• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

47

METODOLOGI

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat dalam referensi-referensi tentang beton EPS dan filler fly ash. Penggunaan EPS pada campuran beton dapat menurukan berat jenis dan kekuatan dari beton. Untuk meningkatkan kekuatan beton dapat menggunakan fly ash sebagai bahan tambah dalam campuran beton. Berdasarkan referensi-referensi yang didapatkan dari studi literatur maupun dari jurnal, maka diidentifikasi permasalahan yang akan dilakukan dalam penelitian ini.

Setelah identifikasi masalah, mulai mengumpulkan referensi baik berupa jurnal, laporan skripsi, artikel, buku, website atau blog dari internet, dan sebagainya tentang beton EPS (styrocon) dan fly ash yang nantinya akan digunakan dalam penelitian. Selain itu, digunakan juga peraturan-peraturan atau standar untuk penelitian ini yaitu SNI 03-2834-2000, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal dan SNI 03-2847-2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.

Penelitian ini dilakukan untuk menentukan komposisi optimum campuran beton EPS dengan fly ash berdasarkan nilai kuat tekan tertinggi dengan berat jenis yang kecil dari benda uji. Tahap-tahap penelitian ini sesuai dengan bagan alir penelitian berikut ini:

(2)
(3)

3.2 Material yang Digunakan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Semen Portland

Semen portland yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen portland tipe I merek Tiga Roda.

b. Agregat Kasar

Agregat kasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah batu pecah berukuran maksimum 40 mm. Agregat tersebut lolos saringan 76 mm (3") dan tertahan pada saringan 4,76 mm (no. 4).

c. Agregat Halus

Agregat halus yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasir alam yang lolos saringan 4,76 mm (no. 4).

d. Air

Air yang digunakan dalam penelitian ini adalah air bersih dari Laboratorium Beton Jurusan Teknik Sipil Binus University.

e. EPS

EPS atau styrofoam yang digunakan dalam penelitian ini adalah EPS baru berdiameter 1-2 mm dan berat jenis 16-27 kg/m3.

f. Fly Ash

Fly ash yang digunakan adalah fly ash tipe F yang berasal dari sisa pembakaran batubara pada PLTU.

(4)

3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel beton dengan cara setiap komposisi campuran beton dibagi menjadi 3 buah yang akan diuji pada umur beton 28 hari. Jumlah benda uji atau sampel sebanyak 72 buah.

Tabel 3.1 Teknik Pengambilan Sampel

No. Kadar EPS Kadar Fly Ash Jumlah Benda Uji

Silinder Jenis Pengujian

(Sampel) (%) (%) Hari ke-28 1 0% 0 3 Kuat Tekan 2 7,5% 3 Kuat Tekan 3 10% 3 Kuat Tekan 4 12,5% 3 Kuat Tekan 5 15% 3 Kuat Tekan 6 17,5% 3 Kuat Tekan 7 10% 0% 3 Kuat Tekan 8 7,5% 3 Kuat Tekan 9 10% 3 Kuat Tekan 10 12,5% 3 Kuat Tekan 11 15% 3 Kuat Tekan 12 17,5% 3 Kuat Tekan 13 20% 0% 3 Kuat Tekan 14 7,5% 3 Kuat Tekan 15 10% 3 Kuat Tekan 16 12,5% 3 Kuat Tekan 17 15% 3 Kuat Tekan 18 17,5% 3 Kuat Tekan 19 30% 0% 3 Kuat Tekan 20 7,5% 3 Kuat Tekan 21 10% 3 Kuat Tekan 22 12,5% 3 Kuat Tekan 23 15% 3 Kuat Tekan 24 17,5% 3 Kuat Tekan

(5)

3.4 Pembuatan Benda Uji

Benda uji yang digunakan dalam penelitian berbentuk silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm dengan kuat tekan beton yang dinyatakan dalam satuan MPa (SNI 03-2847-2002, pasal 3.33, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung). Langkah-langkah pembuatan benda uji sebagai berikut:

a. Bahan-bahan dan peralatan disiapkan. Lakukan pembersihan cetakan silinder dan pelapisan dinding dalam silinder dengan oli agar cetakan beton dapat mudah dilepaskan.

Gambar 3.2 Cetakan Silinder

b. Timbang bahan campuran beton yang telah ditentukan sesuai komposisi yang telah dihitung.

(6)

c. Setelah bahan campuran beton ditimbang, lakukan pengadukan beton menjadi beton segar.

Gambar 3.4 Mesin Penganduk Beton

d. Lakukan pengujian nilai slump beton sebelum melakukan pencetakan beton.

Gambar 3.5 Uji Slump Beton

e. Selanjutnya masukan adukan beton segar ke dalam cetakan beton secara bertahap, yaitu setiap 1/3 lapisan dari cetakan silinder.

f. Setiap lapisan dipadatkan dengan cara dirojok sebanyak 25 kali dengan menggunakan rod (besi perojok).

g. Setelah tiap lapisan selesai dirojok sampai cetakan terisi penuh adukan beton, permukaan adukan beton diratakan dengan besi perojok.

(7)

h. Benda uji kemudian didiamkan selama 24 jam sampai benda uji telah padat dan keras.

i. Setelah 24 jam cetakan beton dapat dibuka untuk kemudian dilakukan proses perawatan. Proses perawatan benda dengan cara merendam benda uji dalam bak air.

Gambar 3.6 Perawatan Benda Uji

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian dengan cara mengumpulkan atau mencatat data nilai kuat tekan dan berat jenis dari benda uji pada umur 28 hari. Data-data tersebut akan dianalisis perbandingan kuat tekan dan berat jenis beton EPS dengan fly ash terhadap beton normal. Penelitian ini menggunakan 3 variabel data penelitian yaitu:

a. Variabel bebas atau penyebab (independent variables)

Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau memengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah persentase EPS yang digunakan

(8)

sebagai substitusi parsial pasir dan persentase fly ash sebagai filler campuran beton.

b. Variabel terikat atau tergantung (dependent variables)

Variabel terikat adalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, atau tidak muncul, atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kebutuhan pasir dalam campuran beton, kuat tekan dan berat jenis beton.

c. Variabel kontrol atau kendali (control variables)

Variabel kontrol adalah variabel yang diusahakan untuk dinetralisasi oleh peneliti. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah umur pengujian beton, kebutuhan semen, agregat kasar, dan air pada campuran beton.

3.6 Pengujian Beton

Pengujian beton dilakukan untuk mengetahui kuat tekan dan berat jenis beton yang menggunakan EPS atau styrofoam sebagai substitusi parsial pasir dengan persentase 0%, 10%, 20%, 30% dari berat agregat halus, dan fly ash sebagai filler campuran beton dengan persentase 0%, 7,5%, 10%, 12,5%, 17,5% dari berat semen. Benda uji yang berbentuk silinder dengan ukuran diameter 150 mm dan tinggi 300 mm diuji dengan menggunakan alat universal testing machine for concrete. Langkah pengujian beton sebagai berikut:

• Benda uji ditimbang terlebih dahulu untuk mendapatkan berat benda uji. • Selanjutnya letakan benda uji pada alat universal testing machine for concrete

(9)

• Lalu catat nilai beban uji maksimum (P) dengan memperhatikan jarum manometer yang bergerak naik saat pengujian.

• Beban uji maksimum (P) didapat berdasarkan nilai pembacaan jarum manometer maksimum (sampai benda uji hancur).

Gambar 3.7 Universal Testing Machine For Concrete 3.6.1 Berat Jenis Beton

Berat jenis beton adalah perbandingan antara berat beton dengan volume beton. Berat jenis beton dihitung dengan rumus:

...(3.1)

Dimana:

BJBeton = Berat jenis beton (kg/m3)

WBeton = Berat beton sesuai timbangan (kg) VBeton = Volume beton (m3)

3.6.2 Kuat Tekan Beton

Kuat tekan beton adalah perbandingan antara beban uji maksimum dengan luas penampang melintang beton. Kuat tekan beton dihitung dengan rumus:

(10)

Dimana:

f’c = Kuat tekan beton (MPa) P = Beban uji maksimum (N)

ABeton = Luas penampang melintang beton (mm2) 3.6.3 Deviasi Standar

Deviasi standar menunjukan seberapa baik mutu pelaksanan penelitian yang dilakukan. Deviasi standar dihitung dengan rumus:

1 n ) ' f ' f ( s n 1 2 cr c − − =

...(3.3) Dengan: s = Deviasi standar

f’c = Kuat tekan masing-masing hasil uji (MPa) f’cr = Kuat tekan beton rata-rata (MPa)

n = Jumlah hasil uji kuat tekan

Hasil deviasi standar ini dibandingkan dalam tabel 3.2 mengetahui mutu pelaksanaan penelitian ini.

Tabel 3.2 Mutu Pelaksanaan Diukur Dengan Deviasi Standar Variasi Keseluruhan Kelas Operasi

Deviasi Standar Untuk Standar Konrol Yang Berbeda (kg/cm2)

Terbaik Sangat

Baik Baik Cukup Kurang

Pengujian Konstruksi Umumnya < 28,1 28,1 - 35,2 35,2 - 42,2 42,2 - 49,2 > 49,2 Percobaan Laboratorium < 14,1 14,1 - 17,6 17,6 - 21,1 21,1 - 24,6 > 24,6

Gambar

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian
Tabel 3.1 Teknik Pengambilan Sampel
Gambar 3.2 Cetakan Silinder
Gambar 3.4 Mesin Penganduk Beton
+4

Referensi

Dokumen terkait

pembagian pada bilangan pecahan memiliki kaitan yang erat dengan perkalian pada bilangan pecahan. Hal ini dapat dilihat dari definisi pembagian pada bilangan

Berbagi link melalui note dapat dilakukan oleh guru Anda, kawan-kawan Anda, maupun Anda sendiri. Apabila Anda ingin berdiskusi atau menanyakan sesuatu melalui website

Sasaran Prioritas dalam Pelayanan Program PAUD dan Dikmas pada Wilayah Koordinasi Kerja Balai .... Kerangka Implementasi Program PAUD dan

Some photos of the stress distributionof aluminum alloy (1.25 mm) can be seen at Figure 12 (a), (b), (c) and (d) which were occuring in the headform impact area starting from t = 0

Dari hasil penelitian tersebut dianjurkan ibu bersalin untuk memenuhi kebutuhan kalorinya sebagai upaya untuk mengurangi penggunaan energy cadangan yang diperlukan

Hasil pengujian analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan interaksi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap laju tumbuh tanaman bawang merah, namun perlakuan

Berdasarkan analisis didapatkan bahwa PDRB sektor pertanian, tenaga kerja sektor pertanian, luas lahan sawah serta produksi tanaman pangan tertinggi di Jawa Timur adalah

Mengetahui spesifikasi perangkat yang dibutuhkan untuk membangun sistem pendingin absorpsi untuk inlet air turbin gas pada PLTGU yang ditinjau dengan memanfaatkan waste