3 4 5

(24)

通対 ~

Aspek Isi Karangan d. Relevansi isi ungkapan yang telah ditentukan

Sama

Dengan penjelasan seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.4 Penjelasan Penilaian Sakubun

Nilai Penjelasan

1 Sangat kurang

(25)

3 Cukup

4 Baik

5 Sangat Baik

Nilai skor menggunakan skala 100, dengan rumus:

3.4.2 Angket

Arifin (2011, hlm. 228) mendefinisikan angket sebagai suatu instrumen penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk menjaring data atau informasi yang harus dijawab responden secara bebas sesuai dengan pendapatnya. Pertanyaan tersebut ada yang terbuka, ada yang tertutup, dan ada juga yang berstruktur.

Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa angket untuk mengetahui kesan responden terhadap metode pembelajaran kooperatif TTW dalam pelajaran sakubun.

Berikut teknik penilaian data angket yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini.

Keterangan:

P = persentase jawaban

f = frekuensi setiap jawaban pertanyaan

n = jumlah responden

P

=

x 100%

(26)

Dengan penafsiran data angket sebagai berikut:

Tabel 3.5 Interpretasi data angket Interval Persentase Interpretasi

0% Tidak seorang pun

1% - 5% Hampir tidak ada

6% - 25% Sebagian kecil

26% - 49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51% - 75% Lebih dari setengahnya

76% - 95% Sebagian besar

96% - 99% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya

(Amanda, R. 2014, hlm. 48)

Adapun kisi-kisi dari angket penelitian ini, yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.6 Kisi-kisi Angket

No Aspek yang Ingin

Diketahui

Nomor Soal

1 Kesan mahasiswa

terhadap mata kuliah bahasa Jepang

1, 2,

2 Kesan mahasiswa

terhadap mata kuliah sakubun

3,4

3 Masalah yang

dirasakan dalam mata kuliah sakubun

5,6

4 Kesan setelah

menggunakan

(27)

metode TTW

5 Harapan ke depan

dalam pelajaran sakubun

11,12,13

3.5 Prosedur Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, ada beberapa prosedur yang dilakukan, yaitu:

a. Kegiatan awal

1) Melakukan kajian pustaka dengan mengumpulkan materi dan teori yang relevan dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini. 2) Melakukan pendekatan kepada kelas yang akan menjadi objek

penelitian.

3) Membuat SAP penelitian. 4) Menyusun instrumen penelitian. 5) Menyusun jadwal penelitian.

Adapun jadwal penelitian dalam pelaksanaan treatment ini yaitu, sebagai berikut.

Tabel 3.7 Jadwal Penelitian

Penelitian Waktu Penelitian Tema Karangan Pertemuan

1

Kamis, 3 September 2015 (09.00 WIB –

09.40 WIB)

友達っ な

Pertemuan 2 Rabu, 9 September 2015 (08.40 WIB –

10.20 WIB)

子供の時の夢

Pertemuan 3 Jum’at, 11 September 2015 (10.20 WIB –

12.00 WIB)

い 人

(28)

2015 (13.00 WIB -14.40 WIB)

放 い

Pertemuan 5

Selasa, 15 September 2015 (14.40 WIB –

15.20 WIB)

恋っ 何 う

b. Kegiatan inti

1) Memberikan pretest.

2) Memberikan treatment sebanyak tiga kali. 3) Memberikan posttest.

c. Kegiatan akhir

1) Mengolah dan menguji data penelitian dengan menggunakan perhitungan.

2) Menafsirkan angket. 3) Membuat kesimpulan 4) Melaporkan hasil penelitian.

3.6 Analisis Data

Karena dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian One-Group Pretest and Posttest Design, maka perhitungan statistik untuk menguji

signifikasinya adalah sebagai berikut, 1. Mempersiapkan tabel perhitungan

Tabel 3.8 Tabel Persiapan Perhitungan

N X Y D d2

(29)

dengan keterangan sebagai berikut: N = jumlah subjek/sampel X = nilai pretest

Y = nilai posttest

d = nilai gain antara pretest dan posttest d2 = nilai gain yang dikuadratkan

M = nilai mean

2. Mencari nilai rata-rata (mean) kedua variabel dengan rumus:

dan

dengan keterangan sebagai berikut:

Mx = nilai mean hasil pretest

My = nilai mean hasil posttest

∑x = jumlah nilai keseluruhan hasil pretest

∑y = jumlah nilai keseluruhan hasil postest

N = jumlah sampel

(Sutedi, 2009, hlm.218)

Setelah nilai rata-rata ditemukan, kemudian nilai ditafsirkan dengan melihat standar penilaian UPI.

Tabel 3.9 Standar Penilaian UPI

Angka Keterangan

86 - 100 Baik sekali

76-86 Baik

66-75 Cukup

(30)

56-65 Kurang

46-55 Kurang sekali

36-45 Gagal

3. Mencari gain (d) antara pretest dan posttest

4. Mencari nilai mean gain (d) dari perbedaan pretest dan posttest, dengan rumus sebagai berikut,

dengan keterangan sebagai berikut,

Md = nilai mean gain dari pretest dan posttest d = keseluruhan nilai gain (normalized) N = jumlah sampel penelitian

5. Mencari jumlah kuadrat deviasi

dengan keterangan:

∑x2d = jumlah kuadrat deviasi

∑d2 = jumlah gain setelah dikuadratkan

∑d = jumlah gain

N = jumlah sampel Md = d = posttest pretest

(31)

6. Mencari nilai t-hitung dengan rumus sebagai berikut,

dengan keterangan:

Md = nilai mean gain dari perbedaan pretest dan posttest (posttest-pretest)

∑x2

d = jumlah kuadrat deviasi N = jumlah sampel penelitian d.b = ditentukan dengan N-1

(Arikunto, 2010, hlm. 349)

7. Memberikan interpretasi terhadap nilai t hitung

8. Menguji kebenarannya dengan membandingkan nilai t tabel db = N – 1

(Sutedi, 2011, hlm. 232)

3.7 Menghitung data angket

Keterangan:

P = persentase jawaban

f = frekuensi setiap jawaban pertanyaan

n = jumlah responden

t =

P

=

(32)

3.8 Pembahasan hasil pengolahan data

(33)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

1. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa. 1) Berdasarkan hasil pretest deketahui bahwa kemampuan menulis

karangan mahasiswa sebelum diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe TTW masuk dalam kategori kurang.

2) Kemudian berdasarkan hasil posttest deketahui bahwa kemampuan menulis karangan mahasiswa setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe TTW dalam pembelajaran sakubun mengalami peningkatan dan masuk dalam kategori cukup baik.

3) Berdasarkan perhitungan statistik diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis karangan mahasiswa sebelum dan setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe TTW dalam pembelajaran sakubun.

4) Berdasarkan hasil analisis data angket, mahasiswa memberikan respon yang positif terhadap metode pembelajaran kooperatif tipe TTW dalam pembelajaran sakubun.

2. Implikasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diimplikasikan bahwa:

1) Metode pembelajaran kooperatif tipe TTW dapat membantu mahasiswa dalam mengungkapkan pendapatnya ke bentuk tulisan serta mendorong mahasiswa untuk mencari solusi dari permasalahan yang ada.

(34)

3) Metode ini juga berimplikasi dapat meningkatkan antusiasme dan minat belajar mahasiswa dalam pelajaran sakubun dengan menggunakan tema-tema yang menarik.

3. Rekomendasi

Penelitian metode TTW terbukti dapat memberikan perubahan pada hasil karangan mahasiswa. Sehingga peneliti memberikan rekomendasi sebagai berikut.

a. Kepada pengajar bahasa Jepang:

(1) Metode ini terbukti efektif untuk menjadi alternatif permasalahan dalam mata kuliah sakubun.

(2) Bagi pengajar yang akan menggunakan metode TTW, disarankan untuk menyediakan bacaan dengan permasalahan open-ended, yaitu bacaan yang dapat membuat siswa aktif mengemukakan pendapatnya. Seperti memberikan solusi mengenai permasalahan dari bacaan tersebut.

(3) Bagi pengajar yang akan menggunakan metode TTW, disarankan untuk menyediakan tema yang menarik dan yang biasa ditemui dalam kegiatan sehari-hari.

(4) Metode ini dapat juga diuji cobakan pada mata pelajaran selain sakubun.

b. Bagi peneliti selanjutnya:

(1) Disarankan untuk melakukan studi pendahuluan mengenai metode ini, agar dapat menguasai metode TTW dengan baik. (2) Kepada pihak yang akan menggunakan metode TTW disarankan

untuk aktif pada saat dilakukan proses pengamatan terhadap sampel penelitian.

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H. (1994). Kamus Besar Bahasa Indonesia. (edisi ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.

Amanda, R. (2013). Efektivitas Model Proyek Respon Kreatif dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Bahasa Jepang (Penelitian Kuasi Eksperimen

Terhadap Mahasiswa Tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI

Tahun Ajaran 2013/2014). (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Amelia, T. (2013). Penerapan Metode Peer Response Terhadap Kemampuan Menulis Sakubun Mahasiswa (Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Mahasiswa Tingkat II

Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Akademik 2013/2014). (Skripsi).

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Aneros, N. (2012). Pendekatan CTL (Contextual Teaching & Learning). Jurnal Bahasa Asing, hlm. 63-77.

Aprilia, R. S. (2008). Efektivitas Strategi “Think Talk Write” (TTW) untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman (Studi Eksperimen Kuasi

Kepada Siswa Kelas IX IPA SMA PGRI 2 Bandung. (Skripsi). Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. (edisi revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

(36)

Dahidi, A. (2004). Ihwal Pembelajaran Menulis (Sakubun) di Program Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI. Jurnal Bahasa Jepang, hlm.1-10.

Febrianty, Fenny. (2009). Penerapan Teknik Dikte dalam Pengajaran Sakubun I di Universitas Komputer Indonesia. Jurnal Bahasa Jepang, hlm.1-5.

Hidayah, A. N. (2012). Efektivitas Metode Cooperative Learning Teknik Think Pair Share Dalam Pembelajaran Sakubun (Penelitian Eksperimen Terhadap Mahasiswa

Tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI Tahun Ajaran 2011-2012).

(Skripsi). Universitas Pendidikan Bahasa Jepang, Bandung.

Huda, M. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Jogjakarta: Pustaka

Pelajar.

Indriani.“Makin Banyak yang Belajar Bahasa Jepang.” 5 April 2015.

http://antaranews.com/berita/385687/makin-banyak-yang-belajar-bahasa-jepang

Kiriko, K. (2003). Goiryoku Gungun Ichinichi Juuppun. Jepang: 3A Corporation.

Kholilatul, I. (2009). Perbedaan Pengetahuan dan Sikap Wanita Terhadap Pemeriksaan PAP SMEAR Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Tentang PAP SMEAR di RB Rudi

Rahayu Kelurahan Tandang Kecamatan Tembalang Kota Semarang Tahun 2009.

(TA). Universitas Muhammadiyah Semarang, Semarang. Tidak diterbitkan.

Gie, T. L. (1992). Pengantar Dunia Karang Mengarang. Jogjakarta: Liberty.

Marliyana, H. (2013). “Efektivitas Metode “Think Talk Write” dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Mahasiswa (Studi Eksperimen Kuasi Terhadap

Mahasiswa Tingkat Dua Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang). (Skripsi).

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

(37)

X-MA Al-Ihsan Baleendah Bandung Tahun Ajaran 2014/2015). (Skripsi). Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Kamus Pelajar SLTA. Bandung: Rosda.

Seto, A. (2013). Ichinichi ichidoku mezasou. Tidak diterbitkan.

Sudjianto. Dahidi, A. (2012). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc Publishing.

Sudjianto. (2012). Metode Pengajaran Menulis. Jurnal Bahasa Jepang, hlm. 1-11.

Sutedi, D. (2009). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: UPI Press.

Sutedi, D. (2008). Mengatasi Masalah dalam Pembelajaran Sakubun. Jurnal Bahasa Jepang, hlm. 1-14.

Tarigan, H. G. (2008). Menulis Sebagai Aspek Keterampilan Berbahasa Edisi Revisi. Bandung: Angkasa.

Tribble, C. (1996). Writing. United Kingdom: Oxford University Press.

Wulan, P. A. (2012). Efektivitas Pelatihan Hiragana dan Katakana Menggunakan Permainan Match Card. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Wicaksono, R. S. (2011). Desain Penelitian Menggunakan Quasi Experiment. (Tesis). Universitas Negeri Malang. Tidak diterbitkan.

Zulkarnaini. (2011). Metode Kooperatif Tipe Think Talk Write Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Dan Berpikir Kritis. (Skripsi). Universitas

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-kisi Pretest
Tabel 3.2 Kisi-kisi Posttest
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Sakubun
Tabel 3.4 Penjelasan Penilaian Sakubun
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis data dapat diketahui bahwa : 1) Hasil penelitian telah memenuhi kriteria uji validitas, uji reliabilitas dan uji asumsi klasik dimana tidak terdapat masalah

penambahan kapasitas di lokasi yang berbeda pada sistem setempat antara badan usaha pemegang IUPL atau badan usaha baru yang dibentuk oleh pengembang yang berminat.. Peminat

Dalam penulisan ilmiah ini, penulis membuat situs (website) dengan menggunakan program aplikasi Macromedia Flash MX, dengan tujuan membantu bagi para penggemar anime dan manga

meningkatkan kemampuan menyimak adalah media yang dapat menarik minat siswa.. untuk membiasakan diri mendengar bahasa Jerman, media yang kaya

Menyimpan arsip foto positif dalam amplop kertas berukuran besar yang terbuat dari bahan yang kandungan asanya rendah.. Pemeliharaan arsip moving audio

Sehingga para anggota rapat tidak perlu takut tidak ke bagian jalur transmisi karena dengan penambahan acces point tersebut daya tampung semakin besar, para anggota juga cukup duduk

Untuk masing-masing proses pentransferan da- ta menggunakan rumus pada proses perhitungannya, yaitu dengan cara membagi ukuran data dengan waktu transfer yang didapat.

dianggap tepat untuk menggambarkan mengenai keadaan di lapangan yaitu.. mengenai materi apa saja yang dipelajari pada kegiatan ekstrakurikuler seni. tari, bagaimana pelaksanaan